Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan
(https://www.kemkes.go.id/resources/download/RAPUnitUtama2015-2019/1. Sekjen.pdf).
Keluarga sebagai komponen dari masyarakat berperan signifikan dalam mempengaruhi
status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan
produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin
kesehatan anggota keluarga (https://www.kemkes.go.id/resources/down load/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf).

Pemicuan STBM adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan
sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola
pikir, perilaku dan kebiasaan individu atas masyarakat (http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/
download.html).

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah
sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplementasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim
( purwoastuti, dkk, 2015).
Menurut World Health Organization ( WHO ),Penggunaan kontrasepsi telah meningkat
di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin, tetapi terus rendah di Afrika
sub-Sahara. Secara global, penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat, dari 54% pada
tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015. Secara regional, proporsi wanita berusia 15-49
tahun yang melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat secara
minimal atau meningkat antara tahun 2008 dan 2015. Di Afrika naik dari 23,6% menjadi
28,5%, di Asia naik sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, dan di Amerika Latin dan Karibia
tetap stabil di 66,7%. 214 juta wanita usia reproduksi di negara berkembang yang ingin
menghindari kehamilan tidak menggunakan metode kontrasepsi
modern(http://eprints.ums.ac.id/37661/4/BAB%20I.pdf).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem
Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB) adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. ( Profil Kesehatan RI, 2018).
Menurut BKKBN dalam profil Kemenkes RI tahun 2018, diketahui jumlah PUS
sebnayak 38.343.931 jiwa dengan prevalensi penggunaan KB aktif di antara PUS tersebut
tahun 2018 sebesar 63,27%, hampir sama dengan tahun sebelumnya yang sebesar 63,22%.
Sementara target RPJMN yang ingin dicapai tahun 2019 sebesar 66%. Hasil SDKI tahun
2017 juga menunjukan angka yang sama pada KB aktif yaitu sebesar 63,6%.Sedangkan
pasangan usia subur yang pernah menjadi peserta KB modern sebanyak 62,47% dan
pasangan usia subur yang pernah menjadi peserta KB tradisionalada sebanyak 0,79%
(https://www. kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/
PROFIL_ KESEHATAN_2018_1.pdf).
Berdasarkan data BKKBN Propinsi Sumatera Utara tahun 2018, Jumlah pasangan usia
subur di Sumatera Utara yang memakai KB aktif sebanyak 1.685.506 (70.53%)dengan jenis
kontrasepsinya yaitu AKDR sebanyak 9.84%, MOP 0.88%, MOW 7.25%, Implant 14.77%,
Kondom 7.43%, Suntik 31.69% dan pil sebanyak 28.14%
(http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html).
Jumlah pasangan usia subur di Labuhanbatu sebanyak 89.200 dengan jumlah peserta
KB aktif sebanyak 69.290 dengan AKDR sebanyak 6,0 % MOW 3,5 %, MOP 0,6 %, Implan
19,1 % Suntik 29,9 %, Pil 34,9 %dan Kondom 6,0 %. Jumlah PUS di Kecamatan Bilah Barat
sebanyak 4.777dan PUS yang memakai KB Aktif sebanyak 69.290 jiwa ( 77,7%) (Profil
Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu 2018).
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi
yaitu dengan cara menimbang berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi
sejak lahir sampai umur 6 bulan, menu makanan yang bervariasi, menggunakan garam
beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran petugas kesehatan. Suplemen gizi
yang diberikan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi, meliputi kapsul vitamin A, tablet tambah darah (TTD), makanan
tambahan untuk ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah, makanan pendamping ASI,
dan bubuk multi vitamin dan mineral (https://www.
kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/PROFIL_
KESEHATAN_2018_1.pdf).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein
untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum
berwarna kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga. Hari
keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu
yang lebih putih. Selain mengandung zat makanan, ASI juga mengandung enzim tertentu
yang berfungsi sebagai zat penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di usus. Susu
formula tidak mengandung enzim tersebut sehingga penyerapan makanan sepenuhnya
bergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi
(https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan
indonesia/PROFIL_ KESEHATAN_2018_1.pdf).
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 68,74%. Angka tersebut
sudah melampaui target Renstra tahun 2018 yaitu47%. Persentase tertinggi cakupan
pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi Jawa Barat (90,79%), sedangkan persentase
terendah terdapat pada Provinsi Gorontalo (30,71%). Ada Enam provinsi yang belum
mencapai target Renstra tahun 2018 (Profil Kesehatan RI, 2018).
Cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusiftahun 2018 mencapai 51.392 bayi
(34,86%), capaian ini masih jauh dari target yang ditentukan di Resta Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatra Utara Tahun 2018 yaitu sebesar 55% (Profil Kesehatan Sumatera Utara,
2018).
Berdasarkan Profil Kesehatan Labuhanbatu tahun 2018 cakupan bayi yang diberiakn
ASI Eksklusif pada tahun 2018 adalah sebanyak 1.820 jiwa (33.22%). Jumlahbayi di
Kecamatan Bilah Barat sebanyak 227dan bayi yang memperoleh ASI Eksklusif sebanyak 94 (
83.19%) bayi. Sesuai data yang di peroleh di DesaJanji tepatnya di Dusun Bangun Rejo
terdapat 2bayi dengan perincian terdapat 1 bayi mendapat ASI Eksklusif dan 1 tidak
mendapat ASI Eksklusif ( Profil Kesehatan Labuhanbatu, 2018).
Dalam pendataan mahasiswi di Kecamatan Bilah Barat Desa Janji khususnya di Dusun
Lubuk Nor Nor, mahasiswi menemukan masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak yaitu ASI Eksklusif dan KB.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktek Belajar Lapangan (PBL) selama 21 hari mahasiswi di
harapkan dapat mampu melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dan menerapkan
manajemen asuhan kebidanan di masyarakat di Dusun Lubuk Nor Nor Kecamatan Bilah
Barat Kabupaten Labuhanbatu khususnya dalam mendiagnosa dan memecahkan masalah
kesehatan pada keluarga binaan seperti masalah KB dan Asi Eksklusif Ibu dengan mengikut
sertakan anggota keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti Praktek Belajar Lapangan, mahasiswi di harapkan mampu:
a) Mengenal kesehatan keluarga individu seperti tentang Asi Eksklusif dan KB
sehingga dapat melaksanakan metode pemecahan sesuai kebutuhan kesehatan.
b) Merubah perilaku yang dapat mengganggu status kesehatan salah satunya tentang
Asi Esklusif dan KB untuk mengurangi masakah dalam keluarga
c) Merencanakan tindakan atau langkah berikutnya sebagai sikap yang menunjukan
kepedulian yang terarah sesuai dengan masalah yang di temukan di Dusun Lubuk
Nor Nor tentang Asi Eksklusif dan KB
d) Melaksanakan dan memberikan tindakan untuk dapat memecahkan masalah yang
timbul, seperti halnya masalah kesehatan tentang Asi Eksklusif dan KB.
1.3 Manfaat
a. Bagi masyarakat desa
Pada umumnya masyarakat mendapatkan pembinaan kesehatan dan pada khususnya
pada sasaran KIA-KB
b. Bagi mahasiswi
Mahasiswi mampu menerapkan kegiatan kebidanan komunitas pada praktek nyata
PBL dimasyarakat maupun ditingkat rumah tangga.
c. Bagi institusi/pendidikan
Mengetahui tingkat kemampuan mahasiswi dalam melaksanakan praktek nyata
dilapangan atau PBL yang merupakan mata kuliah kebidanan komunitas
1.4 Metode
Dalam praktek kebidanan komunitas ini menggunakan metode :
a. Wawancara
Wawancara adalah proses tanyak jawab lisan antara 2 orang atau lebih secara
langsung.
b. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang di teliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, wasiat, buku, undang-
undang dan sebagainya.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Praktek Belajar Lapangan (PBL) meliputi sebagai berikut:
a) Kesehatan ibu hamil
b) Kesehatan ibu bersalin
c) Kesehatan ibu nifas dan ibu masa interval
d) Kesehatan ibu menyusui
e) Kesehatan remaja ( 10-19 tahun )
f) Kesehatan ibu klimakterium / menopause
g) Kesehatan bayi dan balita.
h) Kesehatan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Keluarga
2.1.1 Defenisi
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga dan berinteraksi diantara sesama anggota keluarga yang setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing-masing sehingga diciptakan untuk
mempertahanakan suatu kebudayaan.

2.1.2 Tipe Keluarga


Keluarga di Indonesia umumnya menganut tipe keluarga Extended Family karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komunitas dengan adat
istiadat yang sangat kuat.Ada enam tipe keluarga yaitu :
1. Keluarga Inti (Nuclear Family), terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya : nenek, kakak, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family), terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kalidan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/ Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.

2.1.3 Peranan Keluarga


1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan social serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan Anak
Anak-anak Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.1.4 Fungsi Keluarga


1. Fungsi Keluarga
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama.
8. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman diantara keluarga,
serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.1.5 Tugas Keluarga


Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

2.1.6 Kriteria Keluarga


Indikator Keluarga Sejahterapada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang
terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan
merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik dan
operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan digunakan oleh kader di desa yang pada
umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat kesejahteraan para
anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan untuk melakukan melakukan intervensi, maka
indikator tersebut selain harus memiliki validitas yang tinggi, juga dirancang sedemikian
rupa, sehingga cukup sederhana dan secara operasional dapat di pahami dan dilakukan oleh
masyarakat di desa.
Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria keluarga sejahtera yang
ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan
dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran
agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal yaitu:
 Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga
 Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.
 Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
 Bagian yang terluas darilantai rumahbukan dari tanah.
 Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas
kesehatan.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga - keluarga yang dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera , harus pula
memenuhi syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yaitu :
 Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
 Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk
pauk.
 Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun.
 Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.
 Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
 Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
mempunyai penghasilan tetap.
 Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin.
 Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.
 Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai
kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
4. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi syarat 15
sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu:
 Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
 Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga untuk
tabungan keluarga.
 Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
 Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
 Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.
 Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
 Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan
kondisi daerah setempat.
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan dapat pulamemenuhi kriteria
22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu:
 Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi
kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materil.
 Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
6. Keluarga Miskin
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi tidak
dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi:
 Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.
 Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru.
 Luas lantai rumah paling kurang 8 M2 untuk tiap penghuni.
7. Keluarga Miskin Sekali
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi tidak
dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi:
 Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.
 Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan
bepergian.
 Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

2.6 Keluarga Berencana


2.6.1 Pengertian
Keluarga berencana (family plaining) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi, sedangkan
kontrasepsi adalah cara untuk memcegah terjadinya konsepsi dengan alat dan obat-obatan
(Mochtar, Rustam. 1998 : 255).

2.2.2 Tujuan Gerakan KB Nasional


a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam mewujudkan NKKBS yang menjadi
dasar bagi terwujudkan masyarakat yang sekahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk, keluarga untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
2. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara menjarangkan kelahiran.

2.2.3 Sasaran Program Keluarga Berencana


1. Menurunnya rata-rata lanjut pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen
pertahun
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan
3. Menurunnya PUS yang tidak diingan punya anak lagi dan ingin menjarang
kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi(unmet need)
menjadikan 6 %.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkat nya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif dan efesien.
6. Meningkatnya usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatkannya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
program KB nasional

2.2.4 Fisiologis Keluarga Berencana


Jenis-jenis alat kontrasepsi, menurut Dewi pada tahun 2015 dalam bukunya yang
berjudul Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencanasebagai berikut :
1. Mini Pil
a. Keuntungan kontrasepsi
1. Sangat efektif bila digunakan secara benar.
2. Tidak mengganggu hubungan seksual.
3. Tidak mempengaruhi ASI.
4. Kesuburan cepat kembali
5. Tidak mengandung estrogen.
b. Keuntungan non kontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid.
2. Mengurangi jumlah haid.
3. Menurunkan tingkat anemia.
4. Mencegak kanker endometrium.
c. Yang boleh menggunakan mini pil
1. Usia reproduksi
2. Pasca keguguran
3. Pasca persalinan dan tidak menyusui
4. Perokok segala usia.
d. Yang tidak boleh menggunakan mini pil
1. Hamil atau diduga hamil
2. Mioma uteri
3. Riwayat stroke
4. Sering lupa menggunakan pil
5. Riwayat kanker payudara

2. Pil Kominasi
a. Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau belum
3. Gemuk atau kurus
4. Pasca keguguran
5. Nyeri haid hebat
b. Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui eksklusif
3. Hepatitis
4. Riwayat diabetes mellitus
5. Migraine
c. Efek samping
1. Amenore
2. Mual, muntah atau pusing
3. Perdarahan pervaginam
Perhatian khusus untuk penggunaan pil kombinasi adalah tekanan darah tinggi.
3. Implan
a. Jenis
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dan diameter
2,4 mm yang berisi 68 mg 3 Keto-desogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm
yang berisi 68 mg 3 Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

3. Jadena dan Indoplant


Terdiri dari 2 batang yang berisi 75 mg Levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
b. Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau belum
3. Post partum dan tidak menyusui
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
5. Pasca keguguran
6. Riwayat kehamilan ektopik
c. Kontraindikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Gangguan toleransi glukoa
3. Mioma uterus dan kanker payudara
4. Tidak menerima perubahan pola haid yang terjadi
d. Efek samping
1. Amenorea
2. Perdarahan bercak/spotting ringan
3. Ekspulsi
4. Infeksi pada daerah insersi
5. Berat badan naik/turun
4. Suntik
a. Jenis
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA,
yang diberikan setiap 3 bulan dengan caradisuntuk intramuscular (didaerah bokong).
2. Depo Noristeron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular.

b. Cara kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks
3. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
4. Menjadikan selaput lendir serviks sehingga tipis dan atrofi
c. Keuntungan
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak terpengaruh pada ASI
5. Sedikit efek samping
d. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
5. Setelah abortus dan keguguran
6. Perokok
e. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam
3. Riwayat kanker payudara
4. DM disertai komplikasi
5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
a. Jenis
1. AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T, diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
2. AKDR yang lain beredar di Inonesia adalah NOVA T (Schering).

