Anda di halaman 1dari 29

Rencana Strategis (RENSTRA)

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak


Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD


Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kepri adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas dan kuantitas SDM dalam menjalankan tupoksi, lemahnya
koordinasi antar bagian, serta penempatan SDM yang kurang sesuai dengan
keahliannya.
2. Sarana dan prasarana yang masih belum memadahi. Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana belum memiliki gedung yang representatif dalam penyelenggaraan
pelayanan, Gedung P2TP2A, selter, maupun rumah aman bagi korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak.
3. Belum tersedianya basis data akurat terkait dengan data terpilah atau data
responsif gender dan anak untuk dipergunakan dalam perencanaan
pengaggara yaitu Perencanaan Pengganggaran Responsif Gender (PPRG);
4. Aksesibilitas perempuan dalam pengelolaan sumberdaya ekonomi terbatas.
DP3AP2KB telah melakukan kemitraan dengan Bank Indonesia dan beberapa
Bank Swasta di Kepri, namun implementasi atas kemitraan tersebut belum
optimal dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena jarak antara Kabupaten/Kota
ke pusat pemerintahan provinsi sulit dijangkau khususnya yang berada di
Kepulauan Anambas, Natuna, Lingga dan Karimun.
5. Rendahnya kontribusi pendapatan perempuan. Sumbangan kontribusi
perempuan tahun 2014 hanya sebesar 26,8 %, sedangkan laki-laki 73,2%.
Pengeluaran Laki-laki sebesar Rp 18.679.000 dan perempuan hanya Rp
11.625.000 selama tahun 2014.
6. Belum optimalnya jejaring lembaga pengelola keberdayaan perempuan dan
anak. Hingga tahun 2015 telah terbentuk Pokja PUG dan Focal Point Pokja
PUG di 7 Kabupaten/Kota dan Provinsi. Forum PPRG sudah terbentuk di

III-1
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Provisi dengan lingkup Kabupaten/Kota. Sedangkan Forum PUG dan Forum


Data pilah belum terbentuk.
7. Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kekerasan terhadap
perempuan tahun 2015 sebesar 831 orang, tertinggi adalah kekerasan dalam
rumah tangga yaitu sebesar 67 %. Sedangkan kekerasan pada anak sebanyak
154 anak. Dari sejumlah kekerasan yang terjadi 58 % merupakan kekerasan
terhadap anak dengan perlindungan khusus.
8. Kepri menjadi daerah tujuan dan transit korban tindak kekerasan dan
perdagangan orang dari seluruh wilayah Indonesia. Beberapa pelabuhan
“tikus” adalah pintu masuk dalam perdagangan manusia. Pelabuhan tersebut
adalah :
a. Kota Batam melalui Teluk Mata Ikan Kec. Batu Besar dan Nongsa Kec.
Nongsa ;
b. Kota Tanjungpinang melaluiTanjung Unggat Kec. Bukit Bestari Pelabuhan
Dompak Kecamatan Bukit Bestari dan Pelabuhan Batu Enam Kec.
Tanjungpinang Timur;
c. Kabupaten Bintan melalui Galang Batang Kec. Teluk Bintan ,Sungai Kecil
Kec.Teluk Sebong dan Pantai Sakera Kec. Teluk Sebong;
d. Kabupaten Karimun melalui P. Karimun Anak Kec. Tebing danTanjung
Sebatak Kec. Tebing
9. Tingkat perceraian tinggi yaitu sebanyak tiga ribu pasangan yang melakukan
perceraian dalam 5 tahun. Alasan terbesar yaitu 80 % adalah perselingkuhan,
dan 20 % akibat faktor ekonomi dan ketidakharmonisan.
10. Banyaknya pintu masuk perdagangan orang (trafficking) sehingga emnyulitkan
pengendalian. Pintu masuk perdagangan orang melalui pelabuhan-pelabuhan
kecil (rakyat) termasuk pelabuhan resmi. Beberapa jalur yang digunakan
melalui Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang,
Pelabuhan Internasional Batam Center Kota Batam, Pelabuhan Tanjung Balai
Karimun di Kabupaten Karimun dan Pelabuhan Tanjung Uban di Kabupaten
Bintan.
11. Menurunnya ketahanan keluarga dalam menciptakan keluarga sejahtera dan
harmonis.

III-2
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

12. Tingginya pernikahan dini dan pernikahan anak yang tidak diinginkan. Pada
tahun 2015 jumlah kasus perinikahan dini dan pernikahan anak yang tidak
diinginkan mencapai 1.980 anak.
13. Belum optimalnya perlindungan khusus bagi anak-anak. Fasilitas bagi anak-
anak berkebutuhan khusus di Provinsi Kepualauan Riau masih terbatas.
14. Rendahnya motivasi dan partisipasi perempuan dalam mengembangkan
potensi dan berkiprah dalam ranah publik khususnya dalam bidang ekonomi,
politik, sosial dan hukum
15. Rendahnya kontribusi dunia usaha/swasta dalam penerapan PUG , dan
pemenuhan hak anak. Provinsi Kepualauan Riau memiliki potensi CSR yang
cukup besar, namun pengelolaannya belum optimal. Saat ini CSR yang di
salurkan bagi penerapan PUG dan Pemenuhan Hak Anak masih sangat
terbatas.
16. Terbatasnya serta belum optimalnya lembaga penyedia layanan pemberdayaan
perempuan dan anak. Telah ada beberapa lembaga di Kota Batam, Kota
Tanjung pinang seperti Forum Anak, P2TP2A, LPTC, LPSA, UPPA, KPPAD,
Tepak Siring, PPT Rumah Sakit, Taman Penitipan Anak, beberapa LSM seperti
berpelangi, Kasih Puan, Kompak. Akan tetapi lembaga-lembaga tersebut belum
optimal menjalankan tugas. sangat minim terhadap kelembagaan tersebut.
17. Masih bervariasinya kelembagaan sebagai wujud dukungan Pemerintah
Kabupaten/Kota terhadap program Kependudukan dan Keluarga Berencana
(belum adanya kabupaten kota yang membentuk BKKBD)
18. Ratio jumlah Penyuluh KB terhadap jumlah Desa/Kelurahan di Kepulauan Riau
yang belum ada. Kepulauan Riau memiliki 351 Desa/Kelurahan sedangkan
jumlah PLKB/PKB sebanyak 547 yang berarti setiap petugas lapangan KB rata-
rata membina 4 Desa/Kelurahan.
19. Belum sinergisnya penyerasian kebijakan-kebijakan dibidang pengendalian
penduduk yang ditandai masih belum konsistennya secara vertikal maupun
horizontal kebijakan kependudukan terkait dengan kuantitas, kualitas dan
mobilitas penduduk. Ini ditandai pula adanya kebijakan yang kurang
mendukung upaya pengendalian kuantitas atau jumlah penduduk

III-3
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

20. Belum optimalnya pelaksanaan program Keluarga Berencana, dilihat dari masih
rendahnya cakupan peserta KB aktif. Peserta KB aktif tahun 2015 sebesar
46,11%.
21. Tingginya migrasi penduduk.
22. Belum optimalnya kemampuan penyediaan alat kontrasepsi. Permintaan ber-
KB yang Terpenuhi (Demand Satisfaction) tahun 2015 sebesar 65,72%.
23. Masih tingginya angka unmeetned KB tahun 2015 sebesar 24,05%.
24. Masih banyaknya Jumlah PUS yang isterinya dibawah usia 20 tahun. Age
Spesific Fertility Rate (ASFR) adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita
pada kelompok umur tertentu. ASFR 15-19 tahun 21,76%,
25. Sementara beberapa kabupaten yang terpencil,
B. Telaah Visi, Misi dan Kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

1. Visi
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menetapkan Visi dan Misi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2015-2020 yang merupakan
penjabaran dari Visi, yaitu sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA KEPULAUAN RIAU SEBAGAI BUNDA TANAH
MELAYU YANG YANG SEJAHTERA, BERAKHLAK MULIA, RAMAH
LINGKUNGAN DAN UNGGUL DI BIDANG MARITIM”.

2. Misi
Secara umum, Misi Provinsi Kepulauan Riau dapat diartikan sebagai
suatu hal yang harusdilaksanakan agar Visi Provinsi Kepri dapat direalisasikan
dengan baik. Berdasarkan pada rumusan Visi Provinsi Kepri, maka misi yang
akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel,
aparatur birokrasi yang profesional, disiplin dengan etos kerja tinggi serta
penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas.
2. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis,
berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu.

III-4
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, ketrampilan dan profesionalisme


Sumber Daya Manusia sehingga memiliki daya saing tinggi.
4. Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender, penanganan
kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
5. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim, pariwisata,
pertanian untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan
mengurangi kesenjangan antar wilayah serta meningkatkan ketahanan
pangan
6. Meningkatkan iklim ekonomi kondusif bagi kegiatan penanaman modal
(investasi) dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.
7. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis industri dan perdagangan
dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
8. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur
berkualitas dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar
kabupaten/kota.
9. Meningkatkan daya dukung, kualitas dan kelestarian lingkungan hidup.

3. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau


Visi dan Misi pembangunan jangka menengah setelah dijabarkan dalam
tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan, maka proses selanjutnya adalah
kebijakan umum dan program. Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan
resume dari semua arah kebijakan pembangunan yang dipilih, sementara
program merupakan penjabaran dari arah kebijakan yang terkait langsung
dengan pelaksanaan visi dan misi RPJMD. Rumusan kebijakan umum
pembangunan dapat dilihat dari empat perspektif, yaitu perspektif masyarakat
atau layanan, perspektif proses internal, perspektif kelembagaan, dan
perspektif keuangan. Kebijakan umum pembangunan jangka menengah
Provinsi Kepulauan Riau terutama diarahkan pada:
1. Pembangunan bidang maritim khususnya dalam peningkatan daya saing
produk dan jasa maritim (kelautan dan pariwisata bahari).

III-5
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

2. Percepatan pembangunan infrastruktur yang memadai dan peningkatan


konektivitas wilayah dan antar pulau untuk pertumbuhan dan
pemerataan.
3. Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
4. Peningkatan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program yang
terpadu, sinergis dan berkelanjutan.
5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat.
6. Pengurangan pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja dan
mendorong investasi berskala nasional di Provinsi Kepulauan Riau.
7. Peningkatan pembangunan yang responsif gender, ramah anak, dan
ramah lansia/penyandang disabilitas.
8. Peningkatan pengendalian penduduk dengan optimalisasi pelaksanaan
program Keluarga Berencana.
9. Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta
penanggulangan bencana.
10. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang
baik.

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,


Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana juga mendukung arah
kebijakan pembangunan yang tertuang didalam arah kebijakan pembangunan
Gubernur Kepri yaitu Peningkatan pembangunan yang responsif gender,
ramah anak, dan ramah lansia/penyandang disabilitas.Sedangkan kebijakan
yang dirumuskan adalah Peningkatan kapasitas kelembagaan
pengarusutamaan gender, peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan,
serta Peningkatan Peningkatan upaya pencegahan, penanganan, dan
rehabilitasi terhadap anak, perempuan, dan kelompok marjinal.

III-6
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Tabel 3.1.
Faktor Pendorong dan Penghambat Misi dan Program Gubernur Provinsi
Kepulauan Riau
No Misi dan Program Permasalahan Faktor
Gubernur SKPD Penghambat Pendorong
1 Misi: Meningkatkan
derajat kesehatan,
kesetaraan gender,
penanganan
kemiskinan dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
2 Program :
Program Penguatan Rendahnya Jumlah SDM Pimpinan
Kelembagaan kualitas dan terbatas Dinas
Pengarusutamaan kuantitas SDM Pemberdayaan
Gender dan Anak. dalam Perempuan,
menjalankan Perlindungan
tupoksi, Anak,
lemahnya Pengendalian
koordinasi antar Penduduk dan
bagian, Keluarga
penempatan Berencana
SDM yang memiliki etos
kurang sesuai kerja yang
dengan tinggi
keahliannya
serta sarana dan
prasarana yang
masih belum
memadahi
Belum Data dari Sekarang
tersedianya Kabupaten/Kota sistem data
basis data sulit diperoleh sedang
akurat responsif dikerjakan.
gender dan
anak yang
digunakan
dalam
perencanaan
pengaggaran.
Belum Koordinasi antar Jumlah LSM
optimalnya lembaga masih dan Ormas
jejaring lemah yang peduli
lembaga anak dan
pengelola perempuan

III-7
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

No Misi dan Program Permasalahan Faktor


Gubernur SKPD Penghambat Pendorong
pemberdayaan tinggi sehingga
perempuan dan mudah
anak. koordinasi.
Program Rendahnya Julah Program dan
Peningkatan Kualitas kapasitas, perempuan kegiatan untuk
Hidup Perempuan ketrampilan pengaggur tinggi keberdayaan
dan perempuan
pendapatan cukup bagus.
perempuan
dalam
menopang
kesejahteraan
keluarga.
Program Tingginya Korban enggan Jemput bola
Peningkatan Kualitas kekerasan melapor terhadap kasus
Perlindungan terhadap kekerasan
Perempuan dan perempuan dan
Anak anak, termasuk
pernikahan dini,
perdagangan
orang,
kerentanan
anak
berkebutuhan
khusus dan
lemahnya
ketahanan
keluarga.
Program Keluarga Belum Kurangnya adanya
Berencana optimalnya sosialisasi terkait penganggaran
kegiatan hak-hak dan untuk
advokasi, kesehatan pelaksanaan
komunikasi, reproduksi program
informasi dan edukasi hak-
edukasi hak-hak hak dan
dan kesehatan kesehatan
reproduksi reproduksi
Masih tidak ada Program
bervariasinya fasilitasi penguatan
kelembagaan pembentukan kelembagaan
sebagai wujud kelembagaan
dukungan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
terhadap
program

III-8
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

No Misi dan Program Permasalahan Faktor


Gubernur SKPD Penghambat Pendorong
Kependudukan
dan Keluarga
Berencana
(belum adanya
kabupaten kota
yang
membentuk
BKKBD)

C. Telaah Visi dan Misi Pembangunan Nasional dan Renstra Kementerian


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1. Telaah Visi dan Misi Pembangunan Nasional


Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN


BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan


yaitu:
a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

III-9
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Berkaitan dengan misi sebagaimana tersebut diatas Dinas Pemberdayaan


Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana berkontribusi terhadap pencapaian misi Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, khususnya adalah
peningkatan kualitas hiup perempuan dana anak.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia
yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas
dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut
NAWA CITA.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Dalam Nawa Cita tersebut Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana akan
merumuskan program dan kegiatan selaras dengan Nawa Cita yaitu :
1. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

III-10
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program ini akan diimplementasikan dalam program perlidungan korban


kekerasan terhadap perempuan dan anak.
2. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program yang akan
diimplementasikan adalah meningkatkan kualitas hidup perempuan dan
anak.
3. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya.Program dan kegiatan yang akan dilakukan adalah
peningkatkan usaha yang digeluti perempuan agar mampu bersaing di
pasar global.
4. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik. Program dan kegiatan yang akan dilakukan
adalah peningkatkan ekonomi perempuan dalam rangka memperkuat
ketahanan keluarga.

2. Tujuan, Fokus Prioritas dan Program Jangka Menengah Kementerian


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2015-2019
a. Tujuan
Rumusan Tujuan KementrianPemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak untuk mendukung upaya pencapaian Visi dan Misi
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kesetaraan Gender danPemberdayaan Perempuan;
2) Meningkatnya penerapan kebijakan perlindungan perempuan dari
tindak kekerasan;
3) Meningkatnya pemenuhan hak semua anak, termasuk anak dalam
kondisi khusus dan perlindungan anak;
4) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan
Kemen PP-PA.

III-11
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

b. Fokus Prioritas
Fokus prioritas untuk mencapai sasaran Kementrian PPPA adalah:
1) Pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang perekonomian,
dengan fokus prioritas pada ketenagakerjaan dan usaha mikro
(industri rumahan);
2) Pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang sosial, politik dan
hukum dengan fokus prioritas:
a) Bidang sosial, fokus prioritas dilakukan dalam upaya penurunan
AKI dan penurunan kasus HIV/AIDs, bahan ajar, serta adaptasi
perubahan iklim;
b) Bidang politik, fokus prioritas melalui peningkatan keterlibatan
perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan/atau
politik di legislatif, eksekutif dan yudikatif;
c) Bidang hukum, fokus prioritas pada pemetaan dan mereview
kebijakan bias gender.
3) Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan, dengan fokus
prioritas pada upaya pencegahan terjadinya kekerasan terhadap
perempuan;
4) Pelaksanaan kebijakan perlindungan anak, dengan fokus prioritas
pada upaya pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak;
5) Pelaksanaan kebijakan pemenuhan hak anak, dengan fokus prioritas
pada upaya pemenuhan hak anak di bidang pendidikan melalui
Sekolah Ramah Anak; bidang kesehatan melalui Puskesmas Ramah
Anak; bidang infrastruktur melalui Ruang Bermain Ramah Anak; serta
partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan;
6) Perencanaan program dan anggaran serta evaluasi kinerja organisasi
yang diselesaikan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi tepat waktu,
terintegrasi dan harmonis dengan dokumen perencanaan lainnya
(RPJPN, RPJMN, Renstra);
7) Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan data dan informasi
tentang gender dan anak dengan fokus prioritas pada penyusunan

III-12
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

profil gender dan anak, pemanfaatan data oleh satuan kerja, dan
publikasi Kemen PP-PA;
8) Peningkatan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan dan kualifikasi,
prasarana sarana barang dan jasa, serta keuangan, dengan fokus
prioritas pada peningkatan kapasitas SDM.

c. Program
Dalam rangka mencapai sasaran strategis Kemen PPPAtahun 2015-
2019, maka ditetapkan 2 (dua) program teknis dan 1 (satu) program
generik yaitu:
1) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (teknis)
Program ini bertujuan mendukung tugas dan fungsi Kemen
PPPAdalam mendorong terwujudnya kebijakan yang responsif
gender, termasuk kebijakan yang berorientasi pada perlindungan
perempuan dari berbagai tindak kekerasan pada K/L dan Pemda.
Dalam pelaksanaannya, program ini difokuskan pada perumusan
kebijakan dan program yang responsif gender di bidang
perekonomian, sosial, politik dan hukum serta
perumusankebijakan dan program perlindungan hak-hak perempuan,
dan dibarengi dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap
efektifitas pelaksanaan kebijakan yang telah dirumuskan.Program ini
memiliki 2 (dua) sasaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Meningkatnya pelaksanaan pengarusutamaan gender dan
pemberdayaan perempuan di berbagai bidangyang ditandai
dengan :
(1) Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung
pemberdayaan perempuan;
(2) Jumlah lembaga yang melaksanakan kebijakan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan.
b) Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak
kekerasan, yang ditandai dengan:
(1) Jumlah kebijakan perlindungan perempuan;

III-13
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

(2) Jumlah lembaga yang melaksanakan perlindungan


perempuan;
(3) Persentase kasus kekerasan terhadap perempuan yang
mendapat layanan komprehensif.

2) Program Perlindungan Anak (teknis)


Program ini bertujuan untuk mendukung tugas dan fungsi
Kemen PPPA dalam mendorong terwujudnya kebijakan yang peduli
anak, yang berorientasi pada tumbuhkembang anak, termasuk pada
perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan pada K/L dan
Pemda.Dalam pelaksanaannya, program ini difokuskan pada
perumusan kebijakan dan kegiatan yang peduli anak pada berbagai
bidang pembangunan, dan diiringi dengan pelaksanaan monitoring
dan evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan kebijakan yang telah
dirumuskan.Program ini memiliki 2 (dua) sasaran yang ingin dicapai
yaitu:
a) Meningkatnya pemenuhan hak anak, termasuk tindakan afirmasi
bagi anak dalam kondisi khusus, yang ditandai dengan:
1) Jumlah kebijakan pemenuhan hak anak;
2) Jumlah K/L, provinsi/kabupaten/kota, dan ormas yang
melaksanakan kebijakan pemenuhan hak anak.
b) Meningkatnya perlindungan khusus anak, yang ditandai dengan:
1) Jumlah kebijakan perlindungan khusus anak;
2) Jumlah K/L, provinsi/kabupaten/kota, dan ormas yang
melaksanakan kebijakan perlindungan khusus anak;
3) Persentase pengaduan kasus anak yang ditindaklanjuti.

3) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


lainnya (generik)
Program ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan
tugas-tugas Kemen PPPA dalam proses mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik di lingkungan Kemen PPPA.

III-14
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Sasaran program yang ingin dicapai yaitu mendukung


pelaksaanaan tugas-tugas Kemen PPPA dalam proses mewujudkan
tatakelola pemerintahan yang baik yang ditandai dengan:
a) Persentase (%) rencana program dan anggaran Kemen PPPAyang
diselesaikan tepat waktu, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi
berdasarkan tersedianya data terkini, terintegrasi dan harmonis;
b) Persentase (%) layanan sarana prasarana, keuangan dan
pengembangan SDM;
c) Persentase (%) koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan dan bantuan hukum yang sesuai kebutuhan dan
akuntabel.
Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Kepri disusun dengan
memperhatikan Kebijakan Pembangunan Nasional dan Renstra Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sasaran yang akan ditetapkan
dalam Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana diselaraskan dengan pencapaian
sasaran Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, sehingga nantinya akan
berkontribusi terhadap pencapaian sasaran di Kementerian PPPA.
Tabel 3.2.
Permasalahan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Faktor Pendorong dan
Penghambat Capaian Sasaran Renstra KPPA
No Sasaran Jangka Permasalahan Faktor
Menengah Renstra KPPA Pelayanan Dinas Penghambat Pendorong
PPPAP2KB
1 Meningkatnya Rendahnya Koordinasi Kabupaten/Kota
pelaksanaan kepedulian SKPD lemah mensupport Provinsi
pengarusutamaan terhadap pencapaian dengan berbagai
gender dan KKG kegiatan
pemberdayaan
perempuan di berbagai
bidang pembangunan
2 Meningkatnya Banyak anak yang Angka Jumlah LSM anak
pemenuhan hak anak, belum memperoleh kekerasan cukup memadahi
termasuk tindakan hak-haknya. tinggi
afirmasi bagi anak dalam Jumlah

III-15
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

No Sasaran Jangka Permasalahan Faktor


Menengah Renstra KPPA Pelayanan Dinas Penghambat Pendorong
PPPAP2KB
kondisi khusus pernikahan
dini
meningkat.
3 Meningkatnya Tingginya kekerasan Rendahnya Cepatnya arus
perlindungan anak terhadap anak. pedulian informasi yang
orang tua dan mampu
publik dalam menjembatani
perlindungan kebutuhan warga.
anak
Tingginya Rendahnya Cepatnya arus
pernikahan dini pedulian informasi yang
orang tua dan mampu
publik dalam menjembatani
perlindungan kebutuhan warga.
anak
4 Meningkatnya Belum optimalnya Jumlah dana Bantuan hukum dari
koordinasi bantuan bantuan hukum terbatas, berbagai pihak
hukum dan hubungan diimplementasikan covernya terbuka luas.
masyarakat banyak

