Anda di halaman 1dari 7

Memperingati Hari Anak Nasional dan Launching Kota Layak Anak di DKI

Jakarta

DKI Jakarta-kla.or.id- DKI Jakarta mendukung perlindungan dan kesejahteraan anak, salah


satunya dengan mendukung peringatan Hari Anak Nasional sekaligus launching DKI Jakarta
Menuju Kota Layak Anak, Senin, 24 Juni 2013 bertempat di Budha Tzu Ci, Cengkareng,
Jakarta Barat.

Bersama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara yang sepenuhnya didedikasikan
untuk kepentingan anak. Bentuk kegiatan ini adalah bakti sosial yang dikoordinasikan
dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi DKI Jakarta yang sekarang dikepalai oleh Dr.H.R.Deded Sukandar, SH, MH,
bersama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta, Dinas Sosial Provinsi
DKI Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, SKPD dan UKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta dukungan luar biasa dari Yayasan Budha Tzu
Chi.
Acara ini diwarnai oleh kegiatan-kegiatan positif, yang dimulai dengan penandatanganan
bersama untuk mendukung anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, sambutan dari Ibu
Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia, dan tak lupa sambutan dari Bapak Ir. Joko Widodo, Gubernur
Provinsi DKI Jakarta.
Acara menjadi lebih meriah dengan adanya pemberian penghargaan kepada murid-murid
berprestasi, pemberian hadiah kepada anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan yang
diajukan bapak Gubernur, serta pagelaran kesenian anak-anak berbakat yang tampil dengan
penuh semangat. Selain itu, terdapat pula stand-stand pendukung dari Dinas Sosial dan Dinas
Kesehatanyang menggelar berbagai informasi untuk kepentingan anak (dk; BPMPKB Prov.
DKI Jakarta).
 
Program Jokowi untuk Kota Layak Anak

Ditulis oleh Rahayu Pawitri 

Program Jokowi untuk menjadikan Jakarta layak anak, membuat Jakarta harus
memenuhi beberapa kriteria sesuai dengan peraturan Undang-Undang nomor 23
tentang Perlindungan Anak. Apa sajakah kriteria itu? theAsianParent mengulasnya
untuk Anda.

Akses kemudahan informasi untuk anak adalah salah satu kriteria


Kota Layak Anak yang harus ada pada program Jokowi

Saat dimintai komentar tentang penghargaan Kota Layak Anak (KLA) bagi kota Solo,
Gubernur DKI Jokowi, mengatakan bahwa ia juga akan mencanangkan program
yang sama di Jakarta. Banyak pihak pesimis atas program Jokowi tersebut, namun
pendukungnya juga tak kalah banyak. Bagi sebagian kalangan program tersebut
terlalu muluk, namun rupanya Jokowi tak bergeming, ia tetap melanjutkan rencana
programnya tersebut. Ia yakin bahwa DKI telah memiliki modal untuk memenuhi
kriteria Kota Layak Anak; yaitu peraturan perlindungan anak serta lembaga yang
menjalankan peraturan tersebut.

Kota Layak Anak yang Jokowi programkan sebetulnya merupakan sebuah kota yang
merencanakan, menetapkan serta menjalankan seluruh program pembangunannya
dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kriteria anak disini adalah semua warg negara sejak ia berada di
dalam kandungan hingga usia 18 tahun.

Menurut Apong Herlina, wakil ketua KPAI menjelaskan, implikasi dari program
Jokowi tersebut, Jakarta haruslah memiliki peraturan dan kebijakan pemerintah
daerah yang mendukung kebebasan anak untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini
dilengkapi juga dengan adanya lembaga yang menjalankan peraturan tersebut ,
serta sebuah lembaga independen untuk mengawasi jalannya peraturan.

Jakarta harus memenuhi hak dasar anak

Agar program Jokowi tersebut dapat tercapai, Jakarta, paling tidak harus dapat
memenuhi hak dasar anak sebagai warga negara, yaitu adanya kemudahan dalam
pembuatan akta lahir. Hal yang kedua adalah adanya fasilitas informasi serta ruang
publik yang memudahkan bagi anak untuk beraktivitas, tumbuh dan berkembang.
Ruang publik tersebut haruslah mudah diakses untuk anak serta disediakan gratis
oleh pemerintah.

Fasilitas publik tersebut dapat berupa sekolah, perpustakaan, tempat bermain dan
lain sebagainya. Kesemua fasilitas yang disyaratkan pada kriteria Kota Layak Anak
juga haruslah memenuhi keamanan dan kenyamanan seorang anak serta bebas
dari unsur kekerasan, diskriminasi dan rasialisme, kevulgaran dan pencabulan serta
ekspos berlebihan terhadap data diri anak. Contoh konkretnya, bebasnya jalanan
dari pelbagai iklan rokok yang dapat menyesatkan persepsi anak.

Kriteria Kota Layak Anak (KLA)

Ada lima tingkatan kriteria Kota Layak Anak, yaitu KLA Pratama, KLA Muda, KLA
Madya, KLA Nindya dan KLA Utama. Sejak program Kota Layak Anak dicanangkan,
sudah ada 100 kota yng berkomitmen untuk mewujudkannya. Namun kebanyakan
kota barulah sampai pada tahap peraturan. Kalaulah ada kota yang memiliki forum
anak, aktivitas dalam forum tersebut, masih banyak di intervensi oleh orang dewasa.

Jika melihat persyaratan Kota Layak Anak, wajar, jika saat ini Jokowi sangat yakin
bila Jakarta dapat memenuhi kriteria tersebut. Program Kartu Jakarta Pintar,  Kartu
Jakarta Sehat, pengurusan akta kelahiran gratis, dan perombakan terhadap sistem
Rayonisasi Sekolah, diklaim sebagai beberapa langkah program Jokowi untuk
menuju pemenuhan kriteria Kota Layak Anak. Sebuah program lain juga telah
digulirkan dengan menjadikan Jakarta Barat sebagai daerah percontohan Kota
Layak Anak untuk wilayah lain.

Mari kita tunggu dan dukung program Jokowi ini, Semoga tidak lama lagi Jakarta
benar-benar menjadi kota yang layak bagi putra-putri kita.

Dukung Jakarta Menuju Kota Layak Anak


Jakarta - Pesatnya perkembangan pembangunan di Jakarta harus dibarengi dengan
pemenuhan hak-hak anak. Melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan,
dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Provinsi DKI Jakarta, program-program Jakarta
Menuju Kota Layak Anak digagas.

Kota Layak Anak menjadi penting di Jakarta karena dari total penduduk, 33
persennya adalah anak. Anak merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM)
yang menentukan masa depan bangsa dan negara sehingga penting diperhatikan
hak anak untuk terlindungi agar mereka dapat tumbuh optimal.

Terlebih, tantangan bagi anak di ibukota begitu besar. “Banyaknya informasi di


media yang tidak layak dikonsumsi anak, kemudian infrastruktur seperti rute jalan
yang aman bagi anak, itu masih kurang,” kata Deded Sukandar, Kepala BPMPKB.
Persoalan lain lagi yaitu fasilitas untuk anak berkebutuhan khusus, bahkan secara
budaya mulai terlihat pudarnya penanaman nilai-nilai luhur dan rendahnya
partisipasi anak dalam menyampaikan pendapat.

“Jadi kita sangat ingin mewujudkan Kota Layak Anak yaitu yang mempunyai sistem
pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen, sumber daya
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan
berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak anak,”
tambah Deded.

Program Kota Layak Anak yang digulirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta dimulai di Jakarta Barat dengan menjadikan wilayah tersebut sebagai
kawasan ramah anak. "Semuanya belum pantas di Jakarta, tapi ini dalam proses
menuju ke sana. Setiap hari kita lihat dan proses. Paling tidak harus dimulai," kata
Joko Widodo, Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Jokowi ini, segala hal yang sudah disiapkan
untuk mendukung program Kota Layak ini akan segera dimulai. Diawali dengan
membentuk forum anak, ruang publik bagi anak, membuat ruang cerdas untuk anak,
hingga mendirikan ruang kampung anak-anak.

"Sebagai langkah awal, kita akan menjadikan kawasan Jakarta Barat sebagai
kawasan ramah anak. Di sana akan dibangun berbagai fasilitas penunjang bagi
anak," terangnya. Jokowi membeberkan telah memberikan arahan agar segera
mewujudkan program dan membangun fasilitas penunjang bagi anak. Harapannya
tentu adalah terciptanya program anak yang sudah holistik, integratif, dan
berkelanjutan.

Butuh Peran Serta Masyarakat


Dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 736 tahun 2013,
Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu ditetapkan sebagai
pengembangan kota/kabupaten layak anak. Di dalamnya juga diatur mengenai
peningkatan dan pengembangan kesadaran masyarakat akan pentingnya
perlindungan anak dalam upaya optimalisasi kelangsungan hidup anak untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental dan sosial serta berakhlak
mulia.

Peraturan ini juga menjamin hak hidup, tumbuh kembang anak baik secara fisik,
mental dan sosial. Bahwa anak membutuhkan tersedianya ruang, sarana dan
prasarana baik dalam lingkup keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

“Jadi memang harus melibatkan potensi masyarakat Jakarta untuk mendukung Kota
Layak Anak, semuanya mengarah kepada edukasi anak,” tambah Basuki Tjahaja
Purnama, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta di lain kesempatan.

Mewujudkan Kota Layak Anak yang di dalamnya ada 31 indikator, perlu keterlibatan
semua pihak, baik masyarakat dan pemerintahan lintas sektoral hingga akhirnya
hak-hak dasar anak dapat terwujud.

Jakarta Timur Siap menuju Kota Layak Anak 2016


 
Jakarta Timur siap menjadi Kota Layak Anak sebelum tahun 2016. Hal ini
disampaikan oleh Drs. H. Husein Murad, M.Si, Wakil Walikota Jakarta
Timur dihadapan peserta Rapat Koordinasi Gugus Tugas Kota Layak Anak
di Ruang Rapat Khusus Lantai 2 Blok A Kantor Walikota Kota Administrasi
Jakarta Timur (27/8).
Menurut Murad, “Kota Administrasi Jakarta Timur ditunjuk oleh Gubernur
DKI Jakarta bersama dengan Kota Administasi Jakarta Barat dan
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sebagai Kabupaten/Kota
menuju Kabupaten/Kota Layak Anak tahun 2012.” “Sebelumnya Gubernur
DKI Jakarta telah menunjuk Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota
Administrasi Jakarta Pusat, dan Kota Administrasi Jakarta Utara pada
tahun 2011,” tegas Murad.
Rapat Koordinasi Gugus Tugas dihadiri dari semua Satuan Perangkat
Kerja Daerah, Organisasi Masyarakat, dan 10 Camat serta 10 Lurah.
Rakor yang berlangsung setengah hari menghadirkan tiga narasumber,
Dr. Hamid Patilima, M.Si.P dari YKAI, Drs. Budi Prabowo dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Rachel dari WVI –
Ciracas.
Dr. Hamid Patilima, M.Si.P dari YKAI memaparkan materi tentang Kota Layak Anak
 
Hamid menyebutkan bahwa “30 dari 31 indikator Kota Layak Anak secara
eksplisit masuk dalam Indikasi Rencana Program Provinsi DKI Jakarta.”
“Artinya, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah dan/atau Dinas atau Suku
Dinas di DKI Jakarta lebih mudah merealisasikan setiap indikator Kota
Layak Anak,” tegas Hamid. Selain itu, Pemerintah Kota Administrasi
Jakarta Timur memastikan organisasi masyarakat dan dunia usaha turut
serta dalam pengembagan Kota Layak Anak.
Partisipasi Anak
Prinsip dalam mengembangkan Kota Layak Anak adalah menghargai
pandangan anak. Menurut Rachel, “Ada empat kecamatan di Jakarta
Timur memiliki kelompok anak. Kelompok anak ini menjadi cikal bakal
Forum Anak Jakarta Timur yang dapat dijadikan mitra oleh Pemerintah
Kota Administrasi Jakarta Timur dalam meminta masukan dalam
penyusunan kebijakan dan program terkait dengan kepentingan terbaik
anak.” “Kelompok anak di Jakarta Timur selama ini banyak melakukan
kegiatan positif, antara lain dalam membangun kemampuan anak pada
bidang keterampilan, mengemukakan pendapat, serta menjadi pengurus
Forum Anak tingkat Provinsi dan Nasional,” tegas Rachel.

Menuju Kota Layak Anak: DKI Jakarta Tingkatkan


Perlindungan Anak
Pembukaan acara oleh Ir. Widya Indra Rosiana, Kepala Bagian
Pemberdayaan, dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia oleh Megawati,
S.Sos, Kasubbag Perlindungan Anak

 
DKI Jakarta (kla.or.id)- Fenomena kasus kekerasan terhadap anak saat ini
sudah memasuki kondisi dimana korban dan pelaku adalah anak. Oleh
karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan penanganan
kekerasan terhadap anak secara tepat dan berperspektif anak. Hal ini
diungkapkan Ir. Widya Indra Rosiana, Kepala Bagian Pemberdayaan Biro
Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi DKI Jakarta, dalam acara Rakor
Penanggulangan Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap Anak di DKI Jakarta
(28/09).

Tujuan dari acara yang diselenggarakan di Hotel Grand Menteng Jakarta


pusat tersebut adalah menambah masukan bagi pelayanan Pemerintah
DKI Jakarta maupun Mitra Kerja untuk menangani kasus kekerasan
terhadap anak. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari SKPD terkait anak
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, P2TP2A Provinsi DKI Jakarta, Unit PPA
Polda Metro Jaya, dan Yayasan-yayasan terkait anak, dengan total peserta
mencapai 35 orang.

Dari kiri ke kanan; Nahar, SH., MSi, Kepala Bagian Program dan Pelaporan
Kementerian Sosial RI, Dra. Kristina M. Si sebagai moderator, Dra. Evita
Adnan, M.Psi dari PSW-PA Universitas Negeri Jakarta, dan Susy YR Sanie,
Universitas Atmajaya Jakarta

Materi diskusi yang disajikan dalam acara ini adalah Kebijakan dan
Strategi Perlindungan Anak melalui Pemberdayaan Lembaga/Orsos, oleh
Nahar, SH., MSi, Kepala Bagian Program dan Pelaporan Kementerian
Sosial RI. Beliau menyatakan, Ketika terdapat anak yang menjadi korban
kekerasan, berarti ada fungsi sosial yang berjalan dengan tidak baik (fisik,
sosial, mental dan lainnya). Oleh karena itu, pemerintah sebagai abdi
negara harus melaksanakan program yang benar-benar memenuhi
kebutuhan anak, seperti salah satunya adalah Program Kesejahteraan
Sosial Anjal (PKSA), yang saat ini sedang berjalan dan menuai hasil yakni
berkurangnya persentasi anak beraktivitas di jalanan.

Selain membahas mengenai anak jalanan, dalam acara ini juga dibahas
mengenai peran rumah singgah yang sudah memegang peranan penting
bagi tumbuh kembang anak jalanan dan harus didukung oleh berbagai
pihak, karena tidak hanya anak jalanan yang rentan terhadap masalah
sosial, tapi juga anak yang berada dalam pengasuhan kadang memiliki
permasalahan yang sama, seperti masalah hak asuh, pendidikan, jaminan
kesehatan, dan lain sebagainya.

Pada akhirnya, dalam rangka mencapai tujuan Provinsi DKI Jakarta


sebagai provinsi ramah anak, diharapkan ada kerjasama yang baik antara
lembaga non pemerintah/ LSM, Perguruan Tinggi dan juga Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, agar program anak khususnya penanggulangan
kekerasan terhadap anak dapat berjalan selaras dan memberikan
pelayanan yang optimal bagi anak-anak di DKI Jakarta. (dk; BPMPKB
Prov. DKI Jakarta).
Wujudkan Kota Layak Anak, DKI Bangun 6 Taman

Jakarta - Pemprov DKI Jakarta serius untuk menjadikan Jakarta sebagai kota layak dan
ramah anak. Hal tersebut akan segera diwujudkan dengan dibangunnya taman-taman di lima
wilayah DKI, ditambah satu di Kepulauan Seribu.

Tahap awal, setiap wilayah dan Kepulauan Seribu akan membangun satu taman, yang
dijadwalkan selesai pada Maret 2015. Keenam taman tersebut adalah Sungai Bambu di
Jakarta Utara, Gandaria Selatan di Jakarta Selatan, Cideng di Jakarta Pusat, Cililitan di
Jakarta Timur, Kembangan di Jakarta Barat, dan di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu.

"Seluruh wilayah DKI semuanya ada enam, tempat termasuk pulau. Semua wilayah dibantu
oleh PT Pembangunan Jaya
sebagai CSR-nya," ujar Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta Veronica Tan di Balai Kota,
Jakarta, Jumat (7/11).

Istri Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama ini mengatakan,
ada 31 indikator yang menjadikan suatu wilayah dinilai layak dan ramah anak. Misalnya,
keberadaan toilet anak dan memiliki akta lahir.

"Jadi kita mengukur manusianya itu dari taman layanan anak. Bagaimana nanti si ibu PKK-
nya setelah disahkan. Mereka harus mengelola," katanya.

Saat ini, kata Veronica, pihaknya juga tengah melatih para ibu, melalui dinas untuk bisa
mengisi kegiatan di taman-taman tersebut apabila sudah siap difungsikan. Luas taman
tersebut, kata Vero 1.000 - 1.500 meter persegi dan merupakan lahan milik Pemprov DKI
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai