Anda di halaman 1dari 5

Nilai dasar BerAKHLAK yang ke 5 adalah Loyal, dimana loyal dapat ditunjukan dengan sikap

memegang teguh ideologi Pancasila. Pada pak Ridwal Kamil kita bisa menemukan nilai dasar ini dari
gagasan Pak Ridwan Kamil Sebagai Gubernur Jawa Barat yang menjadikan Jawa Barat sebagai
provinsi pertama di Indonesia sebagai role model yang mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
melalui permainan tradisional dengan nama Pancamain.

 
Pancamain adalah lima jenis permainan tradisional Indonesia dari 2.600 keragaman tradisi. Yakni,
panca gasing, papancakan, bola lima, balap jajar dan catur teuku umar. Lima kearifan lokal ini sudah
dikaji, di riset dan diformulasi oleh Zaini Alif sebagai Ketua Umum Komite Permainan Rakyat dan
Olahraga Tradisional Indonesia.
 
Kang Emil mengungkapkan, tujuan dari Pancamain adalah melahirkan generasi yang mencintai,
membela, dan mengamalkan pancasila. Ia meminta dinas pendidikan provinsi dan kabupaten kota di
Jabar untuk mempopulerkan permainan tradisional tersebut melalui guru-guru di sekolah.
 
Selain itu, Pancamain juga menjadi bagian dari praktik Jabar Masagi sebagai program inovasi
pendidikan karakter di Jabar.
 
Ini cara yang digunakan Pak Ridwan Kamil agar anak-anak Indonesia tidak hanya cerdas tapi punya
akhlak, spiritual, fisik sehat dan punya empati melalui pembelajaran yang menyenangkan.
Nilai dasar BerAKHLAK yang ke 6 adalah Adaptif, dimana Adaptif dapat di tunjukan dengan
sikap Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Sikap pak Ridwan Kamil dari nilai dasar ini
terlihat saat pak Ridwan Kamil mengeluarkan Delapan Inovasi Tata Kelola yang diikutsertakan dalam
ajang Innovative Government Award (IGA) 2020 yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan
(Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan secara langsung delapan inovasi tata kelola
pemerintahan daerah asal Jawa Barat itu kepada para dewan juri IGA 2020 melalui konferensi video
dari Gedung Pakuan, Kota Bandung. Delapan inovasi tersebut yakni Sistem Perencanaan dan
Penganggaran yang Terintegrasi antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan Pemerintah Pusat (Si Rampak Sekar), Tunjangan Remunerasi
Kinerja (TRK), Samsat Mobile Jawa Barat (Sambara), Desa Digital, Sistem Informasi Peta
Peruntukan Lahan Perkebunan (Si Perut Laper), Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa
Barat (Pikobar), Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta), dan Institut
Pembangunan Jawa Barat (InJawa Barat).

1. Si Rampak Sekar

Si Rampak Sekar adalah sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi antara
pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota se-Jawa Barat dan pemerintah pusat. Sebelum
kehadiran Si Rampak Sekar, sistem perencanaan dan penganggaran berbasis manual dan
masih bersifat program follow money.

Sekarang, situasu tersebut dibalik menjadi money follow programm. Maksudnya, programnya
dulu dimatangkan kemudian dieksekusi dan kemudian anggaran diberikan. Jadi, tidak ada
lagi dinas buang-buang uang, kemudian isunya adalah tidak terakses, terlalu top-down,
pelayanan lambat cenderung menjadi ruang korupsi.

Dengan Si Rampak Sekar, Kang Emil menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat
bisa memastikan bahwa APBD Provinsi Jawa Barat sangat ketat, efisien, dan bisa
dipertanggungjawabkan.
2. Tunjangan Remunerasi Kinerja (TRK)

TRK adalah inovasi untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia atau ASN di Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Melalui sistem ini, ASN di Jawa Barat akan mendapatkan penghasilan
sesuai dengan kinerjanya. Setiap hari ASN di Jawa Barat harus absen melalui TRK dengan
mencantumkan bukti hasil pekerjaan yang telah dilakukannya.

Melalui TRK ini, semua wajib mengisi (hasil pekerjaan) dengan detail, dievaluasi 360 derajat
oleh sesamanya, sehingga menghasilkan tidak ada lagi orang yang bolos yang tidak ketahuan,
tidak ada lagi yang masuk kerja tapi tidak bekerja, itu pasti ketahuan, dan tidak ada lagi PNS
yang over time atau under time dari sisi pekerjaan.

