Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR
BELAKANG

Sejalan dengan semangat ICPD 1994 di Cairo, pendekatan pelayanan

kontrasepsi di Indonesia memegang teguh prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Prinsip- prinsip ini diterjemahkan dengan memberikan kebebasan yang bertanggung

jawab bagi pasangan untuk menentukan jumlah, penjarangan dan pembatasan

kehamilan serta informasi dan cara untuk memenuhi hak-hak reproduksinya tersebut.

Melalui pertemuan tingkat tinggi tentang keluarga berencana yang dilaksanakan di

London pada tanggal 11

Juli 2012, komunitas internasional melalui Family Planning 2020 (FP 2020) sepakat

untuk merevitalisasi komitmen global untuk Keluarga Berencana dan perluasan akses

pelayanan kontrasepsi; memperbaiki akses dan distribusi alat dan obat kontrasepsi

serta mengatasi/mengurangi hambatan yang ditemui. Selain itu melalui pertemuan

FP

2020 diharapkan dapat meningkatkan komitmen dari berbagai negara, development

partners, organisasi internasional, civil society organizations, serta sektor swasta untuk

berkontribusi dalam pendanaan program KB secara global dan pengembangan

kebijakan dan strategi di masing-masing negara untuk mengurangi hambatan

terhadap pelayanan KB.

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk bekerja secara profesional

sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. Tujuan FP 2020 sejalan

dengan Target ke 5 (lima) Millenium Development Goals (MDGs) adalah untuk

meningkatkan kesehatan ibu. AKI merupakan salah satu indikator untuk menilai

1
tidak saja derajat kesehatan perempuan tetapi juga derajat kesejahteraan perempuan.

Hasil SDKI 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Selain pertolongan

...
persalinan oleh tenaga kesehatan, penurunan kematian ibu dipengaruhi juga oleh

keberhasilan pencapaian universal akses kesehatan reproduksi lainnya yang

kemudian tertuang dalam MDG 5b dengan indikator yaitu : CPR, ASFR atau Angka

Kelahiran pada remaja 15-19 tahun, ANC dan Unmet need pelayanan KB. Situasi

Program Keluarga Berencana tidak mengalami banyak kemajuan yang signifikan

yang ditunjukkan dengan:

1) CPR cara modern hanya naik 0,5% dari 57,4% menjadi 57,9%; 2) Unmet need

hanya menurun 0,6% dari 9,1% menjadi 8,5% ; 3) Angka kelahiran pada remaja 15-

19 tahun hanya mengalami sedikit penurunan dari 51 per 1000 perempuan usia 15-

19 tahun menjadi 48 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun. Hal ini berdampak pada

stagnannya Total Fertility Rate (TFR) dalam 10 tahun terakhir di angka 2,6 dan

masih tingginya Angka Kematian Ibu (SDKI 2007 dan 2012).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan pasal 78, Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan

tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan Pelayanan KB yang

aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut pada

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009, pasal 1 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa

KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,

mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan

hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Dalam rangka

penguatan dan pencapaian tujuan pelayanan KB, maka dukungan manajemen

pelayanan KB menjadi sangat penting, mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, sampai

dengan Pemantauan dan Evaluasi. Dalam program KB ini, terdapat dua

kementerian/lembaga yang memegang peranan penting yaitu Kementerian Kesehatan

dan BKKBN. Koordinasi yang baik dan berkesinambungan antara BKKBN dan

Kementerian Kesehatan beserta jajaran di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota

dalam manajemen pelayanan KB menjadi hal yang sangat penting. Dengan

3
manajemen pelayanan yang baik, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan

(availability), keterjangkauan (accessibility), penerimaaan (acceptability) dan

kualitas

...
pelayanan (quality). Sejak 1 Januari 2014 telah dilaksanakan Jaminan
Kesehatan

Nasional (JKN) sebagai pemenuhan amanat Undang-undang Republik Indonesia


Nomor

40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Kemudian

melalui Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

menyatakan bahwa pelayanan KB termasuk dalam manfaat pelayanan promotif

dan preventif. Manfaat pelayanan KB yang dijamin meliputi konseling, kontrasepsi

dasar, vasektomi dan tubektomi, dengan pembiayaannya diatur dalam Permenkes

Nomor 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Pelayanan yang dimaksud diselenggarakan

bekerja sama dengan lembaga yang membidangi KB, dalam hal ini BKKBN.

Mengacu pada Permenkes Nomor 71 tahun

2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional,

penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Dengan

JKN diharapkan dapat mendukung peningkatan dan percepatan pencapaian target

kesehatan ibu. Salah satu tantangan dalam pelayanan KB adalah belum optimalnya

ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan KB.

5
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam hal

manajemen pelayanan KB sebagai upaya mendukung percepatan penurunan Angka

Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rs Tk II Dustira.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam

pengorganisasian pelayanan KB.

b. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam

perencanaan pelayanan KB.

c. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam

pelaksanaan pelayanan KB.

d. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam pemantauan

dan evaluasi pelayanan KB.

B. SASARAN

Pedoman Manajemen Pelayanan KB menjadi acuan untuk

meningkatkan kemampuan manajemen bagi Tim Pelayanan Keluarga Berencana di

Rumah Sakit Tk II Dustira.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup penyusunan Pedoman Manajemen Pelayanan KB

meliputi: Pengorganisasian, Perencanaan dan Advokasi, Pelaksanaan,

Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan KB.

6
D. BATASAN OPERASIONAL

Pelayanan keluarga berencana (KB) di rumah sakit tidak mengalami

peningkatan berarti dalam lima tahun terakhir. Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia 2012 memperlihatkan hanya terjadi sedikit peningkatan

pelayanan KB di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, jika

dibandingkan dengan hasil SDKI 2007. Pedoman Manajemen Pelayanan KB

menjadi acuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen pengelola program

KIA/KB di Rs Tk II Dustira.

E. DASAR HUKUM

1. Undang-undang republik indonesia nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan


nasional
2. Undang-undang republik indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 92/PMK. 05/2014 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta pelaksanaan anggaran Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 144/ MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan ( Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2010 Nomor 585 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 35 tahun 2013 ( Berita Negara Republik Indonesia tahun 2013
Nomor 741 )
5. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor: PER-54/PB/2013 Tentang Penilaian
Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan
6. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.II dustira
7. Surat Edaran Nomor. HK.03.03/I/1032/2014 Tentang Rencana Strategis Bisnis
UPT Vertikal Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

7
BAB II

STANDAR

KETENAGAAN

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang

pedoman nasional keluarga berencana merupakan program nasional yang

wajib dilaksanakan oleh setiap institusi kesehatan.Mengingat pelasanaan

program pelayanan KB dirumah sakit melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu

kedokteran,penunjang medis baik dipoliklinik rawat inap maupun di ruang rawat

inap maka dibutuhkan managemen tersendiri dengan dibentuknya Tim PKBRS

dirumah sakit

A. Kualifikasi Sumber daya manusia

1. Ketua Tim PKBRS adalah Dokter yang telah bersertifikat Pelatihan


Pelayanan

Keluarga berencana di rumah sakit

2. Penaggungjawab dan pelaksana program PKBRS adalah Perawat yang

telah mendapatkan Pelatihan Pelayanan Keluarga Berencana.

B. Distribusi ketenagaan

1. Rawat inap dan Rawat jalan

2. Ruang operasi.

8
BAB
III

METODE KB PASCA
PERSALINAN

Penyampaian informasi yang jelas dan benar mengenai metode kb yang

akan digunakan oleh akseptor dapat membantu klien dalam mengenal dan memahami

akan kebutuhannya, untuk memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling

sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi sehingga diperlukan pengarahan atau

konselingyang dilakukan oleh petugas dan itu akan membantu klien dalam

menggunakan kontrasepsi serta meningkatkan keberhasilan KB. Jenis-jenis KB yang

terkinipasca persalinan yang perlu diketahui adalah:

A. Metode AKDR

1. AKDR(Alat kontrasepsi dalam rahim)

Cara kerja :

a) menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.

b) mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri.

c) AKDR bekerja terutama mencegah ovum dan sperma bertemu,walaupun AKDR

membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

d) memungkinkan untuk mencegah implantasi embrio dalam uterus.

Waktu penggunaan :

a) Dipasang dalam 48 jam setelah plasenta lahir atau setelah 4 mingggu

pasca persalinan

b) Pada abortus dapat langsung dipasang selama dipastikan tidak ada infeksi

Keuntungan :

9
a) efektifitasnya tinggi 0,8 kehamilan per 100 pengguna dalam 12 bulan

pertama pemakaian

b) Memberi Perlindungan hingga 12 tahun

...
c) Segera efektif setelah
dipasang

d) Metode kontrasepsi jangka panjang, dapat digunakan hingga


menopause

e) Tidak perlu mengingat-ingat (tidak seperti pil yang harus diminum setiap
hari)

f) Tidak mempengaruhi hubungan


seksual

g) Tidak ada efek hormonal (AKDR tanpa


progestin)

h) Tidak mempengaruhi prooduksi


ASI

i) Tidak ada interaksi dengan obat-obat

j) Membantu mencegah kehamilan


ektopik

k) Kembalinya kesuburan dalam waktu singkat setelah AKDR

dilepaskan. Keterbatasan

a) Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan pertama) misalnya haid jadi

lebih banyak dan nyeri, dan perdarahan antar menstruasi

b) Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah pemasangan

c) Perforasi dinding uterus apabila sukar dalam

pemasangan d) Tidak mencegah IMS

e) Tidak cocok pada wanita yang suka berganti pasangan

f) Memerlukan prosedur medis dalam pemasangan

AKDR g) AKDR harus dilepas di fasilitas kesehatan

h) AKDR dapat keluar dari uterus tanpa diketahui

Kontraindikasi

a) Hamil atau dicurigai


hamil\

b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui


penyebabnya

c) Menderita infeksi alat genital (gonorhea, clamidia, vaginitis,


servisitis)

1
d) Tiga bulan terakhir mengalami penyakit radang panggul atau abortus

septik e) Kelainan bawaan uterus abnormal (bentuk ukuran abnormal) atau

menderita

tumor jinak

f) Penyakit tofoblas

ganas g) menderita TBC

pelvic’

...
h) Kanker alat genital

i) Ukuran rahim kurang dari 5 cm

Cara Pakai

a) dapat dipasang kapan saja selama dipastikan tidak hamil

b) sebagai kontrasepsi darurat dapat digunakan hari ke 1-5 pasca sengg

B. AKDR dengan progestin

Cara kerja

a) endometrium mengalami transformasi yang ireguler epitel atrofi

sehingga mengganggu impantasi

b) mencegah pembuahan dengan mencegah pertemuan ovum dan sperma

c) mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba \

Waktu penggunaan

a) dipasang dalam 24 jam setelah plasenta lahiratau setelah 4 minggu

pasca persalinan

b) ada abortus dapat langsung dipasang selama dipastikan tidak ada infeksi

Keuntungan

a) Efektif dengan jangka proteksi 1 tahun

b) tidak mengganggu hubungan suami

istri c) tidak berpengaruh pada ASI

d) Kesuburan cepat kembali setelah AKDR

diangkat e) efek samping kecil

f) mengurangi jumlah darah dan nyeri haid

g) tidak mengganggu kerja obat tuberkulosis dan epilepsy

Keterbatasan

a) memerlukan prosedur medis

b) mahal

c) perforasi dinding uterus apabila salah

pemasangan d) .tidak mencegah IMS

1
e) tidak cocok pada wanita yang suka berganti

pasangan f) memerlukan prosedur medis saat

pemasangan

g) AKDR mesti dilepas di fasilitas kesehatan

h) AKDR dapat keluar dari uterus tanpa diketahui (terutama pada pemasangan

AKDR (pascaplasenta)

Kontraindikasi

a) hamil atau dicurigai hamil

b) perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya’

c) menderita infeksi alat genital(vaginitis,servicitis)

d) tiga bulan terakhir mengalami penyakit radang panggul atau abortus

septi e) . kelainan bawaan uterus abnormal

f) penyakit trofoblas

ganas g) menderita TBC

Pelvic

h) kanker alat genital

i) ukuran rahim kurang dari 5cm

C. Metode Tubektomi

Cara Kerja :

Menghambat ovum dengan cara mengoklusi tuba falopi sehingga sperma

tidak dapat betemu dengan ovum

Waktu penggunaan

a) dapat segera diberikan dalam 7 hari pertama setelah persalian maupun pasca

keguguran

b) bila ada infeksi atau pasca abortus tidak aman tunda 3

bulam keuntungan

a) sangat efektif 0.5 kehamilanper 100 pengguna selama setahun pertama\

b) tidak mengganggu produksi ASI

1
c) tidak mempengaruhi hubungan suami istri\

d) tidak ada efek samping hormonal

...
Keterbatasan

a) harus melalui tindakan medis

b) tidak melindungi dari infeksi menular

seksual c) rasa nyeri atau tidak nyaman pasca

tindakan

Yang dapat menjalani

tubektomi a) usia > 26 tahun

b) paritas > 2

c) yakin dengan jumlah kehamilan yang diinginkan

d) kehamilan berikutnya akan mengalami resiko kesehatan yang

serius e) pasca persalina dan pasca keguguran

f) pahamdan secara sukrela setuju dengan prosedur ini

kontraindikasi

a) hamil atau d curigai hamil

b) perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya’

c) infeksi sistemik atau pelvik yang akut

d) tidak boleh menjalani prosedur pembedahan

e) ragu-ragu untuk menjalani prosedur

f) tidak menandatangani persetujuan tertulis

1
BAB
IV

STANDAR
FASILITAS

A. Denah Ruangan

Poli obgyn terletak di samping ruang poli anak. Di dalam ruang poli

kandungan terdapat ruang tunggu pasien, ruang periksaa pasien,

konseling pasien dan ruang administrasi sebagai pusat pencatatan dan

pelaporan kb.

B. Standar Fasilitas

a. Struktur fisik

Lantai porselen dan dinding dicat dengan warna terang sehingga

dapat membantu pencahayaan ruangan.

b. Kebersihan

Cat dan lantai berwarna terang dan sehingga kotoran terlihat

dengan mudah. Ruangan bersih bebas dari debu dan kotoran sampah

atau limbah rumah sakit.Hal ini berlaku pula untuk mebel, perlengkapan,

instrumen, pintu, jendela, steker listrik, dan langit-langit

c. Pencahayaan

Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan

dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh. Pencahayaan terang dari

cahaya alami atau listrik

d. Ventilasi

Jendela dan ventilasi dimaksimalkan fungsinya sebagai

salah satu penunjang untuk mencegah infeksi nosokomial baik bagi

1
petugas maupun pasien lainnya dengan mengalirkan udara dan

masuknya sinar matahari selama pelayanan pasien.

...
e. Pencucian tangan

 Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun, serta tissu untuk

mengeringkan tangan

 Handrub disedikan sebagai sarana hygene untuk petugas,pasien dan

keluarga disertai dengan panduan cara mencuci tangan yang


benar.

1
BAB V

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAYANAN KB

Pemantauan (monitoring) dapat diartikan sebagai upaya


pengumpulan,

pencatatan, dan analisis data secara periodik dalam rangka mengetahui kemajuan program

dan memastikan kegiatan program terlaksana sesuai rencana yang berkualitas. Penilaian

(evaluasi) adalah suatu proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai

efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu baik sebagian atau

keseluruhan untuk mengkaji pencapaian program yang diperoleh dari pencatatan dan

pelaporan. Pada pelaksanaannya sering terjadi kerancuan pengertian kegiatan monitoring

dengan evaluasi walaupun sebenarnya pengertian keduanya sangat berbeda. Namun

demikian ada juga persamaannya, yaitu sebagai alat dalam manajemen. Dengan

adanya pemantauan, maka penanggung jawab program mendapat informasi yang

dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan, agar program dapat berjalan lebih

baik. Untuk melaksanakan kegiatan pemantauan dan penilaian dengan baik dalam

program pelayanan KB, maka dapat dilakukan langkah-langkah berikut :

1. Menentukan secara spesifik tujuan dilakukannya pemantauan Sebelum

melakukan kegiatan pemantauan tentukan tujuannya terlebih dahulu. Untuk

program KB, apa yang akan dimonitor, bagaimana kualitas pelayanannya,

manajemen program, ketersediaan logistik, serta pihak yang akan

memanfaatkan hasil monitoring tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan

dengan menggunakan instrumen Kajian Mandiri.

2. Menentukan ruang lingkup kegiatan yang akan dipantau

Hal ini terkait dengan sumber daya, tenaga, waktu, metode, biaya dan

sarana prasarana. Sehingga dapat ditentukan berapa sasaran yang akan

dimonitor, frekuensi monitoring serta berapa lama waktu yang diperlukan.

3. Memilih beberapa indikator

Indikator dapat dikelompokkan berdasarkan kategori indikator input, proses

1
dan output serta outcome. Pilihlah indikator yang paling berkaitan

(berkaitan langsung) dengan kinerja program KB dan utamakan indikator

yang ada dalam pedoman sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.

b. Indikator Input

Indikator input mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional meliputi:

data sasaran yang terdiri dari PUS, PUS dengan 4T dan sasaran ibu

bersalin, data alat dan obat kontrasepsi : memenuhi kecukupan jumlah

dan jenis alat kontrasepsi di fasilitas, data ketenagaaan ysng terdiri

dari kecukupan dari segi jumlah, distribusi, pelatihan yang yang telah

dilaksanakan serta kompetensi petugas, data sarana-prasarana yaitu

memenuhi kecukupan jumlah cakupan, dan data sumber pembiayaan

diantara nya ABPN, APBD atau sumber daya lainnya yang tidak

mengikat.

c. Indikator Proses

Mengacu atau membandingkan kesesuaian dengan standar

diantaranya pemrosesan alat, pelayanan konseling, pemberian KB.

Indicator cakupan pelayanan diantara nya persentase peserta KB baru

pada metode AKD dan MOW, Persentase KB aktif, persentase KB

pasca persalinan, persentase efek samping pada metode KB AKDR

ataupun MOW, persentase kasus komplikasi, persentase kasus

kegagalan, persentase PUS “4T” ber KB.

1. Memilih sumber informasi

2. Mengumpulkan data

Ada beberapa cara mengumpulkan data diantaranya Pencatatan

dan pelaporan rutin, penyediaan faasilitatif, kajian mandiri, audit

medik

pelayanana kb, observasi di lapangan, wawancara dengan pengelola


program

KB, survei, wawancara dengan klien.

1
3. Menganalisa data.

...
4. Diseminasi/ mempersentasikan analisa data

5. Melaksanakan tindak lanjut.

BAB
VI
1
KESELAMATAN
PASIEN

Mengacu pada sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu :

1. Ketepatan identifikasi pasien

2. Peningkatan komunikasi yang efektif

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

6. Pengurangan resiko pasien cedera jatuh

BAB
VII
2
KESELAMATAN
KERJA

Agar tidak terjadi infeksi silang maka dilakukan upaya pencegahan dan

pengendalian infeksi melalui komponen kewaspadaan standar meliputi :

1. Cuci tangan

2. APD (sarung tangan, masker, pelindung mata dan wajah, gaun/apron)

3. Peralatan perawatan pasien

4. Pengendalian lingkungan

5. Penanganan linen

6. Penanganan limbah

7. Kesehatan karyawan

8. Penempatan pasien

9. Penyuntikan yang aman

10. Etika batuk

2
BAB
VIII

...
PENGENDALIAN
MUTU

Rumah Sakit melakukan pemantauan evaluasi terhadap pelaksanaan program

pelayana KB di Rumah Sakit secara berkala dengan menggunakan kajian

mandiri, penyediaan fasilitatif, dan audit medik Pelayanan KB.

2
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini dibuat untuk memberikan arahan pelayanan KB yang sesuai di

RS. Dustira. Dengan demikian pedoman ini harus dilaksanakan dengan disertai tekad

dan kemauan yang kuat guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RS. Dustira

cimahi.

Ditetapkan : di Cimahi
Pada tanggal : 6 Juni
2022

Kepala Rumah Sakit Dustira

dr. Bayu Dewanto, Sp.BS


Kolonel Ckm NRP 1920049501269

Anda mungkin juga menyukai