PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2015, dari rekapitulasi Surat Tanda Registrasi (STR) di Konsil
Kedokteran Indonesia per 30 September 2014, jumlah dokter spesialis
sebanyak 26.011 orang. Jika dihitung rasio terhadap 100.000 penduduk,
diperoleh rasio 10,3 per 100.000 penduduk dimana target rasio dokter
spesialis yang diharapkan sebesar 9 per 100.000 penduduk. Untuk dokter
sebanyak 99.514 orang atau 39,5 per 100.000 dari target 30 per 100.000;
dokter gigi sebanyak 25.373 orang 10,1 per 100.000 dari target 12 per
100.000.
Data tenaga kesehatan lainnya didasarkan pada STR yang diterbitkan oleh
MTKI per 1 Oktober 2014 yaitu jumlah perawat sebanyak 253.745 orang
atau 100,6 per 100.000 dari target158 per 100.000; bidan sebanyak
248.229 orang atau 98,4 per 100.000 dari target 75 per 100.000; tenaga
sanitasi lingkungan sebanyak 10.787 orang atau 4,3 per 100.000 dari target
18 per 100.000; tenaga gizi sebanyak 20.410 orang atau 8,1 per 100.000
dari target 10 per 100.000. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan
masyarakat di puskesmas dan rumah sakit adalah 23.638 orang atau 9,4
per 100.000 target 8 per 100.000.
Namun jika diuraikan lebih rinci ketersediaan tenaga kesehatan tersebut per
puskesmas, akan diperoleh gambaran disparitas yang cukup besar antar
puskesmas di perkotaan, pedesaan, terpencil dan sangat terpencil.
Maldistribusi SDM Kesehatan menjadi salah satu permasalahan SDM
Kesehatan. Ada sebagian fasilitas pelayanan kesehatan yang kekurangan
atau tidak ada jenis tenaga kesehatan tertentu, namun di sisi lain ternyata
ada fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah berlebih jumlah dan jenis
tenaganya.
C. LINGKUNGAN STRATEGIS
1. Perkembangan penduduk
a. Pertumbuhan penduduk Indonesia menuju ke arah bonus demografi,
dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia non-
produktif, dan puncaknya diperkirakan pada tahun 2030.
b. Jumlah wanita usia subur akan meningkat. Pada kurun waktu 2015-2019,
diperkirakan terdapat 5 juta ibu hamil per tahun sehingga menjadi
estimasi target pelayanan ANC, persalinan, dan neonatus/bayi.
c. Peningkatan usia kerja dan usia lanjut pada tahun 2015-2019, akan
berimplikasi meningkatnya: 1) kebutuhan pelayanan sekunder dan tersier;
2) kebutuhan pelayanan home care; dan 3) biaya kesehatan.
2. Pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial-budaya.
Adanya perbedaan dan disparitas pertumbuhan ekonomi dan perbedaan
kondisi sosial budaya antar wilayah di Indonesia, akan mempengaruhi
ketersediaan dan retensi SDM Kesehatan utamanya untuk wilayah
D. KERANGKA KELEMBAGAAN
1. Tujuan
2. Sasaran
3. Rincian Kegiatan
4) E-perencanaan SDMK
1. Tujuan
3. Rincian Kegiatan
1, Tujuan
2. Sasaran.
3. Rincian kegiatan.
1. Tujuan
2. Sasaran
3. Rincian Kegiatan
E. KEBUTUHAN ANGGARAN.
B.KERANGKA REGULASI
A. PEMANTAUAN
B. PENILAIAN