MANAJEMEN STRATEGIK
Di RS X Jakarta Barat
Disusun Oleh :
ADI MARGARETHA ARIANA 20160309021
0
Sejarah RS. X
Sejak pertama kali berdiri hingga sekarang sudah banyak perubahan yang dialami
baik sarana fisik maupun kemajuan dari sisi medis, RS. X bermula dari Klinik 24 jam dan
Apotek X yang berdiri pada tahun 1986, ditahun 1995 menjadi klinik Praktek Berkelompok
dokter spesialis ( PBDS ) di bawah yayasan X dimana dalam perkembangannya di tahun 2007
menjadi RS X.
Secara geografis dari analisa situasi lokasi RS X terletak di jalan Apel, Jakarta Barat
sangat strategis karena dilalui kendaraan umum dan berjarak + 500m dari pintu keluar jalan
Tol kebon jeruk dan + 200 m dari jalan panjang. Lokasi yang cukup stategis karena mudah
dijangkau dan ada dipusat kota Jakarta Barat, sangat memungkinan bagi RS X menjadi salah
satu rumah sakit rujukan di daerah Jakarta Barat.
Secara demografi dan sosio ekonomi penduduk di sekitar kelurahan Duri Kepa,
Kebon Jeruk tingkat ekonominya golongan ekonomi menengah dan menengah kebawah,
yang sesuai dengan visi & misi RS X.
Luas tanah RS X saat ini 1.115 m2. RS X di bawah naungan badan hukum PT Sehat
Bersama dengan Akte No: 14 tanggal 28 September 2006 yang disahkan berdasarkan SK
Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: W7-09XXX HT.01.01/TH
2007. dengan NPWP: 02.614.422.0-XXX.XXX.
Dimana salah satu pendirinya adalah dokter yang sudah lama berkecimpung dalam program
keluarga berencana sebagai pejabat di BKKBN. Hal tersebut menguntungkan dalam
pengelolaan RS X karena salah satu tujuannnya adalah mendukung program pemerintah
dalam menggalakan kembali program Keluarga Berencana.
RS X berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta No: XXX/2.5/31/-1.77/2015 mempunyai ijin RSIA tipe C.
Pada Januari 2017, RS X mendapat ijin perupahan ijin RSIA tipe C menjadi RSU tipe
C dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dengan surat keputusan
No: XXX/1.2/24/-1.21/2017. RS X sudah terakreditasi KARS sejak September 2016.
1
I. FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
A. Geografi
Jakarta Barat
2
Kecamatan Tambora yakni 30,23 km². Semua kelurahan di Kota Jakarta Barat berada
di wilayah bukan pesisir dan 35 kelurahan diantaranya berada di bantaran sungai.
Kecamatan Kebun Jeruk merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Administrasi
Jakarta Barat, terdiri atau 7 kelurahan, 70 RW (Rukun Warga) dan 713 RT (Rukun
Tetangga)
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun
2007, luas wilayah Kecamatan Kebun Jeruk adalah 5,40 km2 dengan luas masing-masing
kelurahan sebagai berikut :
a. Kel. Sukabumi Selatan 1,57 Km²
b. Kel. Sukabumi Utara 1,57 Km².
c. Kel. Kelapa Dua 1,50 Km²
d. Kel. Kebon Jeruk 3,69 Km²
e. Kel. Duri Kepa 3,87 Km²
f. Kel. Kedoya Selatan 2,28 Km²
g. Kel Kedoya Utara 3,15 Km²
3
Tabel 1 Letak Geografis di Kecamatan Kebun Jeruk, 2017
No.. Letak Geografis Penjelasan
(1) (2) (3)
1. Letak Kecamatan Kebun Jeruk *) 106 22’42’’ BT - 106 o 58’18’’ BT
o
5 o19’12’’ LS - 6 o23’54’’ LS
2. Luas Wilayah 17,98 Km²
3. Letak Diatas Permukaan Laut 7 meter DPL
4. Jumlah Kelurahan 7 Kelurahan
5. Batas Wilayah
5.1. Utara Kel. Wijaya Kusuma, Kec. Grogol
Petamburan, Jakarta Barat.
5.2. Timur Kel. Kemanggisan, Kec. Palmerah, Jakarta Barat
5.3. Selatan Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan Kec.
Ciledug, Banten.
5.4. Barat Kec. Kembangan, Jakarta Barat.
Keterangan *): Letak Kecamatan Kebun Jeruk diasumsikan identik dengan Wilayah Kota Administrasi
Jakarta Barat
B. Demografi
Tabel 2 Luas Wilayah, Jumlah RT, RW, KK, Penduduk dan Kepadatan Penduduk
menurut Kelurahan di Kecamatan Kebun Jeruk, 2016
4
Tabel 3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan Kelurahan
di Kecamatan Kebun Jeruk, 2016
C. Sosial Ekonomi
5
Tabel 4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta Barat
6
D. Industri
7
a) Pemasok
Pemasok untuk RS X. terdiri dari :
1) Pemasok makanan
Pasokan kebutuhan bahan makanan pasien, baik pasien umum, asuransi
dilakukan oleh staff internal RS X, bagian purchasing non medis ke pasar
2) Pemasok obat-obatan dan alat kesehatan
Kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan serta alat kesehatan habis pakai
untuk pasien beberapa Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh RS.
b) Pelanggan
Jumlah pasien rawat inap RS X secara umum meningkat pada tahun 2017
sebesar 4,65 % dibandingkan dengan tahun 2016
Tabel 6
Jumlah dan Persentase Pasien Umum Rawat Inap di RS X
Berdasarkan Tempat Tinggal Tahun 2016 – 2017
2016 2017
WILAYAH
Jml % Jml %
Sukabumi Utara 22 29.45 249 26.34
Sukabumi Selatan 6 7.63 77 8.14
Kelapa Dua 22 29.98 257 27.19
Kebon Jeruk 48 6.42 103 10.89
Kedoya Selatan 62 8.29 73 7.72
Kedoya Utara 136 18.2 186 19.5
JUMLAH 747 100.0 945 100.0
Sumber : Hasil pengolahan register rawat inap RS X tahun 2016-2017
8
E. Kesehatan
9
Jumlah Penduduk Lahir dan Mati menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan di
Kecamatan Kebun Jeruk, 2016
10
Indikator Pelayanan Rumah Sakit Jakarta Barat tahun 2016
No Rumah Sakit Zone Total TT BOR LOS GDR NDR
1 RS Grha Kedoya 0-5 Km 235 53.5 3.0 - -
2 RS Siloam Kebon Jeruk 0-5 Km 342 - - - -
3 RS X 0-5 Km 25 7 1.1 - -
4 RS Medika Permata 1-10 107 60.8 3.3 - -
Hijau Km
5 RS Royal Taruma 1-10 169 73 2.9 24.4 4.13
Km
6 RS Sumber Waras 1-10 260 84.5 7.2 - -
Km
Jumlah Total TT
E. Pemerintahan
Landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 5, tahun 1992 tentang penataan ruang.
2. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3495)
3. Undang-Undang No. 23, tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
4. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang No. 29, tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
6. Peraturan Pemerintah No. 20, tahun 1990 tentang pencemaran air.
7. Peraturan Pemerintah No. 32, tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang upaya
pelayanan kesehatan swasta di bidang medik.
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan dan
pengawasan kualitas air bersih.
11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit.
12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001 tentang Rencana Strategis Jawa Barat
13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/Kes/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Visi Misi
dan Strategi pembangunan kesehatan nasional.
11
II. FAKTOR- FAKTOR INTERNAL
1. Budaya Organisasi
RS X sebagai Rumah Sakit di lingkungan kecamatan Kebon Jeruk, dalam
melaksanakan kegiatannya tidak terlepas dari kaidah-kaidah yang berlaku di lingkungan
kecamatan Kebon Jeruk. Secara operasional Rumah Sakit ini berada dibawah pembinaan
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.
. Dalam perjalanannya, Rumah Sakit ini mengalami pergantian pimpinan sesuai
aturan dan kebutuhan institusi, dimana trun over pimpinan rumah sakit maupun para
dokter umum cukup tinggi,. Masa jabatan Kepala RS X dalam kurun waktu sembilan
tahun terakhir (2016 –2017) telah dipimpin oleh empat orang Kepala RS yang bertugas
antara 6 – 12 bulan. Dengan demikian kurang lebih setiap 6 bulan terjadi pergantian
pimpinan RS.
Dari segi disiplin kepegawaian, tingkat absensi pegawai RS X pada tahun 2016
hanya kurang lebih 5,07 %.
VISI :
Menjadi rumah sakit tipe C pilihan utama di wilayah Duri Kepa dan sekitarnya
MISI :
• Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan berkualitas untuk seluruh lapisan
masyarakat
• Mewujudkan pelayanan kesehatan terjangkau
• Menyediakan sarana dan prasarana RS yang berkualitas untuk masyarakat
• Menyelenggarakan pengembangan jaringan RS yang berkualitas, memiliki SDM
yang bermutu, untuk seluruh lapisan masyarakat.
MOTO :
” TERPERCAYA DAN TERJANGKAU”
3. Sasaran
“RS X adalah Rumah Sakit publik yang membidik pasar menengah ke bawah”
12
4. Struktur Organisasi
5. Jumlah SDM
13
6. Jumlah Dokter
Rata II II
VIP I III ISOLASI JML
Rata Dewasa Anak HCU
TT 1 3 7 5 7 1 1 25
8. Produk Pelayanan
IGD
Rawat Jalan
Rawat Inap
HCU
Kamar Bersalin
Kamar Operasi
Laboratorium
Instalasi Farmasi
Radiologi
Gizi
14
Data – Data Di RS X
Jumlah Dan Presentase Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Pembayaran
Tahun 2017
Jumlah Tindakan Medis Pasien Umum Kamar Operasi di RS X. Tahun 2016 2017
2016 2017
Januari 2 3
Februari 1 4
Maret 1 6
April 3 7
Mei 3 5
Juni 2 5
Juli 0 6
Agustus 1 5
September 4 5
Oktober 3 6
November 3
Desember 5
Cakupan Kunjungan Farmasi IGD dan Rawat Jalan di RS X. Tahun 2016 2017
2016 2017
Januari 120.7% 81.3%
Februari 115.5% 80.1%
Maret 115.8% 83.4%
April 88.2% 86.6%
Mei 68.5% 80.5%
Juni 78.2% 74.2%
Juli 81.1% 73.6%
Agustus 72.6% 87.7%
September 74.0% 88.3%
Oktober 74.4% 85.3%
November 77.3% 87.6%
Desember 73.0% 0.0%
16
Jumlah Penggunaan Penunjang Medis Laboratorium di RS X. Tahun 2016 2017
2016 2017
Januari 98 114
Februari 78 136
Maret 186 336
April 234 336
Mei 124 152
Juni 105 143
Juli 112 137
Agustus 233 184
September 146 196
Oktober 123 210
November 238 245
Desember 266
17
III. ANALISA SWOT
1. Pengelompokan Faktor-faktor Peluang & Ancaman
Berdasarkan faktor-faktor eksternal makro & mikro yang terkait dengan
kegiatan palayanan di RS X, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta dari
hasil wawancara mendalam dengan pihak Manajemen (Kepala dan Wakil Kepala
Rumah Sakit) serta pajabat fungsional yang terkait dengan kegiatan di masing-masing
unit yang dinilai, dapat diidentifikasi faktor-faktor peluang (Opportunities), dan
faktor-faktor ancaman (Threats) sebagai berikut :
a. PELUANG (Opportunities)
a.1. Lokasi RS X yang strategis dan mudah diakses
a.2. Peningkatan jumlah Penduduk di kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat,
lebih banyak laki-laki daripada wanita
a.3. Pendapatan perkapita Penduduk di Jakarta Barat tahun 2016, Jakarta Barat
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015.
a.4. Pertumbuhan ekonomi di Jakarta Barat tahun 2016, Jakarta Barat yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2015.
a.5. Jumlah keluhan kesehatan di Jakarta Barat tahun 2016, Jakarta Barat yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015.
a.6. Jumlah kelahiran di Jakarta Barat tahun 2016, Jakarta Barat yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2015.
b. ANCAMAN (Threats)
b.1. Adanya beberapa RS baik swasta maupun pemerintah, sebagai pesaing
disekitar RS. X
b.2. Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
rumah sakit
b.3. Daya beli masyarakat yang menurun akibat dari peningkatan inflasi.
b.4. Lebih banyak persalinan ditolong oleh bidan daripada oleh dokter
kandungan di Jakarta Barat
b.5. Promosi-promosi yang gencar dari RS dan klinik pesaing
b.6. Pasokan kebutuhan makanan untuk RS X masih belum mempunyai MOU
dengan pihak ketiga
18
2. Pengelompokan Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan faktor-faktor internal yang ada, serta dari hasil wawancara
mendalam dengan pejabat terkait, dapat diidentifaksikan faktor-faktor kekuatan
(Strenght) dan kelemahan (Weakness) RS M sebagai berikut :
a. KEKUATAN (Strenght)
a.1 Peralatan medis dan penunjang medis yang cukup lengkap
a.2 Banyaknya dibuat paket-paket kesehatan untuk menarik pasien
a.3 Sudah terakreditasi KARS sejak September 2016
a.4 Jumlah tenaga dokter spesialis yg cukup lengkap
a.5 Sudah memakai SIRS (HIS) untuk operasional
b. KELEMAHAN (Weakness)
b.1 Budaya organisasi yang belum baik (Turn over tinggi pimpinan RS)
b.2 Kualitas SDM (terutama perawat) masih rendah
b.3 Bangunan fisik RS X yang tidak menarik
b.4 Area parkir untuk pasien kurang luas karena keterbatasan lahan RS X
b.5 Jumlah SDM yang masih kurang
b.6 Pemasaran ke dalam belum dilaksanakan secara optimal
19
MATRIKS TOWS
20
MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL (IFE)/IFAS
1. Kekuatan ( Strength )
Jumlah 1,24
Total 2,91
Analisis Internal
(Skor total Kekuatan – Skor Total Kelemahan) : 2 = ( 1,67 – 1,24 ) : 2 = 0,215
21
MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EFE)/EFAS
Jumlah 1,33
2. Ancaman ( Threats )
22
Jumlah 1,03
Total 2,36
Berdasarkan hasil analisa SWOT, maka diperoleh hasil :
Opportunity : 1,33
Streghth : 1,67
Threaths : 1,03
Weakness : 1,24
Analisis Eksternal
(Skor total Peluang – Skor Total Ancaman) : 2 = (1.33 – 1.03) : 2 = 0.15
23
Tabel penentuan skala prioritas kelemahan RS X
PENETAPAN STRATEGI
a. PRIORITAS STRATEGI
Untuk menetapkan prioritas dari kedua straegi terpilih tersebut, dilakukan perhitungan
kuantitaf dengan QSPM, yaitu dengan cara menetukan nilai keterkaitan (Atractiveness
Score / AS ) dari faktor eksternal dan internal dengan strategi terpilh yaitu Penetrasi
pasar dan Pengembangan produk.
24
Cara memilih prioritas strategi
b. PENYESUAIAN STRATEGI
SO
1. Bekerjasama dengan BPJS + - +
2. Bekerjasama dengan
klinik-klinik dan bidan-
bidan sekitar RS X untuk
+ - +
merujuk ke RS X
3. Peningkatan program
pemasaran terutama
berhubungan dengan + - -
paket maternity
26
ST
1. Bekerjasama dengan RS-
RS sekitar untuk
pelayanan yang RS X
tidak bisa melakukan (alat
+ - -
medis yg tidak di tersedia)
2. Memberikan “Health
Talk” dan Edukasi tentang
masalah kesehatan
- - -
(Contoh: KLB Difteri).
3. Analisa tarif pelayanan dan
memperbanyak kerjasama
dengan perusahaan-
- - +
perusahaan dan Asuransi.
WO
1. Peningkatan jumlah dan
kualitas SDM (terutama
+ + -
perawat)
2. Standarisasi setiap job
desk yang jelas untuk
seluruh karyawan di RS X
terutama bagian
+ - -
manajemen
3. Pengembangan jenis
+ + +
pelayanan
WT
1. Mengoptimalkan Sistem
yang lebih terintegrasi
untuk kontrol pasien di RS
dari mulai pendaftaran –
+ + +
hingga pulang.
2. “Online Appointment”
terutama untuk rawat
jalan, sehingga dapat
mengurangi waktu tunggu
pasien (Customer Care
+ + +
Improvement)
3. Investasi peralatan medis
yang lebih canggih (yang
+ + +
diperlukan).
Dari 12 strategi yang dipilih dalam Matriks TOWS, diperoleh hasil 14 strategi pada
diversifikasi terkait, dan 10 strategi pada pengembangan produk dan 10 pada strategi
penetrasi pasar.
27
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN