Anda di halaman 1dari 7

“PROGRAM KESEHATAN PRIORITAS DI TINGKAT REGIONAL”

OLEH:

YOLENTA ALFIRA NAU

2007010139

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022
PROGRAM BANGGA KENCANA

Permasalahan gizi buruk atau stunting masih menjadi momok dalam


pembangunan manusia Indonesia. Salah satu provinsi yang memiliki masalah
stunting cukup tinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di NTT, khususnya di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) yang termasuk satu
dari 100 kabupaten prioritas penanganan stunting, masih banyak bayi dan balita
yang mengalami gizi kurang hingga stunting. Kasus di sana disebabkan multi
faktor yang saling berkaitan, seperti masih minimnya sarana dan prasarana
sanitasi, kurangnya sumber air bersih, kesadaran masyarakat, dan sebagainya.

Untuk penanganan stunting, perlu difokuskan di bidang sanitasi, imunisasi dasar,


keluarga berencana, pemenuhan air layak dan lain-lain. Sehingga diperlukan
koordinasi dan sinergi antar kementerian dan lembaga terkait dalam pelaksanaan
program dan efisiensi anggaran,

Permasalahan stunting juga sangat erat kaitannya dengan permasalahan di ranah


keluarga. Karena itu, edukasi dan sosialisasi kepada keluarga terkait gizi anak
juga penting dilakukan. 

Dalam hal ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
yang menjadi lead untuk melakukan dan sosialisasi stunting di keluarga. Selain
itu, dalam sosialisasi dan edukasi ini juga diperlukan keterlibatan tokoh
masyarakat agar sosialisasi bisa dilakukan dengan maksimal.

Berbagai upaya intervensi dilakukan pemerintah, di antaranya yaitu program


bangga kencana. Program Bangga Kencana atau Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana merupakan program yang bertujuan
untuk mengarahkan agar keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak,
pendidikan dan sebagainya sehingga akan terbentuk keluarga-keluarga
berkualitas.

Program Bangga Kencana yang merupakan rebranding dari Kependudukan 


Keluarga Berencana dan Pembangunan  Keluarga (KKBPK)  memiliki lima
kebijakan dan strategi.
Kebijakan program Bangga Kencana yang merupakan singkatan dari
Pembangunan  Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana ini yaitu

1. memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi berupa


peningkatan kualitas dan pemanfaatan data program bangga kencana
berbasis teknologi informasi di seluruh tingkatan wilayah. Serta
pengembangan smart technology program untuk memperkuat pengelolaan
program bangga kencana.
2. meningkatkan advokasi dan penggerakan program bangga kencana sesuai
dengan karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran.
3. meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang
komperhensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran. 
4. meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan
integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di
keluarga. Perlu adanya optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita
dan anak serta pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui
keluarga.
5. menguatnya pemaduan dan sinkroniasasi kebijakan pengendalian
penduduk. Seperti pengembangan GDPK, penguatan sinergitas kebijakan
penyelenggaraan pengendalian penduduk, peningkatan kapasitas dan
kapabilitas kelembagaan. Serta, peningkatan sinkronisasi dan pemanfaatan
informasi kependudukan.

Dalam implementasi nya program Bangga Kencana ini memiliki beberapa


kegiatan, yang tebagi pada dua hal yakni Perogran Pembangunan Keluarga dan
Program Keluarga Berencana.

Untuk Program pembangunan keluarga beberapa kegiatannya adalah kegiatan


tribina yang meliputi Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga
Lansia serta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UUPKA), dan
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Sedangkan untuk Program
Keluarga Berencana meliputi konseling dan pelayanan kontrasepsi mulai dari
suntik, pil, kondom, hingga layanan kontrasepsi MKJP yang meliputi IUD, Implant,
MOP dan MOW.

Sedikit membahas mengenai Tribina, yang meliputi bina keluarga balita (BKB),
bina keluarga remaja (BKR) dan bina keluarga lansia (BKL) pengertiannya adalah
sebagi berikut :

1. Bina Keluarga Balita (BKB)

BKB merupakan salah satu bagian dari Tribina yang khusus mengelola tentang
pembinaan terhadap balita. Tujuan dari BKB yaitu untuk menambah wawasan
serta meningkatkan ketrampilan orangtua dalam mengasuh balitanya. Pembinaan
tersebut meliputi pola asuh balita, perhatian orang tua terhadap fungsi motorik
balita, gizi seimbang bagi balita, dan lain-lain.

Hubungan antara orangtua dan balita memiliki pengaruh yang besar bagi balita
untuk masa mendatang.Balita dapat dikatakan sebagai golden age periode,
dimana masa balita sangat berpengaruh untuk kedepannya. Didikan maupun
asuhan yang tepat dari orangtua untuk balita mampu membentuk generasi
mendatang yang berkualitas.

Generasi yang berkualitas akan menciptakan anak- anak yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepribadian yang luhur, tumbuh
kembang secara optimal serta menjadi generasi yang cerdas, terampil, dan sehat.

2. Bina Keluarga Remaja (BKR)

Berdasarkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang pembangunan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Terdapat 4 (empat) upaya
pokok keluarga berencana nasional, diantaranya adalah pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan
peningkatan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan 4 upaya pokok program keluarga berencana nasional, maka


dibentuk BKR (Bina Keluarga Remaja). Program tersebut ditujukan untuk orangtua
maupun anggota keluarga yang memiliki peran untuk membina remaja. Remaja
merupakan periode dimana seseorang telah mengalami kematangan fisik, mental
maupun emosional.

Kebanyakan mereka yang sudah menginjak usia remaja memiliki pola pikir yang
berubah- ubah. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang serta
kualitas diri pada remaja.

Oleh karena itu, tujuan dari program BKR adalah untuk meningkatkan ketrampilan
orangtua maupun anggota keluarga lainnya dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada remaja sebagai upaya untuk menciptakan keluarga
yang sejahtera dan memiliki kualitas yang baik.

Dalam pembinaan remaja, terdapat program PUP (Pendewasaan Usia


Perkawinan) yang membahas tentang tingkat kematangan usia perkawinan.
Program tersebut sangat bermanfaat bagi remaja, sehingga mereka memiliki
pengetahuan, kesadaran, serta pertimbangan yang matang terkait dengan usia
perkawinan yang tepat, (usia wanita minimal mencapai 21 tahun dan usia laki- laki
minimal mencapai 25 tahun).

3. Bina Keluarga Lansia (BKL)

BKL merupakan program yang ditujukan kepada keluarga yang memiliki lansia
(lanjut usia).
Tujuan dari BKL adalah untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui
kepedulian dan peran anggota keluarga, sehingga terbentuk lansia yang produktif,
aktif, mandiri, sehat, dan bermanfaat bagi keluarga maupun masyarakat.

Di dalam kegiatan BKL, terdapat pembinaan yang berkaitan dengan pembinaan


fisik bagi lansia. Pembinaan tersebut mempertimbangkan faktor usia dan kondisi
fisik yang berbeda- beda setiap orang. Pertimbangan tersebut bertujuan untuk
memberikan pembinaan atau penanganan kepada lansia sesuai dengan
kebutuhan secara maksimal.

Terkait dengan pembinaan terhadap lansia, terdapat beberapa masalah psikis


yang dialami lansia, diantaranya adalah kecemasan dan ketakutan. Kecemasan
meliputi cemas akan perubahan fisik, fungsi anggota tubuh, kekuatan sosial, dan
terasingkan dari kehidupan sosial masyarakat. Di samping itu, ketakutan meliputi
takut kesehataannya terganggu, takut berumur pendek (meninggal), takut
kekurangan uang, dan lain- lain.

Selain permasalahan psikis, terdapat beberapa permasalahan yang menyangkut


tentang kemunduran fungsi- fungsi anggota tubuh pada lansia sehingga
berpengaruh pada kegiatan atau aktivitas lansia sehari- hari, sehingga keluarga
yang memiliki Lansia hendaknya mengikuti pembinaan di BKL agar mendapatkan
pengetahuan tentang hal itu semua.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemenkopmk.go.id/pemerintah-siapkan-langkah-penanganan-
stunting-di-provinsi-ntt

https://infopublik.id/kategori/nusantara/639101/simak-5-kebijakan-strategi-
program-bangga-kencana

https://www.kilasberita.id/sosial-politik/pr-3202706561/apa-sih-bangga-kencana-
bkkbn-itu-simak-penjelasannya

https://www.kemenkopmk.go.id/berantas-stunting-di-ntt-kemenko-pmk-ajak-kl-
bersinergi-dalam-program-bangga-kencana

Anda mungkin juga menyukai