Anda di halaman 1dari 93

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki gambaran geografi berupa daratan, lautan, pegunungan serta


banyaknya pulau-pulau yang tersebar menyebabkan akses pelayanan kesehatan untuk
daerah tertentu sangat sulit dijangkau. Fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan
Pemerintah masih banyak yang belum tersedia tenaga kesehatannya. Hal tersebut
menyebabkan pelayanan kesehatan di daerah tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Penyediaan sumber daya di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab
Pemerintah, sesuai dengan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya dibidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Meningkatkan jumlah, penyebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan


merupakan tantangan masa depan pembangunan kesehatan. Ketersediaan tenaga
kesehatan yang memadai merupakan salah satu faktor pendukung dalam percepatan
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang baik sebagai salah satu tujuan
pembangunan kesehatan serta dalam upaya mendukung pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).

Pada negara dengan pendapatan menengah-kebawah, dalam upaya


meningkatkan layanan kesehatan untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC)
seringkali dihadapkan pada kondisi kurangnya SDM Kesehatan dan distribusi yang tidak
merata. Dalam upaya pemenuhan target pelayanan kesehatan setidaknya terdapat 3
hal yang mesti segera untuk ditangani yaitu: 1. Ketersediaan, yang berkaitan dengan
penyediaan SDM Kesehatan yang berkualitas; 2. Distribusi, yang berkaitan dengan
rekrutmen dan retensi SDM kesehatan ditempat yang paling membutuhkan, dan 3.
Kinerja, yang berkaitan dengan produktivitas SDM Kesehatan dan kualitas pelayanan
yang diberikan.

Tujuan dan sasaran strategis Kementerian Kesehatan yang akan dicapai selama
periode 2020-2024 antara lain yaitu: terwujudnya pelayanan kesehatan primer yang
komprehensif dan berkualitas serta penguatan pemberdayaan masyarakat, tersedianya
pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas, terciptanya sistem ketahanan
kesehatan yang tangguh, terciptanya sistem pembiayaan kesehatan yang efektif, efisien
dan berkeladilan, terpenuhinya SDM Kesehatan yang kompeten dan berkeadilan, dan
terbangunnya tata kelola, inovasi, dan teknologi kesehatan yang berkualitas dan efektif.

Sejak ditetapkannya Renstra Kementerian kesehatan pada tahun 2020, telah


terjadi disrupsi besar-besaran dalam kehidupan manusia bahkan ada skala global
karena adanya pandemi COVID-19. Salahsatu sektor yang terdampak pandemi secara
langsung adalah sektor kesehatan. Menghadapi hal tersebut terdapat beberapa
tantatangan bagi Kementerian Kesehatan khususnya dalam mengatasi permasalahan
sumber daya manusia (SDM) kesehatan yaitu: 1. Kekurangan jumlah dan pemerataan

1
SDM kesehatan yang berkualitas, 2. Perencanaan kebutuhan dan pemetaan jumlah,
jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan belum terintegrasi dengan penyediaan dan
pemenuhannya.

Situasi di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan Daerah


Bermasalah Kesehatan (DBK) sangat berbeda dengan daerah lainnya. Ketersediaan
tenaga kesehatan dan sarana prasarana merupakan masalah utama yang terjadi di
lapangan. Namun demikian, aktifitas pelayanan wajib dilaksanakan dan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat tidak dapat ditunda. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan
khusus mengenai model penempatan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang disesuaikan dengan karakteristik daerah dengan tidak
menyamaratakan kebijakan tersebut untuk seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini,
Indonesia masih mengalami kekurangan dan maldistribusi tenaga kesehatan, terutama
di Puskesmas dan RS Pemerintah. Sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan (RAK)
Direktorat Perencaan Tenaga Kesehatan tahun 2022 – 2024, perencanaan tenaga
kesehatan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dilaksanakan melalui proses
perencanaan makro yaitu menyusun proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan rasio terhadap penduduk di wilayah untuk memproyeksikan kebutuhan
nakes jangka menengah dna panjang sebagai dasar perhitungan dan mengindentifikasi
kebutuhan jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat dengan
memperhatikan kondisi geografis dan sosial budaya.

Melalui peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2018


Tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam mendukung Program Nusantara
Sehat, dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga
kesehatan yang bersifat jangka pendek dan merupakan bagian dari kebijakan
pemenuhan tenaga kesehatan jangka panjang dalam rangka meningkatkan
pemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan diprioritaskan untuk puskesmas sangat
terpencil di DTPK dan DBK yang mengalami kekosongan tenaga kesehatan.
Karakteristik Tim penugasan khusus adalah sebagai berikut: bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan primer; bertugas di daerah DTPK; baik bekerja secara tim (Team
Based) maupun individual yang masuk dalam sistem pelayanan kesehatan di
Puskesmas; berfungsi sebagai pendamping / supporting dan pemberi layanan
kesehatan; dan penguatan program. Program penugasan khusus ini dilaksanakan
dengan menempatkan jenis tenaga yaitu : dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan masyarakat.

Investasi pada sektor SDM salahsatunya dengan memberikan peluang untuk


pengembangan kualifikasi dan kompetensi baik melalui pendidikan berkelanjutan
maupun pelatihan, serta memberikan insentif yang layak. Investasi pada SDM
kesehatan akan dapat optimal apabila tata kelola SDM kesehatan dilakukan dengan
sinergis antara Kementerian Kesehatan, lintas sektor terkait di tingkat pusat dan
pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk memperkuat sistem
kesehatan secara umum. Dalam rangka penyediaan tenaga kesehatan yang siap pakai,
maka Kementerian Kesehatan melakukan upaya peningkatan kompetensi dan
profesionalisme tenaga kesehatan tersebut melalui pelatihan yang berkualitas.

2
Kurikulum merupakan acuan bagi penyelenggara pelatihan untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Dalam kurikulum juga ditetapkan kriteria peserta maupun
kriteria pelatih, serta hal-hal lain yang terkait dengan kebutuhan penyelenggaraan
pelatihan. Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian Kesehatan dalam hal ini
Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan menyusun kurikulum pelatihan
penugasan khusus yang mana meliputi Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan
Berbasis Tim dan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individu.

3
BAB II
KOMPONEN KURIKULUM

A. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan penugasan khusus
pada layanan kesehatan primer di Puskesmas pada lokasi yang ditetapkan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
B. Kompetensi
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu :
1. Melakukan manajemen Puskesmas
2. Memahami program gizi di Puskesmas
3. Memahami pelayanan kesehatan keluarga dalam rangka penurunan AKI dan AKB
4. Memahami terkait pengelolaan imunisasi
5. Memahami program penanggulangan tuberkolosis
6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM)
7. Melakukan pencegahan, kewaspadaan dini dan respon klb dan wabah/KLB
8. Melakukan penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas
9. Melakukan pengelolaan promosi kesehatan
C. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum Pelatihan Penugasan Khusus, sebagai berikut :
Waktu
No Materi
T P PL
Jumlah
A Materi Dasar
1 Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan 2 0 0 2
2 Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 3 0 0 3
3 Nilai – Nilai Berakhlak 2 1 0 3
Sub Total 8
B Materi Inti
1 Manajemen Puskesmas 4 4 2 10
2 Program Kesehatan Prioritas Nasional
a Pencegahan dan Penurunan Stunting (Program Prioritas Pelayanan Gizi) 2 2 0 4
b Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak 2 2 0 4
c Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi 3 1 0 4
d Program Penanggulangan Tuberkulosis 3 1 0 4
e Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) 2 3 0 5
f Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB dan Wabah 2 2 2 6
3 Akreditasi Puskesmas 2 4 2 8
4 Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas 3 3 2 8
Sub Total 53
C Materi Penunjang
1 Bela Negara 2 4 0 6
3 Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut 2 2 0 4
4 Building Learning Commitment (Team Building) 0 2 0 2
5 Anti Korupsi 2 0 0 2
Sub Total 14
JUMLAH 75
 Bela Negara pembelajaran dilakukan secara Tim Teaching
 Pelatihan Penugasan Khusus Tim, diperlukan materi tambahan dengan metode Coaching Tim
Puskesmas Penempatan terkait Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Tim sebanyak 8 JP sehingga total
JP untuk Pelatihan Penugasan Khusus Tim sebanyak 83 JPL
Ket: T = Teori; P = Penugasan @1JPL = 45 menit, PL = Praktik Lapangan @1 JPL = 60 menit.

4
BAB III
DIAGRAM ALUR PROSES PELATIHAN

Proses pelaksanaan pelatihan dapat menggunakan alur sebagai berikut :

PRE TEST PENJELASAN PROGRAM PELATIHAN

PEMBUKAAN

Building Learning Commitment (BLC)


Metode : Games, Diskusi Kelompok

Wawasan : Pengetahuan dan Keterampilan :


Mata Pelatihan Dasar : Mata Pelatihan Inti :
1. Kebijakan Penempatan 1. Manajemen Puskesmas
Tenaga Kesehatan 2. Program Kesehatan Prioritas Nasional
2. Integrasi Layanan Primer 3. Akreditasi Puskesmas
3. Nilai-nilai “BerAKHLAK” 4. Promosi Kesehatan

Mata Pelatihan penunjang :


1. Bela Negara
2. Anti korupsi

PRAKTIK LAPANGAN

PENUTUPAN EVALUASI PELAPORAN DAN RENCANA


PENYELENGGARAAN TINDAK LANJUT

)
Coaching Adapatasi, Komunikasi dan Kerjasama Tim (Untuk Pelatihan Penugasan
Khusus Berbasis Tim)

5
Berdasarkan diagram diatas, proses pembelajaran dalam pelatihan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pre Test
Pre-test bertujuan untuk mengukur kemampuan awal peserta terkait mata pelatihan
akan dipelajari
2. Penjelasan Program Pelatihan
Merupakan penjelasan tentang gambaran umum pelaksanaan pelatihan, tata tertib,
hak dan kewajiban peserta selama pelatihan.
3. Pembukaan
Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan, yaitu :
a. Laporan ketua panitia penyelenggara pelatihan
b. Pembukaan
c. Pembacaan doa
4. Building Learning Commitment/ BLC (Membangun Komitmen Belajar).
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan agar mengikuti proses pelatihan secara utuh, kegiatannya sebagai berikut :
a. Pelatih/ fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang
akan dilakukan dalam materi BLC.
b. Perkenalan antara peserta dengan para pelatih/ fasilitator, dengan panitia
penyelenggara pelatihan dan perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan
perkenalan dilakukan dengan permainan, yang mengajak seluruh peserta terlibat
secara aktif.
c. Mengemukakan harapan, kekhawatiran dan komitmen kelas masing-masing
peserta selama pelatihan.
d. Kesepakatan antara para pelatih/ fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: norma,
pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya
5. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, dilakukan penyampaian Mata Pelatihan Dasar (MPD), sebagai dasar
pengetahuan/ wawasan yang perlu diketahui peserta dalam pelatihan, antara lain:
a. Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan
b. Integrasi Layanan Primer
c. Nilai-nilai “BerAKHLAK”
Metode yang digunakan antara lain : Ceramah dan Tanya Jawab.

6
6. Pemberian Pengetahuan dan Keterampilan
Penyampaian mata pelatihan dilakukan dengan berbagai metode yang melibatkan
semua peserta untuk berperan aktif dalam mencapai kompetensi antara lain : ceramah
interaktif, curah pendapat, diskusi kelompok, studi kasus, role play dan praktik
lapangan. Pengetahuan dan keterampilan meliputi mata pelatihan :
a. Manajemen Puskesmas
b. Program Kesehatan Prioritas Nasional
c. Akreditasi Puskesmas
d. Promosi Kesehatan

Adapun untuk penunjang diberikan materi :


a. Bela Negara
b. Anti korupsi

Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, peserta melakukan kegiatan


refleksi yang dipandu oleh pengendali pelatihan, untuk menilai keberhasilan
pembelajaran dihari sebelumnya sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran
berikutnya.

Selama proses pelatihan dan pembelajaran Pelatihan Penugasan Khusus Tim, untuk
mendukung proses penyiapan tim maka dilakukan coaching Tim Puskesmas
penempatan terkait Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Tim. Selain itu, dalam
pembelajaran secara klasikal dapat dilakukan juga pembinaan sikap perilaku peserta
yang dilakukan oleh tim pendamping.

7. Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Materi pelaporan disesuaikan dengan template pelaporan peserta saat penempatan.
Adapun untuk RTL disusun oleh peserta dengan tujuan untuk merumuskan rencana
tindak lanjut/ implementasi hasil pelatihan di tempat penugasan peserta setelah
mengikuti pelatihan.

8. Evaluasi Hasil Belajar/ Evaluasi Peserta


Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan tujuan mengukur hasil belajar peserta setelah
mengikuti pembelajaran, dilakukan diakhir pelatihan dengan tujuan mengukur
keefektivitasan pembelajaran dengan membandingkan nilai post test dengan pre test.
9. Evaluasi Penyelenggaraan

7
a. Evaluasi Fasilitator, dilakukan setelah fasilitator selesai menyampaikan
pembelajaran untuk mengukur kualitas performa fasilitator.
b. Evaluasi Penyelenggara, dilakukan pada akhir pelatihan untuk mengukur kualitas
penyelenggara dalam aspek teknis dan substantif.

10. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan.

8
A. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

Nomor : MPD.01
Mata Pelatihan : Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang sasaran, staretegi dan kebijakan penempatan tenaga kesehatan penugasan khusus
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami kebijakan penempatan tenaga kesehatan
Waktu : 2 JPL (T = 2 JPL ; P = 0 JPL ; PL = 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

Setelah mengikuti mata pelatihan ini


peserta mampu:

1. Menjelaskan sasaran program 1. Sasaran program penugasan ● CTJ ● Modul ● Undang-Undang No. 36
penugasan khusus tenaga khusus tenaga kesehatan.
● Curah pendapat ● Bahan tayang Tahun 2009 tentang
kesehatan Kesehatan.
● Komputer/laptop
● Peraturan Menteri
2. Menjelaskan strategi pelaksanaan 2. Menjelaskan strategi ● LCD Kesehatan Republik
penugasan khusus tenaga pelaksanaan penugasan Indonesia Nomor 33
kesehatan khusus tenaga kesehatan. Tahun 2018 Tentang
Penugasan Khusus
3. Menjelaskan kebijakan Tenaga Kesehatan
3. Kebijakan penempatan
penempatan tenaga kesehatan
tenaga kesehatan

1
Nomor : MPD.02
Mata Pelatihan : Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang transfromasi pelayanan kesehatan primer, Integrasi pelayanan kesehatan primer, Integrasi
pelayanan kesehatan primer di Puskesmas, Integrasi pelayanan kesehatan primer di Pustu dan Integrasi pelayanan kesehatan primer di
Posyandu
Hasil Belajar : Setelah selesai mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami integrasi pelayanan kesehatan primer
Waktu : 3 JPL (T = 3 JPL ; P = 0 JPL ; PL = 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

Setelah mengikuti mata pelatihan ini,


peserta mampu:
1. Menjelaskan transformasi pelayanan 1. Transformasi pelayanan kesehatan
kesehatan primer primer ● Tugas baca mandiri ● Modul
2. Menjelaskan Integrasi pelayanan 2. Integrasi pelayanan kesehatan ● Curah pendapat/ Brain ● Bahan tayang
kesehatan primer primer storming ● Komputer/ laptop
3. Menjelaskan Integrasi pelayanan 3. Integrasi pelayanan kesehatan ● Ceramah Tanya Jawab ● LCD
kesehatan primer di Puskesmas primer di Puskesmas.
4. Menjelaskan Integrasi pelayanan 4. Menjelaskan Integrasi pelayanan ● Flipchart
kesehatan primer di Pustu. kesehatan primer di Pustu. ● White board
5. Menjelaskan Integrasi pelayanan 5. Integrasi pelayanan kesehatan ● Spidol (ATK)
kesehatan primer di Posyandu primer di Posyandu

