Jakarta
Program Jokowi untuk menjadikan Jakarta layak anak, membuat Jakarta harus
memenuhi beberapa kriteria sesuai dengan peraturan Undang-Undang nomor 23
tentang Perlindungan Anak. Apa sajakah kriteria itu? theAsianParent mengulasnya
untuk Anda.
Saat dimintai komentar tentang penghargaan Kota Layak Anak (KLA) bagi kota Solo,
Gubernur DKI Jokowi, mengatakan bahwa ia juga akan mencanangkan program
yang sama di Jakarta. Banyak pihak pesimis atas program Jokowi tersebut, namun
pendukungnya juga tak kalah banyak. Bagi sebagian kalangan program tersebut
terlalu muluk, namun rupanya Jokowi tak bergeming, ia tetap melanjutkan rencana
programnya tersebut. Ia yakin bahwa DKI telah memiliki modal untuk memenuhi
kriteria Kota Layak Anak; yaitu peraturan perlindungan anak serta lembaga yang
menjalankan peraturan tersebut.
Kota Layak Anak yang Jokowi programkan sebetulnya merupakan sebuah kota yang
merencanakan, menetapkan serta menjalankan seluruh program pembangunannya
dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kriteria anak disini adalah semua warg negara sejak ia berada di
dalam kandungan hingga usia 18 tahun.
Menurut Apong Herlina, wakil ketua KPAI menjelaskan, implikasi dari program
Jokowi tersebut, Jakarta haruslah memiliki peraturan dan kebijakan pemerintah
daerah yang mendukung kebebasan anak untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini
dilengkapi juga dengan adanya lembaga yang menjalankan peraturan tersebut ,
serta sebuah lembaga independen untuk mengawasi jalannya peraturan.
Agar program Jokowi tersebut dapat tercapai, Jakarta, paling tidak harus dapat
memenuhi hak dasar anak sebagai warga negara, yaitu adanya kemudahan dalam
pembuatan akta lahir. Hal yang kedua adalah adanya fasilitas informasi serta ruang
publik yang memudahkan bagi anak untuk beraktivitas, tumbuh dan berkembang.
Ruang publik tersebut haruslah mudah diakses untuk anak serta disediakan gratis
oleh pemerintah.
Fasilitas publik tersebut dapat berupa sekolah, perpustakaan, tempat bermain dan
lain sebagainya. Kesemua fasilitas yang disyaratkan pada kriteria Kota Layak Anak
juga haruslah memenuhi keamanan dan kenyamanan seorang anak serta bebas
dari unsur kekerasan, diskriminasi dan rasialisme, kevulgaran dan pencabulan serta
ekspos berlebihan terhadap data diri anak. Contoh konkretnya, bebasnya jalanan
dari pelbagai iklan rokok yang dapat menyesatkan persepsi anak.
Ada lima tingkatan kriteria Kota Layak Anak, yaitu KLA Pratama, KLA Muda, KLA
Madya, KLA Nindya dan KLA Utama. Sejak program Kota Layak Anak dicanangkan,
sudah ada 100 kota yng berkomitmen untuk mewujudkannya. Namun kebanyakan
kota barulah sampai pada tahap peraturan. Kalaulah ada kota yang memiliki forum
anak, aktivitas dalam forum tersebut, masih banyak di intervensi oleh orang dewasa.
Jika melihat persyaratan Kota Layak Anak, wajar, jika saat ini Jokowi sangat yakin
bila Jakarta dapat memenuhi kriteria tersebut. Program Kartu Jakarta Pintar, Kartu
Jakarta Sehat, pengurusan akta kelahiran gratis, dan perombakan terhadap sistem
Rayonisasi Sekolah, diklaim sebagai beberapa langkah program Jokowi untuk
menuju pemenuhan kriteria Kota Layak Anak. Sebuah program lain juga telah
digulirkan dengan menjadikan Jakarta Barat sebagai daerah percontohan Kota
Layak Anak untuk wilayah lain.
Mari kita tunggu dan dukung program Jokowi ini, Semoga tidak lama lagi Jakarta
benar-benar menjadi kota yang layak bagi putra-putri kita.
Kota Layak Anak menjadi penting di Jakarta karena dari total penduduk, 33
persennya adalah anak. Anak merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM)
yang menentukan masa depan bangsa dan negara sehingga penting diperhatikan
hak anak untuk terlindungi agar mereka dapat tumbuh optimal.
“Jadi kita sangat ingin mewujudkan Kota Layak Anak yaitu yang mempunyai sistem
pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen, sumber daya
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan
berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak anak,”
tambah Deded.
Program Kota Layak Anak yang digulirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta dimulai di Jakarta Barat dengan menjadikan wilayah tersebut sebagai
kawasan ramah anak. "Semuanya belum pantas di Jakarta, tapi ini dalam proses
menuju ke sana. Setiap hari kita lihat dan proses. Paling tidak harus dimulai," kata
Joko Widodo, Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Gubernur yang akrab disapa Jokowi ini, segala hal yang sudah disiapkan
untuk mendukung program Kota Layak ini akan segera dimulai. Diawali dengan
membentuk forum anak, ruang publik bagi anak, membuat ruang cerdas untuk anak,
hingga mendirikan ruang kampung anak-anak.
"Sebagai langkah awal, kita akan menjadikan kawasan Jakarta Barat sebagai
kawasan ramah anak. Di sana akan dibangun berbagai fasilitas penunjang bagi
anak," terangnya. Jokowi membeberkan telah memberikan arahan agar segera
mewujudkan program dan membangun fasilitas penunjang bagi anak. Harapannya
tentu adalah terciptanya program anak yang sudah holistik, integratif, dan
berkelanjutan.
Peraturan ini juga menjamin hak hidup, tumbuh kembang anak baik secara fisik,
mental dan sosial. Bahwa anak membutuhkan tersedianya ruang, sarana dan
prasarana baik dalam lingkup keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
“Jadi memang harus melibatkan potensi masyarakat Jakarta untuk mendukung Kota
Layak Anak, semuanya mengarah kepada edukasi anak,” tambah Basuki Tjahaja
Purnama, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta di lain kesempatan.
Mewujudkan Kota Layak Anak yang di dalamnya ada 31 indikator, perlu keterlibatan
semua pihak, baik masyarakat dan pemerintahan lintas sektoral hingga akhirnya
hak-hak dasar anak dapat terwujud.
DKI Jakarta (kla.or.id)- Fenomena kasus kekerasan terhadap anak saat ini
sudah memasuki kondisi dimana korban dan pelaku adalah anak. Oleh
karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan penanganan
kekerasan terhadap anak secara tepat dan berperspektif anak. Hal ini
diungkapkan Ir. Widya Indra Rosiana, Kepala Bagian Pemberdayaan Biro
Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi DKI Jakarta, dalam acara Rakor
Penanggulangan Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap Anak di DKI Jakarta
(28/09).
Dari kiri ke kanan; Nahar, SH., MSi, Kepala Bagian Program dan Pelaporan
Kementerian Sosial RI, Dra. Kristina M. Si sebagai moderator, Dra. Evita
Adnan, M.Psi dari PSW-PA Universitas Negeri Jakarta, dan Susy YR Sanie,
Universitas Atmajaya Jakarta
Materi diskusi yang disajikan dalam acara ini adalah Kebijakan dan
Strategi Perlindungan Anak melalui Pemberdayaan Lembaga/Orsos, oleh
Nahar, SH., MSi, Kepala Bagian Program dan Pelaporan Kementerian
Sosial RI. Beliau menyatakan, Ketika terdapat anak yang menjadi korban
kekerasan, berarti ada fungsi sosial yang berjalan dengan tidak baik (fisik,
sosial, mental dan lainnya). Oleh karena itu, pemerintah sebagai abdi
negara harus melaksanakan program yang benar-benar memenuhi
kebutuhan anak, seperti salah satunya adalah Program Kesejahteraan
Sosial Anjal (PKSA), yang saat ini sedang berjalan dan menuai hasil yakni
berkurangnya persentasi anak beraktivitas di jalanan.
Selain membahas mengenai anak jalanan, dalam acara ini juga dibahas
mengenai peran rumah singgah yang sudah memegang peranan penting
bagi tumbuh kembang anak jalanan dan harus didukung oleh berbagai
pihak, karena tidak hanya anak jalanan yang rentan terhadap masalah
sosial, tapi juga anak yang berada dalam pengasuhan kadang memiliki
permasalahan yang sama, seperti masalah hak asuh, pendidikan, jaminan
kesehatan, dan lain sebagainya.
Jakarta - Pemprov DKI Jakarta serius untuk menjadikan Jakarta sebagai kota layak dan
ramah anak. Hal tersebut akan segera diwujudkan dengan dibangunnya taman-taman di lima
wilayah DKI, ditambah satu di Kepulauan Seribu.
Tahap awal, setiap wilayah dan Kepulauan Seribu akan membangun satu taman, yang
dijadwalkan selesai pada Maret 2015. Keenam taman tersebut adalah Sungai Bambu di
Jakarta Utara, Gandaria Selatan di Jakarta Selatan, Cideng di Jakarta Pusat, Cililitan di
Jakarta Timur, Kembangan di Jakarta Barat, dan di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu.
"Seluruh wilayah DKI semuanya ada enam, tempat termasuk pulau. Semua wilayah dibantu
oleh PT Pembangunan Jaya
sebagai CSR-nya," ujar Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta Veronica Tan di Balai Kota,
Jakarta, Jumat (7/11).
Istri Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama ini mengatakan,
ada 31 indikator yang menjadikan suatu wilayah dinilai layak dan ramah anak. Misalnya,
keberadaan toilet anak dan memiliki akta lahir.
"Jadi kita mengukur manusianya itu dari taman layanan anak. Bagaimana nanti si ibu PKK-
nya setelah disahkan. Mereka harus mengelola," katanya.
Saat ini, kata Veronica, pihaknya juga tengah melatih para ibu, melalui dinas untuk bisa
mengisi kegiatan di taman-taman tersebut apabila sudah siap difungsikan. Luas taman
tersebut, kata Vero 1.000 - 1.500 meter persegi dan merupakan lahan milik Pemprov DKI
Jakarta.