PENDAHULUAN
1
yang membentuk kepribadian (Depkes, 2016). Berbagai permasalahan yang
diharapkan dapat teratasi melalui program Germas misalnya adalah penyakit
infeksi, penyakit tidak menular (PTM) seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner
(PJK), Kanker dan Diabetes (Depkes, 2016).
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dalam upaya Germas
disamping sebagai pelaksana juga sebagai penanggung jawab dan koordinator
penyelenggara pembagunan kesehatan di seluruh daerah di Kabupaten Malang.
Dinas kesehatan merupakan rujukan yang tepat untuk menggali informasi dan
belajar terkait pelaksanaan, dan kendala yang muncul dalam upaya pelaksanaan
Germas. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penyusun memutuskan
untuk mengangkat tema “Analisis Permasalahan Pelaksanaan Germas Di Wilayah
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2018”.
2
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang
2. Mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di
perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Mahasiswa dapat berlatih dalam penyesuaian diri dengan lingkungan kerja.
4. Mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan di bangku
perkuliahan dan menerapkannya di dalam dunia kerja.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Aktifitas Fisik
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan
kebugaran masyarakat. Sasarannya adalah seluruh masyarakat terutama anak
sekolah, ibu hamil, pekerja dan lansia.
4
aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur di
sekolah. Adapun bentuk kegiatan di sekolah: 1) Gerak Barisan yakni gerakan
yang dapat dilakukan sebelum peserta didik memasuki kelas, disertai lagu yang
gembira 2) Gerak Kapiten yakni gerakan yang dapat dilaksanakan pada saat
pergantian pelajaran disertai lagu yang gembira, untuk menghilangkan rasa jenuh
atau ngantuk 3) Bermain Waktu Istirahat 4) Senam Anak Bangsa yakni latihan
awal pada saat peserta didik berolah raga, yang dipandu oleh guru olah raga
2) Aktifitas Fisik Pada Orang Dewasa dan Usia Produktif di Tempat Kerja
Aktivitas fisik merupakan bagian dari kehidupan setiap otrang dewasa
maupun pekerja. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu dilakukan
latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara perorangan atau
berkelompok. Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya memperhatikan: 1)
Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5 kali
per minggu, 2) Latihan diawali dengan pemanasan, latihan inti, dan pendinginan,
3) Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman termasuk pakaian
olahraga dan alas kaki, 4) Memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi untuk
mendapatkan hasil maksimal. Aktifitas fisik pada orang dewasa dan usia
produktif di tempat kerja dapat juga dilakukan dengan senam sehat bugar dan
peregangan di tempat kerja.
Peregangan di Tempat Kerja memiliki manfaat yang besar. Beberapa
gangguan kesehatan yang dialami pekerja adalah masalah otot rangka
(musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang
dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal adalah posisi duduk yang
tidak ergonomis, leher terlalu menunduk, punggung terlalu bungkuk/tegak, dll.
Bekerja pada posisi yang sama dalam waktu lama akan mengakibatkan otot
menjadi cepat lelah dan aliran oksigen ke otak berkurang sehingga menurunkan
produkitivitas kerja, sehingga peregangan sangat diperlukan untuk pekerja. Hal
ini juga telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan Okananti (2014);
Anggriawan (2016) bahwa pemberian peregangan dapat menrunkan nyeri, seperti
nyeri punggung, keluhan muskuloketal dan dapat menurunkan tingkat kejenuhan.
5
2. Konsumsi Buah Sayur
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral,
dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan
buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam
tubuh serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar
pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan
kolesterol darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko
sulit buang air besar (BAB/ sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam
pencegahan penyakit tidak menular kronik. Anjuran konsumsi sayur dan buah ini
adalah setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram
perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram
perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah
anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.
6
a. Deteksi faktor risiko riwayat penyakit PTM keluarga dan faktor risiko
perilaku (merokok dan terpapar asap rokok, diet tidak sehat, tidak beraktifitas
fisik 30 menit perhari, mengkonsumsi alkohol).
b. Deteksi kemungkinan Obesitas dilakukan dengan memeriksa Tinggi Badan
dan Berat Badan serta lingkar perut.
c. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan
primer.
d. Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat gula darah.
e. Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku.
f. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
g. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
h. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30 – 59 tahun.
i. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya
Sedangkan Lingkup pemeriksaan/skrining kesehatan usia > 60 tahun keatas
adalah sebagai berikut:
a. Deteksi obesitas dengan pengukuran IMT dan lingkar perut
b. Deteksi Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah.
c. Deteksi Diabetes Mellitus dengan pemeriksaan kadar gula darah.
d. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
e. Deteksi kadar asam urat dalam darah
f. Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk Kepikunan
menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test
Mental Mini atau Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression
Scale (GDS).
g. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya.
4. Tidak Merokok
7
Merokok ternyata tidak hanya menimbulkan sejumlah bahaya medis yang
mematikan, namun rokok juga memiliki bahaya psikologis, misalnya depresi dan
skizofrenia (Hamdan, 2015).