3. Samsat Mobile Jawa Barat (Sambara)

Sambara merupakan salah satu inovasi pelayanan publik di Jawa Barat dalam bidang
perpajakan, khususnya untuk pajak kendaraan bermotor. Kang Emil pun mengaku sejak
digulirkannya aplikasi ini terjadi peningkatan pendapatan pajak kendaraan bermotor di Jawa
Barat yang naik hampir empat kali lipat.

Pada 2018 atau sebelum diterapkannya Sambara, pendapatan pajak mencapai Rp 114 miliar
lebih. Namun, setelah diterapkannya aplikasi ini, pedapatan pajak pada 2019 naik menjadi Rp
406 miliar lebih.

4. Desa Digital

Inovasi ini merupakan pelayanan publik di Jawa Barat dari sisi ekonomi inklusif. Ada
delapan cara dalam mengembangkan ekonomi berbasis digital, yaitu komunikasi melalui
sebuah aplikasi di mana kepala desa bisa berkomunikasi langsung dengan gubernur melalui
WhatsApp (WA) group, menghadirkan WA group warga desa, memiliki akun media sosial
untuk mempromosikan potensi desa, aplikasi perikanan, peternakan, dan pertanian, command
center desa, bisnis via digital, aplikasi pelayanan publik desa, serta pemancar signal dan WiFi
gratis di desa.

5. Si Perut Laper

Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan atau disingkat Si Perut Laper adalah
aplikasi yang digunakan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dan ekonomi. Melalui
aplikasi ini para petani bisa menanam komoditas perkebunan dan pertaniannya sesuai dengan
peruntukan lahannya.

Sistem informasi ini memberikan informasi bahwa tanah yang dimiliki kita misalnya tanah
miring ini cocoknya bukan kentang tapi kopi, sehingga petani di Jawa Barat sekarang
diedukasi bagaimana menanam tanaman yang laku dipasaran dan mana yang tanaman yang
bisa menyelamatkan lingkungan. Sistem ini, membuat kenaikan produktivitas hingga 60
persen, kemudian penyerapan pasar naik sampai 59 persen, dan peningkatan pendapatan
petani 86 persen.

6. Pikobar
Pikobar atau Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat adalah aplikasi yang
memilki 23 vitur, mulai dari donasi, tes COVID-19, daftar relawan, cek bantuan sosial, dan
lainnya. Sebelumnya, Pikobar telah mendapatkan penghargaan Special Award for Resiliency
di IDC Digital Transformation Awards (DXa) Indonesia 2020 serta Top 21 Inovasi Pelayanan
Publik Penanganan COVID-19 dari Kementerian PANRB RI Tahun 2020 kategori Special
Award for Resiliency.

7. Sekoper Cinta

Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita yang disingkat Sekoper Cinta merupakan
salah satu pengembangan ekonomi inklusif untuk perempuan. Para ibu di Jawa Barat yang
ingin lebih pintar dilembagakan dengan nama Sekoper Cinta.

Sekoper cinta merupakan wadah perempuan Jawa Barat bertukar pengetahuan dan
pengalaman untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini sebagai upaya untuk
mewujudkan perempuan Jawa Barat Juara yang mampu memberdayakan diri, keluarga, dan
lingkunagn sekitarnya. Pada 2019, telah diwisuda sebanyak 2.700 lulusan Sekoper Cinta.

Di program ini ada untuk edukasi ketahanan ekonomi, keharmonisan keluarga, termasuk
sosial politik juga. Sekolah ini digunakan untuk mencegah ekstrimisme antiideologi yang
mungkin ada di desa-desa.

8. InJawa Barat

Institut Pembangunan Jawa Barat atau InJawa Barat adalah lembaga kepakaran kolaborasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Unpad berbasis hasil riset. InJawa Barat menjadi think
tank penyusun dan pengambil kebijakan untuk daya saing dan kesejahteraan masyarakat Jawa
Barat.

Ada lima bidang kerja yang dilakukan InJawa Barat, yaitu bidang konsultasi, bidang
matematika, bidang survei dan statistika, bidang pembangunan perdesaan, bidang pelatihan
dan assessment, serta bidang produk dan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai