:
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan
makanan mahal.
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran dini
berkualitas. 2 dari 3
ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air minum
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun
Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti berikut ini
:
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau bahan
makanan mahal.
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran dini
berkualitas. 2 dari 3
ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air minum
bersih.
PENANGANAN
BERSAMA
➢ RISKESDAS 2018 Prevalensi stunting 30,8 %
➢ Perpres No.42/2013 tentang Percepatan Perbaikan Gizi
n Keterampilan program
Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
❑ Pendidikan dan
Keterampilan
a. Pembinaan BKB
b. Pembinaan PAUD
c. Pelatihan TPK3PKK, LP3PKK
dan Damas
d. Menyusun Modul BKB, PAUD,
TPK3PKK, LP3PKK dan Damas
e. Monev Pos PAUD, BKB
❑ Pengembangan
Kehidupan
Berkoperasia. Pelaksanaaan Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK
b. Pelatihan Upaya Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K) PKK, dalam rangka
meningkatkan pengetahuan
c. Mengupayakan permodalan Upaya
Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)
PKK (akses lembaga keuangan)
d. Mendorong pembentukan Koperasi
A. PRIORITAS PROGRAM
V.
PRIORITAS
PROGRAM
PROGRAM
UNGGULAN
VI. STRATEGI PELAKSANAAN
POKJA II
OPTIMALISASI PEMBINAAN
BINA KELUARGA BALITA
Prioritas program
a. Gerakan pembangunan keluarga sejahtera
b. Konsep dasar BKB dan remaja
c. Pemantapan 8 fungsi keluarga
d. Peran orang tua dalam pembinaan anak dan balita
e. Tumbang anak dan balita
f. Reproduksi sehat
g. Pembinaan anak dan balita
h. Pengelolaan program BKB
i. Pendampingan
Program unggulan
OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN
EKONOMI KELUARGA
a. Penguatan Kelompok UP2K PKK
b. Pembinaan dan pemanfaatan dana/modal usaha
c. Mengupayakan usaha yang berkelanjutan dan cepat
menghasilkan
d. Memanfaatkan Bahan baku lokal
e. Pembinaan produksi yang baik (kemasan dan
pemasaran)
SINERGITAS ANTAR POKJA
DALAM MENDUKUNG PENCEGAHAN STUNTING
PRIORITAS PROGRAM
PROGRAM UNGGULAN
POKJA II ❑ - Pembinaan BKB
- Pembinaan PAUD
❑ Pelaksanaaan Upaya
Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K) PKK
POKJA IV
POKJA III
POKJA I
PRIORITAS
PRIORITAS
PROGRAM UNGGULAN
PROGRAM UNGGULAN
PRIORITAS PROGRAM
PROGRAM UNGGULAN
POS
PELAYANAN
TERPADU
POSYANDU
❑ Pola Asuh Anak dan remaja
denganPenuh cinta dan kasih
sayang dalam keluarga
❑ Pembinaan Karakter Keluarga
❑ - Pangan
-Perumahan dan
- Tatalaksana RT
❑ Pemnafaatan lahan melalui
HATINYA PKK
❑ Hidup Bersih Sehat dlm
Keluarga dan Lingkungan,
serta prilaku CERDIK
❑ - Kesehatan
- Kelestarian Lingkungan Hidup
5 Pilar Pencegahan Stunting:
1. Komitmen dan Visi Kepemimpinan;
2. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku;
3. Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi Program Pusat, Daerah, dan Desa;
4. Ketahanan Pangan dan Gizi
5. Pemantauan dan Evaluasi
Sasaran
Priorita
Ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau
rumah tangga 1.000 HPK
Strategi Nasional
Percepatan Pencegahan Stunting
POKJA 3
TUJUAN
Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan
pangan.
STRATEGI
1. Akses pangan yang bergizi; dengan memastikan keterjangkauan dan
keteresediaan
pangan bergizi, dan mendorong cakupan dan kualitas program fortifikasi pangan
utama
yang sudah berjalan (garam, tepung terigu, minyak goreng).
2. Perluasan program bantuan sosial dan bantuan pangan non tunai yang bergizi
untuk keluarga kurang mampu; agar dapat memenuhi kebutuhan gizi sasaran
prioritas dari keluarga kurang mampu.
3. Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga; dengan mempercepat
diversifikasi
pangan berbasis sumber daya pangan lokal dan pengembangan Kawasan Ramah
Pangan Lestari (KRPL) berkelanjutan.
4. Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan; dengan memperkuat
koordinasi kelembagaan, penegakan hukum, dan mekanisme pelabelan dan
penyampaiaan iklan pangan untuk memastikan keamanan dan mutu pangan.
Untuk mempersiapkan Kader Bina Keluarga Balita (Kader BKB) dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan stunting dan kematian ibu hamil, Pemkab Rembang melalui Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang menggelar
kegiatan Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Aula PKK, Kamis (24/10).
Sebanyak 42 peserta yang terdiri dari 14 Petugas Lapangan KB (PLKB) kampung KB, 14 pengurus
pokja 2 dan 4 tim penggerak PKK Desa di kampung KB hadir mengikuti pelatihan pagi hari itu.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang Hajah Hasiroh Hafidz dalam sambutannya sekaligus
membuka kegiatan tersebut mengatakan, penanggulangan dan pencegahan stunting merupakan
prioritas utama yang saat ini menjadi perhatian, bahkan Pemerintah daerah melalui program-
programnya terus menggenjot untuk menekan angka stunting di Kabupaten Rembang. Kondisi stunting
disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan nutrisi selama 9 bulan saat anak di dalam kandung
ibu atau selama masa pertumbuhan kritis, yaitu 1.000 hari pertama dalam hidup anak.
Oleh sebab itu pihaknya menekankan, setiap desa harus tersedia layanan BKB yang sudah terintegrasi
dengan layanan Posyandu dan PAUD atau biasa dikenal dengan sebutan BKB Holistik Integratif (BKB
HI) pada tahun 2020 mendatang. Layanan tersebut sudah menawarkan aspek kesehatan, gizi,
pengasuhan dan perlindungan.
Adanya tenaga pendamping kelompok bina keluarga sangat berperan penting dalam pencegahan
stanting dan kematian ibu saat hamil. Pendampingan ibu hamil oleh kader merupakan wujud dari
peran serta aktif masyarakat dimana kader sebagai pendamping melakukan interaksi yang
berkelanjutan kepada ibu hamil.
“Pada waktu kehamilan harus sudah dipersiapkan untuk prahamilnya dulu. Jadi sebelum hamil ibu juga
sudah dikondisikan untuk tes kondisi tubuh, jangan sampai ibu-ibu yang hamil ini menderita anemia
belum diketahui. Jadi harus diperiksa dulu sehingga ibu hamil benar-benar siap untuk melahirkan.
Pendamping juga harus mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan diri, sehingga pada saat
kehamilannya ada hal yang bisa mengganggu kehamilannya bisa cepat teratasi,” kata Hasiroh Hafidz .
Sementara itu, Kepala Dinsos PPKB melalui Kabid PPPAKS (Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Keluarga Sejahtera) Budi Setiasih dalam laporannya mengatakan, tujuan
diadakannya pelatihan tersebut guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta wawasan bagi kader pembina keluarga dalam
membina kelompok BKB dan pengelolaan PAUD. Selain itu juga untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tenaga pendamping kelompok pembina di
Kecamatan serta mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi. Angka kasus stunting di Indoensia
sebanyak 30 persen, sedangkan di Kabupaten Rembang 26 persen.
1. Pokja I PKK
Tujuan: Mengelola program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Program
Gotong Royong.
Tugas
Pola Asuh anak dan remaja adalah upaya untuk menumbuhkan contoh dan membangun
perilaku, budi pekerti, sopan santun di dalam keluarga sesuai budaya bangsa.
d). Pemahaman dan Ketrampilan Hidup (Life Skill And Parenting Skill).
Pemahaman dan keterampilan hidup adalah upaya menumbuhkan kesadaran orang tua
dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
Gotong Royong
Kegiatan gotong royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar
sesama keluarga, warga dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan
kesatuan.
Tugasnya:
Tugas Pokja 3 PKK:
2). Sandang
Untuk itu diperlukan kemitraan dengan instansi/dinas terkait antara lain terdiri:
Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Bimas
Pertanian, Kementerian PU (Pekerjaan Umum), Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Budaya dan Pariwisata, Perguruan Tinggi
terkait, Dekranasda/Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional Daerah/Dewan Kerajinan
Nasional) dan lain-lain.
4. Pokja IV PKK
Misi: Mengelola Program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan
Sehat.
Tugas: