Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang


Kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini tetap menjadi sorotan
Pemerintah, masih banyak ditemukan berbagai masalah kesehatan dimasyarakat
dan harus segera diatasi. Saat ini perkembangan penyakit yang terjadi di indonesia
mengalami perubahan beban penyakit. Menurut laporan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) (2015) beban penyakit tertinggi pada tahun
1990 adalah penyakit menular sebanyak 56% dengan penyakit tertinggi ISPA,
namun terjadi perubahan pada tahun 2010 penyakit tidak menular memiliki
persentase yang besar yakni 49% dibanding penyakit tidak menular hanya
sebanyak 43% dengan penyakit tertinggi yakni stroke, dan pada tahun 2015
penyakit tidak menular meningkat menjadi 58% dengan tiga penyakit tertinggi
adalah stroke, kecelakaan lalu lintas, dan penyakit jantung Iskemik. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa terjadi perubahan beban penyakit menular ke
penyakit tidak menular. Meningkatnya Penyakit tidak menular dapat
mengakibatkan meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus
ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, menurunnya produktifitas,
menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial
ekonomi masyarakat itu sendiri.
Upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini salah satunya adalah
program Indonesia Sehat, dengan program pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, upaya promotif-preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan, dan
pemberdayaan masyarakat (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI), 2015). Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
melaksanakan program paradigma sehat adalah program Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas). Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup (Kemenkes RI, 2017). Pelaksanaan Germas harus
dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat

1
yang membentuk kepribadian (Depkes, 2016). Berbagai permasalahan yang
diharapkan dapat teratasi melalui program Germas misalnya adalah penyakit
infeksi, penyakit tidak menular (PTM) seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner
(PJK), Kanker dan Diabetes (Depkes, 2016).
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dalam upaya Germas
disamping sebagai pelaksana juga sebagai penanggung jawab dan koordinator
penyelenggara pembagunan kesehatan di seluruh daerah di Kabupaten Malang.
Dinas kesehatan merupakan rujukan yang tepat untuk menggali informasi dan
belajar terkait pelaksanaan, dan kendala yang muncul dalam upaya pelaksanaan
Germas. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penyusun memutuskan
untuk mengangkat tema “Analisis Permasalahan Pelaksanaan Germas Di Wilayah
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2018”.

1.2 Tujuan Magang


1.2.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang memiliki
tujuan untuk mengetahui program germas dan permasalahan yang terjadi dalam
pelaksnaannya.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Menganalisis prioritas masalah pelaksanaan pelaksanaan germas di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
2. Memahami permalahan dalam pelaksanaan germas dan rekomendai
inovasi dalam penyelesaian masalah.

1.3 Manfaat Magang


1.3.1. Bagi Mahasiswa Peserta Magang
Mahasiswa peserta magang memperoleh manfaat dari kegiatan magang
berupa:
1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan baru
dalam melakukan segala kegiatan dan yang berkaitan dengan promosi

2
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang
2. Mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di
perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3. Mahasiswa dapat berlatih dalam penyesuaian diri dengan lingkungan kerja.
4. Mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan di bangku
perkuliahan dan menerapkannya di dalam dunia kerja.

1.3.2. Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Manfaat bagu jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat yakni dapat menjalin
hubungan yang saling menguntungkan antara jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Negeri Malang dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang.

1.3.3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang


1. Dapat memperoleh manfaat secara teknis yakni berupa tenaga dalam
membantu pekerjaan di dinas kesehatan terkait, yang disesuaikan dengan
kemampuan.
2. Dapat memperoleh ide-ide baru, solusi dan saran yang membangun dari
mahasiswa.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)


2.1.1 Pengertian Germas
Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 2017).
Tujuan umum program ini adalah 1) membangkitkan rasa tanggung jawab
bersama bahwa hidup sehat harus diawali dari diri sendiri, keluarga dan
masyarakat, 2) Menjadi momentum strategis sebagai tonggak awal dimulainya
gerakan masyarakat hidup sehat. Tujuan khusus program ini adalah 1)
Menggerakan masyarakat dalam berprilaku hidup sehat, 2) Menggerakan seluruh
komponen bangsa untuk sehat, 3) Menggali/mengenali sumber daya, potensi, dan
kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dalam mencapai hidup sehat.

2.1.2 Bentuk Kegiatan Germas


Bentuk Kegiatan Germas menurut Kemenkes R1 (2016) terdapat 7
kegiatan tetapi hanya di fokuskan pada tiga kegiatan terlebih dahulu yakni
aktifitas fisik, konsumsi buah sayur, dan periksa kesehatan secara rutin.

1. Aktifitas Fisik
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan
kebugaran masyarakat. Sasarannya adalah seluruh masyarakat terutama anak
sekolah, ibu hamil, pekerja dan lansia.

1) Aktifitas Fisik Pada Anak Sekolah


Kegiatan aktivitas fisik pada anak sekolah bertujuan untuk mewujudkan
peserta didik yang sehat, bugar, berprestasi melalui pendidikan dan pembudayaan

4
aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur di
sekolah. Adapun bentuk kegiatan di sekolah: 1) Gerak Barisan yakni gerakan
yang dapat dilakukan sebelum peserta didik memasuki kelas, disertai lagu yang
gembira 2) Gerak Kapiten yakni gerakan yang dapat dilaksanakan pada saat
pergantian pelajaran disertai lagu yang gembira, untuk menghilangkan rasa jenuh
atau ngantuk 3) Bermain Waktu Istirahat 4) Senam Anak Bangsa yakni latihan
awal pada saat peserta didik berolah raga, yang dipandu oleh guru olah raga

2) Aktifitas Fisik Pada Orang Dewasa dan Usia Produktif di Tempat Kerja
Aktivitas fisik merupakan bagian dari kehidupan setiap otrang dewasa
maupun pekerja. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu dilakukan
latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara perorangan atau
berkelompok. Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya memperhatikan: 1)
Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5 kali
per minggu, 2) Latihan diawali dengan pemanasan, latihan inti, dan pendinginan,
3) Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman termasuk pakaian
olahraga dan alas kaki, 4) Memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi untuk
mendapatkan hasil maksimal. Aktifitas fisik pada orang dewasa dan usia
produktif di tempat kerja dapat juga dilakukan dengan senam sehat bugar dan
peregangan di tempat kerja.
Peregangan di Tempat Kerja memiliki manfaat yang besar. Beberapa
gangguan kesehatan yang dialami pekerja adalah masalah otot rangka
(musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang
dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal adalah posisi duduk yang
tidak ergonomis, leher terlalu menunduk, punggung terlalu bungkuk/tegak, dll.
Bekerja pada posisi yang sama dalam waktu lama akan mengakibatkan otot
menjadi cepat lelah dan aliran oksigen ke otak berkurang sehingga menurunkan
produkitivitas kerja, sehingga peregangan sangat diperlukan untuk pekerja. Hal
ini juga telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan Okananti (2014);
Anggriawan (2016) bahwa pemberian peregangan dapat menrunkan nyeri, seperti
nyeri punggung, keluhan muskuloketal dan dapat menurunkan tingkat kejenuhan.

5
2. Konsumsi Buah Sayur
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral,
dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan
buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam
tubuh serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar
pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan
kolesterol darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko
sulit buang air besar (BAB/ sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam
pencegahan penyakit tidak menular kronik. Anjuran konsumsi sayur dan buah ini
adalah setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram
perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram
perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah
anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.

3. Periksa Kesehatan Secara Rutin


Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya promotif
preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh bupati/walikota sesuai
Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat
mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan melakukan upaya pengendalian
segera ditingkat individu, keluarga dan masyarakat; mendorong penemuan faktor
risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi
darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan mental;
mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan
lanjut.
Pemeriksaan/ skrining kesehatan sesuai standar usia 15-59 tahun meliputi:

6
a. Deteksi faktor risiko riwayat penyakit PTM keluarga dan faktor risiko
perilaku (merokok dan terpapar asap rokok, diet tidak sehat, tidak beraktifitas
fisik 30 menit perhari, mengkonsumsi alkohol).
b. Deteksi kemungkinan Obesitas dilakukan dengan memeriksa Tinggi Badan
dan Berat Badan serta lingkar perut.
c. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan
primer.
d. Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat gula darah.
e. Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku.
f. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
g. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
h. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30 – 59 tahun.
i. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya
Sedangkan Lingkup pemeriksaan/skrining kesehatan usia > 60 tahun keatas
adalah sebagai berikut:
a. Deteksi obesitas dengan pengukuran IMT dan lingkar perut
b. Deteksi Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah.
c. Deteksi Diabetes Mellitus dengan pemeriksaan kadar gula darah.
d. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
e. Deteksi kadar asam urat dalam darah
f. Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk Kepikunan
menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test
Mental Mini atau Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression
Scale (GDS).
g. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya.

