Anda di halaman 1dari 10

STUDI KELAYAKAN BISNIS

PENGEMBANGAN BISNIS RS

PENGADAAN MRI DI RS X JAKARTA

A. LATAR BELAKANG

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah sebuah teknik pencitraan medis yang

menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detil dari

organ dan struktur dalam tubuh manusia. MRI menggunakan prinsip resonansi magnetik

nuklir, di mana partikel-partikel atom dalam tubuh manusia diarahkan oleh medan

magnet eksternal dan kemudian dihantarkan gelombang radio. Respon ini kemudian

dikumpulkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dianalisis oleh dokter.

MRI merupakan alat diagnostik modern yang digunakan untuk memeriksa dan

mendeteksi tubuh manusia tanpa menggunakan sinar X atau bahan radioaktif. MRI

menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang frekuensi radio untuk

menciptakan gambaran yang jelas. MRI sangat aman untuk digunakan pada berbagai

kelompok usia, termasuk balita, meskipun tidak disarankan bagi wanita yang sedang

hamil. Alat ini sangat sensitif dalam menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh dan

lebih baik daripada pemeriksaan menggunakan sinar X atau CT scan. Organ yang dapat

difoto menggunakan MRI antara lain otak, sumsum tulang belakang, dan sistem saraf.

Selain itu, MRI juga berguna dalam melihat jaringan lunak dalam sistem muskuloskeletal

seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, serta cedera pada sendi lutut dan bahu. Selain

itu, MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga

dada, payudara, serta organ-organ dalam perut.

Pelayanan MRI (Magnetic Resonance Imaging) di rumah sakit didasarkan pada

kebutuhan akan teknologi pencitraan medis yang lebih canggih dan akurat. MRI adalah
salah satu alat diagnostik paling efektif dalam mendeteksi berbagai penyakit dan

gangguan dalam tubuh manusia. MRI dapat menghasilkan gambaran tiga dimensi yang

detail dari organ, jaringan, dan struktur tubuh, sehingga membantu dokter dalam

mendiagnosis dan memahami penyakit dengan lebih baik. Dengan adanya pelayanan

MRI, rumah sakit dapat menyediakan alat yang diperlukan untuk mendiagnosis penyakit

dengan akurasi tinggi. MRI juga sangat berguna dalam perencanaan perawatan pasien.

Misalnya, dalam bidang onkologi, MRI dapat membantu dalam menentukan ukuran dan

lokasi tumor, sehingga memungkinkan dokter untuk merencanakan perawatan yang

tepat, seperti radioterapi atau operasi. Pelayanan MRI memungkinkan rumah sakit untuk

menyediakan informasi penting yang diperlukan dalam merencanakan perawatan yang

optimal untuk pasien.

Pelayanan MRI juga penting dalam pemantauan pasien. MRI dapat digunakan

untuk memantau perkembangan penyakit, mengevaluasi efek dari pengobatan, dan

mendeteksi perubahan patologis dalam tubuh pasien. Ini membantu dokter dalam

memantau respons terhadap pengobatan dan memperbarui rencana perawatan secara

tepat waktu.

MRI memiliki keunggulan diagnostik dibandingkan dengan teknik pencitraan

medis lainnya dalam beberapa kasus. Misalnya, MRI lebih baik dalam mendeteksi

masalah pada otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan lunak seperti ligamen dan

tendon. Dengan adanya pelayanan MRI, rumah sakit dapat memberikan akses kepada

pasien untuk mendapatkan keuntungan dari teknologi ini dan meningkatkan akurasi

diagnosis. Teknologi MRI terus berkembang dengan peningkatan resolusi gambar,

pengurangan waktu pemindaian, dan pengembangan metode pencitraan yang lebih

canggih. Pelayanan MRI di rumah sakit memungkinkan penggunaan teknologi terbaru

dalam praktek medis dan memperoleh manfaat dari kemajuan ini.


Semua faktor ini, antara lain, menjadi latar belakang penting bagi rumah sakit

untuk menyediakan pelayanan MRI. Dengan adanya fasilitas MRI, rumah sakit dapat

meningkatkan kemampuan diagnostik dan perawatan pasien, serta memberikan

perawatan yang lebih holistik dan tepat sasaran.

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

dan kualitatif tanpa menggunakan hipotesis. Pendekatan kuantitatif diperoleh dari biaya-

biaya yang berhubungan dengan semua biaya operasional investasi pengadaan pelayanan

MRI di RS X Jakarta selama kurun waktu 10 tahun mendatang.

B. PEMBAHASAN

Umur ekonomis satu mesin atau alat MRI adalah 10 tahun. Metode yang

digunakan untuk melakukan estimasi pendapatan pengadaan alat MRI yaitu

menggunakan metode least square dengan trend bulanan dan diestimasi selama 10 tahun.

Pendapatan pasien MRI dihitung berdasarkan estimasi claim BPJS yakni sebesar

5.200.000. Hal ini dikarenakan mayoritas pasien akan menggunakan BPJS ketika

melakukan MRI. Adapun untuk estimasi pendapatan pelayanan MRI 10 tahun

mendatang yakni sebagai berikut:

Tabel 1. Estimasi pendapatan unit MRI

Estimasi Pendapatan Pendapatan


2024 (target 2500) Rp 13.000.000.000,00
2025 (target 3900) Rp 20.280.000.000,00
2026 (target 4000) Rp 20.800.000.000,00
2027 (target 5600) Rp 29.120.000.000,00
2028 (target 6200) Rp 32.240.000.000,00
2029 (target 7200) Rp 37.440.000.000,00
2030 (target 8000) Rp 41.600.000.000,00
2031 (target 9800) Rp 50.960.000.000,00
2032 (target 10200) Rp 53.040.000.000,00
2033 (target 10500) Rp 54.600.000.000,00
Biaya unit hemodialisis untuk satu tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Biaya unit MRI

NO Keterangan Biaya
I Consumable Inti  
  1. Media Kontras Rp 266.000,00
  2. Sarung tangan dan pakaian steril Rp 815.000,00
  3. Cairan pendingin Rp 112.000,00
  4. Tabung dan pipa kabel Rp 440.000,00
  5. Bahan pembersih dan disinfektan Rp 665.000,00
  Jumlah Rp 2.298.000,00
  PPn 10% 229.800
    Rp 2.527.800,00
II Consumable Tambahan  
  1. Coil atau alat penerima sinyal Rp 46.046,00
  2. Media penyimpanan dan rekaman Rp 31.878,00
  3. Bahan pelindung dan penutup Rp 6.600,00
  5. Media Cetak Rp 6.000,00
  6. Infus set Rp 39.900,00
  7. Keperluan mesin :  
  - Bayclin Rp 5.850,00
  - Asam sitrat Rp 4.020,00
  - Garam Non Yodium Rp 1.800,00
  Jumlah Rp 142.094,00
Cairan (larutan yang digunakan untuk
III Rp300.000
tindakan
  Jumlah Rp300.000
IV Barang Non Medis  
  1. Listrik Rp 15.000,00
  2. Air (MX Eco Dinamyc Recovery up to 90%) Rp 5.750,00
  3. Binatu Rp 8.912,00
  4. Pemeliharaan Rp 4.456,00
  Jumlah Rp 34.118,00
V Gaji pokok Tenaga Medis (dr dan perawat) Rp 700.000,00
VI Administrasi Rp 175.000,00
  Jumlah Total Rp 3.879.012,00

Selanjutnya untuk rekapitulasi estimasi biaya unit MRI selama 10 tahun

mendatang adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Estimasi biaya unit MRI


Estimasi Pendapatan Estimasi biaya yang dikeluarkan
2024 (target 2500) Rp 9.697.530.000,00
2025 (target 3900) Rp 15.128.146.800,00
2026 (target 4000) Rp 15.516.048.000,00
2027 (target 5600) Rp 21.722.467.200,00
2028 (target 6200) Rp 24.049.874.400,00
2029 (target 7200) Rp 27.928.886.400,00
2030 (target 8000) Rp 31.032.096.000,00
2031 (target 9800) Rp 38.014.317.600,00
2032 (target 10200) Rp 39.565.922.400,00
2033 (target 10500) Rp 40.729.626.000,00

1. Payback Periode

Tabel 4. Payback Periode

No Total Total
Sisa Investasi Pajak 10% Laba Bersih
pendapatan pengeluaran
1 13.000.000.000 9.697.530.000 3.302.470.000 Rp330.247.000 2.972.223.000
2 20.280.000.000 15.128.146.800 5.151.853.200 Rp515.185.320 4.636.667.880
3 20.800.000.000 15.516.048.000 5.283.952.000 Rp528.395.200 4.755.556.800
4 29.120.000.000 21.722.467.200 7.397.532.800 Rp739.753.280 6.657.779.520
5 32.240.000.000 24.049.874.400 8.190.125.600 Rp819.012.560 7.371.113.040
6 37.440.000.000 27.928.886.400 9.511.113.600 Rp951.111.360 8.560.002.240
7 41.600.000.000 31.032.096.000 10.567.904.000 Rp1.056.790.400 9.511.113.600
8 50.960.000.000 38.014.317.600 12.945.682.400 Rp1.294.568.240 11.651.114.160
9 53.040.000.000 39.565.922.400 13.474.077.600 Rp1.347.407.760 12.126.669.840
10 54.600.000.000 40.729.626.000 13.870.374.000 Rp1.387.037.400 12.483.336.600
Tota
l 353.080.000.000 263.384.914.800 89.695.085.200 8.969.508.520 80.725.576.680

Berdasarkan tabel pendapatan bersih tahunan di atas dapat kita hitung payback

periode sebagai berikut:

Total investasi : 36.036.611.000

Pendapatan bersih tahun ke-1 : 2.972.223.000–

: 33.064.388.000

Pendapatan bersih tahun ke-2 : 4.636.667.880 –

: 28.427.720.120
Pendapatan bersih tahun ke-3 : 4.755.556.800 –

: 23.672.163.320

Pendapatan bersih tahun ke-4 : 6.657.779.520 –

: 17.014.383.800

Pendapatan bersih tahun ke-5 : 7.371.113.040 –

: 9.643.270.760

Pendapatan bersih tahun ke-6 : 8.560.002.240 –

: 1.083.268.520

Di karenakan pendapatan bersih untuk tahun ke 7 melampaui sisa investasi dari tahun

ke 6 maka dapat kita hitung sebagai berikut:

1.083.268 .520
Payback period = x 12 x 30 hari
9.511.113 .600

= 41 hari

Jadi, berdasarkan perhitungan payback periodenya dapat di simpulkan bahwa modal

akan kembali dalam jangka waktu 6 tahun 41 hari karena payback periodenya lebih

cepat dari nilai ekonomisnya maka pengadaan pelayanan MRI layak dan dapat

dikembangkan.

2. ARR (Average Rate of Return)

Metode ini digunakan untuk mengukur berapa tingkat keuntungan ratarata yang

diperoleh dari suatu investasi.

Total EAT
Rata-rata EAT =
Umur Ekonomis

80.725.576 .680
=
10

= 8.072.557.668

biaya
Rata-rata biaya =
Umur Ekonomis
36 .036 . 611 .000
=
10

= 3.603.661.100

Rata−rata EAT
ARR = x 100%
Rata−rata investasi

8 .072 . 557 . 668


= x 100%
3.6 03.661 .1 00

= 224 %

Berdasarkan data di atas, hasil ARR nya > dari tingkat keuntungan yang diisyaratkan

yaitu sebesar 100%, maka pengadaan peralatan ini diterima.

3. NPV (Net Present Value)

Tabel 5. Net Present Value

Tahu Laba Bersih DF 10% Biaya yang NPV


n dikeluarkan
0 (36.036.611.000) 1 (36.036.611.000)
1 2.972.223.000 0,909 Rp2.701.750.707
2 4.636.667.880 0,826 Rp3.829.887.669
3 4.755.556.800 0,751 Rp3.571.423.157
4 6.657.779.520 0,683 Rp4.547.263.412
5 7.371.113.040 0,621 Rp4.577.461.198
6 8.560.002.240 0,564 Rp4.827.841.263
7 9.511.113.600 0,513 Rp4.879.201.277
8 11.651.114.160 0,467 Rp5.441.070.313
9 12.126.669.840 0,424 Rp5.141.708.012
10 12.483.336.600 0,385 Rp4.806.084.591
Rp 44.323.691.599

NPV = Rp 44.323.691.599– 36.036.611.000

= Rp 8.287.080.599

Berdasarkan perhitungan di atas, NPV nya bernilai positif dan nilainya > 0, maka

rencana pengembangan investasi yang akan dilakukan layak untuk dilakukan.


4. IRR (Internale Rate of Return)

Metode ini digunakan untuk mengukur berapa tingkat pengembalian intern yang

diperoleh dari suatu investasi.

Tabel 6. Internale Rate of Return

Tahun Aliran Kas Bunga PV Kas Bersih Bunga PV Kas Bersih


Bersih DF DF
11% 12%
1 2.972.223.000 0,9009 Rp 2.701.750.707 0,8929 Rp2.653.897.917
2 4.636.667.880 0,8116 Rp 3.829.887.669 0,7972 Rp3.696.351.634
3 4.755.556.800 0,7312 Rp 3.571.423.157 0,7118 Rp3.385.005.330
4 6.657.779.520 0,6587 Rp 4.547.263.412 0,6355 Rp4.231.018.885
5 7.371.113.040 0,5935 Rp 4.577.461.198 0,5674 Rp4.182.369.539
6 8.560.002.240 0,5346 Rp 4.827.841.263 0,5066 Rp4.336.497.135
7 9.511.113.600 0,4817 Rp 4.879.201.277 0,4523 Rp4.301.876.681
8 11.651.114.16
Rp 5.441.070.313
0 0,4339 0,4039 Rp4.705.885.009
9 12.126.669.84
Rp 5.141.708.012
0 0,3909 0,3606 Rp4.372.877.144
10 12.483.336.60
Rp 4.806.084.591
0 0,3522 0,3220 Rp4.019.634.385
Rp 44.323.691.599 Rp39.885.413.660

NPV 1 = C1 = Total PV 1 – Total Investment

= Rp 44.323.691.599 – 36.036.611.000

= Rp 8.287.080.599

NPV 2 = C2 = Total PV 2 – Total Investment

= Rp39.885.413.660 – 36.036.611.000

= Rp3.848.802.660

P1 = 11% = 0,11

P2 = 12% = 0,12

P 2−P 1
IRR = P 1−C 1 x
C 2−C 1
0,12−0,11
=0,11−8.287 .080.599 x
3.848 .802.660−8.287 .080 .599

0,01
=0,11−8.287 .080.599 x
−4.438.277 .939

= 0,11 + 0,0187

= 0,1287 x 100%

= 12,87%

Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 12,87% lebih besar dari bunga deposito

sebesar 11% maka IRR diterima.

5. PI (Profitabilitas Indeks)

PI = Total PV Bersih : Total Inventaris

= Rp 44.323.691.599 : 36.036.611.000

= 1,230

Berdasarkan penelusuran Profitabilitas Indeks hasilnya adalah 1,230. Berarti

pengadaan peralatan MRI di RS X layak dilakukan dan dikembangkan, karena syarat

PI di terima adalah > 1.

C. KESIMPULAN

Rencana Pengembangan investasi pengadaan peralatan MRI di RS X di kaji dengan

5 metode kelayakan investasi dengan hasil sebagai berikut :

1. Metode payback period menjukkan bahwa waktu yang di perlukan untuk menutup

biaya sebesar Rp. 36.036.611.000 adalah 6 tahun 41 hari.

2. Metode ARR (Average Rate Of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan

rata-rata yang di peroleh sebesar 224 %

3. Metode NPV (Net Present value) di dapat nilai yang positif sebesar Rp

8.287.080.599.

4. Metode IRR (Internal Rate of Return) di peroleh tingkat bunga sebesar 12,87 %.
5. Metode PI (Profitabilitas Indeks) menunjukkan hasil yang di peroleh sebesar 1,230.

Berdasarkan hasil penilaian dengan 5 metode penilaian kelayakan investasi

memberikan hasil yang positif bagi perkembangan investasi pengadaan peralatan MRI di

RS X Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai