Anda di halaman 1dari 28

SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT TIPE C

PAPER
Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Genap/ VI matakuliah
Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit
Yang diampu oleh dr. Sendhi Tristanti Puspitasari, M.Kes

Oleh
1. Rianti Sulistyani 160612613635
2. Siti Istiqomah 160612613630

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
APRIL 2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper
“Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit Tipe C” ini dapat tersusun dan
terselesaikan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna untuk menyelesaikan tugas matakuliah Sistem
Informasi dan Manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, dimana dalam proses
pembuatannya penulis menemui banyak kendala yang tanpa bantuan dari
berbagai pihak tentu saja laporan ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan serta memohon
maaf atas kesalahan yang telah penulis lakukan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah:
1. dr. Sendhi Tristanti Puspitasari, M.Kes selaku dosen Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan.
2. Orang tua yang telah mendukung secara moril maupun materiil.
3. Teman-teman yang sudah saling bekerjasama, memberikan pendapat, saran,
kritikan atas pembuatan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan,
semoga paper “Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit Tipe C” ini
bermanfaat bagi para pembacanya.

Malang, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Rumusan masalah...............................................................
1.3 Tujuan ................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat ...............................
2.2 Rumah Sakit Sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Lanjut (FKTL) ......................................................
2.3 Dasar Hukum Penyelenggaraan Rumah Sakit ...................
2.4 Tujuan, Tugas, dan Fungsi Rumah Sakit ...........................
2.5 Susunan Struktur Organisasi Rumah Sakit ........................
2.6 Sumber Pembiayaan Rumah Sakit .....................................
2.7 Azaz Penyelenggaraan Rumah Sakit .................................
2.8 Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit ................
2.9 Tujuan SIMRS ...................................................................
2.10Manfaat SIMRS .................................................................

BAB III ANALISIS ALUR PELAYANAN RUMAH SAKIT TIPE C


3.1 Analisis Alur Pelayanan .....................................................
3.2 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan ..................................
3.3 Analisis Alur Pelayanan Rawat Inap..................................
3.4 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan Rawat Inap ................

BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Analisis Alur Pelayanan .....................................................................
Tabel 3.2 Analisis Alur Pelayanan .....................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan .............
Gambar 3.1 Alur Pelayanan...............................................................................
Gambar 3.2 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan ...........................................
Gambar 3.3 Alur Pelayanan...............................................................................
Gambar 3.4 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan ...........................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah
diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif
dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui
sistem informasi kesehatan dan lintas sektor. Seiring dengan adanya era
desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan telah dikembangkan baik
di pemerintahan pusat maupun daerah, sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah masing – masing. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No. 511 Tahun 2014 tentang Strategi Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) di era otonomi daerah
menegaskan bahwa sasaran pengembangan SIKNAS pada akhir tahun 2009
adalah telah tersedia dan dimanfaatkan data dan informasi kesehatan yang
akurat, tepat dan cepat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan bidang
kesehatan di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Departemen Kesehatan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Indikatornya adalah
sudah saling terhubung data dan informasi dari Kabupaten/Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan sistem
yang mendukung pengambilan keputusan bagi pihak manajemen dalam
menentukan strategi untuk mencapai tujuan penyelenggaraan rumah sakit
(Rahaju, dkk, 2013). Rekam medis merupakan subsistem dari sistem
informasi rumah sakit secara keseluruhan yang memiliki peran sangat penting
dalam meningkatkan mutu dan pelayanan di rumah sakit itu sendiri.
Penyelenggaraan rekam medis yang dimulai sejak pasien mendaftar,
mendapatkan pelayanan kesehatan sampai keluar rumah sakit.
Penyelenggaraan rekam medis merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
dilaksanakan guna mencapai pelayanan yang cepat, akurat, dan tepat sehingga
informasi yang dihasilkan lebih efektif dan efisien sehingga dibutuhkan
manajemen yang baik dan berkualitas (Silfani dan Achadi, 2014).
Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana ketentuan dalam pasal 52 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang digunakan di sebuah rumah
sakit harus memberikan kemudahan dalam operasional serta dapat mengatasi
kendala pelayanan pasien yang ada di rumah sakit tersebut (Gunawan, 2013).
Manajemen rumah sakit membutuhkan pengelolaan data yang cepat dan
akurat demi menciptakan pelayanan yang berkualitas. Pengelolaan data secara
manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang
lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima karena kemungkinan
kesalahan yang sangat besar. Dukungan teknologi informasi akan mendukung
pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan
suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat
dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat karena kumungkinan
kesalahan dapat diminimalisir (Topan, dkk, 2015).

Maka mengingat sangat pentingnya SIMRS di Rumah Sakit tak terkecuali


Rumah sakit dari tipe A,B,C,D maupun E, maka kami akan membahas lebih
lanjut mengenai salah satu SIMRS yang seharusnya dimiliki Rumah Sakit
tipe C dalam laporan SIMRS di Rumah Sakit tipe C.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan paparan latar belakang diatas dapat ditarik suatu
rumusan masalah yakni “Bagaimanakah analisis sistem informasi dan
manajemen Rumah Sakit Tipe C?”

1.3 Tujuan
Tujuan dari paper Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit
Tipe C adalah untuk mengetahui bagaimana sistem informasi dan manajemen
Rumah Sakit Tipe C. Selain itu penyusunan laporan ini bertujuan untuk
melatih mahasiswa dalam menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk
karya tulis ilmiah serta melatih mahasiswa untuk berfikir kritis dalam
menghadapi situasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Masyarakat


Kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Sehat menurut UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang mungkin hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sehat
secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang
dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain.
Sehat secara sosial adalah perikehidupan seseorang dalam masyarakat, yang
diartikan bahwa seseorang mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara
dan memajukan kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga sehingga
memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan (Surniati,
2016).
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda
penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara
teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).
Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu
kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di
masyarakat (Surniati, 2016).
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut (Surniati, 2016) ; Tujuan umum kesehatan masyarakat adalah
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
secara mandiri. Tujuan khusus yakni; a) Meningkatkan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat sakit,
b) Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan, c) Tertangani/terlayani kelompok
keluarga rawan, kelompok khusus dan kasus yang memerlukan penanganan
tindak lanjut dan pelayanan kesehatan.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha (Surniati,
2016):
1) Promotif (peningkatan kesehatan)
Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga
secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
2) Preventif (pencegahan penyakit)
Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah
terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi
dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3) Kuratif ( pengobatan)
Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat
diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan
kesehatannya.
4) Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)
Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita
yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.
Sasaran Kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok
khusus baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan. Individu adalah bagian dari anggota keluarga, apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan sosial. Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya, yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
lainnya saling tergantung dan interaksi, bila salah satu atau beberapa keluarga
mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota dan
keluarga yang lain.
Kelompok khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasai yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan termasuk
di antaranya adalah: a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan
khusus sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan seperti; ibu hamil,
bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, dan usia lanjut, b) Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan, di antaranya penderita penyakit menular dan tidak menular, c)
Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya; wanita
tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-
kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain, d) Lembaga sosial, perawatan dan
rehabilitasi, di antaranya; panti werda, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi
dan penitipan anak (Surniati, 2016).

2.2 Rumah Sakit sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut


Fasilitas kesehatan (faskes) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk melaksanakan upaya pelayanan kesehatan perorangan baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat (Kemenkes, 2013). Menurut Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 286/Menkes/SK/VI/1990, rumah
sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian, upaya
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat,
pelayanan medis dan pelayanan non medis.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


rumah sakit, rumah sakit umum diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Rumah Sakit umum kelas A


Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat), spesialis dasar, 5 (lima)
spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga
belas) subspesialis.
2. Rumah Sakit umum kelas B
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat)
spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua)
subspesialis dasar.
3. Rumah Sakit umum kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.
4. Rumah Sakit umum kelas D
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

2.3 Dasar Hukum Rumah Sakit


Dasar hukum dari penyelenggaran dan pelayanan di Rumah Sakit sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2015 Tentang
Rumah Sakit Pendidikan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018
Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
4. Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 tahun 2005 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

2.4 Tujuan, Tugas, dan Fungsi Puskesmas


Tujuan penyelenggaran Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit bahwa
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan


kesehatan

b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,


lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit

c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah


sakit.

d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya


manusia rumah sakit.

Tugas Rumah Sakit berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan nasional sesuai tingkat dan tipe Rumah Sakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagai Rumah Sakit adalah:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayananrumah sakit.
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
2.5 Susunan Struktur Rumah Sakit Tipe C
Rumah Sakit di Indonesia diklasifikasikan menjadi 5 yaitu Rumah Sakit
tipe A,B,C,D dan E. Rumah Sakit tipe C adalah Rumah Sakit yang
didirikan di setiap ibu kota kabupaten. Rumah Sakit tipe ini menjadi tempat
rujukan dari setiap puskesmas dan klinik yang terdapat disekitarnya serta
rumah sakit tipe ini harus memiliki fasilitas pelayanan medis spesialis dasar,
seperti poli penyakit dalam,poli bedah, poli anak, dan poli lainnya.
Sedangkan untuk Struktur Rumah Sakit Tipe C adalah sebagai berikut:

1. Direktur
Direktur Rumah Sakit memiliki tugas utama membantu Bupati dalam
pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
2. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala bagian tata usaha memiliki tugas utama untuk memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan
kantor Rumah Sakit. Kepala bagian tata usaha akan dibantu oleh kepala
sub bagian umum dan kepegawaian. Kepala sub bagian keuangan dan
asset, dan kepala sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
3. Kepala Bidang Pelayanan
Kepala bidang pelayanan memiliki tugas utama merencanakan
operasional Rumah Sakit, memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang
pelayanan. Kepala bidang pelayanan dalam menjalankan tugasnya akan
dibantu oleh Kepala pelayanan medic, Kepala seksi keperawatan,
kepala seksi perlengkapan medic dan non medic.
4. Kepala Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas utama untuk
merencanakan sisi operasional Rumah Sakit, memberi tugas, memberi
petunjuk, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan
tugas di bidang penunjang. Kepala bidang penunjang dalam melakukan
tugasnya dibantu oleh kepla seksi logistic dan diagnostic, kepala seksi
sarana dan prasarana, dan seksi pengendalian instalasi.

Kriteria Personalia yang mengisi struktur organisasi Rumah Sakit


disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian
pelayanan sesuai yang dibutuhkan di Rumah Sakit tipe C.

2.6 Sumber Pembiayaan Rumah Sakit Tipe C


2.7 Azas Penyelenggaraan Rumah Sakit Tipe C
2.8 Sistem Informasi Rumah Sakit
2.9 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit
2.10 Manajemen Data Rumah Sakit

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Alur Pelayanan Rumah Sakit Tipe C
Rumah Sakit tipe C adalah
Gambar 3. 1 Alur Pelayanan Rumah Sakit Tipe C Berdasarkan Pedoman Teknis Sarana
dan Prasarana Rumah Sakit Tipe C.
Tabel 3.1 Analisis Alur Pelayanan Laboratorium

Keterangan
No Deskripsi Langkah Penggunaan Simbol Flow Chart Tidak Peraturan
Tepat
Tepat
INPUT
Tidak tepat
karena
seharusnya
1 Pasien datang - menggunak
an model
flow chart
Terminal.
PROSES
Pengisian Data Pasien:

Data Pasien berupa:


Tidak tepat
karena Nama Pasien
seharusnya Jenis Kelamin
Melakukan pendaftaran menggunak Usia
2 dan mengurus - an flow Status Perkawinan
administrasi Process chart Status Pekerjaan
persegi Alamat Rumah
sebagai
proses.
Menuju pelayanan
Menyatak
3 Rawat Jalan sesuai Poli -
an Proses
yang dituju. Process
Tidak tepat
karena
seharusnya
Atau langsung menuju menggunak
-
4 ruang IGD apabila an flow
keadaan darurat. Process chart
persegi
sebagai
proses.
Formulir Pengantar
Pemeriksaan Lab
menurut Peraturan
Menteri Kesehatan
Tidak tepat
Republik Indonesia
karena
Nomor 37 Tahun 2012
Apabila dalam seharusnya
Tentang
pemeriksaan rawat jalan menggunak
Penyelenggaraan
5 membutuhkan - an flow
Laboratorium Pusat
pemeriksaan lanjutan Process chart
Kesehatan Masyarakat :
laboratorium. persegi
1) Identitas Pasien,
sebagai
2) Gejala Penyakit,
proses.
3) Pengobatan,
4) Jenis Pemeriksaan, 5)
Tanggal dan Waktu
Pengambilan spesimen,
6) Nama Petugas,
7) Dokter pengirim

Tidak tepat
karena
seharusnya
menggunak
Apabila dalam an flow
pemeriksaan chart
6 membutuhkan - persegi
pemeriksaan lanjutan Process  Document sebagai
radiologi. proses.

Keterangan
No Deskripsi Langkah Penggunaan Simbol Flow Chart Tidak Pengatur
Tepat
Tepat
Tidak tepat
Apabila pasien ibu karena
hamil membutuhkan seharusnya
-
pelayanan kebidanan menggunak
dan kandungan. an flow
chart
persegi
sebagai
proses.

Tidak tepat
karena
Apabila pemeriksaan seharusnya
rawat jalan dan menggunak
pemeriksaan kebidanan an flow
7 -
dan kandungan chart
membutuhkan tindakan Process persegi
bedah. sebagai
proses.

Tidak tepat
karena
seharusnya
Apabila keadaan pasien menggunak
8 membutuhkan - an flow
perawatan intensif. Process chart
persegi
sebagai
proses

Apabila pasien
Menyatak
9 membutuhkan rawat -
an proses
lanjutan (rawat inap)
Apabila pasien
kebidanan Menyatak
10 -
membutuhkan an proses
perawatan lanjutan.

OUTPUT
Tidak tepat
karena
seharusnya
menggunak
an model
Apabila pasien
flow chart
9 meninggal dalam -
Terminal
perawatan.
sebagai
awalan atau
akhir
dari suatu
proses.
Tidak tepat
karena
seharusnya
menggunak
an model
Apabila pasien sembuh flow chart
10 -
maka boleh keluar Terminal
sebagai
awalan atau
akhir
dari suatu
proses.

Sudah
Simbol panah  -
tepat

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa penggunaan simbol
flowchart kurang sesuai dengan pedoman. Sebagai contoh, untuk menyatakan mulainya sebuah alur maka penggunaan simbol flowchart
yang tepat menggunakan simbol terminal, namun pada tabel diatas masih belum menggunakan simbol terminal serta masih ada
penggunaan flow chart persegi sebagai simbol proses, namun pada alur diatas masih ada pengunaan simbol terminal sebagai simbol
proses.. Sehingga, diperlukan adanya pembenaran simbol flowchart agar sesuai dengan pedoman.
3.2 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan Rumah Sakit Tipe C

Pasien datang

Pendaftaran dan Pelayanan

Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Laboratorium

Instalasi Radiologi

Instalasi Gawat
Darurat
Instalasi kebidanan
dan kandungan
Instalasi Bedah

Instalasi Perawatan Intensif

Pulang Instalasi Rawat Inap


Sehat Instalasi Rawat Inap Kebidanan
Keluar dan kandungan

Instalasi Pemulanggan Jenazah

Gambar 3.2 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan Rumah Sakit Tipe C


3.3 Analisis Alur PelayananRawat Inap Rumah Sakit Tipe C

Gambar 3.3 Analisis Alur Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Teknis Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Tipe C.
3.3 Analisis Bagan Alur Pelayanan Rawat Inap

Keterangan Peraturan
No Deskripsi Langkah Penggunaan Simbol Flow Chart Tidak
Tepat
Tepat

1. Pasien yang berasal dari IGD atau 


Instalasi Rawat Jalan

2 Pasien menerima Surat Perintah Rawat 


Inap (SPRI) dari unit pelayanan
sebelumnya (IGD dan Rawat Jalan)

3 Loket pendaftaran Rawat Inap 

4 Pasien mendapatkan perawatan di 


Ruang Perawatan
5 Pasien yang membutuhkan pelayanan 
rujukan dirujuk ke Rumah Sakit lain
tipe B

6 Pasien yang kondisinya sudah membaik 


keluar dari Rumah Sakit (Pulang)

7 Pasien yang pulang melakukan kontrol 


ulang ke Rumah Sakit

8 Pasien yang melakukan kontrol ulang 


mendaftar di loket pendaftaran rawat
jalan

9 Pasien yang sudah mendaftar menuju 


poli spesialis sesuai dengan keluhannya

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa penggunaan simbol
flowchart kurang sesuai dengan pedoman. Sebagai contoh, untuk menyatakan berakhirnya sebuah alur maka penggunaan simbol flowchart
yang tepat menggunakan simbol terminal, namun pada tabel diatas masih menggunakan simbol process. Sehingga, diperlukan adanya
pembenaran simbol flowchart agar sesuai dengan pedoman.
3.4 Pembenaran Bagan Alur Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Tipe C

Mulai Pasien dari IGD atau Surat Perintah Rawat


Instalasi Rawat Jalan Inap (SPRI)

Loket pendaftaran Rawat Inap (PAT) Pelayanan


Administrasi Terpadu

p
Ya
Pasien perlu Rujuk Rumah Sakit lain
dirujuk ?

Tidak

Ruang Perawatan

Keluar Rumah Sakit (Pulang)

Kontrol Ulang

Lokasi Pendaftaran Rawat Jalan (PAT)


Pelayanan Administrasi Terpadu

Poli Spesialis

Selesai
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Endra Febri, n.d.

Hapsari, D., 2009. PENGARUH LINGKUNGAN SEHAT, DAN PERILAKU


HIDUP SEHAT TERHADAP STATUS KESEHATAN 10.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Berasama Menyelesaikan


Masalah Kesehatan [WWW Document]. Kementrian Kesehat. Repub.
Indones. URL
http://www.depkes.go.id/article/view/18012900004/together-overcoming-
health-problem-.html (accessed 9.15.18).

Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, n.d.

Lubis, F.A., 2009. Ekonomi Kesehatan - Google Buku [WWW Document]. URL
https://books.google.co.id/books?id=72PAU2aYeM0C&pg=PA6&dq=kes
ehatan+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiMlp_Ui7zdAhVafSsKHVq
8B-wQ6AEILDAB#v=onepage&q=kesehatan%20adalah&f=false
(accessed 9.15.18).

Madda, N.M.S., 2015. MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN.

Notoadmodjo, S., 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan [WWW Document]. Scribd.


URL https://www.scribd.com/doc/124871039/Tinjauan-Pustaka-
Pelayanan-Kesehatan (accessed 1.22.19).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 Tentang


Fasilitas Pelayanan Kesehatan, n.d.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,


2009.

Anda mungkin juga menyukai