Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa pada tahun 2015 kematian ibu di
Indonesia masih mencapai 305 per 100 ribu (MDG's, 2018). Angka ini tiga
kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100 ribu.
Hal ini dianggap masih tinggi dibandingkan dengan Negara tetangga seperti
singapura dan Malaysia, simana di singapura angka kematian ibu pada tahun
2015 ada tujuh kematian per 100 ribu, dan malaysia memiliki angka kematian
ibu sebesar 24 per 100 ribu kelahiran (MDG's, 2018).

Menurut WHO kematian ibu sendiri adalah kematian yang terjadi


selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penangananya, atau bukan disebabkan kecelakaan atau cidera (Depkes, 2015).
Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi
saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan
mayoritas kasus kematian ibu – sekitar 75% dari total kasus kematian ibu –
adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi
persalinan, dan aborsi yang tidak aman (Depkes, 2015). Untuk kasus
Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi
Kemenkes tahun 2014 penyebab utama kematian ibu dari tahun 2010-2013
adalah pendarahan (30.3% pada tahun 2013) dan hipertensi (27.1% pada tahun
2013) (Depkes, 2015). Perdarahan merupakan faktor utama penyebab
tingginya angka kematian ibu hamil. Perdarahan dapat terjadi pada kehamilan,
persalinan dan pasca persalinan. Anemia merupakan salah satu faktor resiko
yang dapat memperburuk keadaan ibu hamil apabila disertai perdarahan saat
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (Madrliyanti, 2006). Anemia
sering dijumpai dalam kehamilan, hal ini disebabkan karena dalam kehamilan
keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan-perubahan
dalam darah dan sumsum tulang (Madrliyanti, 2006). Hal ini sangat ironis,
mengingat berbagai penyebab kematian ibu di atas sebenarnya dapat dicegah,
jika sang ibu mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengupayakan peningkatan mutu


pelayanan KIA salah satunya dengan adanya indikator pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu selama masa kehamilan dengan pelaksanaan yang sesuai Standart
Pelayanan Kebidanan (SPK) (Depkes, 2015). Upaya pelayanan antenatal
memiliki standart pelayanan minimum antara lain timbang berat badan dan
ukurtinggi badan, ukur tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus, ukur
tinggi fudus uteri, pemberian tablet Fe dan temu wicara /konseling serta tes
laboratorium sederhana (Hb, Protein,Urin) dan tes berdasarkan indikasi
(HbsAg,Sifilis,HIV, malaria dan TBC) (Depkes, 2015). Salah satu pelayanan
minimum indikaor pelayanan antenatal ialah pemberian tablet Fe. Pemerintah
sendiri sudah mengalakkan program pemberian suplemen dalam bentuk tablet
Fe sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka resiko anemia pada ibu
hamil, melahirkan, dan pasca melahirkan (Purwandar, et al., 2016). Namun
dalam pengimplementasiannya masih ditemukan ketidakpatuhan dan
kurangnya informasi ibu hamil terhadap pengkonsumsian tablet Fe sehingga
program ini dirasa kurang optimal. Pengkonsumsian tablet Fe disesuaikan
dengan umur pertrisemester I,II, dan III dimana ketiganya memiliki kebutuhan
tablet Fe yang berbeda pula, maka Pelayanan kesehatan masyarakat yang
disini adalah Puskesmas dan bidan seharusnya dapat menganjurkan dan
mengontrol pengkonsumsian tablet Fe sehingga dapat mencegah faktor
pendarahan saat hamil, melahirkan maupun pasca melahirkan (Purwandar, et
al., 2016).

Salah satu faktor tidak terlaksananya program pemberian tablet Fe


pada ibu hamil ialah masih kurangnya kesadaran serta pengetahuan ibu
tentang pentingnya zat besi bagi kehamilan (Purwandar, et al., 2016).
Kesibukan dan kurangnya pengetahuan ibu hamil juga dapat menyebabkan
kurang teraturnya pengkonsumsian tablet Fe. Maka dari itu perlu adanya
control dan pengawasan dari instansi kesehatan agar pelaksanaan program
pemberian tablet Fe pada ibu hamil dapat berjalan dengan baik. Layanan
pengingat atau reminder seperti ini semakin didukung oleh ketersediaan
operator jaringan handphone dengan jangkauan sinyal yang juga semakin
meluas, baik dari operator GSM (Global Service for Mobile
Communication)maupun operator CDMA (Code Division MultipleAccess).
Sistem SMS remainder merupakan system yang membantu para penjual
dalam mengingatkan konsumen perihal transaksi yang dibuat pada toko
onlinenya (Yubitutorial, 2018). SMS reminder dalam kesehatan merupakan
media promosi kesehatan berbentuk SMS yang memberikan ber-bagai
informasi dan promosi masalah kesehatan kepada masyarakat dengan nomor
seluler telah terdaftar dalam registrasi operator-operator seluler di Indonesia.
Namun dalam perkembangannya para peneliti menggunakan sms remainder
sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengkonsumsian obat
dari mulai pelayanan penyakit Tb, Imunisasi, cuci darah dan pengkonsumsian
tablet Fe bagi ibu hamil serta pelayanan yang memerlukan waktu pengobatan
yang terus menerus atau waktu yang lama (Wilieyam & Sevani, 2013).
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan, sikap, motivasi,
dan tindakan ibu memengaruhi ibu hamil mengonsumsi tablet besi, sehingga
untuk meningkatkan pengetahuan perlunya informasi yang diterima melalui
kegiatan promosi kesehatan salah satunya penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad yani menghasilkan bahwa ada pengaruh intervensi berupa media SMS
(Short Message Service ) reminder terhadap perubahan perilaku ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet Fe (Yani, et al., 2017).

Melalui sistem berbasis SMS inilah diharapkan dapat mempermudah,


mempercepat, dan juga menghemat biaya dalam melakukan penyampaian
informasi berupa jadwal minum obat kepada pasien. Sehingga pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan perilaku dan pengetahuan ibu hamil dalam
pengkonsumsian tablet Fe sehingga Mutu pelayanan Puskesmas dan Rumah
Sakit dapat mencapai standart. Dimana salah satu indikator peningkatan mutu
pelayanan KIA adalah peningkatan pelayanan antenatal dengan pemberian
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya pendarahan pra,saat dan pasca melahirkan.

B. Rumusan Masalah dan Tujuan Masalah


1. Rumusan Masalah
a. Apakah pengaruh media SMS (Short Message Service) reminder
terhadap pengetauan dan perilaku ibu hamil dalam mengonsumsi
zat besi tablet Fe di Puskesmas X?
2. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh media SMS
(Short Message Service) reminder terhadap pengetahuan dan
perilaku ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi di Puskesmas
X..

C. Hipotesis Penelitian
Penelitian menghasilkan bahwa ada pengaruh intervensi berupa media SMS
(Short Message Service ) reminder terhadap perubahan pengetahuan dan
perilaku ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Puskesmas X.
D. Kegunaan Penelitian
Sutu penelitian tentunya harus memiliki suatu manfaat dari hasil penelitian,
maka peneliti berharap penelitian ini bermanfaat antara lain:
E. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan referensi dalam upaya mediasebagai peningkatan drajat
kesehatan masyarakat.
Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi instansi kesehatan, terutama puskesmas dalam memilih dan
menggunakan media sebagai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil.
b. Manfaat bagi masyarakat (ibu hamil), dengan adanya media yang dapat
memudahkan pelayanan dan member pengetahuan tentang kesehatan ibu
hamil.
c. Manfaat bagi peneliti, di harapkan menambah wawasan pengetahuan
peneliti sebagai bahan untuk meneliti dan persiapan diri sebagai calon
tenaga kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mutu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Mutu pelayanan kesehatan yang baik sebaiknya disediakan oleh setiap


provider dalam memberikan pelayanan kesehatan, tidak terkecuali pelayanan
kesehatan bagi ibu dan anak. Salah satu indikator penilaian mutu pelayanan
kesehatan di masyarakat dapat dilihat dari tingkat kematian ibu dan anak di
suatu wilayah. Semakin tinggi kematian ibu di suatu wilayah dapat menjadi
pertanda buruknya mutu layanan kesehatan di wilayah tersebut, sedangkan
tingkat kematian bayi dapat menjadi indikator yang terkait dengan target
kelangsungan hidup anak dan dapat mencerminkan kondisi sosial-ekonomi
serta kesehatan di wilayah tersebut. Upaya kesehatan Ibu dan Anak sendiri
adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Mutu pelayanan KIA memiliki beberpa indikator antara lain
cangkupan kunjungan ibu hamil (K4), cangkupan komplikasi kebidanan,
cangkupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cangkupan
pelayanan nifas, cangkupan pelayanan neonates dengan komplikasi,
cangkupan kunjungan bayi, cangkupan imunisasi bayi, cangkupan pelayanan
anak balita, cangkupan pemberian makanan pendampin ASI, cangkupan
perawatan balita gizi buruk dan cangkupan penjaringan kesehatan. Dimana
indikator kunjungan ibu hamil atau antenatal terdiri dari pelayanan minimal
antara lain timbang berat badan dan ukurtinggi badan, ukur tekanan darah,
skrining status imunisasi tetanus, ukur tinggi fudus uteri, pemberian tablet Fe
dan temu wicara /konseling serta tes laboratorium sederhana (Hb,
Protein,Urin) dan tes berdasarkan indikasi (HbsAg,Sifilis,HIV, malaria dan
TBC) (Depkes, 2015).

B. Konsep Kehamilan

Menurut WHO Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana embrio atau


janintumbuh dan berkembang di dalam rahim seorang wanita selama 9
bulanatau lebih (Madrliyanti, 2006). Adaptasi maternal merupakan akibat
kerja hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan
jaringan lain. Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang
wanita, memenuhi tuntutan metabolik tubuh selama kehamilan, menyediakan
kebutuhan dan perkembangan ibu dan janin (Bobak, et al., 2004). Zat Besi
Iron atau biasa kita kenal sebagai zat besi merupakan salah mikronutrien
esensial yang sangat diperlukan tubuh Karena zat besi memegang peranan
penting dalam berbagai proses vital di dalam tubuh, diantaranya menjadi
bagian dari hemoglobin di darah yang berfungsi membawa molekul oksigen
ke seluruh tubuh, membantu proses enzimatik, dan berperan dalam
perkembangan syaraf (Rahmania, 2016).
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia
dewasa. Zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh
diantaranya, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
sebagai alat angkut elektron di dalam seldan sebagai bagian terpadu berbagai
reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Zat besi disimpan dalam hepar, lien dan
sumsum tulang. Sekitar 70 persen zat besi yang ada di dalam tubuh berada
dalam hemoglobin, dan 3 persennya dalam mioglobin (simpanan oksigen
intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan anemia yang
menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa oleh darah
(Almatsier, 2001)
1. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil

Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk


meningkatkanjumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin danplasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akanmakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin
anemis.Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah
sekitar 800 mg. Adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang
dibutuhkan untuk janin dan 500 gram untuk menambah masa
hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg dapat diekskresikan
melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap 100 kalori
dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe. Untuk perhitungan makan
sebanyak 3 kali, dengan kalori sebanyak 2500 kal dapat menghasilkan
20-25 mg zat besi setiap harinya. Selama masa kehamilan lewat
perhitungan 288 hari, wanita hamil bisa menghasilkan zat besi sekitar
100 mg. Apa bila terjadi kekurangan zat besi pada ibu hamil maka
dapat menyebabkan ibu hamil mengalami anemia pada kehamilan.
Dampak anemia pada kehamilan antara lain (Bobak, et al., 2004):

a. Bahaya Kehamilan (Keguguran, persalinan prematur,


hambatantumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi
imfeksi,muntah secara berlebihan, perdarahan selama
kehamilan danketuban pecah dini).
b. Bahaya saat persalinan (gangguan kontraksi dan kekuatan
mengejan, kala dua berlangsung lama, kala tiga dapat
terjadinya perdarahan saat persalinan, kala empat dapat
terjadinya perdarahan pasca persalinan).
c. Bahaya saat nifas (terjadi perdarahan saat nifas, memudahkan
terjadinya infeksi, pengeluaran ASI berkurang dan anemia kala
nifas).

2. Suplemen Zat Besi

Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan


anemia defisiensi besi. Jenis sediaan besi diantaranya Fero Fumarat,
Fero Glukonat, dan Fero sulfat (Deglin, 2014) .Pengaruh suplemen besi
pada ibu hamil tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan ibu, tetapi juga
dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan otak dan berat badan
bayi. Pertambahan berat badan janin menunjukkan hasil yang lebih
rendah pada kelompok ibu hamil. Suplemen zat besi pada ibu hamil
dapat menurunkan sebesar 73% insiden anemia pada kehamilan aterm
dan 67% insiden anemia defisiensi pada kehamilan aterm. Hal ini bisa
dijelaskan bahwa dengan suplemen zat besi dapat meningkatkan antara
lain retikulosit, sel darah merah,dan hemoglobin. Efek samping yang
mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet besi diantaranya perasaan
tidak nyaman di lambung, mual, muntah, konstipasi dan kadang-kadang
diare. Gejala ini diakibatkan oleh sifat merangsang dari besi dan bisa
juga karena perubahan pada flora usus. Untuk mengurangi efek
sampingnya ini, sebaiknya penggunaan obat dimulai dengan dosis
rendah yang lambat laun ditingkatkan (Deglin, 2014).

C. Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan atau Obedience berasal dari kata dalam bahasa Latin
“obedire” yang berarti untuk mendengar terhadap. Dengan demikian
kepatuhan dapat diartikan patuh dengan perintah dan aturan. kepatuhan
adalah melaksanakan cara dan perilaku yang disarankan oleh orang lain, dan
kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif dalam mencapai tujuan.
Menurut Darley dan Blass, seseorang dapat dikatakan patuh terhadap
orang lain, apabila orang tersebut dapat mempercayai, menerima dan
melakukan suatu permintaan atau perintah dari seseorang (Nursalam,
2007).
2. Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar
tentang dosis, frekuensi, dan waktunya. Sedangkan compliance adalah
pasien mengerjakan apa yang telah diterangkan oleh
dokter/apotekernya (Nursalam, 2007). Kepatuhan minum tablet besi
adalah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan
jumlah tablet besi yang diminum paling sedikit 90 tablet berturut-turut
selama kehamilan (Kemenkes RI, 2013). Kepatuhan pasien minum
obat dilihat bagaimana pasien minumobat secara teratur sesuai dengan
yang ditentukan misalnya, minum obat 3 kali sehari, dengan dosis
yang dianjurkan oleh dokter. Kepatuhan minum tablet besi adalah
apabila ibu hamil mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang
seharusnya (Kemenkes RI, 2013)

Menurut Jing Jin,SenOh & Li ketidakpatuhan pasien dalam


mengkonsumsi obat dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut Faktor yang berpusat pada pasien
(Nursalam, 2007):

1) Faktor demografi meliputi faktor-faktor yang diidentifikasi


berada dikelompok ini termasuk umur pasien, etnis, jenis
kelamin, pendidikan, dan status perkawinan.
2) Faktor psikologis meliputi Keyakinan pasien, motivasi dan
sikap negatif terhadap terapi
3) Komunikasi yang buruk dengan penyedia layanan kesehatan
juga cenderung menyebabkan efek negatif pada kepatuhan
pasien
4) kesadaranakan kesehatan
5) Tingkat pengetahuan
6) Faktor lain meliputi merokok atau konsumsi alcohol
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat serta
kelupaan merupakan faktor dilaporkan secara luas yang
menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
D. Pengukuran Kepatuhan

Dalam penelitian ini ada tiga aspek yang akan diukur yaitu pengetahuan
tentang pentingnya pengkonsumsian tablet Fe, motivasi untuk meminum
tablet Fe dan tindakan ibu hamil dalam meminum atau tidak tablet Fe
pada kelompok yang terkontrol dan juga yang tidak terkontrol.
1. Pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya konsumsi tablet Fe
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran (Alwi Hasan. dkk, 2005). Pengetahuan yang
dimaksud disini adalah pengetahuan eksplisit yang merupakan
pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam
wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.Pengetahuan
nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan (Budiman & Riyanto, 2013) .Pengukuran
pengetahuan meliputi pengetahuan ibu tentang tablet Fe, faktor
resiko dan bahaya anemia.Faktor –faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain, usia, tingkat pendidikan, informasi, social
budaya dan ekonomi, lingkungan, dan pengalaman. Tingkat
pengetahuan dapat diukur melalui kuisioner dan hasil jawabanaya
dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu baik, cukup dan kurang
sesuai presentase dari jawaban yang benar.
2. Motivasi ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe
Motivasi adalah proses psikologis ketika kebutuhan atau keinginan
yang tidak terpuaskan memicu dorongan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan atau insentif (Borkowski, 2011). Motivasi
diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
tekanan atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
apa yang dikehendakinya. Faktor yang mempengaruhi motivasi
dibagi menjadi dua yaitu faktor internal yang berasal dari diri
individu dan faktor eksternal dari luar individu (Borkowski, 2011).
Pengukuran motivasi diambil satu arah dengan menanyakan
seberapa besar motivasi ibu dalam pengkonsumsian tablet Fe, yaitu
dibagi motivasi kuat, sedang dan rendah.
3. Tindakan ibu hamil
Tindakan adalah upaya untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan nyata yang memerlukan faktor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan. Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu
tindakan antara lain (Efendi, 2009) :
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) mencakup
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan.
b. Faktor Pendukung (Enabling Factors)
c. Faktor Pendorong (Renforcing Factor) mencakup sikap dan
perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Pengukuran tindakan ibu hamil sendiri berupa pilihan ibu


melakukan atau tidak.

E. SMS Remaider
Sistem SMS remainder merupakan system yang membantu para
penjual dalam mengingatkan konsumen perihal transaksi yang dibuat
pada toko onlinenya (Yubitutorial, 2018). SMS reminder dalam
kesehatan merupakan media promosi kesehatan berbentuk SMS yang
memberikan ber-bagai informasi dan promosi masalah kesehatan kepada
masyarakat dengan nomor seluler telah terdaftar dalam registrasi
operator-operator seluler di Indonesia. Namun dalam perkembangannya
para peneliti menggunakan sms remainder sebagai upaya untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap pengkonsumsian obat dari mulai
pelayanan penyakit Tb, Imunisasi, cuci darah dan pengkonsumsian
tablet Fe bagi ibu hamil serta pelayanan yang memerlukan waktu
pengobatan yang terus menerus atau waktu yang lama (Wilieyam &
Sevani, 2013). SMS remainder kini sudah banyak dimodifikasi dalam
bentuk aplikasi yang dapat di download di android sehingga dapat
memudahkan dalam pengelolaanya namun dalam beberpa situasi SMS
Remaider tanpa internet lebih dipilih karena dalam pengaplikasiannya
tidak memerlukan internet sehingga dapat tersambung kesegala jenis
handphone yang dimiliki ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Alwi Hasan. dkk, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Balai Pustak.

A
[Accessed 17 Maret 2019].

Bobak, Lowderwik & Jense, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4 ed. Jakarta:
1 Anugrah.

Borkowski, 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Budiman & Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehata. Jakarta: Salemba Medika.

Deglin, 2014. Pedoman Obat Untuk Perawat. 4 ed. Jakarta: EGC.

Depkes, 2015. Depkes.com. [Online]


Available at:
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ibu.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
[Accessed 4 Maret 2019].

Depkes, 2015. Depkes.go.id:Profil kesehatan kabupaten Belu Tahun 2015. [Online]


Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA
_2015/5306_NTT_Kab_Belu_2015.pdf
[Accessed 17 Maret 2019].

Efendi, M. A., 2009. Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Kemenkes RI, 2013. Riser Kesehatan Dasar. jAKARTA: Balitbang Kemenkes RI.

Madrliyanti, E., 2006. Fortifikasi Garam dan Zat Besi, Strategi Praktis dan Efektif
Menanggulangi Anemia Gizi Besi. [Online]
Available at: http://www.beritaiptek.com.
[Accessed 4 Maret 2019].

MDG's, 2018. Kumparan.com. [Online]


Available at: https://kumparan.com/@kumparansains/angka-kematian-ibu-
dan-bayi-indonesia-tertinggi-kedua-di-asia-tenggara
[Accessed 04 Maret 2019].

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba


Medika.

Purwandar, A., Polak, F. & Freikelumy, 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


DenganKejadian Anemia. Jurnal Ilmiah Bidan, Volume 4.

Rahmania, A., 2016. zywielab.com: Zat Besi. [Online]


Available at: http://zywielab.com/kategori/zat-besi
[Accessed 17 Maret 2019].

Wilieyam & Sevani, g. n., 2013. SMS Based Gateway Patient Medication Reminder
Application. INKOM, Volume 7.

Yani, A., Suriah, s. & Jafar, N., 2017. PENGARUH SMS REMINDER TERHADAP
PERILAKU IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET Fe.

Yubitutorial, 2018. tutorial.yukbisnis.com. [Online]


Available at: https://tutorial.yukbisnis.com/cara-setting-sms-reminder-50
[Accessed 4 Maret 2019].

Anda mungkin juga menyukai