PENDAHULUAN
Pemicuan STBM adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan
sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola
pikir, perilaku dan kebiasaan individu atas masyarakat (http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/
download.html).
Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah
sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplementasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim
( purwoastuti, dkk, 2015).
Menurut World Health Organization ( WHO ),Penggunaan kontrasepsi telah meningkat
di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin, tetapi terus rendah di Afrika
sub-Sahara. Secara global, penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat, dari 54% pada
tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015. Secara regional, proporsi wanita berusia 15-49
tahun yang melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat secara
minimal atau meningkat antara tahun 2008 dan 2015. Di Afrika naik dari 23,6% menjadi
28,5%, di Asia naik sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, dan di Amerika Latin dan Karibia
tetap stabil di 66,7%. 214 juta wanita usia reproduksi di negara berkembang yang ingin
menghindari kehamilan tidak menggunakan metode kontrasepsi
modern(http://eprints.ums.ac.id/37661/4/BAB%20I.pdf).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem
Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB) adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. ( Profil Kesehatan RI, 2018).
Menurut BKKBN dalam profil Kemenkes RI tahun 2018, diketahui jumlah PUS
sebnayak 38.343.931 jiwa dengan prevalensi penggunaan KB aktif di antara PUS tersebut
tahun 2018 sebesar 63,27%, hampir sama dengan tahun sebelumnya yang sebesar 63,22%.
Sementara target RPJMN yang ingin dicapai tahun 2019 sebesar 66%. Hasil SDKI tahun
2017 juga menunjukan angka yang sama pada KB aktif yaitu sebesar 63,6%.Sedangkan
pasangan usia subur yang pernah menjadi peserta KB modern sebanyak 62,47% dan
pasangan usia subur yang pernah menjadi peserta KB tradisionalada sebanyak 0,79%
(https://www. kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/
PROFIL_ KESEHATAN_2018_1.pdf).
Berdasarkan data BKKBN Propinsi Sumatera Utara tahun 2018, Jumlah pasangan usia
subur di Sumatera Utara yang memakai KB aktif sebanyak 1.685.506 (70.53%)dengan jenis
kontrasepsinya yaitu AKDR sebanyak 9.84%, MOP 0.88%, MOW 7.25%, Implant 14.77%,
Kondom 7.43%, Suntik 31.69% dan pil sebanyak 28.14%
(http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html).
Jumlah pasangan usia subur di Labuhanbatu sebanyak 89.200 dengan jumlah peserta
KB aktif sebanyak 69.290 dengan AKDR sebanyak 6,0 % MOW 3,5 %, MOP 0,6 %, Implan
19,1 % Suntik 29,9 %, Pil 34,9 %dan Kondom 6,0 %. Jumlah PUS di Kecamatan Bilah Barat
sebanyak 4.777dan PUS yang memakai KB Aktif sebanyak 69.290 jiwa ( 77,7%) (Profil
Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu 2018).
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi
yaitu dengan cara menimbang berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi
sejak lahir sampai umur 6 bulan, menu makanan yang bervariasi, menggunakan garam
beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran petugas kesehatan. Suplemen gizi
yang diberikan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi, meliputi kapsul vitamin A, tablet tambah darah (TTD), makanan
tambahan untuk ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah, makanan pendamping ASI,
dan bubuk multi vitamin dan mineral (https://www.
kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/PROFIL_
KESEHATAN_2018_1.pdf).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein
untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum
berwarna kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga. Hari
keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu
yang lebih putih. Selain mengandung zat makanan, ASI juga mengandung enzim tertentu
yang berfungsi sebagai zat penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di usus. Susu
formula tidak mengandung enzim tersebut sehingga penyerapan makanan sepenuhnya
bergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi
(https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan
indonesia/PROFIL_ KESEHATAN_2018_1.pdf).
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 68,74%. Angka tersebut
sudah melampaui target Renstra tahun 2018 yaitu47%. Persentase tertinggi cakupan
pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi Jawa Barat (90,79%), sedangkan persentase
terendah terdapat pada Provinsi Gorontalo (30,71%). Ada Enam provinsi yang belum
mencapai target Renstra tahun 2018 (Profil Kesehatan RI, 2018).
Cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusiftahun 2018 mencapai 51.392 bayi
(34,86%), capaian ini masih jauh dari target yang ditentukan di Resta Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatra Utara Tahun 2018 yaitu sebesar 55% (Profil Kesehatan Sumatera Utara,
2018).