4. Tidak Merokok

7
Merokok ternyata tidak hanya menimbulkan sejumlah bahaya medis yang
mematikan, namun rokok juga memiliki bahaya psikologis, misalnya depresi dan
skizofrenia (Hamdan, 2015).

1) Kategori Perokok
WHO (dalam Vivaldi, 2016:9), membagi perokok menjadi tiga kategori yaitu
perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat.
a. Perokok ringan, adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok sebanyak
1-10 batang per hari.
b. Perokok sedang, adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok
sebanyak 11-20 batang per hari.
c. Perokok berat, adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok sebanyak
20 hingga lebih batang rokok per hari.
2) Alasan Perilaku Merokok
Perilaku merokok pada individu muncul karena terdapat alasan yang
melatarbelakangi perilaku tersebut. Tomkins (dalam Dariyo, 2008:38)
menyatakan alasan individu untuk berperilaku merokok, antara lain adalah
pengaruh positif (positive affect), pengaruh negatif (negative effect), kebiasaan
(habitual), dan ketergantungan psikologis (phychological dependent).
a. Pengaruh positif, adalah perilaku merokok pada individu dengan alasan
karena merokok memberi manfaat positif bagi dirinya. Dengan merokok
seseorang tersebut akan mendapatkan kenikmatan, merasa senang, tenang,
dan nyaman. Contohnya adalah ketika seseorang merokok setelah selesai
makan yang tujuannya untuk memperoleh kenikmatan.
b. Pengaruh negatif, adalah alasan merokok individu dimana mereka
beranggapan bahwa merokok dapat meredakan emosi-emosi negatif yang
dihadapi dalam hidupnya. Misalnya, ketika dalam keadaan cemas, seseorang
akan merokok sehingga akan membuat kondisi fisiknya menjadi rileks,
tenang, dan santai.

8
c. Habitual (ketergantungan fisiologis), adalah perilaku yang sudah menjadi
kebiasaan. Secara fisik, individu merasa ketagihan dan tidak dapat menolak
keinginan dari dalam dirinya (internal) untuk terus merokok.
d. Ketergantungan psikologis, yaitu perilaku merokok individu yang timbul
akibat individu selalu merasakan dan memikirkan sehingga memutuskan
untuk merokok terus-menerus. Dalam keadaan apapun selalu cenderung
untuk merokok.
5. Membersihkan Lingkungan
Membersihkan lingkungan akan memiliki dampak positif bagi tubuh.
Dampak lingkungan kotor adalah
1) Mudah terserang penyakit
2) Mudah terserah penyakit
Salah satu permasalahan lingkungan yang sering ditemui adalah
permasalahan sampah. Polusi sampah mengakibatkan dampak buruk yaitu
pertama, terhadap kesehatan. Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya penyakit
infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll karena faktor pembawa
penyakit tersebut, terutama lalat, kecoa, meningkat akibat sampah yang
menggunung, khususnya meningkatnya penyakit di TPA, demam berdarah, dsb
6. Menggunakan Jamban Sehat
Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk digunakan
sebagai tempat buang air besar. Berbagai jenis jamban yang digunakan di rumah
tangga, sekolah, rumah ibadat, dan lembaga-lembaga lain. Jamban Sehat adalah
fasilitas pembuangan tinja yang: 1) Mencegah kontaminasi ke badan air 2)
Mencegah kontak antara manusia dan tinja 3) Membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi serangga, serta binatang lainnya 4) Mencegah bau yang tidak sedap 5)
Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman dan mudah dibersihkan .
Menurut Water and Sanitation Program (WSP) (2009) Jamban merupakan tempat
yang aman dan nyaman untuk digunakan sebagai tempat buang air besar. Manfaat
jamban sehat adalah:
a. Peningkatan martabat dan hak pribadi
b. Lingkungan yang lebih bersih
c. Bau berkurang, sanitasi dan kesehatan meningkat

9
d. Keselamatan lebih baik (tidak perlu pergi ke ladang di malam hari)
e. Menghemat waktu dan uang, menghasilkan kompos pupuk dan biogas untuk
energi
f. Memutus siklus penyebaran penyakit yang terkait dengan sanitasi

7. Tidak Mengkonsumsi Alkohol


Menurut Depkes (2014) Kandungan minuman beralkohol yang biasa
dikonsumsi manusia adalah etil alkohol atau etanol yang dibuat melalui proses
fermentasi dari madu, gula, sari buah, atau ubi-ubian. Sementara yang terkandung
dalam Miras oplosan bukanlah etanol melainkan metyl alkohol atau metanol.
Metanol biasanya dipakai untuk bahan industri sebagai pelarut, pembersih dan
penghapus cat. Metanol dapat ditemukan dalam tiner (penghapus cat) atau aseton
(pembersih cat kuku). Tanpa dicampur apapun, metanol sangat berbahaya bagi
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian. Apalagi dicampur dengan
berbagai bahan lain yang tidak jelas jenis dan kandungannya.

10
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG

3.1 Metode Pelaksanaan Magang


Pelaksanaan magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang diawali
dengan perizinan magang. Magang dilaksanakan melalui beberapa kegiatan
diantaranya adalah pengenalan instansi tempat magang, pengenalan struktur
organisasi, pengenalan tugas dan fungsi seksi promosi kesehatan dan
pemberdayaan, melaksanakan tugas yang diberikan oleh tenaga promosi
kesehatan dan pemberdayaan di tempat magang, pengumpulan data untuk laporan
magang, dan penyusunan laporan magang.

3.2 Lokasi dan Waktu Magang


Lokasi magang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang
berada di Jl. Panji No.120 Kepanjen, Kabupaten Malang, tepatnya di seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Waktu pelaksanaan magang
yakni dilaksanakan selama 6 minggu yang dimulai pada tanggal 19 Maret – 27
Maret 2018.

3.3 Kerangka Operasional


Pelaksanaan magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang berpedoman
pada kerangka operasional yang berisi tentang langkah-langkah dalam
pelaksanaan magang.
Pengajuan tempat Pengajuan proposal Pengajuan proposal
magang di jurusan magang di dan perizinan magang
dan pembuatan surat Bakesbanpol di Dinas Kesehatan
pengantar magang Kabupaten Malang Kabupaten Malang

Identifikasi masalah Melakukan kegiatan


(kuesioner, dan magang di Seksi 11
Persetujuan magang
wawancara) Promkes Dinkes
Kabupaten Malang
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Operasional Pelaksanaan Magang

3.4 Teknik Pengumpulan Data


1 Kuesioner
Teknik pengumpulan data kuesioner yang diisi oleh petugas promosi
kesehatan di puskesmas saat bimbingan teknis oleh petugas seksi promkes dan
pemberdayaan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
2 Observasi
Teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan langsung di
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terkait salah satu pelaksanaan germas yakni
peregangan.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan melalui wawancara langsung kepada staf dinas
kesehatan teerkait.

3.5 Jadwal Magang


Jadwal kegiatan mingguan yang dilakukan oleh peserta magang dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Mingguan
Minggu Ke-
No Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Pengenalan instansi Dinkes
Kabupaten Malang

2 Berpartisipasi aktif dan


melakukan kegiatan seksi
promkes secara cermat dan
detail perihal implementasi
kegiatan promosi kesehatan
di Dinke Kabupaten Malang

12
3 Supervisi dosen pembimbing

4 Pengumpulan data sekunder


di Dinkes Kabupaten Malang

5 Pembuatan laporan
pelaksanaan magang

6 Konsultasi laporan

7 Pelaporan hasil laporan


magang

Jadwal yang berkaitan dengan kegiatan harian dapat dilihat pada lampiran
tentang kegiatan harian pelaksanaan magang.
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN MAGANG

4
4.1 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
4.1.1 Visi dan Misi
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang memiliki visi sebagai berikut:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang Sehat yang Berkeadilan Dan
Mandiri “
Dalam rangka untuk mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang tersebut, maka ditetapkan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Kabupaten
Malang yang berkualitas dan berkeadilan
2. Meningkatkan kemandirian masyarkat Kabupaten Malang di bidang
kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat, swasta dan kerjasama lintas
sektor
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya kesehatan yang merata dan berkeadilan di
masyarakat Kabupaten Malang
4. Meningkatkan kualitas manajemen pemerintahan bidang kesehatan di
Kabupaten Malang yang efektif dan profesional

4.1.2 Keadaan Geografis

13
Luas wilayah : 3.238,27 km2
Letak Geografis : 112°17’ 10.90” - 122° 57’ 00” BT
7°44’ 55.11” - 8°26’ 35.45” LS
Ketinggian : 250-500 m diatas permukaan air laut (daerah
perlembahan/ dataran rendah) dan daerah dataran tinggi
pada ketinggian antara 500-3.600 meter
Batas wilayah:
Sebelah Barat : Kab. Blitar dan Kab. Kediri
Sebelah Utara : Kab. Jombang, Mojokerto, dan Pasuruan
Sebelah Timur : Kab Probolinggo dan Kab. Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Bagian tengah : Kota Malang dan Kota Batu

