B. LATAR BELAKANG
Dalam upaya memastikan dan mengatasi masalah gizi selama kehamilan pada
masyarakat kurang mampu, WHO merekomendasikan pendidikan gizi dan
mendorong ibu hamil mendapatkan makanan bergizi seimbang dan pemenuhan
kebutuhan protein, bersama dengan pemberian tablet tambah darah dan penguatan
melalui konseling (WHO, 2013). Rekomendasi WHO ini telah menjadi kebijakan
Kementerian Kesehatan dimana sejak tahun 2016 memberi makan tambahan
pabrikan baik pada ibu hamil KEK dan balita gizi kurang. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016.
tentang Standar Produk Suplementasi Gizi adalah Biskuit yang mengandung protein,
asam linoleate, karbohidrat dan diperkaya dengan 11 vitamin dan 7 mineral. Adapun
pemberian tablet tambah darah (minimal 90 tablet selama kehamilan sudah dimulai
sejak tahun 1990-an) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi dengan
memanfaatkan potensi pangan lokal dan edukasi pola konsumsi makanan bergizi
diharapkan akan memperbaiki keluarga dan masyarakat agar mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan berlangsung secara berkelanjutan. Indonesia
merupakan negara terbesar ketiga di dunia dalam keragaman hayati. Setidaknya
terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-
buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu-bumbuan (Badan
Ketahanan Pangan, 2020). Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan
pangan lokal sangat terbuka luas untuk penyediaan pangan keluarga, termasuk
untuk perbaikan gizi balita dan ibu hamil.
Dari hasil bulan timbang Februari 2023, D/S Desa Oro-oro Ombo 88.11% (571
dari 684), Kelurahan Ngaglik 79.43% (506 dari 637), Desa Pesanggrahan 87.24% (807
dari 925), Kelurahan Songgokerto 86.18% (337 dari 391), Desa Sumberejo 89.6% (465
dari 519), dan hasil kumulatif untuk Puskesmas Batu 86.11 % (2686 dari 3156).
Dengan hasil balita pendek dan sangat pendek Desa Oro-oro Ombo 8 sangat pendek
dan 50 pendek, Kelurahan Ngaglik 14 sangat pendek dan 34 pendek, Desa
Pesanggrahan 12 sangat pendek dan 74 pendek, Kelurahan Songgokerto 8 sangat
pendek dan 18 pendek, Desa Sumberejo 12 sangat pendek dan 34 pendek, dan hasil
kumulatif untuk Puskesmas Batu yaitu 54 sangat pendek dan 210 pendek dengan
persentase 9,8%.
Dari hasil study, PMT berbasis kearifan lokal lebih efektif (Amalia, 2021),
disertai dengan konseling gizi dan pendampingan. Makanan tambahan berbasis
pangan lokal selain lebih efektif akan menstimulasi kesinambungan pemberian
makanan bergizi di masyarakat, kedua hal inilah menjadi acuan pemanfaatan
anggaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal untuk ibu
hamil KEK dan balita gizi kurang melalui dana DAK.
F. SASARAN
Draft Penerima PMT Lokal (Balita Gizi Kurang dan Bumil KEK)
Kader kesehatan
TP-PKK Desa/Kelurahan
Pamong Desa/Kelurahan
Kelompok Swadaya Masyarakat
Mengetahui,
KEPALA UPT PUSKESMAS BATU PELAKSANA UPAYA GIZI