BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
III-1
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-2
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
12. Tingginya pernikahan dini dan pernikahan anak yang tidak diinginkan. Pada
tahun 2015 jumlah kasus perinikahan dini dan pernikahan anak yang tidak
diinginkan mencapai 1.980 anak.
13. Belum optimalnya perlindungan khusus bagi anak-anak. Fasilitas bagi anak-
anak berkebutuhan khusus di Provinsi Kepualauan Riau masih terbatas.
14. Rendahnya motivasi dan partisipasi perempuan dalam mengembangkan
potensi dan berkiprah dalam ranah publik khususnya dalam bidang ekonomi,
politik, sosial dan hukum
15. Rendahnya kontribusi dunia usaha/swasta dalam penerapan PUG , dan
pemenuhan hak anak. Provinsi Kepualauan Riau memiliki potensi CSR yang
cukup besar, namun pengelolaannya belum optimal. Saat ini CSR yang di
salurkan bagi penerapan PUG dan Pemenuhan Hak Anak masih sangat
terbatas.
16. Terbatasnya serta belum optimalnya lembaga penyedia layanan pemberdayaan
perempuan dan anak. Telah ada beberapa lembaga di Kota Batam, Kota
Tanjung pinang seperti Forum Anak, P2TP2A, LPTC, LPSA, UPPA, KPPAD,
Tepak Siring, PPT Rumah Sakit, Taman Penitipan Anak, beberapa LSM seperti
berpelangi, Kasih Puan, Kompak. Akan tetapi lembaga-lembaga tersebut belum
optimal menjalankan tugas. sangat minim terhadap kelembagaan tersebut.
17. Masih bervariasinya kelembagaan sebagai wujud dukungan Pemerintah
Kabupaten/Kota terhadap program Kependudukan dan Keluarga Berencana
(belum adanya kabupaten kota yang membentuk BKKBD)
18. Ratio jumlah Penyuluh KB terhadap jumlah Desa/Kelurahan di Kepulauan Riau
yang belum ada. Kepulauan Riau memiliki 351 Desa/Kelurahan sedangkan
jumlah PLKB/PKB sebanyak 547 yang berarti setiap petugas lapangan KB rata-
rata membina 4 Desa/Kelurahan.
19. Belum sinergisnya penyerasian kebijakan-kebijakan dibidang pengendalian
penduduk yang ditandai masih belum konsistennya secara vertikal maupun
horizontal kebijakan kependudukan terkait dengan kuantitas, kualitas dan
mobilitas penduduk. Ini ditandai pula adanya kebijakan yang kurang
mendukung upaya pengendalian kuantitas atau jumlah penduduk
III-3
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
20. Belum optimalnya pelaksanaan program Keluarga Berencana, dilihat dari masih
rendahnya cakupan peserta KB aktif. Peserta KB aktif tahun 2015 sebesar
46,11%.
21. Tingginya migrasi penduduk.
22. Belum optimalnya kemampuan penyediaan alat kontrasepsi. Permintaan ber-
KB yang Terpenuhi (Demand Satisfaction) tahun 2015 sebesar 65,72%.
23. Masih tingginya angka unmeetned KB tahun 2015 sebesar 24,05%.
24. Masih banyaknya Jumlah PUS yang isterinya dibawah usia 20 tahun. Age
Spesific Fertility Rate (ASFR) adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita
pada kelompok umur tertentu. ASFR 15-19 tahun 21,76%,
25. Sementara beberapa kabupaten yang terpencil,
B. Telaah Visi, Misi dan Kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih
1. Visi
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menetapkan Visi dan Misi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2015-2020 yang merupakan
penjabaran dari Visi, yaitu sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA KEPULAUAN RIAU SEBAGAI BUNDA TANAH
MELAYU YANG YANG SEJAHTERA, BERAKHLAK MULIA, RAMAH
LINGKUNGAN DAN UNGGUL DI BIDANG MARITIM”.
2. Misi
Secara umum, Misi Provinsi Kepulauan Riau dapat diartikan sebagai
suatu hal yang harusdilaksanakan agar Visi Provinsi Kepri dapat direalisasikan
dengan baik. Berdasarkan pada rumusan Visi Provinsi Kepri, maka misi yang
akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel,
aparatur birokrasi yang profesional, disiplin dengan etos kerja tinggi serta
penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas.
2. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis,
berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu.
III-4
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-5
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-6
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Tabel 3.1.
Faktor Pendorong dan Penghambat Misi dan Program Gubernur Provinsi
Kepulauan Riau
No Misi dan Program Permasalahan Faktor
Gubernur SKPD Penghambat Pendorong
1 Misi: Meningkatkan
derajat kesehatan,
kesetaraan gender,
penanganan
kemiskinan dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
2 Program :
Program Penguatan Rendahnya Jumlah SDM Pimpinan
Kelembagaan kualitas dan terbatas Dinas
Pengarusutamaan kuantitas SDM Pemberdayaan
Gender dan Anak. dalam Perempuan,
menjalankan Perlindungan
tupoksi, Anak,
lemahnya Pengendalian
koordinasi antar Penduduk dan
bagian, Keluarga
penempatan Berencana
SDM yang memiliki etos
kurang sesuai kerja yang
dengan tinggi
keahliannya
serta sarana dan
prasarana yang
masih belum
memadahi
Belum Data dari Sekarang
tersedianya Kabupaten/Kota sistem data
basis data sulit diperoleh sedang
akurat responsif dikerjakan.
gender dan
anak yang
digunakan
dalam
perencanaan
pengaggaran.
Belum Koordinasi antar Jumlah LSM
optimalnya lembaga masih dan Ormas
jejaring lemah yang peduli
lembaga anak dan
pengelola perempuan
III-7
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-8
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-9
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-10
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-11
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
b. Fokus Prioritas
Fokus prioritas untuk mencapai sasaran Kementrian PPPA adalah:
1) Pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang perekonomian,
dengan fokus prioritas pada ketenagakerjaan dan usaha mikro
(industri rumahan);
2) Pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang sosial, politik dan
hukum dengan fokus prioritas:
a) Bidang sosial, fokus prioritas dilakukan dalam upaya penurunan
AKI dan penurunan kasus HIV/AIDs, bahan ajar, serta adaptasi
perubahan iklim;
b) Bidang politik, fokus prioritas melalui peningkatan keterlibatan
perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan/atau
politik di legislatif, eksekutif dan yudikatif;
c) Bidang hukum, fokus prioritas pada pemetaan dan mereview
kebijakan bias gender.
3) Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan, dengan fokus
prioritas pada upaya pencegahan terjadinya kekerasan terhadap
perempuan;
4) Pelaksanaan kebijakan perlindungan anak, dengan fokus prioritas
pada upaya pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak;
5) Pelaksanaan kebijakan pemenuhan hak anak, dengan fokus prioritas
pada upaya pemenuhan hak anak di bidang pendidikan melalui
Sekolah Ramah Anak; bidang kesehatan melalui Puskesmas Ramah
Anak; bidang infrastruktur melalui Ruang Bermain Ramah Anak; serta
partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan;
6) Perencanaan program dan anggaran serta evaluasi kinerja organisasi
yang diselesaikan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi tepat waktu,
terintegrasi dan harmonis dengan dokumen perencanaan lainnya
(RPJPN, RPJMN, Renstra);
7) Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan data dan informasi
tentang gender dan anak dengan fokus prioritas pada penyusunan
III-12
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
profil gender dan anak, pemanfaatan data oleh satuan kerja, dan
publikasi Kemen PP-PA;
8) Peningkatan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan dan kualifikasi,
prasarana sarana barang dan jasa, serta keuangan, dengan fokus
prioritas pada peningkatan kapasitas SDM.
c. Program
Dalam rangka mencapai sasaran strategis Kemen PPPAtahun 2015-
2019, maka ditetapkan 2 (dua) program teknis dan 1 (satu) program
generik yaitu:
1) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (teknis)
Program ini bertujuan mendukung tugas dan fungsi Kemen
PPPAdalam mendorong terwujudnya kebijakan yang responsif
gender, termasuk kebijakan yang berorientasi pada perlindungan
perempuan dari berbagai tindak kekerasan pada K/L dan Pemda.