Berdasarkan Profil Kesehatan Labuhanbatu tahun 2018 cakupan bayi yang diberiakn
ASI Eksklusif pada tahun 2018 adalah sebanyak 1.820 jiwa (33.22%). Jumlahbayi di
Kecamatan Bilah Barat sebanyak 227dan bayi yang memperoleh ASI Eksklusif sebanyak 94 (
83.19%) bayi. Sesuai data yang di peroleh di DesaJanji tepatnya di Dusun Bangun Rejo
terdapat 2bayi dengan perincian terdapat 1 bayi mendapat ASI Eksklusif dan 1 tidak
mendapat ASI Eksklusif ( Profil Kesehatan Labuhanbatu, 2018).
Dalam pendataan mahasiswi di Kecamatan Bilah Barat Desa Janji khususnya di Dusun
Lubuk Nor Nor, mahasiswi menemukan masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak yaitu ASI Eksklusif dan KB.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktek Belajar Lapangan (PBL) selama 21 hari mahasiswi di
harapkan dapat mampu melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dan menerapkan
manajemen asuhan kebidanan di masyarakat di Dusun Lubuk Nor Nor Kecamatan Bilah
Barat Kabupaten Labuhanbatu khususnya dalam mendiagnosa dan memecahkan masalah
kesehatan pada keluarga binaan seperti masalah KB dan Asi Eksklusif Ibu dengan mengikut
sertakan anggota keluarga.
2.1. Keluarga
2.1.1 Defenisi
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga dan berinteraksi diantara sesama anggota keluarga yang setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing-masing sehingga diciptakan untuk
mempertahanakan suatu kebudayaan.
2. Pil Kominasi
a. Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau belum
3. Gemuk atau kurus
4. Pasca keguguran
5. Nyeri haid hebat
b. Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui eksklusif
3. Hepatitis
4. Riwayat diabetes mellitus
5. Migraine
c. Efek samping
1. Amenore
2. Mual, muntah atau pusing
3. Perdarahan pervaginam
Perhatian khusus untuk penggunaan pil kombinasi adalah tekanan darah tinggi.
3. Implan
a. Jenis
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dan diameter
2,4 mm yang berisi 68 mg 3 Keto-desogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm
yang berisi 68 mg 3 Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
b. Cara kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks
3. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
4. Menjadikan selaput lendir serviks sehingga tipis dan atrofi
c. Keuntungan
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak terpengaruh pada ASI
5. Sedikit efek samping
d. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
5. Setelah abortus dan keguguran
6. Perokok
e. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam
3. Riwayat kanker payudara
4. DM disertai komplikasi
5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a. Jenis
1. AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T, diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
2. AKDR yang lain beredar di Inonesia adalah NOVA T (Schering).
b. Indikasi
1. Usia reprouksi
2. Keadaan nulipara
3. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
4. Resiko rendah dari IMS
5. Tidak menghendaki metode hormonal
6. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
c. Kontra indikasi
1. Sedang hamil atau di duga hamil
2. Penyakit trofoblas yang ganas
3. Kanker alat genetalia
4. Menderita TBC pelvik
5. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
d. Efek samping
1. Amenorea
2. Kejang
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
4. Benang yang hilang
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina
6. Kondom
a. Pengertian
Selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari bahan diantaranya lateks (karet), platik
(vinil), atau bahan alami (hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
b. Indikasi
1. Pria : penyakit genetalia, sensitivitas penis terhadap secret
vagina, ejakulasi dini.
2. Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan
IUD
3. Pasangan pria dan wanita : pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan, senggama
yang jarang, penyakit kelamin, herpes genetalia/kondiloma akuminata.
c. Kontaindikasi
Absolut : pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak
bertanggungjawab seksual, alergi terhadap karet pada partner seksual, interupsi suxual
foreplay menghalangi minat seksual.
d. Efek samping
1. Kondom rusak atau diperkirakan bocor
2. Adanya reaksi alergi
3. Mengurangi kenikmatan seksual
4. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
7. Metode Operasi Wanita (MOW)
a. Profil
Metode keluarga berencana dengan Metode Operasi Wanita (MOW).
b. Indikasi
1. Usia >26 tahun
2. Paritas >2
3. Pasca persalinan
4. Pasca keguguran
5. Paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini
c. Kontraindikasi
1. Wanita hamil atau di duga hamil
2. Perdarahan yang belum diketahui jelas penyebabnya
3. Infeksi sistemik atau pelviks yang akut
4. Belum memberikan persetujuan tertulis
5. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
d. Efek samping
1. Infeksi luka
2. Demam pasca operasi
3. Luka pada kandung kemih
4. Hematoma
5. Emboli gas
6. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
e. Keterbatasan
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
2. Klien dapat menyesal di kemudian hari
3. Resiko komplikasi kecil
4. Di lakukan oleh dokter terlatih
5. Tidak melindungi dari IMS
6. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
8. Metode Operasi Pria (MOP)
a. Profil
Metode keluarga berencana yang dilakukan dengan Metode Operasi Pria (MOP).
b. Manfaat kontrasepsi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Tidak ada efek samping jangka panjang
5. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
6. Pembedahan sederhana di bawah anastesi local
c. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi
merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
1. Pria usia reproduktif <50 tahun
2. Yang menginginkan metode sangat efektif
3. Istri yang bermasalah usia, paritas atau kesehatan yang mungkin akan menimbulkan
resiko
4. Yang memahami dan sukarela memberi izin untuk pemasangan prosedur tersebut
5. Yang merasa yakin bahwa mereka telah mendapatkan jumlah keluarga yang
diinginkan
d. Kontraindikasi
1. Infeksi kulit lokal
2. Infeksi traktus genetalia
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya
4. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual tidak stabil
5. Penyakit sistemik : penyakit perdarahan, DM, jantung koroner
e. Kunjungan ulang
1. Seminggu sampai 2 minggu setelah pembedahan
2. Sebulan setelah operasi
3. 3 bulan dan 1 tahun setelah operasi
f. Penanganan komplikasi setelah tindakan
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Hematoma
4. Granuloma sperma
5. Antibodi sperma
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.2. Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. A Tentang Keluarga
Berencana dan Asi Eksklusif Di Dusun Lubuk Nor Nor Janji Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu.
3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Tn. A jarang tidur siang karena Tn. A bekerja dari pagi hingga siang hari, tidur
malam ± 7 jam/ hari. Ny. A jarang tidur siang karena mengurus
tidur siang ± 2 jam,tidur malam ± 8 jam/ hari. An.A tidur siang ± 2 jamdalam 1 hari
± 4 kali/hari dan tidur malam ± 9 jam/ hari. Karena An. A masih balita sehingga
membutuhkan waktu lebih banyak untuk istirahat yang dapat mendukung pertumbuhan
dan perkembangannya.
b. Kebiasaan makan
Tn. R dan Ny.S makan 3xsehari dengan jenis makanan yaitu makanan pokok (nasi),
lauk pauk, sayur. Makanan keluarga disimpan dalam lemari tertutup dengan
ventilasi.Sedangkan An. A makan 3x sehari dengan jenis makanan seperti yang dimakan
Tn. R dan Ny. S.
c. Pola eliminasi
Tn. R, Ny. S dan An.A menyatakan BAB ± 1x/hari dan BAK ± 6x/hari. Dan An.
A kadang-kadang BAB ± 2x / hari dan BAK sesering mungkin.
d. Kebersihan perorangan / personal hygiene
Tn. R, Ny. Smandi, gosok gigi, keramas rambut 2 hari sekali , ganti pakaian dalam
setiap habis mandi. Sedangkan An.A mandi, keramas rambut, serta ganti pakaian dalam
setiap habis mandi, BAK dan BAB.
e. Pola kebiasaan kesehatan
1) Apabila anggota keluarga BAB menggunakan WC angsatrin. kecuali An. A, karena
masih berusia 1 tahun 4 bulan.
2) Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung di bawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Pada waktu memasak ibu selalu mencuci sayur yang akan di masaknyahingga
bersih.
4) Apabila makan anggota keluarga cuci tangan dengan air yang sama yang di buat
dalam mangkok tanpa di ganti airnya dan tanpa mencuci tangan kembali dengan air
yang bersih. Dan setelah mencuci tangan anggota mengeringkan tangan dengan
serbet / kain lap.
f. Penggunaan waktu senggang
Waktu senggang yang biasa digunakan keluarga Tn. R adalah dengan cara anggota
keluarga berkumpul pada saat makan malam.
g. Rekreasi keluarga
Rekreasi yang dilakukan keluarga Tn. R biasanya hanya dengan berkunjung
kerumah - rumah keluarga dan itu dilakukan bila ada acara-acara penting.
h. Keadaan sosial ekonomi
Penghasilan Tn. R ± Rp.1.500.000 Jumlah tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari–hari. Keluarga belum bisa menabung, karena masih banyak
keperluan untuk keluarga dan anaknya.
4. Situasi lingkungan.
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. Radalah rumah milik sendiri dengan luas rumah
5 x 6 m2. Bangunan rumah berbentuk persegi panjang yang terdiri dari1 ruang tamu, 1
kamar tidur, dan 1 ruang dapur.
IV
V
U
III
B T
II
Jenis rumah Tn.R adalah berbentuk persegi panjang, dengan atap rumah terbuat dari
seng, lantai rumah semen. Ventilasi dan cahaya matahari dapat masuk dari jendela
ruang tamu dan pintu saja. Hal ini tidak mendukung syarat kriteria rumah sehat karena
ventilasi rumah hanya 3 dan < 10 % dari luas rumah. Pembuangan sampah keluarga
bersifat terbuka di belakang rumah dan sampah selalu dibakar.
b. Sumber air
Sumber air keluarga berasal dari : air sumur dengan kualitas air tidak berbau, jernih
dan tidak berasa.
Sumber air digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk air minum,
dimasak hingga mendidih dan disimpan dalam wadah penyimpanan air yang tertutup
pula.
c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) : terbuka
Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) keluarga bersifat tertutup dan di alirkan.
d. Jamban
Keluarga memiliki jamban,dengan bentuk leher angsa yang terpisah dengan kamar
mandi dan keluarga juga memiliki septictank tempat pembuangan feces.
e. Karakteristik lingkungan
Keluarga tidak memiliki kandang ternak, pekarangan rumah sangat sempit dan
dimanfaatkan untuk menjemur pakaian.
f. Asuransi Kesehatan
Keluarga tidak memiliki Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin .
5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan: Lamanya 3 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi Tn.
R dan Ny. S. Dan dari penikahan itu telah dikaruniai 1 orang anak yaitu :An. A.
b. Riwayat kehamilan :
Pada waktu hamil Ny. S sering melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak
4 x, yaitu : 1 x pada usia kehamilan trimester 1, 1 x pada usia kehamilan trimester 2,
dan 2 x pada usia kehamilan trimester 3.
Pada waktu nifas Ny. A tidak mengalami kelainan dalam masa nifas seperti:
perdarahan yang abnormal, infeksi. Anak kedua tidak mendapatkan ASI Ekslusif
dari usia 3 bulan, di karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat dari Asi
Eksklusif
1. Riwayat KB
Ny. A sudah pernah menjadi akseptor KB tetapi tidak memakainya kembali dengan
alasan tidak di beri izin oleh suami karna menurut Tn. A bertentangan dengan agama.
2. Fungsi keluarga
a.Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan saling menghargai. Hubungan
antara anggota keluarga cukup harmonis terbukti mulai dari perkawinan sampai
sekarang tidak ada masalah yang begitu serius. Semua masalah dapat diselesaikan
dengan baik dengan cara bermusyawarah. Begitu juga hubungan dengan anggota
keluarga lain atau dengan tetangga juga cukup harmonis.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak memperhatikan status kesehatan anggota keluarga. Dilihat dari
apabila ada anggota keluarga yang sakit memakai obat tradisional atau obat warung.
d. Fungsi reproduksi
Reproduksi berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
3. Komunikasi
Komunikasi antaranggota keluarga khususnya Tn. A dan Ny. A menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
4. Transportasi
Keluarga Tn.A dalam kegiatan sehari-hari menggunakan transportasi roda dua yang
merupakan milik keluarga Tn. A sendiri.
1.Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi namun akan terjadi
ancaman apabila tidak ditanggulangi karena kondisi
Ny. A yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi yang telah di anjurkan oleh
kesehatan sehingga memerlukan
penyuluhan dengan segera
3.Potensi dicegah 2/3 x 1 2/3 Masalah yang terjadi cukup mudah untuk
dicegah dengan pemberian penyuluhan yang
tepat tentang KB untuk membantu
meningkatkan pengetahuan yang benar
mengenai metode kontrasepsi dan yang
paling pentingnya adalah partoisipasi
keluarga dalam mendukungnya
Jumlah 2 1/3
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan
dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas = kurangnya pengetahuan Tn. A dan Ny. A tentang KB.
2. Ny. A terlalu cepat memberikan anak Susu Formula
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1.Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Tn. A berusia 35 tahun sudah memberikan
ancaman anak susu formula
3.Potensi dicegah 2/3 x 1 2/3 Anak akan mudah terkena penyakit akibat
terlalu cepat diberikan makanan tambahan
Jumlah 21/3
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan
dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas = kurangnya pengetahuan Tn. A dan Ny. A tentang Asi Eksklusif.
27 15.00 WIB - Memotivasi ibu untuk ber- - Ibu sudah mengerti dan akan
januari KB dan Asi Eksklusif yang menggunakan KB alamiah untuk
2020 - Menganjurkan ibu tetap saat ini karena mengingat kondisi
menggunakan KB dan keluarga yang kurang.
memberikan Asi Eksklusif
- ibu suda mengertia tentang Asi
Eksklusif dan mengurangi
pemberian susu formula sedikit
demi sedikit kepada sibayi
29 16.00 WIB - Memberitahu pada ibu akan Ibu bersedia menjadi akseptor kb
januari dilaksanakan safari KB di dan sekarang sudah memakai KB
2020 dusun Bangun Sari hari Rabu Implan
tepatnya pada tanggal 29
januari 2020
20 16.00 WIB Memberitahu pada ibu akan Ibu sudah mengetahui akan
januari dilaksanakan safari KB di dusun dilakukan safari KB di dusun
2020 tempat tinggal ibu hari Rabu tempat tinggalnya
tepatnya pada tanggal 29januari
2020
29 10.30 WIB Memasang Kb implant pada ibu Ibu sudah menjadi akseptor KB
januari implant
2020
3.3. Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. F Di Dusun Bangun
Rejo Desa Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu
3.3.1 Data dan Identifikasi
1. Biodata
Nama KK : Feri Amdani
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Dusun Bangun Rejo
Penghasilan : ± Rp 1.000.000
2. Nama anggota keluarga
Status Imunisasi
Hub
No Nama JK Kel Umur Pddk POLIO DPT Hepatitis Ket
KK BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Tn. F jarang tidur siang karena Tn. F bekerja dari pagi hingga siang, tidur malam ± 7
jam/hari. Ny. T tidur siang ± 2 jam, tidur malam ±8 jam/hari. An. F tidur siang ± 2 jam
dalam 1 hari ± 5 kali/hari , dan tidur malam ± 9 jam/hari. Karena An. F masih bayi
sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk istirahat yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Kebiasaan makan
Tn. F dan Ny. T danmakan 3x sehari dengan jenis makanan Nasi, sayur dan lauk
pauk sedangkan An. F ASI di tambah dengan Susu Formula. Makanan keluarga
disimpan dalam lemari tertutup dengan ventilasi.
c. Pola eliminasi
Tn. F dan Ny. T menyatakan BAB ± 1x / hari dan BAK ± 5x / hari. Dan An. F
kadang-kadang BAB ± 2x / hari dan BAK sesering mungkin.
d. Kebersihan perorangan / personal hygiene
Tn. F dan Ny. T mandi, gosok gigi, keramas rambut 2 hari sekali, ganti pakaian
dalam setiap habis mandi. Sedangkan An. F mandi, keramas rambut, serta ganti pakaian
dalam setiap habis mandi, BAK dan BAB.
e. Pola kebiasaan kesehatan
1) Apabila anggota keluarga BAB menggunakan WC angsatrin. Kecuali An. F karena
masih berusia 3 Bulan.
2) Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung di bawah ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Pada waktu memasak ibu selalu memotong – motong sayur dengan potongan kecil –
kecil kemudian di cuci.
4) Apabila makan anggota keluarga cuci tangan dengan air yang sama yang di buat
dalam mangkok tanpa di ganti airnya dan tanpa mencuci tangan kembali dengan air
yang bersih. Dan setelah mencuci tangan anggota mengeringkan tangan dengan
serbet / kain lap.
f. Penggunaan waktu senggang
Waktu senggang yang biasa digunakan keluarga Tn. F adalah dengan cara anggota
keluarga berkumpul pada saat makan malam.
g. Rekreasi keluarga
Rekreasi yang dilakukan keluargaTn.Fbiasanya hanya dengan berkunjung kerumah -
rumah keluarga dan itu dilakukan bila ada acara-acara penting.
kebutuhan hidup sehari–hari. Keluarga belum bisa menabung, karena masih banyak
keperluan untuk keluarga dan anaknya.
4. Situasi lingkungan.
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. F adalah rumah milik sendiri dengan luas rumah
5 x 6 m2. Bangunan rumah berbentuk persegi panjang yang terdiri dari1 ruang tamu, 1
kamar tidur, dan 1 ruang dapur.
IV V
III
II B T
III : Dapur
Jenis rumah Tn. F adalah berbentuk persegi panjang, dengan atap rumah terbuat dari
seng, lantai rumah semen. Ventilasi dan cahaya matahari dapat masuk dari jendela
ruang tamu dan pintu saja. Hal ini tidak mendukung syarat kriteria rumah sehat karena
ventilasi rumah hanya 3 dan < 10 % dari luas rumah. Pembuangan sampah keluarga
bersifat terbuka di belakang rumah dan sampah selalu dibakar.
b. Sumber air
Sumber air keluarga berasal dari : air sumur dengan kualitas air tidak berbau, jernih
dan tidak berasa.
Sumber air digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk air minum,
dimasak hingga mendidih dan disimpan dalam wadah penyimpanan air yang tertutup
pula.
c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) : terbuka
Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) keluarga bersifat tertutup dan di alirkan.
d. Jamban
Keluarga memiliki jamban,dengan bentuk leher angsa yang bersatu dengan kamar
mandi dan keluarga juga memiliki septictank tempat pembuangan feces.
e. Karakteristik lingkungan
Keluarga tidak memiliki kandang ternak, pekarangan rumah sangat sempit dan
dimanfaatkan untuk menjemur pakaian.
f. Asuransi Kesehatan
Keluarga tidak memiliki Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin.
5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan: Lamanya 2 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi Tn.
F dan Ny. T. Dan dari penikahan itu telah dikaruniai 1 orang anak yaitu : An. F
b. Riwayat kehamilan :
Pada waktu hamil Ny. T sering melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak
4 x, yaitu : 1 x pada usia kehamilan trimester 1, 1 x pada usia kehamilan trimester 2,
dan 2 x pada usia kehamilan trimester 3.
c. Riwayat Persalinan :
Pada saat persalinan anak Ny. T lahir normal dan di tolong bidan yaitu dengan usia
kehamilan 9 bulan dan persalinan berjalan lancar. An. F mendapatkan ASI sampai
bulan ini,namun pada usia sebelum 6 bulan telah diberi MP-ASI
d. Riwayat Nifas yang lalu :
Pada waktu nifas Ny. T tidak mengalami kelainan dalam masa nifas seperti:
perdarahan yang abnormal, infeksi. Anak pertama mendapatkan
ASI sampai sekarang, namun telah diberi MP-ASI sebelum usia 6 bulan.
1. Riwayat KB
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
3. Komunikasi
Komunikasi antaranggota keluarga khususnya Tn.Fdan Ny.T menggunakan bahasa
Indonesia.
4. Transportasi
Keluarga Tn. F dalam kegiatan sehari-hari menggunakan transportasi roda dua yang
merupakan milik keluarga Tn. F sendiri.
3.2.4.Perumusan Masalah
Adapun permasalahan nya yang ada pada keluarga Tn. F adalah sebagai berikut :
Jumlah 1 11/3
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktek belajar lapangan selama 3 minggu pada keluarga binaan
dengan menggunakan tahapan proses kebidanan melalui pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi maka dapat dilakukan pembahasan dari masing-masing tahapan
sebagai berikut:
2.1. Pengkajian
Elemen pengkajian yang digunakan meliputi inti keluarga binaan yang terdiri dari
data demografi, nilai-nilai keyakinan, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatan dari
keluarga.
Data yang didapat dari pengkajian menggambarkan sebagian besar masalah
kesehatan keluarga binaan.
Proses pengumpulan data berlangsung selama 3 hari dan sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
Faktor pendukung yang melancarkan proses pengkajian adalah partisipasi keluarga
yang berperan aktif dalam proses pengumpulan data dimana keluarga binaan yang ada
di desa jani dusun lubuk nor nor dengasn masalah tentang KB dan ASI ESKLUSIF
dengan mahasiswi sudah tercipta hubungan saling percaya.
2.2. Perencanaan
Data yang didapat dari pengkajian menggambarkan sebagian besar masalah
kesehatan keluarga binaan.
Faktor pendukung perencanaan adalah mulai terbinanya kepercayaan dari keluarga
kepada mahasiswi, sehingga banyak informasi tentang sumber daya yang ada
dikeluarga binaan untuk dijadikan peluang rencana pemecahan masalah, baik masalah
tentang imunisasi,KB dan ASI EKSKLUSIF.
2.3. Pelaksanaan
Planning Of Action yang disusun mahasiswi adalah penyuluhan kepada keluarga
binaan. Kendala yang dihadapi mahasiswi dalam pelaksanaan POA adalah sebagai
berikut:
Keluarga binaan yang sulit untuk diubah mulai dari tentang KB. Hal ini terjadi
karena keluarga binaan Tn. A tidak memberikan ijin kepada Ny. A untuk ber-KB
dengan alasan bertentangan dengan agaman
Ny. A memberikan susu formula kepada bayinya yang masih berusia 4 bulan
disebabkan kurangnya penetahuan Ny. A tentang Asi Eksklusif dan manfaatnya
Faktor-faktor pendukung pelaksanaan kegiatan adalah :
Keberhasilan mahasiswi dalam menjalin hubungan saling percaya dengan
keluarga binaan seperti memberikan penyuluhan kepada Tn. A dan Ny. A
Promosi kesehatan dan dukungan dari Kepala Dusun lubuk Nor Nor
2.4. Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi akhir hasil kegiatan yang dilakukan setelah ± 3 minggu
praktek belajar lapangan tingkat pengetahuan keluarga binaan meningkat, akan tetapi
masalahnya keluarga binaan masih sulit untuk menerapkannya didalam keluarga.
Masalah-masalah yang terjadi didalam keluarga binaan yang sulit untuk di ubah yaitu:
Pentingnya program KB karna kurangnya pengetahuan Tn. A
Manfaat ASI Eksklusif karna kurangnya pengetahuan Ny.A tentang manfaat dari
ASI EKSKLUSIF
Kesulitan mahasiswi dalam mengatasi masalah disebabkan karena di Desa Janji
Dusun Lubuk Nor Nor keluarga binaan berada pada tingkat ekonomi menengah
kebawah sehingga sukar buat menerima informasi yang telah diberikan kepada
keluarga binaan termasuk didalam pengetahuan tentang program KB dan ASI
Eksklusif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian dan observasi selama 3 minggu pada keluarga Tn. A
dan Ny. A, An.M dan An. M .
-Masalah yang dialami keluarga Tn. A dan Ny. A tentang belum melakukan
keluarga berencana ( KB ) setelah mahasiswi memberikan penyuluhan kepada Tn.A
maka keluarga sudah bisa menerima informasi yang diberikan kepada keluarga Tn. A
dan Ny.A sudah menjadi aseptor KB.
-Masalah yang dialami Tn.A dan Ny.A tentang pemberian ASI Eksklusf. Setelah
mahasiswi memberikan penyuluhan kepada keluarga Tn. A maka keluarga sudah bisa
menerima informasi yang telah diberikan kepada keluarga Tn. A
-Dapat tercapainya rencana tujuan yang ditetapkan oleh mahasiswi.
5.2. Saran
Kepada perangkat desa agar mengusahakan kelanjutan pembangunan sarana
pembuangan limbah yang terputus untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan juga
lingkungan masyarakat Desa Janji DusunBangun Rejo.
Kepada keluarga binaan agar mengaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari
pengetahuan yang didapat dari penyuluhan mahasiswi tentang kesehatan keluarga
antara lain tentang program KB, pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin di
Tenaga Kesehatan, pemberian Tablet Fe, dan pemberian Imunisasi TT serta
pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
Kepada tenaga kesehatan agar dapat lebih sering memberikan penyuluhan tentang
kesehatan ibu dan anak. Dan tidak bosan buat mengingatkan tentang pentingnya
mengetahui program KB, pentingnya memeriksakan kehamilan secara rutin di Tenaga
kesehatan, manfaat mengkonsumsi Tablet Fe dan pentingnya pemberian imunisasi TT
serta pemberian ASI Eksklusif agar keluarga binaan bisa mengubah prilaku menjadi
lebih baik dari sebelumnya.