Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan pada periode 2015 – 2019 adalah program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama
yaitu:
1. Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengutamaan kesehatan dalam
membangunan, penguatan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat
2. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi system rujukan dan peningkatan mutu pelaya
nan kesehatan , menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan;
3. Sementara itu jaminan kesehatan dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Potensi dan tantangan dalam penurunan AKI dan AKB adalah jumlah tenaga kesehatan
yang menangani kesehatan khususnya bidan sudah relativ tersebar namun kopetensi masih
belum memadai. Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa remaja
menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB, perlu menggunakan kontrasepsi
jangka panjang .
Keanekaragaman makanan menjadi potensi peningkatan gizi ibu hamil menjadi
tantangan untuk mempersiapkan calon ibu agar benar benar siap untuk hamil dan melahirkan
dan menjamin kesehatan lingkungan yang mampu melindungi bayi dari infeksi.
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab kematian
iu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan 28%, Eklampsi 24%, infeksi 11%, partus
macet/lama 8% dan abortus 5% sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir yang terbanyak
adalah karna BBLR 29%, Asfiksia 27%, infeksi dan tetanus 15%, masalah pemberian minum
10%, gangguan hematologi 6%, lain – lain 13%. Dan juga keikutsertakan masyarakat dalam
berkeluarga berencana masih kurang sehingga angka unmed ned masih tinggi .Mengingat
kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana
AKI masih tinggi maka sungguh tepat jika di dalam buku pedoman ini memuat hal – hal
pokok mengenai obstetri.
Dari gambaran tersebut di atas dapat diketahui betapa pentingnya pelayanan Maternal
dan Perinatal sebagai kegiatan integratif di Puskesmas untuk terus ditingkatkan dalam upaya
penurunan AKI dan AKB.
1
Buku pedoman Pelayanan Maternal Perinatal di Puskesmas merupakan panduan untuk
melaksanakan kebijakan pelayanan maternal di Puskesmas dan jaringanya sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan ibu di Puskesmas dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di
wilayah Kecamatan Palu Selatan.

B. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan Pelayanan KIA/KB yang bermutu dalam upaya penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
2. Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan KIA/KB dari aspek administrasi dan
manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di
Puskesmas.
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan KIA/KB
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan KIA/KB baik di Puskesmas maupun di
polindes,ponkesdes dan pustu.

C. Sasaran
Sasaran buku pedoman pelayanan maternal ini adalah :
1. Puskesmas
2. Polindes,ponkesdes dan pustu
3. Tenaga Kesehatan terkait
4. Lintas Program dan lintas sektor terkait

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelayanan maternal dan perinatal antara lain
penanganan ibu hamil, melahirkan , nifas , bayi, balita, PUS, WUS keluarga dan
masyarakat baik di dalam gedung maupun diluar gedung Puskesmas.

E. Batasan Operasional
1. Upaya pelayanan kesehatan ibu dan bayi adalah upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan fungsi keluarga untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dan akselerasi penurunan Angka
Kematian Ibu Dan Bayi (AKI&AKB) yang dimulai sejak periode usia subur, kehamilan,
persalinan , meneteki dan usila.
2. Maternal adalah jangka waktu mulai dari mulai kehamilan, bersalin sampai masa nifas
(42 hari setelah melahirkan).

2
3. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil adalah setiap kegiatan /atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan.
4. Pelayanan Kesehatan Masa Melahirkan / persalinan adalah setiap kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6
(enam) jam sesudah melahirkan.
5. Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan adalah setiap kegiatan dan atau masa
nifas dan pelayanan yang mendukung bayi yang dilahirkannya sampai berusia 2 (dua)
tahun.
6. Kematian maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau yang dala 42 hari
sesudah melahirkan, tidak pandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau
berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan
kecelakaan.
7. Usia lanjut adalah sasaran KIA yang juga mempunyai dampak besar dalam kehidupan
dengan masa usia diatas limapuluh tahun.

F. Landasan Hukum
1. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
(Lembaran Negar Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomoor 5542);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
8. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang sistem kesehatan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
3
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perseorangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 122);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1118);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2013 tentang kriteria Fasilitas Pelayanan
Kesehatan terpencil, dan fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Diminit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 153);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
906)

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
81/MENKES/SK/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di
Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, maka sesuai standar minimal
ketenagaan Puskesmas pelayanan kesehatan KIA/KB dilakukan oleh fungsional tenaga
bidan ahli maupun terampil yang mempunyai (SIB) / Surat Tanda Registrasi (STR) dan
Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) yang masih berlaku.
Kompetensi / pelatihan :

4
1. Fungsional bidan ahli / bidan koordinator dan bidan terampil : APN (Asuhan
Persalinan Normal) termasuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD), SDIDTK (Stimulasi
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang), MTBS / MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda)
2. Pemegang Program KB : Konseling standarisasi KB, CTU (Contraseptive Technical
Up date), konseling PPIA (Pencegahan Penularan Ibu Anak)
3. Fungsional bidan ahli / terampil di PONED : Pelatihan dan Magang PONED, APN
dan IMD, MTBS/MTBM dan Manajemen Asfiksia dan BBLR.
Bidan bertanggung jawab dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kebidanan, berkolaborasi dengan tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dan
bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan pelayanan maternal di Puskesmas.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga di Puskesmas Bulili :

No Jenis Tenaga Rawat Jalan


1 Fungsional Bidan Terampil 1
S1. Bidan Komunitas (SKM) di Puskesmas
2 Fungsional Bidan Terampil (Bidan Koordinator) 1
DIII Kebidanan di Puskesmas
3 Fungsional Bidan 4
DIV Kebidanan di Puskesmas
4 Fungsional Bidan Terampil 6
DIII Kebidanan di Puskesmas

5
5 Fungsional Bidan Terampil 2
DIII Kebidanan di Pustu, Poskesdes
6 Fungsional Bidan mengabdi (Kamar Bersalin) 8
DIII di Puskesmas
7 Fungsional Bidan 2
DI di Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun


2001 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Propinsi, Kabupaten /
kota serta Rumah Sakit rasio bidan dibandingkan jumlah penduduk 100 : 100.000. Jumlah
bidan di desa dari kebutuhan bidan di desa

C. Jadwal Kegiatan Termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)


1.Pemeriksaan Ibu Hamil dilaksanakan hari senin- sabtu pada jam 08.00-13.00 Wita
2.Pelayanan Persalinan dilaksanakan 1x24 Jam
3.Pengaturan jaga dibagi 3 shiff yaitu : pagi, siang dan malam dimana tiap shiff ada
dua orang bidan yang jaga.
4.Jadwal Shiff dibuat tiap bulan oleh bidan koordinator puskesmas.
5.Pelaporan KIA di buat setiap bulannya.
Pola ketenagaan dibagian KIA puskesmas bulili palu merupakan salah satu bagian
dari arah pengembangan SDM Kesehatan puskesmas bulili palu.Seluruh bidan bertanggung
jawab dalam malakukan semua tugas tugas pokok yang diberikan oleh kepala puskesmas baik
yang berhubungan dengan proses pemeriksaan ibu hamil, persalinan sampai dengan nifas
serta pencatatan rekam medis sesuai dengan alur pelayana pasien yang telah ditentukan.
6.Tugas Bidan di Puskesmas

Bidan dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan uraian tugas yang
sudah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.Disamping tugas pokok yang sudah ditetapkan baik
di dalam gedung maupun di luar gedung,ada tugas tambahan yang sudah di berikan oleh
Kepala Puskesmas.Adapun tugas pokok bidan di Puskesmas antara lain

1. Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data program


2. Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC (Intra Natal Care), PNC (Post Natal
Care), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIA-KB dan koordinasi lintas
program sesuai dengan prosedur/SOP.
3. Melaksanakan asuhan kebidanan

6
4. Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standart prosedur operasional, SPM,
Standart Pelayanan Publik(SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
kepala Puskesmas.
5. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan KIA-KB sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas
7. Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan
kebidanan secara berkala kepada penanggungjawab.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

BAB III

STANDAR FASILITAS

A.DENAH RUANG

Belakang

WC
WC
R. Nifas West
R. KB afel

7
Westafel

R. Bersalin/ANC
Kamar Petugas

Depan

B.STANDAR FASILITAS

a. Kebutuhan pelayanan KIA tediri dari :


1) Meja dan Kursi
2) Alat tulis
3) Komputer
4) Lemari
5) Blangko status pasien
6) Buku KIA
7) Kartu Ibu serta Skor Puji rohayati
8) Buku register kunjungan pasien
9) Kohor Ibu dan Bayi
10) USG
11) Dopler
12) Printer

b. Kebutuhan pelayanan Persalinan tediri dari :

JML
MINUMUN THN
NO JENIS PERALATAN PERSAWATN Baik RusaK JML PENGADAAN
Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu
1 1/2 Klem Korcher 1 buah 1 1

8
2 Anuskop 3 buah 0 0
3 Bak Instrumen dengan tutup 1 buah 4 4
Baki Logam Tempat Alat Steril
4 Bertutup 1 buah 2 2
5 Doppler 1 buah 1 1
6 Gunting Benang 1 buah 1 1
7 Gunting Verband 1 buah 1 1
8 Korcher Tang 1 buah 0 0
9 Mangkok untuk Larutan 1 buah 1 1
10 Meja Instrumen / Alat 1 buah 1 1
Meja Periksa Ginekologi dan kursi
11 pemeriksa 1 buah 0 0
12 Palu Refleks 1 buah 1 1
13 Pen Lancet 1 buah 1 1
14 Pinset Anatomi Panjang 1 buah 0 0
15 Pinset Anatomi Pendek 1 buah 2 2
16 Pinset Bedah 1 buah 0 0
17 Silinder Korentang Steril 1 buah 1 1
18 Sonde mulut 1 buah 0 0
Spekulum Vagina (Cocor Bebek)
19 Besar 3 buah 1 1
Spekulum Vagina (Cocor Bebek)
20 Kecil 2 buah 1 1
Spekulum Vagina (Cocor Bebek)
21 Sedang 5 buah 1 1
22 Spekulum Vagina (Sims) 1 buah 1 1
23 Sphygmomanometer Dewasa 1 buah 1 1
24 Stand Lamp untuk tindakan 1 buah 2 2
25 Stetoskop Dewasa 1 buah 1 1
26 Stetoskop Janin / Fetoscope 1 buah 0 0

1 2 3 4 5 6 7
Sudip lidah logam / Spatula Lidah
27 Logam panjang 12 cm 2 buah 0 0
Sudip lidah logam / Spatula Lidah
28 Logam panjang 16,5 cm 2 buah 0 0
29 Tampon Tang 1 buah 0 0
30 Tempat Tidur Periksa 1 buah 2 2

9
31 Termometer Dewasa 1 buah 0 1 1
32 Timbangan Dewasa 1 buah 1 1 2
33 Torniket Karet 1 buah 0 0
Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
34 Alat Pengukur Panjang Bayi 1 buah 1 1
35 Flowmeter anak (high flow) 1 buah 0 0
36 Flowmeter neonatus (low flow) 1 buah 0 0
37 Lampu periksa 1 buah 0 0
38 Pengukur lingkar kepala 1 buah 1 1
39 Pengukur tinggi badan anak 1 buah 1 1
40 Sphygmomanometer dan manset anak 1 buah 0 0
41 Stetoskop pediatric 1 buah 0 0
42 Termometer Anak 1 buah 0 0
43 Timbangan Anak 1 buah 0 0
44 Timbangan bayi 1 buah 1 1
Set Pelayanan KB
Baki Logam Tempat Alat Steril
45 Bertutup 1 buah 1 1
46 Implant Kit 1 buah 0 0
47 IUD Kit 1 buah 1 1
Set Imunisasi
48 Vaccine carrier 1 buah 1 1
49 Vaccine Refrigerator 1 buah 0 0
Bahan Habis Pakai
Sesuai
√ √
50 Alkohol Kebutuhan
Sesuai
√ √
51 Benang Chromic Catgut Kebutuhan
Sesuai
√ √
52 Cairan Desinfektan Kebutuhan
Sesuai
√ √
53 Disposable Syringe, 1 cc Kebutuhan
Sesuai
√ √
54 Disposable Syringe, 2,5 – 3 cc Kebutuhan

1 2 3 4 5 6 7
Sesuai
√ √
55 Disposable Syringe, 5 cc Kebutuhan

10
Sesuai
0 0
56 Kain Steril Kebutuhan
Sesuai
√ √
57 Kapas Kebutuhan
Sesuai
√ √
58 Kasa Non Steril Kebutuhan
Sesuai
0 0
59 Kasa Steril Kebutuhan
Sesuai
√ √
60 Lidi kapas Steril Kebutuhan
61 Lubrikan gel 1 tube 5 Tb 5 Tb
Sesuai
√ √
62 Masker Kebutuhan
Sesuai
√ √
63 Podofilin Tinctura 25% Kebutuhan
Sesuai
√ √
64 Sabun Tangan atau Antiseptik Kebutuhan
Sesuai
√ √
65 Sarung tangan Kebutuhan
Perlengkapan
66 Ari timer 1 buah 0 0
67 Bantal 1 buah 2 2
68 Baskom Cuci Tangan 1 buah 1 1
69 Celemek Plastik 1 buah 0 0
70 Duk Bolong, Sedang 2 buah 0 0
71 Kasur 1 buah 1 1
72 Kotak Penyimpan Jarum Bekas 1 buah 1 1
73 Lemari Alat 1 buah 1 1
74 Lemari Obat 1 buah 1 1
Meteran (untuk mengukur tinggi
75 Fundus) 1 buah 1 1
76 Perlak 2 buah 1 1
77 Pispot 1 buah 2 2
78 Pita Pengukur Lila 1 buah 1 1
79 Pompa Payudara untuk ASI 1 buah 0 0
80 Sarung Bantal 2 buah 0 0
81 Selimut 1 buah 1 1

11
82 Seprei 2 buah 1 1
83 Set Tumbuh Kembang Anak 1 buah 1 1
84 Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah 0 0

1 2 3 4 5 6 7
Tempat Sampah Tertutup yang
dilengkapi dengan injakan pembuka
85 penutup 2 buah 1 1
86 Tirai 1 buah 0 0
87 Toples Kapas / Kasa Steril 1 buah 1 1
88 Tromol Kasa / Kain Steril 1 buah 1 1
89 Waskom Bengkok Kecil 1 buah 1 1
Meubelair
90 Kursi Kerja 4 buah 3 3
91 Lemari Arsip 1 buah 1 1
92 Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 1
Pencatatan & Pelaporan
Sejumlah ibu
hamil yang √ √
93 Buku KIA dilayani
94 Buku Kohort Ibu 1 buah √ √
95 Buku Register Ibu 1 buah √ √
Formulir dan surat keterangan lain
sesuai kebutuhan pelayanan yang Sesuai √ √
96 diberikan Kebutuhan
Sesuai
√ √
97 Formulir Informed Consent Kebutuhan
Sesuai
√ √
98 Formulir Laporan Kebutuhan
Sesuai
√ √
99 Formulir Rujukan Kebutuhan
100 Bagan Dinding MTBS 1 buah 0 0
101 Bagan MTBS 1 buah 0 0
102 Buku register Bayi 1 buah 1 1
Formulir Deteksi Dini Tumbuh Sesuai
√ √
103 Kembang Anak Kebutuhan
104 Formulir Kuesioner Pra Skrining Sesuai √ √

12
Perkembangan (KPSP) Kebutuhan
Formulir Laporan Kesehatan Anak Sesuai
√ √
105 Balita dan Prasekolah Kebutuhan
Sesuai
√ √
106 Formulir Laporan Kesehatan Bayi Kebutuhan
Formulir Pencatatan Balita Sakit umur Sesuai
√ √
107 2 bulan sampai 5 tahun Kebutuhan
Formulir Pencatatan Bayi Muda umur Sesuai
√ √
108 kurang dari 2 bulan Kebutuhan
Formulir Rekapitulasi Laporan Sesuai
√ √
109 Kesehatan Anak Balita dan Prasekolah Kebutuhan
Formulir Rekapitulasi Laporan Sesuai
√ √
110 Kesehatan Bayi Kebutuhan
Sesuai
√ √
111 Register Kohort Anak Balita Kebutuhan

1 2 3 4 5 6 7
112 Register Kohort Bayi 1 buah √ √
Formulir lain sesuai kebutuhan Sesuai
√ √
113 pelayanan yang diberikan Kebutuhan
Sesuai
√ √
114 Formulir laporan Kebutuhan

D.Ruangan Persalinan
Set Obstetri & Ginekologi
1 Bak instrumen tertutup besar (Obgin) 3 buah 0 0
2 Bak instrumen tertutup kecil 3 buah 1 1
3 Bak instrumen tertutup Medium 3 buah 0 0
4 Doppler 1 buah 1 1
5 Doyeri Probe Lengkung 1 buah 0 0
6 Endotracheal Tube Dewasa 2,5 3 buah 0 0
7 Endotracheal Tube Dewasa 3 3 buah 0 0
8 Endotracheal Tube Dewasa 4 3 buah 0 0
9 Gunting Benang 3 buah 1 1
10 Gunting Episiotomi 3 buah 1 1
11 Gunting Iris Lengkung 3 buah 1 1
12 Gunting Operasi Lurus 3 buah 1 1
13 Gunting Tali Pusat 3 buah 1 1

13
14 Klem Fenster/Klem Ovum 3 buah 0 0
15 Klem Kasa (Korentang) 3 buah 1 1
16 Klem Kelly/Klem Kocher Lurus 3 buah 1 1
17 Klem Linen Backhauss 3 buah 0 0
18 Klem Mosquito Halsted Lengkung 3 buah 0 0
19 Klem Mosquito Halsted Lurus 3 buah 0 0
20 Klem Pemasang Klip Hegenbarth 3 buah 0 0
21 Lampu Periksa Halogen 1 buah 0 0
Masker Oksigen + Kanula Nasal
22 Dewasa 2 buah 0 0
23 Meja Instrumen 2 buah 1 1
24 Needle Holder Matheiu 3 buah 0 0
25 Pelvimeter Obstetrik 1 buah 0 0
26 Pinset Jaringan (Sirurgis) 3 buah 2 2

1 2 3 4 5 6 7
27 Pinset Jaringan Semken 3 buah 0 0
28 Pinset Kasa (Anatomis) 3 buah 2 2
29 Resusitator Dewasa 1 buah 1 1
30 Retraktor Finsen Tajam 1 buah 0 0
31 Setengah Kocher 3 buah 2 2
32 Skalpel No. 3 3 buah 0 0
33 Skalpel No. 4 3 buah 0 0
34 Spekulum (Sims) Besar 5 buah 1 1
35 Spekulum (Sims) Kecil 5 buah 1 1
36 Spekulum (Sims) Medium 5 buah 1 1
37 Spekulum Cocor Bebek Grave Besar 5 buah 1 1
38 Spekulum Cocor Bebek Grave Kecil 5 buah 1 1
Spekulum Cocor Bebek Grave
39 Medium 5 buah 1 1
40 Standar infus 1 buah 3 3
41 Stetoskop Dewasa 1 buah 1 1
42 Stetoskop Janin/ Fetoscope 1 buah 0 0
43 Stilet untuk Pemasangan ETT 1 buah 0 0
44 Tabung Oksigen dan Regulator 1 buah 1 1
45 Tempat Klem Kasa (Korentang) 2 buah 1 1
Tempat Tidur Periksa (examination
46 bed) 1 buah 0 0

14
47 Tempat Tidur untuk Persalinan 1 buah 1 1
48 Tensimeter dewasa 1 buah 1 1
49 Termometer Dewasa 1 buah 1 1
Set Insersi dan Ekstraksi AKDR
50 Aligator Ekstraktor AKDR 3 buah 0 0
51 Gunting Mayo CVD 3 buah 1 1
Klem Kasa Lurus (Sponge Foster
52 Straight) 3 buah 1 1
53 Klem Penarik Benang AKDR 3 buah 1 1
54 Sonde Uterus Sims 3 buah 1 1
55 Tenakulum Schroeder 3 buah 1 1
Set Resusitasi Bayi
56 Baby Suction Pump portable 1 set 1 1

1 2 3 4 5 6 7
57 Endotracheal Tube 2,5 1 buah 0 0
58 Endotracheal Tube 3 1 buah 0 0
59 Endotracheal Tube 3,5 1 buah 0 0
60 Endotracheal Tube 4 1 buah 0 0
Infant T piece resuscitator dengan
61 PEEP 1 buah 0 0
62 Infant T piece System 1 buah 0 0
Laringoskop Neonatus Bilah Lurus (3
63 ukuran) 1 set 0 0
Meja Resusitasi dengan Pemanas
64 (Infant Radiant Warmer) 1 set 0 0
65 Oxygen Concentrator 1 buah 0 0
66 Penghisap Lendir DeLee (neonatus) 1 buah 1 1
67 Pompa Penghisap Lendir Elektrik 1 buah 0 0
68 Stetoskop Duplex Neonatus 1 buah 0 0
Bahan Habis Pakai
Sesuai
69 Alkohol Kebutuhan 1 1
Sesuai
70 Benang Chromic Catgut Kebutuhan 1 1
Sesuai
71 Desinfektan Kebutuhan 1 1
72 Gelang Bayi Sesuai 0 0

15
Kebutuhan
73 Infus Set Dewasa 2 set 2 2
Infus Set dengan Wing Needle untuk
74 Anak dan Bayi nomor 23 dan 25 2 set 0 0
Sesuai
75 Jarum Jahit Tajam Kebutuhan 1 1
Sesuai
76 Jarum Jahit Tumpul Kebutuhan 0 0
Sesuai
77 Kantong Urin Kebutuhan 0 0
Sesuai
√ √
78 Kapas Kebutuhan
Sesuai
79 Kateter Folley dewasa Kebutuhan 0 0
Sesuai
80 Kateter Nelaton Kebutuhan 0 0
Sesuai
81 Kateter intravena 16 G Kebutuhan 0 0
Sesuai
82 Kateter intravena 18 G Kebutuhan 0 0
Sesuai
√ √
83 Kateter Intravena 20 G Kebutuhan
84 Kateter Penghisap Lendir Dewasa 10 2 buah 0 0
85 Kateter Penghisap Lendir Dewasa 8 2 buah 0 0
86 Nasogastric Tube Dewasa 3 buah 0 0
87 Nasogastric Tube Dewasa 5 3 buah 0 0

1 2 3 4 5 6 7
Sesuai
88 Pembalut Kebutuhan 0 0
Sesuai
89 Pengikat tali pusat Kebutuhan 10 10
Sesuai
90 Plester Non Woven Kebutuhan 0 0
Sesuai
91 Sabun Cair untuk Cuci Tangan Kebutuhan 1 1
Sesuai
92 Sarung Tangan Kebutuhan 1 dos 1 dos

16
Sarung Tangan Panjang (Manual Sesuai
93 Plasenta) Kebutuhan 0 0
Sesuai
94 Sarung Tangan Steril Kebutuhan 1 dos 1 dos
95 Spuit disposable (steril) 20 ml 5 buah 0 0
96 Spuit/Disposable Syringe (steril) 1 ml 5 buah 1 dos 1 dos
Spuit/Disposable Syringe (steril) 10
97 ml 5 buah 0 0
98 Spuit/Disposable Syringe (steril) 3 ml 5 buah 1 dos 1 dos
99 Spuit/Disposable Syringe (steril) 5 ml 5 buah 1 dos 1 dos
100 Three-way Stopcock (steril) 5 buah 0 0
Perlengkapan
101 Lemari Alat 1 buah 1 1
102 Lemari Obat 1 buah 1 1
103 Mangkok Iodin 1 buah 1 1
104 Pengukur panjang bayi 1 buah 1 1
105 Pengukur Tinggi Badan (microtoise) 1 buah 1 1
106 Pisau Pencukur 1 buah 0 0
107 Timbangan bayi 1 buah 1 1
108 Timbangan Dewasa 1 buah 1 1
109 Tromol Kasa 1 buah 1 1
110 Waskom Bengkok Ukuran 30 cm 1 buah 1 1
111 Waskom Bengkok Ukuran 23 cm 1 buah 1 1
Meubelair
112 Kursi Kerja 3 buah 0 0
113 Lemari Arsip 1 buah 0 0
114 Meja Tulis ½ biro 1 buah 0 0
Pencatatan & Pelaporan
Sesuai
√ √
115 Formulir Informed Consent kebutuhan

1 2 3 4 5 6 7
Formulir dan Surat Keterangan lain
sesuai kebutuhan pelayanan yang Sesuai √ √
116 diberikan kebutuhan
Sesuai
√ √
117 Formulir Laporan kebutuhan

17
Sesuai
√ √
118 Formulir Partograf kebutuhan
Sesuai
√ √
119 Formulir Persalinan/nifas dan KB kebutuhan
Sesuai
√ √
120 Formulir Rujukan kebutuhan
Sesuai
√ √
121 Formulir Surat Kelahiran kebutuhan
Sesuai
√ √
122 Formulir Surat Kematian kebutuhan
Formulir Surat Keterangan Cuti Sesuai
√ √
123 Bersalin kebutuhan

E.Ruangan Rawat Pasca Persalinan


Set Perawatan Pasca Persalinan
1 ARI Timer 1 buah 1 1
2 Boks Bayi 1 buah 1 1
3 Sphygmomanometer Dewasa 1 buah 0 0
4 Standar infus 1 buah 2 2
5 Stetoskop Anak 1 buah 0 0
6 Tabung Oksigen dan Regulator 1 buah 0 0
7 Tempat Tidur Dewasa 1 set 3 3
8 Termometer Anak 1 buah 0 0
9 Termometer Dewasa 1 buah 0 0
10 Timbangan Bayi 1 buah 0 0
Bahan Habis Pakai
11 Infus Set Dewasa 2 set 0 0
12 Kantong Urin 2 buah 0 0
Sesuai
13 Kasa Non Steril kebutuhan 0 0
Sesuai
14 Kasa Steril kebutuhan 0 0
Sesuai
15 Kateter Folley dewasa kebutuhan 0 0
Sesuai
16 Kateter intravena 16 G kebutuhan 0 0
Sesuai
17 Kateter intravena 18 G kebutuhan 0 0

18
Sesuai
18 Kateter Intravena 20 G kebutuhan 0 0
19 Kateter Penghisap Lendir Dewasa 10 2 buah 0 0

1 2 3 4 5 6 7
20 Kateter Penghisap Lendir Dewasa 8 2 buah 0 0
Sesuai
21 Sarung Tangan kebutuhan 0 0
Sesuai
22 Sarung Tangan Steril kebutuhan 0 0
23 Spuit disposable (steril) 20 ml 5 buah 0 0
24 Spuit/Disposable Syringe (steril) 1 ml 5 buah 0 0
Spuit/Disposable Syringe (steril) 10
25 ml 5 buah 0 0
26 Spuit/Disposable Syringe (steril) 3 ml 5 buah 0 0
27 Spuit/Disposable Syringe (steril) 5 ml 5 buah 0 0
Perlengkapan
28 Bantal 1 buah 3 3
29 Baskom Kecil 1 buah 0 0
Sesuai
30 Handuk Pembungkus Neonatus kebutuhan 0 0
Kantong Metode Kanguru sesuai
31 ukuran neonatus 1 set 0 0
32 Kasur 1 buah 0 0
33 Kotak Penyimpan Jarum Bekas 1 buah 0 0
34 Lemari Obat 1 buah 0 0
35 Lemari Alat 1 buah 0 0
36 Lemari Kecil Pasien 1 buah 0 0
37 Perlak 2 buah 0 0
38 Pispot 1 buah 0 0
39 Pompa Payudara untuk ASI 1 buah 0 0
40 Sarung Bantal 2 buah 0 0
41 Selimut Bayi 2 buah 0 0
42 Selimut Dewasa 2 buah 0 0
43 Seprei 2 buah 0 0
44 Set Tumbuh Kembang Anak 1 buah 0 0
45 Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah 0 0
46 2 buah 0 0
Tempat Sampah Tertutup yang
19
dilengkapi dengan injakan pembuka
penutup
47 Toples Kapas / Kasa Steril 2 buah 0 0
48 Tromol Kasa / Kain Steril 2 buah 0 0
49 Waskom Bengkok Kecil 2 buah 0 0

1 2 3 4 5 6 7
Meubelair
50 Kursi Kerja 3 buah 0 0
51 Lemari Arsip 1 buah 0 0
52 Meja Tulis ½ biro 1 buah 0 0
Pencatatan & Pelaporan
53 Buku Register Pelayanan 1 buah √ √
Formulir lain sesuai kebutuhan Sesuai
√ √
54 pelayanan kebutuhan
Sesuai
√ √
55 Rekam Medik Pasien kebutuhan

20
BAB IV

TATA LAKSANA PEDOMAN PELAYANAN KIA DAN KB

A. PEDOMAN PELAYANAN KIA

Petugas KIA dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan uraian tugas yang
sudah ditetapkan oleh kepala Puskesmas bulili. Adapun uraian tugas pokok petugas/ Bidan
KIA antara lain :

a. Pelayanan ANC

1.Petugas menerima pasien yang sudah mendaftar dibagian loket.

2. Petugas menerima pasien dengan ramah serta senyum, sapa, salam.


3. Pasien dipersilahkan duduk di samping meja bidan,
4. Lakukan Anamnese tentang riwayat kehamilan dan persalinan, riwayat penyakit
yang diderita maupun penyakit turunan
5. Timbang Berat badan
6. Ukur Tinggi Badan
7. Ukur tekanan darah
8. Ukur lingkar lengan
9. Untuk ibu hamil yang baru pertama kali datang dengan umur kehamilan < 6 minggu
rujuk ke laboratorium untuk dilakukan Planotes
10. Untuk ibu hamil trimester II Cari faktor resiko yang ada pada ibu berikan imunisasi
Tetanus Toksoid
11. Periksa Tinggi Fundus Uteri
12. Periksa BJF pada ibu hamil dengan umur kehamilan diatas 16 Mg.
13. Periksa adanya pembengkakan

21
14. Rujuk pasien ke laboratorium untuk mendpatkan pemeriksaan Haemoglobin (HB)
dan screning malaria.
15. Jelaskan pada pasien tentang kondisi kehamilannya saat ini kebutuhan Nutrisi,
kebutuhan biologis dan aktifitas fisik yang dapat dilakukan ibu
16. Anjurkan ibu untuk datang kembali minimal 1 bulan setelah pemeriksaannya saat
ini, untuk memantau kondisi kehamilannya secara rutin
17. Berikan tablet tambah daraf minimal 90 tablet FE 3
18. Rujuk ibu ke Poli Gigi untuk mendapatkan pemeriksaan gigi bagi ibu yang belum
pernah mendapatkan pemeriksaan gigi selama masa kehamilannya
19. Bagi ibu yang memiliki masalah penyakit yang tidak berhubungan dengan
kehamilannya rujuk ibu ke poli umum untuk mendapatkan pemeriksaan dokter.
20. Catat seluruh hasil anamnese dan hasil pemeriksaan pada buku KIA dan serahkan
buku pada ibu
21. Register ibu dalam kartu ibu dan buku kohor ibu
22. Tuliskan resep pada status pasien dan kertas resep bila dibutuhkan.
23. Serahkan resep pada pasien untuk diambil di apotik
24. Catat Hasil Pemeriksaan pada buku kohor ibu
b. Pelayanan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir
1). Pelayanan Persalinan Normal
- KALA I
1. Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan.
2. Kejelasan dalam menyampaikan tindakan yang akan dilakukan, tujuan, dan hasil
tindakan.
3. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil.
4. Mengukur tanda-tanda vital ibu hamil.
5. Melakukan pemeriksaan fisik ibu secara keseluruhan.
6. Mencuci tangan
7. Melakukan pemeriksaan Leopold I.
8. Mengukur tinggi fundus uteri ibu hamil dengan menggunakan meteran pita.
9. Melakukan pemeriksaan Leopold II.
10. Melakukan pemeriksaan Leopold III.
11. Melakukan pemeriksaan Leopold IV.
12. Menilai denyut jantung janin.
13. Memasang pengalas di bawah bokong ibu.
14. Menggunakan Handscoen
15. Melakukan vulva hygiene.
16. Melakukan pemeriksaan dalam, menilai kondisi servik dan jalan lahir.
17. Merapikan alat-alat dan membuka sarung tangan.
22
18. Melakukan pemeriksaan his/kontraksi.
19. Melakukan manajemen nyeri.
20. Melakukan pencatatan partograph.
21. Melibatkan suami untuk mensupport ibu.
22. Memantau kemajuan persalinan.
- KALA II:
1. Menjelaskan kondisi ibu, tindakan dan tujuan serta hasil tindakan kepada ibu dan
keluarga.
2. Melakukan persiapan penolong (cuci tangan, memakai topi kepala, sepatu boot,
masker, celemek dan handuk kecil yang diselipkan di pinggang penolong).
3. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.
4. Mengajarkan kembali cara meneran, bimbing ibu agar dapat meneran dengan
benar dan efektif, perbaiki cara meneran bila salah, anjurkan ibu untuk istirahat
diantara waktu his.
5. Menyiapkan alat pertolongan persalinan.
6. Memasang duk steril.
7. Lakukan vulva hygiene dan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
memecahkan selaput ketuban pada saat his bila pembukaan sudah lengkap.
8. Cuci tangan dengan larutan klorin 0,5 % lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik, kemudian cuci tangan dengan benar.
9. Periksa denyut jantung janin saat relaksasi.
10. Menyiapkan posisi ibu yang nyaman dan minta keluarga memberikan bantuan
yang sesuai. Seperti membantu dan menyokong ibu pada posisi setengah duduk.
11. Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
12. Laksanakan bimbingan meneran.
13. Memasang handuk diatas perut ibu.
14. Letakkan kain steril dengan bentuk segitiga di bawah bokong ibu.
15. Buka partus set dan periksa kembali kelengkapan alat.
16. Pasang sarung tangan steril.
17. Membantu melahirkan kepala: setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva:
- Lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi kain, dengan menggunakan ibu
jari tangan kanan direntangkan dengan jari lain di bawah duk steril yang
ditekan ke arah kranial.
- Tangan kiri menahan kepala bayi untuk menahan posisi refleksi dan membantu
lahirnya kepala perineum.
- Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.

23
18. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan sesuai kondisi :
jika tali pusat melilit secara longgar, lepaskan melalui kepala bayi dan jika tali
pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara
dua klem tersebut.
19. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi lurus secara spontan.
20. Membersihkan mata, hidung dan mulut, dengan kasa steril.
21. Membantu melahirkan bahu:
- Memegang kepala bayi dengan jari tangan saling merapat secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan perlahan gerakkan kepala
ke arah bawah hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang.
22. Membantu melahirkan badan:
- Geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku atas.
- Setelah tubuh bayi lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki
dan pegang masing-masing mata kaki).
23. Lakukan penilaian APGAR score (bayi menangis kuat, tidak/bernafas tanpa
kesulitan, bayi bergerak aktif/tidak, warna kulit, denyut nadi).
24. Letakkan bayi depan vagina ibu dan lakukan klem pertama.
25. Meletakkan bayi diatas handuk yang berada di perut ibu, kemudian bayi
dikeringkan mulai dari kepala, dada dengan sedikit tekanan, punggung dan kaki.
26. Selimuti bayi dengan bagian handuk yang kering.
27. Memotong tali pusat:
a. Mengurut tali pusat ke arah plasenta.
b. Klem kedua dengan jarak 3-4 cm dari klem pertama.
c. Potong tali pusat, dengan memperhatikan keamanan bagi bayi, Dengan tangan
kiri melindung potong diantara kedua klem.
28. Melakukan bonding dan attachment:
a. Memberikan bayi ke ibu untuk kontak skin to skin.
b. Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayinya.
c. Menginformasikan kondisi bayi secara umum.
- KALA III:
29. Memeriksa tinggi fundus uteri, kontraksi dan kondisi kandung kemih melakukan
rangsangan kontraksi pada fundus.
30. Memeriksa kandung kemih (bila perlu lakukan kateterisasi).
31. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vagina.
24
32. Letakkan satu tangan di atas perut ibu, ditepi atas simpisis dan posisi seperti
menggunting, tangan lainnya meregangkan tali pusat.
33. Saat kontraksi tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lainnya
mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati. Jika plasenta tidak lahir,
hentikan peregangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya muncul
dan ulangi prosedur tadi (pelepasan plasenta dapat dibantu dengan rangsangan
pada puting payudara ibu).
34. Bila tanda-tanda plasenta sudah lepas timbul (plasenta ada di introitus vagina),
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, sambil tetap melakukan dorong dorso-kranial. Jika tali
pusat bertambah panjang pindahkan klem ke depan vulva dan tangan kiri
menampung plasenta dan dengan gerakan memutar searah jarum jam lahirkan
plasenta dan letakkan pada wadah yang telah disiapkan.
35. Periksa kelengkapan plasenta: selaput plasenta dan kotiledon dengan
membersihkan dengan kasa (bila ditemukan tidak lengkap atau ada robekan
lakukan eksplorasi ke dalam uterus dengan menggunakan sarung tangan yang
steril untuk mengeluarkan bagian yang tertinggal).
36. Melakukan massase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi dan teraba keras (lakukan tindakan yang diperlukan bila uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan
memeriksa).
37. Memeriksa bila ada perdarahan dan cari sumbernya lihat di vagina dan perineum
(bila ada robekan lakukan penjahitan), siapkan alat heachting.
38. Lanjutkan memeriksa plasenta : ukuran, panjang tali pusat, kotiledon, berat
plasenta.
- KALA IV:
39. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervagina,
lakukan pemantauan kontraksi 2-5 per 15 menit pertama, lakukan tiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
40. Bayi tetap melakukan kontak dengan ibu melalui menyusui dini. Biarkan bayi
tetap berada di payudara ibu selama 1 jam walaupun bayi tidak mengisap putting
susu ibu.
41. Membersihkan vulva, vagina ibu.
42. Ajarkan ibu cara melakukan masase.
43. Hitung dan perkirakan jumlah perdarahan.
44. Lakukan pengukuran tanda vital : tiap 15 menit untuk nadi dan kandung kemih
selama 1 jam pertama, tiap jam untuk suhu dan TD.
25
45. Periksa kembali keadaan bayi untuk memastikan keadaan tanda vital bayi: nadi,
pernafasan dan suhu.
46. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin untuk
dekontaminasi.
47. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
48. Bersihkan badan ibu dengan cairan DDT dari sisa ketuban, lendir dan darah, bantu
ibu memakai pakaian dalam dan pembalut.
49. Pastikan ibu dalam keadaan nyaman, bantu ibu dalam memberikan ASI.
50. Bersihkan tempat bersalin dengan larutan klorin selama 10 menit.
51. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
52. Dokumentasikan semua data selama proses persalinan dalam partograph dan
dokumen lainnya.
2). Bayi Baru Lahir
1. Setelah bayi lahir, klem talipusat dengan 2 buah klem dengan jarak klem 2-3 cm
dari pangkal pusat bayi dan jarak antara kedua klem 1 cm
2. Potong tali Pusat diantara kedua klem dengan menggunakan gunting steril,
pertahankan kebersihan saat memotong tali pusat. Jika sarung tangan sudah kotor
ganti dengan yang steril
3. Ikat tali pusat dengan kencang, periksa setiap 15 menit kemungkinan adanya
perdarahan akibat pengikat yang longgar
4. bersihkan bayi dengan kain bersih dan kering,
5. Bungkus bayi menggunakan kain bersih dan kering untuk menjaga kehangatan
tubuh bayi.
6. Periksa dan pastikan pernafasan bayi dalam kondisi baik.
7. Berikan obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% pada 1 jam pertama
setelah bayi lahir untuk mencegah penyakit mata karena klamidia.
8. Berikan bayi kepada ibu untuk kontak dini dan inisiasi menyusui dini, untuk
merangsang pembentukan ASI.
9. Jelaskan pada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya.
10. Bersihkan alat, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit,
11. Buka sarung tangan dan cuci tangan sesuai protap
12. Catat semua tindakan yang telah di berikan pada lembar penanganan.
3) Perawatan Ibu Nifas
1. Menyapa klien dengan ramah
2. Memposisikan pasien dengan baik
3. Menutup ruangan/menjaga privasi klien.
4. Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon.
5. Melakukan infrome consent
26
6. Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
7. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.
8. Melakukan pemeriksaan payudara:
- Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian
palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya
masa, benjolan yang membesar, pembengkakkan ata abses.
- Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga
ketiak.
9. Melakukan pemeriksaan abdomen:
- Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis (involusi
uteri).
- Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi
uterus)
10. Memeriksa kaki untuk:
- Varises vena.
- Kemerahan pada betis.
- Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka perhatikan
tingkat edema, pitting jika ada.
- Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human
positif/tanda-tanda tromboflebitis).
11. Mengenakan handscoon.
- Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan perineum
(dengan menggunakan handscoon dan memasang perlak):
- Memposisikan pasien litotomi.
- Melakukan vulva hygine.
o Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
o Perhatikan perineum (bekas jahitan).
- Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
12. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
13. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
14. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk yang bersih.
15. Mendokumentasikan hasil tindakan.
C.Pelayanan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah usaha PUS untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Tujuannya adalah Meningkatkan
dan menciptakan Keluarga kecil sejahtera melalui mengendalian pertumbuhan

27
penduduk .Sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.Jadwal Pelayanan
dilakukan setiap jam kerja

1. Alat dan Cara Pemeriksaan


a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan
kedalam rahim dengan menggunakan alat khusus.
a) Alat
1) Stetoskop
2) Tensimeter
3) Timbangan Dewasa
4) Mangkuk logam dan iodium
5) Spekulum
6) Korentang
7) Gunting mayo, lurus atau bengkok
8) Klem aligator
9) Klem anatomis
10) Klem panjang dan bengkok
11) Baki instrumen
12) Copet T

b) Langkah-langkah
1) Pasien dipersilahkan duduk disamping meja bidan
2) Tutup pintu untuk menjaga privasi pasien
3) Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien
mengajukan pertanyaan.
4) Sampaikan pada klien kemungkinan timbul rasa nyeri saat pemasangan.
5) Pastikan klien telah mengosongkan kandung kemihnya.
6) Ukur tekanan darah atau berat badan
7) Siapkan semua alat dan bahan di dekat pasien.
8) Minta pasien untuk berbaring di meja tindakan
9) Masukkan spekulum dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik.
10) Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
11) Cuci tangan sesuai prosedur
12) Pakai sarung tangan / handscoen.
13) Lakukan pemeriksaan dengan spekulum. Mengusapkan larutan antiseptik
2 kali.

28
14) Jepit serviks dengan tenakulumde
15) Lakukan sonde uterus dengan teknik tanpa sentuh.
16) Atur batas kedalaman sesuai dengan ukuran uterus dengan AKDR yang
masih dalam kemasan sterilnya.
17) Pastikan lengan AKDR telah terlipat dan pembatas kedalaman terletak
sejajar dengan karton pengalasnya.
18) Lepastan tabung inserter tanpa menyentuh apapun yang steril.
19) Masukkan Copper T 380 A, dengan menggunakan tekhnik tarik
withdrawal
20) Potong benang AKDR hingga 3-4 cm panjangnya.
21) Tarik tabung inserter
22) Lepaskan tenakulum dan spekulum perlahan.
23) Masukkan semua alat yang telah digunakan kedalam larutan klorin 5%
selama 10 menit.
24) Masukkan tangan dengan handcoennnya kedalam larutan klorin sebelum
membuka handscoon
25) Cuci tangan sesuai prosedur
26) Catat hasil pemeriksaan pada buku register pelayanan dan kartu KB
27) Berikan kartu KB pada Ibu dan jelaskan kapan pasien harus datang
kembali kontrol.

b. KB Implan adalah jenis alat kontrasepsi yang dapat berfungsi untuk menunda dan
menjarangkan kehamilan dengan cara ditanamkan dibawah kulit lengan bagian
dalam.
a) Alat dan bahan
1) Meja periksa untuk tempat tidur klien
2) Penyangga lengan atau meja samping
3) Sabun untuk mencuci tangan
4) Implan set
5) Handscoon
6) Anastesi Lokal
7) Betadhine
8) Alkohol
9) Band Aid (Plester untuk luka ringan)
10) Kasa Steril
11) Kapas alcohol
b) Langkah-langkah
1) Cuci tangan dengan sabun dan air
29
2) Lapisi tempat penyangga lengan atau meja samping dengan kain bersih.
3) Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
4) Pakai sarung tangan
5) Persiapkan tempat pemasangan dengan mengoleskan kapas alkohol
6) Lakukan anastesi lokal
7) Trokar harus dipegang dengan ujung menghadap kedepan
8) Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas,
sehingga kulit terangkat.
9) Saat trokar masuk sampai tanda, gunakan pendorong kapsul kearah
ujung trokar sampai terasa ada tahanan.
10) Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong.
11) Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong , raba ujung kapsul
dengan jari untuk memastikan kapsul pertama sudah keluar seluruhnya
dari trokar.
12) Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar kearah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 30°, mengikuti
pola huruf V pada lengan dan Masukkan kembali trokar mengikuti alur
V sebelahnya sampai tanda. Bila tanda sudah tercapai, masukkan kapsul
berikutnya seperti langkah sebelumnya.
13) Saat memasang kedua kapsul satu demi satu, jangan mencabut trokar
dari luka untuk mengurangi trauma jaringan, minimalisasi infeksi dan
mempersingkat waktu pemasangan.
14) Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul
telah terpasang
15) Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah
dipastikan tepat, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan luka dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan perdarahan.
16) Gunakan band aid atau plester dengan kasa steril untuk menutup luka.
Buat catatan atau rekam medik tempat pemasangan kapsul dan kejadian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.