1) Kategori Perokok
WHO (dalam Vivaldi, 2016:9), membagi perokok menjadi tiga kategori yaitu
perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat.
a. Perokok ringan, adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok sebanyak
1-10 batang per hari.
b. Perokok sedang, adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok
sebanyak 11-20 batang per hari.
c. Perokok berat, adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok sebanyak
20 hingga lebih batang rokok per hari.
2) Alasan Perilaku Merokok
Perilaku merokok pada individu muncul karena terdapat alasan yang
melatarbelakangi perilaku tersebut. Tomkins (dalam Dariyo, 2008:38)
menyatakan alasan individu untuk berperilaku merokok, antara lain adalah
pengaruh positif (positive affect), pengaruh negatif (negative effect), kebiasaan
(habitual), dan ketergantungan psikologis (phychological dependent).
a. Pengaruh positif, adalah perilaku merokok pada individu dengan alasan
karena merokok memberi manfaat positif bagi dirinya. Dengan merokok
seseorang tersebut akan mendapatkan kenikmatan, merasa senang, tenang,
dan nyaman. Contohnya adalah ketika seseorang merokok setelah selesai
makan yang tujuannya untuk memperoleh kenikmatan.
b. Pengaruh negatif, adalah alasan merokok individu dimana mereka
beranggapan bahwa merokok dapat meredakan emosi-emosi negatif yang
dihadapi dalam hidupnya. Misalnya, ketika dalam keadaan cemas, seseorang
akan merokok sehingga akan membuat kondisi fisiknya menjadi rileks,
tenang, dan santai.
8
c. Habitual (ketergantungan fisiologis), adalah perilaku yang sudah menjadi
kebiasaan. Secara fisik, individu merasa ketagihan dan tidak dapat menolak
keinginan dari dalam dirinya (internal) untuk terus merokok.
d. Ketergantungan psikologis, yaitu perilaku merokok individu yang timbul
akibat individu selalu merasakan dan memikirkan sehingga memutuskan
untuk merokok terus-menerus. Dalam keadaan apapun selalu cenderung
untuk merokok.
5. Membersihkan Lingkungan
Membersihkan lingkungan akan memiliki dampak positif bagi tubuh.
Dampak lingkungan kotor adalah
1) Mudah terserang penyakit
2) Mudah terserah penyakit
Salah satu permasalahan lingkungan yang sering ditemui adalah
permasalahan sampah. Polusi sampah mengakibatkan dampak buruk yaitu
pertama, terhadap kesehatan. Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya penyakit
infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll karena faktor pembawa
penyakit tersebut, terutama lalat, kecoa, meningkat akibat sampah yang
menggunung, khususnya meningkatnya penyakit di TPA, demam berdarah, dsb
6. Menggunakan Jamban Sehat
Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk digunakan
sebagai tempat buang air besar. Berbagai jenis jamban yang digunakan di rumah
tangga, sekolah, rumah ibadat, dan lembaga-lembaga lain. Jamban Sehat adalah
fasilitas pembuangan tinja yang: 1) Mencegah kontaminasi ke badan air 2)
Mencegah kontak antara manusia dan tinja 3) Membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi serangga, serta binatang lainnya 4) Mencegah bau yang tidak sedap 5)
Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman dan mudah dibersihkan .
Menurut Water and Sanitation Program (WSP) (2009) Jamban merupakan tempat
yang aman dan nyaman untuk digunakan sebagai tempat buang air besar. Manfaat
jamban sehat adalah:
a. Peningkatan martabat dan hak pribadi
b. Lingkungan yang lebih bersih
c. Bau berkurang, sanitasi dan kesehatan meningkat
9
d. Keselamatan lebih baik (tidak perlu pergi ke ladang di malam hari)
e. Menghemat waktu dan uang, menghasilkan kompos pupuk dan biogas untuk
energi
f. Memutus siklus penyebaran penyakit yang terkait dengan sanitasi
10
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG
12
3 Supervisi dosen pembimbing
5 Pembuatan laporan
pelaksanaan magang
6 Konsultasi laporan
Jadwal yang berkaitan dengan kegiatan harian dapat dilihat pada lampiran
tentang kegiatan harian pelaksanaan magang.
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
4
4.1 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
4.1.1 Visi dan Misi
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang memiliki visi sebagai berikut:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang Sehat yang Berkeadilan Dan
Mandiri “
Dalam rangka untuk mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang tersebut, maka ditetapkan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Kabupaten
Malang yang berkualitas dan berkeadilan
2. Meningkatkan kemandirian masyarkat Kabupaten Malang di bidang
kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat, swasta dan kerjasama lintas
sektor
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya kesehatan yang merata dan berkeadilan di
masyarakat Kabupaten Malang
4. Meningkatkan kualitas manajemen pemerintahan bidang kesehatan di
Kabupaten Malang yang efektif dan profesional
13
Luas wilayah : 3.238,27 km2
Letak Geografis : 112°17’ 10.90” - 122° 57’ 00” BT
7°44’ 55.11” - 8°26’ 35.45” LS
Ketinggian : 250-500 m diatas permukaan air laut (daerah
perlembahan/ dataran rendah) dan daerah dataran tinggi
pada ketinggian antara 500-3.600 meter
Batas wilayah:
Sebelah Barat : Kab. Blitar dan Kab. Kediri
Sebelah Utara : Kab. Jombang, Mojokerto, dan Pasuruan
Sebelah Timur : Kab Probolinggo dan Kab. Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Bagian tengah : Kota Malang dan Kota Batu
4.1.4 Kependudukan
1 Jumlah Penduduk : 2.544.315 jiwa (tahun 2015)
2 Laki-laki : 1.278.511 jiwa
3 Perempuan : 1.265.804 jiwa
4
4.1 Kepala Dinas
4.1.1
Sekretaris
4.1.2
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
4.1.3 Subag Umum Subag Subag
& Keuangan & Perencanaan,
4.1.4 Kepegawaian Aset Evaluasi &
Pelaporan
4.1.5 Struktur Organisasi
Bidang Bidang Bidang Bidang
Kesehatan Pencegahan & Pelayanan Sumberdaya
Masyarakat Pengendalian Kesehatan Kesehatan
Penyakit
Seksi Kesehatan Seksi Seksi Pelayanan Seksi
Keluarga & Gizi Kesehatan 14
Surveilans & Kefarmasian
Imunisasi Primer
UPT Lab Kesehatan Daerah Upt Pengujian & Kalibrasi Alat Kesehatan
UPT PUSKESMAS
1
2
3
4
4.1
4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Utama Seksi Promkes dan Pemberdayaan
Masyarakat
1. Menyiapkan bahan untuk penyusunan rencana kegiatan dan penyedian
kebutuhan dalam komunikasi,informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan
kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan
kesehatan masyarakat.
2. Menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan dalam urusan
komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat;
3. Menyiapkan bahan pemantauan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi
serta evaluasi dalam urusan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan,
15
advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;
4. Melaksanakan teknis kegiatan dalam urusan komunikasi, informasi dan
edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi
kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat:
5. Melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam urusan komunikasi,
informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya
promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat;
6. Melaksanakan koordinasi dan jalinan kemitraan dengan lintas sektor terkait
dalamrangka program promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan
masyarakat;
7. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaoran teknis dalam urusan
komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan keehatan masyarakat;
8. Melaksanakan urusan administrasi dalam urusan komunikasi, informasi dan
edukais kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi
kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat; dan
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
sesuai dengan bidang tugasnya.
3
4
4.2
4.1.7 Tujuan dan Strategi dalam Mencapai Tujuan Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
mewujudkan Visi dan menjalankan Misinya, adalah :
1. Meningkatkan kualitas materi dan metode promosi kesehatan
2. Meningkatkan komitmen dan dukungan aktif jaringan forum-forum
masyarakat peduli kesehatan
3. Meningkatkan kualitas petugas kesehatan dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan
16
4. Menyiapkan dan meyediakan sumber daya promosi kesehatan yang memadai
(standar)
5. Meningkatkan kualitas informasi kesehatan
17
2
3
4
4.2
4.3
4.4
4.1.9 Target Kinerja Promosi Kesehatan tahun 2013-2017
Adapun target Promosi Kesehatan dalam kurun hingga tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Target Kinerja Promosi Kesehatan Tahun 2015-2017
Target
No Sasaran Strategis Indikator
2015 2016 2017
1 Meningkatnya PHBS di Persentase rumah tangga
50 53 56
masyarakat ber-PHBS
2 Meningkatnya Persentase Desa Siaga Aktif 80 95 98
kemandirian masyarakat Persentase SD yg
100 100 100
untuk hidup sehat mempromosikan kesehatan
3 Meningkatnya Kebijakan Kecamatan / Desa yang
Publik ber wawasan memiliki kebijakan
kesehatan berwawasan kesehatan
Sumber : Data Profil Promosi Kesehatan Puskesmas (dalam laporan Tahun 2017)
18
Klinik Rawat Jalan : 44 buah
Apotek : 122 buah
c. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Ponkesdes/ Poskesdes : 390 buah
Posyandu : 2.816 buah
POD (Pos Obat Desa) : 13 buah
Poskestren (Pos Kes. Pesantren) : 227 buah
UKK (Upaya Kesehatan Kerja) : 330 buah
SBH (Saka Bhakti Husada) : 39 kel
PUSKESMAS
No Nama Pendidikan Puskesmas
1 Dian Zustianingtyas D-3 Sanitarian Poncokusumo
2 Sih Lestari D-3 Perawat Jabung
3 Didik Hariyono S-1 (Fungsional Umum) Pakis
4 Leni D-3 Bidan Lawang
5 Herawati D-3 Bidan Karangploso
6 Diah Nurkhotimah S-1 Bidan Dau
7 Dwi Erni Sulistyowati D-3 Bidan Ngantang
8 Soesi D-3 Bidan Kepanjen
9 Farida D-3 Perawat Sumberpucung
10 Siti Julaekah P2b (Bidan) Kromengan
11 Koesmiati D-3 Perawat Pakisaji
12 Mayang D-3 Gizi Ngajum
19
13 Sulih Mintarum S-1 Sanitarian Pagak
14 Ani D-3 Perawat Kalipare
15 Evi D-3 Bidan Bantur
16 Barti Mahendra D-3 Perawat Wonokerto
17 Siti Kholisah S-1 Bidan Bululawang
18 Masruroh D-3 Bidan Tajinan
19 Tata S-1 Promkes Turen
20 Siswoko D-3 Perawat Pamotan
21 Arik Agung Setiawan D-3 Perawat Sumber Manjing Wetan
22 Endang Titien Sma (Pekarya) Sitiarjo
23 Sunarmi S-1 Perawat Wagir
24 Ririz Iffa Istiqomah, Skm S-1 Kesmas Tumpang
25 Diyah Mulya Handayani D-3 Bidan Ardimulyo
26 Sunarsi D-3 Bidan Pujon
27 Dedit Yurnianto S-1 Perawat Kasembon
28 Ana Zuriakhanif D-3 Sanitarian Sumber Manjing Kulon
29 Fajar Wijayanti D-3 Sanitarian Gedangan
30 Wiji Dwi Srirahayu D-3 Bidan Pagelaran
31 Akhmad Zainuri Pekes (Promkes) Tirtoyudo
32 Ningrum D-3 Bidan Ampelgading
33 Sribawaning S-1 Promkes Singosari
34 Titik Yuliana Sma (Promkes) Wonosari
35 Erni Kartikawati D-3 Bidan Donomulyo
36 Pratiwi D-3 Bidan Gondanglegi
37 Siti Hartini S-1 Promkes Ketawang
38 Fifin D-3 Bidan Wajak
39 Nuning Endah Kurniawati S1 Sanitarian Dampit
Sumber : Data Profil Promosi Kesehatan Puskesmas (dalam laporan Tahun 2017)
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan di Kabupaten Malang dilakukan melalui media
promosi kesehatan maupun edukasi langsung kepada elemen masyarakat, baik
masyarakat umum ataupun dalam tatanan pendidikan. Adapun media yang
digunakan untuk promosi kesehatan diantaranya leaflet, billboard, x-banner,
spanduk, umbul-umbul, lembar balik, poster, baliho, buku, backdrop, blangko,
sticker, dan roll banner. Sedangkan untuk media elektronik menggunakan media
audio visual atau vidio dalam pemutaran vidio informasi kesehatan pada saat bina
desa.
Sedangkan kegiatan promosi kesehatan yang secara langsung dilakukan
oleh seksi promosi kesehatan beserta petugas-petugas promosi kesehatan
Puskesmas baik dalam gedung maupun luar gedung. Bentuk kegiatan penyuluhan
20
dapat berupa penyuluhan perorangan dalam bentuk konseling yang dilakukan
petugas kesehatan dalam setiap kegiatan pelayananannya. Materi yang
disampaikan dalam penyuluhan diantaranya KIA & KB, gizi, pencegahan
penyakit, kesehatan lingkungan, reproduksi, usila, kesehatan gilut, kesehatan jiwa,
PHBS, dan lain sebagainya.
21
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa capaian indikator terjadi pasang surut
ada beberapa yang mengalami penurunan dan ada beberapa yang mengalami
kenaikan Tetapi secara umum rumah tangga sehat tahun 2016 turun 0,76 % tahun
2017 naik yang cukup signifikan yaitu 21,48 %.
22
Kegiatan Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan dilakukan
dalam bentuk kegiatan Bimtek, Pertemuan Perencanaan & Evaluasi Program
Promkes & Pemberdayaan, Pertemuan penguatan Kelembagaan Pos UKK, Pos
Lansia & Toga, Pertemuan Monev Posbindu, Poskestren, SBH, Rapat Penguatan
Poskestren & Posbindu Berbasis Masjid dan beberapa rangkaian kegiatan,
diantaranya :.
1) Lomba Implementasi Desa / Kelurahan Siaga Terbaik
2) Lomba Implementasi Posyandu dan Taman PosyanduTerbaik
3) Lomba Implementasi Krida SBH
4) Pelatihan Santri Husada dan Posbindu Berbasis Masjid
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.3 Pelaksanan Kegiatan saat Magang
Magang dilaksanakan di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan
masayarakat. Pelaksanaan magang dilakukan setiap hari senin sampai jumat pukul
08.00 sampai 15.00, jika dinas luar maka magang dilaksanakan mulai pukul 08.00
sampai selesai. Selama Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa ditugaskan pada
beberapa kegiatan, masing-masing mahasiwa bertanggung jawab untuk satu
program. berikut adalah uraian kegiatan selama proses magang:
23
terdapat 2 puskesmas yang di bimbing dalam meningkatkan kegiatan promosi
kesehatan. Bimbingan teknis ini berbentuk wawancara dan konseling, dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Dalam bimbingan teknis ini,
petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menanyakan beberapa inventarisasi
seperti inventarisasi penerimaan dan penyebaran media, sarana dan prasarana
promosi kesehatan, jalur media promosi kesehatan, institusi pendidikan, Surat
Keputusan (SK) terkait kerjasama lintas sektoral dsb. Sedangkan dalam
monitoring pelaksanaan germas, petugas promosi kesehatan puskesmas
diwawancara terkait apa saja yang sudah dilakukan dalam mendukung program
germas, serta inovasi dan prestasi apa saja yang telah di capai untuk peningkatan
kegiatan dalam program germas.
