PROPOSAL
Oleh :
ALFATIAH AKBAR
2013101002
A. Latar Belakang
maupun disektor lainnya yang akan melanjutkan perjalanan Negara ini, maka anak
harus menjadi prioritas pemerintah dalam memperbaiki taraf hidup mereka, baik
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
menjamin terpenuhinya hak anak. KLA yang pada dasarnya diperkenalkan oleh
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang terencana secara menyeluruh dan
terpenuhinya hak dan perlindungan anak (L. Rosalin et al., 2015). Secara umum,
tujuan KLA adalah untuk memenuhi hak dan melindungi anak, secara khusus
upaya transformasi Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child)
yang ditujukan untuk pemenuhan hak dan perlindungan anak (PHPA), pada suatu
Konsep KLA (child friendly city) di suatu kota mampu memberikan suatu
budayanya dalam arti yang luas, berpartisipasi dalam merencanakan kota tempat
dari polusi (Riggio, 2002). Whitzman et al. (2010) berpendapat bahwa KLA
adalah praktik yang berfokus pada hak anak atas ruang publik, dengan pendekatan
kesehatan masyarakat yang lebih terbatas yang menekankan pada risiko relatif
lalu lintas dan penculikan oleh orang asing dikarenakan ketidakaktifan secara
fisik.
Setiap Kabupaten/Kota dapat dikategorikan sebaga KLA apabila telah
memenuhi hak anak yang diukur dari 31 indikator KLA yang dibagi dalam 1
kelembagaan dan lima klaster (Darmayanti & Lipoeto, 2020). Salah satu klaster
dalam indikator KLA adalah klaster hak dasar dan kebebasan, yang merupakan
salah satu hak yang sangat penting bagi anak. Penelitian KLA Kluster hak dasar
dan kebebasan ini telah dilakukan oleh Ilosa & Rusdi (2020) dengan judul
Analisis Pelaksanaan Program Kota Layak Anak (KLA) Dalam Memenuhi Hak
Sipil Dan Kebebasan Anak Di Kota Pekanbaru dengan hasil bahwa pemenuhan
hak-hak sipil dan kebebasan anak di kota Pekanbaru selama ini berjalan lebih baik
dari sebelumnya dengan kendala dalam proses pelaksanaannya adalah dari faktor
Hak identitas bagi anak merupakan hak dasar yang seharusnya dapat
dipenuhi dengan baik yaitu Akte kelahiran. Anak yang lahir wajib memiliki nama
dan terdaftar sebagai warga negara. Memiliki nama memang menjadi penting dan
dapat dipenuhi, namun dalam hal meregisterkan atau mendaftarkan anak sebagai
warga negara ini yang masih belum banyak dipenuhi (Kertati, 2017). Ketika anak
pekerja anak, menjadi korban perdagangan anak dan juga rentan mengalami
adopsi ilegal (Purnamasari, 2021). Eksploitasi anak banyak terjadi beberapa tahun
belakangan ini, yang menjadikan anak sebagai korban (Elizabeth & Hidayat,
2016).
perdagangan orang dan eksploitasi terhadap anak mencapai 147 kasus selama
tahun 2021 (Rachman, 2022). Untuk itu, pentingnya anak untuk dicatatkan dan
mendapatkan kutipan akta kelahiran karena ini merupakan hak dasar anak melekat
pada setiap anak dan wajib dipenuhi oleh Negara (Kementerian Pemberdayaaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, 2020). Akte Kelahiran merupakan salah satu
pembuatan Kartu Identitas Anak yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak,
yang terdiri dari Kartu Identitas Anak terdiri dari dua jenis, yakni untuk anak usia
0-5 tahun dan 5-17 tahun. Kebijakan inilah yang mendasari kepemilikan Kartu
(2018) di Kota Bandung dengan hasil yang menunjukkan bahwa Kota Layak
Anak sudah mengacu pada pendekatan yang sudah ditetapkan dalam PERMEN
PPPA No.11 tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kota Layak Anak.
namun masih banyak anak di Kota Bandung yang belum memiliki akta kelahiran
suatu program yang dapat mempercepat kepemilikan akta kelahiran jemput bola.
cakupan akta kelahiran di 29 negara lebih dari 90% dan di di 36 negara di bawah
50%, menunjukkan bahwa lebih dari separuh balita yang disurvei di negara-
negara tersebut tidak memiliki akta kelahiran yang disebabkan oleh faktor
Provinsi 2019-2021 yang dikutip dari Website resmi Badan Pusat Statistik (BPS),
didapatkan bahwa anak yang memiliki akte kelahiran di Indonesia sebesar 86,01
% tahun 2019, pada tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 2,10% anak yang
peningkatan hanya sebesar 0,31% anak yang memiliki akte kelahiran di Indonesia
2022). Untuk Provinsi Sumatera Barat persentase anak yang memiliki akte
kelahiran tahun 2021 sebesar 91,38% (Badan Pusat Statistik, 2022). Angka ini
belum sesuai dengan Ukuran dari Indikator Klaster 1 KLA yaitu Persentase anak
yang diregistrasi dan mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran yaitu semua anak
Selain indikator Hak Identitas (akte kelahiran), klaster hak dasar dan
kebebasan juga diukur dengan indikator Forum Anak. Sebagai upaya lain untuk
tingkat regional dan internasional (Alviana et al., 2021). Peningkatan peran Forum
Anak sebagai pelopor dan pelapor dalam upaya pemenuhan hak dan perlindungan
khusus anak, karena partisipasi anak merupakan bagian dari proses tumbuh
kembang anak. Anak yang aktif tumbuh kembang fisik dan mentalnya akan lebih
baik. Anak yang aktif memerlukan ruang kesempatan dan kondisi lingkungan,
sarana, dan prasarana yang mendukung. Untuk memenuhi hak partisipasi anak
Anak, 2019).
di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda telah terlaksana dengan cukup baik.
forum anak, masih kurangnya partisipasi orangtua anak dan anak-anaknya untuk
dimiliki Pemerintah Kecamatan Sungai Pinang untuk membina satuan tugas untuk
forum anak.
Evaluasi Kebijakan Kota Layak Anak (KLA) dalam Pemenuhan Klaster Hak Sipil
dan Kebebasan di Kota Semarang dengan hasil bahwa pemenuhan klaster hak
sipil dan kebebasan pelaksanaan kebijakan Kota Layak Anak di Kota Semarang
belum memenuhi target dikarenakan belum adanya penguatan bagi forum anak,
stagnansi penyediaan informasi yang layak anak, serta capaian penerbitan akta
kelahiran yang tidak mencapai target menjadi poin utama evaluasi dan kurangnya
daerah, kurangnya sumber daya yang dimiliki, serta regulasi yang menjadi
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat yang
penilaian strata tingkat Pratama pada tahun 2015, 2017 dan 2018. Peraturan
Bukittinggi. Kebijakan tersebut secara spesifik tertuang pada Bab X pasal 28 yang
menyatakan bahwa untuk mewujudkan pemenuhan hak anak secara terpadu dan
pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Hal ini diatur dalam keputusan Walikota
Kota Layak Anak Kota Bukittinggi tahun 2018-2021 (Darmayanti & Lipoeto,
2020).
Kesehatan Kota Bukittinggi pada tahun 2018 menunjukkan bahwa cakupan kartu
Identitas anak Semester I tahun 2021 sebesar 50,81% dan cakupan anak (umur 0-
18 tahun) yang memiliki akte kelahiran Semester I tahun 2021 sebesar 95,07%
Kurangnya cakupan kartu Identitas dan anak cakupan anak (umur 0-18 tahun)
yang memiliki akte kelahiran dari jumlah data yang ada merupakan sebuah
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016, adalah identitas resmi anak sebagai
bukti diri anak yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah yang
Indikator Klaster pertama KLA tidak hanya pada Persentase anak yang
diregistrasi dan mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran atau KIA akan tetapi
fasilitas informasi layak anak, persentase Forum anak dan kegiatan peningkatan
kapasitas Forum Anak. Berdasarkan data yang diperoleh pada 19 April 2022 dari
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi sebagai data awal diperoleh
bahwa forum anak di Kota Bukittinggi belum terlihat perannya sehingga indikator
kedua pada Klaster pertama KLA belum Optimal. Sedangkan pada data akses
memenuhi hak anak adalah anak mendapatkan hak sipil dan kebebasannya karena
ini salah satu hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah dalam membantu orang
tua untuk memenuhi hak anak sejak baru dilahirkan dalam mendapatkan akta
diatur oleh pemerintah dimana jaminan kesehatan untuk ibu hamil didapatkan
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Syarat pengurusan kartu BPJS kesehatan anak
salah satunya adalah akte kelahiran anak. Selanjutnya, Indikator Klaster 1 KLA
adalah hak akses informasi yang layak dengan penyediaan fasilitas dan sarana
memadai agar anak-anak mendapatkan informasi yang layak anak sesuai dengan
tumbuh kembangnya.
mendapatkan penghargaan KLA Tingkat Madya pada tahun 2019, yang mana
tersertifikasi yaitu Taman SBY yang berlokasi di depan Taman Makam Pahlawan
Gulai Bancah yang merupakan salah satu pelaksanaan indikator Forum anak
(Yulman, 2019).
Penghargaan Kategori Madya yang Bukittinggi raih tak lepas dari peran
serta OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Forum Anak, masyarakat, serta anak-
KLA yang dinilai klaster pertama yaitu Hak sipil dan kebebasan. Hak sipil dan
kebebasan merupakan hak paling mendasar yang harus dimiliki oleh anak dan
harus dipenuhi oleh Pemerintah yaitu hak atas identitas dengan memastikan
anak. Hak partisipasi anak yang sejatinya untuk melibatkan anak agar berperan
akitf dimaksudkan supaya anak dapat bertanggung jawab dan menikmati hasil
pertama yaitu Hak Sipil dan kebebasan anak, karena apabila Hak sipil dan
Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni Budaya, serta Klaster kelima
Perlindungan Khusus tidak akan terpenuhi. Maka dalam penelitian ini, Penulis
2022”.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana implementasi Klaster Pertama; Hak Sipil dan
Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi tahun 2022
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
2. Tujuan Khusus
paling berpengaruh dalam pemenuhan hak anak klaster hak sipil dan
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak
dari implementasi Kota Layak Anak klaster Hak Sipil dan Kebebasan
D. Manfaat Penelitian
Bukittinggi.
penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Klaster Pertama; Hak Sipil Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota
Bukittinggi tahun 2022 yang akan dilaksanakan pada bulan April - Juli tahun
2022. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed
deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu 10 orang Informan
(1 orang Koordinator dan 9 orang Anggota Gugus Tugas Kota Layak Anak Kota
Bukittinggi Bidang Hak Sipil dan Kebebasan) dan responden (anak usia 0-18
tahun) dengan pengambilan sampel secara stratified random sampling pada setiap
A. Konsep Implementasi
1. Definisi Implementasi
atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang,
perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana yang telah disusun
jauh jauh hari sebelumnya, sehingga sudah ada kepastian dan kejelasan akan
juga sebagai salah satu aktivitas dalam proses kebijakan publik, sering
sebuah perencanaan.
ditetapkan oleh suatu lembaga atau badan tertentu untuk mencapai satu tujuan
aktor sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai
sasaran, bisa positif (intended) atau bisa juga negatif (unintended)”. Umumnya
model Top Down yang salah satunya dikemukakan oleh Van Meter dan
individuals (and grousp) that are directed at the achievement of goals and
atau alur. Model Smith ini memandang proses implementasi kebijakan dari
saja) atau sebaliknya akan merugikan. Dalam konteks teori semacam itu,
3. Fungsi Implementasi
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat berkerja secara efektif
dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
juga harus diinformasikan mengenai apa yang menjadi tujuan dan sasaran
b. Sumber Daya
kejelasan informasi, juga ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki oleh
2020).
c. Disposisi
d. Struktur Birokrasi
(Pramono, 2020).
kebijakan;
motor
2002).
B. Konsep Kota Layak Anak
1. Pengertian KLA
hak untuk dapat berperan dalam lingkungan hidup bermasyarakat, hak untuk
mendapatkan air bersih dan akes terhadap sanitasi, hak terlindungi dari
eksploitasi dan kekejaman, hak untuk bermain dengan temannya, hak untuk
hidup dilingkungan bebas polusi, dan hak untuk mendapatkan akses setiap
menemukan bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang
mempunyai: komuniti yang kuat secara fisik dan sosial, komuniti yang
mempunyai aturan jelas dan tegas, adanya pemberian kesempatan pada anak,
2. Kebijakan KLA
dan
tersebut adalah:
a. konsep KLA
b. hak anak
Perlindungan Anak.
c. kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal yang paling baik
meliputi:
e. perlindungan khusus.
7. Strategi Pengembangan KLA
pembangunan;
a. Pendekatan bottom-up
kabupaten/kota.
c. Pendekatan Kombinasi
layak bagi anak yang dimulai dari tingkat keluarga, atau RT/RW, atau di
a) Perangkat Daerah
b) Perwakilan Anak
c) Lembaga legislative
d) Lembaga yudikatif
e) Dunia usaha
g) Masyarakat
a) Mengembangkan kebijakan
Anak Kota.
Skema 2.1
Tahap Pengembangan KLA
dan tim teknis. Gugus Tugas adalah lembaga koordinatif yang beranggotakan
wakil dari unsur eksekutif, dan yudikatif yang membidangi anak, perguruan
anak;
anak; dan
i. melakukan evaluasi, monitoring, pelaporan KLA;
sesuai kewenangannya.
menjadi layak anak terdiri dari 31 (tiga puluh satu) Indikator Pemenuhan Hak
kecamatan.
Akta Kelahiran;
peningkatan kesejahteraan;
budaya.
memperoleh pelayanan;
(restorative justice);
hakikat dari keberadaan seorang manusia Arti kata sipil adalah kelas yang
sebagai berasal dari hukum alam, dan bukan sebagai karunia hakim utama
a. hak hidup;
setelah lahir dan keharusan mempunyai nama, dan hak anak atas
kewarganegaraan;
Hak sipil dan kebebasan bagi anak adalah bagian dari hak anak yang
Hak sipil dan kebebasan anak terdiri dari beberapa hak yang diatur
dimiliki setiap orang dan statusnya sebagai warga dari suatu negara
2) Mempertahankan Identitas
dengan cepat jati dirinya. Hal ini sebagai langkah awal bagi anak
wajar.
kontinyuitas pelayanan.
2016).
b. Hak Kebebasan
keturunan.
a. Hak Sipil
Arti penting dari hak sipil tersebut yang terdapat dalam akte
2) Bagi anak
sebagai berikut :
eksploitasi seksual
b. Hak Kebebasan
mereka
untuk dipertimbangkan.
beragama.
damai.
keturunan.
b) Bagi anak adalah untuk mengenal, memahami dan melatih
pribadinya.
Kelahiran.
secara bebas bea yaitu mulai dari saat pelaporan hingga diberikannya
yang berhak. Jumlah anak usia 0-18 tahun yang dimaksud adalah jumlah
dari seluruh anak yang baru lahir hingga anak berusia 18 tahun, termasuk
anak yang berkebutuhan khusus (ABK) dan anak dari kelompok rentan
adanya layanan bagi anak terlantar, panti atau dari kelompok rentan
administrasi kependudukan lainnya; mendekatkan layanan hingga
bencana yang memenuhi kriteria layak anak, yaitu bebas pelanggaran hak
kategori yaitu:
wilayah masyarakat.
bebas), maka yang didata hanya yang tersedia dalam bentuk akses
atau unit), baik melalui unit dampingan (misalnya pada PAUD atau
pemutaran/peminjaman multimedia
inisiatif dan dikelola oleh anak itu sendiri, untuk mengembangkan bakat,
minat dan kemampuan. Kelompok anak bisa beragam bentuk, yang pada
D. Kerangka Teori
A. Alur Pikir
Dari kerangka pikir diatas, alur pikir yang digunakan pada penelitian ini
Input:
Proses: Output:
- Kebijakan
- SDM - Perencanaan Pelaporan capaian
- Dana - Pelaksanaan KLA Kota
- Sarana - Monitoring& Bukittinggi Tahun
Prasarana Evaluasi 2022
Pelaksanaan Indikator
Klater 1 pada anak usia 0-18
\
Tahun di Kota Bukittinggi
Tahun 2022
Faktor yang
1.Kepemilikan akte kelahiran mempengaruhi
2.Tersedianya Fasilitas Informasi
- Biaya
Layak Anak (ILA) - Sarana Prasarana
3.Terlembaganya Partisipasi Anak - Petugas
pelayanan
Pemantauan Tumbuh
Kembang Anak sesuai Umur
Skema 3.1
Alur Pikir
Keterangan :
diteliti. Dibawah ini ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
diantaranya:
1. Input
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
2. Proses
Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
Kota Bukittinggi.
3. Proses
Kota Bukittinggi.
C. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
INFORMAN
1 Registrasi dan Kepemilikan Proses registrasi dan kempemilikan Akte Kuesioner Wawancara 0: Kurang baik < Ordinal
Akte kelahiran kelahiran terhadap anak usia 0-18 Tahun median
1: Baik ≥ median
2 Fasilitas Informasi Layak Pemanfaatan fasilitas dapat berupa pojok baca, Kuesioner Wawancara 0: Tidak Ada < Ordinal
Anak taman cerdas, perpustakaan, layanan informasi mean
daerah, dan sebagainya, yang menyediakan 1: Ada ≥ mean
informasi sesuai kebutuhan dan usia anak yang
diperoleh tanpa mengeluarkan biaya/bebas bea
untuk setiap pelayanan reguler.
3 Lembaga Partisipasi Anak Wadah kegiatan atau partisipasi seperti Forum Kuesioner Wawancara 0: Tidak Ada < Ordinal
Anak adalah wadah partisipasi anak di tingkat mean
kabupaten/kota, yang berperan memberikan 1: Ada ≥ mean
masukan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
kebijakan, program dan kegiatan pemenuhan
hak anak.
RESPONDEN
4 Pemenuhan hak anak dalam Pelaksanaan kegiatan dalam KLA seuai Kuesioner Wawancara 0: tidak terpenuhi Ordinal
Klaster I Hak sipil dan dengan indikator Klaster I hak sipil dan < median
kebebasan yaitu: kebebasan 1: terpenuhi ≥
a. Registrasi dan median
Kepemilikan Akte
kelahiran
b. Fasilitas Informasi
Layak Anak
c. Lembaga Partisipasi
Anak
D. Hipotesis
1. Ada faktor yang paling berpengaruh terhadap implementasi Kota Layak Anak klaster Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota
Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bukittinggi pada bulan April 2022
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari Informan yaitu orang
latar penelitian dan Responden yaitu sasaran program Klaster pertama KLA
berkaitan dengan Kartu Identitas dan Forum Anak yaitu anak usia 0-18 tahun.
1. Informan
adalah:
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Jabatan Kode Informan
2. Responden
tiap unit penelitian yang ada dalam populasi memiliki kesempatan yang
N n
n= =
N d2 +1 n ( 0,1)2 + 1
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah sampel
1. Data Primer
informan penelitian.
2. Data Sekunder
menjadi dua yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa
data kuantitatif yang berupa skor dari hasil kuesioner pada responden yaitu
anak usia 0-18 tahun.Terdapat berbagai jenis teknik yang digunakan dalam
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang akan dilakukan pada
a. Wawancara terstruktur
suatu fenomena.
b. Wawancara semi-terstruktur
2. Observasi
3. Kuesioner
4. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan
1. Kualitatif
a. Validasi Data
1) Triangulasi Metode
kebenarannya.
2) Triangulasi Antar Peneliti
4) Triangulasi Teori
(Rahardjo, 2010).
2. Kuantitatif
b. Pengkodean (coding)
Data yang telah diedit dan diberi kode kemudian dientri dengan
menggunakan kuesioner.
1. Kualitatif
analisa data terhadap informan setiap jawaban yang diperoleh, dan apabila
2. Kuantitatif
suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok
b. Analisis Bivariat
statistik Ho ditolak dan jika pvalue > α maka secara statistik Ho diterima.
c. Analisis Multivariat
2016).
DAFTAR PUSTAKA
Almira, R., & Paselle, E. (2020). Implementasi Program Forum Anak Dalam
Rangka Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. JPBM (Journal of
Policy & Bureaucracy Management), 1(1), 22–34.
https://doi.org/10.54144/jpbm.v1i1.4
Alviana, I., Rosyadi, S., & Idanati, R. (2021). Partisipasi Forum Anak Banyumas
Dalam Mewujudkan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Banyumas
Ditinjau dari Perspektif Multi Stakeholder Partnerships. JURNAL
DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP), 02(02), 277–287.
https://doi.org/10.30656/jdkp.v2i2.3738
Anonim. (2016). PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN HAK SIPIL DAN
KEBEBASAN ANAK. Universitas Brawijaya. http://blog.ub.ac.id/malang/
Badan Pusat Statistik. (2022). Persentase anak yang memiliki akta kelahiran
Menurut Provinsi (Persen), 2019-2021. BPS - Statistics Indonesia;
www.bps.go.id. https://doi.org/10.1055/s-2008-1040325
Bhatia, A., Ferreira, L. Z., Barros, A. J. D., & Victora, C. G. (2017). Who and
where are the uncounted children? Inequalities in birth certificate coverage
among children under five years in 94 countries using nationally
representative household surveys. International Journal for Equity in
Health, 16(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12939-017-0635-6
Creswell, J. W. (2014). Research Design, Qualitatives, Quantitative, and Mixed
Methods Approcahes (Fourth). Sage Publications.
Darmayanti, & Lipoeto, N. I. (2020). Gambaran Pemenuhan Hak Anak serta
Faktor-Faktor yang Mendukung pada Klaster Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan dalam Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak Kota
Bukittinggi tahun 2019. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4), 44–55.
https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1107
Devi Ayu Rizki, Sulastri, S., & Irfan, M. (2016). Pemenuhan Hak Partisipasi
Anak Melalui Forum Anak Dalam Implementasi Kebijakan Kota Layak
Anak Di Kota Bandung. Share Social Work Jurnal, 5(1), 1–4.
https://doi.org/https://doi.org/10.24198/share.v5i1.13085
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Bukittinggi. (2022).
Laporan Regulara Kemajuan Pelaksanaan Pelayanan Administrasi
Kependudukan Kota Bukittinggi Bulan Januarai 2022. Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.
Eko Sudarmanto, D. (2021). Desain Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif (R.
Watrianthos (ed.); Cetakan 1). Yayasan Kita Menulis.
Elizabeth, A., & Hidayat, Z. (2016). Implementasi Program Kota Layak Anak
Dalam Upaya Pemenuhan Hak-Hak Anak Di Kota Bekasi. Journal of
Public Policy and Management Review, 5(2), 55–70.
www.fisip.undip.ac.id
Faricha, A. (2013). Hak Sipil sebagai Pelindung Kebebasan Fundamental
Individu. LBH Yogyakarta. https://lbhyogyakarta.org/2013/04/04/hak-
sipil-sebagai-pelindung-kebebasan-fundamental-individu/
Hastono, S. P. (2016). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. Raja Grafindo
Persada.
Herdiansyah, H. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika.
Hermawanto, H. (2010). Biostatistik Dasar; Dasar-Dasar Statistik Dalam
Kesehatan. TIM.
Ilosa, A., & Rusdi, R. (2020). Analisis Pelaksanaan Program Kota Layak Anak
(Kla) Dalam Memenuhi Hak Sipil Dan Kebebasan Anak Di Kota
Pekanbaru. Jurnal Manajemen Dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP),
2(1), 87–101. https://doi.org/10.24036/jmiap.v2i1.118
Kementerian Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2020). Kemen
PPPA melaksanakan Sosialisasi Pemenuhan Hak Sipil Anak. KLA
(Kabupaten Dan Kota Layak Anak); Kementerian Pemberdayaaan
Perempuan dan Perlindungan Anak. https://www.kla.id/kemen-pppa-
melaksanakan-sosialisasi-pemenuhan-hak-sipil-anak/
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. (2019).
Tingkatkan Partisipasi Anak, Kemen PPPA Perkuat Peran Forum Anak.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak;
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak.
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2315/tingkatkan-
partisipasi-anak-kemen-pppa-perkuat-peran-forum-anak
Kertati, I. (2017). Pemenuhan Hak Sipil Dan Kebebasan Anak. Jurnal Riptek,
II(2), 63–74.
https://riptek.semarangkota.go.id/index.php/riptek/article/view/28
KLA. (2017). Kota Ramah Anak. KLA (Kabupaten Dan Kota Layak Anak);
www.kla.id/kota-ramah-anak/.
Liwananda, M. T. T. (2018). Studi Evaluasi Kebijakan Kota Layak Anak (KLA)
dalam Pemenuhan Klaster Hak Sipil dan Kebebasan di Kota Semarang.
Journal Of Public Policy And Management Review, 3(1), 1–11.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/27016/23761
Mulyadi, D. (2015). Study Kebijakan Publik Dan Pelayanan Publik. Alfabeta.
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2010). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.
Pasolong. (2017). Teori Administrasi Publik. Rineka Cipta.
Patilima, H. (2017). Kabupaten Kota Layak Anak. Jurnal Kriminologi Indonesia,
13(1), 39–55. https://media.neliti.com/media/publications/229091-
kabupaten-kota-layak-anak-6606fe4b.pdf.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016.
(2016). Tentang Kartu Identitas Anak (Issue August).
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan
Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak. (2011). Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan
Kabupaten/Kota Layak Anak.
Pramono, J. (2020). Kebijakan Publik. In Sutoyo (Ed.), Kebijakan Publik
(Pertama). Unisri Press.
Purnamasari, D. M. (2021). Kementerian PPPA Ungkap Risiko Anak yang Tak
Punya Akta Kelahiran. Kompas.Com; Kompas.com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/09/12295861/kementerian-
pppa-ungkap-risiko-anak-yang-tak-punya-akta-kelahiran?page=all
Rachman, A. (2022). KPAI Sebut Sebanyak 147 Anak Dieksploitasi dan
Diperdagangkan Selama 2021. TEMPO.CO; Tempo Media Group.
https://nasional.tempo.co/read/1551060/kpai-sebut-sebanyak-147-anak-
dieksploitasi-dan-diperdagangkan-selama-2021
Rahardjo, M. (2010). Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. http://repository.uin-
malang.ac.id/1133/
Riggio, E. (2002). Child friendly cities: Good governance in the best interests of
the child. Environment and Urbanization, 14(2), 45–58.
https://doi.org/10.1177/095624780201400204
Rosalin, L., Handayani, R., Widayati, S. M. W., Armynuksmono, A., Supartun,
Bhima, D. A., & Cahyani, D. B. (2015). Bahan Advokasi Kebijakan KLA
(DEPUTI Bidang Tumbuh Kembang Anak (ed.)). Kementerian
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
Rosalin, L. N. (2018). REVISI PERATURAN MENTERI PP-PA TENTANG
KABUPATEN_KOTA LAYAK ANAK. Kementerian Negara Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
https://slideplayer.info/slide/12095183/
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Pusat Bahasa Depdiknas.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014. (2014). Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. CV. Sinar Baru.
Whitzman, C., Worthington, M., & Mizrachi, D. (2010). The journey and the
destination matter: Child-Friendly Cities and children’s right to the City.
Built Environment, 36(4), 474–486. https://doi.org/10.2148/benv.36.4.474
Winarno, B. (2002). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Pressindo.
Wirawan. (2012). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori Aplikasi dan
Penelitian. Salemba Empat.
Wirjokusumo, I., & Ansori, S. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Unesa
University Press.
Witanto, Y. A. K. (2018). Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak Dalam
Pemenuhan Hak Sipil Anak Melaluipelayanan Akta Kelahiran Jemput
Bola (Studi Deskriptif Mepeling “Memberikan Pelayanan Keliling” di
Kota Bandung)”. Universitas Pendidikan Indonesia.
Yulman. (2019). Bukittinggi Raih Penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya
dan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA). Pemerintahan Kota
Bukittinggi; Pemerintahan Kota Bukittinggi.
http://www.bukittinggikota.go.id/berita/bukittinggi-raih-penghargaan-
kota-layak-anak-tingkat-madya-dan-ruang-bermain-ramah-anak-rbra
Zakky. (2018). Pengertian Implementasi menurut Para Ahli, KBBI dan Secara
Umum. Www.Zonareferensi.Com/Pengertian-Implementasi/Html.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-implementasi/html.