Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

FARMASI KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh:
Dina Anggraeni 2320801038
Aldhi Solihin Abd. Karim 2320801004
Tatang Ruhiyat 2320801044
Kartika Ayu Lestari 2320801041
Iqbaal Naufal 2320801033
Rihan Basyiruddin Ahmad 2320801037
Nurna Ramlan 2320801005
Yayat Wijiyanto 2320801012
Ainun Mardiah 2320801002

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2024
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STUNTING DARI BERBAGAI PERSPEKTIF

A. Persepektif Pemerintah

Pemerintah pusat dalam hal ini adalah Menkes memfokuskan 11 progam


intervensi untuk menurunkan stunting. Dan salah satunya 2 fase pertumbuhan yaitu
fase ibu hamil atau sebelum melahirkan dan fase setelah melahirkan yang utamanya
saat bayi umur 0-24 bulan. salah satu intervensi dari 11 intervensi adalah progam
pendidikan dan promosi yang mencakup ke dua fase diatas. Pemberian tablet tambah
darah kepada remaja putri sehingga sebelum hamil jangan anemia, pelayana kepada
ibu hamil memalui ANC (antenatal care) yaitu pemeriksaan USG untuk melihat
pertumbuhan janin normal atau tidak.Pada kelompok bayi baru lahir intervensi akan
difokuskan pada bayi usia 0-24 bulan progam nya antara lain imunisasi, ASI
eksklusif, dan bila bergejala diberikan protein hewani. Progam Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal diyakini akan menurunkan angka stunting.
bahan pangan berbahan lokal akan dapat dengan mudah didaerah sehingga progam
akan lebih mudah dijalankan.

Upaya pemerintah antara lain:

 Pilar strategi nasional percepatan pencegahan stunting


 Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku
 Konvergensi program pusat, daerah, dan desa
 Ketahanan pangan dan gizi
 Pemantauan dan evaluasi

Hambatan antara lain:

 Keterlambatan informasi yang sampai ke daerah


 Terputusnya informasi
 Kondisi demografis daerah yang berbeda
 Adanya pandemi covid-19

Sebagai Pemerintah daerah, peran yang dapat dilakukan pada berbagai tingkatan
pemerintahan antara lain:

1. Tingkat Provinsi. Koordinasi pencegahan stunting dilaksanakan setiap tiga bulan


sekali menggunakan forum yang sudah ada, seperti Tim Rencana Aksi Daerah
Pangan dan Gizi (RAD PG) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD).
2. Tingkat Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota memainkan peranan
penting dalam pencegahan stunting, diantaranya memastikan pemenuhan SDM
untuk intervensi gizi, kapasitas SDM, anggaran, dukungan logistik serta
kemitraan. Selain itu, kabupaten dan kota diharapkan dapat melakukan pembinaan
dan pendampingan pada kecamatan maupun desa di wilayahnya. Untuk membaca
lebih lanjut mengenai peran pemerintah Kabupaten/Kota, dapat mengunduh
Panduan Konvergensi Stunting untuk OPD pada tautan berikut.
3. Tingkat Kecamatan. Camat dapat melakukan pertemuan secara berkala untuk
melakukan pemantauan kondisi stunting di tingkat desa, sehingga perencanaan dan
penyelenggaran program berbasis data.
4. Tingkat Desa. Pemerintahan desa memainkan peranan yang sangat penting karena
dari desa lah data sasaran intervensi pencegahan stunting dikumpulkan. Kepala
desa harus memastikan program tepat sasaran. Untuk memfasilitasi pelaksanaan
integrasi intervensi penurunan stunting di tingkat desa direkrutlah Kader
Pembangunan Manusia (KPM).

B. Persepektif Masyarakat

Persepsi Masyarakat mengenai Dampak Stunting

Dampak Stunting terhadap Petumbuhan dan Perkembangan Anak Pengetahuan


informan mengenai dampak terhadap anak stunting sebagian besar informan
mengatakan bahwa stunting merupakan masalah akibat kurangnya asupan nutrisi yang
akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangannya ikut terhambat. Adapun
persepsi informan biasa dalam kegiatan FGD mengatakan bahwa :

1. Dampak stunting berdasarkan pengalaman yang dilihat pada anaknya yaitu


mengalami keterlambatan berbicara dibanding dengan teman seusianya.
2. Dengan status anak sehat mengatakan bahwa dia tidak begitu mengetahui
terkait hal tersebut tetapi mengasuh anaknya sebagaimana yang ia ketahui dan
mengatakan saat ini anaknya berusia 1 tahun 3 bulan dengan perkembangan
yang cukup pesat yaitu sudah mulai belajar berbicara dan cukup aktif
3. Informan biasa lainnya yang mengatakan bahwa dampak dari stunting
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat
4. Informan berikut yang menyatakan bahwa dampak stunting akan terlihat
setelah usia 2 atau 3 tahun yang dilihat dari tinggi badan dan
perkembangannya apakah sesuai
Persepsi Masyarakat mengenai Pencegahan dan Penanganan Stunting

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam


dan melakukan FGD peneliti mendapatkan informasi bahwa bentuk pencegahan dari
masyarakat yakni ibu yang memiliki anak sehat dan penanganan dari ibu yang
memiliki anak stunting juga bervariasi. Seperti yang disampaikan oleh informan
berikut yang mengatakan bahwa :

1. Penanganan yang dilakukan adalah dengan memberikan ikan pada makanan


hariannya
2. informan berikut dalam kegiatan FGD mengatakan bahwa akan melakukan
berbagai cara termasuk membujuk-bujuk anaknya yang berusia 2 tahun agar
rajin makan, termasuk diberikan supleman makanan
3. dalam kegaitan FGD mengatakan bahwa bentuk pencegahan yang telah ia
lakukan adalah dengan memberikan kopi kepada anaknya pada usia 1 bulan,
hal tersebut telah dilakukan secara turun temurun untuk menjaga kesehatan
anak terutama dalam peningkatan daya tahan tubuh
4. Lebih lanjut informan menyampaikan bahwa selain anaknya diberikan kopi, ia
juga turut mengonsumsi kopi pasca persalinan (Caesar) dengan keyakinan
bahwa kopi dapat membantunya untuk cepat pulih. Tidak hanya itu, informan
mengonsumsi kopi sejak masih mengandung yang dilatarbelakangi oleh saran
dari orangtua

C. Perspektif Pasien

Diterangkan Menkes Nila Moeloek, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-


masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi,
politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta
masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan
membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.

1) Pola Makan

Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi
jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.

Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak
sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah
dan sayur.

Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi
diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih
banyak daripada karbohidrat.
2) Pola Asuh

Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik
dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.

Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal
bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan
gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali
selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah
agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi
berusia 6 bulan.

Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan
pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah
hati ke Posyandu setiap bulan.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan
kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan
dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa
biaya di Posyandu atau Puskesmas.

3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan,
termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada
risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/cegah-stunting-kemenkes-fokuskan-pada-11-
program-intervensi/

https://cegahstunting.id/kategori/pemerintah/

https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-
sanitasi

https://stunting.go.id

Anda mungkin juga menyukai