Anda di halaman 1dari 14

Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti berikut ini

:
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan
makanan mahal.
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran dini
berkualitas. 2 dari 3
ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air minum
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun
Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti berikut ini
:
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan
makanan mahal.
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran dini
berkualitas. 2 dari 3
ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air minum
bersih.
PENANGANAN
BERSAMA
➢ RISKESDAS 2018 Prevalensi stunting 30,8 %
➢ Perpres No.42/2013 tentang Percepatan Perbaikan Gizi
n Keterampilan program
Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
❑ Pendidikan dan
Keterampilan
a. Pembinaan BKB
b. Pembinaan PAUD
c. Pelatihan TPK3PKK, LP3PKK
dan Damas
d. Menyusun Modul BKB, PAUD,
TPK3PKK, LP3PKK dan Damas
e. Monev Pos PAUD, BKB
❑ Pengembangan
Kehidupan
Berkoperasia. Pelaksanaaan Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK
b. Pelatihan Upaya Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K) PKK, dalam rangka
meningkatkan pengetahuan
c. Mengupayakan permodalan Upaya
Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)
PKK (akses lembaga keuangan)
d. Mendorong pembentukan Koperasi
A. PRIORITAS PROGRAM
V.
PRIORITAS
PROGRAM
PROGRAM
UNGGULAN
VI. STRATEGI PELAKSANAAN
POKJA II
OPTIMALISASI PEMBINAAN
BINA KELUARGA BALITA
Prioritas program
a. Gerakan pembangunan keluarga sejahtera
b. Konsep dasar BKB dan remaja
c. Pemantapan 8 fungsi keluarga
d. Peran orang tua dalam pembinaan anak dan balita
e. Tumbang anak dan balita
f. Reproduksi sehat
g. Pembinaan anak dan balita
h. Pengelolaan program BKB
i. Pendampingan
Program unggulan
OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN
EKONOMI KELUARGA
a. Penguatan Kelompok UP2K PKK
b. Pembinaan dan pemanfaatan dana/modal usaha
c. Mengupayakan usaha yang berkelanjutan dan cepat
menghasilkan
d. Memanfaatkan Bahan baku lokal
e. Pembinaan produksi yang baik (kemasan dan
pemasaran)
SINERGITAS ANTAR POKJA
DALAM MENDUKUNG PENCEGAHAN STUNTING
PRIORITAS PROGRAM
PROGRAM UNGGULAN
POKJA II ❑ - Pembinaan BKB
- Pembinaan PAUD
❑ Pelaksanaaan Upaya
Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K) PKK
POKJA IV
POKJA III
POKJA I
PRIORITAS
PRIORITAS
PROGRAM UNGGULAN
PROGRAM UNGGULAN
PRIORITAS PROGRAM
PROGRAM UNGGULAN
POS
PELAYANAN
TERPADU
POSYANDU
❑ Pola Asuh Anak dan remaja
denganPenuh cinta dan kasih
sayang dalam keluarga
❑ Pembinaan Karakter Keluarga
❑ - Pangan
-Perumahan dan
- Tatalaksana RT
❑ Pemnafaatan lahan melalui
HATINYA PKK
❑ Hidup Bersih Sehat dlm
Keluarga dan Lingkungan,
serta prilaku CERDIK
❑ - Kesehatan
- Kelestarian Lingkungan Hidup
5 Pilar Pencegahan Stunting:
1. Komitmen dan Visi Kepemimpinan;
2. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku;
3. Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi Program Pusat, Daerah, dan Desa;
4. Ketahanan Pangan dan Gizi
5. Pemantauan dan Evaluasi
Sasaran
Priorita
Ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau
rumah tangga 1.000 HPK

Strategi Nasional
Percepatan Pencegahan Stunting
POKJA 3
TUJUAN
Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan
pangan.
STRATEGI
1. Akses pangan yang bergizi; dengan memastikan keterjangkauan dan
keteresediaan
pangan bergizi, dan mendorong cakupan dan kualitas program fortifikasi pangan
utama
yang sudah berjalan (garam, tepung terigu, minyak goreng).
2. Perluasan program bantuan sosial dan bantuan pangan non tunai yang bergizi
untuk keluarga kurang mampu; agar dapat memenuhi kebutuhan gizi sasaran
prioritas dari keluarga kurang mampu.
3. Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga; dengan mempercepat
diversifikasi
pangan berbasis sumber daya pangan lokal dan pengembangan Kawasan Ramah
Pangan Lestari (KRPL) berkelanjutan.
4. Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan; dengan memperkuat
koordinasi kelembagaan, penegakan hukum, dan mekanisme pelabelan dan
penyampaiaan iklan pangan untuk memastikan keamanan dan mutu pangan.