2
Nomor : MPD.03
Materi : Nilai – Nilai BerAKHLAK
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang nilai-nilai berakhlak
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjabarkan nilai-nilai berAKHLAK dalam pelayanan kesehatan
Waktu : 3 JPL (T = 2 JPL; P = 1 JPL; PL= 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan Dan Metode Media Dan Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Memahami tentang Nilai - 1. Nilai - Nilai BerAKHLAK ● CTJ ● LCD Surat Edaran Menpan RB
Nilai Ber-AKHLAK a. Berorientasi Pelayanan Nomor 20 Tahun 2021
● Role Play ● Komputer/ laptop
b. Akuntabel tentang Implementasi
c. Kompeten ● Papan dan kertas flipchart Core Values dan
d. Harmonis ● spidol Employer Branding ASN
e. Loyal ● Modul
f. Adaptif
● Bahan tayang
g. Kolaboratif
● Video
2. Memahami penerapan 2. Penerapan nilai-nilai BerAKHLAK ● Panduan Role Play
nilai - nilai Ber-AKHLAK dalam pelayanan kesehatan
dalam pelayanan
kesehatan

3
Nomor : MPI.01
Mata Pelatihan : Manajemen Puskesmas
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep manajemen puskesmas, perencanaan tingkat puskesmas,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas.
Hasil Belajar : Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta melakukan manajemen puskesmas
Waktu : 10 JP (T= 4, P= 4 JP, PL= 2)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Bahasan
Setelah mengikuti materi
ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep 1. Konsep tentang Manajemen ● Tugas baca ● Bahan tayang/ video ● Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009
tentang Manajemen Puskesmas: tentang Kesehatan
● Ceramah Tanya ● Komputer/ laptop
Puskesmas a. Sistem Manajemen ● Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2014
Jawab (CTJ) ● LCD
Puskesmas tentang Pemerintah Daerah
b. Siklus Manajemen ● Curah pendapat ● Flipchart ● Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014
Puskesmas ● Diskusi Kelompok ● White board tentang Tenaga Kesehatan
2. Perencanaan Tingkat menyusun RUK ● Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2018
● Sound system/
2. Menjelaskan Puskesmas ● Praktik lapangan tentang Standar Pelayanan Minimal
pengeras suara
Perencanaan Tingkat a. Analisa situasi ● Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012
Puskesmas b. Penyusunan RUK/RPK ● Pointers & baterai
tentang Sistem Kesehatan Nasional
● ATK ● Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43
3. Penggerakan Pelaksanaan ● Panduan diskusi tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
3. Melakukan Penggerakan a. Lokmin bulanan kelompok Masyarakat
Pelaksanaan b. Lokmin triwulanan ● Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34
● Panduan Praktik
Lapangan tahun 2022 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
4. Melakukan 4. Pengawasan, Pengendalian dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
Pengawasan, dan Penilaian Kinerja ● Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43
Pengendalian dan Puskesmas tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Penilaian Kinerja Minimal Bidang Kesehatan
Puskesmas ● Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44
tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas

4
Nomor : MPI.02a
Mata Pelatihan : Pencegahan dan Penurunan Stunting (Program Prioritas Pelayanan Gizi)
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang masalah gizi di Indonesia, pemantauan pertumbuhan, Pedoman Gzi Seimbang dan
Pemberian makanan bayi dan anak, Program Suplementasi Gizi, Surveilan Gizi, Manajemen Pelayanan Gizi Puskesmas, Asuhan
Gizi Terstandar dan Tata Laksana Gizi Buruk
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami program gizi di Puskesmas
Waktu : 4 JPL (T = 2 JPL ; P = 2 JPL ; PL= 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Referensi
Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu menjelaskan:
1. Menjelaskan Masalah Gizi di 1. Masalah Gizi di Indonesia ● Tugas Baca ● Bahan tayang ● KepmenkesNo.128/Menkes/
Indonesia a. Besaran masalah SK/II/2004 Tentang
● CTJ ● Komputer/ laptop
b. Penyebab Masalah Gizi Kebijakan Dasar Puskesmas
c. Pembiayaan penanggulangan masalah gizi ● Curah pendapat ● LCD
● Perpres No.42 Tahun2013
● Studi kasus ● Flipchart
Tentang Gerakan Nasional
2. Memahami Pemantauan 2. Pemantauan Pertumbuhan ● White board Percepatan Perbaikan Gizi
pertumbuhan a. Manfaat Pemantauan Pertumbuhan
● Spidol (ATK)
b. Cara melakukan Pemantauan Pertumbuhan
c. Intrepretasi hasil ● Lembar studi kasus
d. Pemantauan Pertumbuhan
e. Tindak lanjut hasil pemantauan
pertumbuhan
3. Memahami Pedoman Gzi 3. PGS dan Pemberian makanan bayi dan anak
Seimbang dan Pemberian a. PGS
makanan bayi dan anak 1) Pengertian
2) 4 Pilar Gizi Seimbang
b. PMBA
1) Inisiasi menyusu Dini
2) ASI Eksklusif
3) MP-ASI
4) Menyusui sampai 2 tahun
4. Memahami Program 4. Program Suplementasi Gizi Pemberian TTD
Suplementasi Gizi ibu hamil dan rematri :
5
a. Pemberian Vit A
b. Pemberian Taburia
c. Pemberian Makanan Tambahan Balita, Ibu
hamil dan anak sekolah
5. Memahami Surveilan Gizi 5. Surveilan Gizi
a. Pengertian dan Manfaat surveilan gizi
b. Kegiatan Surveilan
c. E-PPGBM (Pencatatan Pelaporan
Program Gizi Berbasis Masyarakat)
6. Memahami Manajemen 6. Manajemen Pelayanan Gizi Puskesmas
Pelayanan Gizi Puskesmas a. Perencanaan program gizi Puskesmas
b. Pelaksanaan program gizi Puskesmas
c. Monitoring dan Evaluasi program Puskesmas

7. Memahami Asuhan Gizi 7. Asuhan Gizi Terstandar


Terstandar a. Pengkajian Masalah Gizi
b. Diagnosis Masalah Gizi
c. Intervensi Masalah Gizi
● Perencanaan
● Implementasi
d. Monitoring Evaluasi
8. Memahami Tata Laksana
8. Tata Laksana Gizi Buruk
Gizi Buruk
a. Tatalaksana Anak Gizi Buruk baik dirawat
inap dan rawat jalan
b. Penerapan 10 Langkah Tatalaksana Anak Gizi
Buruk Pada Fase Stabilisasi, Transisi dan
Rehabilitasi

6
Nomor : MPI.02b
Mata Pelatihan : Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Pelayanan kesehatan keluarga dalam upaya penurunan AKI, Pelayanan kesehatan
keluarga dalam upaya penurunan AKB, Tata kelola dan sistem informasi kesehatan ibu dan anak keluarga
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami pelayanan kesehatan keluarga dalam rangka penurunan AKI
dan AKB
Waktu : 4 JPL (T = 2 JPL ; P = 2 JPL ; PL= 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta


mampu :
1. Menjelaskan kebijakan peningkatan 1. Masalah kesehatan ibu dan anak di ● Tugas Baca ● Bahan tayang ● UU No.36 Tahun 2009
kesehatan ibu dan anak di Indonesia tentang Kesehatan
● CTJ ● Video
Indonesia ● Kematian ibu dan bayi di
● Curah pendapat ● Komputer/ laptop ● UU No.32 Tahun 2004
Indonesia Tentang Pemerintah
● Latihan Kasus ● LCD
● Program prioritas penurunan Daerah
kematian ibu dan bayi di ● Pemutaran video ● Flipchart
● UU No.23 Tahun 2002
Indonesia ● Studi kasus ● White board Tentang Perlindungan
2. Pelayanan kesehatan keluarga ● Role Play ● Spidol (ATK) Anak
2. Menjelaskan pelayanan kesehatan
dalam upaya penurunan AKI :
keluarga dalam upaya penurunan ● Panduan Role Play ● Permenkes No.25
AKI ● Pelayanan kehamilan, Tahun 2014 Tentang
● Skenario kasus
persalinan, dan nifas Upaya Kesehatan Anak
● Pemberdayaan masyarakat ● Permenkes No 70
dalam penurunan AKI dan AKN Tahun 2013 Tentang
● Pelayanan KB berkualitas MTBS-M
● Pelayanan Kesehatan Calon ● SK Menkes No 284
Pengantin tahun 2008 tentang
● Pelayanan kesehatan usia Buku KIA
sekolah dan remaja dalam ● Permenkes No 66
pencegahan AKI dan AKB tahun 2014 tentang
SDIDTK

7
3. Menjelaskan pelayanan kesehatan 3. Pelayanan kesehatan keluarga ● Riskesdas 2007, 2010,
keluarga dalam upaya penurunan dalam upaya penurunan AKB : 2013, 2018
AKB ● Pelayanan kesehatan neonatal
essensial dan skrining bayi baru
lahir
● Upaya peningkatan
kelangsungan hidup anak
● Peningkatan kualitas hidup anak
4. Menjelaskan tata kelola dan sistem 4. Tata kelola dan sistem informasi
informasi kesehatan keluarga kesehatan keluarga
● Format dan mekanisme
pencatatan dan pelaporan
kesehatan keluarga
● PWS KIA
● Monitoring perkembangan
balita terintegrasi dengan E-
PPGBM

8
Nomor : MPI.02c
Mata Pelatihan : Pengelolaan imunisasi
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan imunisasi mulai dari penyiapan, pelaksanaan, sampai dengan
Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta memahami terkait pengelolaan imunisasi
Waktu : 4 JPL (T = 3 JPL ; P = 1 JPL ; PL= 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

Setelah mengikuti materi ini,


peserta mampu:

1. Menjelaskan Kebijakan Program 1. Kebijakan Program Imunisasi:  CTJ  Bahan Tayang  UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Imunisasi  Komitmen dan strategi global  Latihan  Laptop  Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang
pengendalian penyakit yang dapat (IHB1)  LCD Penyelenggaraan Imunisasi
dicegah dengan imunisasi (PD3I)  Latihan (IHB2)  ATK  Permenkes No. 1501 Thn 2010
 Kebijakan Nasional  PWS tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang
Penyelenggaraan Imunisasi  Aplikasi ASIK Dapat Menimbulkan Wabah Dan
 Aplikasi SMILE Upaya Penanggulangan
2. Menjelaskan Penyiapan 2. Penyiapan Pelayanan imunisasi  Aplikasi pencatatan
Pelayanan imunisasi  Data sasaran  Permenkes No 45/2014 ttg
secara elektronik
 SDM Penyelenggaraan Surveilans
 Data cakupan
 Tempat Pelaksanaan imunisasi di wilayah Kesehatan.
 Vaksin dan Logistik kerja masing-masing  Permenkes No. 82 tahun 2014 ttg
 Data penggunaan Pengendalian penyakit menular
3. Menjelaskan Pelaksanaan 3. Pelaksanaan Pelayanan imunisasi vaksin dan logistik di  Global Vaccine Action Plan 2011-2020
Pelayanan imunisasi  Skrining sasaran wilayah kerja  Buku Panduan ASIK
 KIE dalam pelaksanaan masing-masing  Buku Panduan SMILE
imunisasi  Buku kohort
 Pemberian imunisasi yang
 Buku KIA
aman
 Formulir pencatatan
 Penanganan limbah pasca
suhu
pelaksanaan imunisasi
 Formulir pencatan
 Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan vaksin
imunisasi
dan logistik imunisasi
9
4. Memahami Pencatatan dan  Formulir pencatatan
Pelaporan Pelaksanaan Program dan pelaporan BIAS
Imunisasi 4. Pencatatan dan Pelaporan  Panduan latihan
Pelaksanaan Program Imunisasi
 Pencatatan hasil kegiatan
pelayanan imunisasi
 Penginputan Hasil Layanan
Imunisasi secara elektronik (ASIK
dan SMILE)
 Analisis hasil kegiatan pelayanan
imunisasi dari dashboard ASIK dan
5. Memahami Pemantauan Kejadian SMILE
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI)
 Konsep KIPI
 Pemantauan KIPI
 Melakukan pelaporan KIPI

10
Nomor : MPI.02.d
Mata Pelatihan : Program Penanggulangan Tuberkulosis
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang situasi TBC di Dunia dan Indonesia, Kebijakan dan strategi penanggulangan TBC, Kegiatan
program penanggulangan TBC dan Inovasi program penanggulangan TBC
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami program penanggulangan tuberkolosis
Waktu : 4 JPL (T = 3 JPL ; P = 1 JPL ; PL= 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan Situasi TBC di 1. Situasi TBC di dunia dan Indonesia ● Ceramah ● Modul ● Peraturan Presiden No. 67
Dunia dan Indonesia a. Situasi TBC di dunia Tahun 2021 tentang
● CTJ ● Bahan tayang
b. Situasi TBC di Indonesia Penanggulangan
2. Menjelaskan Kebijakan 2. Kebijakan dan strategi penanggulangan ● Studi kasus ● Panduan studi kasus
Tuberkulosis
dan Strategi TBC ● Komputer / laptop
● Permenkes No.67 Tahun
penanggulangan TBC a. Tujuan ● LCD 2016 tentang
b. Target dan sasaran
● Flipchart Penanggulangan
c. Kebijakan Program TBC
● Spidol (ATK) Tuberkulosis
d. Strategi penanggulangan TBC
3. Menjelaskan Kegiatan 3. Kegiatan program Penanggulangan TBC ● Panduan studi kasus ● Rencana Strategi
Program Penanggulangan a. Penemuan pasien TBC Kementerian Kesehatan
TBC (RENSTRA) tahun 2015-
● Penemuan Aktif Masif (Investigasi
2019 dan 2020-2024
Kontak)
● Rencana dan Strategi
● Penemuan Pasif Intensif
Nasional (RAN)
b. Penegakan diagnosis Pasien TBC
Penanggulangan TBC
● Jenis Pemeriksaan TBC Tahun 2020 – 2024
● Alur diagnosis TBC ● SE Dirjen P2P No.
● Tindak Lanjut hasil pemeriksaan TBC 936/2021 tentang
c. Pengobatan pasien TBC Perubahan Alur Diagnosis
● Prinsip Pengobatan TBC di Fasyankes dan Pengobatan TBC di
Indonesia
● Tatalaksana Pengobatan TBC Anak dan
Dewasa ● Kepdirjen No
HK.01.07/I/4596/2021
● Alur Pengobatan
tentang Petunjuk Teknis
11
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
d. Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Pelaksanaan PPI TBC SO
● Alur pemberian TPT dan TBC RO di Fasyankes
● Kelompok sasaran pemberian TPT
e. Manajemen Penanggulangan TBC di
Fasyankes
● Perencanaan penanggulangan TBC
● Pencatatan dan pelaporan
● Jejaring Penanggulangan TBC
● Pengelolaan logistik OAT dan non-OAT
● Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
TBC di Fasyankes
4. Menjelaskan Inovasi 4. Inovasi program penanggulangan TBC
program penanggulangan a. Inovasi kegiatan yang sudah ada pada
TBC program penanggulangan TBC

12
Nomor : MPI.02.e
Mata Pelatihan : Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya, serta Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di
Masyarakat
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
Waktu : 5 JPL (T = 2 JPL ; P = 3 JPL ; PL= 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Referensi
Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan Penyakit 1. Penyakit Tidak Menular ● Tugas baca sebelum ● Bahan tayang ● Undang-undang No 36
Tidak Menular (PTM) a. Faktor risiko utama PTM masuk kelas ● Komputer/ laptop Tahun 2009 tentang
1) Diet Tidak seimbang ● Ceramah Tanya Jawab Kesehatan
● LCD
2) Kurang Aktivitas Fisik ● Curah pendapat ● Undang-undang No.8 Tahun
● Flipchart
3) Kurang Konsumsi Sayur dan Buah 2016 tentang Penyandang
● Role Play ● White board
4) Merokok Disabilitas
● Praktek Deteksi Dini dan ● Spidol (ATK)
b. Penyakit PTM ● Undang-undang No. 23
Pencatatan Pelaporan
1) Hipertensi ● Video tahun 2014 tentang
menggunakan ASIK
2) Stroke ● Panduan Role Play Pemerintahan Daerah
3) Penyakit Ginjal Kronik ● Panduan praktik ● PP No.2 tahun 2018 tentang
4) Penyakit Jantung Koroner Standar Pelayanan Minimal
5) DM tipe II ● Peraturan Presiden
6) Obesitas Republik Indonesia Nomor 2
7) Asma Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan
8) PPOK
Jangka Menengah Nasional
9) Kanker Payudara Tahun 2015-2019
10) Kanker Leher Rahim
● Inpres No. 1 Tahun 2017
11) Thalasemia tentang Germas
12) Gangguan Indera dan fungsional
akibat PTM
13
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Referensi
Bantu
2. Memahami kegiatan 2. Deteksi Dini Faktor Risiko ● Permenkes Nomor 64
Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Tahun 2015 tentang
Penyakit Tidak Menular Di Masyarakat Organisasi dan Tata Kerja
Masyarakat a) Konsep dasar Deteksi Dini Faktor Risiko Kementerian Kesehatan
PTM (POSBINDU PTM)
● Permenkes Nomor 71
1) Latar Belakang
Tahun 2015 tentang
2) Tujuan, Manfaat, dan sasaran
Penanggulangan Penyakit
Deteksi Dini FR PTM
Tidak Menular
3) Waktu Pelaksanaan
4) Pengelola dan pelaksana ● Permenkes No. 39 Tahun
5) Deteksi Dini FR PTM 2016 tentang Program
6) Sarana dan Prasarana Indonesia Sehat
b) Kegiatan Deteksi dini Faktor risiko PTM Pendekatan Keluarga
1) Wawancara ● Permenkes No. 43 Tahun
2) Pengukuran faktor risiko PTM : IMT, 2016 tentang SPM Bidang
Lingkar Perut, dan Pengukuran Kesehatan
Tekanan Darah. ● Kepmenkes No.
3) Pemeriksaaan faktor risiko PTM: HK.02.02/MENKES/5
Pemeriksaan Kadar gula darah, 2/2015 tentang Renstra
Tajam Penglihatan dan Tajam Kemenkes Tahun 2015-
Pendengaran 2019
4) Konseling factor risiko PTM yang di
● Global Atlas on
temukan.
Cardiovascular Diseases
c) Catatan dan Pelaporan Faktor Risiko
Prevention and Control.
PTM
WHO, 2011
● Rencana Operasional
Promosi Kesehatan dalam
Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Tahun 2010-
2014. Kememkes RI,2011
● Pedoman Umum Gangguan
Indera Kemenkes RI, 2016

14
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Referensi
Bantu
● Pedoman Umum Gangguan
Fungsional Kemenkes RI,
2017
● Buku Petunjuk Teknis
Surveilans Terpadu PTM,
2014
● Juknis Posbindu PTM, 2019
● Pedoman Manajemen PTM,
2019
● Pedoman Pengendalian
Hipertertensi, Kemenkes RI,
2015
● Pedoman Umum
Pencegahan dan
Pengendalian DM Tipe 2,
2016
● Pedoman Pengelolaan
Prediabetes Untuk Tenaga
Kesehatan di FKTP, 2021
● Pedoman Pengelolaan
Pencegahan Obesitas Bagi
Tenaga Kesehatan DI FKTP,
2021
● Pedoman Pengendalian
Asma, Kemenkes RI, 2015
● Buku Petunjuk Teknis
Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher
Rahim, Kemenkes RI, 2012
● Pengendalian PPOK,
Kemenkes RI, 2015

15
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Referensi
Bantu

Nomor : MPI.02f
Mata Pelatihan : Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB dan Wabah
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB dan Wabah
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pencegahan, kewaspadaan dini dan respon KLB dan wabah/KLB
Waktu : 6 JPL (T = 2 JPL; P = 2 JPL; PL= 2 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta


Mampu menjelaskan :
● Tugas baca sebelum ● Bahan bacaan/modul ● Permenkes No 45/2014 ttg
1. Menjelaskan surveilans 1. Surveilans Epidemiologi masuk kelas Penyelenggaraan
● Bahan tayang (PPT)
epidemiologi a. Konsep dasar surveilans Surveilans Kesehatan
● Curah pendapat ● Video
● Pengertian Surveilans ● Permenkes No. 1501 Thn
● Ceramah tanya ● Komputer/ laptop
● Tujuan Surveilans jawab 2010 tentang Jenis Penyakit
● LCD Tertentu Yang Dapat
● Jenis dan kegiatan surveilans ● Diskusi kelompok
b. Penyelenggaraan surveilans ● Flipchart Menimbulkan Wabah Dan
● Studi kasus PE Upaya Penanggulangn
c. Konsep dasar epidemiologi ● White board
● Praktik Lapangan ● Permenkes No. 82 tahun
● Pengertian epidemiologi ● Spidol (ATK)
2014 ttg Pengendalian
● Epidemiologi deskriptif ● Video
penyakit menular
● Epidemiologi analitik ● Panduan studi kasus Kemenkes RI, Pedoman
● Segitiga epidemiologi ● Lembar kasus PE Sistem Kewaspadaan Dini
● Riwayat alamaiah penyakit ● Panduan PL dan Respon, 2020
● Ukuran epidemiologi
2. Melakukan Deteksi Dini Penyakit 2. Deteksi Dini Penyakit Potensial KLB dan
Potensial KLB dan wabah wabah
a. Konsep dasar SKD-KLB dan SKDR
b. Mekanisme laporan SKDR
c. Analisa data SKDR
3. Penyelidikan Epidemiologi
16
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

3. Melakukan Penyelidikan a. Definisi KLB


Epidemiologi b. Tujuan penyelidikan epidemiologi
c. Tahapan penyelidikan epidemiologi

Nomor : MPI.03
Mata Pelatihan : Akreditasi Puskesmas
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang akreditasi dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Hasil Belajar : Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan persiapan dokumen akreditasi Puskesmas
Waktu : 8 JPL (T = 2; JPL; P = 4 JPL; PL= 2 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan Akreditasi 1. Akreditasi Puskesmas: ● Ceramah tanya jawab ● Bahan tayang ● Undang-Undang RI Nomor 36
Puskesmas a. Kebijakan akreditasi (CTJ) ● Komputer/ laptop tahun 2009 tentang
Puskesmas ● Curah pendapat ● LCD Kesehatan.
b. Standard akreditasi ● Latihan menyusun ● Flipchart ● Peraturan Menteri Kesehatan
Puskesmas dokumen
● White board RI Nomor 44 tahun 2016
2. Menjelaskan Konsep ● Observasi lapangan tentang Pedoman
mutu dan keselamatan 2. Mutu pelayanan ● Sound system Manajemen Puskesmas
Kesehatan (wawancara dan telusur
pasien dokumen) ● Pointers + baterai ● Peraturan Menteri Kesehatan
a. Indikator Mutu
b. Pelaporan IKP ● ATK RI Nomor 11 Tahun 2017
● Bahan tayang /video tentang Keselamatan Pasien.
3. Melakukan persiapan 3. Persiapan dokumen ● Standar dan Instrumen ● Peraturan Menteri Kesehatan
dokumen akreditasi akreditasi Akreditasi Puskesmas RI Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan
● Format Dokumen
Masyarakat
Akreditasi
● Petunjuk Latihan
Penyusunan Dokumen
17
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Bahasan
● Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 30 Tahun 2022
tentang Indikator Nasional
Mutu TPMD dan TPMDG,
Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Laboratorium
Kesehatan dan Unit Transfusi
Darah.
● Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 34 tahun 2022
tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.
● Keputusan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan Nomor
3991 Tahun 2022 tentang
Petunjuk Teknis Akreditasi
Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan,
UTD, TPMD dan TPMDG.
● Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 165
Tahun 2023 tentang Standar
Akreditasi Puskesmas
● Keputusan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan Nomor
4871 Tahun 2023 tentang
Instrumen Survei Akreditasi
Puskesmas.

18
Nomor : MPI.04
Mata Pelatihan : Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Peran Promosi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas,
Pengembangan strategi promosi kesehatan di Puskesmas, Pengelolaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas, Penguatan
Pemberdayaan Masyarakat mendukung Posyandu Terintegrasi, Membangun gerakan masyarakat hidup sehat
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan promosi kesehatan
Waktu : 8 JPL (T = 3; JPL; P = 3 JPL; PL= 2 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:
1. Menjelaskan Peran 1. Peran Promosi Kesehatan dalam ● Ceramah ● Bahan tayang
Promosi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan di Wilayah Interaktif ● Kepmenkes Nomor 75 Tahun
● Komputer /laptop
Pembangunan Kesehatan Kerja Puskesmas 2014 tentang Puskesmas,
● Curah pendapat ● LCD
di Wilayah Kerja Puskesmas Kemkes RI, Jakarta,2014
2. Melakukan Pengembangan 2. Pengembangan Strategi Promosi ● Diskusi Kelompok ● Whiteboard
● Modul Pelatihan Promkes
Strategi Promosi Kesehatan Kesehatan di Puskesmas ● Praktek Lapangan ● Flipchart
Bagi Petugas Puskesmas,
di Puskesmas a. Advokasi
● Spidol 2015
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Kemitraan ● Metaplan ● Permenkes Nomor 39 Tahun
● Panduan Diskusi 2016 tentang Pedoman
3. Melakukan Pengelolaan 3. Pengelolaan Promosi Kesehatan Di Kelompok Penyelenggaraan Program
Promosi Kesehatan di Puskesmas Indonesia Sehat dengan
Puskesmas a. Perencanaan Pendekatan Keluarga
b. Pelaksanaan ● Instruksi Presiden Nomor 1
c. Pemantauan dan Penilaian Tahun 2017 tentang Gerakan
4. Melakukan Penguatan 4. Penguatan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat Hidup Sehat
Pemberdayaan Masyarakat mendukung Posyandu Terintegrasi
mendukung Posyandu
Terintegrasi
5. Melakukan upaya gerakan 5. Membangun gerakan masyarakat hidup
masyarakat hidup sehat sehat

19
Nomor : MPP.01
Mata Pelatihan : Bela Negara
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang wawasan kebangsaan, nilai dasar bela negara serta kesiapsiagaan bela negara
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menunjukkan sikap dan perilaku bela negara
Waktu : 8 Jpl (T =2 JPL ; P =6 JPL ; PL = 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Memahami tentang 1. Wawasan kebangsaan: ● CTJ, ● LCD ● Undang - Undang Dasar
wawasan kebangsaan dan h. Pengertian Wawasan Kebangsaan ● Simulasi ● Komputer/ laptop Tahun 1945
kesadaran berbangsa dan i. Konsensus Dasar: ● Caraka Malam ● Flipchart ● Undang-Undang Nomor
bernegara j. Lambang-lambang Negara: 23 tahun 2019 tentang
● ATK
Pengelolaan Sumber Daya
2. Menjelaskan nilai 2. Nilai - Nilai Dasar Bela Negara : ● Modul Nasional untuk
dasar bela negara a. Pengertian, Nilai Dasar Bela Negara ● Bahan tayang ● Pertahanan Negara
b. Indikator Nilai Dasar Bela Negara ● Video ● Undang-Undang No. 3
c. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
● Alat/ bahan simulasi Tahun 2002 Tentang
survival Pertahanan Negara
3. Melakukan 3. Kesiapsiagaan Bela Negara:
kesiapsiagaan bela a. Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara ● Alat bahan untuk
negara b. Kemampuan Awal Bela Negara : caraka malam dan Api
Kesiapsiagaan & Kesehatan Jasmani Semangat Bela Negara
dan Mental; Etika, Etiket & Moral; (ASBN)
Kearifan Lokal
c. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela
Negara : Survival dan
kesiapsiagaan BN

20
Nomor : MPP.02
Mata Pelatihan : Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pengertian dan ruang lingkup rencana tindak lanjut, penyusunan rencana tindak lanjut
dan penyusunan laporan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menyusun pelaporan dan rencana tindak lanjut
Waktu : 4 Jpl (T =2 JPL ; P = 2 JPL ; PL = 0 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta


mampu :
1. Menyusun Laporan Penugasan 1. Laporan Penugasan Khusus ● Ceramah Tanya ● Bahan tayang ● Modul Pelatihan
Khusus Jawab Pelatih Promosi
● Komputer/ laptop
2. Menjelaskan pengertian dan ruang 2. Pengertian dan ruang lingkup RTL Kesehatan Bagi
● Diskusi ● LCD
lingkup RTL Petugas Puskesmas,
3. Menyusun rencana tindak lanjut 3. Penyusunan RTL ● Penugasan ● Flipchart Tahun 2015
● White board ● Laporan NST
● Spidol (ATK)

21
Nomor : MPP.03
Mata Pelatihan : Building Learning Commitment (Team Building)
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan, pencairan suasana kelas, harapan peserta, pemilihan pengurus kelas,
komitment kelas
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun komitmen belajar
Waktu : 2 JPL (T = 0 JPL ; P = 2 JPL ; PL = 0 JPL)

Materi Pokok dan Sub Materi


Indikator Hasil Belajar Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Pokok
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta
dapat:
1. Melakukan perkenalan 1. Perkenalan ● Games ● Papan Flip chart ● Pusat Pelatihan SDM
2. Melakukan pencairan suasana 2. Pencairan suasana Kesehatan. Badan
● Diskusi Kelompok ● Kertas flipchard
3. Menjelaskan harapan peserta 3. Harapan peserta PPSDM Kesehatan.
4. Melakukan pemilihan pengurus kelas 4. Pemilihan pengurus kelas ● Spidol
Modul Pelatihan Bagi
5. Menetapkan komitmen kelas 5. Komitmen kelas ● Kertas HVS Pelatih kader Kesehatan.
● Bolpoin 2018
● Post it ● Pusat Pelatihan SDMK
● Badan PPSDM
Kesehatan. Modul TOT
Promkes Bagi
Kader.2016
● Pusdiklat Aparatur
BPPSDM Kesehatan,
Modul Pelatihan Tenaga
Pelatih Program
Kesehatan, Jakarta,
2011

22
Nomor : MPP.04
Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep korupsi, Tindak Pidana Korupsi, budaya Anti Korupsi, upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi, serta tata cara pelaporan dugaan pelanggaran Tindak Pidana Korupsi (TPK)
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Anti Korupsi
Waktu : 2 JPL (T = 2 JPL ; P = 0 JPL ; PL = 0 JPL)

Materi Pokok dan Sub Materi Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata pelatihan ini,
peserta dapat:
1. Menjelaskan konsep korupsi 1. Konsep Korupsi ● Curah Pendapat ● Bahan Tayang/ ● Materi E-learning Penyuluh
2. Menjelaskan tindak budaya korupsi 2. Tindak Budaya Korupsi Slide Anti Korupsi ACLC
● Ceramah tanya
jawab ● Modul KPKhttps://aclc.kpk.go.id/
3. Menjelaskan budaya anti korupsi 3. Budaya Anti Korupsi
● Laptop ● UU No 31 tahun 1999
tentang pemberantasan
● LCD
Tindak Pidana Korupsi
● ATK
● UU No. 20 Tahun 2001
● Flipchart tentang Perubahan Atas UU
● Spidol No. 31 Tahun 1999
● Video

