Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“PENCATATAN DAN PELAPORAN INVENTARIS DI


PUSKESMAS”

Dosen pembimbing:

Drg. Nurwiyana Abdullah, M.Kes

Keompok 3:

STIKES AMANAH MAKASSAR


2018

3
4

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah, rahmat dan salam
untuk. Muhammad Rasul pilihan, saya sebagai penyusun makalah telah
berhasil dalam Menyusun makalah dari mata kuliah Manajemen, pencatatan
dan pelaporan inventaris di rumah sakit yang dapat diselesaikan semata-
mata atas kehendak-NYA dan rahmat cinta-kasihNYA yang berlimpah-
limpah.
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka saya sebagai
penyusun makalah sangat menanti tegursapa serta kritik dan saran
membangun dari pembaca untuk lebih bias menyempurnakan makalah ini.
Dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengumpulan materi ini, karena makalah ini tersusun dari
beberapa sumber
Akhir kata, saya berharap mudah-mudahan makalah ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan bias menjadi tolak ukur kita
terhadap dunia social sebaik mungkin.
Billahittaufiq walhidayah Wassalaamu`alaikumwr.wb.
5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................
C. TUJUAN.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Inventaris....................................................................................
a. Pengertian inventaris...................................................................
b. Manfaat inventaris......................................................................
c. Dasar hukum.............................................................................
d. Organisasi inventaris barang milik negara......................................

e. Keunikan inventaris puskesmas..................................................


B. Pencatatan dan pelaporan Inventaris di puskesmas................
a. Klasifikasi, Nomor Kode Barang Dan Nomor Inventarisasi Barang....

b. Teknik Inventarisasi Barang Dengan Kartu Barang.........................


c. Buku Induk Barang Inventaris, Buku Golongan Barang Inventaris Dan
Daftar Inventaris Ruangan...........................................................
d. Daftar Inventaris Peralatan Medis Dan Non Medis Instalasi Gawat
Darurat puskesmas...................................................................

e. Penghapusan Logistik.................................................................

f. Pelaporan Inventaris puskesmas.................................................

BAB III PENUTUP


6

A. KESIMPULAN................................................................................
B. SARAN..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
REFERENSI .............................................................................................
7

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Rangka meningkatkan pelaksanaan salah satu fungsi administrasi, yaitu


mencatat secara rapi dan teratur pengadaan sarana berupa perlengkapan atau
barang-barang yang menjadi hak milik persyarikatan memegang peranan yang
sangat penting. Hal ini berkaitan dengan erat dari akibat dikeluarkan biaya untuk
pembelian barang-barang yang menjadi inventaris/hak milik persyarikatan yang
harus dipertanggungjawabkan pada tiap akhir tahun, sebagaimana tersebut pada
ART Muhammadiyah pasal 29 ayat 3.

Berbagai macam nama/jenis perlengkapan/barang baik yang dikelola oleh


pimpinan persyarikatan termasuk majelis atau bagian maupun yang dikelola
langsung oleh unit-unit amal usaha (sekolah-sekolah, panti asuhan, rumah sakit dll.)
masih banyak yang belum diketahui secara langsung, karena belum terdapat tata
pencatatan barang yang dianggap baik dan sama atau seragam.
Menyadari akan hal tersebut dan sambil menunggu pedoman dari Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY merasa perlu menyusun
buku petunjuk pengelolaan inventaris/hak milik persyarikatan, bagi pimpinan
Muhammadiyah, termasuk majelis, bagian dan unit amal usaha di DIY, sehingga
dapat melaksanakan pencatatan atau pengadministrasian inventaris / hak milik
persyarikatan secara mudah dan seragam.

Maksud dan tujuan Petunjuk Pengelolaan Inventaris/Hak Milik Persyarikatan


adalah untuk menyeragamkan tata cara pengadministrasian pengelolaan inventaris
di seluruh eselon pimpinan (ranting, cabang, daerah, wilayah) majelis, bagian
maupun unit-unit amal usaha, yaitu sekolah-sekolah dari SD, SLTP, SLTA
Muhammadiyah dan unit amal usaha lainnya.
8

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi inventaris?


2. apa manfaat inventaris?
3.bagaimana pencatatan dan pelaporan inventaris di rumah sakit?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Dapat Melakukan inventarisasi atau kegiatan pencatatan dan pelaporan
barang di rumah sakit
b. Tujuan Khusus
Mendapatkan data jumlah dan seluruh barang di rumah sakit
9

BAB II
PEMBAHASAN

A. INVENTARIS di RUMAH SAKIT

a. Inventaris

Inventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas


seluruh logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang
diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun
hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu
pengadaan, harga, tempat,dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna
mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik serta mendukung
efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara &
Sumarto, 2005)
Pengelolaan barang inventaris rumah sakit adalah suatu tatanan yang harus
tertib administrasi yang bertujuan untuk penghematan keuangan, penghitungan
kekayaan dan mutu pengendalian rumah sakit yang meliputi: perencanaan dan
penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran,
penggunaan dan pemeliharaan serta penghapusan (FKM-UI,2002)

Dari kedua pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan inventarisasi


logistik rumah sakit adalah merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh
logistik yang dimiliki oleh rumah sakit, yang harus tertib administrasi guna
mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik dalam upaya pencapaian
tujuan.

b. Manfaat Inventarisasi

Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai


berikut:
a) Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/
departemen.
b) Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas
penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/ negara.
c) Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset
organisasi atau negara.
d) Menyediakan informasi mengenai aset organisasi /negara yang dikuasahi
departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan
pengelolaan perlengkapan departemen.
e) Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk
menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.
10

c. Dasar Hukum

Untuk institusi pemerintahan baik pemerintahan pusat, pemerintah daerah dan


militer, kegiatan iventarias telah diatur dalam satu kebijakan perundang-
undangan sebagai dasar hukum dalam pengelolaan kekayaan/inventaris negara,
yaitu :
a) Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
b) Undang-undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor : 4355)
c) Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara atau Daerah.
d) Inpres No.3 tahun 1971, tentang inventarisasi barang-barang/ kekayaan
milik negara.

d. Organisasi Inventarisasi Barang Milik Negara

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 organisasi


yang terkait dengan Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah adalah
sebagai berikut :
a) Pembina Umum : Presiden, yang secara fungsional dilakukan oleh
menteri keuangan yang selanjutnya dilimphkan kepada Direktur Jendral
Moneter.
b) Pembina Barang Inventarisasi : Menteri
c) Penguasaan Barang Inventaris : Semua Eselon I, dan Kakanwil
(Pembantu penguasaan).
d) Unit Pengurusan Barang : Kantor atau satuan kerja.
e) Penanggungjawab Pengawas Barang : Kepala kantor( = Kuasa materi/
barang).
f) Bendahara Materiil/ barang : yaitu orang yang karena negara ditugasi
menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang atas perintah Kuasa
Barang. Pada umumnya bendahara material adalah penguasa gudang.

e. Keunikan Inventaris Rumah Sakit

Pendekatan inventaris rumah sakit berbeda dengan perusahaan manufaktur


dan retail. Pada perusahaan manufaktur sering memiliki perbedaan tingkatan
inventaris, semua barang yang ada hingga produk tersebut terjual. Berbagai
tingkatan tersebut meliputi bahan mentah, pekerjaan yang sedang berproses dan
barang yang sudah terselesaikan. Sedangkan pada retail memiliki satu jenis
barang inventaris yang tersedia untuk dijual (Sanderson, 2000).
Inventarisasi di rumah sakit bersifat unik dan tidak konsisten karena adanya 2
macam jenis inventaris yaitu inventaris resmi dan inventaris tidak resmi melalui
11

lembaga-lembaga di dalamnya. Inventaris resmi adalah jenis invetaris yang


dijaga di bagian gudang pusat, bagian makanan, bagian farmasi dan koperasi.
Inventaris ini dikeluarkan atau didistribusikan pada unit pemakai. Inventaris
yang tidak resmi adalah barang stok yang dijaga oleh bagian laboratorium, unit
perawatan dll, yang tersedia untuk siap digunakan namun tidak diawasi dan
dikontrol oleh bagian inventaris formal manapun dan barang itu dibeli langsung
untuk digunakan oleh departemen tertentu. Seluruhnya dibelanjakan dalam
pengeluaran atau diterima.
Seluruh pengeluaran terjadi secara bersamaan saat pengeluaran atau
penerimaan, terjadi karena 1) Rumah Sakit tidak memandang bahwa inventaris
tersebut tidak dipandang sebagai aset, namun sebagai tanggungan. 2) Rumah
sakit dibayar kembali dengan biaya dasar oleh karenanya merupakan uatu
kepentingan yang terbaik bagi rumah sakit untuk membelanjakan sebanyak
mungkin, sesegera mungkin memastikan pelunasan biaya dan menjaga cash flow
yang baik (Sanderson, 2000, Sabarguna 2005).

B. PENCATATAN DAN PELAPORAN INVENTARIS DI RUMAH SAKIT

a. Klasifikasi, Nomor Kode Barang Dan Nomor Inventarisasi Barang

Untuk mempermudah pencatatan logistik, sekaligus mempermudah


pengenalan maupun pengklasifikasian logistik yang dimiliki organisasi harus
dikelompokkan atau digolongkan menurut jenisnya. Pada dasarnya
penggolongan atas barang-barang dalam organisasi tergantung pada jenis usaha
dan kegiatan operasional organisasi tersebut. Dengan demikian, setiap organisasi
memiliki kebebasan melakukan pengelompokan atas barang-barang yang
dimilikinya, tetapi tetap berpedoman pada orientasi guna mempermudah dalam
pengenalan, pengewasan dan keselamatan dan keanmanan logistik.
Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik organisasi atau negara yang
dibeli, di dapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui
APBN/D atau diperoleh di luar APBN/D sesuai peraturan perundangan yang
berlaku (Hendrato, 2005) dan Dwiantara & Sumarto (2005).

Pada dasarnya barang-barang logistik yang dilakukan inventarisasi terdiri


dari 2 jenis yaitu :

a. Barang Habis Pakai / BHP : adalah barang berwujud, yang biasanya


habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, atau umur
ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu
tahun. (bahan makanan, bahan farmasi, suku cadang dan listrik, BBM
dll)

b. Barang tetap (barang-barang yang umur pakai/ teknisnya lebih dari


satu tahun meliputi : 1) Barang tidak bergerak (tanah, bangunan), 2)
Barang bergerak (Kendaraan, peralatan besar, peralatan laboratorium)
dan 3) Barang persediaan (barang yang ada di dalam gudang dan
tempat penyimpanan lainya).
12

Sedangkan menurut Sabarguna (2005) logistik rumah sakit dibagi dalam 3


klasifikasi dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Logistik Utama Rumah Sakit

No. Jenis Logistik Uraian


1. Farmasi Rumah Obat-obatan, alat-alat kesehatan dan bahan non
Sakit medis yang terkait langsung seperti kertas
EKG, film rongent dll.
2. Alat tulis kantor (ATK), alat listrik dll.
3. Logistik Non Medis Makanan basah dan kering.
Dapur

