Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PENGENDALIAN

PENYAKIT PADA PENDUDUK


MISKIN ; KASUS STUNTING
DINI AFRIANI.,S.ST.,M.Kes
Pengendalian dan Pencegahan Apa Bedanya?
Pencegahan berbeda dengan pengendalian. Pencegahan merupakan
suatu intervensi yang terjadi sebelum onset (permulaan) suatu penyakit
atau awal suatu rangkaian penyakit. Sedangkan pengendalian yaitu
dilakukan setelah rangkaian penyakit terjadi dan memaksa usaha
pencegahan dalam suatu populasi.
PENGENDALIAN PENYAKIT
1) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui beberpa
kegiatan :promosi kesehatan;surveilans kesehatan;pengendalian faktor risiko;penemuan
kasus;penanganan kasus;pemberian kekebalan (imunisasi)pemberian obat pencegahan
secara massal;
2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;(PHBS); paling sedikit berupa:Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS);pemberantasan jentik nyamuk;menggunakan air bersih untuk keperluan rumah
tangga;mengkonsumsi makanan Gizi Seimbang;melakukan Aktivitas Fisik setiap
hari;menggunakan jamban sehat;menjaga dan memperhatikan kesehatan reproduksi;
danmengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.
3) Mengurangi Kontak.Pencegahan penyakit menular dapat diupayakan melalui perilaku
mengurangi kontak; yaitu mengurangi kontak dengan orang yang sakit dan mengurangi
kontak dengan binatang pembawa penyakit. Perilaku mengurangi kontak anatara lain :
mengenakan masker, menjaga jarak, dan tidak mengunjungi tempat yang sedang
terdapat wabah.
Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan
dengan cara: perbaikan kualitas media lingkungan; pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit; rekayasa lingkungan. Sedangkan pemberian
vaksin untuk mencegah dan menangkal terjadinya penyakit tertentu. Suatu
cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen,
sehingga jika terpapar olen antigen yang sama tidak terjadi
infeksi.Pencegahan dengan vaksin relatif lebih baik; namun proses
pembuatan vaksin sejak munculnya penularan atau infeksi; cukup lama dan
punya perjalanan panjang dengan berbagai tahapan. Pembuatan vaksin
selain memakan waktu yang lama juga memerlukan biaya tinggi, dimulai
dengan identifikasi virus atau mikroorganisme, pembuatan, percobaan pada
hewan, percobaan pada manusia, sampai dinyatakan aman untuk digunakan
sebagai vaksin.
"Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun
non-makanan. Penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah
suatu batas atau disebut sebagai garis kemiskinan." Garis kemiskinan
merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun
kebutuhan hidup minimum non-makanan.
Kemiskinan dianggap menjadi faktor penting penyebab terjadinya
stunting pada balita. Rumah tangga yang miskin tidak dapat memenuhi
asupan gizi untuk anak nya, sehingga anak tersebut menjadi stunting.
Dengan kondisi seperti itu, tumbuh kembang anak menjadi terhambat
sehingga menghasilkan SDM yang tidak berkualitas.
stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan
panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya
menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek
berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2
standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi
dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak
adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000
HPK.
Pencegahan dan pengendalian stunting perlu dilakukan dengan
pendekatan multi-sektor melalui konvergensi program di semua
tingkatan.Terdapat 5 pilar dalam pencegahan stunting, yaitu:
Komitmen dan visi pimpinan tertinggi negara,Kampanye nasional
berfokus pada pemahaman, perubahan, perilaku, komitmen politik dan
akuntabilitas,Konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program
nasional, daerah, dan masyarakat,Mendorong kebijakan “Nutritional
Food Security”, dan pilarPemantauan dan evaluasi.
10 cara mengatasi stunting pada anak :

1. Perbaiki stunting sebelum usia 2 tahun


2. Berikan ASI
3. Perbaiki masalah menyusui
4. Beri olahan protein hewani pada MPASI
5. Imunisasi rutin
6. Memantau tumbuh kembang anak
7. Perilaku hidup bersih dan sehat
8. Memakai jamban sehat
9. Atasi masalah kesehatan anak
10. Selalu menambah ilmu kesehatan
Banyak faktor yang mengakibatkan anak dapat mengalami stunting, berikut
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi stunting pada anak, yaitu :
• Faktor Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan dalam memenuhi
asupan yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita.
Sedangkan sanitasi dan keamanan pangan dapat meningkatkan risiko
terjadinya penyakit infeksi.
Berdasarkan data Joint Child Malnutrition Estimates tahun 2018, negara
dengan pendapatan menengah ke atas mampu menurunkan angka
stunting hingga 64%, sedangkan pada negara menengah ke bawah hanya
menurunkan sekitar 24% dari tahun 2000 hingga 2017. Pada negara dengan
pendapatan rendah justru mengalami peningkatan pada tahun 2017
Stunting merupakan permasalahan yang bukan hanya jadi tanggung jawab satu sektor saja, tetapi seluruh
elemen negara wajib melakukan penanggulangan stunting baik pencegahan maupun penanganan dampaknya.
Pemerintah Provinsi Banten telah melakukan kebijakan intervensi spesifik berupa pemenuhan dan pemantauan
gizi bagi ibu hamil dan balita, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil serta pelayanan
kesehatan lainnya seperti pelayanan imunisasi, begitu juga intervensi sensitif telah dilakukan berupa
penanganan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU), bantuan benih dan ikan konsumsi, pengadaan air
bersih dan kelayakan sanitasi, serta bantuan lainnya.
Namun, kegiatan tersebut akan terlaksana dengan baik jika seluruh lapisan masyarakat juga ikut aktif
berpartisipasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu mengarahkan masyarakat untuk ikut aktif dalam
mengawal gizi ibu dan bayi agar dapat menekan stunting. Dengan demikian diharapkan angka stunting
nasional dan khusunya di Provinsi Banten, angka kurang gizi, serta angka kematian ibu dan bayi dapat
menurun.
• Rekomendasi

1. Penguatan sarana pelayanan kesehatan untuk deteksi dini status gizi seperti antropometri di seluruh Posyandu
dalam rangka eteksi dini dan pencegahan gizi buruk

2. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, balita, dan remaja putri;

3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemberian asupan makanan bergizi;

4. Komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan pendekatan dari multisektor dan multidisiplin seperti
akademisi, pelaku usaha, media dan komunitas dalam percepatan penurunan stunting dan pengentasan
kemiskinan ekstrem;

5. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua
terhadap kejadian stunting pada balita
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai