Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil tuberkulosis. TB masih menjadi masalah kesehatan global utama karena
menyebabkan gangguan kesehatan diantara jutaan orang setiap tahunnya dan menjadi
penyebab kedua kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia setelah HIV/AIDS
(Ibrahim, 2017). Menurut World Health Organization (WHO) pada 2015, Indonesia
menduduki peringkat kedua setelah India terkait masalah TB (World Health
Organization, 2016). Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia,
China, Philipina, dan Pakistan. Hasil survei memperkirakan prevalensi TB sebesar
660/100.000 atau berarti bahwa 0,65% populasi Indonesia menderita TB, atau setara
1.600.000 kasus TB, dimana tiap tahun terjadi 1.000.000 kasus baru. Sementara angka
penemuan kasus baru atau case detection rate (CDR) hanyalah sebesar 33% atau sekitar
670.000 untuk kasus-kasus yang hilang (Dinkes Jateng, 2017). Hal tersebut juga
didukung oleh laporan terbaru WHO 2017 diperkirakan ada 1.020.000 kasus di
Indonesia, namun baru terlaporkan ke Kementerian Kesehatan sebanyak 420.000 kasus.
Berdasarkan data-data diatas maka diperlukan suatu kebijakan tentang penanggulangan
Tuberkulosis yaitu Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 67
Tahun 2016. Tujuan dari kebijakan tersebut ialah Melindungi kesehatan masyarakat dari
penularan TB agar tidak terjadi kesakitan, kematian dan kecacatan. Namun sampai saat
ini permasalahan TB masih menjadi masalah yang membutuhkan perhatian dari
pemerintah karena belum tercapainya CDR yang sesuai target, salah satu penyebabnya
ialah kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangan TB. Padahal peran
serta masyarakat merupakan kunci penting dalam menangani masalah TB. Terutama
dalam membantu menemukan kasus TB dan membantu melakukan pengawasan terhadap
pengobatan pasien TB sampai sembuh, agar rantai penularan TB di Indonesia dapat
dihentikan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis telah disebutkan dalam bab VII pasal 25 bahwa masyarakat
dapat berperan serta dalam upaya penanggulangan TB dengan cara mempromosikan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), mengupayakan tidak terjadinya stigma dan diskriminasi
terhadap kasus TB di masyarakat, membentuk dan mengembangkan warga peduli TB, dan
memastikan warga yang terduga TB memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka peran serta
masyarakat harus ditingkatkan utamanya dalam membentuk dan mengembangkan warga
peduli TB yang telah disebutkan dalam bab VII pasal 25 Permenkes RI No. 67 Tahun 2016
tersebut. Pembentukan dan pengembangan warga peduli TB dimaksudkan agar warga dapat
berperan aktif dan nyata dalam usaha penanggulangan TB. Namun, pada implementasinya
pembentukan dan pengembangan warga peduli TB masih kurang merata.
Grafik.1 Jumlah kasus baru dan keseluruhan kasus TB dari Tahun 2014-2017.
400,000
360,770
350,000 330,910
300,000 324,539
298,128
250,000
50,000
0
2014 2015 2016 2017
Referensi
Dinkes Jateng. (2017). Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas TB melalui aksi
Temukan Tuberkulosis Obati sampai sembuh (TOSS) di Keluarga.
Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Evans, N. (2006). The Smoke Jumper (Sang Penerjun). Gramedia Pustaka Utama.
Ibrahim, I. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru di Wilayah Kota Tidore.
GLOBAL HEALTH SCIENCE, 34-40.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2016). 2015 Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2017). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
World Health Organization. (2016). Global Tuberculosis. Jenewa, Swiss: Wordl Health
Organization.