5 Meningkatnya Belum Kepedulian Dinas Pemberdayaan


koordinasiperencanaan, berkembangnya SKPD rendah Perempuan,
pelaksanaan dan koordinasi PPRG terhadap Perlindungan Anak,
pelaporan program dan PPRG Pengendalian
anggaran Penduduk dan
Keluarga Berencana
selalu setiap tahun
menyelenggarakan
peningkatan
kapasitas
6 Meningkatnya Belum tersusunnya Data SKPD Sudah dibuat sistem
pelembagaan data sistem data gender lemah data pilah
terpilah dan data anak dan anak.
7 Meningkatkan Rendahnya kualitas Tidak banyak Informasi beasiswa
pengembangan SDM, SDM yang tertarik terbuka
administrasi dan untuk belajar
pengelolaan penunjang lanjut
pelaksana tugas Kemen
PPPA.
8 Meningkatnya Capaian kinerja Mekanisme Kecepatan dalam
pengawasan dan belum optimal pemeriksaan penyusuan laporan
peningkatan PPRG belum
akuntabilitas aparatur optimal
Kemen PPPA
9 Meningkatnya telaahan Belum efektifnya Banyak PPRG mulai

III-16
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

No Sasaran Jangka Permasalahan Faktor


Menengah Renstra KPPA Pelayanan Dinas Penghambat Pendorong
PPPAP2KB
Program Kesetaraan program dan internal Dinas digalakkan
Gender dan kegiatan responsif Pemberdayaan
Pemberdayaan gender Perempuan,
Perempuan, dan Perlindungan
Program Perlindungan Anak,
anak. Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga
Berencana
kurang peduli
kemampuan
diri.

D. Telaah Renstra Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019,
seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut serta mensukseskan Visi dan
Misi Pembangunan 2015-2019. Visi dan Misi Pembangunan tersebut di dukung
oleh 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita), BKKBN
diharapkan dapat berpartisipasi dalam mensukseskan Agenda Prioritas ke 5 (lima),
untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”, yaitu :
1) Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2) Pembangunan Pendidikan khususnya Pelaksanaan Program Indonesia Pintar
3) Pembangunan Kesehatan khususnya Pelaksanaan Program Indonesia sehat
4) Peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan program
Indonesia Kerja

Terkait dengan upaya pencapaian visi nasional, BKKBN memiliki visi untuk
menjadi Lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan Penduduk
Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas”. Untuk pencapaian visi tersebut
dijabarkan misi sebagai berikut:
1. Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan;
2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga;
4. Membangun dan menerapkan Budaya Kerja Organisasi secara konsisten;

III-17
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

5. Mengembangkan jejaring Kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,


Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh BKKBN dalam rangka mendukung
visi nasional adalah:
1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)
3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19
tahun)
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS ( 15 – 49 tahun).
Tabel 3.3.
Indikator Sasaran Strategis BKKBN Tahun 2015-2019

No Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019


1. Persetase Laju 1,38 1,27 1,25 1,23 1,21 1,19 (2015-
Pertumbuhan (2010- 2020)
Penduduk (LPP) 2015)
2. Angka kelahiran 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,28
total (TFR) per
WUS (15 - 49
tahun)
3. pemakaian 65,2 65,4 65,6 65,8 66,0 66,0
kontrasepsi (CPR)
a. Menurunnya 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 24,6
tingkat putus
pakai
kontrasepsi
b. Meningkatnya 20,5 21,1 21,7 22,3 23,5 23,5
penggunaan
MKIP (%)
4. Persentase 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 9,91
Kebutuhan Ber KB
yang tidak
terpenuhi (Unmet
need) (%)
5. Angka kelahiran 46 44 42 40 38 38
pada remaja usia
15 -19 tahun (ASFR
15 – 19 tahun)
6. Persentase 7,1 7,0 6,9 6,8 6,6 6,6

III-18
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

No Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019


kehamilan yang
tidak diinginkan
dari WUS ( 15 – 49
tahun).
Sumber: Renstra BKKBN Tahun 2015-2019

Tabel 3.4.
Permasalahan Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Terhadap Pencapaian Sasaran
Strategis BKKBN beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya

Permasalahan Pelayanan Faktor


Tujuan dan Sasaran
Dinas PPPAP2KB Penghambat Pendorong
1. Menurunnya Laju  Belum optimalnya Masih Kesadaran
Pertumbuhan pelaksanaan program rendahnya masyarakat untuk
Penduduk (LPP) Keluarga Berencana, kesadaran berpartisipasi
dilihat dari masih kaum pria mengalami
rendahnya cakupan untuk berperan peningkatan
peserta KB aktif serta secara
 Belum optimalnya aktif dalam
kegiatan advokasi, program KB
komunikasi, sebagai
informasi dan akseptor KB
edukasi hak-hak dan
kesehatan reproduksi

2. Menurunnya Angka Belum optimalnya Banyaknya PUS Sosialisasi program


kelahiran total (TFR) pelaksanaan program yang tidak Keluarga Berencana
per WUS (15 - 49 Keluarga Berencana, tidak ikut ber- selalu dilaksanakan
tahun) dilihat dari masih KB
rendahnya cakupan
peserta KB aktif
3. Meningkatnya Belum optimalnya Kemampuan Ada dana alokasi
pemakaian kemampuan penyediaan daerah untuk khusus dari
kontrasepsi (CPR) alat kontrasepsi. menyediakan pemerintah pusat
alat kontrasepsi untuk program KB
terbatas
4. Menurunnya Masih tingginya angka Banyaknya PUS Sosialisasi program
kebutuhan ber-KB unmeetned KB. yang tidak Keluarga Berencana
yang tidak terpenuhi tidak ikut ber- selalu dilaksanakan
(unmet need) KB
5. Menurunnya Angka Masih banyaknya Belum Seluruh kecamatan
kelahiran pada Jumlah PUS yang optimalnya telah memiliki
remaja usia 15 -19 isterinya dibawah usia peran PIK R fasilitas pelayanan
tahun (ASFR 15 – 19 20 tahun dalam konseling remaja

III-19
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Permasalahan Pelayanan Faktor


Tujuan dan Sasaran
Dinas PPPAP2KB Penghambat Pendorong
tahun) melakukan
6. Menurunnya kegiatan dan
kehamilan yang penyuluhan
tidak diinginkan dari konseling
WUS ( 15 – 49
tahun).

E. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Kepri selama 5 tahun yang akan
datang tidak merencakanan kegiatan pembangunan fisik, sehingga aktivtias
program dan kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tidak akan berpengaruh
terhadap perencanaan tata ruang dan juga tidak menimbulkan dampak terhadap
aspek lingungan hidup.

III-20
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

F. Penentuan Isu-Isu Strategis


Berdasarkan pada rumusan permasalahan pada sub bab A, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode penilaian atau
skoring sebagai berikut ini :
Tabel 3.5.
Penentuan Isu Strategis melalui Metode Penilaian atau Skoring
Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking
pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
Rendahnya kualitas 18 8 18 9 15 20 88 1
dan kuantitas SDM
dalam menjalankan
tupoksi, lemahnya
koordinasi antar
bagian, serta
penempatan SDM
yang kurang sesuai
dengan keahliannya.
Sarana dan prasarana 9 5 12 6 15 20 67 6
yang masih belum
memadahi
Belum tersedianya 15 10 18 9 15 18 85 2
basis data akurat
responsif gender dan

III-21
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
anak yang digunakan
dalam perencanaan
pengaggaran.
Aksesibilitas 12 7 16 9 4 20 68 5
perempuan dalam
pengelolaan
sumberdaya ekonomi
terbatas.
Rendahnya kontribusi 13 5 16 9 6 18 67 6
pendapatan
perempuan
Belum optimalnya 9 5 16 6 12 12 60 8
jejaring lembaga
pengelola keberdayaan
perempuan dan anak.
Tingginya kasus 18 9 16 8 4 18 73 3
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Kepri menjadi daerah 18 9 16 5 4 18 70 4
tujuan dan transit
korban tindak

III-22
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
kekerasan dan
perdagangan orang
dari seluruh wilayah
Indonesia
Tingkat perceraian 12 4 16 3 7 12 54 10
tinggi
Luasnya coverage area 6 8 16 8 4 12 54 10
dalam pengendalian
perdagangan orang
melalui pelabuhan-
pelabuhan rakyat
termasuk pelabuhan
resmi.
Pemenuhan hak-hak 16 8 16 8 7 12 67 6
anak belum optimal
Menurunnya 16 6 12 6 7 12 59 9
ketahanan keluarga
dalam menciptakan
keluarga sejahtera dan
harmonis.

III-23
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
Meningkatnya 16 8 12 8 4 12 60 8
pernikahan dini dan
pernikahan anak yang
tidak diinginkan.
Belum optimalnya 16 9 12 6 4 12 59 9
perlindungan khusus
bagi anak-anak.
Kesenjangan gender 18 9 16 8 7 12 70 4
dalam pembangunan
daerah masih tinggi
Rendahnya motivasi 12 6 12 6 4 12 52 11
dan partisipasi
perempuan dalam
mengembangkan
potensi dan berkiprah
dalam ranah publik
khsusunya dalam
bidang ekonomi,
politik, sosial dan
hukum
Rendahnya kontribusi 16 8 15 8 7 12 66 7

III-24
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
dunia usaha/swasta
dalam penerapan PUG
, dan pemenuhan hak
anak.
Terbatasnya lembaga 16 8 15 8 7 12 66 7
penyedia layanan
pemberdayaan
perempuan dan anak.
Penerapan sanksi 12 5 10 6 4 12 49 12
terhadap regulasi
perlindungan
perempuan dan anak
belum optimal.
Belum optimalnya 12 5 10 6 4 12 49 12
kegiatan advokasi,
komunikasi, informasi
dan edukasi hak-hak
dan kesehatan
reproduksi

III-25
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
Masih bervariasinya 12 6 12 6 4 12 52 11
kelembagaan sebagai
wujud dukungan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
terhadap program
Kependudukan dan
Keluarga Berencana
(belum adanya
kabupaten kota yang
membentuk BKKBD)
Ratio jumlah Penyuluh 12 6 12 6 4 12 52 11
KB terhadap jumlah
Desa/Kelurahan di
Kepulauan Riau yang
belum ada. Kepulauan
Riau memiliki 351
Desa/Kelurahan
sedangkan jumlah
PLKB/PKB sebanyak
547 yang berarti setiap

III-26
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
petugas lapangan KB
rata-rata membina 4
Desa/Kelurahan.
Belum sinergisnya 12 6 12 6 4 12 52 11
penyerasian kebijakan-
kebijakan dibidang
pengendalian
penduduk yang
ditandai masih belum
konsistennya secara
vertikal maupun
horizontal kebijakan
kependudukan terkait
dengan kuantitas,
kualitas dan mobilitas
penduduk. Ini ditandai
pula adanya kebijakan
yang kurang
mendukung upaya
pengendalian kuantitas
atau jumlah penduduk

III-27
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Memiliki Merupakan Memiliki Memiliki daya Kemungkinan Prioritas Jumlah Ranking


pengaruh tugas dan dampak ungkit atau janji politik
yang besar/ tanggung yang besar terhadap kemudahannya (kepala
signifikan jawab SKPD terhadap pembangunan untuk daerah)
Permasalahan terhadap sesuai publik daerah ditangani yang perlu
pencapaian tupoksi diwujudkan
sasaran
Renstra
20 10 20 10 15 25
Belum optimalnya 18 9 16 8 4 18 73 3
pelaksanaan program
Keluarga Berencana,
dilihat dari masih
rendahnya cakupan
peserta KB aktif
Tingginya migrasi 16 9 12 6 4 12 59 9
penduduk.

Belum optimalnya 12 7 16 9 4 20 68 5
kemampuan
penyediaan alat
kontrasepsi.
Masih tingginya angka 18 9 16 8 4 18 73 3
unmeetned KB.

Masih banyaknya 18 9 16 5 4 18 70 4
Jumlah PUS yang
isterinya dibawah usia
20 tahun

III-28
Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Hasil penilaian atau skoring isu strategis yang harus ditangani oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Riau dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas dan kuantitas SDM dalam menjalankan tupoksi, lemahnya
koordinasi antar bagian, penempatan SDM yang kurang sesuai dengan
keahliannyaserta sarana dan prasarana yang masih belum memadahi
2. Belum tersedianya basis data akurat responsif gender dan anak yang
digunakan dalam perencanaan pengaggaran.
3. Rendahnya kapasitas, ketrampilan dan pendapatan perempuan dalam
menopang kesejahteraan keluarga.
4. Belum optimalnya jejaring lembaga pengelola pemberdayaan perempuan dan
anak.
5. Tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk pernikahan
dini, perdagangan orang, kerentanan anak berkebutuhan khusus dan
lemahnya ketahanan keluarga.
6. Kesenjangan gender dalam pembangunan daerah antar Kabupaten/Kota
masih tinggi
7. Rendahnya partisipasi dunia usaha/swasta dalam penerapan PUG, dan
pemenuhan hak anak.
8. Masih rendahnya cakupan peserta KB aktif
9. Belum optimalnya kemampuan penyediaan alat kontrasepsi.
10. Masih tingginya angka unmeetned KB
11. Masih banyaknya Jumlah PUS yang isterinya dibawah usia 20 tahun

III-29

Anda mungkin juga menyukai