4.1.3 Wilayah Administrasi


Jumlah Kecamatan : 33 Kec
Jumlah Desa : 378 Desa
Jumlah Kelurahan : 12 Kel
Rukun Warga : 3.125 RW
Rukun Tetangga : 14. 352 RT

4.1.4 Kependudukan
1 Jumlah Penduduk : 2.544.315 jiwa (tahun 2015)
2 Laki-laki : 1.278.511 jiwa
3 Perempuan : 1.265.804 jiwa

4
4.1 Kepala Dinas

4.1.1
Sekretaris
4.1.2
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
4.1.3 Subag Umum Subag Subag
& Keuangan & Perencanaan,
4.1.4 Kepegawaian Aset Evaluasi &
Pelaporan
4.1.5 Struktur Organisasi
Bidang Bidang Bidang Bidang
Kesehatan Pencegahan & Pelayanan Sumberdaya
Masyarakat Pengendalian Kesehatan Kesehatan
Penyakit
Seksi Kesehatan Seksi Seksi Pelayanan Seksi
Keluarga & Gizi Kesehatan 14
Surveilans & Kefarmasian
Imunisasi Primer

Seksi Promosi Seksi Seksi Pelayanan Seksi Alkes &


Kesehatan & Pencegahan & Kesehatan Pembekalan
PM
Seksi Kesling, Seksi Seksi Pelayanan Seksi
Kesehatan Kerja Pencegahan & Kesehatan Sumberdaya
& Olahraga Pengendalian Tradisional Manusia
PTM & Keswa Kesehatan

UPT Lab Kesehatan Daerah Upt Pengujian & Kalibrasi Alat Kesehatan
UPT PUSKESMAS

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

1
2
3
4
4.1
4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Utama Seksi Promkes dan Pemberdayaan
Masyarakat
1. Menyiapkan bahan untuk penyusunan rencana kegiatan dan penyedian
kebutuhan dalam komunikasi,informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan
kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan
kesehatan masyarakat.
2. Menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan dalam urusan
komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat;
3. Menyiapkan bahan pemantauan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi
serta evaluasi dalam urusan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan,

15
advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;
4. Melaksanakan teknis kegiatan dalam urusan komunikasi, informasi dan
edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi
kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat:
5. Melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam urusan komunikasi,
informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya
promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat;
6. Melaksanakan koordinasi dan jalinan kemitraan dengan lintas sektor terkait
dalamrangka program promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan
masyarakat;
7. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaoran teknis dalam urusan
komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan keehatan masyarakat;
8. Melaksanakan urusan administrasi dalam urusan komunikasi, informasi dan
edukais kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi
kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat; dan
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
sesuai dengan bidang tugasnya.

3
4
4.2
4.1.7 Tujuan dan Strategi dalam Mencapai Tujuan Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
mewujudkan Visi dan menjalankan Misinya, adalah :
1. Meningkatkan kualitas materi dan metode promosi kesehatan
2. Meningkatkan komitmen dan dukungan aktif jaringan forum-forum
masyarakat peduli kesehatan
3. Meningkatkan kualitas petugas kesehatan dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan

16
4. Menyiapkan dan meyediakan sumber daya promosi kesehatan yang memadai
(standar)
5. Meningkatkan kualitas informasi kesehatan

Adapun Strategi yang dilakukan dalam mencapai tujuan dan sasaran


tersebut adalah melalui:
1. Mendorong tumbuhnya Komitmen Penyelenggara Kesehatan dalam
melaksanakan promosi kesehatan sesuai kewenangan dan fungsinya
2. Meningkatkan dukungan dan kekuatan jaringan forum-forum masyarakat
peduli kesehatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan dan distribusi
informasi
3. Meningkatkan kualitas profesionalisme tenaga promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
4. Mengembangkan media-media informatika khususnya melalui pemanfaatan
teknologi informatika (IT dengan pemanfaatan web)

4.1.8 Kebijakan Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayan Masyarakat


Kebijakan Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayan Masyarakat dalam
mengimplementasikan semua hal tersebut diatas adalah dengan :
1. Penyediaan alat, bahan, media dan metode promosi kesehatan yang efektif
sesuai isu strategis serta kebutuhan masyarakat
2. Peningkatan Kualitas dan profesonalisme petugas kesehatan dalam promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
3. Penyediaan narasumber di tingkat Dinas Kesehatan secara lintas program
4. Mendorong keterlibatan seluruh komponen masyarakat dalam penyebarluasan
informasi kesehatan
5. Mendorong peran aktif unit pelayanan kesehatan swasta, sektor pendidikan,
lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan dan masyarakat, PKK dan
kelompok-kelompok peduli kesehatan, serta komunitas-kompunitas potensial
lainnya dalam penyelenggaraan promosi kesehatan
6. Penyempurnaan bahan dan materi media wabsite informasi kesehatan

17
2
3
4
4.2
4.3
4.4
4.1.9 Target Kinerja Promosi Kesehatan tahun 2013-2017
Adapun target Promosi Kesehatan dalam kurun hingga tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Target Kinerja Promosi Kesehatan Tahun 2015-2017
Target
No Sasaran Strategis Indikator
2015 2016 2017
1 Meningkatnya PHBS di Persentase rumah tangga
50 53 56
masyarakat ber-PHBS
2 Meningkatnya Persentase Desa Siaga Aktif 80 95 98
kemandirian masyarakat Persentase SD yg
100 100 100
untuk hidup sehat mempromosikan kesehatan
3 Meningkatnya Kebijakan Kecamatan / Desa yang
Publik ber wawasan memiliki kebijakan
kesehatan berwawasan kesehatan
Sumber : Data Profil Promosi Kesehatan Puskesmas (dalam laporan Tahun 2017)

4.1.10 Sumberdaya Kesehatan


1. Sarana kesehatan
a. Pemerintah
 Rumah Sakit Umum : 4 buah
 Rumah Sakit Jiwa : 1 buah
 Puskesmas perawatan : 39 buah
 Puskesmas pembantu : 93 buah
 Mobil Puskesmas Keliling : 93 buah
b. Swasta
 Rumah Sakit Umum : 12 buah
 Rumah Sakit Jiwa : 2 buah
 Rumah Sakit Bersalin : 3 buah
 Rumah Sakit Bedah : 1 buah
 Klinik Rawat Inap : 12 buah

18
 Klinik Rawat Jalan : 44 buah
 Apotek : 122 buah
c. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
 Ponkesdes/ Poskesdes : 390 buah
 Posyandu : 2.816 buah
 POD (Pos Obat Desa) : 13 buah
 Poskestren (Pos Kes. Pesantren) : 227 buah
 UKK (Upaya Kesehatan Kerja) : 330 buah
 SBH (Saka Bhakti Husada) : 39 kel

4.1.11 Sumberdaya dan Ketenagaan Promosi Kesehatan


Dari sisi ketenagaan terdapat kendala keterbatasan tenaga teknis penyuluh
kesehatan masyarakat, baik di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas. Di
Puskesmas, masih banyak tenaga promosi kesehatan yang dijabat secara tugas
tambahan maupun sebagai tugas pokok namun memiliki tugas tambahan lain.
Sumberdaya dan ketenagaan promosi kesehatan di Kabupaten Malang dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Sumberdaya dan Ketenagaan Promosi Kesehatan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
No Nama Pendidikan Terakhir
1 Retno Endarti S-2
2 Eska Sri Amardu S-1
3 Dewi Prahmatari S-1
4 Dian Kartini D-4
5 Titin Sugiarti D-3
6 Nur Hamidah S-1
7 Dito SMK

PUSKESMAS
No Nama Pendidikan Puskesmas
1 Dian Zustianingtyas D-3 Sanitarian Poncokusumo
2 Sih Lestari D-3 Perawat Jabung
3 Didik Hariyono S-1 (Fungsional Umum) Pakis
4 Leni D-3 Bidan Lawang
5 Herawati D-3 Bidan Karangploso
6 Diah Nurkhotimah S-1 Bidan Dau
7 Dwi Erni Sulistyowati D-3 Bidan Ngantang
8 Soesi D-3 Bidan Kepanjen
9 Farida D-3 Perawat Sumberpucung
10 Siti Julaekah P2b (Bidan) Kromengan
11 Koesmiati D-3 Perawat Pakisaji
12 Mayang D-3 Gizi Ngajum

19
13 Sulih Mintarum S-1 Sanitarian Pagak
14 Ani D-3 Perawat Kalipare
15 Evi D-3 Bidan Bantur
16 Barti Mahendra D-3 Perawat Wonokerto
17 Siti Kholisah S-1 Bidan Bululawang
18 Masruroh D-3 Bidan Tajinan
19 Tata S-1 Promkes Turen
20 Siswoko D-3 Perawat Pamotan
21 Arik Agung Setiawan D-3 Perawat Sumber Manjing Wetan
22 Endang Titien Sma (Pekarya) Sitiarjo
23 Sunarmi S-1 Perawat Wagir
24 Ririz Iffa Istiqomah, Skm S-1 Kesmas Tumpang
25 Diyah Mulya Handayani D-3 Bidan Ardimulyo
26 Sunarsi D-3 Bidan Pujon
27 Dedit Yurnianto S-1 Perawat Kasembon
28 Ana Zuriakhanif D-3 Sanitarian Sumber Manjing Kulon
29 Fajar Wijayanti D-3 Sanitarian Gedangan
30 Wiji Dwi Srirahayu D-3 Bidan Pagelaran
31 Akhmad Zainuri Pekes (Promkes) Tirtoyudo
32 Ningrum D-3 Bidan Ampelgading
33 Sribawaning S-1 Promkes Singosari
34 Titik Yuliana Sma (Promkes) Wonosari
35 Erni Kartikawati D-3 Bidan Donomulyo
36 Pratiwi D-3 Bidan Gondanglegi
37 Siti Hartini S-1 Promkes Ketawang
38 Fifin D-3 Bidan Wajak
39 Nuning Endah Kurniawati S1 Sanitarian Dampit
Sumber : Data Profil Promosi Kesehatan Puskesmas (dalam laporan Tahun 2017)

4.2 Program Promosi Kesehatan


Program promosi kesehatan di Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang diantaranya:

1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan di Kabupaten Malang dilakukan melalui media
promosi kesehatan maupun edukasi langsung kepada elemen masyarakat, baik
masyarakat umum ataupun dalam tatanan pendidikan. Adapun media yang
digunakan untuk promosi kesehatan diantaranya leaflet, billboard, x-banner,
spanduk, umbul-umbul, lembar balik, poster, baliho, buku, backdrop, blangko,
sticker, dan roll banner. Sedangkan untuk media elektronik menggunakan media
audio visual atau vidio dalam pemutaran vidio informasi kesehatan pada saat bina
desa.
Sedangkan kegiatan promosi kesehatan yang secara langsung dilakukan
oleh seksi promosi kesehatan beserta petugas-petugas promosi kesehatan
Puskesmas baik dalam gedung maupun luar gedung. Bentuk kegiatan penyuluhan

20
dapat berupa penyuluhan perorangan dalam bentuk konseling yang dilakukan
petugas kesehatan dalam setiap kegiatan pelayananannya. Materi yang
disampaikan dalam penyuluhan diantaranya KIA & KB, gizi, pencegahan
penyakit, kesehatan lingkungan, reproduksi, usila, kesehatan gilut, kesehatan jiwa,
PHBS, dan lain sebagainya.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Dalam pelaksanaan PHBS di wilayah Kabupaten Malang terdapat 6
tatanan, yaitu rumah tangga, institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja,
tempat umum (rumah makan, pasar, tempat ibadah), dan pondok pesantren.
Masing-masing tatanan akan di pantau perilaku kebersihannya setiap satu tahun
sekali, alat yang digunakan untuk pemantauan ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner pada tiap tatanan satu dengan yang lain tidak sama, tergantung dari
indikator masing-masing tatanan. Pemantauan PHBS dalam tiap tatanan ini
dilakukan oleh kader dan petugas kesehatan. Dari 20% target capaian rumah
tangga yang dikaji, kabupaten malang mencapai 18,45% rumah tangga yang
terkaji. Hasil capaian PHBS tatatan Rumah Tangga (dalam indikator) di
Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Capaian Indikator Perilaku Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Malang
Tahun 2015-2017
Cakupan RT Sehat (%)
No Indikator
2015 2016 2017
1 Persalinan oleh Nakes berkompeten 92,40 93,06 83,81
2 ASI Eksklusif 66,29 65,05 60,19
3 Menimbang di Posyandu 88,90 90,11 84,59
4 Cuci tangan 97,08 97,01 94,62
5 Penggunaan Air Bersih 97,98 98,27 98,04
6 Penggunaan Jamban Sehat 88,94 88,71 90,68
7 Melakukan PSN 81,12 83,89 84,24
8 Mengkonsumsi Buah dan Sayur 84,61 84,07 86,49
9 Melakukan aktifitas fisik teratur 91,28 89,72 93,45
10 Tidak merokok di dalam rumah 44,28 42,72 38,79
Rumah Tangga Sehat (ber-PHBS) 30,80 30,04 51,52
Sumber : Data Hasil Survei PHBS Tatanan Rumah Tangga 2015-2017

21
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa capaian indikator terjadi pasang surut
ada beberapa yang mengalami penurunan dan ada beberapa yang mengalami
kenaikan Tetapi secara umum rumah tangga sehat tahun 2016 turun 0,76 % tahun
2017 naik yang cukup signifikan yaitu 21,48 %.

3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan bentuk
fasilitas pelayanan kesehatanyang dikelola oleh masyarakat. Beberapa bentuk
UKBM yang dikenal adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes
(Pondok Bersalin desa) dan Desa Siaga (Arisanti, 2015). Keberhasilan
pelaksanaan UKBM ini tidak terlepas dari peran masyarakat sebagai pelaksana
dan penerima pelayanan kesehatan, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai
penggunaan UKBM oleh masyarakat. UKBM yang ada di Kabupaten Malang
diantaranya Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Polindes, Poskestren, dan Saka
Bhakti Husada (SBH).

4.2.1 Kegiatan Seksi Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat


Bersumber Anggaran DPA Tahun 2017
1. Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan pendukung, yaitu: Rapat Sosialisasi
Perbup Germas Lintas Sektor & Lintas Program, Launcing Germas, Promosi,
Monev dan Supervisi Germas, Pengadaan Media Cetak, dan Elektronik.

2. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat


Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat dilakukan dengan
Kegiatan Penyuluhan kesehatan melalui media elektronika dilakukan dalam
bentuk dialog interaktif dan Radio Spot, Lomba Lukis Poster, Siaran Keliling
Daerah Endemis Malaria & Daerah Wisata, serta Pameran.

3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Peningkatan Pendidikan)

22
Kegiatan Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan dilakukan
dalam bentuk kegiatan Bimtek, Pertemuan Perencanaan & Evaluasi Program
Promkes & Pemberdayaan, Pertemuan penguatan Kelembagaan Pos UKK, Pos
Lansia & Toga, Pertemuan Monev Posbindu, Poskestren, SBH, Rapat Penguatan
Poskestren & Posbindu Berbasis Masjid dan beberapa rangkaian kegiatan,
diantaranya :.
1) Lomba Implementasi Desa / Kelurahan Siaga Terbaik
2) Lomba Implementasi Posyandu dan Taman PosyanduTerbaik
3) Lomba Implementasi Krida SBH
4) Pelatihan Santri Husada dan Posbindu Berbasis Masjid

1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.3 Pelaksanan Kegiatan saat Magang
Magang dilaksanakan di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan
masayarakat. Pelaksanaan magang dilakukan setiap hari senin sampai jumat pukul
08.00 sampai 15.00, jika dinas luar maka magang dilaksanakan mulai pukul 08.00
sampai selesai. Selama Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa ditugaskan pada
beberapa kegiatan, masing-masing mahasiwa bertanggung jawab untuk satu
program. berikut adalah uraian kegiatan selama proses magang:

2. Pelaksanaan bimbingan teknis (Bimtek) promosi kesehatan dan germas


di seluruh puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
Bimbingan teknis (Bimtek) promosi kesehatan dan pelaksanaan germas di
Puskesmas wilayah Kabupaten Malang ini dilakukan pada tanggal 20 Maret - 25
April 2018 di 39 Puskesmas yang berada di Kabupaten Malang. Setiap harinya

23
terdapat 2 puskesmas yang di bimbing dalam meningkatkan kegiatan promosi
kesehatan. Bimbingan teknis ini berbentuk wawancara dan konseling, dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Dalam bimbingan teknis ini,
petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menanyakan beberapa inventarisasi
seperti inventarisasi penerimaan dan penyebaran media, sarana dan prasarana
promosi kesehatan, jalur media promosi kesehatan, institusi pendidikan, Surat
Keputusan (SK) terkait kerjasama lintas sektoral dsb. Sedangkan dalam
monitoring pelaksanaan germas, petugas promosi kesehatan puskesmas
diwawancara terkait apa saja yang sudah dilakukan dalam mendukung program
germas, serta inovasi dan prestasi apa saja yang telah di capai untuk peningkatan
kegiatan dalam program germas.

3. Rekap data ibu hamil dengan resiko tinggi


Rekap data ibu hamil dengan resiko tinggi dilakukan dari hasil data yang
dikumpulkan oleh puskesmas Singosari, Puskesmas Karangploso, Puskesmas
Pakisaji, Puskesmas Sumberpucung, dan Puskesmas Wagir. Ibu hamil yang
mempunyai resiko tinggi pada tiap wilayah kerja puskesmas di data dan di pantau
kesehatannya menggunakan kuesioner yang berisi apa penyebab ibu hamil
memiliki resiko tinggi, apa saja keluhan selama kehamilan, perkiraan kelahiran,
persalinan di tolong oleh siapa dan lain sebagainya. Data rekap bumil resti di
puskesmas wilayah kabupaten Malang ini masih terpisah-pisah, sehingga data
rekap ini perlu di satukan sesuai dengan nama kader atau tenakes yang menangani
dan sesuai dengan desa tempat tinggal ibu hamil. Setelah itu data rekapitulasi
yang masih dalam bentuk hard file ini di salin dalam bentuk soft file guna
memudahkan dalam perhitungan angka ibu hamil yang memiliki resiko tinggi di
wilayah Kabupaten Malang.

4. Pengembangan media cetak


Pengembangan media yang dilakukan saat magang diantaranya adalah
pembuatan media buku mewarna yang berisi pesan-pesan personal hygiene. Buku
mewarna ini berisikan gambar yang mengilustrasikan pesan-pesan kesehatan serta
terdapat sedikit informasi di bawah gambar ilustrasi. Sasaran dalam media ini

24
adalah anak-anak yang masih berusia TK, dengan tujuan agar anak usia TK ini
dapat memahami pesan kesehatan sambil bermain. Selain itu, ada pula
pengembangan media pembuatan poster PHBS rumah tangga.

5. Pelaksanaan Bina Desa


Bina desa dilakukan di Desa Tumpakrejo Kecamatan Gedangan
Kabupaten Malang pada tanggal 10-12 April 2018. Kegiatan yang dilakukan seksi
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
diantaranya:
1) Pemutaran film kesehatan tentang cacingan, merokok, BPJS dsb.
2) Persiapan Pos Pembinaan Terpadu, Temu Nakes bersama bupati, dan
pembinaan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS PK)
3) Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu bersama Bunda PAUD (Ibu Bupati
Kabupaten Malang
Bina Desa sendiri merupakan program di mana Bupati beserta seluruh
pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang beserta seluruh Dinas
Kabupaten Malang melaksanakan pelayanan dan berbagai kegiatan di desa dengan
menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

6. Rekap data PHBS Tatanan Rumah Tangga


Pemantauan PHBS dalam rumah tangga dilakukan oleh kader
menggunakan kuesioner yang berisi nama anggota keluarga, usia, pekerjaan,
penghasilan, pendidikan, status dalam keluarga, dan indikator PHBS tatanan
rumah tangga. Kuesioner di isi dengan kode berupa angka sesuai dengan pedoman
pengisian kuesioner PHBS. Data yang telah di ambil pada masing-masing rumah
oleh kader kemudian di setorkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk di
rekap. Rekapitulasi data PHBS ini masih dilakukan secara manual berdasarkan
hasil pemantauan PHBS tiap anggota keluarga, kemudian di salin dalam lembar
rekapitulasi kajian PHBS per desa. Selanjutnya hasil rekap data per KK di hitung
capaian per indikator PHBS nya, setelah itu akan di hitung persentase rumah
tangga sehat, rumah tangga ber-PHBS, dan rumah tangga ber-GHS (Gaya Hidup
Sehat).

25
4.4 Pelaksanaan 3 Kegiatan Utama Program Germas di Puskesmas
1. Makan buah dan sayur
Kegiatan germas makan buah dan sayur di puskesmas yakni saat
pertemuan atau rapat disajikan menu buah dan makanan dengan pelengkap sayur,
konsumsi buah dan sayur juga dilakukan oleh kader dalam acara pertemuan.
Contoh puskesmas yang telah melaksanakan konsumsi buah dan sayur saat
pertemuan adalah puskesmas bululawang, contoh kegiatan lain dalam pelaksanaan
makan buah dan sayur yakni pada: puskesmas wonosari dengan kegiatan makan
buah bersama. Beberapa puskesmas juga telah menciptakan inovasi dalam upaya
kegiatan makan buah dan sayur, contohnya puskesmas kromengan menciptakan
inovasi gerakan makan buah dan sayur di instansi, makan buah dan sayur bersama
di sekolah TK dan lomba cipta menu.

2. Periksa kesehatan secara rutin


Pemeriksaan kesehatan secara rutin seperti IVA test, deteksi dini kanker,
juga sebagian besar telah dilaksanakan puskesmas, pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan secara rutin dilakukan puskesmas secara bervariasi, contohnya pada
puskesmas kromengan pemeriksaan ini dilakukan setiap hari senin dan rabu.
Beberapa contoh lain dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan yakni pada
Puskesmas bululawang dengan kegiatan pemeriksaan secara berkala oleh kader
UKS (dokter kecil).

3. Aktifitas fisik
Pelaksanaan aktifitas fisik yakni senam telah dilakukan oleh puskesmas
sebanyak satu kali sampai 2 kali dalam seminggu. Senam dilakukan di halaman
puskesmas. Beberapa puskesmas telah melaksanakan peregangan di setiap
pertemuan yakni pada puskesmas ngajum, puskesmas. Tetapi peregangan saat
kerja dan melibatkan pengunjung puskemas hampir seluruh puskesmas belum
melakukannya setiap hari.

4.3 Indentifikasi Masalah dalam Pelaksanaan Germas

26
Dari hasil pengisian kuesioner saat bimtek dan observasi, penulis
menemukan masalah dalam pelaksanaan germas yakni:

1. Belum Adanya Dukungan Lintas Sektor


Dalam pengisian kuesioner yang dilakukan oleh petugas promosi
kesehatan di puskesmas bahwa belum ada kebijakan yang mendukung
pelaksanaan germas di puskesmas seperti adanya SK yang dibuat oleh kecamatan.
Dinas Kesehatan telah berupaya untuk memberikan surat untuk pembuatan SK
terkait kepada kecamatan tetapi masih belum ditindaklanjuti sehingga belum
terealisasinya SK pendukung germas.

2. Pelaksanaan Peregangan di Puskesmas Hanya Dilakukan di Sebagian


Kecil Puskesmas
Salah satu 3 bentuk kegiatan pokok program germas adalah aktifitas fisik
dengan salah satu kegiatannya adalah peregangan. Sebagian besar tidak
melakukan peregangan dengan pasien ataupun dengan staf yang ada di
puskesmas. Tersedianya media pendukung seperti televisi, sound, dan lain-lain
belum digunakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya antusias dalam
pelaksanaan peregangan. Dinas kesehatan kabupaten malang dalam pelaksanaan
germas juga belum pernah melakukan pembagian media berupa video peregangan
sebagai rekomendasi untuk diputar di puskesmas atau diruang tunggu pasien,
penyebaran media sejauh ini masih berbentuk media cetak sebagai upaya
pendukung pelaksanaan germas seperti poster, leaflet makan buah dan sayur,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan aktifitas fisik.

3. Pelaksanaan peregangan di Dinas Kesehatan Belum Dilakukan Setiap


Hari
Peregangaan yang dilakukan setiap hari pada pukul 10.00 WIB dan 13.00
masih belum rutin dilakukan setiap harinya, dan pelaksanaan peregangan tidak
dilakukan oleh semua staf. Hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti lokasi

27
tempat peregangan yang berada di lantai dasar sehingga para staf harus turun
kebawah untuk melakukan peregangan.

BAB V

PEMBAHASAN

4.
1. Penentuan Prioritas Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dan dipaparkan pada bab
sebelumnya selanjutnya ditentukan masalah yang menjadi pririotas utama yang
harus diselesaikan, maka dari itu digunakan analisis prioritas masalah dengan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan uraian sebagai berikut:
1. Urgency atau urgensi: yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak, masalah tersebut diselesaikan
2. Seriousness atau tingkat keseriusan masalah dapat dilihat dari produktivitas
kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan membahayakan sistem bila masalah
tersebut tidak diselesaikan
3. Growth atau tingkat perkembangan: masalah tersebut berkembang sehingga
sulit untuk dicegah
Skor atau nilai akan diberikan pada setiap masalah atau penyebab masalah
berdasarkan kesepakatan, antara lain:
1. Nilai 1: sangat tidak menjadi masalah
2. Nilai 2: tidak menjadi masalah

28
3. Nilai 3: cukup menjadi masalah
4. Nilai 4: sangat menjadi masalah
5. Nilai 5: sangat menjadi masalah (mutlak)

Penilaian USG guna menentukan prioritas masalah dapat dilihat pada Tabel 5.1
berikut:
Tabel 5.1 Penilaian USG
Permasalahan U S G Total Prioritas
Belum adanya dukungan lintas sektor berupa
SK germas untuk mendukung pelaksanaan 3 3 3 9 3
germas di wilayah kerja oleh puskesmas
Pelaksanaan peregangan di puskesmas
3 4 5 12 1
hanya dilakukan disebagian kecil puskesmas
Pelaksanaan peregangan di Dinas Kesehatan
yang dilakukan setiap hari pada pukul 10.00
dan 13.00 WIB masih belum rutin dilakukan 3 4 4 11 2
setiap harinya, dan pelaksanaan peregangan
tidak dilakukan oleh semua staf.

Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode USG


tersebut, masalah yang menjadi prioritas adalah adalah permasalahan pelaksanaan
peregangan di puskesmas

2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil pemilihan prioritas masalah, penyusun bermaksud untuk
memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pelaksanaan
peregangan di puskesmas demi terlaksananya program germas dan menekan
angka kesakitan akibat kerja yakni:
3) Pembuatan dan penggunaan media berupa video peregangan.
Agar pelaksanaan peregangan di puskesmas terlaksana dengan baik
perlunya media pendukung yakni berupa video dengan gerakan yang mudah
dilakukan oleh seluruh staf di puskesmas maupun oleh pasien yang berada
diruang tunggu puskesmas. Dengan menggunakan video atau audio visual aids
(AVA) akan lebih efektif karena petugas puskesmas tidak perlu memandu secara
langsung, sehingga tidak akan timbul kendala seperti petugas yang memandu
terlambat atau tidak sesuai jadwal, keuntungan lain yakni tidak diperlukan jadwal
khusus untuk memandu proses peregangan. Pembuatan video peregangan ini juga
dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, sehingga

29
rekomendasi ini dapat mengatasi prioritas masalah yang pertama dan kedua yang
dihasilkan oleh analisis penilaian menggunakan USG yang dipaparkan
sebelumnya.
Video peregangan menggunakan gerakan statis dan dinamis, fungsi dari
peregangan statis dan dinamis adalah untuk kelentukan (Suharjana, 2013).
Peregangan dengan gerakan statis dengan cara melakukan peregangan tanpa
gerakan melentuk-lentukkan bagian tubuh yang dilatih sedangkan peregangan
dinamis adalah suatu latihan peregangan dengan menggerak-gerakkan tubuh atau
anggota tubuh secara berirama tanpa mempertahankan posisi peregangan terjauh
seperti dengan memantul, memutar dan lain-lain (Suharjana, 2013).
Video peregangan juga dibuat dengan gerakan yang mudah diikuti oleh
berbagai usia, dan dilengkapi dengan musik dan suara pemandu gerakan sehingga
gerakan dalam video dapat diikuti oleh seseorang meskipun tidak melihat gambar,
dan dengan musik dalam video akan menurunkan kejenuhan pasien saat
menunggu dan staf saat bekerja. Video peregangan juga di sajikan dalam durasi
yang tidak terlalu lama yakni 7 menit, sehingga tidak mengganggu pekerjaan
ataupun aktifitas bekerja seseorang. Video memiliki beberapa manfaat, menurut
Supiyati & Ambarwati (2012) memaparkan manfaat lain dari video adalah lebih
mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, penyajian dapat
dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar dan pemutarannya dapat diulang-
ulang.
Peregangan saat bekerja sangat penting dilakukan karena suatu proses
kerja tentu menghasilkan bahaya dan resiko yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan para pekerja. Duduk yang terlalu lama dapat menimbulkan
masalah kesehatan yakni nyeri pinggang, dan nyeri punggung bawah, dan keadaan
ini bisa menyerang pria dan wanita (Okananto, 2014). Peregangan juga
merupakan bentuk kegiatan utama dalam program germas untuk mencegah
beberapa penyakit muskoloskeletal.

1) Pertimbangan pemilihan media video


Pertimbangan pemilihan media video yakni dengan menggunakan
ACTION. Menurut Kholid (2015) ACTION yakni akronim dari Access, Cost,
Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty.

30
a.Access: Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama kita dalam memilih
media. Media video mudah digunakan, tidak perlu menggunakan jaringan
internet, tidak perlu petugas dengan keahlihan khusus untuk memutar video, dan
mudah dibawa kemana saja karena berupa file.
b. Cost: Biaya juga harus dipertimbangkan. Media video tidak perlu
mengeluarkan biaya banyak, karena dapat diperbanyak dengan gratis dan tidak
menghasilkan sampah seperti kertas, plastik, dan lain-lain.
c.Technology. Apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
Penggunaan media video dapat diputar di ruang tunggu pasien karena sebagian
besar puskesmas memiliki tv dan sound, penggunaan video ini juga tidak perlu
menggunakan type tv atau sound tertentu.
d. Interactivity. Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi
dua arah atau interaktivitas. Meski video tidak memunculkan interaksi dua arah
tetapi video merupakan media yang paling tepat digunakan karena pasien dan
staf dapat melihat dan mendengar langsung gerakan peregangan.
e.Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.
Dengan video kemungkinan dukungan dari pihak terkait akan setuju, karena
hanya dilakukan di sela-sela tugas dan saat pasien menunggu dengan durasi ± 7
menit
f. Novelty. Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan.
Video merupakan media yang menarik, dengan tambahan musik dan arahan
gerakan akan membuat pasien dan staf tidak jenuh. Bentuk peregangan berupa
video ini juga dapat diputar pada sound dan tidak menggunakan tv atau
teknologi yang menghasilkan gambar, karena pada video ini dilengkapi dengan
suara yang bisa diperagakan meski tidak melihat gambar.

2) Prosedur pembuatan vidio


Prosedur pembuatan vidio yakni menurut Ayuningrum (2012) yakni terdiri
dari 3 langkah yakni: 1) planning : menentukan kebutuhan dan tujuan,
mengumpulkan sumber, dan menghasilkan gagasan. 2) design: membuat
flowchart, membuat storyboard, dan mempersiapkan skrip. 3) development :
memproduksi video dan audio, memprogram materi, meyiapkan komponen

31
pendukung, mengevaluasi dan meninjau kembali. Dalam pembuatan video
peregangan diuraikan sebagai berikut:

a. Planning (perencanaan)
a) Menentukan kebutuhan dan tujuan
Kegiatan awal yang dilakukan adalah analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan observasi, kuesioner
disebarkan saat bimtek yang diisi oleh petugas promosi kesehatan di puskesmas
dan observasi dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bahwa
peregangan masih belum dilakukan setiap hari untuk mensukseskan program
germas. Telah tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung untuk
pemutaran video di puskesmas namun tidak dimanfaatkan dengan maksimal,
hanya digunakan untuk pemanggilan pasien untuk berobat. Untuk itu perlunya
dimanfaatkan agar peregangan dapat dilaksanakan. Pengadaan video peregangan
sebagai solusi yang tepat, sehingga dalam melakukan pemutaran video
peregangan petugas dapat menggunakan video peregangan ini untuk diputar.
b) Mengumpulkan sumber
Sumber referensi untuk pembuatan video peregangan ini adalah:
 Video peregangan Kemenkes RI
 Video peregangan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
 Inatrumen the gym beats
c) Menghasilkan gagasan
Setelah sumber yang didapat lengkap kemudian berkonsultasi dengan
teman yang mempunyai keahlian di bidang olahraga.
b. Design (tujuan)
1) Membuat flowchart
Tahap desain dimulai dengan membuat flowchart sebagai alur dari
pemikiran. Flowchart dapat dilihat pada gambar 5.1
Judul Pembuka Gerakan Mata Gerakan Kepala

Gerakan Tangan Gerakan Bahu Gerakan Badan

Gerakan Kaki Gerakan Pernafasan Penutup


32
Gambar 5.1 Alur Berfikir Pembuatan Video

2) Membuat storyboards secara tertulis


Dimulai dari merencanakan (drafting), kemudian pembuatan
storyboard beserta tampilan, animasi, grafik, dan musik, kemudian
direvisi dan divalidasi oleh ahli materi dan media.
Tabel 5.2

Tabel 5.2 Storyboard Video


Layar dengan gambar germas Instrumen the gym beats

Germas

Layar dengan wallpaper putih Instrumen the gym beats


bernuansa biru dan tulisan
Dinas Kabupaten Malang
biru

layar sesuai dengan video Peregangan dari gerakan mata Narasi: dalam video ini
sampai gerakan pernafasan ditampilkan cara gerakan
mata, gerakan tangan,
gerakan bahu, gerakan kaki,
dan gerakan pernafasan
Instrumen the gym beats

3) Mempersiapkan skrip
Tahap ini diawali dengan perencanaan narasi, instrumen, dan animasi
pada video.
Tabel 5.3 Skrip Pembuatan Video
Skenario Narasi Lokasi
1. Gerakan Mata Narator membaca narasi: Fakultas Ilmu

33
Type shot: Longshot untuk 1. Tutup mata dengan rileks dalam Keolahragaan
awal shoting video. hitungan 1 sampai 4
Dilanjutkan dengan 2. Kemudian buka mata dalam
pengambilan gambar dengan hitungan 5 sampai 8
mediumshot untuk gerakan 3. Tutup mata, tahan (1 2 3 4 )
pertama 4. Sekarang, Buka mata anda, tahan
(5 6 7 8)

2. Gerakan Kepala 1. Tundukkan kepala kebawah sambil


Type shot: mediumshot ditekan dengan kedua tangan,
kemudian dilanjutkan tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)
longshot untuk gerakan 2. Rebahkan kepala kebagian kanan,
rebahkan kepala sentuhkan tangan kanan ke kepala
bagian kiri, tekan, dan dorong ke
arah kanan, tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)
3. Lakukan sebaliknya. Rebahkan
kepala kebagian kiri, sentuhkan
tangan kiiri ke kepala bagian
kanan, tekan, dan dorong ke arah
kiri, tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)

1. Luruskan kedua tangan kedepan


3. Gerakan Tangan 2. Tekuk tangan Sampai menyentuh
Type shot: longshot kemudian lengan atas.
dilanjutkan dengan medium 3. Luruskan kembali.
closeup pada tangan yang 4. lakkan gerakan lurus dan tekuk
ditekuk tangan dalam hitungan 1 sampai 8
(1 2 3 4 5 6 7 8)

1. Kaitkan kedua jari tangan, lalu


4. Gerakan Bahu dorong lurus keatas, tahan (1 2 3 4
Type shot: mediumshot saat 5 6 7 8)
tangan dikaitkan kemudian 2. Kemudian dorong kearah samping
dilanjutkan dengan longshot. kanan, tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)
Saat gerakan angkat dan putar 3. Dorong kearah samping kiri, tahan
bahu menggunakan (1 2 3 4 5 6 7 8)
mediumshot. 4. Selanjutnya, Angkat bahu, putar
kebelakang (1 2 3 4 5 6 7 8)
5. Kemudian putar ke depan
(1 2 3 4 5 6 7 8)

1. Putar badan kearah samping kanan,


5. Gerakan Badan dengan tangan kanan memegang
Type shot: longshot kemudian sandaran kursi dan tangan kiri
dilanjutkan dengan memegang pinggul kanan, tahan
mediumshot untuk (1 2 3 4 5 6 7 8)
memperjelas pegangan 2. Lakukan sebaliknya putar badan
tangan, dilakukan juga kearah samping kiri, dengan tangan
pengambilan gambar dari kiri memegang sandaran kursi dan
samping. tangan kanan memegang pinggul
kiri, tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)

1. Angkat kaki kanan kearah depan,


luruskan. Tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)

34
6. Gerakan Kaki 2. Turunkan kaki kanan dan angkat
Type shot: longshot kaki kiri kearah depan, luruskan
pengambilan gambar juga tahan (1 2 3 4 5 6 7 8)
dilakukan dari depan 3. Kemudian angkat kedua kaki
kedepan, luruskan, tahan
(1 2 3 4 5 6 7 8)
4. Sekarang lakukan dengan posisi
berdiri
5. Letakkan tangan di pinggang,
kemudian lakukan gerakan jinjit
dan turun (1 2 3 4 5 6 7 8)

1. Lakukan posisi berdiri tegak,


angkat kedua lengan keatas dan
tarik nafas dalam hitungan 1
7. Gerakan Pernafasan sampai 4,
Type shot: longshot 2. kemudian turunkan lengan sambil
pengambilan gambar juga hembuskan nafas melalui mulut.
dilakukan dari samping, Dalam hitungan 5 sampai 8
kemudian dilanjutkan dengan 3. Tarik nafas (1 2 3 4) hembuskan
mediumshot (5 6 7 8)

1. Terimakasih, karena hari ini anda


telah mengikuti peregangan.
semoga sehat selalu,
8. Penutup

c. Development (pengembangan)
1) Memproduksi video dan audio
Proses produksi audio dan video ini berisi pengambilan gambar (shooting
video), rekaman suara, sesuai dengan tuntutan storyboard dan skrip yang telah
dibuat sebelumnya. Tahap awal yang dilakukan yaitu pengambilan gambar atau
shooting video. Pengambilan gambar merupakan tahap yang menterjemahkan
skrip menjadi tampilan yang sebenarnya. Setelah shooting video kemudian
dilanjutkan dengan merekam suara narator. Untuk proses pengambilan shooting
video menggunakan kamera DSLR Nikon D3200, sedangkan untuk merekam
suara dengan mengunakan HP ASUS Zenfone 2.
2) Memprogram materi
Video dan audio yang telah diproduksi terlebih dahulu format video dan
audio di sesuaikan dengan perangkat pendukung yang ada agar lebih mudah
digunakan oleh siapa saja. Untuk video menggunakan format mp4, sedangkan
untuk audio menggunakan mp3.
3) Meyiapkan komponen pendukung

35
Komponen pendukung yang digunakan untuk pengeditan video dan audio
menggunakan Fillmora, Setelah komponen pendukung lengkap kemudian
dilakukan proses editing dan mixing. Proses editing dan mixing dilakukan sesuai
dengan tuntutan storyboard yang telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan editing
kegiatan yang dilakukan adalah memilih hasil shooting yang terbaik kemudian
memotong dan membuang bagian yang tidak diperlukan. Pengaturan pencahayaan
dan animasi seperti tambahan tulisan atau sound effect untuk video juga dilakukan
pada saat proses editing ini.
Setelah proses editing selesai dilanjutkan dengan mixing, proses mixing
dilakukan untuk menggabungkan rekaman narator dengan video yang telah diedit
sebelumnya. Setelah menggabungkan antara narasi, instrumen, sound effect
dengan video kemudian dilakukan proses penyesuaian suara terhadap instrumen
agar suara narator terdengar jelas dan instrumen tidak mengganggu jalannya
video. Setelah proses mixing video selesai dilakukan langkah selanjutnya yaitu
mentransfer kepingan video menjadi kesatuan video yang disimpan dalam bentuk
mp4.
4) Mengevaluasi dan meninjau kembali
Pada tahap selanjutkan video dikonsultasikan dengan pendamping
lapangan dan teman yang memili keahlihan dalam olahraga.

2. Penyuluhan
Solusi kedua sebagai pendukung adalah penyuluhan. Menurut Kaddi
(2014) kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan yang selalu berhubungan dalam suatu interaksi.
Pemberian penyuluhan kepada beberapa staf terkait mengenai pentingnya
peregangan saat bekerja, dan memberikan informasi terkait penyakit akibat kerja.
Pada saat penyuluhan juga disampaikan bahwa petugas promosi kesehatan di
puskesmas ditugaskan untuk melakukan penyebarluasan informasi terkait
pentingnya peregangan dan penyakit akibat kerja, di masyarakat/kader/ruang
tunggu melalui media sosial, pertemuan kader, brosur, dan lain-lain. Kegiatan
penyuluhan ini sebagai penunjang untuk memberikan informasi atau pengetahuan
tambahan, yang nantinya diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan dapat

36
juga meningkatkan kesadaran dalam pentingnya peregangan saat bekerja.
Sehingga peregangan ditempat kerja dapat berjalan secara terus menerus dan
diikuti oleh seluruh staf terkait.
Pemberian promosi kesehatan dengan metode penyuluhan ini efektif dalam
meningkatkan pengetahuan seseorang hal ini juga telah dibuktikan oleh beberapa
peneliti yang menggunakan metode penyuluhan sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan seseorang seperti pada penelitian Sungkar, dkk. (2010);
Cahyaningsih, dkk. (2013); Kusumawardani, dkk.(2012) bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan pada seseorang setelah diberikan penyuluhan.

BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kegiatan magang oleh mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Malang di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang telah selesai
dilaksanakan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kegiatan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
sudah sangat baik. Berdasarkan kegiatan yang diikuti ditemukan beberapa
masalah dan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan adalah terkait salah satu
pelaksanaan program germas yakni peregangan. Penyusun memberikan
rekomendasi berupa video peregangan dan penyuluhan sebagai solusi pendukung,
dengan harapan pelaksanaan peregangan agar dapat berjalan dengan baik.

6.2 Saran

Penyusun berharap video yang dibuat dapat dipergunakan dengan baik


sebagai upaya pendukung pelaksanaan program germas, dan pelaksanaan
penyuluhan sebagai pendukung juga dapat dilaksanakan dengan maksimal.

37
BAB VI

EVALUASI DIRI

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten


Malang banyak memberikan pengalaman dalam bidang promosi kesehatan dan
pemberdayaan. Pengalaman yang dapat saya ambil adalah banyak sekali teori
yang didapatkan di saat perkuliahan dapat dilaksanakan saat dilapangan.
Pengalaman lain yakni dapat merasakan dunia kerja yang sesungguhnya, semua
pengalaman ini saya dapatkan melalui kegiatan yang saya ikuti pada pelaksanaan
magang.

Melalui kegiatan saya menjadi paham mengenai tugas dan segala kegiatan
promosi kegiatan dan pemberdayaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
beberapa kegiatan magang juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru
bagi saya, seperti pelaksanaan bina desa, bimtek, dan lain-lain yang saya ikuti
selama magang. Selama kegiatan magang pihak Dinas Kesehatan sangat antusias
dan mau berbagi pengalaman dalam berbagi pengalaman kerja, pihak/staf yang
ada di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan di dinas kesehatan juga
bersedia untuk mengajari dan memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas yang
diberikan kepada mahasiswa jika mahasiswa mengalami kesulitan.

38
Pihak jurusan sebagai institusi naungan peserta magang juga memberikan
peranan penting dalam pengurusan tempat magang, pembekalan dan konsultasi.
Selama kegiatan magang berlangsung di seksi promosi kesehatan dan
pemberdayaan di dinas kesehatan kabupaten malang tidak terlalu banyak kegiatan,
saran agar pihak jurusan melaksanakan jadwal magang pada bulan-bulan tertentu
seperti akhir bulan, sehingga mahasiswa lebih banyak mendapatkan pengalaman
karena lebih banyak kegiatan ada di instansi magang.

DAFTAR PUSTAKA

Anggriawan. R.2016. Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching)


Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Dan Kejenuhan Pada Pekerja Bagian
Menjahit Divisi Garment Di Pt. Tyfountex Indonesia Sukoharjo Tahun
2016. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/46028/1/Naskah%20Publikasi.pdf. Diakses 9 Mei
2018

Black box. 2016. Peregangan Ditempat Kerja. https://www.youtube.com/ watch?


v=gzDcwafCD08. Diakses 10 Mei 2018

Cahyaningsih. I., Dkk. 2013. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan


Masyarakat tentang Analgetik di Kecamatan Cangkringan Sleman. Vol. 13
No.2. Dari http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/1060.
Diakses 12 Mei 2018

Dariyo. A. 2008. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT


Gramedia Widiasarana Indonesia, (Online),(https://books.google.co.id/
books?id=mTRSFNc1VQoC&pg=PA39&dq=tipe+perokok&hl=id&sa=X

39
&redir_esc=y#v=onepage&q=tipe%20perokok&f=false), diakses 11 Mei
2018. Diakses 10 Mei 2018

Departemen Kesehatan RI. 2016. Germas Wujudkan Indonesia Sehat. Online.


http://www.depkes.go.id/pdf.php?id= 16111500002. Diakses 9 Mei 2018

Departemen Kesehatan. 2014. Bahaya Minuman Beralkohol Bagi Kesehatan.


Online http://www.depkes.go.id/article/view/14122200003/bahaya-
minuman-beralkohol-bagi-kesehatan.html. Diakses 10 Mei 2018

Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. 2017. Laporan Tahunan Seksi Promosi


Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat. Malang: Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang.

Hamdan, S.R. 2015. Pengaruh Peringatan Bahaya Rokok Bergambar pada Intensi
Berhenti Merokok. Vol. 31. No.1. dari https://media.neliti.com/media/
publications/7541-ID-pengaruh-peringatan-bahaya-rokok-bergambar-pada-
intensi-berhenti-merokok.pdf diakses 10 Mei 2018

Kabupaten Lumajang. 2017. Senam Peregangan di Tempat Kerja Versi 2 Oleh


Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. https://www.youtube.com/watch?v
=mEcH5K-HpEU&t=450s. Diakses 10 Mei 2018

Kemenkes RI. 2015. Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. Jakarta:


Kemenkes RI.  http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-
2015/reg-timur/kemenkes.pdf. Diakses 10 Mei 2018

Kemenkes RI. 2016. Buku Panduan Germas: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Online http://promkes.depkes.go.id/dl/panduan_germas.pdf. Diakeses
tanggal 8 Mei 2018

Kemenkes RI. 2017. Warta Kesmas: GERMAS Aksi Nyata Untuk Hidup Sehat.
Online http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/
dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-01-2017_752.pdf diakese
tanggal 10 Mei 2018

40
Kholid. 2015. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers

Kusumawardani. E. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap


Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Ibu Dalam Pencegahan Demam
Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah Publikasi. Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/37522/1/ERIKA_K_G2A008072_-
_LAPORAN_HASIL_KTI.pdf. Diakses 10 Mei 2018

Okananto. A. 2014. Pengaruh Pemberian Peregangan (Stretching) Terhadap


Penurunan Keluhan Nyeri Pinggang Dan Nyeri Punggung Bawah (Low
Back Pain) Pada Pekerja Bagian Menjahit Cv.Vanilla Production Susukan
Semarang. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/32682/22/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Diakses
10 Mei 2018

Suharjana.F. 2013. Perbedaan Pengaruh Hasil Latihan Peregangan Statis Dan


Dinamis Terhadap Kelentukan Togok Menurut Jenis Kelamin Anak Kelas 3
Dan 4 Sekolah Dasar. Vol 9. No.1. Dari https://journal.uny.ac.id/index.php/
jpji/article/download/3061/2552 Diakses 9 Mei 2018

Sungkar. S., dkk. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan


Masyarakat Dan Kepadatan Aedes Aegypti Di Kecamatan Bayah, Provinsi
Banten. Vol. 14. No.2. Dari http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/
viewFile/688/655. Diakses 12 Mei 2018

The Gym Beats Official. 2013.The Gym Beats. https://www.youtube.com/watch?


v=qB5G6NOh -ww&t=1027s. Diakses 10 Mei 2018

Vivaldi, Adin. 2016. Hubungan Status Merokok Orang Tua Terhadap Perilaku
Merokok Mahasiswa Pria Teknuk Sipil Di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Naskah Publikasi. Yogyakarta: FKIP, (Online),
(http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2699), diakses 10 Mei 2018

41
Water and Sanitation. 2009. Informasi Pilihan Jamban Sehat. Online
http://www.stbm-indonesia.org/files/Katalog%20Opsi%20Jamban%
20Sehat.pdf diakses 10 Mei 2018

Witdawati. M. 2016. Perbandingan Penggunaan Media Video Pembelajaran Dan


Power Point Terhadap Hasil Belajar Geografi Kelas Xi Ips Di Sma N 16
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Universitas Bandar
Lampung. http://digilib.unila.ac.id/24532/20/SKRIPSI%20TANPA
%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf. Diakses 10 Mei 2018

LAMPIRAN

Lampiran 1: Check List Bimtek

CHECK LIST BIMTEK GERMAS 2018

UNTUK PUSKESMAS

Puskesmas :

Nama Pejabat / Pengelola program :


yg ditemui*

Kecamatan :

Tanggal Monev :

1. Apakah sudah dilaksanakan sosialisasi/kampanye/pencanangan Germas?

42
2. Berapa jenis metode dan media/kegiatan dalam pelaksanaan kampanye
Germas?

3. Apakah sudah ada kebijakan yang mendukung pelaksanaan Germas di


Puskesmas? Sebutkan Kebijakan yang mendukung pelaksanaan germas tsb?
Jk sudah ada minta copynya.

4. Apakah sudah dilaksanakan peningkatan aktivitas fisik. Kegiatan konselor


ASI/KP ASI, PMT, Posbindu, IVA test/deteksi dini kanker lain, Desa ODF,
pencegahan stunting, promosi konsumsi sayur & buah setiap hari dan kegiatan
germas lainnya?

5. Apa saja kegiatan Germas Tahun 2018?

6. Inovasi apa saja yang dikembangkan dalam pelaksanaan Germas?

43
7. Bagaimana persiapan sarana & prasarana untuk mensukseskan Germas di
lingkup Puskesmas?

8. Adakah keterlibatan SBH/PKK/ Ormas lainnya & Swasta dalam pelaksanaan


kampanye Germas? Jika ada dalam bentuk apa?

9. Apakah puskesmas ini sudah melaksanakan peregangan/senam bersama


melibatkan pengunjung puskesmas? Apakah sudah dilaksanakan setiap hari?

10. Adakah kegiatan promosi Germas di Sekolah?

11. Sudahkan dilakukan evaluasi Germas di tingkat Puskesmas?

12. Apa kendala/permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Germas?

Mengetahui, Petugas Puskesmas

44
Kepala Puskesmas .........................................

( ) ( )
NIP NIP

Lampiran 2: Hasil Pengisian Check List Bimtek Oleh Petugas Puskesmas

Puskesmas Tumpang

45
Puskesmas Pakis

Lampiran 3: Dokumentasi Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan Bimtek Promkes dan Germas

46
Pelaksanaan Bina Desa

Pelaksanaan Magang di Kantor

47
Lampiran 3: Beberapa Gerakan Video Peregangan

48
.

49

Anda mungkin juga menyukai