Anda di halaman 1dari 14

Nomor

Revisi Ke
Berlaku Tgl

UPT. PUSKESMAS WATES

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
(PIS PK)

TAHUN 2022

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA
2022

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT. PUSKESMAS WATES
Jl. Lawu Raya No. 1 B Mojokerto 61317
Telp. (0321) 330144 – email : puskemaswates@gmail.com
1
MOJOKERTO

KERANGKA ACUAN PROGRAM


PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS PK)

2022

A. PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat dijelaskan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan esensial yang harus diselenggarakaan di Puskesmas,
meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi,
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular. Selain dari
pada itu, puskesmas juga melaksanakan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan yaitu upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No 39 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
Keluarga. Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat diselenggarakan melalui

pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan


perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara
berkesinambungan dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari
Profil Kesehatan Keluarga.

2
Oleh karena itu, pendekatan keluarga merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerja dengan mendatangi keluarga.

B. LATAR BELAKANG
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-
5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program indonesia sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 – 2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan R.I Nomer HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015 – 2019, yaitu meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, meningkatkan pengendalian penyakit, meningkatkan akses dan mutu
pelayanan keseahatn dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, terpenuhinya kebutuhan
tenaga kesehatan, obat dan vaksin serta meningkatkan responsvitas sistem
keseahatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar
utama yaitu penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan pradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan startegi peningkatan akses
pelayanan keseahatn, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan stategi perluasan

3
sasaran dan manfaat, serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan
kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

C. TUJUAN

C.1 Tujuan Umum

Melakukan intervensi pada 100% keluarga di wilayah Wates.

C.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif, meliputi


pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) Kabupaten/Kota dan
SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan.
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk men-jadi peserta JKN.
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
5. Terlaksananya kegiatan intervensi baik melalui terapi gizi maupun terapi
kesehatan bagi balita gizi buruk.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN PROGRAM INDONESIA


SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS PK)
1. Mengumpulkan dan mengolah data,
Penyusunan rencana Puskesmas perlu dikumpulkan data umum dan khusus.
Data umum mencakup: peta wilayah kerja Puskesmas, data sumber daya, data peran
serta masyarakat, serta data penduduk dan sasaran program. Data khusus mencakup:
status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan kesehatan, dan
hasil survei. Pada pendekatan keluarga perlu ditambahkan satu kategori data lagi,
yaitu data keluarga yang mencakup data tiap keluarga dari semua keluarga yang ada
di wilayah kerja Puskesmas (total coverage).

a. Pengumpulan Data Keluarga


Pendataan keluarga secara menyeluruh dapat dilakukan sendiri oleh
Puskesmas, karena jumlah indikator keluarga hanya dua belas dan hanya

4
menggunakan tiga jenis formulir. Keuntungannya bila dilakukan oleh tenaga
Puskesmas adalah pada saat pendataan, sudah bisa langsung dilakukan intervensi
minimal berupa pemberian lembar informasi kesehatan dan penyuluhan kesehatan
yang sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemui di keluarga tersebut.
Keuntungan lain dari segi pembiayaan, tentu saja akan lebih hemat. Puskesmas
harus menunjuk beberapa tenaga kesehatan Puskesmas yang ditugasi sebagai
Pembina Keluarga.
Pembina Keluarga dan/atau petugas pendataan berkoordinasi dengan ketua
RT dan RW, kepala desa berkaitan dengan jadwal pelaksanaan, pembagian
keluarga yang akan dikunjungi, dan jumlah instrumen Prokesga, sebelum memulai
pendataan. Guna memperlancar proses, pendataan sebaiknya didampingi oleh
pihak RT/RW atau kader Posyandu. Wawancara ditunda dan buatlah janji
kunjungan kembali ke keluarga tersebut untuk melengkapi pengisian kuesioner dari
responden yang belum diwawancarai bila responden tidak ada ditempat saat
pengumpulan data. Batas waktu kembalinya petugas untuk pengumpulan data
ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing daerah. Hal tersebut akan
sangat tergantung kepada frekuensi dan rentang waktu intervensi yang
direncanakan oleh masing-masing wilayah.
Pengumpul data juga harus menghormati norma sosial setempat. Kunjungan
rumah diupayakan dapat diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kegiatan
seluruh anggota keluarga. Petugas terlebih dahulu harus menjelaskan tujuan
wawancara dan pengamatan ebelum melakukan pendataan karena pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan lingkungan rumah. Upayakan
agar seluruh rumah tangga dan anggota keluarga di dalamnya dapat didata.
Petugas dapat berkoordinasi dengan kader Posyandu/RT/RW setempat bila
ada kesulitan dalam pengumpulan data. Kadangkala probing, yakni menggali atau
memancing, dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas jawaban responden perlu dilakukan. Petugas sebaiknya memotong dan
mengulang pertanyaannya dengan kalimat yang lebih mudah dipahami oleh
responden bila responden menjawab dengan panjang lebar tetapi tidak relevan
dengan pertanyaan. Responden diberi waktu sejenak untuk berpikir bila terlihat
bingung dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
Berikut sejumlah pengertian dan penjelasan terkait keluarga dan anggota
keluarga, yang beberapa di antaranya mengacu kepada Pedoman Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Badan Litbangkes Tahun 2013. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa rang yang berkumpul
serta tinggal di suatu tempat, di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.

5
Pada pendataan ini, keluarga dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu keluarga inti
(nuclear family) dan keluarga besar (extended family).
1) Keluarga inti, adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena kelahiran
(natural) maupun adopsi.
2) Keluarga besar, adalah keluarga inti ditambah orang lain yang memiliki
hubungan darah (misalnya kakek, nenek, bibi, paman, dan lain-lain) dan juga
yang tidak memiliki hubungan darah tetapi ikut tinggal atau bermaksud tinggal
selama minimal 6 bulan dan makan dalam keluarga tersebut (pembantu, supir,
dan lain-lain). keluarga besar dapat terdiri atas beberapa keluarga inti.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada saat melakukan pendataan terdapat beberapa hal
yang perlu dicermati, yakni:
1) Jika dalam satu bangunan rumah terdiri dari satu atau lebih keluarga inti/ keluarga
besar, maka nama kepala keluarga tidak secara langsung diambil dari kartu keluarga
melainkan diambil berdasarkan status kepala keluarga di setiap keluarga
inti/keluarga besar.
2) Anggota keluarga (AK) adalah semua orang yang menjadi bagian dari keluarga dan
tinggal di keluarga tersebut, yang dijumpai pada waktu periode pendataan di setiap
wilayah. Kepala keluarga sekaligus adalah juga AK. Orang yang telah tinggal di
suatu keluarga selama 6 bulan atau lebih, atau yang telah tinggal di keluarga kurang
dari 6 bulan tetapi berniat tinggal di keluarga tersebut selama 6 bulan atau lebih,
dianggap sebagai AK. Anggota keluarga yang telah bepergian selama 6 bulan atau
lebih dan AK yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan
meninggalkan keluarga selama 6 bulan atau lebih, dianggap bukan AK.
3) Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun yang tinggal dan atau makan di rumah
majikannya dianggap sebagai AK majikannya. Tetapi jika hanya makan saja (tidak
tinggal), dianggap bukan AK majikannya.
4) Bangunan sensus atau rumah tangga yang bukan rumah tangga biasa (RS,
5) lembaga pemasyarakatan, panti sosial, asrama, pasar, dan lain-lain sesuai definisi
BPS), tidak diambil datanya.
6) Penghuni rumah kost yang ≤ 15 orang (termasuk AK pemilik kost), dimasukkan ke
dalam satu Prokesga.
7) Dalam kasus pemilik kost tinggal di bangunan yang sama dengan penghuni
8) kost, maka apabila satu kamar diisi lebih dari satu orang dengan hubungan keluarga
baik suami/isteri/anak/sepupu/kakak/adik, semuanya dimasukkan ke dalam satu
Prokesga.

6
9) apabila penghuni kost tinggal di bangunan yang terpisah dari pemilik kost maka
mereka didata sebagai keluarga tersendiri.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Program Indonesia Sehat dengan


pendekatan keluarga (PIS-PK) adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
- Pembentukan Tim Pembina Puskesmas dan Penguatan Kader
- Penyediaan ATK, Cetak dan Penggandaan Media KIE
b. Pelaksanaan
- Bina Wilayah Oleh Petugas Puskesmas
- Bina Wilayah Oleh Kader Kesehatan
- Verifikasi Data PIS PK Ke kelurahan wates

7
c. Pelaporan
- Rapat Evaluasi Capaian IKS Tingkat Desa (FGD)
- Rapat Evaluasi Capaian IKS Tingkat Puskesmas
- Pelaporan Kegiatan

F. SASARAN PROGRAM PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN


PENDEKATAN KELUARGA (PIS PK)

SASARAN INDIKATOR TARGET DAN PENANGGUNG KETERANGAN


TAHUN JAWAB
SASARAN
PENCAPAIAN
Keluarga 1. keluarga yang Target : 100% 1. UPT Puskesmas
telah dikunjungi Wates
dan intervensi
2. Prameswari
awal
3. kader kesehatan

2. keluarga yang Target : 100 % 1. UPT Puskesmas


dikunjungi dan Wates
dilakukan
2. Prameswari
intervensi lanjut
3. kader kesehatan

3. peningkatan IKS Target : 1 % 1. UPT Puskesmas


Puskesmas Wates
2. Prameswari

8
G. PERAN LINSEK DAN LINPROG
H.1 Lintas Sektor

H. Dalam penyelenggaraan program penanggulangan indonesia sehat dengan


pendekatan keluarga (pis pk) lintas sector merupakan kepanjangan tangan dari
petugas kesehatan Puskesmas, melalui lintas sector maka keberlangsungan
program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (Pis Pk) dapat tercapai,
komunikasi lintas sector dibangun diantaranya untuk kordinasi waktu, tempat dan
metode pelaksanaan program dan menentukan umpan balik serta feed back
sebagai perbaikan kedepan. berikut peran lintas sector :
1. Kepala Camat (Camat)

Memberikan kebijkan untuk dilakukan kordinasi dan himbauan tentang suatu


program kesehatan.

2. Kepala Kelurahan (Lurah)

a) Memberikan himbauan kepada warga akan suatu program kesehatan.

b) Melakukan koordinasi dengan jajaranya untuk turut mendukung program


kesehatan.

c) Berperan aktif dalam terselesainya masalah kesehatan dalam wilayah


dengan melakukan himbauan dan teguran.

d) Melakukan pengadaan untuk sarpras posyandu

e) Menyusun kebijakan dalam rangka membentuk tim percepatan.

f) Mediator dalam kegiatan koordinasi

g) Menyelenggarakan kegiatan refreshing posyandu atau kader.

3. Kepala RW

a) Melakukan kebijakan tingkat warga

b) Memfasilitasi kader untuk melaksanakan tugasnya

4. Kader

9
a) Sebagai motivator dalam mensosialisasikan program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga (Pis Pk)

b) Pemberi informasi terkait pelacakan keluarga sehat

c) Memberikan pendampingan intervensi ke keluarga menuju keluarga sehat

5. Pokja Kelurahan Sehat

a) Sebagai mediator antara masyarakat dan puskesmas.

b) Sebaai mediator untuk umpan balik serta harapan/masukan

c) Membantu dalam monitoring pencapaian kinerja

a) Memberikan pendampingan ke keluarga menuju keluarga sehat

8. TNI dan POLRI

Membantu dalam koordinasi yang sifatnya himbauan pada warga.

H.2 Lintas Program

Penyelenggaraan program yang paripurna dibutuhkan komprehensif dengan


pelaksanaan program yang lainya dimana memiliki orientasi dan visi yang sama.
Kontinuitas program ke keluarga menuju keluarga sehat secara tidak langsung
mampu didukung dengan keterpadan program lainnya, untuk itu penting untuk
menciptakan komunikasi lintas program demi tercapainya tujuan, untuk itu
secara langsung linters program dapat berperan sebagai pelaksana dan
promoter program keluarga menuju keluarga sehat secara tidak langsung
keberadaan lintas program mampu memberikan ruang, media sekaligus
fasilitator demi mendukung kegiatan – kegiatan keluarga sehat pada umunya.
Komunikasi lintas program dibutuhkan untuk megkoordianasi beberapa
indentifikasi masalah dan umpan balik serta, akses serta ecaluasi kegiatan
berupa pengorganisasianya yang meluputi pembentukan jadawal, penentuan
metode serta penetapan sasaran kegiatan.

1. DOKTER
Dokter sebagai Koordinator upaya intervensi menuju keluarga sehat Masyarakat
UPT. Puskesmas Waes yang mempunyai tugas Pokok dan fungsi sebagai
berikut :
10
a. Melakukan anamesis dan pemeriksaan fisik sera menegakkan diagnose
medis.
b. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratori um dan perawatan.
c. Menentukan terapi obat dan preskipsi intervensi awal berkerjasama
dengan tenaga kesehatan lain puskesmas.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan.
e. Melakukan konseling penyakit.
f. Melakukan rujukan.

2. PERAWAT/BIDAN
Perawat/bidan berperan sekaligus sebagai penanggung jawab asuhan
keperawatan kebidanan dan sekaligus serta pelaksana asuhan keperawatan
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan skreening awal dalam rangka membantu menentukan apakah


sasaran terhadap 12 indikator atau tidak.
b. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/kebidanan bagi sasaran
program
c. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian intervensi kepada
keluarga.
3. TENAGA FARMASI
a. Melaksanakan permintaan obat yang berhubungan dengan 12 indikator.
b. Mendiskusikan keadaan atau hal hal yang dianggap perlu dengantim
termasuk interaksi obat dan kesehatan.
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat khususnya
obat -obatan .
d. Melakukan pemantauan interaksi obat dan makanan
4. ANALIS LABORATORIUM
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan arahan dokter.
b. Berkerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan
laboratorium.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan.

11
5. PROMKES
a. Memberikan arahan dan koordinasi pada lintas sektor
b. Melakukan sosialisasi terkait program.
c. Fasilitator dalam pembinaan UKBM
d. Evaluasi dan monitoring PHBS
6. KESLING
a. Memberikan sosialisasi terkait hyigien dan sanitasi pada sasaran keluarga
rawan.

b. Membantu mengidentifikasi rumah sehat pada keluraga rawan

7. SOPIR AMBULANCE

a. Membantu akomodasi rujukan bila diperlukan

12
I. JADWAL KEGIATAN

13
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan form intrumen


evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diisi oleh pemegang program dan diserahkan
kepada supervisor dan dibahas pada rapat program yang dilakukan setiap bulan.
Pelaporan dilakukan setiap selesai kegiatan.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan Pelaporan kegiatan ini dilakukan melalui aplikasi keluarga sehat dan di
input pada web kelaurga sehat yang selanjutnya akan di evaluasi setiap bulan oleh
kepela UPT puskesmas wates dan tim PIS-PK untuk menentukan strategi intervensi
selanjutnya. Sehingga nilai IKS dapat tercapai sesuai target.

Mojokerto, 4 Januari 2022


Mengetahui
,

Kepala UPT. Puskesmas Wates Penanggung Jawab


PROGRAM INDONESIA
SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA (PIS PK)

dr. MAR’ATUS SHOLIKHAH Arip Mulyodiraharjo, Amd.Kep


NIP. 19890104 201403 2 003 NIP. 19860108 201403 1 003

Anda mungkin juga menyukai