Untuk mempersiapkan Kader Bina Keluarga Balita (Kader BKB) dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan stunting dan kematian ibu hamil, Pemkab Rembang melalui Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang menggelar
kegiatan Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Aula PKK, Kamis (24/10).
Sebanyak 42 peserta yang terdiri dari 14 Petugas Lapangan KB (PLKB) kampung KB, 14 pengurus
pokja 2 dan 4 tim penggerak PKK Desa di kampung KB hadir mengikuti pelatihan pagi hari itu.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang Hajah Hasiroh Hafidz dalam sambutannya sekaligus
membuka kegiatan tersebut mengatakan, penanggulangan dan pencegahan stunting merupakan
prioritas utama yang saat ini menjadi perhatian, bahkan Pemerintah daerah melalui program-
programnya terus menggenjot untuk menekan angka stunting di Kabupaten Rembang. Kondisi stunting
disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan nutrisi selama 9 bulan saat anak di dalam kandung
ibu atau selama masa pertumbuhan kritis, yaitu 1.000 hari pertama dalam hidup anak.

Oleh sebab itu pihaknya menekankan, setiap desa harus tersedia layanan BKB yang sudah terintegrasi
dengan layanan Posyandu dan PAUD atau biasa dikenal dengan sebutan BKB Holistik Integratif (BKB
HI) pada tahun 2020 mendatang. Layanan tersebut sudah menawarkan aspek kesehatan, gizi,
pengasuhan dan perlindungan.

Adanya tenaga pendamping kelompok bina keluarga sangat berperan penting dalam pencegahan
stanting dan kematian ibu saat hamil. Pendampingan  ibu  hamil  oleh kader merupakan  wujud  dari 
peran serta  aktif masyarakat  dimana kader  sebagai  pendamping  melakukan interaksi yang
berkelanjutan kepada ibu hamil.

“Pada waktu kehamilan harus sudah dipersiapkan untuk prahamilnya dulu. Jadi sebelum hamil ibu juga
sudah dikondisikan untuk tes kondisi tubuh, jangan sampai ibu-ibu yang hamil ini menderita anemia
belum diketahui. Jadi harus diperiksa dulu sehingga ibu hamil benar-benar siap untuk melahirkan.
Pendamping juga harus mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan diri, sehingga pada saat
kehamilannya ada hal yang bisa mengganggu kehamilannya bisa cepat teratasi,” kata Hasiroh Hafidz .
Sementara itu, Kepala Dinsos PPKB melalui Kabid PPPAKS (Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Keluarga Sejahtera) Budi Setiasih dalam laporannya mengatakan, tujuan
diadakannya pelatihan tersebut guna

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta wawasan bagi kader pembina keluarga dalam
membina kelompok BKB dan pengelolaan PAUD. Selain itu juga untuk mengetahui kemajuan  dan
perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tenaga pendamping kelompok pembina di
Kecamatan serta mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi. Angka kasus stunting di Indoensia
sebanyak 30 persen, sedangkan di Kabupaten Rembang 26 persen.

