Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL KEGIATAN

WORKSHOP TIM PELAKSANA DALAM PERSIAPAN PEMBERIAN


MAKANAN TAMBAHAN (PMT) LOKAL
UPT PUSKESMAS BATU TAHUN 2023

Pemerintah Kota Batu


Dinas Kesehatan Kota Batu
UPT Puskesmas Batu
A. PENDAHULUAN
Salah satu sasaran prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas. Status gizi yang baik pada ibu hamil dan balita merupakan salah satu
faktor penentu untuk keberhasilan pembangunan sumberdaya manusia. Pencegahan
terjadinya masalah gizi pada ibu hamil dan anak, merupakan hal penting
dilaksanakan mulai dari menjaga kesehatan dan status gizinya saat sebelum dan
selama kehamilan, dilanjutkan pada masa menyusui, semua bayi mendapat ASI
eksklusif, semua baduta (bawah dua tahun) mendapat Makanan Pendamping ASI
tinggi protein hewani serta memastikan setiap anak balita mengkonsumsi makanan
keluarga dengan nilai gizi yang sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada periode balita terutama 1000 Hari
Pertama Kehidupan sangat pesat demikian pula perkembangan kognitifnya. Ibu hamil
dan balita merupakan kelompok rawan gizi yang perlu mendapat perhatian khusus
dikarenakan dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila mereka menderita
kekurangan gizi. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin, berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR). Bayi berat lahir rendah bilamana tidak mendapatkan penanganan yang
sesuai standar seperti halnya balita dengan kekurangan gizi akan berisiko stunting.
Prevalensi ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis 17,3% (Riskesdas 2018) dan target
RPJMN 2024 turun menjadi 10% dilain pihak prevalensi anemia ibu hamil dari
sumber yang sama 48,3%. Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021
prevalensi balita kurus 7,1% dan stunting 24,4%.
Perlu penanganan yang komprehensif dan terintegrasi untuk menangani
masalah kekurangan gizi baik pada ibu hamil maupun balita. Berdasarkan Studi Diet
Total tahun 2014, lebih dari separuh ibu hamil asupan energi sangat kurang .
Penyebab kurang energi kronis pada ibu hamil bisa terjadi sebelum hamil (sejak
remaja puteri atau pra konsepsi) atau pada saat hamil yang disebabkan karena
asupan pangan yang tidak adekuat, penyakit yang diderita, tidak memadainya akses
ke fasilitas pelayanan kesehatan, kerja fisik yang berlebih, air bersih dan higiene
sanitasi yang buruk atau kombinasi diantaranya.
Berdasarkan SSGI 2021, proporsi makan beragam pada baduta sebesar 52,5%
dengan mulai konsumsi MPASI <6 bulan sebesar 55,3%. Faktor lain yang turut
berkontribusi masalah gizi kurang pada balita adalah pola asuh yang tidak baik,
kurangnya pengetahuan, penyakit infeksi berulang, rendahnya akses ke fasilitas
pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial ekonomi yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap akses terhadap makan makanan bergizi cukup.

B. LATAR BELAKANG
Dalam upaya memastikan dan mengatasi masalah gizi selama kehamilan pada
masyarakat kurang mampu, WHO merekomendasikan pendidikan gizi dan
mendorong ibu hamil mendapatkan makanan bergizi seimbang dan pemenuhan
kebutuhan protein, bersama dengan pemberian tablet tambah darah dan penguatan
melalui konseling (WHO, 2013). Rekomendasi WHO ini telah menjadi kebijakan
Kementerian Kesehatan dimana sejak tahun 2016 memberi makan tambahan
pabrikan baik pada ibu hamil KEK dan balita gizi kurang. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016.
tentang Standar Produk Suplementasi Gizi adalah Biskuit yang mengandung protein,
asam linoleate, karbohidrat dan diperkaya dengan 11 vitamin dan 7 mineral. Adapun
pemberian tablet tambah darah (minimal 90 tablet selama kehamilan sudah dimulai
sejak tahun 1990-an) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi dengan
memanfaatkan potensi pangan lokal dan edukasi pola konsumsi makanan bergizi
diharapkan akan memperbaiki keluarga dan masyarakat agar mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan berlangsung secara berkelanjutan. Indonesia
merupakan negara terbesar ketiga di dunia dalam keragaman hayati. Setidaknya
terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-
buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu-bumbuan (Badan
Ketahanan Pangan, 2020). Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan
pangan lokal sangat terbuka luas untuk penyediaan pangan keluarga, termasuk
untuk perbaikan gizi balita dan ibu hamil.
Dari hasil bulan timbang Februari 2023, D/S Desa Oro-oro Ombo 88.11% (571
dari 684), Kelurahan Ngaglik 79.43% (506 dari 637), Desa Pesanggrahan 87.24% (807
dari 925), Kelurahan Songgokerto 86.18% (337 dari 391), Desa Sumberejo 89.6% (465
dari 519), dan hasil kumulatif untuk Puskesmas Batu 86.11 % (2686 dari 3156).
Dengan hasil balita pendek dan sangat pendek Desa Oro-oro Ombo 8 sangat pendek
dan 50 pendek, Kelurahan Ngaglik 14 sangat pendek dan 34 pendek, Desa
Pesanggrahan 12 sangat pendek dan 74 pendek, Kelurahan Songgokerto 8 sangat
pendek dan 18 pendek, Desa Sumberejo 12 sangat pendek dan 34 pendek, dan hasil
kumulatif untuk Puskesmas Batu yaitu 54 sangat pendek dan 210 pendek dengan
persentase 9,8%.
Dari hasil study, PMT berbasis kearifan lokal lebih efektif (Amalia, 2021),
disertai dengan konseling gizi dan pendampingan. Makanan tambahan berbasis
pangan lokal selain lebih efektif akan menstimulasi kesinambungan pemberian
makanan bergizi di masyarakat, kedua hal inilah menjadi acuan pemanfaatan
anggaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal untuk ibu
hamil KEK dan balita gizi kurang melalui dana DAK.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum
Workshop Tim Pelaksana dalam Persiapan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Lokal Tingkat Desa/Kelurahan
Tujuan Khusus
1. Workshop Tim Pelaksana terkait teknis kegiatan (proses pembelian bahan
makanan, proses pengolahan bahan makanan, hingga distribusi) Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan
2. Workshop Tim Pelaksana terkait surat pernyataan kesediaan menjadi penerima
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan (balita gizi
kurang, BBK, dan ibu hamil KEK) selama 90 hari berturut-turut
3. Workshop Tim Pelaksana terkait pengambilan data baseline penerima Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan (balita gizi kurang,
BBK, dan ibu hamil KEK)
4. Workshop Tim Pelaksana terkait standart porsi kudapan dan makanan utama
untuk penerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat
Desa/Kelurahan (balita gizi kurang, BBK, dan ibu hamil KEK)
5. Workshop Tim Pelaksana terkait makanan tinggi protein dan 4 bintang untuk
balita
6. Workshop Tim Pelaksana terkait materi “ISI PIRINGKU”
7. Workshop Tim Pelaksana terkait PMBA