b. Indikasi
1. Usia reprouksi
2. Keadaan nulipara
3. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
4. Resiko rendah dari IMS
5. Tidak menghendaki metode hormonal
6. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
c. Kontra indikasi
1. Sedang hamil atau di duga hamil
2. Penyakit trofoblas yang ganas
3. Kanker alat genetalia
4. Menderita TBC pelvik
5. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
d. Efek samping
1. Amenorea
2. Kejang
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
4. Benang yang hilang
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina
6. Kondom
a. Pengertian
Selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari bahan diantaranya lateks (karet), platik
(vinil), atau bahan alami (hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
b. Indikasi
1. Pria : penyakit genetalia, sensitivitas penis terhadap secret
vagina, ejakulasi dini.
2. Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan
IUD
3. Pasangan pria dan wanita : pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan, senggama
yang jarang, penyakit kelamin, herpes genetalia/kondiloma akuminata.
c. Kontaindikasi
Absolut : pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak
bertanggungjawab seksual, alergi terhadap karet pada partner seksual, interupsi suxual
foreplay menghalangi minat seksual.
d. Efek samping
1. Kondom rusak atau diperkirakan bocor
2. Adanya reaksi alergi
3. Mengurangi kenikmatan seksual
4. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
7. Metode Operasi Wanita (MOW)
a. Profil
Metode keluarga berencana dengan Metode Operasi Wanita (MOW).
b. Indikasi
1. Usia >26 tahun
2. Paritas >2
3. Pasca persalinan
4. Pasca keguguran
5. Paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini
c. Kontraindikasi
1. Wanita hamil atau di duga hamil
2. Perdarahan yang belum diketahui jelas penyebabnya
3. Infeksi sistemik atau pelviks yang akut
4. Belum memberikan persetujuan tertulis
5. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
d. Efek samping
1. Infeksi luka
2. Demam pasca operasi
3. Luka pada kandung kemih
4. Hematoma
5. Emboli gas
6. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
e. Keterbatasan
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
2. Klien dapat menyesal di kemudian hari
3. Resiko komplikasi kecil
4. Di lakukan oleh dokter terlatih
5. Tidak melindungi dari IMS
6. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
8. Metode Operasi Pria (MOP)
a. Profil
Metode keluarga berencana yang dilakukan dengan Metode Operasi Pria (MOP).
b. Manfaat kontrasepsi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Tidak ada efek samping jangka panjang
5. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
6. Pembedahan sederhana di bawah anastesi local
c. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi
merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
1. Pria usia reproduktif <50 tahun
2. Yang menginginkan metode sangat efektif
3. Istri yang bermasalah usia, paritas atau kesehatan yang mungkin akan menimbulkan
resiko
4. Yang memahami dan sukarela memberi izin untuk pemasangan prosedur tersebut
5. Yang merasa yakin bahwa mereka telah mendapatkan jumlah keluarga yang
diinginkan

d. Kontraindikasi
1. Infeksi kulit lokal
2. Infeksi traktus genetalia
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya
4. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual tidak stabil
5. Penyakit sistemik : penyakit perdarahan, DM, jantung koroner
e. Kunjungan ulang
1. Seminggu sampai 2 minggu setelah pembedahan
2. Sebulan setelah operasi
3. 3 bulan dan 1 tahun setelah operasi
f. Penanganan komplikasi setelah tindakan
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Hematoma
4. Granuloma sperma
5. Antibodi sperma

2.6 ASI Eksklusif


2.6.1 Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama.ASI merupakan makanan alamiah yang pertama
dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.Pada tahun
2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.Dengan demikian,
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2.6.2 Kebaikan Asi Dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengankebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.Didalam
usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaatuntuk:
 Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
 Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam.
 organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
 Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
 Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
 magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi padabayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada
bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan
(menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat
besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan
lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

2.6.3 Manfaat Asi


1. Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada
bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat
gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan
bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS
(kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi
ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997,
kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi
daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan,
tapi juga mendidik anak.Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat.
Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan
memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan
manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang
lain.
2. Untuk Ibu
a. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke
masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
b. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke
dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
c. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah
terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
d. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot,
dsb
e. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa
banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
f. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
g. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
h. Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat
manfaat fisik dan manfaat emosional
i. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila
gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh
ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan
membuang ASI-nya sebelum menyusui.
3. Untuk Keluarga
a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak
untuk merebus air, susu atau peralatan.
b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan
kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI
selalu siap tersedia.
f. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
4. Untuk Masyarakat dan Negara
a. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan
lain untuk persiapannya.
b. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
c. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
d. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
e. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk
merebus air, susu dan peralatannya.
f. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

2.6.4 Produksi Asi


Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus
dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Tentang colostrum
a. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga ataukeempat, dari
masa laktasi.
b. Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
c. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,lebih kuning
dibandingkan ASI Mature.
d. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum ususbayi yang
baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untukmenerima makanan
selanjutnya.
e. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapiberlainan dengan
ASI Mature dimana protein yang utama adalah caseinpada colostrum protein yang
utama adalah globulin, sehingga dapatmemberikan daya perlindungan tubuh terhadap
infeksi.
f. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang
dapatmemberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
g. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
h. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
i. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi
atau lebih rendah.
j. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
k. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
l. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI
Mature.
m. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayimenjadi
krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
n. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin
tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
a. ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya
relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI
komposisinya baru konstan.
b. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan
pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6
bulan pertama bagi bayi.
c. ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada
bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi.
d. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum
dan karotin.
e. Tidak menggumpal bila dipanaskan.
f. Volume: 300 – 850 ml/24 jam
g. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)

2.6.5 Faktor-Faktor Yang Memperoleh Produksi ASI


Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh
terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang
diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak
akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi
ditambah 1 butir telur.Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan
1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI.Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan
makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring
nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka
akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi.Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui anaknya mutlak diperlukan.Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum
dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti
ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk
menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam
keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan
emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek
tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara
ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini
diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara
ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala
bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis
menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali
terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan
pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak
cukup mendapat ASI dan akan menangis.Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah
dan semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan
memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih
menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada
dalam keadaan selamat dan sehat.Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering
makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan
yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.
Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-
gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen danprogesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil
yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI
bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi
yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan
mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut
diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga
pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH


3.1.1 Data Geografis
a. Lokasi
 Dusun : Bangun Rejo
 Desa : Janji
 Kecamatan : Bilah Barat
 Kabupaten : Labuhanbatu
b. Luas Wilayah : 39 H
c. Batas-Batas Wilayah :
 Utara : Berbatas dengan wilayah Aek Buru Selatan
 Selatan :Berbatas dengan Perkebunan PT.ASDA
 Sebelah Timur : Berbatas dengan Dusun Bangun Sari
 Sebelah Barat : Berbatas dengan Dusun Batu Bujur
d. Kondisi Daerah : Dataran
e. Transportasi : Darat seperti roda dua dan roda empat
f. Komunikasi : Bahasa jawa, Bahasa indonesia
Jaringan komunikasi : Handphone
g. Fasilitas Ibadah : Mesjid 1 unit
h. Organisasi Sosial Masyarakat
 PKK : 1 orang
 Kontak Tani : 1 kelompok
 LKMD/BPD : 1 orang
 Karang taruna : Tidak ada
i. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
1. Kader Kesehatan : 1 orang
Kader Kesehatan Aktif : 1 orang
2. Dana Kesehatan : Tidak ada
3. Fasilitas Kesehatan
Bidan Praktek Swasta : 1 orang
Bidan Praktek Keperawatan : Tidak ada
4. Fasilitas Ibadah
Mesjid :1
Gereja : Tidak ada
5. Fasilitas Pendidikan
TK/Play Group : Tidak ada
SD : Tidak ada
SMP : Tidak ada
SMA : Tidak ada

3.1.2 Data Demografis


1. Jumlah kepala keluarga : 56 KK
2. Jumlah penduduk : 212 Jiwa
 Laki-laki : 112 Jiwa
 Perempuan : 100 Jiwa
3. PUS : 32 Jiwa
4. WUS : 10 Jiwa
5. Remaja : 51 Jiwa
6. Balita : 13 Jiwa
7. Ibu Hamil : 1 Jiwa
8. Ibu Bersalin : Tidak ada
9. Ibu Nifas : Tidak ada
10. Ibu Menyusui : 2 Jiwa
11. Menopause : 1 Jiwa
12. Lansia :34 Jiwa

3.2. Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. A Tentang Keluarga
Berencana dan Asi Eksklusif Di Dusun Lubuk Nor Nor Janji Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu.

3.2.1 Data dan Identifikasi


1. Biodata
Nama KK : Tn. A
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Dusun Lubuk Nor Nor
Penghasilan : ± Rp 1.500.000
2. Nama anggota keluarga

No Nama JK Hub Kel KK Umur Pendidikan Ket

1 Tn. A L Suami 36 Thn SD

2 Ny. A P Istri 35 Thn SMA KB

3 An. M L Anak 8 Thn SD

4 An. M P Anak 4 bln - Asi Eksklusif

3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Tn. A jarang tidur siang karena Tn. A bekerja dari pagi hingga siang hari, tidur
malam ± 7 jam/ hari. Ny. A jarang tidur siang karena mengurus
tidur siang ± 2 jam,tidur malam ± 8 jam/ hari. An.A tidur siang ± 2 jamdalam 1 hari
± 4 kali/hari dan tidur malam ± 9 jam/ hari. Karena An. A masih balita sehingga
membutuhkan waktu lebih banyak untuk istirahat yang dapat mendukung pertumbuhan
dan perkembangannya.
b. Kebiasaan makan
Tn. R dan Ny.S makan 3xsehari dengan jenis makanan yaitu makanan pokok (nasi),
lauk pauk, sayur. Makanan keluarga disimpan dalam lemari tertutup dengan
ventilasi.Sedangkan An. A makan 3x sehari dengan jenis makanan seperti yang dimakan
Tn. R dan Ny. S.
c. Pola eliminasi
Tn. R, Ny. S dan An.A menyatakan BAB ± 1x/hari dan BAK ± 6x/hari. Dan An.
A kadang-kadang BAB ± 2x / hari dan BAK sesering mungkin.
d. Kebersihan perorangan / personal hygiene
Tn. R, Ny. Smandi, gosok gigi, keramas rambut 2 hari sekali , ganti pakaian dalam
setiap habis mandi. Sedangkan An.A mandi, keramas rambut, serta ganti pakaian dalam
setiap habis mandi, BAK dan BAB.
e. Pola kebiasaan kesehatan
1) Apabila anggota keluarga BAB menggunakan WC angsatrin. kecuali An. A, karena
masih berusia 1 tahun 4 bulan.
2) Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung di bawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Pada waktu memasak ibu selalu mencuci sayur yang akan di masaknyahingga
bersih.
4) Apabila makan anggota keluarga cuci tangan dengan air yang sama yang di buat
dalam mangkok tanpa di ganti airnya dan tanpa mencuci tangan kembali dengan air
yang bersih. Dan setelah mencuci tangan anggota mengeringkan tangan dengan
serbet / kain lap.
f. Penggunaan waktu senggang
Waktu senggang yang biasa digunakan keluarga Tn. R adalah dengan cara anggota
keluarga berkumpul pada saat makan malam.
g. Rekreasi keluarga
Rekreasi yang dilakukan keluarga Tn. R biasanya hanya dengan berkunjung
kerumah - rumah keluarga dan itu dilakukan bila ada acara-acara penting.
h. Keadaan sosial ekonomi
Penghasilan Tn. R ± Rp.1.500.000 Jumlah tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari–hari. Keluarga belum bisa menabung, karena masih banyak
keperluan untuk keluarga dan anaknya.
4. Situasi lingkungan.
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. Radalah rumah milik sendiri dengan luas rumah
5 x 6 m2. Bangunan rumah berbentuk persegi panjang yang terdiri dari1 ruang tamu, 1
kamar tidur, dan 1 ruang dapur.
IV
V
U

III

B T
II

I : Ruang tamu III : Dapur


II : Kamar tidur V : WC ( Dalam rumah)
IV : Kamar mandi

Jenis rumah Tn.R adalah berbentuk persegi panjang, dengan atap rumah terbuat dari
seng, lantai rumah semen. Ventilasi dan cahaya matahari dapat masuk dari jendela
ruang tamu dan pintu saja. Hal ini tidak mendukung syarat kriteria rumah sehat karena
ventilasi rumah hanya 3 dan < 10 % dari luas rumah. Pembuangan sampah keluarga
bersifat terbuka di belakang rumah dan sampah selalu dibakar.
b. Sumber air
Sumber air keluarga berasal dari : air sumur dengan kualitas air tidak berbau, jernih
dan tidak berasa.
Sumber air digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk air minum,
dimasak hingga mendidih dan disimpan dalam wadah penyimpanan air yang tertutup
pula.
c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) : terbuka
Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) keluarga bersifat tertutup dan di alirkan.
d. Jamban
Keluarga memiliki jamban,dengan bentuk leher angsa yang terpisah dengan kamar
mandi dan keluarga juga memiliki septictank tempat pembuangan feces.
e. Karakteristik lingkungan
Keluarga tidak memiliki kandang ternak, pekarangan rumah sangat sempit dan
dimanfaatkan untuk menjemur pakaian.
f. Asuransi Kesehatan
Keluarga tidak memiliki Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin .
5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan: Lamanya 3 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi Tn.
R dan Ny. S. Dan dari penikahan itu telah dikaruniai 1 orang anak yaitu :An. A.
b. Riwayat kehamilan :
Pada waktu hamil Ny. S sering melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak
4 x, yaitu : 1 x pada usia kehamilan trimester 1, 1 x pada usia kehamilan trimester 2,
dan 2 x pada usia kehamilan trimester 3.
Pada waktu nifas Ny. A tidak mengalami kelainan dalam masa nifas seperti:
perdarahan yang abnormal, infeksi. Anak kedua tidak mendapatkan ASI Ekslusif
dari usia 3 bulan, di karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat dari Asi
Eksklusif
1. Riwayat KB
Ny. A sudah pernah menjadi akseptor KB tetapi tidak memakainya kembali dengan
alasan tidak di beri izin oleh suami karna menurut Tn. A bertentangan dengan agama.

2. Fungsi keluarga
a.Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan saling menghargai. Hubungan
antara anggota keluarga cukup harmonis terbukti mulai dari perkawinan sampai
sekarang tidak ada masalah yang begitu serius. Semua masalah dapat diselesaikan
dengan baik dengan cara bermusyawarah. Begitu juga hubungan dengan anggota
keluarga lain atau dengan tetangga juga cukup harmonis.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak memperhatikan status kesehatan anggota keluarga. Dilihat dari
apabila ada anggota keluarga yang sakit memakai obat tradisional atau obat warung.
d. Fungsi reproduksi
Reproduksi berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
3. Komunikasi
Komunikasi antaranggota keluarga khususnya Tn. A dan Ny. A menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
4. Transportasi
Keluarga Tn.A dalam kegiatan sehari-hari menggunakan transportasi roda dua yang
merupakan milik keluarga Tn. A sendiri.

3.2.2. Pemeriksaan fisik Tiap Individu Anggota Keluarga


Pemeriksaan Tn. A Ny. A An. M An. M
Kepala Rambut hitam, Rambut Rambut hitam, Rambut hitam,
lurus, hitam,kecoklatan lurus, lurus,
pertumbuhan lurus, pertumbuhan pertumbuhan
rambut merata pertumbuhan rambut merata rambut merata
dan kulit kepala rambut merata dan dan kulit dan kulit
bersih. kulit kepala bersih. kepala bersih. kepala bersih.
Tanda – tanda TD : 120 / TD : 120 / 70 Temp : 36 0 C Temp : 37 0 C
vital 80mmHg mmHg Pols : 88x / i Pols : 88x / i
Temp : 36,5 0 C Temp : 36,2 0 C RR : 23 x / i RR : 23 x / i
Pols : 76 x / i Pols : 78x / i
RR : 22 x / i RR : 20 x / i
Mata - Simetris kiri - Simetris kiri dan - Simetris kiri - Simetris kiri
dan kanan, kanan, dan kanan, dan kanan,
- Tidak ada - Tidak ada kelainan - Tidak ada - Tidak ada
kelainan pada pada mata kelainan pada kelainan pada
mata mata mata
Hidung - Simetris - Simetris dengan - Simetris - Simetris
dengan wajah wajah dengan dengan
- Tidak ada - Tidak ada wajah wajah
kelainan kelainan - Tidak ada - Tidak ada
kelainan kelainan
Telinga - Simetris kiri - Simetris kiri dan - Simetris kiri - Simetris kiri
dan kanan, kanan, dan kanan, dan kanan,
- Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan
Mulut dan gigi Tidak ada Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada
kelainan pada pada mulut dan kelainan pada kelainan pada
mulut dan gigi. gigi. mulut dan gigi. mulut dan gigi.
Leher Tidak ada Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada
kelainan pada pada leher. kelainan pada kelainan pada
leher. leher. leher.
Dada - Simetris kiri - Simetris kiri - Simetris kiri - Simetris kiri
dan kanan. dan kanan. dan kanan. dan kanan.
- Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
kelainan pada kelainan pada kelainan kelainan
dada. dada. pada dada. pada dada.
Abdomen Tidak ada Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada
kelainan pada pada abdomen kelainan pada kelainan pada
abdomen (tidak (tidak teraba abdomen (tidak abdomen (tidak
teraba massa). massa). teraba massa). teraba massa).
Ekstremitas - Simetris kiri - Simetris kiri - Simetris kiri - Simetris kiri
dan kanan. dan kanan. dan kanan. dan kanan.
- Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
kelainan pada kelainan pada kelainan kelainan
ekstremitas ekstremitas pada pada
ekstremitas ekstremitas
3.2.3. Indentifikasi Masalah dan Diagnosa Kebutuhan
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. A antara lain adalah Ny. A tidak
memakai alat kontrasepsi dengan alasan tidak diberi izin oleh Tn. A karna menurut Tn. A
bertentangan dengan agama. Akibat dari kurangnya pengetahuan ini menimbulkan
ketidakmampuan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan khususnya dalam penggunaan
alat kontrasepsi.
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. A antara lain Ny. A tidak memberikan
Asi Eksklusif kepada bayinya di sebabkan bayinya selalu menangis setiap malam, ibu merasa
bayi kelaparan dan dia mencoba memberi susu formula agar bayi tidak merasa lapar
semenjak di beri susu formula bayi tidak manangis lagi saat malam hari.
Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap keluarga Tn.A dan Ny. A Tenaga Kesehatan
umumnnya dan Bidan khusunya harus berkerjasama dengan keluarga untuk membahas
masalah yang timbul dan memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini
intervensi yang dapat diberi Bidan sebagai langka awal adalah pemberian penkes sehingga
diharapkan keluarga dapat menyelesaikan

3.2.4. Perumusan Masalah


Adapun permasalahan yang ada pada keluarga Tn. A dan Ny. A adalah sebagai
berikut:
a. Tn. A tidak memberi izin kepada Ny. A untuk memakai KB di karenakan
kurangnya pengetahuan Tn. A tentang manfaatnya dan juga bertentang dengan agama
menurut Tn. A.
b. Ny. A tidak memberikan Asi Eksklusif kepada bayinya di sebabkan bayinya
selalu menangis setiap malam, dan kurangnya pengetahuan Ny. A tentang Asi
Eksklusif dan manfaatnya.

3.2.5 Prioritas Masalah


Prioritas masalah dalam keluarga Tn. A adalah sebagai berikut:
1. Ny. A sudah pernah ber KB tapi sekarang tidak diberi izin oleh Tn. A

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1.Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi namun akan terjadi
ancaman apabila tidak ditanggulangi karena kondisi
Ny. A yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi yang telah di anjurkan oleh
kesehatan sehingga memerlukan
penyuluhan dengan segera

2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Hanya sebagian masalah yang dapat diubah


masalah dapat jika ada keinginan Ny. A untuk menjadi
dirubah akseptor KB kembali, karena mengingat
kondisi ibu yang pernah memakai KB tapi
sekarang tidak diberi izin oleh Tn. A untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang pernah
digunakan sebelumnya. Sehingga perlu
untuk dipertimbangkan kembali antara Tn.
A dan Ny. A untuk mendapat dukungannya.
Selain itu dapat pula dibantu dengan
memberikan penyuluhan yang tepat tentang
KB pada keluarga.

3.Potensi dicegah 2/3 x 1 2/3 Masalah yang terjadi cukup mudah untuk
dicegah dengan pemberian penyuluhan yang
tepat tentang KB untuk membantu
meningkatkan pengetahuan yang benar
mengenai metode kontrasepsi dan yang
paling pentingnya adalah partoisipasi
keluarga dalam mendukungnya

4.Penonjolan 0/2 x 1 0 Masalah dirasakan namun tidak ada


masalah keinginan untuk segera menanganinya

Jumlah 2 1/3

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan
dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas = kurangnya pengetahuan Tn. A dan Ny. A tentang KB.
2. Ny. A terlalu cepat memberikan anak Susu Formula
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1.Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Tn. A berusia 35 tahun sudah memberikan
ancaman anak susu formula

2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Dapat diubah jika ada keinginan untuk


masalah dapat mempunyai anak kembali, bisa diberikan
dirubah selama 6 bulan penuh dengan sukungan Tn.
A

3.Potensi dicegah 2/3 x 1 2/3 Anak akan mudah terkena penyakit akibat
terlalu cepat diberikan makanan tambahan

4.Penonjolan 0/2 x 1 0 Masalah dirasakan namun tidak ada


masalah keinginan untuk segera menanganinya

Jumlah 21/3

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan
dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas = kurangnya pengetahuan Tn. A dan Ny. A tentang Asi Eksklusif.

3.2.6 Asuhan Kebidanan pada keluarga Ny. A

MASALAH TUJUAN RENCANA


DATA
KESEHATAN TINDAKAN

Ibu mengatakan Suami tidak Setelah diberikan Beri penyuluhan


tidak mengijinkan ibu penyuluhan di tentang KB DAN
menggunakan alat buat ber-KB. harapkan Tn. A Asi Esklusif,
kontrasepsi karena dan Ny. A antara lain:
tidak diberi ijin mengerti alat - Pengertian KB
oleh Tn. A kontrasepsi KB dan ASI
dan mau menjadi Ekslusif
akseptor KB - Keuntungan dan
kerugian KB
-setelah di berikan
dan Asi
penyuluhan
Eksklusif
tentang Asi
Eksklusif - Manfaat KB
diharapkan Ny. A dan Asi
mengerti dan mau Eksklusif
meberi asi saja -

3.2.7 Jadwal Home Visit (Tindakan dan Evaluasi)

1. Akseptor Keluarga Berencana (KB )


Tanggal Pukul Kegiatan Evaluasi

22 16.00 Memberikan penyuluhan tentang - Ibu mengerti dan mampu


januari WIB KB, antara lain : menjelaskan kembali pengertian
2020 - Pengertian KB dan Asi KB dan Asi Eksklusif, dan saat
Esklusif ditanya serta mampu menjelaskan
- Manfaat alat KB dan Asi kembali saat ditanya keuntungan
Eksklusif dan kerugian masing-masing alat
- Jenis Kontrasepsi kontrasepsi dan Asi Eksklusif
- Cara kerja alat KB dan
- Keuntungan dan kerugian
masing-masing KB dan Asi
Eksklusif

27 15.00 WIB - Memotivasi ibu untuk ber- - Ibu sudah mengerti dan akan
januari KB dan Asi Eksklusif yang menggunakan KB alamiah untuk
2020 - Menganjurkan ibu tetap saat ini karena mengingat kondisi
menggunakan KB dan keluarga yang kurang.
memberikan Asi Eksklusif
- ibu suda mengertia tentang Asi
Eksklusif dan mengurangi
pemberian susu formula sedikit
demi sedikit kepada sibayi

29 16.00 WIB - Memberitahu pada ibu akan Ibu bersedia menjadi akseptor kb
januari dilaksanakan safari KB di dan sekarang sudah memakai KB
2020 dusun Bangun Sari hari Rabu Implan
tepatnya pada tanggal 29
januari 2020

20 16.00 WIB Memberitahu pada ibu akan Ibu sudah mengetahui akan
januari dilaksanakan safari KB di dusun dilakukan safari KB di dusun
2020 tempat tinggal ibu hari Rabu tempat tinggalnya
tepatnya pada tanggal 29januari
2020

23 16.30 WIB Menganjurkan ibu untuk Ibu mengerti dan akan


januari berkonsultasi dengan tenaga mengunjungi bidan terdekat untuk
2020 kesehatan sebelum memutuskan menanyakan hal tersebut
untuk menggunakan alat
kontasepsi yang akan dipilih

27 16.30 WIB Memastikan ibu ingin Ibu mengatakan akan menjadi


januari menggunakan KB jenis apa akseptor KB implant pada acara
2020 safari KB

29 10.30 WIB Memasang Kb implant pada ibu Ibu sudah menjadi akseptor KB
januari implant
2020
3.3. Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. F Di Dusun Bangun
Rejo Desa Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu
3.3.1 Data dan Identifikasi
1. Biodata
Nama KK : Feri Amdani
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Dusun Bangun Rejo
Penghasilan : ± Rp 1.000.000
2. Nama anggota keluarga
Status Imunisasi
Hub
No Nama JK Kel Umur Pddk POLIO DPT Hepatitis Ket
KK BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1 Tn. F L Suami 24 Thn SMA - - - - - - - - - - - -

2 Ny. T P Istri 22 Thn SMA - - - - - - - - - - - -

3 An. F P Anak 3 Bln - √ √ √ √ - √ √ - √ √ - -

3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Tn. F jarang tidur siang karena Tn. F bekerja dari pagi hingga siang, tidur malam ± 7
jam/hari. Ny. T tidur siang ± 2 jam, tidur malam ±8 jam/hari. An. F tidur siang ± 2 jam
dalam 1 hari ± 5 kali/hari , dan tidur malam ± 9 jam/hari. Karena An. F masih bayi
sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk istirahat yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Kebiasaan makan
Tn. F dan Ny. T danmakan 3x sehari dengan jenis makanan Nasi, sayur dan lauk
pauk sedangkan An. F ASI di tambah dengan Susu Formula. Makanan keluarga
disimpan dalam lemari tertutup dengan ventilasi.
c. Pola eliminasi
Tn. F dan Ny. T menyatakan BAB ± 1x / hari dan BAK ± 5x / hari. Dan An. F
kadang-kadang BAB ± 2x / hari dan BAK sesering mungkin.
d. Kebersihan perorangan / personal hygiene
Tn. F dan Ny. T mandi, gosok gigi, keramas rambut 2 hari sekali, ganti pakaian
dalam setiap habis mandi. Sedangkan An. F mandi, keramas rambut, serta ganti pakaian
dalam setiap habis mandi, BAK dan BAB.
e. Pola kebiasaan kesehatan
1) Apabila anggota keluarga BAB menggunakan WC angsatrin. Kecuali An. F karena
masih berusia 3 Bulan.
2) Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung di bawah ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Pada waktu memasak ibu selalu memotong – motong sayur dengan potongan kecil –
kecil kemudian di cuci.
4) Apabila makan anggota keluarga cuci tangan dengan air yang sama yang di buat
dalam mangkok tanpa di ganti airnya dan tanpa mencuci tangan kembali dengan air
yang bersih. Dan setelah mencuci tangan anggota mengeringkan tangan dengan
serbet / kain lap.
f. Penggunaan waktu senggang
Waktu senggang yang biasa digunakan keluarga Tn. F adalah dengan cara anggota
keluarga berkumpul pada saat makan malam.
g. Rekreasi keluarga
Rekreasi yang dilakukan keluargaTn.Fbiasanya hanya dengan berkunjung kerumah -
rumah keluarga dan itu dilakukan bila ada acara-acara penting.

h. Keadaan sosial ekonomi


Penghasilan Tn. F ± Rp 1.000.000 Jumlah tersebut digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari–hari. Keluarga belum bisa menabung, karena masih banyak
keperluan untuk keluarga dan anaknya.
4. Situasi lingkungan.
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. F adalah rumah milik sendiri dengan luas rumah
5 x 6 m2. Bangunan rumah berbentuk persegi panjang yang terdiri dari1 ruang tamu, 1
kamar tidur, dan 1 ruang dapur.

IV V

III

II B T

I : Ruang tamu IV : Kamar mandi

II : Kamar tidur V : WC ( dalam rumah)

III : Dapur

Jenis rumah Tn. F adalah berbentuk persegi panjang, dengan atap rumah terbuat dari
seng, lantai rumah semen. Ventilasi dan cahaya matahari dapat masuk dari jendela
ruang tamu dan pintu saja. Hal ini tidak mendukung syarat kriteria rumah sehat karena
ventilasi rumah hanya 3 dan < 10 % dari luas rumah. Pembuangan sampah keluarga
bersifat terbuka di belakang rumah dan sampah selalu dibakar.
b. Sumber air
Sumber air keluarga berasal dari : air sumur dengan kualitas air tidak berbau, jernih
dan tidak berasa.
Sumber air digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk air minum,
dimasak hingga mendidih dan disimpan dalam wadah penyimpanan air yang tertutup
pula.
c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) : terbuka
Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) keluarga bersifat tertutup dan di alirkan.
d. Jamban
Keluarga memiliki jamban,dengan bentuk leher angsa yang bersatu dengan kamar
mandi dan keluarga juga memiliki septictank tempat pembuangan feces.
e. Karakteristik lingkungan
Keluarga tidak memiliki kandang ternak, pekarangan rumah sangat sempit dan
dimanfaatkan untuk menjemur pakaian.
f. Asuransi Kesehatan
Keluarga tidak memiliki Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin.
5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan: Lamanya 2 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi Tn.
F dan Ny. T. Dan dari penikahan itu telah dikaruniai 1 orang anak yaitu : An. F
b. Riwayat kehamilan :
Pada waktu hamil Ny. T sering melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak
4 x, yaitu : 1 x pada usia kehamilan trimester 1, 1 x pada usia kehamilan trimester 2,
dan 2 x pada usia kehamilan trimester 3.
c. Riwayat Persalinan :
Pada saat persalinan anak Ny. T lahir normal dan di tolong bidan yaitu dengan usia
kehamilan 9 bulan dan persalinan berjalan lancar. An. F mendapatkan ASI sampai
bulan ini,namun pada usia sebelum 6 bulan telah diberi MP-ASI
d. Riwayat Nifas yang lalu :
Pada waktu nifas Ny. T tidak mengalami kelainan dalam masa nifas seperti:
perdarahan yang abnormal, infeksi. Anak pertama mendapatkan
ASI sampai sekarang, namun telah diberi MP-ASI sebelum usia 6 bulan.

1. Riwayat KB

Ny. T belum menjadi akseptor KB.


2. Fungsi keluarga
c. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan saling menghargai. Hubungan
antara anggota keluarga cukup harmonis terbukti mulai dari perkawinan sampai
sekarang tidak ada masalah yang begitu serius. Semua masalah dapat diselesaikan
dengan baik dengan cara bermusyawarah. Begitu juga hubungan dengan anggota
keluarga lain atau dengan tetangga juga cukup harmonis.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi dengan keluarga.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak memperhatikan status kesehatan anggota keluarga. Dilihat dari
apabila ada anggota keluarga yang sakit memakai obat tradisional atau obat warung.
d. Fungsi reproduksi
Reproduksi berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.

e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
3. Komunikasi
Komunikasi antaranggota keluarga khususnya Tn.Fdan Ny.T menggunakan bahasa
Indonesia.
4. Transportasi
Keluarga Tn. F dalam kegiatan sehari-hari menggunakan transportasi roda dua yang
merupakan milik keluarga Tn. F sendiri.

3.2.2 Pemeriksaan fisik Tiap Individu Anggota Keluarga


Pemeriksaan Tn. F Ny. T An. F
Kepala Rambut hitam, lurus , Rambut hitam, lurus, Rambut hitam,
pertumbuhan rambut pertumbuhan rambut lurus, pertumbuhan
merata dan kulit merata dan kulit rambut merata dan
kepala bersih. kepala bersih. kulit kepala bersih.
Tanda – tanda TD : 120 / 80mmHg TD : 120 / 70 mmHg Temp : 36 0 C
vital Temp : 36,5 0 C Temp : 36,2 0 C Pols : 92 x / i
Pols : 76 x / i Pols : 78 x / i RR : 23 x / i
RR : 22 x / i RR : 20 x / i
Mata - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan
kanan, kanan, kanan,
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan
pada mata pada mata pada mata
Hidung - Simetris dengan - Simetris dengan - Simetris dengan
wajah wajah wajah
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan - Tidak ada
pada hidung. pada hidung. kelainan pada
hidung.
Telinga - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan
kanan, kanan, kanan,
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan - Tidakada
pada telinga. pada telinga. kelainan pada
telinga.
Mulut dan gigi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
pada mulut dan gigi. pada mulut dan gigi. pada mulut.
Leher Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
pada leher. pada leher. pada leher.
Dada - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan
kanan. kanan. kanan.
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan - Tidak ada
pada dada. pada dada. kelainan pada
dada.
Abdomen Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
pada abdomen (tidak pada abdomen (tidak pada abdomen
teraba massa). teraba massa). (tidak teraba massa).
Ekstremitas - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan - Simetris kiri dan
kanan. kanan. kanan.
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan - Tidak ada
pada ekstremitas pada ekstremitas kelainan pada
ekstremitas
3.2.3.Identifikasi Masalah dan Diagnosa Kebutuhan
Masalah kesehatan yang ada pada di keluarga Tn. F antara lain:Ibu tidak memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya.Ibu memberikan MP–ASI kepada bayinya dibawah umur 6
bulan.Hal ini di karenakan ibu bekerja dan bayi rewel diakibatkan lapar tidak kenyang
dengan ASI saja.Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn. F antara lain kurangnya
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap keluarga Tn.
F tenaga kesehatan umumnya dan bidan pada khususnya harus bekerja sama dengan keluarga
untuk membahas masalah yang timbul dan memikirkan alternative pemecahan
masalahnya.Dalam hal ini intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal adalah
pemberian penkes sehingga diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang timbul
secara tepat dan mandiri.

3.2.4.Perumusan Masalah
Adapun permasalahan nya yang ada pada keluarga Tn. F adalah sebagai berikut :

a) Kurangnya pengetahuan Ny. T tentang ASI Eksklusif.


Data Subjektif: Ibu mengatakan mengetahui tentang ASI Ekslusif tapi hanya sekedar
manfaat dari pemberian ASI Eksklusif saja .

3.2.5 Prioritas Masalah


Prioritas masalah dalam keluarga Tn. F adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan Ny. T tentang ASI Eksklusif
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1.sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman kesehatan dapat


(ancaman ) terjadi pada anak yang tidak
mendapat ASI Eksklusif
karena akan mengalami
infeksi saluran pencernaan
yang lebih tinggi di
bandingkan bayi yang diberi
ASIEksklusif dan dapat
mempengaruhi tumbuh
kembang bayi.

2.kemungkinan 1/2x2 1 Hanya sebagian karena susah


masalah dapat merubah kebiasaan
dirubah (hanya masyarakat dengan budaya
sebagian) serta kebiasaan masa lalu

3.potensial masalah 2/3x1 2/3 Cukup karena ibu sebagian


(cukup) yang memberikan ASI
Eksklusif tidak seluruhnya
dan kepekaan terhadap
penyakit tertentu dapat
dicegah bila anak diberi ASI
Eksklusif

4.penonjolan 1/2x1 ½ Tidak perlu ditangani dengan


masalah (masalah segera karena ibu-ibu berfikir
yang tidak perlu bahwa kalau di berikan ASI
ditangani segera) saja bayi tidak akan kenyang
maka butuh pendekatan dan
pemahaman tentang ASI
Eksklusif lebih lanjut.

Jumlah 1 11/3

2. Asuhan KebidananNy. T tentang ASI Eksklusif


Tanggal Pukul Kegiatan Evaluasi

15 16.40 - Melakukan pendataan Keluarga sudah didata dan


januari WIB dan pemeriksaan keadaan keluarga baik
2020 umum pada seluaru hanya saja bayi yang ada
anggota keluarga pada keluarga tidak
- Menanyakan pada ibu diberikan ASI Eksklusif
mengapa tidak dikarenakan ibu bekerja dan
memberikan ASI bayi rewel diakibatkan lapar
Eksklusif pada bayi tidak kenyang dengan ASI
saja

17 16.00 Memberikan penyuluhan Ibu mengerti dan dapat


januari WIB tentang: menjelaskan kembali
2020 - pengertian ASI mengenai ASI Eksklusif
Eksklusif
- Manfaat ASI Ekslusif
diberi ASI Ekslusif

19 16.50 - Memastikan ibu tetap Ibu sudah memberikan ASI


januari WIB memberikan ASI saja dan sudah mengerti posisi
2020 - Mengajarkan pada ibu menyusui dengan baik dan
posisi dan perlekatan akan melakukan pemerasan
menyusui yang benar pada ASI untuk bayi yang
sehingga membuat ditinggal
produksi ASI lebih
banyak dan bayi
merasa puas

20 16.00 - Memastikan ibu tetap Ibu sudah memberikan ASI


januari WIB memberikan ASI saja pada bayi dan sudah
2020 - Memberitahu ibu mengetahui penjelasan
bahwa system tersebut dengan baik
pencernaan bayi
masih belum
terbentuk sempurna
sehingga belum bias
di berikan makanan
tambahan sampai bayi
berumur 6 bulan.

22 16.00 - Memastikan ibu tetap Ibu sudah memberi ASI


januari WIB memberikan ASI saja secara terus menerus tanpa
2020 - Memberitahu ibu makanan pendamping lagi
bahwa bayi cukup dan ibu sudah mengerti
diberikan ASI saja dengan penjelasan masalah
secara Eksklusif ASI
selama 6 bulan

24 16.00 - Memastikan ibu tetap Ibu sudah memberikan ASI


januari WIB memberikan ASI saja terus menerus tanpa
2020 - Memotivasi ibu terus makanan pendamping lagi
menerus agar tetap dan mengerti dengan
memberikan ASI saja penjelasan yang lakukan
tanpa makanan
pendamping ASI

26 16.30 - Memastikan ibu tetap Ibu sudah mengerti manfaat


januari WIB memberikan ASI saja pemberian ASI dan tidak
2020 - Memastikan bahwa akan memberikan MP-ASI
ibu mau memberikan lagi pada anak yang
ASI Eksklusif pada selanjutnya.
bayinya nanti jika ia
hamil lagi tanpa
memberikan makanan
pendamping lagi

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktek belajar lapangan selama 3 minggu pada keluarga binaan
dengan menggunakan tahapan proses kebidanan melalui pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi maka dapat dilakukan pembahasan dari masing-masing tahapan
sebagai berikut:
2.1. Pengkajian
Elemen pengkajian yang digunakan meliputi inti keluarga binaan yang terdiri dari
data demografi, nilai-nilai keyakinan, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatan dari
keluarga.
Data yang didapat dari pengkajian menggambarkan sebagian besar masalah
kesehatan keluarga binaan.
Proses pengumpulan data berlangsung selama 3 hari dan sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
Faktor pendukung yang melancarkan proses pengkajian adalah partisipasi keluarga
yang berperan aktif dalam proses pengumpulan data dimana keluarga binaan yang ada
di desa jani dusun lubuk nor nor dengasn masalah tentang KB dan ASI ESKLUSIF
dengan mahasiswi sudah tercipta hubungan saling percaya.
2.2. Perencanaan
Data yang didapat dari pengkajian menggambarkan sebagian besar masalah
kesehatan keluarga binaan.
Faktor pendukung perencanaan adalah mulai terbinanya kepercayaan dari keluarga
kepada mahasiswi, sehingga banyak informasi tentang sumber daya yang ada
dikeluarga binaan untuk dijadikan peluang rencana pemecahan masalah, baik masalah
tentang imunisasi,KB dan ASI EKSKLUSIF.

2.3. Pelaksanaan
Planning Of Action yang disusun mahasiswi adalah penyuluhan kepada keluarga
binaan. Kendala yang dihadapi mahasiswi dalam pelaksanaan POA adalah sebagai
berikut:
 Keluarga binaan yang sulit untuk diubah mulai dari tentang KB. Hal ini terjadi
karena keluarga binaan Tn. A tidak memberikan ijin kepada Ny. A untuk ber-KB
dengan alasan bertentangan dengan agaman
 Ny. A memberikan susu formula kepada bayinya yang masih berusia 4 bulan
disebabkan kurangnya penetahuan Ny. A tentang Asi Eksklusif dan manfaatnya
Faktor-faktor pendukung pelaksanaan kegiatan adalah :
 Keberhasilan mahasiswi dalam menjalin hubungan saling percaya dengan
keluarga binaan seperti memberikan penyuluhan kepada Tn. A dan Ny. A
 Promosi kesehatan dan dukungan dari Kepala Dusun lubuk Nor Nor
2.4. Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi akhir hasil kegiatan yang dilakukan setelah ± 3 minggu
praktek belajar lapangan tingkat pengetahuan keluarga binaan meningkat, akan tetapi
masalahnya keluarga binaan masih sulit untuk menerapkannya didalam keluarga.
Masalah-masalah yang terjadi didalam keluarga binaan yang sulit untuk di ubah yaitu:
 Pentingnya program KB karna kurangnya pengetahuan Tn. A
 Manfaat ASI Eksklusif karna kurangnya pengetahuan Ny.A tentang manfaat dari
ASI EKSKLUSIF
Kesulitan mahasiswi dalam mengatasi masalah disebabkan karena di Desa Janji
Dusun Lubuk Nor Nor keluarga binaan berada pada tingkat ekonomi menengah
kebawah sehingga sukar buat menerima informasi yang telah diberikan kepada
keluarga binaan termasuk didalam pengetahuan tentang program KB dan ASI
Eksklusif.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian dan observasi selama 3 minggu pada keluarga Tn. A
dan Ny. A, An.M dan An. M .
-Masalah yang dialami keluarga Tn. A dan Ny. A tentang belum melakukan
keluarga berencana ( KB ) setelah mahasiswi memberikan penyuluhan kepada Tn.A
maka keluarga sudah bisa menerima informasi yang diberikan kepada keluarga Tn. A
dan Ny.A sudah menjadi aseptor KB.
-Masalah yang dialami Tn.A dan Ny.A tentang pemberian ASI Eksklusf. Setelah
mahasiswi memberikan penyuluhan kepada keluarga Tn. A maka keluarga sudah bisa
menerima informasi yang telah diberikan kepada keluarga Tn. A
-Dapat tercapainya rencana tujuan yang ditetapkan oleh mahasiswi.

5.2. Saran
 Kepada perangkat desa agar mengusahakan kelanjutan pembangunan sarana
pembuangan limbah yang terputus untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan juga
lingkungan masyarakat Desa Janji DusunBangun Rejo.
 Kepada keluarga binaan agar mengaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari
pengetahuan yang didapat dari penyuluhan mahasiswi tentang kesehatan keluarga
antara lain tentang program KB, pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin di
Tenaga Kesehatan, pemberian Tablet Fe, dan pemberian Imunisasi TT serta
pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
 Kepada tenaga kesehatan agar dapat lebih sering memberikan penyuluhan tentang
kesehatan ibu dan anak. Dan tidak bosan buat mengingatkan tentang pentingnya
mengetahui program KB, pentingnya memeriksakan kehamilan secara rutin di Tenaga
kesehatan, manfaat mengkonsumsi Tablet Fe dan pentingnya pemberian imunisasi TT
serta pemberian ASI Eksklusif agar keluarga binaan bisa mengubah prilaku menjadi
lebih baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai