OLEH :
NAMA : RAHAYU AISHAKINA
NIM 1905002
Laporan Residensi
Nama Mahasiswa : Rahayu Aishakina
Judul : Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru Tahun 2021
Nim 1905002
Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laporan ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan tim
Penguji Residensi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKES) Hang Tuah Pekanbaru
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESIDENSI
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan residensi yang berjudul “Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani
Kota Pekanbaru Tahun 2021”.
Terwujudnya laporan Residensi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide - ide, maupun
pemikiran. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
kepada :
1. Ahmad Hanafi, SKM,. M.Kes selaku Ketua STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
2. Dr. Jasrida Yunita,. SKM,. M.Kes selaku Ketua Program Studi Magister
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
3. dr. Arnaldo Eka Putra,. Sp.PD selaku Direktur Rumah Sakit Daerah Madani
Kota Pekanbaru.
4. drg. Asra Haven,. MARS selaku Pembimbing Lapangan yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama proses penyusunan
laporan Residensi ini.
5. Doni Jepisah, SKM,. M.Kes, selaku Pembimbing Akademik yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama proses
penyusunan laporan Residensi ini.
6. Kamali Zaman, SKM, MKL, selaku penguji yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis selama proses penyusunan laporan
Residensi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama mengikuti
perkuliahan di STIKes Hangtuah Pekanbaru
8. Kedua Orang Tua dan Kakak yang selalu memberi do’a dan dukungan penuh
kepada penulis.
9. Teman – teman seperjuangan Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat
STIKes Hang Tuah Pekanbaru, serta semua pihak terkait yang turut membantu
pembuatan laporan residensi ini.
iv
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritikan dan saran dalam penyempurnaan laporan ini, sehingga
laporan ini dapat bermanfaat sebagai sumber data/ informasi bagi tempat
residensi dan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
Pekanbaru, 17 Februari 2021
Rahayu Aishakina
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.......................................
LEMBAR PERSETUJUAN........................
LEMBAR PENGESAHAN.........................
KATA PENGANTAR.................................
DAFTAR ISI................................................
DAFTAR TABEL........................................
DAFTAR GAMBAR...................................
DAFTAR LAMPIRAN................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................
B. Tujuan Residensi................................
C. Manfaat Residensi..............................
BAB II METODE KEGIATAN
A. Tahap Persiapan Residensi................
B. Tahap Pelaksanaan Residensi............
C. Tahap Akhir Residensi......................
BAB VI ALTERNATIF
PEMACAHAN MASALAH
A. Hasil Prioritas Masalah......................
B. Fish Bone Analysis............................
C. Alternatif Pemecahan Masalah
33
vi
BAB VIII PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................37
B. Saran.....................................................................................................37
KEPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ketenagaan Rumah Sakit Daerah Madani........................................23
Tabel 6.1 Penentuan Prioritas Masalah.............................................................30
Tabel 7.1 Alternatif Pemecahan Masalah.........................................................33
Tabel 8.1 Rencana Intervensi (Plan of Action).................................................34
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru.....................................................................................22
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Daerah
Madani Kota Pekanbaru......................................................................25
Gambar 5.2 Alur Proses Kegiatan....................................................................27
Gambar 7.1 Fish Bone Analysis........................................................................32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
tertinggi di dunia, jumlah yang tinggi ini pula diimbangi dengan tingginya
jumlah pekerja dimana mencapai 114,63 juta orang, sebanyak 42,38 juta orang
(36,97%) bekerja pada sektor formal dan 72,25 juta orang (63,03%) bekerja
pada sektor informal (Badan Pusat Statistik, 2014). Berdasarkan International
Labour Organization (ILO) tahun 2016 setiap 15 detik, seorang pekerja
meninggal dari kecelakaan kerja atau penyakit. Setiap 15 detik, 153 pekerja
mengalami kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Setiap hari,
6.300 orang meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan lebih dari 2,3 juta kematian pertahun.
Dengan tingginya kasus tersebut maka diperlukannya penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), K3 merupakan salah satu bidang
kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja
baik yang berada di sektor formal maupun yang berada di sektor informal
(Depkes RI, 2003). Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas,
yaitu perlindungan keselamatan, peliharaan moral kerja serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Tenaga kerja harus
memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya
yang dapat menimpa dan menggganggu dirinya serta pelaksanaan
pekerjaannya. Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia
dan menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. Kondisi perburuhan yang buruk
dan angka kecelakaan yang tinggi mendorong berbagai kalangan untuk
berupaya meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja (Fitriana dan Anik,
2017).
Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 ayat 1 menunjukan
bahwa dengan perumusan ini ruang lingkup bagi berlakunya undang-undang
ini jelas ditentukan oleh 3 unsur yaitu tempat dimana dilakukan pekerjaan
bagi suatu usaha, adanya tenaga kerja yang bekerja disana, adanya bahaya di
1
2
tempat kerja itu. Tempat kerja atau usaha-usaha yang dimaksud sekolah
kejuruan, usaha rekreasi dan dirumah sakit, dimana dipergunakan instalasi-
instalasi listrik dan mekanik yang berbahaya (Pemerintah RI, 1970).
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak dibidang
pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai beragam persoalan tenaga kerja
yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja bahkan
kecelakaan akibat kerja sesuai jenis pekerjaannya sehingga berkewajiban
menerapkan upaya pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit. Upaya ini dijalankan agar terhidar dari adanya risiko kecelakaan kerja
(Astono, 2010). Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terjadi
secara kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya,
sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan
tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak
berulang kembali (Suma’mur, 2013).
Petugas laboratorium sebagai pekerja salah satu unit pada rumah sakit
dengan bahaya potensial yang cukup tinggi juga mempunyai kemungkinan
untuk mengalami resiko bahaya tersebut. Kegiatan laboratorium mempunyai
resiko yang berasal dari berbagai macam jenis bahaya seperti bahaya fisik,
bahaya bahan kimia, bahaya biologis, bahaya ergonomi dan bahaya
psikososial. Kelengkapan laboratorium juga menentukan kesehatan dan
keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan teknologi di laboratorium, maka
resiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin meningkat.
Guna mengatasi resiko dari bahaya tersebut, sepatutnya upaya
pengendalian bahaya harus senantiasa dilakukan oleh pengelola tempat kerja
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 pasal
165: “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi
tenaga kerja”.
Rumah Sakit Madani merupakan Rumah Sakit kelas C milik
pemerintah Daerah Kota Pekanbaru yang telah diresmikan pada tanggal 26
Januari 2018 oleh Bapak Walikota Pekanbaru. Rumah sakit ini telah memiliki
izin operasional yang diterbitkan pada tanggal 28 Desember 2017 dengan
nomor surat izin 4/05.12/DPMPTSP/XII/2017.
Adapun jenis layanan yang diberikan Rumah Sakit Daerah Madani
Kota Pekanbaru antara lain : ruang konsultasi poliklinik dari berbagai
spesialis, Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang siap siaga 24 jam, serta
penunjang medis lainnya seperti pelayanan kefarmasian, laboratorium,
radiologi, fisioterapi, gizi dan pelayanan kesehatan lainnya (Profil RSD
Madani Kota Pekanbaru Tahun 2019).
Intalasi penunjang medis seperti unit Laboratorium merupakan salah
satu bidang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru. Pelayanan laboratorium merupakan pelayanan yang perlu
memperhatikan secara khusus mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja
karena mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja yang tinggi. Dalam
bekerja petugas menggunakan cairan tubuh manusia, bahan kimia dan
berbagai alat teknologi laboratorium yang menggunakan arus listrik.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di unit Laboratorium ditemukan
belum adanya sosialisasi K3 dari pihak K3RS, belum adanya prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium, sumber daya manusia
terbatas, dan masih belum lengkap tersedia fasilitas sarana dan prasarana K3.
Maka dari itu, berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mengidentifikasi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di unit
Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru.
B. Tujuan Residensi
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan residensi ini adalah :
1) Mampu mengidentifikasi masalah, membuat prioritas masalah
berdasarkan data dan infomasi yang diperoleh.
2) Mampu membuat alternatif pemecahan masalah serta membuat
rencana intervensi (Planning of action) tehadap penerapan K3 di
Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru.
C. Manfaat Residensi
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan teori yang diperoleh selama menjalani perkuliahan
b. Mendapatkan pengalaman nyata dengan terlibat langsung dilapangan.
c. Mendapatkan gambaran masalah yang bisa diangkat menjadi topik
penulisan tesis.
d. Mendapatkan kesempatan menunjukkan kemampuan pribadi sebagai
seorang manajer yang handal.
2. Bagi Rumah Sakit Daerah Madani
a. Dapat memanfaatkan kemampuan mahasiswa untuk kepentingan
institusi di tempat residensi.
b. Dapat referensi untuk mendapatkan calon manajer yang handal.
c. Mendapatkan informasi tentang Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKes Hang Tuah Pekanbaru, sehingga terbuka peluang kerjasama
lebih lanjut dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Bagi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah
Pekanbaru
a. Dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi pemberian materi
kuliah dan pembekalan kepada mahasiswa, sehingga mempunyai
informasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi yang lengkap
ditempat residensi dilaksanakan.
c. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah.
d. Bahan kajian dan studi kasus yang dapat disajikan kepada angkatan
selanjutnya.
BAB II
METODE KEGIATAN
5
6
7
8
DIREKTUR
KASI ETIKA DAN MUTU PELAYANAN MEDIS KASI ETIKA DAN MUTU KEPERAWATAN
KASI REKAM MEDIS
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru
2. Ketenagaan di RSD Madani Kota Pekanbaru
Ketenagaan di RSD Madani terdiri dari PNS, tenaga Harian lepas
dan tenaga relawan berjumlah 401 orang yang terdiri dari :
Tabel 2.1
Ketenagaan Rumah Sakit Daerah Madani
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH
ASN THL
1. Dokter spesialis 29 Orang
5 Bidan 20 orang
12 Fisioterapi 3 orang
14 Sanitarian 1 orang
17 Manajemen 30 orang
24 Tenaga IT 5 orang
179 orang 222 orang
H. Pembiayaan
Anggaran pada Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru
bersumber dari APBD kota Pekanbaru dan APBN. Anggaran APBD kota
Pekanbaru melalui Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, anggaran APBN
diperoleh melalui bantuan dana DAK yang diperuntukkan untuk pengadaan
alat Kesehatan. Segala kebijakan mengenai anggran RSD Madani masih
tergantung pada kebijakan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Hal ini
membuat keterbatasan ruang gerak RSD Madani untuk melaksanakan
operasional Rumah sakit. Untuk tahun 2021 RSD Madani mendapatkan dana
sebesar 29 M, denga rincian 11 M dari dana DAK Kementerian Kesehatan
dan 18 M dana APBD Kota Pekanbaru pada akhir tahun 2020 kemarin RSD
Madani baru menjadi BLUD , namun untuk pelaksanaan keuangan perlu
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota pekanbaru.
BAB IV
ANALISIS SITUASI UNIT KERJA
A. Fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan
a. Belum adanya Visi dan Misi di unit instalasi Laboratorium. Masih
mengacu kepada Visi dan Misi Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru.
b. Standar Operasional
SOP setiap unit laboratorium seperti laboratorium hematologi, kimia
klinik dan biologi molekuler sudah ada sebagian tetapi belum kesemua
unit laboratorium. Sedangkan untuk SOP K3 dilaboratorium masih
belum ada.
c. Standar Kinerja
Standar Kinerja Instalasi laboratorium mengacu kepada Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP).
2. Fungsi Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
Direktur
Kepala Ruangan
Administrasi
25
26
Instalasi Laboratorium
Gambar 5.2
Alur Proses Kegiatan
BAB V
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Pada residensi di Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru, teknik
analisa masalah dan analisa situasi yang digunakan adalah menggunakan
teknik pengumpulan data sekunder (data dari laboratorium), observasi
langsung, dokumentasi yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang
melakukan residensi dan wawancara langsung dengan Karu Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen yang telah
dilakukan penulis menemukan masalah yang terjadi di Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru yaitu :
1. Belum adanya sosialisasi dan pelatihan mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium.
“Untuk sosialisasi K3 dilaboratorium belum pernah ada dilakukan dari
pihak K3 Rumah sakit, kalaupun pelatihan yang pernah diikuti oleh
tenaga kerja laboratorium ya pelatihan dasar laboratorium, kalau untuk
pelatihan K3 nya belum pernah dapat”. ((Informan 1)
“Selama ini yaa belum pernah diadakan sosialisasi K3 maupun pelatihan
K3 dilaboratorium, karena memang K3 RS sendiri belum pernah turun
kesini.” (Informan 2)
“Belum pernah diadakan sosialisasi ataupun pelatihan K3 dari pihak K3
rumah sakit untuk tenaga kesehatan dilaboratorium”. (Informan 3)
2. Belum adanya SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi
Laboratorium di Instalasi Laboratorium.
“Kalau untuk SOP laboratorium sebagian sudah ada, tapi untuk SOP K3
nya sendiri memang belum ada”. (Informan 1)
“Untuk khusus SOP K3 laboratorium belum ada”. (Informan 2)
“SOP K3 laboratorium setahu saya belum ada, tapi SOP untuk
laboratorium sudah ada sebagian yang dibuat”. (Informan 3)
28
29
B. Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah yang telah ditemukan berdasarkan hasil
wawancara dengan informan, maka penentuan prioritas masalah dilakukan
menggunakan metode USG ( Urgency, Serriousness, Growth). Metode ini
menggunakan skor untuk menentukan prioritas masalah.
1. Urgency (Tingkat keseriusan masalah)
Dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan, artinya masalah akan semakin gawat jika tidak segera
ditanggulangi.
2. Serriousness (Tingkat keseriusan masalah)
Dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
Apabila masalah tidak diselesaikan dengan cepat akan berakibat serius
pada masalah lainnya.
3. Growth (Tingkat perkembangan masalah)
Apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
untuk dicegah, artinya apabila masalah tersebut tidak segera diatasi
pertumbuhannya akan berjalan terus.
Sedangkan keterangan pemberian skor sebagai berikut :
1. Nilai 1 = Sangat Kecil
2. Nilai 2 = Kecil
3. Nilai 3 = Sedang
4. Nilai 4 = Besar
5. Nilai 5 = Sangat Besar
Nilai akhir / skor dirumuskan dengan P = U + S + G
Rangking prioritas diurutkan berdasarkan skor tertinggi.
Tabel 6.1
Penentuan Prioritas Masalah
31
32
MAN METHODE
Belum adanya
sosialisasi dan pelatihan mengenai K3 diinstalasi laboratorium
Terbatasnya dana
Belum
Fasilitas sarana dan prasarana K3 belum memiliki buku pedomantentang penanganan masalah K3
lengkap
MONEY
MATERIAL
Gambar 7.1
Fish Bone Analysis
33
Tabel 7.1
Alternatif Pemecahan Masalah
No Komponen Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Man 1. SDM masih kurang 1. Memberikan usulan kepada
2. Petugas belum mendapat pihak manajemen RSD
praktek kerja K3 di tempat Madani Kota Pekanbaru
lain untuk menambah tenaga
kesehatan dilaboratorium dan
ahli K3 untuk mengisi jabatan
yang ada ditiap unit instansi.
2. Membuat usulan kepada
pihak manajemen RSD
Madani Kota Pekanbaru agar
petugas diberikan kesempatan
untuk melaksanakan praktek
kerja ditempat lain
2 Money 1. Terbatasnya dana 1. Membuat dan mengusulkan
tambahan anggaran untuk
pelaksanaan sosialisasi dan
pelatihan K3
2. Membuat dan mengusulkan
tambahan anggaran untuk
melengkapi fasilitas sarana
dan prasarana K3
diLaboratorium
3 Methode 1. Belum adanya kebijakan 1. Mengusulkan untuk membuat
sosialisasi dan pelatihan K3 kebijakan agar diadakan
bagi karyawan dilaboratorium. sosialisasi K3 dan
2. Belum ada SOP K3 diinstalasi mengadakan pelatihan K3
laboratorium 2. Mengusulkan untuk membuat
SOP K3 dilaboratorium
4 Material 1. Fasilitas sarana dan prasarana 1. Mengusulkan untuk
K3 belum lengkap menambah dan melengkapi
2. Belum memiliki buku fasilitas sarana dan prasarana
pedoman tentang penganan K3 di Instalasi Laboratorium.
masalah K3 2. Mengusulkan untuk membuat
panduan buku pedoman
tentang penaganan masalah
K3 kepada pegawai.
BAB VII
RENCANA INTERVENSI ( Plan Of Action )
A. Plan Of Action
Setelah mendapat prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah. Tindakan yang dilakukan penulis untuk membantu
pemecahan masalah yang ada yaitu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.1
Rencana Intervensi (Plan of Action)
No Indikator Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Penanggung Jawab Hasil Yang Diharapkan
1 Man 1. Menambah 1. Untuk memenuhi - Direktur RSD 1 tahun - Dana - Ketua K3 RSD 1. Bertambahnya tenaga
tenaga standar tenaga Madani Kota APBD Madani Kota kesehatan dan ahli K3 di RSD
kesehatan dan kesehatan dan Pekanbaru - Dana Pekanbaru Madani Kota Pekanbaru untuk
ahli K3 di Ahli K3 dan - Ketua K3 APBN mengisi masing-masing
Instalasi peraturan dalam RSD Madani unit/instalasi.
Laboratorium K3 untuk Kota 2. Diadakannya praktek kerja K3
2. Petugas memiliki staf yang Pekanbaru pada petugas diharapkan
mendapatkan berlisensi ahli K3 - Kabid dapat menambah keterampilan
praktek kerja untuk setiap Pelayanan dan menambah wawasan agar
K3 di tempat instalasi Medis RSD hasil praktek yang didapatkan
lain 2. Agar petugas Madani Kota saat magang bisa diterapkan
mendapatkan Pekanbaru ditempat kerja, agar
gambaran yang penerapan K3 terlaksana
jelas mengenai dengan baik.
penerapan K3
yang baik
34
35
2 Money 1. Membuat 1. Untuk memenuhi - Direktur RSD 1 tahun - Dana - Ketua K3 RSD 1. Adanya alokasi dana untuk
usulan dana dana anggaran dan Madani Kota APBD Madani Kota mengadakan sosialisasi dan
anggaran teralokasikan Pekanbaru - Dana Pekanbaru pelatihan K3 di Instalasi
untuk untuk - Ketua K3 APBN - Kabid Pelayanan Laboratorium RSD Madani
mengadakan mengadakan RSD Madani Medis RSD Madani Kota Pekanbaru
sosialisasi dan sosialisasi dan Kota Kota Pekanbaru 2. Fasilitas sarana dan prasarana
pelatihan K3 pelatihan K3 di Pekanbaru K3, termasuk peralatan
di Instalasi RSD Madani Kota - Kabid pengendalian, alat evakuasi,
Laboratorium Pekanbaru Pelayanan rambu-rambu K3, peralatan
2. Membuat 2. Untuk memenuhi Medis RSD pelindung diri tersedia dan
usulan dana dana anggaran Madani Kota berfungsi baik dan memadai.
anggaran untuk melengkapi Pekanbaru
untuk fasilitas sarana
melengkapi dan prasarana K3
falitas sarana di Instalasi
dan prasaran Laboratorium
K3 di Instalasi
Laboratorium
3. Membuat
usulan dana
anggaran
untuk
mengadakan
praktek kerja
K3 di Instalasi
Laboratorium
3 Methode 1. Membuat 1. Dengan adanya - Direktur RSD 1 tahun - Dana - Ketua K3 RSD 1. Dengan diadakannya sosialisasi
usulan kebijakan Madani Kota APBD Madani Kota dan pelatihan K3 dapat
kebijakan agar diharapkan setiap Pekanbaru - Dana Pekanbaru meningkatkan pengetahuan,
diadakan petugas kesehatan - Ketua K3 RSD APBN - Kabid Pelayanan keterampilan dan sikap setiap
sosialisasi dan dilaboratorium Madani Kota Medis RSD Madani pegawai berkaitan dengan K3
pelatihan K3 mendapatkan Pekanbaru Kota Pekanbaru agar memiliki kompetensi
2. Membuat sosialisasi dan - Kabid sesuai penugasannya, sehingga
usulan Standar pelatihan K3 Pelayanan dapat dicapai penerapan K3
Operasional 2. Dengan adanya Medis RSD yang baik, disiplin dan terarah
K3 diInstalasi SOP K3 Madani Kota untuk mewujudkan zero
Laboratorium diInstalasi Pekanbaru accident.
Laboratorium, 2. Untuk menciptakan lingkungan
diharapkan kerja yang nyaman, efisien dan
petugas kesehatan aman untuk mendorong
laboratorium produktivitas pegawai.
dapat memahami 3. Agar dapat menerapkan SOP
dan mempelajari K3 di Instalasi Laboratorium
mengenai K3
laboratorium
sehingga dapat
mengurangi PAK
dan KAK
4 Material 1. Membuat 1. Agar ada pedoman - Direktur RSD 1 tahun - Dana - Ketua K3 RSD 1. Adanya buku pedoman tentang
usulan buku untuk penerapan Madani Kota APBD Madani Kota masalah K3 diInstalasi
pedoman K3 diInstalasi Pekanbaru - Dana Pekanbaru Laboratorium
tentang Laboratorium - KetuaK3 RSD - Kabid Pelayanan 2. Fasilitas sarana dan prasarana
APBN
penanganan untuk mencegah Madani Kota Medis RSD Madani K3 lengkap/tersedia
masalah K3 di terjadinya PAK Pekanbaru Kota Pekanbaru
Instalasi dan KAK - Kabid
Laboratorium 2. Agar keselamatan Pelayanan
2. Membuat petugas kesehatan Medis RSD
usulan untuk laboratorium saat Madani Kota
melengkapi bekerja Pekanbaru
fasilitas sarana terlindungi
dan prasarana
K3 di Instalasi
Laboratorium
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru
didapatkan beberapa masalah antara lain :
1. Belum adanya sosialisasi dan pelatihan mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium.
2. Belum adanya anggaran dana untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium.
3. Belum adanya Standar Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Instalasi Laboratorium.
4. Fasilitas sarana dan prasarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja belum
memadai di Instalasi Laboratorium.
5. Masih kurangnya tenaga kesehatan dilaboratorium dan tenaga ahli K3 di
Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru.
B. Saran
Melihat dari kesimpulan yang didapatkan, maka saran yang dapat
diberikan yaitu :
1. Membuat usulan kebijakan untuk mengadakan sosialisasi dan pelatihan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium.
2. Membuat usulan anggaran dana untuk mengadakan sosialisasi dan
pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium.
3. Membuat usulan Standar Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diInstalasi Laboratorium.
4. Membuat usulan untuk melengkapi fasilitas sarana dan prasarana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi Laboratorium.
5. Membuat usulan untuk menambah tenaga kesehatan baik tenaga kesehatan
dilaboratorium maupun ahli K3.
37
KEPUSTAKAAN
Profil Rumah Sakit Daerah Madani.2019. Profil Rumah Sakit Daerah Madani
Kota Pekanbaru. Riau
38
LAMPIRAN
DIREKTUR
KASI ETIKA DAN MUTU PELAYANAN MEDIS KASI ETIKA DAN MUTU KEPERAWATAN
KASI REKAM MEDIS
Lampiran Pedoman Wawancara
IDENTITAS RESPONDEN
No. responden :
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Unit Kerja :
MATRIKS WAWANCARA
Informan I
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah laboratorium sudah Sudah ada sebagian yang memiliki
memiliki surat izin ? izin laboratorium seperti laboratorium
untuk hematologi dan kimia klinik,
sedangkan untuk biologi molekuler
masih sedang kami urus izinnya.
2 Apakah petugas laboratorium Ya sudah pernah, kami sudah
sudah pernah melakukan MCU ? melakukan pemeriksaan kesehatan
awal disaat kepada petugas baru dan
kesehatan berkala 1 kali dalam
setahun.
3 Apakah diInstalasi laboratorium Untuk sosialisasi K3 dilaboratorium
sudah pernah dilakukan sosialisasi belum pernah ada dilakukan dari
mengenai Keselamatan dan pihak K3 Rumah sakit.
Kesehatan Kerja ?
4 Apakah petugas dilaboratorium Untuk pelatihan yang pernah diikuti
sudah pernah mendapatkan oleh tenaga kerja laboratorium ya
pelatihan mengenai Keselamatan pelatihan dasar laboratorium, kalau
untuk pelatihan K3 nya belum pernah
dan Kesehatan Kerja ?
dapat.
5 Apakah di Instalasi Laboratorium Kalau untuk SOP laboratorium
memiliki SOP Keselamatan dan sebagian sudah ada, tapi untuk SOP
Kesehatan Kerja ? K3 nya sendiri memang belum ada
6 Bagaimana dengan fasilitas sarana Untuk sarana dan prasarana K3 sudah
dan prasarana Keselamatan dan ada tapi memang belum memadai.
Kesehatan Kerja di Instalasi
Laboratorium ?
7 Apakah sudah ada prosedur Iya, kami sendiri belum memiliki
tindakan darurat dilaboratorium ? prosedur-prosedur tindakan darurat
jika terjadi kebakaran dan dalam
penangan Limbah B3.
8 Apakah tenaga kesehatan di Untuk tenaga kesehatan
Instalasi laboratorium sudah dilaboratorium kita memang masih
cukup ? banyak kurang
MATRIKS WAWANCARA
Informan II
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah laboratorium sudah Sudah tinggal surat izin untuk biologi
memiliki surat izin ? molekuler yang sedang di urus surat
izinnya.
2 Apakah petugas laboratorium Iya sudah pernah, kami mendapatkan
sudah pernah melakukan MCU ? pemeriksaan kesehatan awal dan
kesehatan berkala.
3 Apakah diInstalasi laboratorium Selama ini yaa, kami belum pernah
sudah pernah dilakukan sosialisasi mendapatkan sosialisasi K3 untuk
mengenai Keselamatan dan dilabor.
Kesehatan Kerja ?
4 Apakah petugas dilaboratorium Kalau untuk pelatihan K3
sudah pernah mendapatkan dilaboratorium belum ada, karena
pelatihan mengenai Keselamatan memang K3 RS sendiri belum pernah
dan Kesehatan Kerja ? jika sudah turun kesini.
pelatihan seperti apa saja yang
pernah petugas dapatkan
5 Apakah di Instalasi Laboratorium Untuk khusus SOP K3 laboratorium
memiliki SOP Keselamatan dan belum ada
Kesehatan Kerja ?
6 Bagaimana dengan fasilitas sarana Sarana dan prasarana K3
dan prasarana Keselamatan dan dilaboratorium sebagian sudah ada,
Kesehatan Kerja di Instalasi tapi ada sebagian tidak berfungsi
Laboratorium ? dengan optimal
Serah Terima mahasiswa/i residensi oleh pihak kampus kepada pihak RSD
Madani Kota Pekanbaru
Pengenalan Kabid Pelayanan Medis Sekaligus Pembimbing Lapangan, yaitu drg. Asra
Haven, MARS
Pengenalan dengan Direktur RSD Madani Kota Pekanbaru dr. Arnaldo Eka Putra, SpPD
Pengenalan Profil RSD Madani Kota Pekanbaru oleh dr. Eva Selaku Kasi Pengendalian
Wawancara bersama Kabid Sarana dan Prasarana RSD Madani Kota Pekanbaru
Wawancara Bagian Pelayanan Medis bersama drg. Asra Haven, MARS Mengenai
Penerapan K3 di RSD Madani Kota Pekanbaru