Untuk mempermudah dalam pengenalan, pencatatan barang, dan


pengendalian barang, tiap jenis barang harus memiliki nomor kode barang. Nomor
kode barang diperoleh dari proses pengklasifikasian dan penomoran klasifikasi
barang tersebut.
Kegiatan tersebut dimulai dari penggolongan barang berdasarkan jenisnya
yang kemudian diberi nomor jenis barang. Setelah itu masing-masing jenis
barang, dibagi atas kelompok-kelompok barang yang tercakup di dalamnya.
Kemudian, masing-masing kelompok barang tersebut harus pula diberi nomor
(Nomor kelompok barang). Berikut ini contoh penomoran barang menurut jenis
(nomor jenis) dan kelompok barang (nomor kelompok) yang diambil dari
penomoran barang di rumah sakit.
Khusus untuk barang-barang tahan lama, untuk mempermudah dalam
pemantauan dan pengawasan/ pengendalian logistik penting diberi Nomor
invebtaris barang. Sehubungan dengan hal tersebut, pedoman pokok dalam
pemberian nomor inventaris barang harus sampai pada penomoran barang yang
bersifat spesifik, maksudnya penomoran barang tersebut harus sampai menunjuk
pada satu buah barang tertentu. Dengan demikian dalam pemberian nomor
inventaris barang mulai dari pegelompokan barang sampai pemberian nomor
urut barang
13

Adapun cara pemberian dan penulisan nomor inventaris barang tersebut


adalah dengan urutan sebagai berikut: nomor jenis barang,nomor kelompok
barang, nomor urut barang/ kode unit kerja/ kode institusi/ tahun inventarisasi.

Tabel 2.2 Pegelompokan barang dan penomorannya.

Nomor Jenis Barang Nomor Kelompok Barang


Jenis Kelompok
Barang
01 Barang Perawatan 01 Kain
02 Sprei
03 Selimut
04 Sarung bantal/ guling
…. …
02 Alat Rumah Tangga 01 Alat makan
02 Alat minum
03 Alat dapur
04 Alat kebersihan
… …..
03 Alat Tulis dan Kantor 01 Buku pendaftaran
02 Kuitansi
03 Nota pembayaran
04 Buku/ formulir
… ….
04 Perabot Kantor 01 Meja
02 Kursi
03 Lemari
04 Lemari arsip
… ….
05 Barang Bahan Cucian 01 Bahan cair
02 Bahan bubuk
03 Bahan batangan
… …
06 Barang Pemeliharaan 01 Kuas
suku cadang dan Listrik 02 Kertas gosok
03 Pipa
04 Keni
… …

b. Teknik Inventarisasi Barang dengan Kartu Barang

Tehnik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan


barang dengan menggunakan kartu barang. Sedangkan kartu barang adalah suatu
lembaran atau formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik
dibuat dari kertas yang relatif tebal. Kartu barang sendiri dapat dibedakan atas
kartu barang untuk barang habis pakai dan kartu barang untuk baranf tahan lama.
Teknik inventarisasi barangpun berbeda anatara teknik inventarisasi untuk
barang habis pakai dengan barang tahan lama.
14

Informasi-informasi logistik yang berada di dalamnya pun berbeda antara


kartu barang untuk barang habis pakai maupun barang tahan lama. Tehnik
inventarisasi logistik dengan kartu barang ini tidak sebatas untuk bagian bagian
penggudangan ataupun bagian distribusi logistik, tetapi penting dilakukan oleh
setiap unit kerja dalan organisasi untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian logistik, baik berkaitan dengan keberadaan, perubahan dan mutasi
barang (masuk keluarnya logistik) dan sisa logistik yang ada, serta untuk
mengetahui kondisi barang (baik, rusak ringan, rusak berat), maupun informasi
yang lain (sumber barang, cara pengadaan barang, waktu pengadaan, harga,
waktu pengecekan barang dan hasilnya, biaya operasional suatu peralatan yang
telah dikeluarkan dan cara penyingkiran barang).

1. Teknik Inventarisasi untuk barang Habis Pakai


Inventarisasi terhadap barang habis pakai dengan menggunakan system kartu
barang lebih ditujukan pada upaya pemantauan persediaan barang, pengunaan
barang, dan upaya menjaga kontinuitas kerja setiap unit kerja dalam suatu
organisasi.

Adapun ketentuan inventarisasi barang habis pakai adalah sebagai berikut:


1) Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang
2) Kartu barang disimpam dalam kotak atau file khusus, dan diurutkan
secara alfabetis sesuai dengan nama barang.
3) Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya pemasukan
barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya dicatat
4) Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang pada
saat itu.
5) Untuk unit pemakai barang, setiap ada pemasukan barang harus
disertai bukti penerimaan barang yang berupa bon pengeluaran barang
atau surat penyerahan barang atau bon gudang ( Surat permintaan
barang barang dari user kepada bagian gudang, juga sebagai surat
penyerahan barang oleh bagian gudang kepada user) dari unit logistik/
gudang, dan harus dicatat tanggal penerimaan, rencana penggunaan,
jumlah barang yang masuk, dan jumlah sisa barang. Sementara untuk
setiap terjadi pengeluaran barang harus dicatat tanggal pengeluaran,
jumlah barang yang dikeluarkan dan penggunaan barang, serta jumlah
sisa barang.
6) Untuk unit penggudangan dan atau distribusi, setiap ada pemasukan
barang harus disertai bukti pemasukan barang yang dapat berupa
kuitansi, nota, surat pengantar barang, tanda terima, ataupun berita
acara penyerahan/ serah terima barang.Disamping itu perlu dicatat
tanggal masuk barang, sumber, jumlah dan total persediaan
barang.Sementara untuk pengeluaran barang, harus juga disertai bukti
pengeluaran barang yang dapat berupa surat penyerahan barang atau
bon gudang dan harus dicatat tanggal pengeluaran barang, unit
pemakai barang, jumlah barang yang dikeluarkan dan jumlah sisa
barang setelah terjadi pengeluaran barang.
7) Setiap bukti pemasukan barang maupun bukti pengeluaran barang
harus diberi nomor kode bukti yang diurutkan berdasarkan urutan
15

kronologis transaksi maupun pengeluaran barang guna mempermudah


untuk pengecekan barang. Nomor kode bukti tersebut harus ditulis
secara jelas dan dapat dituliskan pada bagian atas kanan formulir
bukti pemasukan dan pengeluran barang tersebut.
8) Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau map
khusus yang berisi bukti-ti penerimaan logistik.
9) Bukti-bukti pengeluaran barang harus disimpan dalam tempat atau
map khusus yang berisi bukti-bukti pengeluaran barang.

2. Teknik inventarisasi untuk barang tahan lama


Inventarisasi barang untuk barang tahan lama dengan menggunakan sistem
kartu barang ditujukan untuk kepentingan pemantauan atas keamanan dan
keselamatan barang, biaya operasional barang, dan kondisi barang
(Dwiantara & Sumarto, 2005).

c. Buku Induk Barang Inventaris, Buku Golongan barang Inventaris dan


Daftar Inventaris Ruangan

Salah satu upaya untuk melakukan pengawasan/ pengendalian logistik,


khususnya untuk barang-barang tahan lama melalui kegiatan inventarisasi
barang dengan melakukan pembuatan buku induk inventarisasi barang. Buku
golongan barang inventaris dan daftar inventaris ruangan. Dengan adanya
beberapa buku tersebut, setiap saat dapat dilakukan pengecekan terhadap setiap
barang yang ada.
Buku induk barang inventaris merupakan buku yang dipakai untuk mencatat
semua barang inventaris tak habis pakai menurut tanggal penerimaannya.
Informasi yang harus ada dalam buku induk barang inventaris adalah nomor
urut, tanggal pembukuan, kode barang, nama barang, spesifikasi barang (merek,
tipe dsbnya), jumlah, nama satuan, tahun pembuatan, asal barang, tanggal
penyerahan, keadaan barang, harga dan keterangan lain. Pencatatan ke dalam
buku induk barang inventaris dilakukan setelah proses pengadaan logistik
dilakukan, atau secara khusus apabila pengadaan logistik dengan cara
pembelian, berarti pencatatan dilakukan setelah proses pembelian selesai
ataupun setelah terjadi penerimaan barang.
Dengan demikian, kegiatan pencatatan ini merupakan kelanjutan dari proses
pengadaan logistik. Dalam kegiatan pencatatan barang inventaris ini harus
disertakan bukti-bukti pengadaan logistik yang dapat berupa kuitansi, nota,
faktur atau surat pengantar barang, tanda terima ataupun berita acara serah
terima barang. Kolom-kolom buku induk barang inventaris sebagai berikut:

No Tgl Kode Nama Spesifi Nama Jmlh Tahun Asal Tgl Kadaan Harga Ket
Urut Pembu Barang Barang kasi Satuan Pembelian Barang Penyera barang
kuan barang han
16

Buku golongan barang Inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat


barang inventari menurut golongan barang yang telah ditentukan. Data buku
golongan barang inventaris diambil dari buku induk barang inventaris. Tiap
golongan barang dicatat dalam satu buku tersendiri. Informasi yang harua
tercantum dalam buku golongan barang inventaris, selain golongan barang
inventaris dan kode jenis barang (bisa dengan angka atau huruf atau kombinasi
angka dan huruf), adalah nomor urut , nomor urut buku induk, kode barang,
nama barang, spesifikasi barang, jumlah, nama satuan, tahun pembuatan,
keadaan barang, harga, lokasi dan keterangan. Kemudian untuk melakukan
pemntauan dan pengendalian terhadap masing-masing barang yang tercantum
dalam daftar buku golongan barang inventaris ini dapat dilakukan dengan tehnik
inventarisasi barang dengan kartu barang sebagaimana telah dibahas diatas,
khususnya tehnik inventaris dapat dilihat pada contoh berikut:

d. DAFTAR INVENTARIS PERALATAN MEDIS DAN NON MEDIS


INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT

1. Daftar Inventaris Peralatan Medis

N Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


o Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Suction Steinlis - - 2010 1 1 - - -


2 ECG Bionet - - 2015 1 1 - - -
3 Ambubag Dewasa Karet - Air Viva 2010 1 1 - - -
4 Ambubag Anak Karet - Topster 2010 1 1 - - -
5 Tensimeter Berdiri Steinlis - Riester 2010 1 1 - - -
6 Tensimeter Duduk Steinlis - Riester 2010 1 1 - - -
7 Stetoscope - - - 3 3 - - -
8 Tabung O2 Besar Besi Besar - - 3 3 - - -
9 Tabung O2 Transport Besi Kecil - - 2 2 - - -
10 Manometer Plastik - 2015 5 5 - - -
11 Timbangan Bayi Palstik - Kubota 2010 1 1 - - -
12 Timbangan Dewasa Stainles - Smic 2010 1 1 - - -
13 Sterilisator Stainlis - - - 1 1 - - -
14 Satandart Infus Stainlis - - 2009 4 4 - - -
15 Brangkat/ TT Stainlis - - - 3 3 - - -
16 Nebulizer Plastik Kecil Omron 2010 1 1 - - -
17 Cucing Stainlis kecil - - 1 1 - - -
18 Bengkok Besi Stainlis Besar - - 2 2 - - -
19 Tempat Korentang Stainlis - - 2010 1 1 - - -
20 Gunting Verban Stainlis Besar Smic 2010 1 1 - - -
21 ToungeSpatel Stainlis - Renz 2010 2 2 - - -
22 Tromol Kasa Stainlis Besar Sellaco/Ger 2010 2 2 - - -
mani
23 Lampu Baca RO Alumuni Sedang - 2010 1 1 - - -
um
24 Termometer Rectal Kaca - - 2015 1 1 - - -
25 Termometer Axila Kaca - Safety 2015 1 1 - - -
26 Bascom Stent untuk - - - 2010 1 1 - - -
tempat Alat

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


17

(Set Rawat Luka) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Gunting Angkat Jahitan Steinlis - Smic 2010 1 1 - - -


2 Pincet Cirurgis Stainlis Sedang - 2010 1 1 - - -
3 Pincet Anatomis Stainlis Sedang Medica 2011 1 1 - - -
4 Nald Volder Stanlis Sedang - 2015 1 1 - - -
5 Gunting Ujung Lancip Stainlis Sedang Selaco 2010 1 1 - - -
6 Gagang Pisau No.4 Stainlis - Translux 2010 1 1 - - -
7 Gagang Pisau No.3 Stainlis - Translux 2010 1 1 - - -
8 Bak Istrumen Kecil Stainlis Kecil - 2010 1 1 - - -
9 Gunting Lurus Ujung Stainlis Sedang Renz 2010 1 1 - - -
Lancip Tumpul

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


(circum Set) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Pincet Anatomis Stenlis - - 2014 1 1 - - -


2 Pinset Cirurgis Stenlis - Renz 2010 1 1 - - -
3 Gagang Pisau No. 4 Stenlis - Inox 2010 1 1 - - -
4 Kokker Lurus Stenlis - Smic 2010 1 1 - - -
5 Arteri Klem Lurus Stenlis - Smic 2015 1 1 - - -
6 Arteri Klem Bengkok Stenlis - Smic 2010 1 1 - - -
7 Gunting Ujung Lancip Stenlis - Smic 2010 1 1 - - -
Tumpul
8 Nald Folder Stenlis - Yamaco 2010 1 1 - - -
9 Bak Instrumen Kecil Stenlis - - 2010 1 1 - - -

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


(Heacting Set) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Pincet Anatomy Stainlis - Sellaco 2010 1 1 - - -


German
2 Pincet Cirurgis Stainlis - Yamaco 2010 1 1 - - -
3 Duk Klem Stainlis - Translux 2010 1 1 - - -
4 Gagang pisau No. 4 Stainlis - Inox 2010 1 1 - - -
5 Arteri Klem Lurus Stainlis - Yamaco 2010 1 1 - - -
6 Arteri Klem Bengkok Stainlis - Smic 2010 2 2 - - -
7 Kokker Bengkok Stainlis - Medica 2010 1 1 - - -
8 Nald Folder Stainlis - Medica 2010 1 1 - - -
9 Gunting Bengkok Stainlis - Medica 2014 1 1 - - -
Lancip
10 Bak Instrumen Stainlis Besar - 2010 1 1 - - -

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


(Bedah Minor Set) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Pincet Cirurgis Stainlis - Lawton 2010 1 1 - - -


2 Pincet Anatomis Stainlis - - 2010 1 1 - - -
3 Arteri Klem Lurus Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
4 Arteri Klem Bengkok Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
5 Gunting Lurus Lancip Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
Tumpul
6 Gunting Incici Stainlis - - 2014 1 1 - - -
7 Nald Volder Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
8 Bak Instrumen Kecil Stainlis - - 2010 1 1 - - -
18

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


(Vena Sectie Set) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Pincet Cirurgis Stainlis - One Med 2010 1 1 - - -


2 Pincet anatomi manis Stainlis - J209CR 2010 1 1 - - -
3 Gagang Pisau No.3 Stainlis - - 2010 1 1 - - -
4 Gunting Ujung Lancip Stainlis - Smic 2010 1 1 - - -
5 Bengkok Stainlis - - 2010 1 1 - - -
6 Nald Volder Stainlis - Maiden 2010 1 1 - - -
7 Arteri Klem Lurus Stainlis - Transluk 2010 1 1 - - -
Smic
8 Kokker Lurus Stainlis - - 2010 1 1 - - -
9 Kokker Bengkok Stainlis - Smic 2010 1 1 - - -
10 Hak Gigi Stainlis - Medica 2010 1 1 - - -
11 Pincet Vena Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
12 Weizianer Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
13 Bak Instrumen Besar Stainlis - - 2010 1 1 - - -

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


(THT Set) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Diagnostik Set (Paket - - - 2011 1 1 - - -


Otoscope)
2 Pinset Bayonet Renz - Renz 2010 1 1 - - -
3 Nasal Spekulum Renz - Renz 2010 1 1 - - -
4 Laringeal Handel - - - 2011 1 1 - - -
5 Handle Cermin Renz - Renz 2010 3 3 - - -
6 Bak Instrumen Kecil - - - 2010 1 1 - - -
7 Serumen Set - - - 2010 1 1 - - -
8 Ekstraktor Corpus - - - 2010 1 1 - - -
Alienum

No Nama Alat Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


(Bedah Minor) Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB
1 Pincet Cirurgis Stainlis - Lawton 2014 1 1 - - -
2 Pincet Anatomis Stainlis - - 2010 1 1 - - -
3 Arteri Klem Lurus Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
4 Arteri klem Bengkok Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
5 Gunting Lurus Lancip Stainlis - Renz 2014 1 1 - - -
Tumpul
6 Gunting Incici Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
7 Nald Volder Stainlis - Renz 2010 1 1 - - -
8 Bak Instrumen Kecil Stainlis - - 2010 1 1 - - -

Keterangan : Ka. Sie Keperawatan

B : Baik
RR : Rusak Ringan
RS : Rusak Sedang
RB : Rusak Berat Nur Lailatul I, Amd.Kep
NIK: 02.0212.48
19

2. DAFTAR INVENTARIS PERALATAN MEDIS


DAN NON MEDIS
UNIT KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT

No Nama Alat Non Medis Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB

1 Meja tulis 2 2 - - -
2 Kursi 3 3 - - -
3 Rak sandal 1 1 - - -
4 Rak cucian 1 1 - - -
5 Lemari Stainlest 3 3 - - -
6 Lemari gantung Stainlest 1 1 - - -
7 Jam dinding 1 1 - - -
8 Tongkat pel 2 2 - - -
9 AC 6 6 - - -
10 Sapu 1 1 - - -
11 Kulkas 1 1 - - -
12 Dispenser 1 1 - - -
13 Lemari pakaian ganti 1 1 - - -
14 Sandal OP 6 pasang 6 - - -
psg
15 Sepatu OP 4 pasang 4 - - -
psg
16 Kaca mata goggle 3 3 - - -
17 Penggaris 2 2 - - -
18 Meja tindakan OP set 1 set 1 - - -
set
19 Lampu OP 1 1 - - -
20 Lampu UV 1 1 - - -
21 Mesin anastesi 1 1 - - -
22 Elektric kauter 1 1 - - -
23 Suction 1 1 - - -
24 Tramol besar 1 1 - - -
25 Troly stainlest Stainlest 2 2 - - -
26 Meja mayo 1 1 - - -
27 Meja instrument besar 2 2 - - -
28 Laringoscope set 1 1 - - -
29 Pesawat telp 1 1 - - -
30 Duk besar 8 8 - - -
31 Duk kecil 16 16 - - -
32 Duk lubang 8 8 - - -
33 Jas OP 16 16 - - -
34 Sarung meja mayo 4 4 - - -
35 Bungkus linen dalam 8 8 - - -
36 Bungkus linen luar 8 8 - - -
37 Kompor gas 1 1 - - -
38 Tabung gas 3 kg 1 1 - - -
39 Bantal besar 2 2 - - -
40 Bantal kecil 1 1 - - -
41 Guling 2 2 - - -
42 Tempat tidur ruang 1 1 - - -
dokter
43 Bed pasien di RR 1 1 - - -
44 Brandcart 1 1 - - -
20

45 Standart infus 3 3 - - -
46 Tensimeter 1 1 - - -
47 Meja resusitasi Bayi / 1 1
infant meter

No Nama Alat I Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB
1 Hak stiman 20cm 2 2 - - -
2 Ring tang 25cm 2 2 - - -
3 Nalvuder 18cm 3 3 - - -
4 Nalvudar 14cm 4 4 - - -
5 Chrom klem 14cm 4 4 - - -
6 Chrom klem 12cm 3 3 - - -
7 Handped mes 3 2 2 - - -
8 Handped mes 4 2 2 - - -
9 Pinset anatomi 20cm 2 2 - - -
10 Pinset anatomi 14cm 3 3 - - -
11 Pinset cirurgi 20cm 2 2 - - -
12 Langen back 20cm 2 2 - - -
13 Stin tang 25cm 2 2 - - -
14 Elis klem 15cm 2 2 - - -
15 Alergi klem lurus 16cm 2 2 - - -
16 Alergi klem lurus 14cm 4 4 - - -
Alergi klem lurus 12cm 2 2
17 Kocher bengkok 16cm 1 1 - - -
18 Kocher bengkok 14cm 1 1 - - -
19 Mesembom 18cm 3 3 - - -
20 Gunting lurus lancip 14cm 1 1 - - -
21 Gunting preparat 1 1 - - -
22 Gunting lancip tumpul 14cm 1 1 - - -
23 Pinset cirurgi 14cm 2 2 - - -
24 Gunting verban 18cm 1 1 - - -

No Nama Alat II Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB
1 langen back stainlest 20cm 6 6
2 pinset anatomi 20cm 1 1
3 pinset cirurgis 20cm 1 1
4 pinset anatomi lancip 12cm 1 1
5 pinset cirurgis 14cm 1 1
6 Hand fat mess 3 1 1
7 Hand fat mess 4 1 1
8 Elis klem 14cm 2 2
9 Kocher bengkok 14cm 2 2
10 Kocher bengkok 13cm 2 2
11 Klem lurus 16cm 2 2
12 Pinset anatomi 14cm 1 1
13 Kocher lurus 14cm 2 2
14 Kocher lurus 13cm 2 2
15 Chrom klem 14cm 2 2
16 Chrom klem 13cm 2 2
21

17 Nalfolder 14cm 3 3
Klem lurus 14cm 1 1
18 Gunting preparat 13cm 1 1
19 Gunting benang 18 1 1
20 Gunting benang 14 1 1
21 Duck klem 12 2 2

No Nama Alat III Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB
1 Hak gigi 6 22cm 3
2 Hak gigi tajam 4
3 Hak gigi 2 22cm 2
4 Hak BPH 1
5 Stinstang 1
6 Doxen 2
7 Bengkok 1
8 Cucing 6
9 Ring tang 6
10 Myom Bor 1
11 Krabel tang 1
12 Chrom klem 25cm 6
13 Tube such laparatomy 2
14 Tube such 1
15 Scaple naple 6
16 Spanner 1
17 SAB set 3
18 Bak instrumen besar 1
19 Korentang 1
20 Darm klem 5
21 Selang 4
22 Sikat cuci tangan 12

No Nama Alat Tenun Spesifikasi Tahun Jumlah Kondisi Alat


Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan B RR RS RB
1 Topi blewa 12
2 Baju lengan pendek 12
3 Celana 12
4 Skot hijau tua (jas OK) 16
5 Duck elip coklat 6
6 Duck elip coklat (bulat) 21
7 Topi hijau muda 10
8 Baju lengan pendek 10
9 Celana 8
10 Baju hijau tua lengan 3
pendek
11 Topi kuning 4
12 Baju 1
13 Baju pink 4
14 Topi coklat 4
15 Baju 2
16 Celana 2
22

17 Topi biru 2
18 Baju 2
19 Celana 2
20 Baju hijau lumut 3
21 Topi hijau muda 4
22 Baju oblong bentuk (V) 4
23 Celana 3
24 Sprei coklat OK 9
25 Handuk pink 14
26 Waslap pink 59
27 Masker putih 16
28 Stiklaken 13
29 Sarung bantal 16
30 Sprei putih 20
31 Selimut 37
32 Bak tertutup besar 1
33 Baskom steinlest 2

Keterangan : Ka. Sie Keperawatan

B : Baik
RR : Rusak Ringan
RS : Rusak Sedang Nur Lailatul I, Amd.Kep
RB : Rusak Berat
NIK: 02.0212.4

e. Penghapusan Logistik

Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari


pertanggung jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan logistik
merupakan pengakhiran fungsi logistik dengan pertimbangan- pertimbangan dan
argumentasi- argumentasi tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, dalam kegiatan penghapusan logistik harus mempertimbangkan
alasan-alasan normative tertentu (Dwiantara & Sumarto,2005).

1. Kriteria untuk Penghapusan Logistik

a. Logistik yang akan dihapus sudah sangat tua dan rusak


Logistik tersebut perlu dihapuskan dengan beberapa alasan: apabila logistik
tersebut digunakan terus dapat membehayakan keselamatan pemakai logistik
tersebut, kualitas maupun kuantitas output yang dihasilkan sudah tidak dapat
mencapai tingkat optimal, apalagi dibandingkan biaya operasional yang relatif
tinggi.Apabila logistik ini dioperasionalkan terus, akan menimbulkan
inefektivitas dan inefisiensi organisasi.
23

b. Logistik yang sudah ketingalan zaman


Logistik yang sudah ketinggalan zaman perlu dihapuskan dengan pertimbangan,
logistik ini dipandang memerlukan dan menghabiskan biaya yang relatif tinggi,
baik yang berkaitan dengan bahan, tenaga, waktu, maupun output, baik ditinjau
dari sisi kuantitas maupun kualitas apabila dibandingkan dengan menggunakan
logistik yang relatif baru
c. Logistik berlebihan
Logistik yang berlebihan perlu dihapuskan dengan beberapa alasan:
1) suatu organisasi tidak mungkin menggunakan seluruh logistiknya dalam
waktu yang bersamaan dan yang sekiranya memang logistik tersebut tidak
perlu digunakan secara bersamaan.
2) Logistik yang sifatnya berlebihan tersebut tidak dihapuskan tentunya
membutuhkan biaya perawatan, maupun gaji untuk personel yang merawat
barang.
3) Logistik tersebut membutuhkan tempat penyimpanan, sehingga bila logistik
tersebut tidak dihapuskan akan boros tempat
4) Apabila logistik tersebut akan digunakan dimasa yang akan akan dating,
mungkin sudah merupakan logistik yang ketinggalan zaman (Out of date)

d. Logistik yang hilang


Secara administrasi, logistik yang hilang harus disingkirkan. Hal ini penting
dilakukan, selain sebagai satu bentuk pertanggungjawaban pemakai, pengambilan
keputusan dan tindakan sebagai konsekuensi atas hilangnya logistik tersebut,
juga untuk pengambilan keputusan maupun tindakan manajemen logistik
berikutnya.

2. Cara -Cara Penghapusan Logistik

a. Dijual atau dilelang


b. Dengan cara ini berarti organisasi akan memperoleh sejumlah kontraprestasi
berupa uang hasil penjualan logistik.
c. Ditukar dengan logistik lain yang dibutuhkan oleh institusi
d. Dengan cara ini organisasi akan menukarkan logistik yang dimiliki dengan
logistik yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan cara ini harus
mempertimbangkan dan mengacu pada prinsip-prinsip pengadaan logistik
dengan cara menukarkan, antara lain logistik yang ditukarkan harus benar-
benar sudah tidak dibutuhkan institusi, nilai logistik yang dipertukarkan harus
sepada dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
e. Dipindahkan
f. Penghapusan dengan cara dipindahkna adalah secara fisik logistik yang sudah
tidak dibutuhkan dimutasikan ke unit kerja lain ataupun kantor/ institusi
cabang. Dengan demikian , pemusnhan logistik ini sifatnya masih dalam
ruang lingkup organisasi internal
g. Dihibahkan
24

h. Penghapusan logistik dengan cara dihibahkan berarti organisasi memberikan


secara Cuma-Cuma kepada pihak / organisasi lain yang membutuhkan
logistik yang dihapuskan.
i. Pemanfaatan kembali
j. Penghapusan dengan cara pemanfaatan kembali berarti barang yang dihapus
kemudian diubah menjadi barang lain yang memiliki fungsi dan kegunaan
berbeda dari fungsi dan kegunaan barang semula.
k. Dimusnahkan
l. Penghapusan logistik dengan cara dimusnahkan adalah logistik benar-benar
dihilangkan, dan hal ini dilakukan apabila cara penghapusan logistik yang
lain sudah tidak mungkin untuk diimplementasikan.

f. Pelaporan inventaris di rumah sakit

Komitmen pelaporan seluruh barang masuk dan keluar di data setiap minggu
untuk mengecek ketersediaan barang yang harus di pertanggung jawabkan sesuai
dengan kebutuhan dan penunjang kelancaran kerja tiap karyawan.
25

BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan

inventarisasi logistik rumah sakit adalah merupakan kegiatan untuk memperoleh


data atas seluruh logistik yang dimiliki oleh rumah sakit, yang harus tertib
administrasi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik dalam
upaya pencapaian tujuan.

Manajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,


pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan,
pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Penyelenggaraan logistik senantiasa berkaitan dengan proses yang di
dalamnya akan melibatkan orang-orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha
secara efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk tercapainya suatu
sasaran yang ditetapkan.

B. Saran

Untuk melakukan manejemen logistic di Rumah Sakit maka Manajer logistik


juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta
melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit.
Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas..
26

Daftar Pustaka

Aditama (2002) Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi kedua, Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Bowersox Donald J (2006) Manajemen Logistik Integrasi Sistem-sistem Manajemen


Distribusi Fisik dan Manajemen Material, alih bahasa Hasyim Ali, Bumi
Aksara, Jakarta.

Kesehatan, Cetakan ke I, Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jendral


Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta.

Dwiantara Lukas dan Sumarto Hadi Rumsari (2015), Manajemen Logistik Pedoman
Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi, Grasindo, Jakarta.

Hendrato Rusdianrasih (2005). Pelaksanaan Inventaris Barang Milik/Kekayaan


Negara. Didownload dari www.uns.ac.id tanggal 15 april 2007
http://owlyevitch.blogsome.com/2015/12715/trackback.
27

Soal
1. Apakah pengertian dari Inventarisasi logistik?

Jawab:
inventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh
logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang
diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah, maupun
hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu
pengadaan, harga, tempat,dan kondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi
guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik serta
mendukung efektivitas dan efisiensi

2. Apa yang di maksu dengan pengelolaan barang iventaris rumah sakit?

Jawaban:

Pengelolaan barang inventaris rumah sakit adalah suatu tatanan yang harus
tertib administrasi yang bertujuan untuk penghematan keuangan, penghitungan
kekayaan dan mutu pengendalian rumah sakit yang meliputi: perencanaan dan
penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran,
penggunaan dan pemeliharaan serta penghapusan

3. Apa manfaat inventaris ?

Jawab:
a. Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/
departemen.
b. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas
penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/ negara.
c. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset
organisasi atau negara.
d. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi /negara yang
dikuasahi departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan,
pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen.
e. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk
menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.
28

4. Jelaskan macam-macam inventaris rumah sakit

Jawab:
adanya 2 macam jenis inventaris yaitu inventaris resmi dan inventaris tidak resmi
melalui lembaga-lembaga di dalamnya. Inventaris resmi adalah jenis invetaris yang
dijaga di bagian gudang pusat, bagian makanan, bagian farmasi dan koperasi.
Inventaris ini dikeluarkan atau didistribusikan pada unit pemakai. Inventaris yang
tidak resmi adalah barang stok yang dijaga oleh bagian laboratorium, unit
perawatan dll, yang tersedia untuk siap digunakan namun tidak diawasi dan
dikontrol oleh bagian inventaris formal manapun dan barang itu dibeli langsung
untuk digunakan oleh departemen tertentu. Seluruhnya dibelanjakan dalam
pengeluaran atau diterima.

5. Apakah sasaran inventaris?

Jawab:
Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik organisasi atau negara yang
dibeli, di dapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui
APBN/D atau diperoleh di luar APBN/D sesuai peraturan perundangan yang
berlaku

6. Apakah jenis barang yang dilakukan inventaris barang?

Jawab:
Pada dasarnya barang-barang logistik yang dilakukan inventarisasi terdiri dari 2
jenis yaitu :

a. Barang Habis Pakai / BHP : adalah barang berwujud, yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, atau umur
ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.
(bahan makanan, bahan farmasi, suku cadang dan listrik, BBM dll)

b. Barang tetap (barang-barang yang umur pakai/ teknisnya lebih dari satu
tahun meliputi : 1) Barang tidak bergerak (tanah, bangunan), 2) Barang
bergerak (Kendaraan, peralatan besar, peralatan laboratorium) dan 3)
Barang persediaan (barang yang ada di dalam gudang dan tempat
penyimpanan lainya).

7. Informasi apakah yang harus ada dalam buku indik barang inventaris?

Jawab:
Informasi yang harus ada dalam buku induk barang inventaris adalah nomor urut,
tanggal pembukuan, kode barang, nama barang, spesifikasi barang (merek, tipe
dsbnya), jumlah, nama satuan, tahun pembuatan, asal barang, tanggal penyerahan,
keadaan barang, harga dan keterangan lain.
29

8. Jelaskan apa itu penghapusan logistik?

Jawab:
Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung
jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara
lebih operasional, penghapusan logistik merupakan pengakhiran fungsi logistik
dengan pertimbangan- pertimbangan dan argumentasi- argumentasi tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, dalam kegiatan penghapusan
logistik harus mempertimbangkan alasan-alasan normative tertentu

9. Apa saja Kriteria untuk Penghapusan Logistik

Jawab:

a. Logistik yang akan dihapus sudah sangat tua dan rusak


e. Logistik yang sudah ketingalan zaman
f. Logistik berlebihan
g. Logistik yang hilang

10. Bagaimana Cara-Cara Penghapusan Logistik?

Jawab:

1. Dijual atau dilelang


Dengan cara ini berarti organisasi akan memperoleh sejumlah
kontraprestasi berupa uang hasil penjualan logistik.

2. Ditukar dengan logistik lain yang dibutuhkan oleh institusi


Dengan cara ini organisasi akan menukarkan logistik yang dimiliki
dengan logistik yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan cara ini harus
mempertimbangkan dan mengacu pada prinsip-prinsip pengadaan logistik
dengan cara menukarkan, antara lain logistik yang ditukarkan harus benar-
benar sudah tidak dibutuhkan institusi, nilai logistik yang dipertukarkan harus
sepada dan saling menguntungkan kedua belah pihak.

3. Dipindahkan
Penghapusan dengan cara dipindahkna adalah secara fisik logistik
yang sudah tidak dibutuhkan dimutasikan ke unit kerja lain ataupun kantor/
institusi cabang. Dengan demikian , pemusnhan logistik ini sifatnya masih
dalam ruang lingkup organisasi internal

4. Dihibahkan
Penghapusan logistik dengan cara dihibahkan berarti organisasi
memberikan secara Cuma-Cuma kepada pihak / organisasi lain yang
membutuhkan logistik yang dihapuskan.
30

5. Pemanfaatan kembali
Penghapusan dengan cara pemanfaatan kembali berarti barang yang
dihapus kemudian diubah menjadi barang lain yang memiliki fungsi dan
kegunaan berbeda dari fungsi dan kegunaan barang semula.

6. Dimusnahkan
Penghapusan logistik dengan cara dimusnahkan adalah logistik benar-
benar dihilangkan, dan hal ini dilakukan apabila cara penghapusan logistik
yang lain sudah tidak mungkin untuk diimplementasikan.
31

REFFERENSI

https://adhiewibowo.wordpress.com/2008/10/10/pengelolaan-inventaris-
muhammadiyah/

https://dokumen.tips/documents/contoh-daftar-inventaris-rumah-sakit.html

https://www.academia.edu/23846665/DAFTAR_INVENTARIS_PERALATAN_ME
DIS_DAN_NON_MEDIS

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/iinventarisasi-logistik.html

Anda mungkin juga menyukai