POKJA PKK (Kelompok Kerja


Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga)
 

1. Pokja I PKK
Tujuan: Mengelola program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Program
Gotong Royong.

Tugas

1. Memantapkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, saling menghormati


dan menghargai dalam wadah (NKRI) Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Meningkatkan ketahanan keluarga dalam rangka mewujudkan kesadaran setiap
warga tentang Penghayatan dan Pengamalan Pancasila melalui Pembinaan
Kesadaran Bela Negara (PKBN).
3. Memantapkan Pola Asuh Anak dan remaja dalam keluarga serta perlindungan
anak melalui Lokakarya dan Ujicoba.
4. Peningkatan pemahaman dan pengamalan perilaku budi pekerti dan sopan santun
dalam keluarga dan lingkungan.
5. Meningkatkan pemahaman peraturan perundangan yang berkaitan dengan
pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pencegahan perdagangan
orang (trafficking), peningkatan pemahaman penyalahgunaan narkoba melalui
life skill dan parenting skill.
6. Meningkatkan kesadaran hidup bergotong royong, kesetiakawanan sosial,
keamanan lingkungan, Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan lain
lainnya.
7. Memberdayakan LANSIA (lanjut usia) dalam kegiatan yang produktif dan
menjadi teladan dalam keluarga dan lingkungannya.

Prioritas Program Pokja 1 PKK


 Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Menumbuhkan ketahanan keluarga melalui kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara perlu dilaksanakan pemahaman secara terpadu:

a). Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN):

PKBN mencakup 5 (lima) unsur:

1. Kecintaan tanah air.


2. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Keyakinan atas kebenaran Pancasila.
4. Kerelaan berkorban untuk Bangsa dan Negara.
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara.

b). Kesadaran Hukum (KADARKUM):

KADARKUM adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang peraturan


perundang-undangan diprioritaskan di PKK untuk pencegahan PKDRT, Trafficking,
Perlindungan Anak, Narkoba (narkotika dan obat/bahan berbahaya) dan lain-lain.

c). Pola Asuh Anak dan Remaja.

Pola Asuh anak dan remaja adalah upaya untuk menumbuhkan contoh dan membangun
perilaku, budi pekerti, sopan santun di dalam keluarga sesuai budaya bangsa.

d). Pemahaman dan Ketrampilan Hidup (Life Skill And Parenting Skill).

Pemahaman dan keterampilan hidup adalah upaya menumbuhkan kesadaran orang tua
dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba.

e). Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan


tertib administrasi kependudukan di keluarga.

 Gotong Royong

Kegiatan gotong royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar
sesama keluarga, warga dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan
kesatuan.

1. Menumbuhkan kesadaran, kesetiakawanan sosial, bertenggang rasa dan


kebersamaan serta saling menghormati antar umat beragama.
2. Memberdayakan Lansia (lanjut usia) agar dapat menjaga kesehatan fisik dan
mental, kebugaran, keterampilan agar dapat melaksanakan kegiatan secara
produktif dan menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungannya.
3. Berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan bakti sosial, kegiatan Tentara
Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Gambar Logo PKK

2. Pokja (Kelompok Kerja) II PKK


Misi: Mengelola Program Pendidikan dan Keterampilan dan Pengembangan Kehidupan
Berkoperasi.

Tugasnya:

1. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan dalam keluarga, peningkatan jenis


dan mutu kader, peningkatan pengetahuan TP PKK dan kelompok-kelompok
PKK dan Dasawisma ( Dasa: Sepuluh, Wisma: Rumah) adalah (kelompok ibu
berasal dari 10 KK (kepala keluarga) rumah yang bertetangga untuk
mempermudah jalannya suatu program melalui penyuluhan, orientasi dan
pelatihan) melalui penyuluhan, orientasi dan pelatihan.
2. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan program Bina Keluarga Balita
(BKB).
3. Memantapkan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A dan B dan C.
4. Meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran dalam keluarga tentang
pentingnya fungsi pendidikan anak sejak usia dini (0-6) tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya.
5. Membantu program Keaksaraan Fungsional (KF) dalam rangka meningkatkan
pendidikan keluarga.
6. Meningkatkan kelompok dan kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
(UP2K) PKK.
7. Memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai salah satu upaya
perbaikan ekonomi gaji keluarga dan mendorong terbentuknya koperasi yang
dikelola oleh PKK.
8. Identifikasi kebutuhan pelatihan.
9. Menyusun modul-modul pelatihan.
10. Berpartisipasi dalam Forum PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) bekerjasama
dengan Pokja (Kelompok Kerja) IV yang difasilitasi oleh Kementerian
Pendidikan Nasional (kemdikbud)
11. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya materi pendidikan
dasar untuk semua sesuai dengan tujuan MGDs (Millennium Development Goals)
yaitu agar setiap anak laki-laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan
pendidikan dasar.