c. PIL KB adalah salah satu jenis kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan
untuk menunda atau menjarangkan kehamilan dengan bentuk sediaan berupa
tablet.
a) Alat dan bahan
1) Stetoskop
30
2) Tensimeter
3) Timbangan Dewasa
4) PIL KB
b) Langkah-langkah
1) Persilahkan pasien untuk masuk dan duduk disamping meja bidan.
2) Tutup pintu ruangan pemeriksaan untuk menjaga privasi pasien.
3) Periksa apakah klien memiliki kondisi kesehatan yang dapat menjadi
masalah untuk penggunaan metode kontrasepsi PIL, misalnya masih
menyusui bayi < 6 bulan, penyakit hati Aktio, atau perdarahan
pervaginam yang tidak jelas penyebabnya, dll.
4) Berikan informasi spesifik yang relevan mengenai PIL Kb baik PIL
kombinasi maupun progestin.
5) Jelaskan tentang tanda-tanda dan komplikasi pemakaian PIL KB
kombinasi maupun progestin.
6) Timbang berat bandan dan ukur tekanan darah, bila TD >160/100
mmHg tidak boleh diberikan PIL kombinasi
7) Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan bila klien lupa minum PIL
8) Bila klien telah memilih PIL KB yang akan digunakannya, berikan
alternatif jenis PIL yang ada.
9) Berikan PIL yang dibutuhkan pasien dengan menjelaskan cara
pemakaiannya.
10) Catat hasil pemeriksaan pada buku register pelayanan dan kartu KB.
Berikan kartu KB pada Ibu dan jelaskan kapan Klien harus datang
kembali kontrol.
d. KB suntik adalah jenis alat kontrasepsi yang dapat berfungsi untuk
menunda dan menjarangkan kehamilan dengan cara disuntikkan dan
kembalinya kesuburan dengan baik.
a) Alat dan bahan
1) Dispo 3 cc
2) Handscoon
3) Depo Provera/cyclofem
4) Kapas Alkohol
b) Langkah-langkah
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2) Pakai Handscoon
3) Masukkan cairan kedalam Dispo . gunakan jarum yang sama untuk
menghisap kontrasepsi suntik dan melakukan penyuntikkan kepada
klien.
31
4) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol
5) Biarkan kulit tersebut kering sebelum dapat disuntik
6) Suntikkan secara intramuskuler di daerah bokong. Apabila suntikan
terlalu dangkal, penyerapan hormon menjadi lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif.
7) Jangan memijat daerah suntikan. Jelaskan pada klien bahwa hormon
akan terlalu cepat diserap.
8) Catat tanggal penyuntikkan dan tanggal penyuntikkan selanjutnya.
e. Konseling KB adalah menyampaikan informasi kepada PUS untuk memilih
alat kontrasepsi yang aman dan efektif.
a) Alat dan bahan
1. Buku register KB
b) Langkah-langkah
1) Beri salam dan memperkenalkan diri
2) Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana dan reproduksi.
3) Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beri tahu apa pilihan
reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi.
4) Bantulah klien menentukan pilihannya (Bantulah klien berpikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya)
5) Perlunya dilakukan kunjungan ulang.
f. Kunjungan rumah ibu yang tidak ber kB adalah melakukan kunjungan
rumah kepada PUS yang 3 bulan tdk datang ber KB.
a) Alat dan bahan
1) Buku Kunjungan Rumah
2) Surat Tugas
b) Langkah-langkah
1) Memberi salam dan memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan pada ibu tujuan kunjungan.
3) Menanyakan pada ibu alasan tidak datang untuk ber KB
4) Mendengarkan alasan-alasan Ibu
5) Memberikan konseling tentang KB
6) Menjelaskan jenis-jenis KB (keuntungan dan kerugian)
7) Memberi kesempatan ibu untuk bertanya.
8) Membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang aman dan efektif

32
D.Pelayanan Tumbuh kembang bayi dan balita

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan


secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka
interfensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai ”waktu” dalam
membuat rencana tindakan dan interfensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan
ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka interfensinya akan lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak normal,
kurus, kurus sekali, atau gemuk.Jadwal pengukuran berat badan dan tinggi badan disesuai
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita

a. Pengukuran berat badan/BB

1. Menggunakan timbangan bayi

a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2


tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang
b) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang
c) Lihat posisi jarum atau angka harus menuju ke angka 0
d) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, tanpa kaos kaki dan sarung tangan
e) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
f) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
g) Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
h) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
2. Menggunakan timbangan injak
a) Letakkan timbangan diatas lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak.
b) Lihata posisi jarum atau angka harus menunjuk keangka 0
c) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan memegang sesuatu.
d) Anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi
e) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
f) Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan

33
g) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

3. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)


a) Cara mengukur dengan posisi berbaring
1) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
2) Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar
3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka 0 (pembatas kepala)
5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ketelapak kaki.
b) Cara mengukur dengan posisi berdiri
1) Anak tidak memakai sendal atau sepatu
2) Berdiri tegak menghadao kedepan
3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
4) Turunkan batas

34
BAB V

LOGISTIK

a. pengertian logistik
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dn penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan
serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang
bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu
instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga
serendah mungkin (Adiatama, 2002).
b. Kebutuhan pelayanan KIA tediri dari :
Berdasarkan keputusan permenkes 75 no.14 Tahun 2014 tentang
1. Perencanaan

Perencanaan kebutuhan bahan dan alat di KIA sebagai berikut :

a. Pembuatan pengusulan atau penyusunan bahan dan alat kesehatan yang di


butuhkan poli kia dan mobiler (Form terlampir)

b. Penyampaian pengusulan bahan dan alat kesehatan kepada kepala puskesmas


c. Kepala puskesmas menyampaikan kepada bendahara barang

2. Pengadaan
Pengadaan bahan dan alat kesehatan di poli KIA dilakukan oleh :
1. Dinas Kesehatan Kota sesuai dengan pengusulan yang dilaporkan
2. Puskesmas Bulili
3. Penyimpanan
Penyimpanan bahan dan alat di poli KIA dilakukan oleh petugas inventaris
barang yang telah ditunjuk langsung oleh bidan koordinator dengan cara :
1. Menyimpan dalam lemari bahan dan alat dan disesuaikan dengan fungsi atau
kegunaan bahan dan alat tersebut.
2. Meletakan bahan dan alat dalam lemari dengan teratur dan rapi sehingga
memudahkan dalam pengambilan pada saat penggunaan
4. Pendistribusian
Pendistribusian bahan dan alat di poli kia dilakukan kepada :
1. Bidan pustu atau poskesdes yang ada diwilayah kerja puskesmas bulili
2. Bidan KIA
3. Pasien yang berobat

35
5. Perawatan
Perawatan alat - alat dipoli kia sangatlah penting dilakukan untuk menunjang
pelayanan kesehatan di puskesmas dengan cara sebagai berikut :
1. Perawatan setelah alat digunakan dalam pelayanan :
- Mencuci alat
- Mengeringkan alat
- Memasukkan ke dalam alat sterilisator dengan langkah –langkah sebagai berikut :
1. Bidan memakai sarung tangan
2. Bidan menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 %
dengan cara mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air kemudian
mengaduk larutan sampai larut.
3. Bidan memasukkan alat-alat kesehatan yang sudah terpakai ke dalam bak
perendaman, biarkan selama kurang lebih 10 menit.
4. Setelah kurang lebih 10 menit, Bidan mengambil alat yang sudah di rendam
dengan larutan klorin dan mencuci alat di bawah air mengalir dengan
menggunakan sikat kecil dan sabun.
5. Setelah di bilas di bawah air mengalir, bidan mengeringkan semua alat yang
akan disterilkan dengan menggunakan handuk / lap kering.
6. Bidan kemudian membukan pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan
disterilkan dengan rapi.
7. Bidan kemudian menutup pintu oven dan memastikan semua peralatan sudah
masuk dengan benar, dan pintu oven sudah tertutup dengan rapat.
8. Bidan menekan tombol power dan desinfect dan biarkan hingga lampu idikator
pada tombol power mati.
9. Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven dan keluarkan alat-
alat yang sudah steril dengan menggunakan koreng tang.

2. Perawatan peralatan yang digunakan kepada pasien dengan melihat standarisasi tolak
ukur alat meliputi :
a. Jadwal kalebrasi kia
b. Jadwal kalebrasi Tensimeter dan stetoscope
c.Jadwal kalebrasi sterilisasi alat

Untuk kaibrasi ini kerjasama dengan dinas kesehatan dengan jadwal 2 kali setahun.

36
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang
tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik
untuk mencapai luaran klinis yang optimum.keselamatan pasien menghindarkan pasien dari
cedera/cedera potensial dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.

Tujuan patient safety terciptanya budaya keselamatan pasien di puskemas,meningakanya


akuntabilitas (tanggung jawab) puskesmas terhadap pasien dan masyrakat,menurutnya KTD
(kejadian tidak diharapkan)di puskesmas,terlaksanakan program pencegahan,sehinggga tidak
terjadi pengulangan KTD.

Sistem patient safety

a) Assessment resiko
b) Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubugan denngan resiko pasien
c) Pelaporan dan analisa insiden
d) Kemampuan belajar dari insiden dn tindaka lanjutnya.
e) Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.

Solusi : Mencegah terjadinya cedera akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak melakukan
tidakan yang seharusnya dilakukan.

Tujuh standar keselamatan pasien :

1. Hak pasien
pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana
dan hasil pelayana termasuk KDT.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluargnya tentang kewajiban dan
tangggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan : puskesm as menjamin
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar
pelayanan.
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamtan pasien : puskesmas harus mendesain proses baru atau
memperbaiaki proset yang ada,memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpilan data,menagnalisis secara
5. intensif KDT,dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.

37
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien : pimpinan
mendorong dan menjaamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi melalui penerapan tujuh langkah menuju KPRS.pimpinan menjamin
berlansungnya program proaktif untuk identifikasi keselamatan pasien dan
program menekan atau mengurngi KTD.pimpinan mendorong dan menumbuhkan
komunikasi dan koordiansi antar unit dan individu yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.pimpinan mengalokasi
sumber daya yang kuat untuk mengukur,mengkaji dan meningkatakan kinerja
puskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien.pimpinan mengukur dan
mengkaji efektifitas kontribusi dalam meningkatkan kinerja puskesmas dan
keselamatan pasien.
7. Mendidik staf tentang keselamatan pasien puskesmas memiliki proses
pendidikan,pelatihan dan orentasi untuk setiapa jabatan mencakup keterkaitan
jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
8. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien :
puskesmas merencenakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal.transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

Tujuh langkah menuju keselamatan pasien :

1. Bagun kesadaran akan nilai keselamatan pasien :


1) ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
2) pimpin dan dukung staf anda dengan membangun komitmen dan focus
yang kuat yang jelas tentang keselamatan pasien.
3) Integrasikan aktifitas pengelolaan resiko : kembangkan sistem dan proses
pengelolaan resiko serta melakukan identifikasi dan kajian hal yang
potensial bermasalah.
4) Kembangkan sistem pelaporan : pastikan staf agar denngan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden,serta pusskesmas mengatur pelporan kepada
KKPRS.
5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien : kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6) Belajar dan berbagi pengalman tentang keselamatan pasien : dorong staf
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
7) Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien : gunakan
informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan
sisitem pelayanan.
38
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1982 tentang kesehatan,pasal 23 dinyatakan


bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (harus di laksankan di tempat kerja khsusnya
tempat kerja bahaya kesehatan,mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan isi pasal diatas maka jelas puskesmas termasuk
dalam criteria tempat kerja dengan berbagai ancaman yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan,tidak hanya pada pelaku langsung yang beekerja di puskesmas tetapi juga terhadap
pasien maupun pengunjung puskesmas.

Potensi bahaya dipuskesmas selain bahaya penyakit infeksi juga da potensi bahaya
lain yang mempengaruhu situasi dan kondisi puskesmas yaitu kecelakaan
(peledakan,kebakaran,kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber cidera
lainnya),radiasi,bahan-bahan kimia yang berbahaya,gangguan fisikosial dan ergonomic.

Setiap kegiatan yang dilakukan diKIA Puskesmas dapat menimbulkan bahaya/Resiko


terhadap petugas yang berada dalam Kia maupun lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas Kia harus melaksanakan tugas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan
keselamata kerja Kia/Kb dan Usila

Beberapa Hal yang perlu diperhatikan :

A.Ditempat kerja dan lingkunan kerja

1. Desain tempat kerja yang menunjang K3

 Ruang kerja yang dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja Kia/Kb dan usila
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
 Pengcahayaan cukup dan nyaman
 Ventilasi cukup dan sesuai
 Prosedur Kerja tersedia disetiap ruangan dan mudah di jangkau jika diperlukan
2. Sanitasi lingkungan
 Semua Ruangan harus bersih kering dan higienis
 Sediakan tempat samapah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong pelastik dan
diberi tandah khusus
 Tata Ruang Kia/Kb harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang serangga
atau binatang mengerat

39
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan dibersihkan secara teratur

Fungsi perencanaan meliputi perkiraan/peramalan,dilanjutkan dengan penetapan


tujuan dan sasaran yang akan dicapai,menagnalisa data,fakta dan informasi,merumuskan
masalah serta menyusun program.fungsi berikutnya adalah fungsi pelaksanaan yang
mencangkup pengorganisasian penetapan staf,pendanaan sertai inplemntasi program. Dari
berbagai potensi bahaya tersebut,maka perlu upaya untuk mengendalikan,meminimalisasi dan
bila mungkin meniadakanny,oleh karena itu k3 puskesmas perlu dikelola dengan baik.

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah di tentukan sebelumnya dengan


mempergunakan bantuan orang lain.hal tersebut di harapkan dapat mengurangi dampak
kelalaian atau kesalahan kerja termasuk pada unit kerja pelayanan loket pendaftaran
puskesmas bulili.

40
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu pelayanan merupakan


suatu sestem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang di rancang untuk mengukur dan menilai
mutu produk jasa yang di berikan kepada pasien/pelanggan.pengendalian mutu pada
pelayanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.

Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat di selenggarakan melalui pelbagi model


manajemen kendali mutu.salah satu model manajemen yang digunakan dalam mengukur mutu
pelayanan KIA & KB puskesmas bulili adalah dengan melakukan pengisian kotak kepuasan
pelanggan/pasien.dimana semua pasien yang datang berkunjung ke puskesmas bulili di
berikan lembaran kepuasan untuk di masukan ke dalam kotak penilaian kepuasan
pelangggan/pasien.

SMetode ini bertujuan sebagai tolak ukur dalam menilai kepuasan pelanggan/pasien
yang datang berkunjung ke puskesmas bulili.Kepuasan pasien merupakan salah satu indicator
kualitas pelayanan.dan banyaknya kunjungan pasien ke puskesmas tidak lepas dari kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
palayanan.namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah
sebaran,mutu dan kualifikasi dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan yang ttidak bisa
menyesuaikan.

Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu management


resiko dan kesela.an pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan.Pedoman ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana dan
pengendalian mutu pelayanan puskesmas bulili agar puskesmas bulili dapat menjalankan
fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik,baik kinerja pelayanan, proses pelayanan
maupun sumberdaya yang digunakan.

41
BAB IX

PENUTUP

Pedoman manajemen Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan


penyelenggaraan Puskesmas. Manajemen Puskesmas meliputi perencanaan, lokakarya mini,
dan penilaian kinerja. Dengan disusunnya pedoman internal Puskesmas ini dapat dijadikan
acuan bagi Puskesmas dalam melakukan pelayanan bagi pasien serta bagi Kabupaten atau
Kota untuk melakukan pembinaan ke Puskesmas.

Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu management


resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan.

Pedoman ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana dan pengendalian mutu
pelayanan puskesmas bulili agar puskesmas bulili dapat menjalankan fungsinya secara optimal
perlu dikelola dengan baik,baik kinerja pelayanan, proses pelayanan maupun sumberdaya
yang digunakan Buku pedoman bersifat dinamis, sehingga daerah dapat melakukan
pengembangan dan penyesuaian berdasarkan kondisi dan kemampuan masing-masing daerah.

Demikian buku pedoman ini semoga dapat menjadi acuan dalam memberikan
pelayanan di Puskesmas Bulili.

42

Anda mungkin juga menyukai