Anda di halaman 1dari 28

Nomor

Revisi Ke
Berlaku Tgl

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


UPAYA PENANGGULANGAN GIZI BURUK

TAHUN 2022

UPT. PUSKESMAS WATES


PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA

2022

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


1
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS WATES
Jl. Lawu Raya No. 1 B Mojokerto 61317
Telp. (0321) 330144 – email : puskemaswates@gmail.com
MOJOKERTO

KERANGKA ACUAN PROGRAM


PROGRAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK

2022

A. PENDAHULUAN
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.
Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi
lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai
dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian,
sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya
gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi (Mohamad Agus Salim, 2015;
Mohamad Agus Salim ,2013)

Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin,
negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang,
hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih
(Soekirman, 2000; Mohamad Agus Salim, 2012). Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi
perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu
pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004; Subandi,

2
2005; Subandi, 2011). Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa
dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan
pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik.
Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit
masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang
higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer
sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk. Secara makro, dibutuhkan
ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas sektor dari pemerintah dan semua
stakeholders untuk menjamin terlaksananya poin-poin penting seperti pemberdayaan
masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan yang secara tidak
langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di tataran bawah dalam hal perawatan
gizi terhadap keluarga termasuk anak.

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.
Marasmus adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga gambang,
perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit keriput Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk
yang ditandai dengan edema seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan
sembab, perut buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.
Marasmus-Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk dengan tandatanda gabungan dari
marasmus dan kwashiorkor.

Gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik,


produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia. Gizi salah yang diderita pada masa periode
dalam kandungan dan periode anak-anak, menghambat kecerdasan anak. Anak yang menderita
gizi salah tingkat berat mempunyai otak yang lebih kecil daripada ukuran otak rata-rata dan
mempunyai sel otak yang kapasitasnya 15%-20% lebih rendah dibandingkan dengan anak yang
bergizi baik. Studi di beberapa negara menunjukkan bahwa anak yang pernah menderita gizi
salah, hasil tes mentalnya kurang bila dibandingkan dengan hasil tes mental anak lain yang
bergizi baik. Anak yang menderita gizi salah mengalami kelelahan mental serta fisik, dan dengan
3
demikian mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan seringkali ia tersisihkan
dari kehidupan sekitarnya.

B. LATAR BELAKANG

Puskesmas Wates berada di wilayah padat penduduk dengan 26


Posyandu yang terbagi di 26 wilayah RW, pemantauan status gizi di tahun 2021
melalui bulan timbang menemukan di UPT. Puskesmas Wates total sasran
sebanyak 1474 balita yang tertimbang adalah 823 balita atau sekita 47,30 %
dimana di tahun 2020 sebesar 37%. balita dengan hasil pemantauan berat
badan N/D sebesar 59,30% dimana prosesntase ini paling tinggi sejak 3 tahun
terakhir. Secara umum capaian ini masih dinilai kurang maksimal karena dengan
beberapa kendala saat pandemic membuat kinerja program gizi di tahun 2021
kurang berjalan cukup maksimal. Optimalisasi posyandu pandemic belum
berjalan baik ketidak konsekunesi kebijakan terkait pandemic membuat
koordinasi di lapangan kerab terputus. Sehingga sasaran kurang memiliki
pantauan yang maksimal.Hasil pengamatan status gizi balita kurang gizi
(underweight) hasil bulan timbang di September 2021 adalah 8,4% prosentasi ini
tertinggi sejak 3 tahun terakhir yang hanya mencapai 1% di tahun 2020, 4% di
tahun 2019, dan 8 % di tahun 2018. Untuk balita (pendek/stunting) tahun 2021
mencapai 10,5% dan jumlah ini menurun 3% dari tahun 2018-2020 yang
mencapai prosentase 13% an. Namun meskipun jumlah ini menurun dari tiap
tahun tetapi masih diatas prevalensi kota mojokerto yang mencapai 7%.
Sedangkan prosentasi balita kurus (wasting) di tahun 2021 mencapai 9,9% dan
angka ini paling tinggi sejak 2018-2020 yang hanya dibawah 1%. Beberapa
kendala terkait meningkatknya prosentase adalah kegiatan skrening yang lebih
optimal lebih di tingkatkan pada tahun 2021, proses penapiasan data balita
posyandu juga di optimakan dengan validasi dan verifikasi yang dilakukan oleh
petugas gizi melalui kunjungan rumah balita. Penilaian tersebut bersamaan
dengan kegiatan pendampingan balita mulai ASI dan PMBA pada baduta.