Prioritas Program Pokja 2 PKK

1). Pendidikan dan Ketrampilan

 Meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran dan


ketrampilan keluarga yang mempunyai anak balita (bawah lima tahun) mengenai
tumbuh kembang anak balita secara optimal.
 Menyusun modul pelatihan BKB (Bina Keluarga Balita) bagi TP (Tim
Penggerak) PKK dan mengadakan pelatihan jenis BKB.
 Meningkatkan mutu dan jumlah pelatih PKK dengan mengadakan pelatihan
pelatih/Training of Trainer (TOT).
 Menyempurnakan modul-modul pelatihan Tim Penggerak Kelompok-kelompok
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga(TPK3PKK), Latihan Pengelolaan
Program dan Penyuluhan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (LP3PKK)
dan Damas (pemberdayaan masyarakat) PKK sesuai dengan perkembangan serta
mensosialisasikannya antara lain melalui pelatihan-pelatihan : TPK3PKK,
LP3PKK dan DAMAS PKK.
 Meningkatkan pengetahuan TP PKK dalam kegiatan Pos PAUD melalui kegiatan
PAUD yang diintegrasikan dengan BKB dan Posyandu dengan pertemuan mitra
PAUD bekerja sama dengan Pokja IV.
 Meningkatkan jumlah, pengetahuan dan keterampilan kader dalam mendidik anak
usia dini melalui pelatihan bekerja sama dengan instansi terkait dan HIMPAUDI
(Perhimpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia).
 Meningkatkan keterampilan kecakapan hidup (LIFE SKILL) perempuan maupun
laki laki sehingga mampu berusaha secara bersama atau mandiri untuk
memperkuat kehidupan diri dan keluarganya.
 Mengadakan monitoring dan evaluasi kegiatan Pos PAUD di TP PKK Provinsi
untuk mengetahui sejauh mana pengintegrasian PAUD, BKB dan Posyandu.
 Meningkatkan kejar Paket A, B dan C melalui pelatihan Tutor Kejar Paket A, B
dan C bekerja sama dengan instansi terkait.
 Meningkatkan dan menyuluh keluarga tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun (WAJAR DIKDAS 9 tahun).
 Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan keluarga serta pengembangan
Keaksaraan Fungsional (KF) dengan pendampingan melalui penyuluhan,
orientasi dan pelatihan.
 Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan baca tulis, serta membudayakan
minat baca masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Sudut
Baca bekerja sama dengan instansi terkait.
 Meningkatkan pelaksanaan kerjasama dengan mitra sebagai pendamping, yaitu
lintas sektoral dan lintas kelembagaan.
2). Pengembangan Kehidupan Berkoperasi

 Melaksanakan evaluasi UP2K-PKK dan mengadakan lomba UP2K untuk


mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan UP2K-PKK di daerah dan
mengetahui keberhasilannya.
 Mengadakan pelatihan UP2K-PKK dalam rangka meningkatkan pengetahuan
tentang program UP2K-PKK agar TP PKK Provinsi mempunyai tenaga terampil
dalam pengembangan program UP2K-PKK.
 Mendata ulang jumlah kelompok-kelompok UP2K-PKK.
 Mengatasi cara pemecahan masalah mengenai permodalan untuk kegiatan UP2K
PKK melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), Lembaga
Keuangan Mikro yang ada, baik yang bersifat bank seperti BRI (Bank Rakyat
Indonesia) Unit Desa, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, Alokasi Dana Desa
(ADD) dan lain lain.
 Mengupayakan pemasaran UP2K PKK melalui pasar, warung, ikut pada
pameran, bazar baik lokal maupun nasional dan menjalin kemitraan dengan
Dekranas / Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional/ Dewan Kerajinan Nasional
Daerah).
 Memberi motivasi keluarga agar mau menjadi anggota koperasi untuk
meningkatkan pendapatan keluarga.
 Mendorong terbentuknya koperasi yang berbadan hukum yang dikelola oleh TP
PKK.
 Dalam pelaksanaan prioritas program disesuaikan dengan kemampuan daerah dan
menjalin kemitraan dengan instansi terkait.

