Anda di halaman 1dari 10

BAB I

DEFINISI

2.1 LATAR BELAKANG


Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda
Nawacita Kedua, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, yang
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini masuk dalam 7 agenda
pembangunan yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu: Meningkatkan kualitas dan daya saing
SDM salah satunya dengan peningkatan pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta yang diwujudkan melalui (1)peningkatan
kesehatan ibu, anak, keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi,
(2) percepatan perbaikan gizi masyarakat, (3) peningkatan pengendalian
penyakit, (4) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, serta Penguatan sistem kesehatan dan
pengawasan obat dan makanan melalui : (1) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin, serta penguatan layanan kesehatan dasar dan
rujukan, (2) pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, (3)
pemenuhan dan peningkatan daya saing sediaan farmasi dan alat kesehatan,
(4)peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan, (5)penguatan tata
kelola, pembiayaan, penelitian, dan pengembangan kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar
utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan
kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan

1
kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif,
serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi sistem
rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Pelaksanaan JKN dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan
biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga
sehat.

2.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wonokusumo.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap
pelayanan kesehatan komprehensif, meliputi pelayanan promotif
dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitasi dasar.
2. Menidukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM),
melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan.
3. Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2020-2024.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Sumber Daya Manusia


Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
mengintegrasikan seluruh manajemen yang ada di Puskesmas
(program/pelayanan kesehatan, sumber daya, pemberdayaan masyarakat,
sarana dan prasarana, sistem informasi Puskesmas dan mutu) dalam
menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerjanya.

Gambar 2.1 Hubungan Penguatan Manajemen Pelayanan Kesehatan


dan Manajemen Puskesmas

2.2 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga adalah :
1. Formulir Prokesga (Profil Kesehatan Keluarga)
2. Paket informasi keluarga (Pinkesga)
3. Stiker Keluarga Sehat
4. Tensimeter
5. Alat tulis

2.3 Administrasi
Data keluarga yang telah dikumpulkan, selanjutnya disimpan dalam
pangkalan data keluarga, yang selalu harus diremajakan (updated) sesuai
dengan perubahan yang terjadi di keluarga yang dijumpai pada saat

3
dilakukan kunjungan rumah (misalnya adanya kelahiran bayi, telah
berubahnya bayi menjadi balita, sudah diberikannya imunisasi dasar lengkap
kepada bayi, dan lain-lain).

2.4 Kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


1. Perencanaan
2. Pendataan Keluarga dan Intervensi Awal
3. Intervensi Lanjut
4. Monitoring Evaluasi

4
BAB III
TATALAKSANA KEGIATAN

3.1 Perencanaan
Penyusunan rencana Puskesmas perlu dikumpulkan data umum dan
khusus. Data umum mencakup peta wilayah kerja Puskesmas, data sumber
daya, data peran serta masyarakat, serta data penduduk dan sasaran
program. Data khusus mencakup status kesehatan, kejadian luar biasa,
cakupan program pelayanan kesehatan, dan hasil survei. Pada pendekatan
keluarga perlu ditambahkan satu kategori data lagi, yaitu data keluarga yang
mencakup data tiap keluarga dari semua keluarga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas (total coverage).

3.2 Pendataan Keluarga dan Intervensi Awal


1. Pengumpulan Data Keluarga
Pendataan keluarga secara menyeluruh dapat dilakukan sendiri oleh
Puskesmas, karena jumlah indikator keluarga hanya dua belas dan hanya
menggunakan tiga jenis formulir. Keuntungannya bila dilakukan oleh tenaga
Puskesmas adalah pada saat pendataan, sudah bisa langsung dilakukan
intervensi minimal berupa pemberian lembar informasi kesehatan dan
penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemui
di keluarga tersebut. Keuntungan lain dari segi pembiayaan, tentu saja akan
lebih hemat. Puskesmas harus menunjuk beberapa tenaga kesehatan
Puskesmas yang ditugasi sebagai Pembina Keluarga.
Pembina Keluarga dan/atau petugas pendataan berkoordinasi dengan
ketua RT dan RW, kepala desa berkaitan dengan jadwal pelaksanaan,
pembagian keluarga yang akan dikunjungi, dan jumlah instrumen Prokesga,
sebelum memulai pendataan. Guna memperlancar proses, pendataan
sebaiknya didampingi oleh pihak RT/RW atau kader Posyandu.
Wawancara ditunda dan buatlah janji kunjungan kembali ke keluarga
tersebut untuk melengkapi pengisian kuesioner dari responden yang belum
diwawancarai bila responden tidak ada ditempat saat pengumpulan data.
Batas waktu kembalinya petugas untuk pengumpulan data ditentukan
berdasarkan kesepakatan masing-masing daerah. Hal tersebut akan sangat
tergantung kepada frekuensi dan rentang waktu intervensi yang

5
direncanakan oleh masing-masing wilayah. Pengumpul data juga harus
menghormati norma sosial setempat. Kunjungan rumah diupayakan dapat
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kegiatan seluruh anggota
keluarga.
Petugas terlebih dahulu harus menjelaskan tujuan wawancara dan
pengamatan sebelum melakukan pendataan karena pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan pengamatan lingkungan rumah. Upayakan
agar seluruh rumah tangga dan anggota keluarga di dalamnya dapat didata.
Petugas dapat berkoordinasi dengan kader Posyandu/RT/RW setempat bila
ada kesulitan dalam pengumpulan data. Kadangkala probing, yakni menggali
atau memancing, dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas jawaban responden perlu dilakukan. Petugas
sebaiknya memotong dan mengulang pertanyaannya dengan kalimat yang
lebih mudah dipahami oleh responden bila responden menjawab dengan
panjang lebar tetapi tidak relevan dengan pertanyaan. Responden diberi
waktu sejenak untuk berpikir bila terlihat bingung dan tidak dapat menjawab
pertanyaan.

2. Penyimpanan Data
Data keluarga yang telah dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi
program entry selanjutnya disimpan dalam pangkalan data keluarga yang
merupakan subsistem dari sistem pelaporan Puskesmas. Data-data tersebut,
harus selalu diremajakan (updated) sesuai dengan perubahan yang terjadi di
keluarga yang dijumpai pada saat dilakukan kunjungan rumah ulang
(misalnya adanya kelahiran bayi, telah berubahnya bayi menjadi balita, sudah
diberikannya imunisasi dasar lengkap kepada bayi, dan lain-lain). Data
keluarga ini juga dimanfaatkan untuk mengisi data pelaporan Puskesmas
yang selanjutnya akan masuk ke dalam pangkalan data di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dari sistem pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
data mengalir ke pangkalan data di Dinas Kesehatan Provinsi dan akhirnya
dengan sistem pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi sampai ke pangkalan
data di Kementerian Kesehatan.
Data dalam pangkalan-pangkalan data tersebut diolah dan dianalisis,
akan keluar Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada tingkat desa atau kelurahan,
kabupaten atau kota, provinsi, dan nasional.

6
3. Pengolahan Data Keluarga
Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah
pengolahan data, yaitu misalnya dengan menghitung rerata, moda, cakupan,
dan lain-lain. Data keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing
keluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa dan cakupan tiap indikator
dalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat kecamatan dan
cakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.

4. Identifikasi masalah kesehatan yang dihadapi setiap keluarga dan


potensi pemecahannya, serta melakukan analisis sampai ditetapkannya cara
pemecahan masalah sebagai dasar dilakukaannya intervensi lanjut.

3.3 Intervensi Lanjut


Intervensi lanjut PIS PK merupakan kunjungan rumah ulang untuk
tindak lanjut hasil dari pendataan awal keluarga, kegiatan yang dilakukan
antara lain mengecek kembali kondisi keluarga tersebut berdasarkan hasil
dari kunjungan yang sebelumnya telah dilakukan, kemudian melakukan
kegiatan penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan sederhana yang
meliputi cek tekanan darah serta wawancara kondisi kesehatan yang
dirasakan, tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Apabila telah dilakukan intervensi lanjut maka langkah selanjutnya sama
dengan langkah yang kita lakukan setelah kunjungan rumah.

3.4 Cleaning Data


Cleaning data bertujuan untuk membenarkan isian data yang dientry pada
aplikasi Keluarga Sehat. Cleaning data dilakukan dengan menggunakan
INARATA. Langkah yang perlu dilakukan untuk cleaning data yaitu
mendownload raw data Keluarga Sehat yang ada di aplikasi kemudian
memfilter data berdasarkan data apa yang akan kita cleaning terlebih dahulu,
,setelah memfilter data nantinya akan ditemukan data mana yang
bermasalah untuk kemudian kita benarkan data tersebut di aplikasi Keluarga
Sehat. Cleaning data yang baik dan benar akan membuat peningkatan IKS
menjadi lebih baik dan lebih mudah.

7
3.5 Peningkatan IKS (Indeks Keluarga Sehat)
Peningkatan IKS (Indeks Keluarga Sehat) adalah suatu kondisi untuk
mengetahui proporsi kesehatan keluarga dalam suatu wilayah. Ada 12
indikatir IKS yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. 12 Indikator tersebut
antara lain :
1. Keluarga mengikuti program KB.
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.
4. Bayi mendapat ASI eksklusif.
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberculosis paru mendapat pengobatan sesuai standar.
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.
8. Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan.
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok.
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih.
12. Keluarga mempunyai akses / menggunakan jamban sehat.

Dari hasil perhitungan IKS tersebut, adapun kategori kesehatan keluarga


yang mengacu pada nilai indeks yang telah ditentukan. Diantaranya nilai in-
deks lebih dari 0,800 dikategorikan keluarga sehat, nilai indeks 0,500-0,800
dikategorikan pra sehat, dan nilai indeks kurang dari 0,500 dikategorikan
tidak sehat. IKS bisa naik maupun turun tergantung kondisi masalah
kesehatan kelaurga yang ada di wilayah tersenut, semakin banyak masalah
kesehatan yang tidak tertangani akan menyebabkan IKS menjadi tidak sehat
begitupun sebaliknya.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


didokumentasikan dalam bentuk :
1. Hasil pendataan keluarga pada formulir prokesga
2. Pangkalan data keluarga
3. Hasil intervensi lanjut atau kunjungan rumah ulang

9
10

Anda mungkin juga menyukai