PEMATERI : dr.Diah Anjarini, M.Epid NAMA PESERTA : Ns. Sandy Hidayat, S.Kep
Permenkes yang mengatur tentang kebijakan PIS PK yaitu : Permenkes
Nomor 36 Tahun 2016
Ada 12 Indikator PIS PK
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB), 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, 3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, 4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, 5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, 6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, 7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok, 10.Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), 11.Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, dan 12.Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
Ada 12 Indikator SPM
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar pelayanan antenatal, 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin, 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir, 4. Pelayanan Kesehatan Balita, 5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar, 6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif, 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut, 8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi, 9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus, 10. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat, 11. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberkulosis (TB), dan 12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV. Enam Pilar Transformasi Sistem Kesehatan yaitu : 1. Transformasi Layanan Primer 2. Transformasi layanan rujukan 3. Transformasi Ketahanan Kesehatan 4. Transformasi pembiayaan Kesehatan 5. Transformasi SDM Kesehatan 6. Transformasi teknologi Kesehatan
Pemantauan wilayah setempat (PWS) adalah Kerja Sistem Pelayanan
Kesehatan Primer Terintegrasi Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi di level puskesmas memiliki 3 klaster manajemen Puskesmas yaitu 1. Klaster ibu hamil-remaja 2. Klaster usia produktif-lansia 3. Klaster penanggulangan penularan penyakit
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan Primer Terintegrasi
(Contoh Klaster Ibu Hamil-Remaja) a. Puskesmas melakukan evaluasi cakupan berdasarkan wilayah b. Meneruskan data evaluasi capaian ke unit desa c. Posyandu meneruskan evaluasi capaian ke kader di dusun d. Kader menindaklanjuti permasalahan evaluasi capaian dan masalah yang di temukan dari kegiatan posyandu dengan melakukan kunjungan rumah
Integrasi pelayanan kesehatan primer melakukan kunjungan rumah
untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan integrasi program untuk mewujudkan keluarga sehat
Data hasil kunjungan merupakan data riil sehingga diharapkan total
coverage untuk mendukung upaya pencapaian SPM
Data hasil kunjungan rumah menjadi bahan advokasi bagi lintas sektor
Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas yaitu : P1,P2 dan P3
P1 (Perencanaan) Persiapan Kunjungan Keluarga Input Data Pada Form Tercetak Atau Elektronik (Aplikasi) Penyusunan Ruk Secara Evidance Based Pendekatan Keluarga Dengan Tetap Melihat Data-Data Program P2 ( Pergerakan Pelaksanaan) Implementasi Intervensi Permasalahan Yang Sudah Disepakati Sebagai Prioritas Masalah P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) Pengawasan, pengendalian & penilaian kinerja puskesmas, perubahan IKS pada level keluarga sampai level puskesmas
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan dalam Tata Kelola Kesmas
1.Puskesmas dengan tata kelola kesehatan masyarakat yang baik 2.Persentase puskesmas yang menerapkan BLUD 3.Persentase puskesmas yang melakukan perencanaan tingkat puskesmas melalui lokakarya mini 4.Persentase puskesmas yang melaksanakan pemantauan wilayah kerja
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan seluruh program di
Puskesmas adalah pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga menjadi salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga ke luar gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya. Hasil kunjungan keluarga tersebut terintegrasi dalam manajemen Puskesmas menjadi dasar bagi Puskesmas dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keluarga, kelompok dan wilayah yang demi terwujudnya kecamatan sehat RESUME HARI 2:
MATA DIKLAT : KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
PEMATERI : Desy Fitri Yani, SKM.,M.Kes NAMA PESERTA : Ns. Sandy Hidayat, S.Kep
Enam Pilar Transformasi Sistem Kesehatan yaitu :
1. Transformasi Layanan Primer (Puskesmas) 2. Transformasi layanan rujukan (Rumah Sakit) 3. Transformasi Ketahanan Kesehatan (Bahan baku obat, alkes dan Tenaga Cadangan tanggap darurat) 4. Transformasi pembiayaan Kesehatan 5. Transformasi SDM Kesehatan 6. Transformasi teknologi Kesehatan
Undang-undang Kesehatan No. 17 Tahun 2023 akan menciptakan layanan
kesehatan yang berfokus pada upaya mencegah orang sehat menjadi sakit
Substansi dalam Undang-undang (Layanan Primer)
1. Revitalisasi posyandu dan penguatan jejaring pelayanan kesehatan primer 2. Layanan kesehatan berfokus ke pasien berdasarkan siklus kehidupan manusia 3. Penguatan layanan primer di seluruh wilayah indinesia termasuk daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, serta masyarakat rentan, dan membangun sistem laboratorium kesehatan masyarakat yang berjenjang
Substansi dalam Undang-undang (Layanan Rujukan)
1. Meningkatkan akses layanan rujukan 2. Mengembangkan pusat layanan unggulan berstandar internasional
Substansi dalam Undang-undang (Ketahanan Kesehatan)
1. Memberikan kemudahan………………
Dalam PMK 43 Tahun 2019 yang mengatur tentang Penyelenggaraan Puskesmas
Definisi : Puskesmas adalah fasyankes yang menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat Pertama, dengan lebih mengutamakan promotif dan preventif di wilayah kerjanya
Tugas : Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya Fungsi : Penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dapat juga berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program intership, dan ata sebagai jejaring RS Pendidikan
1. Paradigma Sehat 2. Pertanggungjawaban Wilayah 3. Kemandirian Masyarakat 4. Ketersediaan Akses (Pusling, pustu, bidan desa/homecare desa) 5. Teknologi Tepat Guna (Memanfaatkan teknologi dalam pelayanan kesehatan) 6. Keterpaduan dan Berkesinambungan