Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :
Email : cijeungjingpuskesmas@gmail.com
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-
Nya, akhirnya penyusunan Pedoman Pencegahan dan Penurunan Stunting UPTD
Puskesmas CIJEUNGJING telah dapat diselesaikan.
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi tenaga gizi UPTD Puskesmas
CIJEUNGJING dalam program dan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting,
dengan harapan kasus stunting dapat dicegah dan diturunkan sehingga status
kesehatan masyarakat semakin baik. Pedoman ini mencakup definisi, ruang lingkup,
tata laksana dan dokumentasi pencegahan dan penurunan stunting.
Program Pencegahan dan Penurunan Stunting merupakan proram yang
penting dilakukan dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program-
program nasional, lokal, dan masyarakat di tingkat pusat maupun daerah. Sehingga
Program Pencegahan dan Penurunan stunting telah ditetapkan sebagai Program
Prioritas Nasional (PPN) yang harus dimasukkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP)
Ucapan terimakasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik
dalam penyusunan pedoman ini. Selanjutnya, pedoman ini akan dimutakhirkan
secara periodik berdasarkan pembelajaran dari penerapannya
Wassalamualaikum wr.wb.
..................., ...................2022
b) Analisis situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi data
mengenai keadaan dan masalah kesehatan terkait program gizi yang
dihadapi Puskesmas. Jika diperlukan data kualitatif, dapat dilanjutkan
dengan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD), dan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK). Kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan
masyarakat yang rasional dirumuskan sesuai dengan keadaan
wilayah kerja Puskesmas dengan tetap memperhatikan integrasi
lintas program dan lintas sektor.
Analisis situasi pangan dan gizi serta faktor-faktor penyebabnya,
merupakan salah satu komponen penting dalam implementasi
hasil Surveilans Gizi di suatu wilayah. Hasil analisis digunakan
sebagai bahan rekomendasi untuk kebijakan dan perencanaan
serta evaluasi program pangan dan gizi. Hasil analisis situasi
bisa berupa Peta Masalah, Grafik, atau Tabel Angka.
Pada akhir tahun berjalan, dilakukan kembali analisis situasi
pangan dan gizi serta faktor-faktor penyebabnya dengan
menggunakan data yang tersedia selama kurun waktu tahun
berjalan tersebut. Hasil analisis dijadikan bahan rekomendasi
untuk penyesuaian kebijakan dan perencanaan ulang program
pangan dan gizi periode selanjutnya. Demikian seterusnya, proses ini
berulang-ulang merupakan siklus yang berkesinambungan dan
seakan tanpa batas.
c) Perumusan masalah
Setelah melakukan analisis situasi, petugas gizi
Puskesmas selanjutnya melakukan perumusan berbagai masalah
program gizi. Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Tahapan melakukan perumusan masalah
tergambar pada bagan berikut :
(1) Identifikasi masalah
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
(a) Tenaga Gizi melakukan identifikasi masalah dengan
membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut
indikator kinerja, target, pencapaian, dan kesenjangan.
(b) Capaian dari target yang dilaksanakan oleh Puskesmas
mempunyai kontribusi terhadap capaian target nasional.
(c) Menghitung kesenjangan berdasarkan dari jumlah sasaran
yang disepakati oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
Contoh tabel identifikasi masalah :
(2) Menetapkan urutan prioritas masalah
Penetapan prioritas masalah dapat dilakukan melalui
pertemuan LP atau LS untuk membuat kesepakatan bersama
dengan petugas Gizi. Sangat disarankan untuk memilih 3 prioritas
masalah dalam satuan waktu yang bersamaan. Bila tidak dicapai
kesepakatan dalam menetapkan prioritas masalah, dapat
digunakan metode lain, yaitu menggunakan metode Urgency,
Seriousness, Growth (USG). Urutkan prioritas masalah dengan
metode USG, ditetapkan berdasarkan :
o Seberapa mendesaknya masalah gizi harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia (urgency/urgensi).
o Beberapa isu serius permasalahan gizi tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan bila penundaan
pemecahan masalah isu tersebut tidak dipecahkan
(seriousness/keseriusan). Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah gizi dapat menimbulkan
masalah lain yang lebih serius bila dibandingkan dengan
masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari
dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem
atau tidak.
o Seberapa kemungkinannya isu masalah gizi menjadi
berkembang, terkait adanya masalah yang dapat memperburuk
keadaaan (growth/perkembangan isu).
Contoh matriks USG :
(3) Mencari akar penyebab masalah
Setelah petugas Gizi menentukan urutan prioritas masalah,
selanjutnya setiap masalah dicari akar penyebab dari masalah
tersebut. Akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
diagram fishbone dan diagram pohon masalah. Hal ini dilakukan
berdasarkan urutan prioritas masalah yang dimulai dari urutan
prioritas pertama. Bila masalah gizi yang dihadapi banyak,
petugas Gizi Puskesmas menentukan prioritas akar penyebab
masalah. Identifikasi penyebab masalah perlu dikonfirmasi dengan
data Puskesmas.
Contoh fishbone :
Mengetahui :
Kepala UPTD Puskesmas CIJEUNGJING Koordinator
Gizi,
.................................................... ................................
NIP. NIP.