24
adalah anak-anak yang masih berusia TK, dengan tujuan agar anak usia TK ini
dapat memahami pesan kesehatan sambil bermain. Selain itu, ada pula
pengembangan media pembuatan poster PHBS rumah tangga.
25
4.4 Pelaksanaan 3 Kegiatan Utama Program Germas di Puskesmas
1. Makan buah dan sayur
Kegiatan germas makan buah dan sayur di puskesmas yakni saat
pertemuan atau rapat disajikan menu buah dan makanan dengan pelengkap sayur,
konsumsi buah dan sayur juga dilakukan oleh kader dalam acara pertemuan.
Contoh puskesmas yang telah melaksanakan konsumsi buah dan sayur saat
pertemuan adalah puskesmas bululawang, contoh kegiatan lain dalam pelaksanaan
makan buah dan sayur yakni pada: puskesmas wonosari dengan kegiatan makan
buah bersama. Beberapa puskesmas juga telah menciptakan inovasi dalam upaya
kegiatan makan buah dan sayur, contohnya puskesmas kromengan menciptakan
inovasi gerakan makan buah dan sayur di instansi, makan buah dan sayur bersama
di sekolah TK dan lomba cipta menu.
3. Aktifitas fisik
Pelaksanaan aktifitas fisik yakni senam telah dilakukan oleh puskesmas
sebanyak satu kali sampai 2 kali dalam seminggu. Senam dilakukan di halaman
puskesmas. Beberapa puskesmas telah melaksanakan peregangan di setiap
pertemuan yakni pada puskesmas ngajum, puskesmas. Tetapi peregangan saat
kerja dan melibatkan pengunjung puskemas hampir seluruh puskesmas belum
melakukannya setiap hari.
26
Dari hasil pengisian kuesioner saat bimtek dan observasi, penulis
menemukan masalah dalam pelaksanaan germas yakni:
27
tempat peregangan yang berada di lantai dasar sehingga para staf harus turun
kebawah untuk melakukan peregangan.
BAB V
PEMBAHASAN
4.
1. Penentuan Prioritas Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dan dipaparkan pada bab
sebelumnya selanjutnya ditentukan masalah yang menjadi pririotas utama yang
harus diselesaikan, maka dari itu digunakan analisis prioritas masalah dengan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan uraian sebagai berikut:
1. Urgency atau urgensi: yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak, masalah tersebut diselesaikan
2. Seriousness atau tingkat keseriusan masalah dapat dilihat dari produktivitas
kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan membahayakan sistem bila masalah
tersebut tidak diselesaikan
3. Growth atau tingkat perkembangan: masalah tersebut berkembang sehingga
sulit untuk dicegah
Skor atau nilai akan diberikan pada setiap masalah atau penyebab masalah
berdasarkan kesepakatan, antara lain:
1. Nilai 1: sangat tidak menjadi masalah
2. Nilai 2: tidak menjadi masalah
28
3. Nilai 3: cukup menjadi masalah
4. Nilai 4: sangat menjadi masalah
5. Nilai 5: sangat menjadi masalah (mutlak)
Penilaian USG guna menentukan prioritas masalah dapat dilihat pada Tabel 5.1
berikut:
Tabel 5.1 Penilaian USG
Permasalahan U S G Total Prioritas
Belum adanya dukungan lintas sektor berupa
SK germas untuk mendukung pelaksanaan 3 3 3 9 3
germas di wilayah kerja oleh puskesmas
Pelaksanaan peregangan di puskesmas
3 4 5 12 1
hanya dilakukan disebagian kecil puskesmas
Pelaksanaan peregangan di Dinas Kesehatan
yang dilakukan setiap hari pada pukul 10.00
dan 13.00 WIB masih belum rutin dilakukan 3 4 4 11 2
setiap harinya, dan pelaksanaan peregangan
tidak dilakukan oleh semua staf.
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil pemilihan prioritas masalah, penyusun bermaksud untuk
memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pelaksanaan
peregangan di puskesmas demi terlaksananya program germas dan menekan
angka kesakitan akibat kerja yakni:
3) Pembuatan dan penggunaan media berupa video peregangan.
Agar pelaksanaan peregangan di puskesmas terlaksana dengan baik
perlunya media pendukung yakni berupa video dengan gerakan yang mudah
dilakukan oleh seluruh staf di puskesmas maupun oleh pasien yang berada
diruang tunggu puskesmas. Dengan menggunakan video atau audio visual aids
(AVA) akan lebih efektif karena petugas puskesmas tidak perlu memandu secara
langsung, sehingga tidak akan timbul kendala seperti petugas yang memandu
terlambat atau tidak sesuai jadwal, keuntungan lain yakni tidak diperlukan jadwal
khusus untuk memandu proses peregangan. Pembuatan video peregangan ini juga
dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, sehingga
29
rekomendasi ini dapat mengatasi prioritas masalah yang pertama dan kedua yang
dihasilkan oleh analisis penilaian menggunakan USG yang dipaparkan
sebelumnya.
Video peregangan menggunakan gerakan statis dan dinamis, fungsi dari
peregangan statis dan dinamis adalah untuk kelentukan (Suharjana, 2013).
Peregangan dengan gerakan statis dengan cara melakukan peregangan tanpa
gerakan melentuk-lentukkan bagian tubuh yang dilatih sedangkan peregangan
dinamis adalah suatu latihan peregangan dengan menggerak-gerakkan tubuh atau
anggota tubuh secara berirama tanpa mempertahankan posisi peregangan terjauh
seperti dengan memantul, memutar dan lain-lain (Suharjana, 2013).
Video peregangan juga dibuat dengan gerakan yang mudah diikuti oleh
berbagai usia, dan dilengkapi dengan musik dan suara pemandu gerakan sehingga
gerakan dalam video dapat diikuti oleh seseorang meskipun tidak melihat gambar,
dan dengan musik dalam video akan menurunkan kejenuhan pasien saat
menunggu dan staf saat bekerja. Video peregangan juga di sajikan dalam durasi
yang tidak terlalu lama yakni 7 menit, sehingga tidak mengganggu pekerjaan
ataupun aktifitas bekerja seseorang. Video memiliki beberapa manfaat, menurut
Supiyati & Ambarwati (2012) memaparkan manfaat lain dari video adalah lebih
mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, penyajian dapat
dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar dan pemutarannya dapat diulang-
ulang.
Peregangan saat bekerja sangat penting dilakukan karena suatu proses
kerja tentu menghasilkan bahaya dan resiko yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan para pekerja. Duduk yang terlalu lama dapat menimbulkan
masalah kesehatan yakni nyeri pinggang, dan nyeri punggung bawah, dan keadaan
ini bisa menyerang pria dan wanita (Okananto, 2014). Peregangan juga
merupakan bentuk kegiatan utama dalam program germas untuk mencegah
beberapa penyakit muskoloskeletal.
30
a.Access: Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama kita dalam memilih
media. Media video mudah digunakan, tidak perlu menggunakan jaringan
internet, tidak perlu petugas dengan keahlihan khusus untuk memutar video, dan
mudah dibawa kemana saja karena berupa file.
b. Cost: Biaya juga harus dipertimbangkan. Media video tidak perlu
mengeluarkan biaya banyak, karena dapat diperbanyak dengan gratis dan tidak
menghasilkan sampah seperti kertas, plastik, dan lain-lain.
c.Technology. Apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
Penggunaan media video dapat diputar di ruang tunggu pasien karena sebagian
besar puskesmas memiliki tv dan sound, penggunaan video ini juga tidak perlu
menggunakan type tv atau sound tertentu.
d. Interactivity. Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi
dua arah atau interaktivitas. Meski video tidak memunculkan interaksi dua arah
tetapi video merupakan media yang paling tepat digunakan karena pasien dan
staf dapat melihat dan mendengar langsung gerakan peregangan.
e.Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.
Dengan video kemungkinan dukungan dari pihak terkait akan setuju, karena
hanya dilakukan di sela-sela tugas dan saat pasien menunggu dengan durasi ± 7
menit
f. Novelty. Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan.
Video merupakan media yang menarik, dengan tambahan musik dan arahan
gerakan akan membuat pasien dan staf tidak jenuh. Bentuk peregangan berupa
video ini juga dapat diputar pada sound dan tidak menggunakan tv atau
teknologi yang menghasilkan gambar, karena pada video ini dilengkapi dengan
suara yang bisa diperagakan meski tidak melihat gambar.
31
pendukung, mengevaluasi dan meninjau kembali. Dalam pembuatan video
peregangan diuraikan sebagai berikut:
a. Planning (perencanaan)
a) Menentukan kebutuhan dan tujuan
Kegiatan awal yang dilakukan adalah analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan observasi, kuesioner
disebarkan saat bimtek yang diisi oleh petugas promosi kesehatan di puskesmas
dan observasi dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bahwa
peregangan masih belum dilakukan setiap hari untuk mensukseskan program
germas. Telah tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung untuk
pemutaran video di puskesmas namun tidak dimanfaatkan dengan maksimal,
hanya digunakan untuk pemanggilan pasien untuk berobat. Untuk itu perlunya
dimanfaatkan agar peregangan dapat dilaksanakan. Pengadaan video peregangan
sebagai solusi yang tepat, sehingga dalam melakukan pemutaran video
peregangan petugas dapat menggunakan video peregangan ini untuk diputar.
b) Mengumpulkan sumber
Sumber referensi untuk pembuatan video peregangan ini adalah:
Video peregangan Kemenkes RI
Video peregangan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
Inatrumen the gym beats
c) Menghasilkan gagasan
Setelah sumber yang didapat lengkap kemudian berkonsultasi dengan
teman yang mempunyai keahlian di bidang olahraga.
b. Design (tujuan)
1) Membuat flowchart
Tahap desain dimulai dengan membuat flowchart sebagai alur dari
pemikiran. Flowchart dapat dilihat pada gambar 5.1
Judul Pembuka Gerakan Mata Gerakan Kepala
Germas
layar sesuai dengan video Peregangan dari gerakan mata Narasi: dalam video ini
sampai gerakan pernafasan ditampilkan cara gerakan
mata, gerakan tangan,
gerakan bahu, gerakan kaki,
dan gerakan pernafasan
Instrumen the gym beats
3) Mempersiapkan skrip
Tahap ini diawali dengan perencanaan narasi, instrumen, dan animasi
pada video.
Tabel 5.3 Skrip Pembuatan Video
Skenario Narasi Lokasi
1. Gerakan Mata Narator membaca narasi: Fakultas Ilmu
33
Type shot: Longshot untuk 1. Tutup mata dengan rileks dalam Keolahragaan
awal shoting video. hitungan 1 sampai 4
Dilanjutkan dengan 2. Kemudian buka mata dalam
pengambilan gambar dengan hitungan 5 sampai 8
mediumshot untuk gerakan 3. Tutup mata, tahan (1 2 3 4 )
pertama 4. Sekarang, Buka mata anda, tahan
(5 6 7 8)
34
6. Gerakan Kaki 2. Turunkan kaki kanan dan angkat
Type shot: longshot kaki kiri kearah depan, luruskan
pengambilan gambar juga tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)
dilakukan dari depan 3. Kemudian angkat kedua kaki
kedepan, luruskan, tahan
(1 2 3 4 5 6 7 8)
4. Sekarang lakukan dengan posisi
berdiri
5. Letakkan tangan di pinggang,
kemudian lakukan gerakan jinjit
dan turun (1 2 3 4 5 6 7 8)
c. Development (pengembangan)
1) Memproduksi video dan audio
Proses produksi audio dan video ini berisi pengambilan gambar (shooting
video), rekaman suara, sesuai dengan tuntutan storyboard dan skrip yang telah
dibuat sebelumnya. Tahap awal yang dilakukan yaitu pengambilan gambar atau
shooting video. Pengambilan gambar merupakan tahap yang menterjemahkan
skrip menjadi tampilan yang sebenarnya. Setelah shooting video kemudian
dilanjutkan dengan merekam suara narator. Untuk proses pengambilan shooting
video menggunakan kamera DSLR Nikon D3200, sedangkan untuk merekam
suara dengan mengunakan HP ASUS Zenfone 2.
2) Memprogram materi
Video dan audio yang telah diproduksi terlebih dahulu format video dan
audio di sesuaikan dengan perangkat pendukung yang ada agar lebih mudah
digunakan oleh siapa saja. Untuk video menggunakan format mp4, sedangkan
untuk audio menggunakan mp3.
3) Meyiapkan komponen pendukung
35
Komponen pendukung yang digunakan untuk pengeditan video dan audio
menggunakan Fillmora, Setelah komponen pendukung lengkap kemudian
dilakukan proses editing dan mixing. Proses editing dan mixing dilakukan sesuai
dengan tuntutan storyboard yang telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan editing
kegiatan yang dilakukan adalah memilih hasil shooting yang terbaik kemudian
memotong dan membuang bagian yang tidak diperlukan. Pengaturan pencahayaan
dan animasi seperti tambahan tulisan atau sound effect untuk video juga dilakukan
pada saat proses editing ini.
Setelah proses editing selesai dilanjutkan dengan mixing, proses mixing
dilakukan untuk menggabungkan rekaman narator dengan video yang telah diedit
sebelumnya. Setelah menggabungkan antara narasi, instrumen, sound effect
dengan video kemudian dilakukan proses penyesuaian suara terhadap instrumen
agar suara narator terdengar jelas dan instrumen tidak mengganggu jalannya
video. Setelah proses mixing video selesai dilakukan langkah selanjutnya yaitu
mentransfer kepingan video menjadi kesatuan video yang disimpan dalam bentuk
mp4.
4) Mengevaluasi dan meninjau kembali
Pada tahap selanjutkan video dikonsultasikan dengan pendamping
lapangan dan teman yang memili keahlihan dalam olahraga.
2. Penyuluhan
Solusi kedua sebagai pendukung adalah penyuluhan. Menurut Kaddi
(2014) kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan yang selalu berhubungan dalam suatu interaksi.
Pemberian penyuluhan kepada beberapa staf terkait mengenai pentingnya
peregangan saat bekerja, dan memberikan informasi terkait penyakit akibat kerja.
Pada saat penyuluhan juga disampaikan bahwa petugas promosi kesehatan di
puskesmas ditugaskan untuk melakukan penyebarluasan informasi terkait
pentingnya peregangan dan penyakit akibat kerja, di masyarakat/kader/ruang
tunggu melalui media sosial, pertemuan kader, brosur, dan lain-lain. Kegiatan
penyuluhan ini sebagai penunjang untuk memberikan informasi atau pengetahuan
tambahan, yang nantinya diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan dapat
36
juga meningkatkan kesadaran dalam pentingnya peregangan saat bekerja.
Sehingga peregangan ditempat kerja dapat berjalan secara terus menerus dan
diikuti oleh seluruh staf terkait.
Pemberian promosi kesehatan dengan metode penyuluhan ini efektif dalam
meningkatkan pengetahuan seseorang hal ini juga telah dibuktikan oleh beberapa
peneliti yang menggunakan metode penyuluhan sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan seseorang seperti pada penelitian Sungkar, dkk. (2010);
Cahyaningsih, dkk. (2013); Kusumawardani, dkk.(2012) bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan pada seseorang setelah diberikan penyuluhan.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Kegiatan magang oleh mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Malang di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang telah selesai
dilaksanakan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kegiatan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
sudah sangat baik. Berdasarkan kegiatan yang diikuti ditemukan beberapa
masalah dan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan adalah terkait salah satu
pelaksanaan program germas yakni peregangan. Penyusun memberikan
rekomendasi berupa video peregangan dan penyuluhan sebagai solusi pendukung,
dengan harapan pelaksanaan peregangan agar dapat berjalan dengan baik.
6.2 Saran
37
BAB VI
EVALUASI DIRI
Melalui kegiatan saya menjadi paham mengenai tugas dan segala kegiatan
promosi kegiatan dan pemberdayaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
beberapa kegiatan magang juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru
bagi saya, seperti pelaksanaan bina desa, bimtek, dan lain-lain yang saya ikuti
selama magang. Selama kegiatan magang pihak Dinas Kesehatan sangat antusias
dan mau berbagi pengalaman dalam berbagi pengalaman kerja, pihak/staf yang
ada di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan di dinas kesehatan juga
bersedia untuk mengajari dan memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas yang
diberikan kepada mahasiswa jika mahasiswa mengalami kesulitan.
38
Pihak jurusan sebagai institusi naungan peserta magang juga memberikan
peranan penting dalam pengurusan tempat magang, pembekalan dan konsultasi.
Selama kegiatan magang berlangsung di seksi promosi kesehatan dan
pemberdayaan di dinas kesehatan kabupaten malang tidak terlalu banyak kegiatan,
saran agar pihak jurusan melaksanakan jadwal magang pada bulan-bulan tertentu
seperti akhir bulan, sehingga mahasiswa lebih banyak mendapatkan pengalaman
karena lebih banyak kegiatan ada di instansi magang.
DAFTAR PUSTAKA
39
&redir_esc=y#v=onepage&q=tipe%20perokok&f=false), diakses 11 Mei
2018. Diakses 10 Mei 2018
Hamdan, S.R. 2015. Pengaruh Peringatan Bahaya Rokok Bergambar pada Intensi
Berhenti Merokok. Vol. 31. No.1. dari https://media.neliti.com/media/
publications/7541-ID-pengaruh-peringatan-bahaya-rokok-bergambar-pada-
intensi-berhenti-merokok.pdf diakses 10 Mei 2018
Kemenkes RI. 2016. Buku Panduan Germas: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Online http://promkes.depkes.go.id/dl/panduan_germas.pdf. Diakeses
tanggal 8 Mei 2018
Kemenkes RI. 2017. Warta Kesmas: GERMAS Aksi Nyata Untuk Hidup Sehat.
Online http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/
dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-01-2017_752.pdf diakese
tanggal 10 Mei 2018
40
Kholid. 2015. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers
Vivaldi, Adin. 2016. Hubungan Status Merokok Orang Tua Terhadap Perilaku
Merokok Mahasiswa Pria Teknuk Sipil Di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Naskah Publikasi. Yogyakarta: FKIP, (Online),
(http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2699), diakses 10 Mei 2018
41
Water and Sanitation. 2009. Informasi Pilihan Jamban Sehat. Online
http://www.stbm-indonesia.org/files/Katalog%20Opsi%20Jamban%
20Sehat.pdf diakses 10 Mei 2018
LAMPIRAN
UNTUK PUSKESMAS
Puskesmas :
Kecamatan :
Tanggal Monev :
42
2. Berapa jenis metode dan media/kegiatan dalam pelaksanaan kampanye
Germas?
43
7. Bagaimana persiapan sarana & prasarana untuk mensukseskan Germas di
lingkup Puskesmas?
44
Kepala Puskesmas .........................................
( ) ( )
NIP NIP
Puskesmas Tumpang
45
Puskesmas Pakis
46
Pelaksanaan Bina Desa
47
Lampiran 3: Beberapa Gerakan Video Peregangan
48
.
49