4
Meskipun cakupan rumah tangga Kadarzi sudah baik diatas target 98%
di tahun 2021, dan cakupan garam beryodium sudah baik mencapai 96%.
Namun perbaikan status gizi masih diperlukan mengingat prevalensi stunting
dan obesitas meningkat. Selian itu cakupan ASI Eksklusif juga masih dibawa
target. Untuk itu diperlukan kegiatan peningkatan status gizi dalam rangka 1000
hari kehidupan dengan strategi Kadarzi.Hasil skrening pada remaja atau pelajar
SLTP dan SMU pada tahun 2018 ditemukan bahwa kurang lebih 28% remaja
putri memiliki kadar HB yang dibawah normal (Anemia) dan angka ini menurun
sebanyak 3 % dari sebleumnya 31% di tahun 2017 dan 52% di tahun 2016.

Upaya penanggulangan gizi buruk baik gizi kurang maupun gizi lebih sesuai dengan
amanat permenker 43 tahun 2014 adalah melalui program penanggulangan masalah
gizi kurang yang pertama dengan upaya pemenuhan persediaan pangan nasional
terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan; yang kedua melalui
Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga melalui keluarga sadar gizi (Kadarzi) yang
diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat
rumah tangga; Ketiga adalah melalui Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan
sistem rujukan dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga
Puskesmas dan Rumah Sakit; Keempat Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi
melalui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG); Kelima peningkatan
komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat; dan yang
terkahir peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas.

C. TUJUAN

C.1 Tujuan Umum

Melakukan intervensi pada 100% balita gizi buruk di wilayah Wates.

C.2 Tujuan Khusus

1. Terlaksananya kegiatan intervensi dengan pemberian PMT pada sasaran balita


rawan gizi

5
2. Terlaksananya kegiatan pemantauan dan monitoring pelaksanaan keluarga sadar
gizi

3. Terlaksananya kegiatan surveilens gizi pada balita sasaran gizi buruk

4. Terlaksananya kegiatan skrening kesehatan dan rujukan berjenjang balita


sasaran gizi buruk

5. Terlaksanakanya kegiatan pemberdayaan masayarakat dalam upaya


pemantauan dan pertumbuhan balita sasaran rawan gizi.

6. Terlaksananya kegiatan intervensi baik melalui terapi gizi maupun terapi


kesehatan bagi balita gizi buruk.

7. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait program perbaikan gizi


buruk.

8. Terwujudnya sosialisasi dan edukasi pada masayarakat terkait program perbaikan


gizi dengan harapan terwujudnya lingkungan yang sadar gizi dan mendukung
penuh program perbaikan gizi masyarakat

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN UPAYA PERBAIKAN GIZI


MASYARAKAT
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1 Pemberian PMT pada a. Pendataan sasaran dan penimbangan


balita sasaran rawan serta pengukuran TB melalui
gizi dan gizi buruk pendataan EPPGBM

b. Verifikasi atau sweeping kembali data


balita sasaran terutama pada indikator
TB/U dan BB/TB

c. Melakukan koordinasi untuk pemesanan


PMT sesuai sasaran

6
d. Melakukan sosialiasasi pada kader dan
kader pendamping

e. Pelaksanaan Pemberian PMT

f. Melakukan penimbangan setiap satu


bulan sekali

g. Melakukan dokumentasi dan pelaporan

2 Monitoring keluarga a. Petugas menentukan form kadarzi


sadar gizi b. Petugas melakukan sosialiasi dengan
kader
c. Petugas melakukan perekapan dan
Analisa
d. Petugas melakukan dokumentasi dan
pelaporan

3 Skrening Kesehatan a. Pendataan balita yang dinilai risti


Balita gizi buruk (wasting dan stunted)
sasaran
b. Melakukan rujukan ke oli gizi

c. Melaksanakan rujukan internak


program

d. Mendampingi pemeriksaan kesehatan


balita

e. Merencanakan untuk pemberian terapi


gizi

4 Survelens Gizi a. Petugas menentukan balita sasaran gizi buruk

b. Petugas melakukan koordinasi dengan kader


terkait

7
c. Petugas melakukan kunjungan rumah

d Petugas melakukan dokumentasi dan


pelaporan

5. Skrening Rujukan a. Petugas melakukan pendataan terkait


Berjenjang dalam balita risti (Wasted dan stunted)
upaya penurunan
b. Petugas melakukan Koordinasi terkait
stunting
rencana rujukan balita ke poli gizi

c. Petugas melakukan pendampingan


pemeriksaan kesehatan/skrening
kesehatan

d. Jika dinilai stunted maka dilakukan


rujukan berjenjang ke dokter spesialis
anak

e. Petugas melakukan persiapan dan


monitoring proses rujukan dengan tele
gizi.

6. intervensi baik melalui a. Merencanakan intervensi gizi pada


terapi gizi maupun balita stunted melalui asuhan gizi
terapi kesehatan bagi terstandart melalui NCP Gizi
balita stunting. berdasarkan diagnosa gizi
b. Melakukan pencatatan dan penapisan
dalam pemberian PMT sesuai dengan
hasil rujukan
c. Melakukan pelaporan dan monitoring
serta evaluasi terkait pelaksana
pemerian terapi gizi.

7 Pemberdayaan a. Petugas menentukan perencaan


8
Masyarakat

b. Petugas melakukan sosialisasi kepada kader

c. Petugas melakukan evaluasi pelaksanaan


posyandu

d. Petugas mengidentifikasi masalah dan kendala

e. Petugas memberikan materi terkait pelayanan


perbaikan gizi yang bersifat pemberdayaan
masayarakat

f. Petugas melakukan dokumentasi dan


menyusun laporan

8 Sosialisasi dan Edukasi a. Petugas menentukan tema terkait edukasi dan


Gizi sosialisasi gizi yang dibutuhkan

b. Petugas gizi atau promkes membuat bahan


terkait edukasi yang dimaksudkan

c. Petugas gizi atau promkes melakukan


sosialiasasi baik offlline maupun online

d. Petugas gizi melakukan dokumentasi dan


pelaporan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

1 Pemberian 1. Melakukan 1. Admen 1. Kader


PMT pada sosialisasi Menyusun dan Melakukan
balita dengan lintas merencanakan serta pendataan dan
sasaran program dan mengkoordinasikan pendampingan

9
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

rawan gizi lintas sektor anggaran pada balita


dan gizi terkait sasaran 2. Promkes , sasaran,
buruk 2. Membuat Sosialisasi tentang mengelola
rencana menu prosedur dan cara PMT dan
pelaksanaan kegiatan melaporkan
3. Pelaksanan KIA-KB balita risti
Melakukan pemantauan (kurus dan
melalui kader TPK pendek)
4. UPPKA menyediakan 2. Perangkat
menu sesuai dengan RW
rencana petugas gizi Memantau dan
melakukan
himbauan agar
kegiatan ini
berjalan
denagn baik
3. Pak Lurah
Mendukung
dan membuat
himbauan
kepada
masyarakat
tentang
kegiatan
pemberian
PMT

10
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

2 Monitoring 1. Menetapkan 1. Admen menentukan 1. Kader melakukan


keluarga standard an surat tugas dan pendaataan kadarzi
sadar gizi instrument penyediaan anggaran dan membaut
pemetaanya
2. Melakukan 2. Promkes membantu
koordinasi dan hasil analisa dan edukasi 2. Kelurahan
sosialisasi serta terkait kadarzi penggalian membantu pada

membuat peran dan dukungan implementasi tindak

pelaporan masyarakat terkait lanjut yang


implementasi KADARZI ditentukan pada
kendala
3. farmasi menyedikan alat
pelaksanaan
pendeteksi iodide dalam
program
rangka identifikasi yodium
dalam garam

3 Surveilens Petugas 1. Promkes , 1. Kader


Gizi melaksanakan Membantu koordinasi Melakukan
perencanaan, melalui lintas sektor pendataan dan
monitoring, 2. KIA-KB distribusi,
pelaporan dan Membantu dalam sweeping dan
evaluasi pemeriksaan kesehatan penyusunanpo
ibu, imunisasi, dan ran
MTBS bila diperlukan penimbangan
3. Dokter balita
Menentukan diagnose 2. Perangkat
pemeriksaan kesehatan RW
balita serta merencakan Memantau dan
rujukan melakukan
4. Perawat himbauan agar
Membantu dalam kegiatan ini

11
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

proses skrening berjalan


kesehatan balita dengan baik
5. Korwil
3. Lurah
Membantu monitoring
balita sasaran sesuai a. Merencanakan

wilayah dan mengadakan

6. Kesling PKMK balita risti

Melakukan pemeriksaan b.
kesehatan lingkungan Menyelenggaraka
pada rumah balita n rapat koordinasi
sasaran percepatan
7. Analis penurunan
Melakukan pemeriksaan stunting
laboratorium yang
c. Melengkapi
dibutuhkan
sarana dan
prasarana
posyandu terkait
penguatan deteksi
dini balita risti
(stunted dan
wasted)

4 Skrening Petugas 1. Promkes , 1. Kader


dan Rujukan melaksanakan Sosialisasi dan Melakukan
berjenjang perencanaan, memberikan motivasi pendataan dan
pada Balita monitoring, kepada kader posyandu distribusi,
12
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

Gizi Buruk pelaporan dan untuk memantau balita sweeping dan


evaluasi terait sasaran. penyusunanpo
kegiatan skrening 2. KIA-KB ran
kesehatan balita Membantu pemeriksaan penimbangan
terkait DDTK, Imunisasi balita
dan kesehatan ibu 2. Perangkat
balita secara umum RW
3.Dokter Memantau dan
Menentukan diagnose melakukan
pemeriksaan kesehatan himbauan agar
balita serta merencakan kegiatan ini
rujukan berjalan
4. Perawat dengan baik
Membantu dalam
3. Lurah
proses skrening
kesehatan balita. a. Merencanakan

5. Kesling dan mengadakan

Melakukan pemeriksaan PKMK balita risti

kesehatan lingkungan b.
pada rumah balita Menyelenggaraka
sasaran n rapat koordinasi
6. Analis percepatan
Melakukan pemeriksaan penurunan
laboratorium yang stunting
dibutuhkan
c. Melengkapi
sarana dan
prasarana
posyandu terkait
13
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

penguatan deteksi
dini balita risti
(stunted dan
wasted)

d. Menyusun
kebijakan terkait
tim percepatan
stunting
e. Melakukan
penrencaan
terkait intervensi
spesifik dan non
spesifik
penurunan
stunting

4 Pemberdaya 1. Petugas 1. Bidan dan Promkes 1. Kader melakukan


an menentukan membantu kegiatan pemantauan
Masyarakat sasaran kegiatan sosialiasi dan membantu pertumbuhan balita
dalam dalam implementasi melalui posyandu
2. Petugas
pemantauan kegiatan
melakukan 2. Kelurahan
tumbuh
koordinasi dan 2. dokter melakukan tindak
kembang Membantu dalam
sosialisasi lanjut dengan skrening
balita penetapan
terhadap kader kebijakan dan
pemenuhan sarpras
posyandu

3. Dinas membantu
dalam kegiatan

14
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

monev hasil
kegiatan dan
kegaitan refeshing
dalam rangka
peningkatan
kompetensi kader

5. Rujukan Petugas gizi 1. Promkes , 1.Kader


berjenjang melakukan Sosialisasi dan Kesehatan dan
dalam sosialisasi, memberikan motivasi perangkat RW.
rangka koordinasi dan kepada kader Turut aktif
intervensi evaluasi terkait kesehatan dan sector dalam
kesehatan pelaksanaan terkait terkait kegiatan distribusi,
balita di kegiatan tersebut tersebut motivasi balita
dalam 2. KIA-KB sasatan
upaya Memberikan arahan 2 Faskes terkait
pencegaha dan motivasi kepada (RSU )
n dan balita sasaran. Melayani
deteksi dini 3. Dokter pemeriksaan
balita Memberikan arahan sesuai kondisi
stunting. dan motivasi kepada balita sasaran
balita sasaran.
4. Perawat 3. Dinas
Membuat kelengkapan Kesehatan
proses rujukan balita Memfasilitasi dan
sasaran mediasi terkait
5. Sopir Ambulans monev kegiatan
Membantu dalam rujukan,
akomodasi rujukan Merencanakan

15
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

balita sasaran jika update informasi.


diperlukan.
4. Kelurahan
Merencanakan
untuk
memfasilitasi
akomoadasi pada
keluarga balita
sasaran

5. Pokja
Kelurahan sehat
Membantu proses
montoring
kegiatan rujukan

6 intervensi Petugas 1. Promkes , 1. Kader


baik melalui melakukan Sosialisasi dan
a. Melakukan
terapi gizi perencanaan, memberikan motivasi
pendataan dan
maupun sosialisasi, terkait upaya penurunan
distribusi,
terapi koordinasi dan stunting
sweeping dan
kesehatan evaluasi terkait 2. KIA-KB
penyusunan
bagi balita pelaksanaan Memberikan arahan
laporan hasil
stunting. kegiatan tersebut dan informasi terkait
pemantaaun
pemantauan bumil dan
dan
bayi yang risti dalam
penimbangan
rangka upaya
balita
penurunan stunting
b.
melalui 1000 hpk,
16
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

menyediakan imunisasi Melaksanakan


dan KB pendampingan
3.Dokter pada bumil
Menentukan diagnose dan balita
pemeriksaan kesehatan sasaran
balita serta merencakan
2. Perangkat RW
rujukan
4. Perawat Memantau dan

Membantu dalam melakukan

proses skrening himbauan agar

kesehatan balita. kegiatan ini

5. Kesling berjalan

Melakukan pemeriksaan dengan baik

kesehatan lingkungan 4. Lurah


pada rumah balita
a. Merencanakan
sasaran
dan mengadakan
6. Analis
PKMK balita risti
Melakukan pemeriksaan
laboratorium yang b.
dibutuhkan Menyelenggaraka
n rapat koordinasi
percepatan
penurunan
stunting

c. Melengkapi
sarana dan
prasarana
posyandu terkait
17
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

penguatan deteksi
dini balita risti
(stunted dan
wasted)

d. Menyusun
kebijakan terkait
tim percepatan
stunting
e. Melakukan
perencaan terkait
intervensi spesifik
dan non spesifik
penurunan
stunting

7 Pemberdaya Melakukan 1. Bidan dan Promkes 1. Kader melakukan


an koordinasi dan membantu kegiatan pemantauan
Masyarakat sosialisasi sosialiasi dan membantu pertumbuhan balita
dalam implementasi melalui posyandu
kegiatan
2. Kelurahan
2. Admen membantu
Membantu dalam
dalam penganggaran dan
penetapan
penyusunan kebijakan
kebijakan dan
3 Kepala puskesmas pemenuhan sarpras
membantu dalam posyandu
diplomasi dan penggalian
3. Dinas
dukungan masyarakat
membantu dalam
kegiatan monev

18
No Kegiatan Pelaksana Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait

hasil kegiatan
pemberdayaan

8 Edukasi dan 1. Bidan dan Promkes 1. Kader melakukan


Sosialiasi membantu kegiatan kegiatan sosialisasi
Program sosialiasi dan membantu dan edukasi
penanggulan dalam implementasi
2. Kelurahan
gan gizi kegiatan
buruk Membantu dalam
2. Admen membantu
penetapan
dalam pengelolaan media
kebijakan dan
sosial lewat tim branding
fasilitas kegiatan
sosialisasi

3. Dinas
membantu dalam
kegiatan monev
dan pemenuhan
media sosialisasi

F. SASARAN PROGRAM GIZI

SASARAN INDIKATOR TARGET DAN PENANGGUNG KETERANGAN


TAHUN JAWAB
SASARAN
PENCAPAIAN
Balita 1. Persentase Target : 90% 1. UPT Puskesmas
Balita Gizi kurang Wates
yang dirujuk,
dilakukan 2. TP TPK
pendampingan dan
19
SASARAN INDIKATOR TARGET DAN PENANGGUNG KETERANGAN
TAHUN JAWAB
SASARAN
PENCAPAIAN
mendapatkan PMT Kelurahan

2. Persentase Target : 90 % 1. UPT Puskesmas


Balita yang Wates
diberikan Vitamin A

3. Balita yang Target : 80% 1. UPT Puskesmas


dilakukan Wates
penimbangan dan
pemantauan di 2. Kelurahan Wates
posyandu

4. balita gizi buruk Target : 100% 1. UPT Puskesmas


yang yang ditangani Wates

5. Prevalensi balita Target : 20% 1. UPT Puskesmas


kurus Wates

6. Prevalensi balita Target : < 20% 1. UPT Puskesmas


weight flathering Wates
(T)/ BGM

7 Prevalensi Balita Target : 60 % 1. UPT Puskesmas


Naik Wates

Ibu Balita Persentase bayi Target : 80% 1. UPT Puskesmas


usia kurang dari 6 Wates.
bulan mendapat
2. Kelurahan
Air Susu Ibu (ASI)
Wates
eksklusif
Masyarakat Cakupan kelarga Target : 80% 1. UPT Puskesmas
kadarzi Wates.
20
SASARAN INDIKATOR TARGET DAN PENANGGUNG KETERANGAN
TAHUN JAWAB
SASARAN
PENCAPAIAN

2. Kelurahan
Wates
Monitoring garam Target 90% 1. UPT Puskesmas
beryodium Wates
2. Kelurahan
Wates

G. PERAN LINSEK DAN LINPROG


H.1 Lintas Sektor

Dalam penyelenggaraan program penanggulangan gizi buruk lintas sector


merupakan kepanjangan tangan dari petugas gizi, melalui lintas sector maka
keberlangsungan program gizi masyarakat dapat tercapai, komunikasi lintas
sector dibangun diantaranya untuk kordinasi waktu, tempat dan metode
pelaksanaan program dan menentukan umpan balik serta feed back sebagai
perbaikan kedepan. berikut peran lintas sector :

1. Kepala Camat (Camat)

Memberikan kebijkan untuk dilakukan kordinasi dan himbauan tentang suatu


program kesehatan.

2. Kepala Kelurahan (Lurah)

a) Memberikan himbauan kepada warga akan suatu program kesehatan.

b) Melakukan koordinasi dengan jajaranya untuk turut mendukung program


kesehatan.

21
c) Berperan aktif dalam terselesainya masalah kesehatan dalam wilayah
dengan melakukan himbauan dan teguran.

d) Melakukan pengadaan untuk sarpras posyandu dan PKMK balita risti

e) Menyusun kebijakan dalam rangka membentuk tim percepatan.

f) Mediator dalam kegiatan koordinasi

g) Menyelenggarakan kegiatan refreshing posyandu atau kader.

3. Kepala RW

a) Melakukan kebijakan tingkat warga

b) Memfasilitasi kader untuk melaksanakan tugasnya

4. Kader

a) Sebagai motivator dalam mensosialisasikan program gizi

b) Pemberi informasi terkait pelacakan gangguan gizi

c) Memberikan pendampingan gizi menuju keluarga balita sasaran

5. Pokja Kelurahan Sehat

a) Sebagai mediator antara masyarakat dan puskesmas.

b) Sebaai mediator untuk umpan balik serta harapan/masukan

c) Membantu dalam monitoring pencapaian kinerja

a) Memberikan pendampingan gizi menuju keluarga Kadarzi.

8. TNI dan POLRI

Membantu dalam koordinasi yang sifatnya himbauan pada warga.

H.2 Lintas Program

Penyelenggaraan program yang paripurna dibutuhkan komprehensif dengan


pelaksanaan program yang lainya dimana memiliki orientasi dan visi yang sama.
22
Kontinuitas program gizi secara tidak langsung mampu didukung dengan
keterpadan program lainnya, untuk itu penting untuk menciptakan komunikasi
lintas program demi tercapainya tujuan, untuk itu secara langsung linters
program dapat berperan sebagai pelaksana dan promoter program gizi secara
tidak langsung keberadaan lintas program mampu memberikan ruang, media
sekaligus fasilitator demi mendukung kegiatan – kegiatan gizi pada umunya.
Komunikasi lintas program dibutuhkan untuk megkoordianasi beberapa
indentifikasi masalah dan umpan balik serta, akses serta ecaluasi kegiatan
berupa pengorganisasianya yang meluputi pembentukan jadawal, penentuan
metode serta penetapan sasaran kegiatan.

1. DOKTER
Dokter sebagai Koordinator upaya perbaikan Gizi Masyarakat UPT. Puskesmas
Waes yang mempunyai tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan anamesis dan pemeriksaan fisik sera menegakkan diagnose


medis.
b. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratori um dan perawatan.
c. Menentukan terapi obat dan preskipsi intervensi gizi awal berkerjasama
dengan tenaga gizi puskesmas.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan.
e. Melakukan konseling penyakit.
f. Melakukan rujukan.

2. PERAWAT/BIDAN
Perawat/bidan berperan sekaligus sebagai penanggung jawab asuhan
keperawatan kebidanan dan sekaligus serta pelaksana asuhan keperawatan
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan skreening awal dalam rangka membantu menentukan apakah


sasaran berisiko masalah gizi atau tidak.

23
b. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/kebidanan bagi sasaran
program
c. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan kepada pasien.
3. TENAGA FARMASI
a. Melaksanakan permintaan obat gizi.
b. Mendiskusikan keadaan atau hal hal yang dianggap perlu dengantim
termasuk interaksi obat dan kesehatan.
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat khususnya
obat gizi.
d. Melakukan pemantauan interaksi obat dan makanan
4. ANALIS LABORATORIUM
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan arahan dokter.
b. Berkerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan
laboratorium.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan.

5. PROMKES
a. Memberikan arahan dan koordinasi pada lintas sektor
b. Melakukan sosialisasi terkait program.
c. Fasilitator dalam pembinaan UKBM
d. Evaluasi dan monitoring PHBS
6. KESLING
a. Memberikan sosialisasi terkait hyigien dan sanitasi pada sasaran rawan
gizi

b. Membantu mengidentifikasi rumah sehat pada keluraga rawan gizi

7. SOPIR AMBULANCE

a. Membantu akomodasi rujukan bila diperlukan

b. Membantu akomodasi dalam logistic terapi gizi balita sasaran.


24
25
H. JADWAL KEGIATAN

Bulan WAKT PELAKSA


NO KEGIATAN TEMPAT DANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 U NA
Puskesmas 12.00- Petugas
1 Perencanaan
Wates 14.00 Gizi
Posyandu
Identifikasi Balita,
Petugas
Kebutuhan Paguyuban
09.00- Gizi,
2 Harapan Kader, Poli
12.00 Bidan,
Sasaran Gizi,
Perawat
Program Posyandu
Lansia
Monitoring
Kegiatan/Eval
Puskesmas 07.30- Petugas
3 ua
Wates 11.00 Gizi
pelaksanaan
kegiatan
Posyandu
Pemberian Balita,
Petugas
PMT pada Paguyuban DAK
09.00- Gizi,
4 balita sasaran Kader, Poli
12.00 Bidan, DAU
rawan gizi dan Gizi,
Perawat
gizi buruk Posyandu
Lansia
Monitoring
keluarga
Puskesmas 07.30- Petugas
5 sadar gizi Wates 11.00 Gizi

Skrening
Kesehatan Puskesmas 07.30- Petugas
6
Balita gizi Wates 11.00 Gizi
buruk sasaran
Puskesmas 07.30- Petugas
7 Survelens Gizi BOK
Wates 11.00 Gizi

26
Bulan WAKT PELAKSA
NO KEGIATAN TEMPAT DANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 U NA
Skrening
Rujukan
Berjenjang Puskesmas 07.30- Petugas
8 BOK
dalam upaya Wates 11.00 Gizi
penurunan
stunting
intervensi baik
melalui terapi
gizi maupun
terapi DAU
Puskesmas 07.30- Petugas
9 kesehatan Wates 11.00 Gizi CUKAI
bagi balita
stunting.

Pemberdayaa Puskesmas 07.30- Petugas BOK


10
n Masyarakat Wates 11.00 Gizi DAU

Sosialisasi
dan Edukasi Puskesmas 07.30- Petugas
11 BLUD
Wates 11.00 Gizi
Gizi

13.00-
PENYUSNAN Puskesmas Petugas
12 SELS
LAPORAN Wates Gizi
EAI

27
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan form intrumen


evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diisi oleh pemegang program dan diserahkan
kepada supervisor dan dibahas pada rapat program yang dilakukan setiap bulan.
Pelaporan dilakukan setiap selesai kegiatan.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan Pelaporan kegiatan ini dilakukan melalui LB3 Posyandu dan direkap
setiap bulan oleh petugas Gizi dan diserahkan kepada seksi gizi dinas kesehatan Kota
Mojokerto. Pelaporan juga dilakukan melalui peng SPJ an kegiatan gizi melalui Dana
Alokasi Umum dan khusus UPT. Puskesmas Wates. Evaluasi Kegiatan dihas dalam
rapat mini lokakarya bulanan dan rapat monitoring evaluasi program yang dilaksanakan
setiap 3 bulan sekali.

Mojokerto, 4 Januari 2022


Mengetahui
,

Kepala UPT. Puskesmas Wates Penanggung Jawab


Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

dr. MAR’ATUS SHOLIKHAH Sholichah Wulandari A.md Gz


NIP. 19890104 201403 2 003 NIP. 19850611 201101 2 011

Anda mungkin juga menyukai