Anda di halaman 1dari 3

RPJMN Bidang Kesehatan Gizi

Program : Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting


Target :
Menurunnya angka kematian lbu hingga 183 per 100.000 kelahiran hidup
Menurunnya prevalensi stunting hingga 14%
Pendanaan : 87,1 Triliun menggunakan APBN
Pelaksana : Kemenkes, BKKBN, KemenPUPR, Kemendagri, Kemendikbud, Pemda
Program : Percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan
permasalahan gizi ganda, mencakup:
1. Penguatan komitmen, kampanye, pemantauan dan evaluasi upaya perbaikan gizi
masyarakat;
2. Pengembangan sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang anak dengan pemberian jaminan
asupan gizi sejak dalam kandungan, perbaikan pola asuh keluarga, dan perbaikan fasilitas air
bersih dan sanitasi lingkungan;
3. Percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi spesifik, perluasan
dan penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi;
4. Peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung bukti (evidence based
policy) termasuk fortifikasi pangan;
5. Penguatan advokasi dan komunikasi perubahan perilaku terutama mendorong pemenuhan
gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (food based approach);
6. Penguatan sistem surveilans gizi;
7. Peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi
dengan strategi sesuai kondisi setempat; dan
8. Respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat
Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia di
angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun
menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024
sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%. Stunting masih menjadi PR besar Pemerintah
Republik Indonesia. Pemerintah telah mengambil langkah cepat dengan meluncurkan Strategi
Nasional Percepatan Pencegahan Stunting atau yang lebih dikenal dengan STRANAS Stunting
yang terdiri dari intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Kedua intervensi ini dalam implementasinya melibatkan semua stakeholder baik itu di tingkat
nasional maupun tingkat provinsi. Namun demikian, intervensi ini masih berjalan lambat karena
beberapa faktor termasuk rendahnya komitmen dari Pemda, keterbatasan pendanaan, dan
kegagalan dalam penanggulangan faktor risiko. Adapun yang menjadi kendala dalam percepatan
pencegahan stunting menurut Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang
dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan adalah :
1.    Belum efektifnya program-program pencegahan stunting.

2.    Belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif di semua
tingkatan terkait dengan perencanaan dan penganggaran, penyelenggaraan, dan pemantauan
dan evaluasi.

3.    Belum efektif dan efisiennya pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana.

4.    Keterbatasan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan program.

5.    Masih minimnya advokasi, kampanye, dan diseminasi terkait stunting, dan berbagai upaya
pencegahannya

RPJMD Provinsi Jawa Tengah


1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyup untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta memperluas sasaran ke pemerintah
kabupaten/kota
3. . Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja untuk mengurangi
kemiskinan dan pengangguran
4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya, dan mencintai
lingkungan
Misi keempat mengarah pada kualitas dan daya saing sumberdaya manusia Jawa Tengah,
agar semakin sehat, pintar, berbudaya, dan lebih mencintai lingkungan. Tujuan pertama pada
misi ini adalah membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dengan
sasaran meningkatnya kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat secara luas; dan
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat; dan meningkatnya akses dan kualitas
perlidungan perempuan dan anak. Strategi yang akan dilakukan adalah:
a. Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan secara luas
b. Meningkatkan upaya promotif, dan preventif dengan tetap melaksanakan upaya kuratif,
dan rehabilitatif, salah satu Upaya yang dilakukan pemerintah jawa Tengah yaitu :
1) Peningkatan upaya penerapan paradigma sehat melalui optimalisasi Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat/GERMAS dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
2) intervensi pencegahan dan penanganan stunting; peningkatan peran posyandu dalam
peningkatan kesehatan ibu dan anak;
3) pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kesehatan di lingkungan
masyarakat; dan mendorong pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
termasuk penuntasan Open Defacation Free (ODF);
4) serta peningkatan peran dan keaktifan Tri Bina (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga
Remaja, Bina Keluarga Lansia);

kasus Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Jawa Tengah


Kasus gizi buruk di Jawa Tengah masih cukup tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan
kecenderungannya sangat fluktuatif selama lima tahun terakhir. Tahun 2014, kasus gizi buruk di
Jawa Tengah tercatat 933 kasus, dan di tahun 2018 tercatat meningkat menjadi 961 kasus.
Beberapa hal telah diupayakan untuk mengurangi kasus gizi buruk antara lain melalui
intensifikasi pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu dan dilanjutkan dengan penentuan
status gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya. Selain itu juga dilakukan
pemberian makanan tambahan dan perawatan kepada balita gizi buruk.
Sedangkan terkait dengan kondisi stunting di Jawa Tengah dalam tiga tahun terakhir (2015-2017)
angka prevalensinya cenderung fluktuatif, dilihat dari pemantauan kondisi gizi pada balita usia
0-59 bulan dan baduta usia 0- 23 bulan. Masih adanya kasus stunting di Jawa Tengah disebabkan
oleh beberapa hal antara lain minimnya pengetahuan tentang pola pangan beragam, bergizi,
berimbang sehat, dan aman, ditunjukkan dengan rendahnya angka rata-rata konsumsi energi,
pola asuh orang tua terhadap balita, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, risiko
akibat pernikahan anak, serta kurangnya ketersediaan akses air minum layak, air bersih, dan
sanitasi

Anda mungkin juga menyukai