23
B. Master Jadwal

JADWAL PELATIHAN
No Waktu JPL Mata Pelatihan
T P PL
Hari ke-1
1 07.30 - 08.15 Pre Test
2 08.15 - 08.45 Pembukaan
3 08.45 - 10.15 2 BLC
4 10.15 - 10.30 Rehat
5 10.30 - 12.00 2 Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan
6 12.00 - 13.00 Ishoma
7 13.00 - 15.15 3 Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Hari ke-2
1 08.00 - 10.15 2 1 Nilai – Nilai Berakhlak
2 10.15 - 10.30 Rehat
3 10.30 - 12.00 2 0 Bela Negara
4 12.00 - 13.00 Ishoma
5 13.00 - 15.15 3 Bela Negara
6 15.15 - 15.30 Rehat
7 15.30 - 16.15 1 Bela Negara
Hari ke-3
1 08.00 - 10.15 3 Manajemen Puskesmas
2 10.15 - 10.30 Istirahat
3 10.30 - 12.00 1 1 Manajemen Puskesmas
4 12.00 - 13.00 Ishoma
5 13.00 - 15.15 3 Manajemen Puskesmas
6 15.15 - 15.30 Rehat
7 15.30 - 17.00 2 *) Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Tim
Hari ke-4
1 08.00 - 10.15 2 1 Pencegahan dan Penurunan Stunting (Program Prioritas
Pelayanan Gizi)
2 10.15 - 10.30 Rehat
3 10.30 - 11.15 1 Pencegahan dan Penurunan Stunting (Program Prioritas
Pelayanan Gizi)
4 11.15 - 12.00 1 Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
5 12.00 - 13.00 Ishoma
6 13.00 - 15.15 1 2 Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Hari ke-5
1 08.00 - 10.15 3 Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi
2 10.15 - 10.30 Rehat
3 11.15 - 12.00 1 Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi
4 12.00 - 13.00 Ishoma
5 13.00 - 15.15 3 Program Penanggulangan Tuberkulosis
6 15.15 - 15.30 Break
7 15.30 - 16.15 1 Program Penanggulangan Tuberkulosis
8 16.15 - 17.00 2 *) Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Tim
Hari ke-6
1 08.00 - 10.15 2 1 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM)
2 09.30 - 09.45 Rehat
3 10.30 - 12.00 2 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM)
4 12.00 - 13.00 Ishoma
24
No Waktu JPL Mata Pelatihan
T P PL
5 13.00 - 15.15 2 1 Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan
respon KLB dan Wabah
6 15.15 - 15.30 Break
7 15.30 - 16.15 Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan
1
respon KLB dan Wabah
Hari ke-7
1 08.00 - 10.15 3 Akreditasi Puskesmas
2 10.15 - 10.30 Rehat
3 10.30 - 12.00 1 1 Akreditasi Puskesmas
4 12.00 - 13.00 Ishoma
5 13.00 - 13.45 1 Akreditasi Puskesmas
6 13.45 - 15.15 2 Anti Korupsi
7 15.15 - 15.30 Break
8 15.30 - 16.15 2 *) Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Tim
Hari ke-9
1 08.00 - 10.15 3 Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
2 10.15 - 10.30 Rehat
3 10.30 - 12.00 2 Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
4 12.00 - 13.00 Ishoma
5 13.00 - 13.45 1 Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
6 13.45 - 15.15 Persiapan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Hari ke-10
1 08.00 - 12.00 4 Praktek Kerja Lapangan (PKL)
2 12.00 - 13.00 Ishoma
3 13.00 - 16.00 4 Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Hari ke-11
1 08.00 - 10.15 2 2 Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut
2 10.15 - 10.30 Rehat
3 10.30 - 12.00 2 *) Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Tim
6 12.00 - 17.00 Kegiatan administratif lainnya
Hari ke-12
1 08.00 - 10.15 Penutupan
Keberangkatan
Keterangan: *) dilakukan untuk Pelatihan Penugasan Khusus Tim dengan menggunakan metode coaching

25
C. Panduan Penugasan

Materi Pelatihan Inti 1.


Manajemen Puskesmas

PANDUAN STUDI KASUS


Tujuan: Pada akhir penugasan, peserta dapat memahami proses perencanaan (P1) dalam
manajemen puskesmas.
Metode :Studi Kasus
Waktu : 180 menit

Bahan dan alat:


1. Lembar Kasus atau bisa menggunakan profil Puskesmas Penempatan
2. Panduan diskusi kelompok

Langkah - Langkah Penugasan


1. Fasilitator menjelaskan kepada peserta mengenai penugasan yang akan dilakukan
2. Untuk Pelatihan Penugasan Khusus Individu, penugasan dilakukan secara individu dan untuk
peserta Pelatihan Penugasan Khusus Berbasis Tim dilakukan secara berkelompok sesuai
Puskesmas penempatan.
3. Penugasan dilakukan selama 4 jam pelajaran (180 menit) untuk mengerjakan tugas :
a. Buat Peta kinerja dan masalah kesehatan di Puskesmas AJIOKE dalam bentuk awan-
awan (memasukkan /mencocokkan data ke awan-awan dari template yang sudah
disediakan, dan sesuaikan warna dengan sumber data yang ada, serta indikator yang sama
diletakkan berdekatan), masalah kesehatan yang diambil : masalah gizi (lihat data tabel 1);
waktu 1 jpl (45 menit)
b. Membuat Tabel Indentifikasi masalah kesehatan. Masalah yang dipilih dalam penugasan
adalah masalah gizi sesuai data pada awan-awan diwilayah kerja puskesmas AJIOKE,
bandingkan hasil kinerja/capaian/masalah yang ditemukan dengan indikator target
nasional (lihat lembar kasus tabel 2); Waktu 20 menit
c. Buat analisa Situasi Puskesmas AJIOKE berdasarkan data puskesmas (data geografis,
data demografi, dll) yang terdapat dalam lembar kasus: Waktu 5 menit
d. Buat rangkuman hasil indentifikasi masalah kesehatan (masalah gizi) dengan melangkapi
pada kolom yang kosong sesuai data pada tabel indentifikasi masalah; Waktu 10 menit.
e. Pelajari pada lembar kasus hasil penentuan prioritas masalah. Waktu 10 menit
f. Membuat analisa penyebab masalah (lihat lembar kasus;

26
 Buat Why why frame work masalah gizi di Puskesmas AjiOKE berdasarkan data
yang tersedia pada lembar kasus dengan mencocokan puzzle data kedalam kotak
(wadah) yg telah disediaka; Waktu 35 menit
 Buat pohon masalah dengan mencocokkan puzzle data pada lembar kasus;
Waktu 35 menit

g. Membuat tabel pemecahan masalah pelajari, jika ada tambahan dalam pemecahan
masalah silakan ditambahkan; Waktu 10 menit
h. Membuat RUK : Tugas baca dan pelajari; Waktu 10 menit
i. Peserta melakukan presentasi
 Untuk Pelatihan Penugasan Khusus Individu : Presentasi hasil (1 jpl), Peserta
yang terpilih mempresentasikan hasil penugasan, dipilih 2 orang menyampaikan
hasil diskusi selama @ 10 menit, kemudian peserta lainya memberikan masukan
dan klarifikasi sesuai hasil penugasan yang dikerjakan dengan waktu diskusi
kelompok besar 20 menit.
 Untuk Pelatihan Penugasan Khusus Kelompok : kelompok menyampaikan hasil
diskusi selama 20 menit, dan kelompok lain memberikan masukan dan klarifikasi
sesuai hasil diskusi masing-masing kelompok di breakroom dengan waktu diskusi
kelompok besar 20 menit.

j. Fasilitator memberikan klarifikasi apabila diperlukan dan menyimpulkan hasil diskusi 5


menit

27
Lembar Kasus

Pukesmas Ajioke yang berada di Kecamatan Setiaji merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten
Ajimumpung dengankondisi wilayah yang berbukit-bukit. Luas wilayah Kecamatan Setiaji 1.041,89
km2, jumlah desa 4 (Desa Cinta Asih, Sehati, Mantab dan Desa Maju)denagn jumlah dusun 12
dusun. Berdasarkan profil kecamatan dan Puskesmas tahun 2022 didapatkan informasi sebagai
berikut

Penduduk
- Total penduduk 2.784 jiwa
- Jumlah rumah tangga : 731 KK
- Penduduk berusia 15 tahun keatas : 1.829 jiwa
- Balita : 473 jiwa
- Usila : 201 jiwa
- Penduduk usia 15 tahun keatas yang melek huruf : 1.616 jiwa
- Penduduk 15 tahun keatas yang memiliki ijazah trtinggi
. Tidak memiliki ijazah : 213 jiwa
. SD/MI : 717 jiwa
. SMP/MTS : 464 jiwa
. SMA / MA : 374 jiwa
. Diploma 1/ 11 : 44 jiwa
. Akademi/ Dip III : 5 jiwa
. S1/Dip 4 : 11 jiwa
. S2 : 1 jiwa
- Jeis pekerjaan
. Buruh tani : 35%
. Buruh bangunan : 15%
. Pemilik lahan : 10%
. Karyawan : 15%
. ASN : 5%
. Pedagang : 10%
. Lainya : 10%

- Fasilits pendidikan :
. SD 4 buah
. SMP 1 buah
. SMA tidak ada

- Fasilitas Kesehatan dan sarana/prasarana penunjang kesehatan laiinya


. Puskesmas non perawatab 1 buah
. Puskesmas Pembantu 1 buah
. Posyandu 4 buah
. Posbindu PTM 4 buah
. Ambulan puskesmas 1 unit
. Mobil pusling 1 unit
. Rumah dinas 1 unit

28
Tabel 1 Data Gizi dan Kesehatan yang terkait
di Puskesmas Ajioke

Laporan Tahunan Data Tahunan Profil Dinkes Kab. Profil Kesehatan


Gizi Puskesmas Lappran Puskesmas AJI Mumpung 2022 Indonesia
2022 laiinya 2022
Tahun 2019
Balita yg Kematian anak 1-4 th Balita yg ditimbang Balita Stunting 19%
ditimbang (D/S) 34 kasus (D/S) 75.60%
68%
Stunting 25,3 Bayi Premature Stunting 21% Balita BB Kurang
4,2 % usia 0-23 bulan
12.10%
Balita sangat Pneumonia 7 kasus Balita sangat kurus Balita sangat Kurus
Kurus 4,3% 5.30% 0-23 bl 4,6%
Bumil KEK 14,2 Kematian Bayi 0-11 Bumil KEK 15.30% Bumil Kek 11%
bln 259 kasus

TTD ibu Hamil 58,8 % belum CTPS TTD ibu Hamil 85% TTD ibu Hamil 80%
88%
Pemberian Vit.A 48% belum PHBS Pemberian Vit A Asi Ekslusif 65,%
Nifas 65% balita 887%
Pemberian Vit A ASI Eksklusif 45% Balita BB Kurang
balita 75% usia 0-23 bulan
12.10%
IMD (Inisiasi Balita Berat badan Balita Berat badan
menyusu dini) Kurang (BB/U) Kurang 0-59 blulan
50,2% 16,5% 14.1%
Asi Ekslusif 40% AKB 24/1000
kelahiran
Balita Berat
badan kurang 0 - 5
tahun 13,1 %
Balita diare 68,8%

29
Tabel 2 Indikator Kinerja Gizi Masyarakat Tahun 2020 - 2024

30
Lembar penugasan
ANALISA SITUASI

31
Rangkuman Masalah Kesehatan (Gizi)

Penentuan Prioritas Masalah

Rumusan Akar Penyebab Masalah

32
Pohon masalah

Tabel Pemecahan masalah


33
Bayi tidak ASI Edukasi ibu hamil bahwa pemberian ASI Eksklusif 6 bulan per Edukasi ibu hamil bahwa
tama sangat penting dan dilanjutkan sampai 2 tahun pemberian ASI Eksklusif
ekslusif 6 bulan pertama sangat p
IMUNISASSI (Inisiasi Menyusui UNtuk Ibu Serta Anak Sehat enting dan dilanjutkan sa
Sedini mungkIn) mpai 2 tahun
“Kongsi ASIP” konseling cara pemberian dan penyimpanan IMUNISASSI (Inisiasi
ASI Perah Kongsi ASIP”

Hygine sanitasi Pemeriksaan kualitas air minum masyarakat Pemeriksaan kualitas air
minum masyarakat
rendah Kerjasama dengan tenaga kesehatan lingkungan untuk promosi
meningkatkan hygine dan sanitasi melalui Gerakan STBM

“Gerakan STBM” Kampanye hidup bersih d

Tabel RUK (Rencana Usulan Kegiatan)

34
Materi Pelatihan Inti 02a.
Pencegahan dan Penurunan Stunting (Program Prioritas Pelayanan Gizi)

Tujuan:
Pada akhir penugasan, peserta dapat mengidentifikasi, analisis, perumusan masalah,
penentuan prioritas masalah, pemecahan masalah sampai dengan rencana kegiatan intervensi
pada program gizi.

Metode : Latihan Studi Kasus

Waktu : 45 menit

Bahan dan alat:


1. Lembar Kasus atau bisa menggunakan profil Puskesmas Penempatan
2. Panduan diskusi kelompok

Langkah - Langkah Penugasan


1. Fasilitator membagikan lembar kasus (Bagi Penugasan Khusus Individu) atau profil
Puskesmas penempatan (Bagi Penugasan Berbasis Tim)
2. Identifikasi dan kumpulkan data yang diperlukan dari berbagai sumber sesuai dengan
(rencana penugasan masing-masing).
3. Analisis dan interpretasikan data dari kasus tersebut;
4. Rumuskan masalah gizi yang terjadi;
5. Tetapkan prioritas masalah gizi;
6. Rumusukan alternative / pemecahan masalah gizi secara tepat;
7. Tetapkan alternative/pemecahan masalah gizi secara tepat;
8. Susun suatu rencana kegiatan intervensi masalah gizinya.

PENUGASAN MATERI GIZI


(contoh kasus)

Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421 desa. Pada tahun 2017
(kalau ada data terbaru gunakan yang terbaru), jumlah penduduknya mencapai 2.210.017 jiwa
dengan luas wilayah 3.074,07 km² dan sebaran penduduk 719 jiwa/km². Cikajang adalah
sebuah kecamatan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak
sekitar 29 Km dari ibu kota Kabupaten Garut ke selatan melalui Garut Kota. Pusat
pemerintahannya berada di Desa Cikajang. Dahulu di kecamatan ini terdapat Stasiun
Cikajang namun kini sudah tidak aktif semenjak Jalur kereta api Cibatu-Cikajang dinonaktifkan
sekitar tahun 1980-an.Kecamatan Cikajang terdiri dari 12 Desa, yaitu Cibodas, Cikajang,
Cikandang, Cipangramatan, Giriawas, Girijaya, Kramatwangi, Margamulya, Mekarjaya,
Mekarsari,Padasuka, dan Simpang. Kecamatan Cikajang terletak di bagian selatan Kabupaten
Garut. Topografi wilayahnya berupa dataran tinggi, pegunungan hingga lereng gunung
berapi pada ketinggian 1.200-2.500 meter di atas permukaan air laut. Dibagian barat
terdapat Gunung Papandayan, di timur ada Gunung Cikuray, serta Pegunungan Mandalagiri di
bagian selatan. Kecamatan ini merupakan hulu dua sungai besar yaitu Sungai Cimanuk yang
mengalir ke Laut Jawa dan Sungai Cikandang yang bermuara ke Samudra Hindia.
Batas Wilayah Kecamatan Cikajang, sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Cigedung dan Kecamatan Cisurupan; Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Banjarwangi; Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Cihurip; dan Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Pakenjeng, Cisompet, dan Kecamatan Pamulihan. Di Kecamatan
Cikajang jumlah penduduk sampai dengan bulan September Tahun 2017 sebanyak 88.865 Jiwa
35
terdiri dari: laki-laki 45.503 jiwa, dan perempuan 43.362 jiwa, Mata pencaharian penduduk adalah
petani 9.559 jiwa, peternak 11.700 jiwa, buruh tani 6.927 jiwa, pedangang 6.608 jiwa, pns 529 jiwa,
TNI/Polri 93 jiwa, jasa 1.492 jiwa, dan pensiunan 2.513 jiwa.

Secara Nasional target penurunan stunting pada tahun 2024 adalah 14%. Hasil SSGI
2021, prevalensi stunting Provinsi Jawa Barat adalah 24,5%, dan prevalensi stunting di Kabupaten
Garut adalah 35,2%. Remaja putri yang mendapat TTD di Provinsi Jawa Barat adalah 21,8%, dan
di Kabupaten Garut adalah 9,6%. Sedangkan Ibu Hamil yang mendapatkan TTD di Provinsi Jawa
Barat adalah 90,6% dan di Kabupaten Garut adalah 90,5%. Hasil Laporan Rutin tahun 2021, di
Provinsi Jawa Barat terdapat 6,4% ibu hamil KEK, dan di Kabupaten Garut yang mendapat PMT
Bumil KEK adalah 86,1%. Cakupan ASI Eksklusif di Provinsi Jawa Barat 59,4%, dan di Kabupaten
Garut adalah 68,7%. Cakupan pemantauan pertumbuhan pada balita di provinsi jawa Barat adalah
3,6%, dan di Kabupaten Garut adalah 82,7%. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan di
Provinsi Jawa Barat adalah 98,3% dan di Kabupaten Garut adalah 100%.

Link data, sbb: http://profilkecamatancikajang.blogspot.com/2017/06/profil-kecamatan-


cikajang.html

36
Materi Pelatihan Inti 02b.
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Tujuan : Setelah mengikuti studi kasus ini, peserta mampu mensimulasikan tata laksana Kasus Ibu
Hamil dengan anemia dan KEK.
Metode : Role Play
Waktu : 45 menit

Skenario
Seorang ibu usia 26 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan tidak haid selama 2 bulan,
merasa sering pusing, mudah lelah dan tidak nafsu makan.

Hasil pemeriksaan didapatkan : TD 110/80 mmHg, nadi 90x/m, pernafasan 20x/m, suhu 36,5 0C,
LiLA 22,5 cm.Dilakukan pemeriksaan laboratorum dengan hasil: tes kehamilan positif, dengan Hb
10 gr/dl.

Alat Bahan
1. Buku kia
2. Antropometri kit
3. Stetoskop
4. Thermometer
5. Tensimeter digital
6. USG
7. Meja periksa ginekologi
8. Tempat tidur periksa
9. Formulir rujukan

Langkah - Langkah Penugasan :


1. Fasilitator membagikan panduan role play
2. Sebelum melakukan penugasan, akan dijelaskan tentang tujuan, langkah-langkah serta
alokasi waktu dalam menyelesaikan penugasan secara langsung oleh fasilitator/tim teknis
3. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok (atau sesuai dengan profesi tenaga kesehatan)
4. Setiap kelompok berdiskusi apa yang akan dilakukan sesuai profesi masing - masing
5. Kelompok menunjuk perwakilan untuk melakukan role play sesuai dengan langkah-langkah
6. Fasilitator memberikan feedback dan kesimpulan dari penugasan

37
Panduan Simulasi Kasus Ibu Hamil:
• Pasien ibu hamil registrasi dan diarahkan menuju klaster 2
• Layanan ANC terpadu 10 T, jika diperlukan pemeriksaan oleh dokter (USG) serta
pemeriksaan lanjutan (laboratorium)
• Konsultasi ulang ke dokter
• Mendapatkan konseling gizi dari tenaga gizi dan pemberian makanan tambahan
• Pasien mengambil TTD dan pulang
• Pencatatan ke dalam PWS

Nakes
• 1 Dokter
• 1 Bidan
• 1 Perawat
• 1 Petugas Lab (cek Hb ibu hamil)
• 1 Farmasi
• 1 Gizi

38
Materi Pelatihan Inti 02c.
Pengelolaan Imunisasi

39
Materi Pelatihan Inti 02d.
Program Penanggulangan Tuberkulosis

Tujuan : Setelah mengikuti studi kasus ini, peserta mampu memahami Program Penanggulangan
TBC, utamanya mengenai Penegakkan diagnosis, Pengobatan, Investigasi kontak dan
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), serta Edukasi dan Promosi Kesehatan terkait
TBC.
Metode : Studi Kasus
Waktu : 45 menit

Bahan dan Alat:


1. Panduan studi kasus
2. Lembar Jawab

Langkah-Langkah Penugasan:
1. Fasilitator membagikan panduan penugasan
2. Sebelum melakukan penugasan, akan dijelaskan tentang tujuan, langkah-langkah
serta alokasi waktu dalam menyelesaikan penugasan secara langsung oleh
fasilitator/tim teknis
3. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok dan setiap kelompok dipisah ke dalam breakout
room zoom meeting
4. Peserta mengerjakan studi kasus untuk Program penanggulangan TBC secara
individu secara sinkronus maya didampingi oleh fasilitator melalui breakout zoom
meeting
5. Selama pengerjaan penugasan peserta dapat mengajukan pertanyaan
terkait penugasan melalui zoom meeting
6. Setelah pengerjaan beberapa peserta diberikan waktu untuk mempresentasikan
hasil penugasan
7. Setelah presentasi fasilitator memberikan feedback kepada hasil presentasi
peserta

40
Soal Penugasan:
Soal 1:
Seorang perempuan berusia 41 tahun (karyawan kantor), datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan hilang timbul, sesak nafas dan nyeri dada di
sangkal. Mengeluhkan batuk yang tidak mereda selama 1 minggu terakhir, mudah lemas, nafsu
makan menurun, dan BB turun. Pasien diketahui merokok satu bungkus per hari. Setelah ditelusuri
Pasien ternyata memiliki Riwayat sakit TBC sebelumnya.
1. Bagaimana tindak lanjut alur penegakan diagnosis berdasarkan keluhan Pasien tersebut?
2. Apabila hasil TCM menunjukkan MTB Detected Rifampicin Sensitive, bagaimana alur
pengobatan dan pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan Pasien?
3. Jelaskan form yang digunakan dan alur pencatatan dan pelaporan pasien tersebut dalam SITB
secara singkat!
4. Bagaimana tatalaksana pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan?

Soal 2:
Bapak T, seorang laki-laki berusia 35 tahun terkonfirmasi positif TBC tinggal di wilayah Puskesmas
Mawar. Bapak T sudah mendapatkan tata laksana TBC di Puskesmas. Bapak T menyampaikan
bahwa di rumah terdapat istri yang sedang hamil berusia 34 tahun dan kedua anaknya, anak
pertama berusia 8 tahun, sedangkan anak kedua berusia 4 tahun.
1. Bagaimana alur investigasi kontak yang harus dilakukan petugas puskesmas?
2. Siapa saja yang akan diberikan TPT dan bagaimana alur pemberian TPT tersebut?
3. Bagaimana peran dan keterlibatan kader kesehatan dalam pelaksanaan investigasi kontak?
4. Pesan kunci apa saja yang harus disampaikan dalam edukasi Pasien dan keluarganya?

41
Materi Pelatihan Inti 02e.
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

PANDUAN ROLE PLAY PELAKSANAAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM


Di MASYARAKAT (POSBINDU PTM)

Tujuan : Peserta pembelajaran mampu melaksanakan kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di
Masyarakat
Metode : Role Play
Waktu : 90 menit

Kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi risiko
seseorang terkena PTM. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang diamanatkan undang-
undang No. 23 Tahun 204 tentang Pemerintah Daerah, dimana setiap pemerintah daerah dalam
hal ini Kab./Kota Wajib melaksanakan standar Pelayanan Minimal salah satunya di bidang
Kesehatan adalah pelayanan Kesehatan usia produktif dan lansia. Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi skrining factor risiko PTM minimal 1 tahun sekali. Kegiatan Deteksi dini FR PTM biasanya
dilaksanakan melalui kegiatan Posbindu PTM atau Posyandu Lansia. Kegiatan tersebut bisa
dilaksanakan/dibentuk dimana saja untuk menjangkau sasaran deteksi dini PTM dengan berbagai
latar belakang yang berbeda seperti di sekolah dengan berintegrasi dengan UKS, di tempat kerja,
saat event besar yang banyak melibatkan massa serta posbindu komunitas yang biasa
dilaksanakan di desa setiap bulannya. Posbindu memiliki kegiatan wajib yang harus dilakukan yaitu
identifikasi faktor risiko, pengukuran TB, BB, LP. TD dan gula darah. Tetapi kegiatan posbindu bisa
di lakukan inovasi dengan menambah pemeriksaan sesuai dengan SDM dan sarana yang dimiliki
seperti pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran.

Kegiatan Posbindu dilaksanakan dengan sistem 5 meja/5 tahapan yaitu :

1. Pendaftaran
2. Wawancara/Identifikasi Faktor Risiko
3. Pengukuran FR
4. Pemeriksaan FR
5. Edukasi dan tindak lanjut

Petunjuk Pelaksanaan Role Play :

1. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan lokasi penempatan


2. Tugas demonstrasi dan bermain peran ini sudah disampaikan sebelum jadwal
pembelajaran

42
3. Setiap kelompok sudah melakukan diskusi dan berbagi peran sebelum jadwal
pembelajaran
4. Saat Jadwal pembelajaran, langsung digunakan untuk penampilan dari masing-masing
kelompok
5. Masing-masing kelompok diminta untuk menampilkan kegiatan posbindu
6. Peserta menjelaskan setiap tahapan posbindu PTM, cara penggunaan alat dan edukasi
serta saran tindak lanjut
7. Dalam bermain peran, komunikasi antara kader/petugas harus diperhatikan dan di
sesuaikan.
8. Setiap peserta harus berpartisipasi dalam kegiatan posbindu. Peran dari masing-masing
peserta bisa disesuikan dengan jumlah orang dalam 1 kelompok. Berikut contoh
pembagian peran tetapi bisa kembali disesuikan dengan jumlah peserta dalam kelompok

Tahapan 1 Tahapan 2 Tahapan 3 Tahapan 4 Tahapan 5


Klien : 1
Orang Pendaftaran : Wawancara/Ide Pengukuran FR Pemeriksaan FR Edukasi dan
1 Orang ntifikasi Riwayat PTM PTM tindaklanjut:
Penyakit : Pengukuran TB : Pengukuran TD : 1 Orang
Wawancara 1 Orang 1 Orang
Riwayat penyakit Pengukuran
Pemeriksaan
Pribadi : 1 Orang Berat Badan : 1
Gula Darah : 1
Orang Orang
Wawancara
Pengukuran
Penyakit
Lingkar Perut : 1
Keluatrga : 1
Orang
orang

Skenario :
Posbindu PTM dilakukan saat pandemi Covid-19 level 2. Protokol kesehatan penting untuk
diperhatikan oleh kader. Saat semua kelengkapan sudah disiapkan dan posbindupun di buka.
Datanglah bebenerapa klien ke Posbindu dengan kondisi sebagai berikut :

1. Seorang wanita bernama Ibu X berusia 52 tahun, berprofesi sebagai guru SD datang ke
Posbindu. Ini adalah kunjungan pertamanya ke posbindu dan dia juga tidak pernah
melakukan checkup sebelumnya. Ibu X cukup peduli dengan kesehatannya karena
ayahnya dulu menderita DM sampai terjadi komplikasi dan meninggal. Sejak itu Ibu x
memperhatikan pola hidupnya dia rajin berolah raga secara rutin dan selalu mengkonsumsi
sayur setiap hari. Satu hal yang menjadi masalah di Ibu X, dia sangat suka makanan manis
dan setiap hari selalu mengkonsumsi teh/kopi pagi dan sore. Beberapa bulan terakhir berat
badan Ibu X turun drastis dan sering terbagun malam hari untuk buang air kecil

43
2. Seorang kakek bernama B berusia 68 tahun, sedikit mengalami gangguan pendengaran
tapi masih cukup lancar berkomunikasi. Kakek B seorang perokok dan memiliki riwayat
hipertensi oleh sebab itu setiap bulan dia selalu datang berkunjung ke Posbindu untuk cek
tekanan darahnya. Kakek B masih susah mengatasi kebiasan merokoknya. Aktivitas
sehari-hari kakek B adalah menjaga warung yang berada di samping rumahnya. Kakek B
tinggal dengan anaknya yang sibuk bekerja sebagai buruh sehingga makanan kakek B
tidak terlalu diperhatikan. Kakek B hanya memakan apa yang ada saja yang disiapkan
anaknya secara terburu-buru setiap pagi.
3. Seorang anak SMA berjenis kelamin laki-laki bernama C berusia 16 tahun sedang libur
sekolah. Mengantar dan menemani ibunya ke posbindu. Ibunya sering datang ke posbindu
untuk cek gula darah karena sang ibu DM. C bertubuh gempal dan semakin bertambah
beratnya sejak sekolah daring selama pandemi. Kesehariannya hanya duduk di depan PC
untuk belajar daring kemudian dilanjutkan bermain sosmed. Sejak pandemi C sering
merasa sakit kepala. Sebagai anak sekolah C memiliki beban tugas yang menumpuk
akibatnya dia sering begadang untuk mengerjakan tugasnya.

NB : Kondisi klien yang belum teridentifikasi dalam scenario bisa dikembangkan dan
dirancang oleh masing-masing kelompok (Riwayat Penyakit, TB, BB, LP, TD dan Kadar
Gula Darah)

44
PANDUAN PRAKTIK PENCATAT DAN PELAPORAN
FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

Tujuan : Peserta pembelajaran mengetahui cara pencatatan dan pelaporan FR PTM


Metode : Diskusi Kelompok
Waktu : 45 menit

Petunjuk :

1. Peserta pembelajaran menyediakan Handphone yang terkoneksi dengan internet


2. Peserta meyiapkan data hasil praktek deteksi dini faktor risiko dan PTM yang telah dilakukan
pada praktek materi inti sebelumnya.
3. Masing-masing peserta belajar melakukan enteri data faktor risiko PTM ke Aplikasi yang
sudah ditentukan (ASIK atau SI PTM)
4. Pelatih/Fasilitator mendampingi peserta dalam pelaksanaan praktek pencatatan dan
pelaopran FR PTM

45
Materi Pelatihan Inti 02f.
Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB dan Wabah

Panduan Penugasan
Mata Pelatihan Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB/Wabah

Tujuan pembelajaran:
1. Melakukan surveilans epidemiologi penyakit (meliputi identifikasi penyakit potensial
KLB/wabah dan penghitungan ukuran epidemiologi),
2. Melakukan pelaporan, pengumpulan data, analisis dan interpretasi serta diseminasi hasil
Surveilans
3. Melakukan Kewaspadaan Dini Penyakit Potensial KLB dan Wabah
4. Melakukukan Penyelidikan Epidemiologi KLB

Instruksi:
1. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok (@ 5 orang)
2. Masing-masing kelompok menunjuk ketua dan sekretaris
3. Waktu menyelesaikan soal 45 menit
4. Setelah diskusi masing2masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi @ 5 menit (30
menit)
5. Feedback dari fasilitator 15 menit

46
TUGAS 1
Topik: Surveilans Epidemiologi dan SKD penyakit:

1. Daftar penyakit dan masalah Kesehatan yang ditemukan di Puskesmas :

Apakah harus Apakah harus


Jenis penyakit /masalah dilaporkan secara dilaporkan 1 x 24 jam
kesehatan mingguan (Y/T)
(Y/T)
Diare Akut
Malaria Konfirmasi
Tersangka Demam Dengue
Pneumonia
Diare Berdarah atau Disentri
Tersangka Demam Tifoid
Sindrom Jaundis Akut
Tersangka Chikungunya
Tersangka Flu Burung pada
Manusia
Tersangka Campak
Tersangka Difteri
Tersangka Pertusis
AFP (Acute Flacid Paralisys)
Kasus Gigitan Hewan Penular
Rabies
Tersangka Antraks
Tersangka Leptospirosis
Tersangka Kolera
Klaster penyakit tidak lazim
Tersangka Meningitis/Ensefalitis
Tersangka Tetanus Neonatorum
Teranska Tetanus
ILI (Influenza Like Illness)
Tersangka HFMD)
Tersangka Covid-19
HIV
Tuberculosis

47
Kecacingan
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Hipertensi
Kematian Bayi
Kematian Ibu
Kanker

2. Apakah ada penyakit yang mensyaratkan zero reporting? Sebutkan !


3. Apakah ada penyakit yang mensyaratkan case-based reporting? Sebutkan !
4. Apakah Puskesmas harus melakukan surveilans aktif? Kapan dan penyakit apa?
5. Bagaimana Saudara melaporkan data mingguan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ?
Sebutkan formulir - formulir dan form standar!
6. Jelaskan kapan anda harus melakukan diseminasi hasil surveilans dan siapa saja sasarannya?

TUGAS 2:
Topik: Surveilans Epidemiologi (Ukuran-Ukuran Epidemiologi)
1. Distribusi Kasus Covid-19 di Kabupaten X Tahun 2020
No URAIAN KECAMATAN
A B
1 Jumlah penduduk 25.000 50.000
2 Jumlah Laki-laki 13.000 20.000
3 Jumlah Perempuan 12.000 30.000
4 Jumlah Meninggal 20 10
5 Jumlah Kasus Konfirmasi positif Covid-19 27 200
6 Jumlah penduduk meninggal dengan diagnosis Covid-19 15 7
7 Jumlah Kasus Suspek Covid 19 140 720
8 Jumlah Kontak Erat dari kasus konfirmasi positif Covid 19 1.300 2.850
9 Jumlah penduduk yang menjalani isolasi 970 1845
10 Jumlah penduduk yang menjalani karantina 2.300 2.700

Berdasarkan data pada tabel di atas, Jawablah pertanyaan berikut :


1. Hitung proporsi penduduk laki-laki di Kabupaten X
2. Hitung proprsi penduduk perempuan di Kabupaten X
3. Hitung ratio jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di Kabupaten X
4. Berapa ratio Kontak erat dengan kasus konfirmasi positif Covid 19 di Kecamatan A dan B

48
5. Berapa proporsi yang menjalani isolasi di Kecamatan A dan B
6. Berapa proporsi yang menjalani karantina di Kecamatan A dan B
7. Hitung angka kematian kasar (CDR) di Kecamatan A dan B
8. Hitung angka kematian kasus (CFR) Covid-19 di Kecamatan A dan B
9. Apakah penelusuran kontak di Kecamatan A dan B sudah berjalan maksimal?
10. Apa yang dapat Anda simpulkan dari penghitungan ukuran epidemiologi berdasarkan data
Covid-19 tersebut?

TUGAS 3:
Topik: Laporan SKDR
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan kasus dibawah ini:
1. Kinan datang berobat ke Puskesmas dengan keluhan diare cair, dalam 1 tahun terakhir ini
Kinan belum pernah sakit diare. Pada kunjungan itu Kinan termasuk kasus ...?
2. Aris bulan lalu sakit diare dan telah didiagnosa di Puskesmas sebagai kasus baru diare. Dua
minggu kemudian Aris datang kembali dengan keluhan diare tetapi Aris bilang dia sudah sempat
sembuh selama kurang lebih 1 minggu. Pada kunjungan kedua itu Aris termasuk kasus...?
3. Seminggu yang lalu, Lydia berobat ke Puskesmas dengan keluhan batuk dan demam selama
3 hari, dan didiagnosa sebagai bronchitis. Minggu ini, Lydia kembali berobat ke Puskesmas
dengan gejala yang sama, tanpa pernah sembuh. Pada kunjungan kedua itu Lydia termasuk
kasus ...?

Tugas 4:

Topik: PE/Respon KLB

Pertanyaan:

1. Apakah Kriteria kerja KLB yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB dari studi
kasus berikut
2. Apa yang Anda dapat simpulkan dari latihan PE KLB dari studi kasus berikut ?

Kasus 1:

Pada hari ini, di Poliklinik Puskesmas Sukamerindu ditemukan 3 anak berobat yang didiagnosis
dokter sebagai penderita campak (belum ada konfirmasi pemeriksaan Laboratorium). Satu anak
diantaranya dirawat inap di Puskesmas karena sesak nafas berat. Ketiga anak tersebut berasal
dari Desa Sumbermulya Petugas Imunisasi menginformasikan kalau Desa Kawula memiliki
cakupan imunisasi campak rendah rata-rata 40 % selama 5 tahun terakhir

Kasus 2:

49
Dinkes Kab.Margoparung mendapatkan informasi dari Ka.Puskesmas Sukasuka, bahwa dalam
waktu 24 jam menerima kunjungan pasien diare yang awalnya 5 kasus menjadi 30 kasus. Semua
penderita berasal dari Kp.Sukasari Desa sukamanah, mengeluhkan gejala diare, cair,mules dan
muntah-muntah setelah menghadiri hajatan di rumah pamiodongdesa di Kampung tersebut.
Sebagai petugas Surveilans yang kompeten, bagaimana sdr memberikan gambaran kejadian
tersebut , diskusikan dalam kelompok
Kasus 3:

Di Barak pengungsian gempa terjadi peningkatan kejadian kesakitan. Dalam sejak periode minggu
kedua menempati barak peningkatan kasus terjadi sangat signifikan, dari 12 orang di minggu
sebelumnya menjadi 31 orang penderita, Gejala kesakitan di duga penemonia. Petugas menduga
ini adalah KLB. Apakah Kriteria kerja yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB pnemonia
di barak pengungsian ini sesuai dengan Permenkes nomor 1501 tahun 2010 :

Kasus 4:

Berdasarkan wawancara semua penduduk di daerah yang diduga terjadi KLB ditemukan
peningkatan sangat tajam jumlah anak yang menderita demam menggigil dalam 5 hari terakhir
dibandingkan keadaan hari-hari sebelumnya.

50
Materi Pelatihan Inti 03
Akreditasi Puskesmas

Panduan Diskusi Kelompok Persiapan Dokumen Akreditasi Puskesmas


Tujuan:
Setelah menerima materi, peserta mampu menyusun contoh dokumen Akreditasi Puskesmas.

Bahan dan alat:


1. Standar dan instrument akreditasi Puskesmas
2. Format dokumen regulasi
3. Media diskusi online/ gadget/ gawai

Langkah langkah
1. Peserta dibagi ke dalam 6 kelompok yang terdiri atas:
- 3 kelompok penyusun dokumen SOP
- 3 kelompok penyusun dokumen SK
2. Setiap kelompok menyusun dokumen dengan judul yang berbeda sebagai berikut:
- Kelompok SK I : membuat SK yang diambil di salah satu standar yang ada
di bab I
- Kelompok SK II : membuat SK yang diambil di salah satu standar yang ada
di bab II
- Kelompok SK III : membuat SK yang diambil di salah satu standar yang ada
di bab III
- Kelompok SOP I : membuat SOP yang diambil di salah satu standar yang ada
di bab III
- Kelompok SOP II : membuat SOP yang diambil di salah satu standar yang ada
di bab IV
- Kelompok SOP III : membuat SOP yang diambil di salah satu standar yang ada
di bab V
3. Setiap kelompok diberikan waktu diskusi dalam menyusun dokumen secara mandiri.
4. Setiap kelompok diberikan kesempatan 10 menit untuk penyajian hasil diskusi kelompok dan
5 menit diskusi serta arahan dari fasilitator

51
Materi Pelatihan Inti 04.
Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

Tujuan : Setelah mengikuti studi kasus ini, peserta mampu memahami Program Promosi
Kesehatan di Puskesmas.

Metode : Diskusi Kelompok


Waktu : 135 menit

Bahan dan Alat:


1. Panduan studi kasus
2. Lembar Kasus

Langkah-Langkah Penugasan:
1. Peserta dibagi empat kelompok. Setiap kelompok memilih ketua, sekretaris dan presenter.
2. Semua kelompok membaca dan mencermati analisis situasi sebagai berikut
3. Semua kelompok menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) upaya promosi kesehatan di
puskesmas dengan menerapkan tahapan yang telah dibahas pada materi ini dengan
menggunakan matrik/format yang sesuai :
a. Tahap Persiapan, kegiatan yang dilakukan;
1) Penyiapan data kesehatan (dapat diambil dari laporan Tahunan Puskesmas atau
sumber data lainnya yang akurat)
2) Pengolahan data/analisis data/analisis situasi
b. Penetapan prioritas masalah melalui sistem skoring.
c. Identifikasi penyebab masalah prioritas
d. Identifikasi dan penetapan upaya mengatasi masalah
e. Penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
1) Kelompok 1 : menyusun RUK Upaya Promosi Kesehatan dalam mendukung upaya
meningkatkan cakupan fasilitas sanitasi dasar
2) Kelompok 2: menyusun RUK Upaya Promosi Kesehatan dalam mendukung upaya
mengatasi angka kesakitan terbanyak pada anak umur 0-4 tahun di Puskesmas
3) Kelompok 3: menyusun RUK Upaya Promosi Kesehatan dalam mendukung
peningkatan SPM untuk cakupan yang belum memenuhi target Puskesmas
4) Kelompok 4: menyusun RUK Upaya Promosi Kesehatan dalam mendukung
mengatasi masalah kesehatan yang ada di Puskesmas
f. Waktu diskusi 50 menit, setiap kelompok diharapkan menyampaikan hasil tugasnya dan
panitia akan menunjuk satu orang pada setiap kelompok untuk menyajikan hasil tugasnya.

52
LEMBAR KASUS

53
LEMBAR DISKUSI

54
55
D. Ketentuan Penyelenggaraan Pelatihan
1) Peserta
a) Kriteria peserta
Peserta pembekalan terdiri dari minimal 5 (lima) Tenaga Kesehatan yang akan menjadi
Tim sesuai dengan hasil seleksi oleh Direktorat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
(Ditgunakes), terdiri dari:
a. Dokter
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Bidan
e. Tenaga kesehatan lingkungan
f. Tenaga gizi
g. Ahli teknologi laboratorium medik
h. Tenaga kefarmasian,
i. Tenaga kesehatan masyarakat

b) Efektifitas pelatihan
Dalam 1 (satu) kelas, peserta berjumlah maksimal 40 orang, dan akan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang berlaku.

2) Pelatih (Fasilitator/ Instruktur)

NO MATA PELATIHAN SYARAT PELATIH/FASILITATOR

A. MATA PELATIHAN DASAR

1. Kebijakan Penempatan Tenaga Pejabat Pimpinan Tinggi / Ketua Tim Kerja


Kesehatan atau Pejabat Fungsional terkait yang ada di
lingkungan Direktorat Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan (Ditgunakes)

2 Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Pejabat Pimpinan Tinggi / Ketua Tim Kerja
atau Pejabat Fungsional terkait yang ada di
lingkungan Direktorat Pelayanan
Kesehatan

3 Nilai – Nilai Ber-AKHLAK Pejabat Pimpinan Tinggi / Ketua Tim Kerja


atau Pejabat Fungsional di Lingkungan
PKASN atau
Widyaiswara yang memahami nilai - nilai
Ber-AKHLAK

B. MATA PELATIHAN INTI

1 Manajemen Puskesmas 1. Pendidikan minimal Strata Satu (S1)


2. Tim Penyusun Kurikulum dan Modul
Pelatihan Penugasan Khusus atau
2 Program Kesehatan Prioritas Nasional
3. Pengelola Program terkait substansi
materi atau
a Pencegahan dan Penurunan Stunting 4. Pejabat Fungsional terkait substansi
(Program Prioritas Pelayanan Gizi) materi atau
5. SDM Kesehatan yang memiliki
b Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak pengalaman melatih atau

56
c Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi menyampaikan materi terkait substansi
materi
6. Diutamakan SDM Kesehatan yang telah
d Program Penanggulangan Tuberkulosis
mengikuti workshop atau Pelatihan
Tenaga Pelatih Kesehatan (TPK)
e Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular (PTM)

f Surveilans Kesehatan dalam rangka


deteksi dini dan respon KLB dan Wabah

3 Akreditasi Puskesmas

4 Pengelolaan Promosi Kesehatan di


Puskesmas

C. MATA PELATIHAN PENUNJANG

1 Bela Negara ● Pelatih/ Instruktur dari pendidikan


militer atau
● Widyaiswara / SDM yang telah
mengikuti TOT Bela Negara atau

2 Adaptasi, Komunikasi dan Kerja Sama Widyaiswara / SDM yang memahami


Tim terkait pengembangan kapasitas terkait
softskills

3 Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut Widyaiswara / Unit program yang


memahami terkait pelaporan penugasan
khusus dan rencana tindak lanjut peserta
penugasan khusus

4 Building Learning Commitment (Team Widyaiswara / SDM yang telah mengikuti


Building) Pelatihan Pengendalian Pelatihan

5 Anti Korupsi Penyuluh anti korupsi / Widyaiswara yang


telah mengikuti TOT Anti Korupsi

3) Ketentuan Penyelenggaraan
a) Penyelenggara
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2018 Tentang
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam mendukung Program Nusantara Sehat,
maka penyelenggara pembekalan adalah institusi pelatihan yang telah terakreditasi.
b) Tempat penyelenggaraan
Pembekalan Tim Nusantara Sehat dapat diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan
Kesehatan (BBPK), Balai Pembekalan Kesehatan (Bapelkes), dan Institusi Diklat lainnya.
Dalam hal materi Bela Negara, tempat penyelenggaraan dapat menyesuaikan kebutuhan
yang berlaku.

4) Sertifikat
57
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan
dengan ketentuan:
 Kehadiran 100%
 Nilai hasil post test minimal 80

Akan diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan angka
kredit 2 (dua) yang di tandatanggani sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peserta
pelatihan juga berhak mendapatkan Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Organisasi Profesi
sesuai mekanisme pengajuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

58
PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN
PEMBEKALAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN

A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu
atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama.

Praktik Lapangan merupakan bagian dari rangkaian proses pembelajaran, karena pada
tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk pengkayaan dari materi yang telah diajarkan. Tujuan
yang hendak dicapai pada kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi peserta
dalam melihat penerapan kegiatan pelayanan Puskesmas secara nyata di lapangan.

Selain untuk pencapaian tujuan diatas, PL juga mempunyai dasar pertimbangan


berdasarkan teori yang mengatakan bahwa proses belajar dapat terjadi melalui 2 (dua) cara
yang berbeda, yaitu :

1. Belajar melalui pemahaman, dimana seseorang mulai belajar ketika munculnya


pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya hubungan antara suatu hal
dengan hal lainnya. Dalam kegiatan ini peserta PL akan mendapat banyak pemahaman
baru tentang bagaimana penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Belajar melalui contoh, seseorang mulai belajar melalui pengamatannya terhadap
tingkah laku orang lain dan secara tidak sadar orang tersebut kemudian meniru tingkah
laku yang baru itu. Dalam kegiatan ini peserta PL akan banyak melihat berbagai macam
gambaran contoh yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan pedoman tentang
pelayanan kesehatan di Puskesmas pada umumnya secara langsung dan hal ini
tentunya akan dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan menuju kondisi yang
lebih baik lagi dikemudian hari.

B. TUJUAN PRAKTIK LAPANGAN


1. Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan PL, peserta mendapatkan pengalaman nyata tentang
penerapan manajemen puskesmas, akreditasi puskesmas dan program promosi
kesehatan sebagai satu pengalaman (lesson learnt) yang didapat dari proses pelatihan
pembekalan penugasan khusus tenaga kesehatan.

2. Tujuan Khusus
Setelah selesai praktik lapangan, peserta dapat:
a. Kegiatan terkait Manajemen Puskesmas
Tujuan : Mengamati implementasi proses Perencanaan (P1), Penggerakan dan
Pelaksanaan (P2), Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) di Puskesmas
b. Kegiatan terkait Akreditasi Puskesmas
Tujuan : Mempelajari INM (Indikator Nasional Mutu)
c. Kegiatan terkait Promosi Kesehatan
Tujuan :
 Pelaksanaan Posyandu berdasarkan tahapan kehidupan
59
 Kunjungan rumah
d. Kegiatan terkait Surveilans Kesehatan
Tujuan
 Mempelajari implementasi surveilans di PKM (pengumpulan data sampai
dengan diseminasi)
 Mempelajari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) di Puskesmas
 Mempelajari Implementasi penyelidiikan epidemiologi apabila ada indikasi
Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Alert SKDR

C. STRATEGI DAN METODE PL


Setiap angkatan/kelas dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari :
Kelompok 1 : Melakukan pengamatan terkait Manajemen dan Akreditasi
Puskesmas
Kelompok 2 : Melakukan kegiatan terkait Promosi Kesehatan :
 Pelaksanaan Posyandu berdasarkan tahapan kehidupan
 Kunjungan rumah
Kelompok 3 : Melakukan pengamatan terkait kegiatan Surveilans di Puskesmas

D. KRITERIA TEMPAT PKL


Pemilihan tempat pelaksanaan PL ditentukan pada Puskesmas dengan kriteria:
 Diutamakan Puskesmas dengan akreditasi minimal Madya
 Telah disetujui oleh Dinkes Kab/Kota setempat

E. FASILITATOR/PEMBIMBING/PENDAMPING PRAKTIK LAPANGAN


Pembimbing setiap angkatan dalam kegiatan PL ini adalah:
 Tim Fasilitator (Unit Program/ Widyaiswara/ Puskesmas/ Dinas Kesehatan)
 2 - 3 orang pendamping Puskesmas
 2 - 3 Orang kader untuk pendamping kunjungan rumah

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Waktu pelaksanaan PL pada pelatihan ini dilaksanakan setelah seluruh materi
disampaikan, dan dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap penyusunan laporan dan tahap presentasi hasil laporan melalui seminar PL
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan. (antara lain: mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan PL, penyampaian kepada Puskesmas pelaksanaan PL hal-hal apa
yang akan diamati agar paparan singkat dan dokumen dipersiapkan).
2. Tahap Pelaksanaan, antara lain:
a. Pemaparan singkat dari Kepala Puskesmas terkait profil Puskesmas
b. Proses pelaksanaan praktik lapangan melalui pengamatan/ mempelajari
dokumen/ wawancara/ praktik di Puskesmas.
3. Tahap Penyusunan Laporan Praktik Lapangan
Masing-masing kelompok menyusun laporan sesuai dengan format laporan yang
ditentukan.
4. Tahap Presentasi Hasil Praktik Lapangan
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil PLnya di kelas atau puskesmas.
60
G. PENUTUP
Kesuksesan kegiatan PL ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya panitia
penyelenggara, pengendali pelatihan, fasilitator, pendamping, peserta, pihak tempat PL
dan sarana penunjang lainnya. Hal hal lain yang belum tertera pada pedoman ini dapat
dicantumkan kemudian. Daftar nama kelompok dan nama nama puskesmas lokasi PL
dilampirkan pada lampiran tersendiri.

61
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Waktu dan Tempat

BAB II : PROSES KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN BAB III: HASIL KEGIATAN

OBSERVASI LAPANGAN BAB IV: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

62
SKENARIO METODE FULL ONLINE PENUGASAN KHUSUS INDIVIDU
Nomor : MPD 1
Mata Pelatihan : Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang sasaran, staretegi dan kebijakan penempatan tenaga kesehatan penugasan
khusus
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami kebijakan penempatan tenaga kesehatan
Waktu : 2 JPL ( AM = 0 JPL, AK = 0 JPL, SM = 2 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Sub Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Sasaran Fasilitator Daftar hadir  Undang-
sasaran program menjelaskan pembelajaran SM Undang No. 36
program penugasan tentang sasaran Tahun 2009
penugasan khusus tenaga program, tentang
khusus tenaga kesehatan pelaksanaan serta Kesehatan.
kesehatan kebijakan  Peraturan
2. Menjelaskan 2. strategi penugasan khusus Menteri
strategi pelaksanaan tenaga kesehatan Kesehatan
pelaksanaan penugasan khusus serta melakukan Republik
penugasan tenaga kesehatan. braintrorming Indonesia
khusus tenaga Bersama peserta Nomor 33
kesehatan Tahun 2018
3. Menjelaskan 3. kebijakan Tentang
kebijakan penempatan Penugasan
penempatan tenaga kesehatan Khusus Tenaga
tenaga Kesehatan
kesehatan

63
Nomor : MPD 2
Mata Pelatihan : Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang transfromasi pelayanan kesehatan primer, Integrasi pelayanan kesehatan
primer, Integrasi pelayanan kesehatan primer di Puskesmas, Integrasi pelayanan kesehatan primer di Pustu dan
Integrasi pelayanan kesehatan primer di Posyandu
Hasil Belajar : Setelah selesai mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan integrasi pelayanan kesehatan primer
Waktu : 3 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM = 2 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1.Transfromasi pelayanan Tugas belajar Fasilitator  Log belajar 
transfromasi pelayanan kesehatan primer membaca meberikan mandiri
kesehatan primer modul, bahan penguatan dan  Daftar hadir
2. Menjelaskan Integrasi 2. Integrasi pelayanan tayang, regulasi melakukan pembelajaran
pelayanan kesehatan kesehatan primer brainstorming online
primer kepada peserta
3. Menjelaskan Integrasi 3.Integrasi pelayanan terkait integrasi
pelayanan kesehatan kesehatan primer di layanan primer
primer di Puskesmas Puskesmas
4. Menjelaskan Integrasi 4. Integrasi pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan primer di
primer di Pustu. Pustu.
5. Menjelaskan Integrasi 5. Integrasi pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan primer di
primer di Posyandu Posyandu

64
Nomor : MPD 3
Mata Pelatihan : Nilai – Nilai Berakhlak
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang nilai-nilai berakhlak
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan nilai-nilai berakhlak
Waktu : 3 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM = 2 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Sub Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Memahami 1. Nilai - Nilai Ber- Tugas belajar Fasilitator  Log belajar  Surat Edaran
tentang Nilai - Nilai AKHLAK membaca modul, meberikan mandiri Menpan RB
Ber-AKHLAK bahan tayang, penguatan dan  Daftar hadir Nomor 20
2. Menerapkan 2. Penerapkan nilai regulasi menugaskan pembelajaran Tahun 2021
nilai - nilai Ber- - nilai Ber-AKHLAK peserta untuk online tentang
AKHLAK melakukan role Implementasi
play penerapan Core Values
nilai nilai ber dan Employer
AKHLAK Branding ASN

65
Nomor : MPI 1
Mata Pelatihan : Manajemen Puskesmas
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep manajemen puskesmas, perencanaan tingkat puskesmas,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas.
Hasil Belajar : Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta melakukan manajemen puskesmas
Waktu : 10 JPL ( AM =2 JPL, AK =0 JPL, SM =8 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Konsep tentang Tugas nelajar  Fasilitator  Log belajar  Undang-Undang RI
konsep tentang Manajemen Puskesmas membaca meberikan mandiri Nomor 36 tahun 2009
Manajemen a. Sistem Manajemen modul, bahan penguatan dan  Daftar hadir tentang Kesehatan
Puskesmas Puskesmas tayang, regulasi menugaskan pembelajaran  Undang-Undang RI
b. Siklus Manajemen peserta untuk online Nomor 23 tahun 2014
Puskesmas melakukan  Dokumen RUK/ tentang Pemerintah
2. Menjelaskan 2. Perencanaan Tingkat penyusunan RPK Daerah
Perencanaan Puskesmas RUK/RPK  Laporan hasil  Undang-Undang RI
Tingkat Puskesmas a. Analisa Situasi  Fasilitator observasi Nomor 36 Tahun 2014
b. Penyusunan menyampaikan lapangan tentang Tenaga
RUK/RPK pelaksanaan Kesehatan
3. Melakukan 3. Penggerakan manajemen  Peraturan Pemerintah
Penggerakan Pelaksanaan puskesmas RI Nomor 2 Tahun 2018
Pelaksanaan a. Lokmin Bulanan tentang Standar
b. Lokmin Triwulan Pelayanan Minimal
4. Melakukan 4. 4. Pengawasan,  Peraturan Presiden RI
Pengawasan, Pengendalian an Nomor 72 Tahun 2012
Pengendalian an Penilaian Kinerja tentang Sistem
Penilaian Kinerja Puskesmas Kesehatan Nasional
Puskesmas  Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 43
tahun 2019 tentang

66
Pusat Kesehatan
Masyarakat
 Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 34
tahun 2022 tentang
Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi
 Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 43
tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan
Minimal Bidang
Kesehatan
 Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 44
tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen
Puskesmas

67
Nomor : MPI 2 a
Mata Pelatihan : Pencegahan dan Penurunan Stunting (Program Prioritas Pelayanan Gizi)
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang masalah gizi di Indonesia, pemantauan pertumbuhan, Pedoman Gzi Seimbang
dan Pemberian makanan bayi dan anak, Program Suplementasi Gizi, Surveilan Gizi, Manajemen Pelayanan Gizi
Puskesmas, Asuhan Gizi Terstandar dan Tata Laksana Gizi Buruk
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan pelayanan gizi
Waktu : 4 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =3 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas dan Referensi
Bahasan AM AK SM Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Masalah Gizi di Indonesia Tugas  Fasilitator  Log belajar  KepmenkesNo.128/Menke
Masalah Gizi di a. Besaran masalah belajar meberikan mandiri s/SK/II/2004 Tentang
Indonesia b. Penyebab Masalah Gizi membaca penguatan dan  Daftar hadir Kebijakan Dasar
c. Pembiayaan penanggulangan modul, melakukan pembelajaran Puskesmas
masalah gizi bahan brainstorming online  Perpres No.42 Tahun2013
2. Melakukan 2. Pemantauan pertumbuhan tayang, kepada peserta  Laporan Hasil Tentang Gerakan Nasional
Pemantauan a. Manfaat Pemantauan regulasi terkait Diskusi Percepatan Perbaikan Gizi
pertumbuhan Pertumbuhan pencegahan penyelesaian
b. Cara melakukan Pemantauan dan penurunan kasus gizi
Pertumbuhan stunting
c. Intrepretasi hasil
d. Pemantauan Pertumbuhan  Fasilitator
e. Tindak lanjut hasil menugaskan
pemantauan pertumbuhan peserta untuk
3. Menjelaskan 3. Pedoman Gizi Seimbang dan menyelesaikan
Pedoman Gizi Pemberian makanan bayi dan kasus terkait
Seimbang dan anak masalah gizi di
Pemberian a. PGS Indonesia
makanan bayi dan 1) Pengertian
anak 2) 4 Pilar Gizi Seimbang

68
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas dan Referensi
Bahasan AM AK SM Nilai
b. PMBA
1) Inisiasi menyusu Dini
2) ASI Eksklusif
3) MP-ASI
4) Menyusui sampai 2 tahun
4. Menjelaskan 4. Program Suplementasi Gizi
Program a. Pemberian Vit A
Suplementasi Gizi b. Pemberian Taburia
c. Pemberian Makanan
Tambahan Balita, Ibu hamil dan
anak sekolah
5. Menjelaskan 5. Surveilan Gizi
Surveilan Gizi a. Pengertian dan Manfaat
surveilan gizi
b. Kegiatan Surveilan
c. E-PPGBM (Pencatatan
Pelaporan Program Gizi
Berbasis Masyarakat
6. Menjelaskan 6. Manajemen Pelayanan Gizi
Manajemen Puskesmas
Pelayanan Gizi a. Perencanaan program gizi
Puskesmas Puskesmas
b. Pelaksanaan program gizi
Puskesmas
c. Monitoring dan Evaluasi
program Puskesmas
7. Menjelaskan 7. Asuhan Gizi Terstandar
Asuhan Gizi a. Pengkajian Masalah Gizi
Terstandar b. Diagnosis Masalah Gizi
c. Intervensi Masalah Gizi
d. Perencanaan

69
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas dan Referensi
Bahasan AM AK SM Nilai
e. Implementasi
f. Monitoring Evaluasi
8. Menjelaskan Tata 8. Tata Laksana Gizi Buruk
Laksana Gizi Buruk a. Tatalaksana Anak Gizi Buruk
baik dirawat inap dan rawat
jalan
b. Penerapan 10 Langkah
Tatalaksana Anak Gizi Buruk
Pada Fase Stabilisasi, Transisi
dan Rehabilitasi

70
Nomor : MPI 2 b
Mata Pelatihan : Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Pelayanan kesehatan keluarga dalam upaya penurunan AKI, Pelayanan
kesehatan keluarga dalam upaya penurunan AKB, Tata kelola dan sistem informasi kesehatan ibu dan anak keluarga
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan pelayanan kesehatan keluarga dalam rangka
penurunan AKI dan AKB
Waktu : 4 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =3 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Sub Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Kebijakan peningkatan kesehatan ibu dan Tugas  Fasilitator  Log belajar  UU No.36 Tahun
kebijakan anak di Indonesia belajar meberikan mandiri 2009 tentang
peningkatan a. Kematian ibu dan bayi di Indonesia membaca penguatan  Daftar hadir Kesehatan
kesehatan ibu dan b. Program prioritas penurunan kematian modul, dan pembelajaran  UU No.32 Tahun
anak di Indonesia ibu dan bayi di Indonesia bahan melakukan online 2004 Tentang
2. Menjelaskan 2. Pelayanan kesehatan keluarga dalam tayang, brainstorming  Laporan hasil Pemerintah Daerah
pelayanan upaya penurunan AKI regulasi kepada penyelesaian  UU No.23 Tahun
kesehatan a. Pelayanan kehamilan, persalinan, dan peserta terkait kasus masalah 2002 Tentang
keluarga dalam nifas peningkatan kesehatan ibu Perlindungan Anak
upaya penurunan b. Pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak  Permenkes No.25
AKI penurunan AKI dan AKN dan anak Tahun 2014
c. Pelayanan KB berkualitas Tentang Upaya
d. Pelayanan Kesehatan Calon Pengantin  Fasilitator Kesehatan Anak
e. Pelayanan kesehatan usia sekolah dan menugaskan  Permenkes No 70
remaja dalam pencegahan AKI dan peserta untuk Tahun 2013
AKB menyelesaikan Tentang MTBS-M
3. Menjelaskan 3. Pelayanan kesehatan keluarga dalam kasus terkait  SK Menkes No 284
pelayanan upaya penurunan AKB masalah tahun 2008
kesehatan a. Pelayanan kesehatan neonatal kesehatan ibu tentang Buku KIA
keluarga dalam essensial dan skrining bayi baru lahir

71
Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Sub Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
upaya penurunan b. Upaya peningkatan kelangsungan dan anak di  Permenkes No 66
AKB hidup anak Indonesia tahun 2014
c. Peningkatan kualitas hidup anak tentang SDIDTK
 Riskesdas 2007,
4. Menjelaskan tata 4. Tata kelola dan sistem informasi kesehatan 2010, 2013, 2018
kelola dan sistem keluarga
informasi a. Format dan mekanisme pencatatan
kesehatan dan pelaporan kesehatan keluarga
keluarga b. PWS KIA
c. Monitoring perkembangan balita
terintegrasi dengan E- PPGBM

72
Nomor : MPI.02c
Mata Pelatihan : Pengelolaan imunisasi
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pengelolaan imunisasi mulai dari penyiapan, pelaksanaan, sampai dengan
Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta menjelaskan terkait pengelolaan imunisasi
Waktu : 4 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =3 JPL)
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Penyiapan 1. Penyiapan Pelayanan Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar ● Permenkes No. 1501 Thn 2010
Pelayanan imunisasi imunisasi membaca meberikan mandiri tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang
modul, penguatan dan  Daftar hadir Dapat Menimbulkan Wabah Dan
2. Pelaksanaan 2. Pelaksanaan Pelayanan bahan melakukan pembelajaran Upaya Penanggulangan
Pelayanan imunisasi imunisasi tayang, brainstorming online
● Permenkes No 45/2014 ttg
regulasi kepada peserta  Laporan hasil Penyelenggaraan Surveilans
3. Pemantauan 3. Pemantauan Kejadian terkait imunisasi penyelesaian Kesehatan.
Kejadian Ikutan Ikutan Pasca Imunisasi latihan
Pasca Imunisasi (KIPI)  Fasilitator ● Permenkes No. 82 tahun 2014 ttg
(KIPI) menugaskan Pengendalian penyakit menular
peserta untuk ● Permenkes No 12 Tahun 2017
menyelesaikan tentang Penyelenggaraan Imunisasi
kasus ● Pemenkes No. 12 tahun 2017 ttg
Penyelenggaraan Imunisasi
● Pedoman Penyelidikan Epidemiologi
dan Penanggulangan KLB
● Petunjuk Teknis Cold Chain
● Pedoman Aplikasi Sehat Indonesiaku
(ASIK) untuk Pencatatan dan
Pelaporan Imunisasi Rutin

73
● Global Vaccine Action Plan 2011-
2020 Imunization Agenda 2030

74
Nomor : MPI 2 d
Mata Pelatihan : Program Penanggulangan Tuberkulosis
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang situasi TBC di Dunia dan Indonesia, Kebijakan dan strategi penanggulangan
TBC, Kegiatan program penanggulangan TBC dan Inovasi program penanggulangan TBC
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan program penanggulangan tuberkolosis
Waktu : 4 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =3 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan Situasi 1. Situasi TBC di Dunia Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar  Peraturan Presiden No. 67
TBC di Dunia dan dan Indonesia membaca modul, meberikan mandiri Tahun 2021 tentang
Indonesia bahan tayang, penguatan dan  Daftar hadir Penanggulangan Tuberkulosis
2. Menjelaskan 2. Kebijakan dan regulasi melakukan pembelajaran  Permenkes No.67 Tahun 2016
Kebijakan dan Strategi Strategi brainstorming online tentang Penanggulangan
penanggulangan TBC penanggulangan TBC kepada peserta  Laporan hasil Tuberkulosis
3. Menjelaskan Kegiatan 3. Kegiatan Program terkait program penyelesaian  Rencana Strategi Kementerian
Program Penanggulangan TBC penanggulangan kasus masalah Kesehatan (RENSTRA) tahun
Penanggulangan TBC tuberculosis tuberculosis di 2015-2019 dan 2020-2024
4. Menjelaskan Inovasi 4. Inovasi program  Fasilitator puskesmas  Rencana dan Strategi Nasional
program penanggulangan TBC menugaskan (RAN) Penanggulangan TBC
penanggulangan TBC peserta untuk Tahun 2020 – 2024
menyelesaikan  SE Dirjen P2P No. 936/2021
kasus tentang Perubahan Alur
tuberculosis di Diagnosis dan Pengobatan TBC
puskesmas di Indonesia
 Kepdirjen No
HK.01.07/I/4596/2021 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
PPI TBC SO dan TBC RO di
Fasyankes

75
Nomor : MPI 2 e
Mata Pelatihan : Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya, serta Deteksi Dini Faktor Risiko
PTM di Masyarakat
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mengetahui Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya serta
Mampu Melakukan Deteksi Dini Faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di Masyarakat
Waktu : 5 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =4 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Penyakit Tidak Menular (PTM) Tugas  Fasilitator  Log belajar ● Undang-undang No 36 Tahun
Penyakit Tidak a. Faktor risiko utama PTM belajar meberikan mandiri 2009 tentang Kesehatan
Menular (PTM) 1) Diet Tidak seimbang membaca penguatan dan  Daftar hadir
● Undang-undang No.8 Tahun
2) Kurang Aktivitas Fisik modul, melakukan pembelajaran
2016 tentang Penyandang
3) Kurang Konsumsi Sayur dan bahan brainstorming online
Disabilitas
Buah tayang, kepada peserta  Laporan hasil
4) Merokok Video terkait deteksi Role Play ● Undang-undang No. 23 tahun
b. Penyakit PTM dini PTM Pengukuran 2014 tentang Pemerintahan
1) Hipertensi  Fasilitator dan Daerah
2) Stroke menugaskan Pemeriksaan ● PP No.2 tahun 2018 tentang
3) Penyakit Ginjal Kronik peserta untuk Faktor Risiko Standar Pelayanan Minimal
4) Penyakit Jantung Koroner melakukan Role PTM ● Peraturan Presiden Republik
5) DM tipe II Play Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
6) Obesitas Pengukuran dan tentang Rencana
7) Asma Pemeriksaan Pembangunan Jangka
8) PPOK Faktor Risiko Menengah Nasional Tahun
9) Kanker Payudara PTM 2015-2019
10) Kanker Leher Rahim
● Inpres No. 1 Tahun 2017
11) Thalasemia
tentang Germas
12) Gangguan Indera dan
fungsional akibat PTM ● Permenkes Nomor 64 Tahun
2015 tentang Organisasi dan

76
Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Bahasan AM AK SM dan Nilai
2. Melakukan 2. Kegiatan Deteksi Dini Faktor Tata Kerja Kementerian
kegiatan Deteksi Deteksi Dini Faktor Risiko Kesehatan
Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di ● Permenkes Nomor 71 Tahun
Penyakit Tidak Masyarakat 2015 tentang Penanggulangan
Menular Di a) Konsep dasar Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular
Masyarakat Faktor Risiko PTM (POSBINDU
● Permenkes No. 39 Tahun 2016
PTM)
tentang Program Indonesia
1) Latar Belakang
Sehat Pendekatan Keluarga
2) Tujuan, Manfaat, dan
sasaran Deteksi Dini FR ● Permenkes No. 43 Tahun 2016
PTM tentang SPM Bidang Kesehatan
3) Waktu Pelaksanaan ● Kepmenkes No.
4) Pengelola dan pelaksana HK.02.02/MENKES/5 2/2015
5) Deteksi Dini FR PTM tentang Renstra Kemenkes
6) Sarana dan Prasarana Tahun 2015-2019
b) Kegiatan Deteksi dini Faktor ● Global Atlas on Cardiovascular
risiko PTM Diseases Prevention and
1)Wawancara Control. WHO, 2011
2)Pengukuran faktor risiko
● Rencana Operasional Promosi
PTM : IMT, Lingkar Perut,
Kesehatan dalam Pengendalian
dan Pengukuran Tekanan
Penyakit Tidak Menular Tahun
Darah.
2010-2014. Kememkes RI,2011
3)Pemeriksaaan faktor risiko
PTM: Pemeriksaan Kadar ● Pedoman Umum Gangguan
gula darah, Tajam Indera Kemenkes RI, 2016
Penglihatan dan Tajam ● Pedoman Umum Gangguan
Pendengaran Fungsional Kemenkes RI, 2017
4)Konseling factor risiko PTM ● Buku Petunjuk Teknis
yang di temukan. Surveilans Terpadu PTM, 2014
c) Catatan dan Pelaporan Faktor
Risiko PTM ● Juknis Posbindu PTM, 2019

77
Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Sub Pokok Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Bahasan AM AK SM dan Nilai
● Pedoman Manajemen PTM,
2019
● Pedoman Pengendalian
Hipertertensi, Kemenkes RI,
2015
● Pedoman Umum Pencegahan
dan Pengendalian DM Tipe 2,
2016
● Pedoman Pengelolaan
Prediabetes Untuk Tenaga
Kesehatan di FKTP, 2021
● Pedoman Pengelolaan
Pencegahan Obesitas Bagi
Tenaga Kesehatan DI FKTP,
2021
● Pedoman Pengendalian Asma,
Kemenkes RI, 2015
● Buku Petunjuk Teknis
Pengendalian Kanker Payudara
dan Kanker Leher Rahim,
Kemenkes RI, 2012
● Pengendalian PPOK, Kemenkes
RI, 2015

78
79
Nomor : MPI 2 f
Mata Pelatihan : Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB dan Wabah
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Surveilans Kesehatan dalam rangka deteksi dini dan respon KLB dan Wabah
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pencegahan, kewaspadaan dini dan respon KLB
dan wabah
Waktu : 6 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =5 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Surveilans Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar  Permenkes No
surveilans epidemiologi membaca modul, meberikan mandiri 45/2014 ttg
epidemiologi bahan tayang penguatan dan  Daftar hadir Penyelenggaraan
2. Melakukan 2. Deteksi Dini Penyakit dan regulasi melakukan pembelajaran Surveilans Kesehatan
Deteksi Dini Potensial KLB dan brainstorming online  Permenkes No. 1501
Penyakit wabah kepada peserta  Laporan hasil Thn 2010 tentang
Potensial KLB terkait penyelesaian Jenis Penyakit
dan wabah surveilans kasus Tertentu Yang Dapat
3. Melakukan 3. Penyelidikan epidemiologi di penyelidikan Menimbulkan Wabah
Penyelidikan Epidemiologi Puskesmas epidemiologi di Dan Upaya
Epidemiologi  Fasilitator Puskesmas Penanggulangn
menugaskan  Laporan hasil  Permenkes No. 82
peserta untuk Observasi tahun 2014 ttg
melakukan lapangan Pengendalian
diskusi kasus penyakit menular
penyelidikan Kemenkes RI,
epidemiologi di Pedoman Sistem
Puskesmas Kewaspadaan Dini
 Observasi dan Respon, 2020
Lapangan
Surveilans
Epidemilogi di
Puskesmas

80
Nomor : MPI 3
Mata Pelatihan : Akreditasi Puskesmas
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang akreditasi dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Hasil Belajar : Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan tentang akreditasi dan mutu pelayanan kesehatan
di Puskemas
Waktu : 8 JPL ( AM =2 JPL, AK =0 JPL, SM =6 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Menjelaskan Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar  Peraturan Menteri Kesehatan
Akreditasi Akreditasi Puskesmas membaca meberikan mandiri RI Nomor 30 Tahun 2022
Puskesm a. Kebijakan akreditasi modul, bahan penguatan dan  Daftar hadir tentang Indikator Nasional
Puskesmas tayang dan melakukan pembelajaran Mutu TPMD dan TPMDG,
b. Standard akreditasi regulasi brainstorming online Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit,
Puskesmas kepada peserta  Laporan hasil Laboratorium Kesehatan dan
c. Penyusunan terkait penyelesaian Unit Transfusi Darah.
Dokumen Akreditasi Kebijakan penghitungan  Peraturan Menteri Kesehatan
Puskesmas Akreditasi indikator mutu RI Nomor 34 tahun 2022
2. Menjelaskan 2. Menjelaskan Konsep Puskesmas, dan laporan tentang Akreditasi Puskesmas,
Konsep mutu mutu dan keselamatan Konsep IKP Klinik Pratama, Tempat Praktik
dan pasien Penyusunan  Laporan hasil Mandiri Dokter, dan Tempat
keselamatan a. Indikator Mutu Dokumen Observasi Praktik Mandiri Dokter Gigi.
pasien b. Pelaporan IKP akreditasi lapangan  Keputusan Direktur Jenderal
Puskesmas Pelayanan Kesehatan Nomor
serta cara 3991 Tahun 2022 tentang
pengukuran Petunjuk Teknis Akreditasi
indikator mutu Puskesmas, Klinik,
dan pelaoran Laboratorium Kesehatan, UTD,
IKP TPMD dan TPMDG.
 Simulasi  Keputusan Menteri Kesehatan
Penghitungan RI Nomor 165 Tahun 2023
Indikator Mutu

81
dan Pelaporan tentang Standar Akreditasi
IKP Puskesmas
 Observasi  Keputusan Direktur Jenderal
Lapangan Pelayanan Kesehatan Nomor
Akreditasi 4871 Tahun 2023 tentang
Puskesmas Instrumen Survei Akreditasi
Puskesmas.
3. Melakukan 3. Penyusunan Dokumen
penyusunan Akreditasi Puskesma
dokumen
akreditasi

82
Nomor : MPI 4
Mata Pelatihan : Pengelolaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Peran Promosi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas, Pengembangan strategi promosi kesehatan di Puskesmas, Pengelolaan Promosi Kesehatan Di
Puskesmas, Penguatan Pemberdayaan Masyarakat mendukung Posyandu Terintegrasi, Membangun gerakan
masyarakat hidup sehat
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengelolaan promosi kesehatan
Waktu : 2 JPL ( AM =1 JPL, AK =0 JPL, SM =6 JPL)

Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas dan Referensi
Sub Pokok Bahasan AM AK SM Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menjelaskan Peran 1. Peran Promosi Kesehatan Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar  Kepmenkes Nomor 75
Promosi Kesehatan dalam dalam Pembangunan membaca memberikan mandiri Tahun 2014 tentang
Pembangunan Kesehatan Kesehatan di Wilayah Kerja modul, bahan penguatan  Daftar hadir Puskesmas, Kemkes RI,
di Wilayah Kerja Puskesmas tayang dan terkait pembelajaran Jakarta,2014
Puskesmas regulasi pengelolaan online  Modul Pelatihan Promkes
2. Melakukan 2. Pengembangan Strategi promosi  Laporan hasil Bagi Petugas Puskesmas,
Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan di kesehatan di penyelesaian 2015
Promosi Kesehatan di Puskesmas Puskesmas penugasan  Permenkes Nomor 39
Puskesmas  Fasilitator simulasi Tahun 2016 tentang
3. Melakukan Pengelolaan 3. Pengelolaan Promosi memberikan  Laporan hasil Pedoman Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan di Kesehatan di Puskesmas penugasan Observasi Program Indonesia Sehat
Puskesmas kepada lapangan dengan Pendekatan
4. Melakukan Penguatan 4. Penguatan Pemberdayaan peserta untuk Keluarga
Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat mendukung simulasi  Instruksi Presiden Nomor 1
mendukung Posyandu Posyandu Terintegrasi  Observasi Tahun 2017 tentang
Terintegrasi Lapangan Gerakan Masyarakat Hidup
5. Melakukan upaya gerakan 5. Upaya gerakan masyarakat Sehat
masyarakat hidup sehat hidup sehat

83
Nomor : MPI 5
Mata Pelatihan : Bela Negara
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang wawasan kebangsaan, nilai dasar bela negara serta kesiapsiagaan bela negara
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menunjukkan sikap dan perilaku bela negara
Waktu : 6 JPL ( AM =2 JPL, AK =0 JPL, SM =4 JPL)
Indikator Hasil Belajar Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Sub Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Memahami tentang 1. Wawasan kebangsaan dan Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar  Undang - Undang Dasar
wawasan kesadaran berbangsa dan membaca memberikan mandiri Tahun 1945
kebangsaan dan bernegara modul, bahan penguatan  Daftar hadir  Undang-Undang Nomor 23
kesadaran a. Pengertian Wawasan tayang dan terkait Nilai nilai pembelajaran tahun 2019 tentang
berbangsa dan Kebangsaan regulasi bela negara online Pengelolaan Sumber Daya
bernegara b. Konsensus Dasar:  Fasilitator  Laporan hasil Nasional untuk Pertahanan
c. Lambang-lambang Negara: memberikan penyelesaian Negara
2. Menjelaskan nilai 2. Nilai dasar bela negara penugasan penugasan  Undang-Undang No. 3
dasar bela negara a. Pengertian, Nilai Dasar Bela kepada peserta simulasi bela Tahun 2002 Tentang
Negara untuk membuat negara Pertahanan Negara
b. Indikator Nilai Dasar Bela video pendek  Produk video
Negara terkait sikap bela bela negara
c. Pembinaan Kesadaran Bela negara
Negara
3. Melakukan 3. Kesiapsiagaan bela negara
kesiapsiagaan bela a. Kerangka Kesiapsiagaan Bela
negara Negara
b. Kemampuan Awal Bela
Negara : Kesiapsiagaan &
Kesehatan Jasmani dan
Mental; Etika, Etiket & Moral;
Kearifan Lokal
c. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela
Negara : Survival dan
kesiapsiagaan BN

84
Nomor : MPI 7
Mata Pelatihan : Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pengertian dan ruang lingkup rencana tindak lanjut, penyusunan rencana
tindak lanjut dan penyusunan laporan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut dan pelaporan
Waktu : 4 JPL ( AM = 0 JPL, AK =0 JPL, SM = 4 JPL)

Indikator Hasil Pokok Bahasan dan Metode Pembelajaran Rekam Aktivitas Referensi
Belajar Sub Pokok Bahasan AM AK SM dan Nilai
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Menyusun 1. Laporan hasil kegiatan Tugas belajar  Fasilitator  Log belajar  Modul
Laporan hasil membaca modul, meberikan mandiri Pelatihan
kegiatan bahan tayang, penguatan dan  Daftar hadir Pelatih
2. Menjelaskan 2.Pengertian dan ruang regulasi melakukan pembelajaran Promosi
pengertian dan lingkup rencana tindak brainstorming online Kesehatan
ruang lingkup lanjut berupa Rencana kepada peserta  Draft Laporan Bagi Petugas
rencana tindak Usulan Kegiatan terkait RUKUN hasil Kegiatan Puskesmas,
lanjut berupa  Pembahasan Tahun 2015
Rencana Usulan Laporan hasil  Laporan NST
Kegiatan kegiatan
3. Menyusun 3.Rencana tindak lanjut
rencana tindak (RUKUN) setelah
lanjut setelah mengikuti pelatihan ini
mengikuti
pelatihan ini

85

Anda mungkin juga menyukai