Dalam pelaksanaannya, program ini difokuskan pada perumusan
kebijakan dan program yang responsif gender di bidang
perekonomian, sosial, politik dan hukum serta
perumusankebijakan dan program perlindungan hak-hak perempuan,
dan dibarengi dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap
efektifitas pelaksanaan kebijakan yang telah dirumuskan.Program ini
memiliki 2 (dua) sasaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Meningkatnya pelaksanaan pengarusutamaan gender dan
pemberdayaan perempuan di berbagai bidangyang ditandai
dengan :
(1) Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung
pemberdayaan perempuan;
(2) Jumlah lembaga yang melaksanakan kebijakan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan.
b) Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak
kekerasan, yang ditandai dengan:
(1) Jumlah kebijakan perlindungan perempuan;
III-13
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-14
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-15
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-16
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Terkait dengan upaya pencapaian visi nasional, BKKBN memiliki visi untuk
menjadi Lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan Penduduk
Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas”. Untuk pencapaian visi tersebut
dijabarkan misi sebagai berikut:
1. Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan;
2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga;
4. Membangun dan menerapkan Budaya Kerja Organisasi secara konsisten;
III-17
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh BKKBN dalam rangka mendukung
visi nasional adalah:
1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)
3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19
tahun)
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS ( 15 – 49 tahun).
Tabel 3.3.
Indikator Sasaran Strategis BKKBN Tahun 2015-2019
III-18
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Tabel 3.4.
Permasalahan Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Terhadap Pencapaian Sasaran
Strategis BKKBN beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
III-19
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
E. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Kepri selama 5 tahun yang akan
datang tidak merencakanan kegiatan pembangunan fisik, sehingga aktivtias
program dan kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tidak akan berpengaruh
terhadap perencanaan tata ruang dan juga tidak menimbulkan dampak terhadap
aspek lingungan hidup.
III-20
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-21
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-22
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-23
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-24
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-25
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-26
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
III-27
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Belum optimalnya 12 7 16 9 4 20 68 5
kemampuan
penyediaan alat
kontrasepsi.
Masih tingginya angka 18 9 16 8 4 18 73 3
unmeetned KB.
Masih banyaknya 18 9 16 5 4 18 70 4
Jumlah PUS yang
isterinya dibawah usia
20 tahun
III-28
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Hasil penilaian atau skoring isu strategis yang harus ditangani oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Riau dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas dan kuantitas SDM dalam menjalankan tupoksi, lemahnya
koordinasi antar bagian, penempatan SDM yang kurang sesuai dengan
keahliannyaserta sarana dan prasarana yang masih belum memadahi
2. Belum tersedianya basis data akurat responsif gender dan anak yang
digunakan dalam perencanaan pengaggaran.
3. Rendahnya kapasitas, ketrampilan dan pendapatan perempuan dalam
menopang kesejahteraan keluarga.
4. Belum optimalnya jejaring lembaga pengelola pemberdayaan perempuan dan
anak.
5. Tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk pernikahan
dini, perdagangan orang, kerentanan anak berkebutuhan khusus dan
lemahnya ketahanan keluarga.
6. Kesenjangan gender dalam pembangunan daerah antar Kabupaten/Kota
masih tinggi
7. Rendahnya partisipasi dunia usaha/swasta dalam penerapan PUG, dan
pemenuhan hak anak.
8. Masih rendahnya cakupan peserta KB aktif
9. Belum optimalnya kemampuan penyediaan alat kontrasepsi.
10. Masih tingginya angka unmeetned KB
11. Masih banyaknya Jumlah PUS yang isterinya dibawah usia 20 tahun
III-29