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Persiapan Kegiatan
a. Pelaksana upaya gizi berkoordinasi dengan pihak desa/kelurahan terkait
kegiatan yang akan dilaksanakan
b. Pelaksana upaya gizi menyediakan materi untuk kegiatan Workshop Tim
Pelaksana dalam Persiapan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal
Tingkat Desa/Kelurahan
c. Pelaksana upaya gizi mengundang para kader kesehatan, PKK desa/kelurahan,
pamong, dan lintas sektor lainnya untuk terlibat dalam kegiatan Workshop
Tim Pelaksana dalam Persiapan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal
Tingkat Desa/Kelurahan
Pelaksanaan Kegiatan Workshop Tim Pelaksana dalam Persiapan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan, antara lain :
a. Teknis kegiatan (proses pembelian bahan makanan, proses pengolahan bahan
makanan, hingga distribusi) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal
Tingkat Desa/Kelurahan
b. Surat pernyataan kesediaan menjadi penerima Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan (balita gizi kurang, BBK, dan ibu hamil
KEK) selama 90 hari berturut-turut
c. Pengambilan data baseline penerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Lokal Tingkat Desa/Kelurahan (balita gizi kurang, BBK, dan ibu hamil KEK)
d. Standart porsi kudapan dan makanan utama untuk penerima Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan (balita gizi kurang,
BBK, dan ibu hamil KEK)
e. Makanan tinggi protein dan 4 bintang untuk balita
f. PMBA (Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak)
g. Materi Isi Piringku
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan dengan mengundang lintas sektor yang terlibat dalam
kesehatan ibu hamil dan balita serta TP-PKK desa/kelurahan

F. SASARAN
Draft Penerima PMT Lokal (Balita Gizi Kurang dan Bumil KEK)
Kader kesehatan
TP-PKK Desa/Kelurahan
Pamong Desa/Kelurahan
Kelompok Swadaya Masyarakat

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan tanggal 16 sampai dengan 21 Maret 2023 jam 09.00 s.d jam
12.00 WIB di masing-masing Pendopo Kelurahan/Balai Desa Wilayah kerja UPT.
Puskesmas Batu.
Hari Tanggal Lokasi
Kamis 16 Maret 2023 Pendopo Kelurahan Songgokerto
Jum’at 17 Maret 2023 Balai Desa Sumberejo
Sabtu 18 Maret 2023 Balai Desa Oro-oro Ombo
Senin 20 Maret 2023 Balai Desa Pesanggrahan
Selasa 21 Maret 2023 Pendopo Kelurahan Ngaglik

H. PERAN LINTAS SEKTOR & LINTAS PROGRAM


- Kader posyandu sebagai masyarakat yang peduli situasi kesehatan terdekat
dengan masyarakat
- Ketua TP-PKK Desa/Kelurahan sebagai motoris penggerak massa untuk peduli
kesehatan
- Bidan Desa dan Petugas Pembina Desa (PPD) sebagai fasilitator pelaksana teknis
bidang kesehatan dasar di desa/kelurahan
- Promkes sebagai fasilitator informasi kesehatan di Puskesmas dan masyarakat.

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


- Evaluasi pelaksanaan kegiatan dari Workshop Tim Pelaksana dalam Persiapan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan ini adalah
pemantapan teknis kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) mulai dari
pembelian, pengolahan bahan makanan, dan distribusi harus dipahami oleh tim
pelaksana
- Perlu ada pendampingan dari Tim Pengawas Puskesmas untuk pendampingan
kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan
selama 90 hari
Demikian Laporan Hasil kegiatan dalam workshop Tim Pelaksana dalam
Persiapan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan
tahun 2023 yang menggunakan sumber dana DAK Non Fisik – BOK UPT. Puskesmas
Batu Tahun Anggaran 2023.

Mengetahui,
KEPALA UPT PUSKESMAS BATU PELAKSANA UPAYA GIZI

dr.JONGKY ORRIS S.M. SUSI HERSASI, S.ST


NIP.19750505 201001 1 024 NIP.19780618 200012 2 001

Anda mungkin juga menyukai