3. Pokja III PKK


Tujuan: Mengelola program Pangan, Sandang, Perumahan dan Tata Laksana Rumah
Tangga.

Tugas Pokja 3 PKK:

1. Mengupayakan ketahanan keluarga di bidang pangan sesuai dengan UU No. 7


Tahun 1996 tentang Pangan.
2. Meningkatkan penganekaragaman tanaman pangan dalam upaya peningkatan gizi
keluarga menuju keluarga yang berkualitas.
3. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang
Beragam, Bergizi, Berimbang (3B), yang aman dan berbasis sumber daya lokal.
4. Mengusahakan pemanfaatan lahan baik darat maupun air, minimal untuk
pemenuhan kebutuhan pangan keluarga.
5. Berperan dan membantu dalam program Cadangan Pangan Masyarakat.
6. Memantapkan Gerakan Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA
PKK).
7. Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam upaya meringankan beban
kerja sehingga hasilnya lebih efektif dan efisien.
8. Membudayakan “Aku Cinta Makanan Indonesia” dan “Aku Cinta Produksi
Indonesia” sehingga menumbuhkan rasa bangga.
9. Mensosialisasikan pola pangan 3B (Beragam, Bergizi dan Berimbang) untuk
keluarga khususnya bagi balita dan lansia.
10. Meningkatkan penggunaan bahan sandang dalam negeri serta mendorong
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dan pemasarannya.
11. Mengembangkan kreativitas Usaha Kecil Mikro (UKM) dengan berbagai produk
busana, cinderamata khas daerah untuk menunjang pariwisata.
12. Mendorong terciptanya lapangan/kesempatan kerja di bidang jasa, sandang,
pangan dan perumahan.
13. Memasyarakatkan rumah sehat dan layak huni sebagai upaya terwujudnya
kualitas hidup keluarga.
14. Memantapkan pemahaman tentang fungsi rumah sebagai tempat tumbuh
kembang keluarga harmonis.
15. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait.
16. Melaksanakan PMT- AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah)
terkoordinasi dan terpadu.
17. Sosialisasi program nasional Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
(GEMARIKAN) dalam rangka mencerdaskan bangsa.
18. Melaksanakan Program Nasional Gerakan Perempuan, Tanam, Tebar dan
Pelihara Pohon untuk mengantisipasi akibat perubahan iklim yang berdampak
pada ketahanan pangan keluarga.
19. Menjaga kelestarian hutan.

Prioritas Program Pokja 3 PKK


1). Pangan

 Mewujudkan Ketahanan Pangan Keluarga melalui penganekaragaman pangan


yang bergizi sesuai potensi daerah.
 Peningkatan pangan keluarga sehari-hari dengan mendorong terciptanya sikap
dan perilaku masyarakat melalui penganekaragaman makanan dengan
menerapkan pola pangan 3B (beragam, bergizi, berimbang), sesuai potensi
daerah.
 Mewaspadai terjadinya keracunan pangan, mulai dari menanam, memilih,
mengolah sampai terhidangnya makanan, menghindari bahan tambahan makanan
yang berbahaya, antara lain:  zat pewarna, bahan pengawet, produk kadaluwarsa,
dan penggunaan pestisida.
 Meminimalkan budaya/tradisi pangan yang merugikan kesehatan misalnya ada
orang hamil/balita banyak pantangan makan.
 Mengoptimalkan HATINYA PKK dengan tanaman pangan dan tanaman
produktif/keras (bernilai ekonomis tinggi), minimal untuk memenuhi keperluan
dan tabungan keluarga serta meningkatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
 Mengembangkan industri pangan rumah tangga dan mengadakan penyuluhan,
orientasi dan pelatihan untuk menunjang pemasaran.
 Mengadakan lomba memasak secara berjenjang guna meningkatkan kreativitas
cipta makanan.
 Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk menunjang usaha agrobisnis,
hortikultura, tanaman buah, perikanan, peternakan dan lain-lain untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dalam mencapai  taraf hidup dan
kesejahteraan keluarga.
 Menyempurnakan dan sosialisasi buku Peran PKK dalam mendukung Gerakan
Percepatan Keanekaragaman Konsumsi Pangan.

2). Sandang

 Mengupayakan adanya hak paten untuk melindungi hak cipta disain.


 Mengupayakan keikutsertaan dalam pameran dan lomba baik tingkat lokal,
nasional dan internasional.
 Mengadakan kerjasama dengan para disainer, pengusaha, industri sandang dan
pariwisata.
 Membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan
meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produksi dalam negeri (Aku Cinta
Produksi Indonesia).

3). Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga

 Menumbuh kembangkan kembali program Pemugaran Perumahan dan


Lingkungan Desa Terpadu (P2LDT) melalui pemugaran rumah layakhuni
terutama keluarga miskin dan pengungsi dengan azas Tri Bina (bina usaha, bina
manusia dan bina lingkungan), gotong royong serta mengupayakan bantuan dari
instansi/dinas terkait, bank, swasta dan masyarakat.
 Meningkatkan pemasyarakatan tentang perumahan sehat dan layak huni serta
menumbuhkan kesadaran akan bahaya bertempat tinggal di daerah tegangan
listrik tinggi, bantaran sungai, timbunan sampah, tepian jalan rel kereta api dan
menumbuhkan kesadaran hukum tentang kepemilikan rumah dan tanah.
 Pemasyarakatan dan pemanfaatan TTG (Teknologi Tepat Guna) dalam rumah
tangga, sarana dan prasarana perumahan serta hemat energi dan mencegah
pemborosan.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang tata laksana rumah tangga
dalam mengharmoniskan dan membahagiakan kehidupan keluarga.
 Meningkatkan penerapan pola hidup/perilaku bagi penghuni rumah susun.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan upaya pemahaman kesadaran


pentingnya pangan yang bergizi, berimbang, beragam dan berkualitas, sandang,
perumahan dan tata laksana rumah tangga yang sehat melalui lomba-lomba dan kajian.

Untuk itu diperlukan kemitraan dengan instansi/dinas terkait antara lain terdiri:
Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Bimas
Pertanian, Kementerian PU (Pekerjaan Umum), Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Budaya dan Pariwisata, Perguruan Tinggi
terkait, Dekranasda/Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional Daerah/Dewan Kerajinan
Nasional) dan lain-lain.

 
4. Pokja IV PKK
Misi: Mengelola Program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan
Sehat.

Tugas:

1. Meningkatkan pencapaian tujuan pembangunan milenium.


2. Meningkatkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Mengembangkan dan membina pelaksanaan kegiatan POSYANDU (Pos
Pelayanan Terpadu).
4. Memonitor pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu (SIP).
5. Melaksanakan pencatatan Ibu hamil, melahirkan, nifas, ibu meninggal, kelahiran
dan kematian bayi dan balita.
6. Tanam dan pelihara pohon dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan.
7. Mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dengan melaksanakan program
Keluarga Berencana (KB) agar tercapai generasi yang sehat, cerdas dan tangguh.
8. Meningkatkan pengetahuan tentang apa saja budaya hidup hemat,
membudayakan kebiasaan menabung dan melaksanakan tatalaksana keuangan
keluarga dalam rangka mendukung perencanaan sehat.

Prioritas Program Pokja 4 PKK:


1). Kesehatan

 Memantapkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam upaya menurunkan


prevalensi anak balita kurang gizi.
1. Gizi seimbang kepada ibu hamil (BUMIL), ibu menyusui (BUSUI), balita.
2. Kualitas gizi pada BUMIL yang Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA).
3. Penanggulangan gangguan Akibat Kekurangan Garam Yodium (GAKY).
4. Suplementasi zat gizi.
5. Pemberian ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan.
6. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
7. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita, Lansia di Posyandu.

 Penyediaan Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS);


 Upaya penambahan kalori (Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral, Air)
di sekolah.
 Menjadikan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebagai kebiasaan hidup
sehari-hari.
o Membudayakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), kebersihan pribadi.
o Menggunting dan memelihara kebersihan kuku.
o Lomba pelaksana terbaik PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) setahun
sekali.
 Usaha Kesehatan Sekolah.
 Membudayakan Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) dan rutin untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak.
 Meningkatkan kesadaran Pasangan Usia Subur (PUS) tentang manfaat pemakaian
alat kontrasepsi.
 Meningkatkan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan tidak menular.
 Meningkatkan tanam dan pelihara pohon dalam upaya kelestarian lingkungan
hidup, mengurangi dampak Global warming (pemanasan global).
 Mendorong swadaya masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) melalui
antara lain membidangi:
o Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan Program Perencanaan Persalinan,
Pencegahan dan Komplikasi (P4K).
o Mensosialisasikan kesadaran donor darah di Desa dan Kelurahan.
o 5 Imunisasi Dasar Lengkap dan Imunisasi Rutin.
o Pencatatan kelahiran dan kematian di kelompok-kelompok Dasawisma.
o Ambulan Desa.
 Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan
tertib administrasi kependudukan di keluarga.
 Optimalisasi Posyandu.
 Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam:
o Mengenal tanda-tanda kegemukan (obesitas) dan kekurangan gizi.
o Mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan, melahirkan dan nifas.
o Mengenal tanda-tanda bahaya NARKOBA dan upaya pencegahannya.
o Mengenal macam tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
o Mengenal bahaya penyakit dan dampak kurang bersihnya lingkungan.
o Orientasi peningkatan kepemimpinan PKK dalam upaya mewujudkan
Indonesia Sehat.
o Pemanfaatan hasil tanaman TOGA.
o Peningkatan penyuluhan pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, penyakit DBD (demam berdarah dengue), Malaria,
Osteoporosis, Gondok, Endemis, Anemia ibu Hamil, Penyakit Degeneratif
seperti Jantung dan Diabetes, Kanker, Stroke, TB, Penyakit Infeksi dan
lain-lain.

2). Kelestarian Lingkungan Hidup:

Lingkungan Bersih dan Sehat


 Menanamkan kesadaran tentang kebersihan pengelolaan kamar mandi dan
jamban keluarga, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).
 Menanamkan kebiasaan memilah sampah organik dan non organik serta Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat yang benar.
 Mendaur ulang limbah.
 Mengadakan lomba/Pelaksana Terbaik Lingkungan Bersih dan Sehat.
 Peningkatan pengetahuan tentang pengadaan, pemakaian dan penghematan air
bersih dan sehat dalam susunan keluarga.

Kelestarian Lingkungan Hidup

 Pengembangan kualitas lingkungan dan pemukiman, kebersihan dan kesehatan,


pada pemukiman yang padat dalam rangka terwujudnya kota bersih dan sehat
(Health Cities).
 Pencegahan banjir dengan tidak menebang pohon sembarangan.
 Program sejuta pohon sebagai paru-paru kota dan pencegahan pencemaran udara.
 Pemanfaatan jamban dan air bersih dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
 Memasyarakatkan biopori (lubang resapan) untuk mencegah genangan dan
resapan air.

3). Perencanaan Sehat

Meningkatkan kegiatan dalam program perencanaan sehat, penjelasan antara lain:

 Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemahaman dan kesertaan dalam


program keluarga berencana menuju keluarga berkualitas.
 Meningkatkan kemampuan perencanaan kehidupan keluarga sehari-hari dengan
berorientasi pada masa depan dengan cara membiasakan menabung.
 Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-KES dalam upaya meningkatkan cakupan
hasil pelayanan KB-KES.
 Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) dalam upaya peningkatan
ketahanan keluarga untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
 Meningkatkan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon
pengantin.
 Mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga.

Istilah Istilah PKK

 POKJA adalah Arti singkatan kepanjangan (Kelompok Kerja).


 TP PKK: Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
 UP2K PKK: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga.
 TPK3 PKK: Tim Penggerak Kelompok-kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga.
 LP3 PKK: Latihan Pengelolaan Program dan Penyuluhan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga.
 HATINYA PKK: Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai