Anda di halaman 1dari 24

INFOBPJS

KESEHATAN

FINGER PRINT
Berikan Kepastian Pelayanan Peserta

MEDIA BPJS KESEHATAN EDISI 78


Ceo Note

Implementasi Finger Print, Kepastian Layanan Terjamin


Seperti diketahui, kini kita telah memasuki era revolusi dalam pelaksanaan program pemerintah dalam rangka
industri 4.0 yang telah memberikan perubahan mendasar percepatan kepemilikan Nomor Induk Kependudukan
pada seluruh lini proses bisnis di setiap organisasi. Revolusi (NIK), KTP elektronik (e-KTP) dan identitas tunggal
industri 4.0 yang terjadi diawali dengan perubahan masyarakat.
teknologi yang telah berkembang dan menciptakan
sistem digitalisasi serta otomasi. Lahirnya era ini ditandai Implementasi ini tentu menimbulkan pro dan kontra serta
dengan kemunculan berbagai teknologi seperti artifivial akan terdapat kendala yang akan dihadapi di lapangan.
intelligence, internet of things (IoT), big data analysis, Kami menyadari bahwa tidak ada sistem yang sempurna
robotics, augmented reality, cloud computing, black chain di dunia ini. Kendala dan permasalahan tentu akan
dan sebagainya. terjadi dalam proses implementasi. Namun begitu, kami
terbuka terhadap setiap masukan yang diberikan untuk
Kemajuan teknologi digital dan otomasi dalam setiap memperbaiki sistem yang kami implementasikan tersebut.
sistem di organisasi tentu juga mulai kami aplikasikan
dalam proses bisnis di organisasi. Sebagai single payer Mengakhiri CEO Message ini, rasa terima kasih tentu kami
institution yang mengemban amanat penyelenggaraan ucapkan kepada seluruh rumah sakit yang telah bersinergi
Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia untuk mewujudkan implementasi finger print ini. Kami
Sehat (JKN-KIS) dengan jumlah peserta 222.044.088 berharap dengan adanya digitalisasi dan otomasi sistem
per 6 September 2019, proses otomasi dan digitalisasi pelayanan melalui finger print ini, maka proses layanan
dalam sistem di organisasi ini menjadi hal yang mutlak kepada peserta yang sebelumnya manual dapat terotomasi
dilakukan. Bukan sekedar mengikuti tren yang ada, setiap secara digital karena kami memiliki keyakinan bahwa the
upaya dan inovasi yang kami lakukan untuk mengotomasi more digital, the more professional. Semakin terotomasinya
berbagai sistem, terutama sistem yang berhubungan dengan proses secara digital, maka diharapkan kami mampu
pelayanan kepada peserta bertujuan untuk mewujudkan memberikan kepastian layanan dan pelayanan yang prima
salah satu misi BPJS Kesehatan Tahun 2016-2021 yaitu serta profesional kepada seluruh peserta.
memberikan layanan yang terbaik kepada peserta dan
masyarakat. Direktur Utama
Fachmi Idris
Salah satu pemanfaatan teknologi digital untuk
memberikan layanan terbaik kepada peserta, kami terapkan
dalam wujud teknologi biometric melalui teknologi finger
print atau rekam sidik jari. Pemberlakuan rekam sidik
jari ini pertama kali diimplementasikan pada tahun 2017,
khusus untuk layanan hemodialisis. Ke depannya, kami
menargetkan penerapan finger print dapat dilakukan secara
bertahap yaitu pelayanan poli rawat jalan untuk mata,
rehabilitasi, jantung. Kemudian akan dilanjutkan ke rawat
inap dan poli rawat jalan secara keseluruhan.
Penerapan rekam sidik jari ini tentu bukan tanpa alasan,
bahkan memberikan manfaat, baik bagi peserta maupun
fasilitas kesehatan. Penerapan sistem biometric ini
dilaksanakan untuk memberikan kepastian layanan bagi
peserta sesuai haknya. Bagi rumah sakit, penerapan finger
print memberikan jaminan kualitas klaim layanan kepada
BPJS Kesehatan serta mencegah potensi pemberian layanan
kesehatan kepada peserta yang tidak berhak. Implementasi
sidik jari ini bahkan dapat membantu negara terutama
SALAM REDAKSI
Makin Mudah, Validasi Peserta di RS Gunakan Finger Print
Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan

Untuk mempermudah serta memastikan keabsahan peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) dalam memperoleh pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit, diterapkan validasi dengan rekaman
sidik jari (finger print). Penerapan penggunaan finger print dilakukan dalam rangka simplifikasi administrasi. Tidak perlu
banyak fotokopi dokumen atau penggunaan kertas, sekarang dengan hanya menekan sidik jari pada alat pemindai,
peserta dapat mengakses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Implementasi ini juga akan memberikan manfaat bagi rumah sakit dalam kecepatan pemberian layanan bagi peserta
karena meminimalkan jenis inputan pada penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP), sehingga menggurangi antrian
serta memberikan kepastian klaim yang akan dibayarkan karena terhindar dari penggunaan kartu oleh peserta yang
tidak berhak.

Dalam Media Info BPJS Kesehatan kali ini akan dibahas lebih lanjut terkait implementasi finger print di fasilitas
kesehatan. Diharapkan implementasi ini, mendapat dukungan oleh semua pihak termasuk fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan juga mempunyai kewajiban meneliti kebenaran identitas peserta dan penggunaannya.

Seiring dengan penerbitan Media Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan
tanggapan atas terbitnya media ini. Diharapkan melalui penerbitan media ini informasi yang berkualias, baik, akurat
dapat terus kami sajikan dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS
Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

DAFTAR ISI
KILAS & PERISTIWA
PROGRAM SCF KINI HADIR DI BANK SULSELBAR 5
FOKUS
finger print berikan kepastian pelayanan untuk peserta
6
BENEFIT
rehabilitasi medik dijamin sesuai indikasi medis 12
PELANGGAN
mobile jkn punya fitur antrian online 14
TESTIMONI
terapi mandiri bantu percepat proses pemulihan
16
INSPIRASI
Mengawal Akses Perempuan Terhadap Layanan Kesehatan 18
di Era JKN-KIS

PERSEPSI
katanya jkn gratis, tapi kok bayar lagi ? 19
BINCANG
finger print cegah potensi SEHAT & GAYA HIDUP
fraud dan kepastian layanan 10 yuk terapi mandiri dirumah
20

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :


Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Kisworowati PENASIHAT
Nasihin Masha PEMIMPIN REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR
Elsa Novelia, Widianti Utami, Sri Wahyuningsih, Deded Chandra S, Upik Handayani, Angela Dian, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah
Ismawardani, Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, Alhafiz DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Erry Endri,
Muhammad Arsyad, Imam Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto
KILAS & PERISTIWA
PROGRAM SCF KINI HADIR DI BANK SULSELBAR
Makassar - Agar likuiditas rumah sakit berjalan lancar,
sejumlah perbankan baik nasional maupun swasta siap
memberikan manfaat pembiayaan tagihan pelayanan
kesehatan melalui SCF (Supply Chain Financing). Salah
satu Bank BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat atau Bank Sulselbar
kini juga telah siap memberikan fasilitas SCF tersebut.

Menurut A. Muhammad Rahmat selaku Direktur Bank


Sulselbar bahwa kerjasama yang dilakukan antara BPJS
Kesehatan dengan Bank Sulselbar terkait program SCF
merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Sulselbar
terkait Sustainabilitas Program JKN.

"Ini sekaligus menjadi komitmen Bank Sulselbar dalam


mendukung program pemerintah. Kontribusi kami untuk
ikut memastikan kualitas pelayanan kesehatan tetap akan melakukan pencairan sesuai dengan tagihan dan
terjaga, di samping melalui SCF ini akan membiayai akan memberikan bunga yang kompetitif.
tagihan rumah sakit dulu, sehingga likuiditas rumah sakit
tetap stabil,” ungkap Rahmat. Skema pembiayaan ini sudah dijalankan di sejumlah
rumah sakit, di antaranya RS Islam Faisal dan RS di
Rahmat juga menambahkan bahwa skema penyaluran Kabupaten Bantaeng. Ke depannya tak hanya rumah
yang diterapkan yaitu ketika ada tagihan dari rumah sakit, sakit, tapi juga akan memberikan biaya talangan serupa
dan dinyatakan terverifikasi oleh BPJS Kesehatan, bank untuk klinik yang bermitra dengan BPJS Kesehatan.

BPJS KESEHATAN BAHAS MODEL DAN SISTEM PEMBIAYAAN FASKES DI IHEA


CONGRESS
Basel, Swiss – Sesuai dengan perundangan BPJS
Kesehatan diberi kewenangan untuk mengembangkan
model pembiayaan dan sistem pembayaran kepada
fasilitas kesehatan. Implementasinya dituangkan dalam
kontrak kerjasama dengan fasilitas kesehatan dengan
harapan fasilitas kesehatan akan memberikan pelayanan
yang lebih efektif, efisien namun mutu kualitas layanan
kesehatan tetap terjaga. Hal tersebut diungkapkan
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris,
memberikan paparan dalam acara International Health
Economics Assosiation (IHEA) Congress, di Basel Swiss,
Selasa (16/07).

“Salah satu tantangan dalam penyelengaraan Program


Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) saat ini adalah bagaimana menyelaraskan
antara anggaran (biaya) yang terbatas dengan tingginya
angka pemberian pelayanan kesehatan. Pengembangan
model dan sistem pembiayaan menjadi salah satu
alternatif mengatasi tantangan tersebut. Saat ini metode
pembiayaan yang digunakan dengan kapitasi dan INA
CBG’s dikembangkan ke model pembiayaan yang lebih
efektif. BPJS Kesehatan diharapkan dapat lebih agile dan
memiliki posisi tawar sebagai active strategic purchaser
(belanja strategis),” ujar Fachmi.

Saat ini, tengah dilakukan improvement model dan


sistem pembiayaan diantaranya Kapitasi Berbasis
Komitmen Pelayanan (KBKP), hospital-value base, dan
global budget. dan institusi dunia, seperti Profesor Peter Bermann,
pemerhati ekonomi kesehatan dari Harvard University
Dalam kongres tersebut, hadir sejumlah pakar dan dan dari Indonesia seperti Profesor Budi Hidayat,
pemerhati pembiayaan kesehatan dari universitas Profesor Hasbullah Tabrany, Dr Pratiwi Soewondo.

EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 5


FOKUS

Finger Print
Berikan Kepastian
Pelayanan Untuk Peserta

M
eningkatkan kepuasan peserta Jaminan melakukan pendaftaran di rumah sakit, kini peserta BPJS
Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat Kesehatan dapat menggunakan e-KTP yang divalidasi
(JKN-KIS) adalah salah satu visi utama BPJS dengan finger print.
Kesehatan. Untuk mencapai itu, berbagai
inovasi dan terobosan terus menerus dilakukan agar Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris,
semakin memudahkan pasien dalam mendapatkan mengungkapkan, inovasi ini dibuat agar masyarakat
pelayanan. Salah satu terobosan yang sudah dan terus semakin mudah melakukan pendaftaran maupun
dikembangkan adalah finger print atau rekam sidik jari memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
khusus untuk layanan di rumah sakit. Pemberlakuan Keberadaan finger print tidak lepas dari kerja sama yang
sidik jari didasarkan pada amanah Undang-Undang telah dibangun dengan Kementerian Dalam Negeri.
(UU) tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Selain untuk menghindari penyalahgunaan kartu, tujuan
Nasional yang memberi kesempatan BPJS Kesehatan layanan finger print juga diharapkan dapat membantu
mengembangkan sistem pelayanan kesehatan. program pemerintah dalam percepatan kepemilikan
Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan KTP elektronik
Rekam sidik jari berguna mempermudah peserta dalam (e-KTP). Ke depan diharapkan adanya identitas tunggal
proses pendaftaran pelayanan di Fasilitas Kesehatan untuk setiap kepentingan nasional, termasuk JKN-KIS.
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) atau rumah sakit. Untuk

6 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


FOKUS
Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan sakit yang siap alat rekam sidik jari. Tetapi di akhir 2019
Rujukan BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief, nanti BPJS Kesehatan menargetkan semua rumah sakit
menambahkan, penerapan rekam sidik jari membawa sudah harus menggunakan rekam sidik jari.
banyak manfaat baik itu untuk peserta, rumah sakit
maupun BPJS Kesehatan. Bagi peserta, rekam sidik Kini, finger print tak hanya dikhususkan untuk layanan
jari lebih memberikan kepastian jaminan pelayanan hemodialisis tetapi juga dikembangkan untuk beberapa
kesehatan sesuai haknya. Selain itu mencegah potensi pelayanan rawat jalan di poli jantung, poli mata dan poli
pemalsuan data peserta. Temuan auditor baik eksternal rehabilitasi medik. Selanjutnya akan diberlakukan pada
maupun internal menemukan adanya pemanfaatan pelayanan rawat inap di rumah sakit.
layanan kesehatan oleh peserta yang tidak eligible atau
tidak berhak memperoleh manfaat. Awal diberlakukan 2017, finger print hanya dilaksanakan
oleh 753 rumah sakit khusus layanan hemodialisis.
Tak hanya itu. Penerapan sidik jari juga memudahkan Jumlah ini terus berkembang, dan hingga saat tercatat
peserta dalam mendapatkan pelayanan. Ini sejalan sudah 77 persen dari total rumah sakit yang bekerja
dengan visi BPJS Kesehatan ke depan untuk sama dengan BPJS Kesehatan telah memiliki alat
memberikan kemudahan kepada peserta dapat berobat finger print. BPJS Kesehatan menargetkan semua jenis
meskipun tanpa membawa kartu JKN-KIS. Peserta yang pelayanan dan semua fasilitas kesehatan sudah bisa
lupa membawa kartu JKN-KIS atau kartu tersebut hilang, memberlakukan finger print pada akhir tahun 2019.
tidak perlu khawatir. Peserta cukup datang di rumah
sakit lalu lakukan pendaftaran di mesin finger print yang “Pemberlakukan finger print akan dilaksanakan secara
disiapkan di tiap poli lalu selanjutnya mendapat layanan. bertahap sesuai lingkup pelayanan setelah pelaksanaan
pada unit hemodialisis, lalu dilanjutkan ke layanan poli
Bagi rumah sakit, penerapan sidik jari menjamin kualitas rawat jalan untuk mata, rehabilitasi, jantung. Kemudian
data klaim layanan ke BPJS Kesehatan. Rekam sidik lanjut lagi ke rawat inap lanjut, dan poli rawat jalan
jari mampu mencegah potensi pemberian layanan keseluruhan,” kata Budi.
kesehatan kepada orang yang tidak berhak dan
mencegah penggunaan layanan rumah sakit yang tidak Dalam praktiknya di lapangan, masih ada beberapa rumah
sesuai manfaat yang dijamin dalam program JKN-KIS. sakit yang mengeluhkan pemberlakukan finger print.
Sedangkan untuk BPJS Kesehatan sendiri, penerapan Kebijakan ini dianggap memberatkan karena rumah sakit
sidik jari mencegah penjaminan layanan kesehatan pada harus mengeluarkan biaya untuk pengadaan mesin finger
peserta yang tidak berhak. Ini bagian dari upaya BPJS print. Keluhan lainnya bahwa finger print menambah
Kesehatan untuk mencegah tindakan kecurangan, dan antrian panjang pasien. Karena untuk perekaman sidik
tindak lanjut dari audit program JKN-KIS. jari satu pasien membutuhkan waktu sekitar 5 menit.
Sementara pasien yang berobat banyak.
Menurut Budi, peserta yang eligible adalah peserta yang
ada dalam data base kepesertaan BPJS Kesehatan dan Terkait itu, Budi menjelaskan, penyediaan perangkat
status kepesertaannya aktif serta berhak mendapatkan keras (hardware) mesin finger print dilakukan oleh
pelayanan. Peserta yang datang berobat akan direkam fasilitas kesehatan. Ini sesuai dengan isi perjanjian
data biometrik-nya atau proses enrollment, sehingga kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan FKRTL pada
pada kedatangan berikutnya ketika peserta tersebut pasal 4 ayat (2) huruf l. Pasal ini menyebutkan BPJS
dipindai sidik jarinya maka data kepesertaan akan Kesehatan mempunyai kewajiban menyediakan aplikasi
mengenalinya sesuai dengan data kepesertaan yang yang akan dipergunakan oleh FKRTL untuk kepentingan
bersangkutan. proses pendaftaran pelayanan Peserta di FKRTL.
Lalu pada pasal 4 ayat (4) huruf c disebutkan FKRTL
“Bila yang datang berobat adalah orang yang berbeda mempunyai kewajiban untuk menyediakan perangkat
dengan enrollment, maka rekam sidik jari tidak akan keras (hardware) dan jaringan komunikasi data dengan
mengenali yang bersangkutan, sehingga dinyatakan spesifikasi yang sudah ditentukan.
tidak berhak untuk mendapat pelayanan,” ujar Budi.
Pada awalnya memang diperlukan waktu untuk proses
Keuntungan lain dari rekam sidik jari adalah terciptanya perekaman sidik jari pasien yang diambil beberapa jari
simplifikasi administrasi, mengurangi fotokopi atau untuk direkam. Namun setelah terekam maka pasien
penggunaan kertas. Sejak 2017, BPJS Kesehatan mulai hanya perlu waktu singkat menempelkan jarinya sebagai
melakukan uji coba finger print khusus untuk layanan bukti validasi egibilitas peserta.
hemodialisis atau cuci darah di seluruh rumah sakit
yang mempunyai fasilitas hemodialisis. Ini didasarkan Tidak Lagi Ditolak
adanya temuan pemanfaatan JKN-KIS oleh orang yang
tidak berhak. Rekam sidik jari didahulukan untuk layanan Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar,
hemodialisis karena merupakan pelayanan katastropik mengatakan, penggunaan sidik jari untuk layanan di
yang bersifat terus menerus sehingga memerlukan rumah sakit punya semangat dan tujuan yang baik.
mekanisme dalam memastikan bahwa layanan yang Ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau
diberikan dilakukan pada peserta yang berhak. pemalsuan kartu peserta, dan juga memudahkan
pasien saat tidak membawa kartu atau lupa nomor
Lalu pada Mei 2019, BPJS Kesehatan telah mewajibkan kepesertaannya. Pasien tidak lagi ditolak mendapat
seluruh rumah sakit yang jumlahnya kini telah mencapai pelayanan di rumah sakit lantaran lupa membawa kartu
2.453 per 1 Agustus untuk memberlakukan finger print. peserta.
Untuk saat ini rekam sidik jari didahulukan untuk rumah

EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 7


FOKUS
Akan tetapi, dengan kondisi antrian panjang dalam antrian dalam proses pendaftaran sampai menunggu
proses pendaftaran di sejumlah rumah sakit, maka pemeriksaan oleh dokter juga harus diperbaiki,” ujar
penggunaan sidik jari menyulitkan pasien dengan kondisi Timboel.
tertentu, misalnya sedang menderita sakit berat, lanjut
usia dan anak. Meski dalam kondisi sakit mereka harus Sejumlah rumah sakit baik milik pemerintah maupun
ikut dalam proses pendaftaran untuk perekaman sidik swasta menyambut baik dan mendukung kebijakan
jari. Pasien tidak bisa diwakili oleh keluarga atau wali, finger print. RS EMC Tangerang misalnya merasa sangat
karena penggunaan sidik jari harus dari pemilik kartu terbantu sejak melaksanakan finger print sekitar bulan
JKN-KIS tersebut. Juni 2019 lalu.

“Dalam konteks finger print kebijakan ini sangat bagus, Saat ditemui Media Info BPJS Kesehatan dalam sebuah
kita harus mendukungnya. Tetapi untuk beberapa fasilitas seminar mengenai Jaminan Kesehatan Nasional di
kesehatan dengan antrian yang masih panjang perlu kawasan Serpong, Banten, baru-baru ini, Direktur
dilakukan pembenahan,” kata Timboel. RS EMC Tangerang, Felix Kasim, mengungkapkan
keuntungan memberlakukan finger print. Salah satunya,
Ia menyarankan sidik jari mungkin lebih tepatnya proses cross check dengan BPJS Kesehatan soal klaim
digunakan saat pasien akan mendapatkan pemeriksaan layanan menjadi lebih baik. Finger print juga bagian
oleh dokter, bukan di saat pendaftaran. Sedangkan saat dari upaya kontrol terhadap rumah sakit oleh BPJS
pendaftaran bisa diwakili oleh keluarganya. Ini untuk Kesehatan. Bagi peserta, finger print membantu pasien
memudahkan pasien yang dalam kondisi sakit harus ikut menggunakan utilitas sesuai haknya.
mengantri saat mendaftar.
“Apapun kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan BPJS
Pelaksanaan sidik jari juga belum ditunjang dengan Kesehatan dan pemerintah pusat tentu kami dukung.
kondisi di sejumlah rumah sakit. Karena itu, pelaksanaan Keuntungannya itu saling cross check dengan BPJS
sidik jari perlu didahului dengan pembenahan proses Kesehatan pada saat verifikasi dengan BPJS Kesehatan
pendaftaran hingga pemeriksaan. Agar pasien tidak jadi lebih baik,” ujar Felix.
harus menunggu lama karena rentan waktu dari
pendaftaran ke pemeriksaan cukup memakan waktu. RSUD Nunukan, Kalimantan Utara, pun menyatakan
Demikian pun untuk pasien rujukan. Fasilitas Kesehatan dukungannya terhadap kebijakan finger print. Bahkan
Tingkat Pertama (FKTP) harus memastikan pasien yang RSUD yang terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia
dirujuknya tidak perlu mengantri sejak pagi hari. ini sudah memulai sejak 2017 khusus untuk layanan
hemodialisis. Kemudian sekarang diberlakukan pula
“Kita dukung kebijakan sidik jari, karena ini inovasi untuk pelayanan mata, dan secara bertahap akan
BPJS Kesehatan yang tujuannya bagus. Tetapi masalah dikembangkan untuk semua jenis layanan. Karena jumlah

8 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


FOKUS

pasien hemodialisis dan mata di rumah sakit ini sedikit Dalam implementasinya di RSU Aisyiyah tidak terjadi
kira-kira hanya 40-50 orang per hari, sehingga tidak ada antrian panjang sebagaimana dikeluhkan selama
antrian dalam pendaftaran dengan finger print. ini. Sebab, RSU Aisyiyah menerapkan sistem online
untuk semua tahapan pelayanan mulai dari anjungan
Demikian pun Rumah Sakit Umum Aisyiyah pendaftaran mendiri hingga antrian online. Setelah dari
Ponorogo, Jawa Timur. Finger print sangat membantu anjungan pendaftaran mandiri, pasien datang ke tempat
dalam mengidentifikasi identitas peserta sehingga mesin finger print untuk absen lalu mendapat pelayanan
meminimalisir potensi kecurangan atau penyalahgunaan dokter. Hanya masalahnya, finger print di RSU Aisyiyah
kartu oleh pasien JKN-KIS. Bagi rumah sakit, implementasi belum terkoneksi dengan V-Claim BPJS Kesehatan.
finger print sangat penting untuk memperkuat eligibilitas Diharapkan ke depan sudah ada link sistem di BPJS
peserta. Kesehatan dengan lebih memudahkan rumah sakit. Yudi
berharap finger print bisa diakses oleh semua pasien
Awalnya finger print hanya diberlakukan untuk pasien untuk semua jenis pelayanan.
hemodialisis karena terbatasnya jumlah alat. Baru-baru ini
RSU Aisyiyah melengkapinya dengan tiga alat finger print Untuk diketahui, saat ini jumlah peserta JKN-KIS telah
baru. Tiga mesin ini adalah hadiah dari BPJS Kesehatan mencapai 223,3 juta jiwa atau lebih dari 83,5% dari
kepada RSU Aisyiyah. Rumah sakit swasta yang memiliki total penduduk Indonesia per 1 Agustus 2019. Program
kunjungan rawat jalan rata-rata 500-600 pasien per hari ini telah dirasakan manfaatnya oleh peserta. Jumlah
tersebut meraih penghargaan BPJS Kesehatan Award kunjungan pasien yang menggunakan kartu JKN-KIS
2019 sebagai RS tipe C terbaik nasional tahun ini. Tiga meningkat tiap tahun. Total pemanfaatan per tahunnya
mesin ini diperuntukkan di layanan penyakit mata, mencapai 233,9 juta kunjungan di 2018 atau per harinya
jantung, dan rehabilitasi medik. Secara bertahap semua sebanyak 640,822 pemanfaatan.
jenis pelayanan akan menggunakan finger print.
Untuk memperluas akses peserta terhadap layanan
Identifikasi Awal kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan
hampir semua faskes baik milik pemerintah maupun
Wakil Direktur Medis RSU Aisyiyah Ponorogo, drg Yudi swasta. Jumlah FTKP yang bekerja sama mencapai
Wiyono, menjelaskan, awal implementasi finger print 23.298 faskes. Jumlah ini terdiri Puskesmas, dokter
memang agak rumit. Terutama untuk pasien tertentu, praktek perorangan, dokter gigi, klinik pratama, dan
seperti lansia, disabilitas, stroke, dan jantung. Sulit rumah sakit tipe D pratama. Sedangkan untuk faskes
dilakukan identifikasi awal saat perekaman sidik jari rujukan atau rumah sakit yang bekerja sama BPJS
ketika pasien mendaftar untuk mendapat layanan. Kesehatan sudah mencapai 2.486.
“Sebelum berobat pasien harus mendatangi tempat
mesin untuk perekaman sidik jari, itu kadang sulitnya di
situ. Kadang keluarganya yang datang, tetapi kan tidak
bisa diwakilkan,” ujar Yudi.

EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 9


BINCANG

YLKI
Finger Print Cegah Potensi Fraud
dan Kepastian Layanan
Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi

10 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


BINCANG

D
alam pelaksanaan konsumen dengan pihak rumah sakit, merasa pelayanan di rumah sakit
JKN-KIS, kecurangan dan rumah sakit tidak memanfaatkan makin rumit. Ini seperti penerapan
berpotensi besar terjadi itu untuk kepentingan tertentu. e-toll, awal-awalnya gagap, tapi
baik itu dilakukan oleh Karena selama ini kita tahu bahwa kalau sudah terbiasa jadinya lancar.
pemberi layanan (fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan masih terlilit defisit, Demikian pula dengan pasien.
penyedia obat dan alat kesehatan), yang juga dikarenakan adanya Mungkin awal-awal masa transisi
peserta maupun BPJS Kesehatan inefisiensi, salah satunya adanya mereka merasa sulit, tetapi lama-
sendiri. Untuk mencegah potensi fraud dalam pelayanan. Nah, finger lama juga jadi biasa.
fraud, Kementerian Kesehatan print ini untuk menekan inefisiensi
menerbitkan Permenkes 36/2015 seperti itu. Bukan berarti dengan Dari pantauan YLKI, perbaikan
tentang pencegahan kecurangan cara ini akan menutupi defisit, apa yang perlu dilakukan agar
dalam pelaksanaan JKN-KIS. karena memang persoalan utama penerapan finger print lebih
Yang dimaksudnya fraud menurut defisit bukan di inefisiensi, tetapi maksimal ?
Permenkes ini, ialah tindakan yang karena iuran pesertanya masih kecil.
dilakukan dengan sengaja untuk Paling tidak dengan finger print bisa Kalau dari konsumen mungkin
mendapatkan keuntungan finansial menekan praktik-praktik inefiensi. kendalanya hanya di masalah belum
dari program JKN-KIS melalui terbiasa. Kemudian untuk pasien-
perbuatan curang yang tidak sesuai Tadi bapak menyebutkan potensi pasien dengan penyakit berat,
ketentuan. Dari peserta, potensi fraud, seperti apa ? orang lanjut usia, dan disabilitas
kecurangan tersebut bisa berupa mungkin perlu dimudahkan lagi,
pemalsuan kartu atau identitas, dan Bisa saja pemalsuan identitas seperti sehingga mereka tidak perlu ikut-
menggunakan kartu milik orang lain. KTP atau kartu peserta. Pernah kan ikutan menunggu lama untuk rekam
ada kasusnya. Dengan finger print sidik jari. Tetapi, sebetulnya ada
Untuk mengurangi potensi itu, BPJS dengan mudah terdeteksi. Tetapi hal lain yang perlu diantisipasi oleh
Kesehatan juga membuat terobosan sebetulnya fraud di sini bukan soal BPJS Kesehatan, misalnya soal
dengan memberlakukan finger print itu, tetapi lebih kepada kecurangan ketersediaan mesin finger print.
atau rekam sidik jari khusus untuk di pelayanan. Tujuannya supaya Secara aturan memang fasilitas
pelayanan di Fasilitas Kesehatan rumah sakit diuntungkan dengan kesehatan yang harus menyediakan
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) atau transaksi berlebih, atau yang alatnya.
rumah sakit. dilakukan oknum dokter. Misalnya
saja tindakan fisioterapi, seharusnya BPJS Kesehatan tidak boleh karena
Yayasan Lembaga Konsumen cukup 12 kali tetapi ada pasien yang bukan kewenangannya, dan kalau
Indonesia (YLKI) merupakan lembaga bahkan hampir tiap hari lakukan dia yang menyediakan malah nanti
yang sangat mendukung inovasi fisioterapi. Ini tidak masuk akal. kena audit. Pertanyaannya, apakah
BPJS Kesehatan tersebut. YLKI Atau misalnya orang sakit mata, penyediaan alat ini tidak membebani
berharap agar pelaksanaan inovasi harusnya tidak perlu diberikan lensa rumah sakit. Karena alat finger
ini tidak menyulitkan peserta sebagai kontak, tetapi pasien mendesak print kan nantinya tidak hanya satu
konsumen layanan kesehatan. untuk mendapatkannya. Contoh tapi ada banyak yang disediakan
Karena di satu sisi pelaksanaan lainnya, operasi caesar. Misalnya di setiap poli. Rumah sakit harus
finger print sangat bermanfaat, seorang ibu hamil sebetulnya tidak keluar ongkos tambahan, sementara
tetapi dalam prakteknya di lapangan membutuhkan operasi caesar, harga alatnya juga tidak murah. Ini
masih ditemui banyak hal yang perlu tetapi oleh oknum ditawarkan untuk mungkin membebani rumah sakit
diperbaiki. Nah, untuk mengetahui operasi. Jadi potensi fraud di layanan kecil. Mungkin untuk rumah sakit di
lebih lanjut mengenai dukungan dan JKN-KIS ini banyak sekali. daerah terpencil perlu ada kebijakan
masukan dari YLKI, berikut ini adalah khusus soal pengadaan alat ini,
kutipan hasil wawancara Media Bagaimana menurut YLKI misalnya lewat subsidi dan insentif.
Info BPJS Kesehatan dengan Ketua mengenai pelaksanaan finger Dari sisi konsumennya, data-data
Harian YLKI, Tulus Abadi, di ruang print di lapangan ? pasien harus dijaga karena ini
kerjanya, Jakarta, baru-baru ini. sifatnya rahasia. Jangan sampai data
Finger print sekali lagi menurut saya pribadi pasien disalahgunakan.
Pemberlakuan finger print sebuah terobosan yang bagus dari
menurut bapak bagaimana ? BPJS Kesehatan. Tetapi, jangan
sampai implementasinya jadi
Ya, ini sebagai modernisasi untuk menyulitkan pasien. Dalam kondisi
masalah pendataan dan kepastian. sedang sakit, tidak stabil fisik maupun
Kepastian bahwa tidak ada psikologis, jangan sampai prosedur
pemalsuan data bahkan potensi pelayanan finger print makin
fraud dalam pelayanan kesehatan membebani pasien dan keluarganya.
kepada konsumen. Selama ini kita Sampai saat ini memang tidak ada
dengar adanya penyalahgunaan, pengaduan dari konsumen ke YLKI
seperti dalam proses klaim atau soal rumitnya prosedur finger print.
tindakan tertentu. Finger print ini Tetapi menurut pantauan kami di
untuk memastikan, sehingga tidak awal-awal masa transisi banyak
ada fraud di dalam transaksi antara pasien belum terbiasa, sehingga
EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 11
BENEFIT

Rehabilitasi Medik Dijamin


Sesuai Indikasi Medis

S
ebagai penyelenggara Program Jaminan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) sebagai dokter
Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat penanggung jawab pasien (DPJP) rehabilitasi medik,
(JKN-KIS), pelayanan yang diberikan BPJS fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, psikolog,
Kesehatan kepada pesertanya sangatlah perawat rehabilitasi medis, orthotic prosthetic, hingga
komprehensif. Tidak terkecuali untuk peserta yang petugas sosial medik.
mengalami gangguan fisik dan fungsional dengan
menyediakan pelayanan rehabilitasi medik. Jenis Terapi Rehabilitasi Medik

Pelayanan rehabilitasi medik merupakan pelayanan Ada berbagai macam terapi pengobatan yang diberikan
kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang oleh tim rehabilitasi medik dalam upaya memulihkan
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau kondisi pasien yang mengalami gangguan fisik dan
cedera melalui panduan intervensi medis, keterapian fungsional. Regimen terapi mengacu pada hasil
fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan assessment kebutuhan rehabilitasi medik sesuai
fungsi yang optimal. indikasi medis dari dokter spesialis kedokteran fisik dan
rehabilitasi.
Bagi pasien, manfaat layanan rehabilitasi medik antara
lain bisa mendapatkan rehabilitasi medik yang optimal, Jenis pelayanan rehabilitasi medik yang pertama
memperoleh kemandirian fungsional, hidup lebih adalah fisioterapi untuk mengatasi keterbatasan gerak
berkualitas dan mencegah perburukan akibat komplikasi. dan fungsi tubuh, sehingga kemampuan pasien untuk
Sedangkan bagi keluarga dan masyarakat, pasien yang bergerak, berdiri, berjalan, atau melakukan pekerjaan
mengalami gangguan fisik dan fungsional dapat hidup harian lainnya bisa menjadi lebih baik dibandingkan
lebih mandiri sehingga tidak memberatkan keluarga dari sebelumnya. Layanan fisioterapi ini biasanya diberikan
sisi waktu, tenaga, dan biaya. Penyandang disabilitas untuk pasien yang mengalami cedera, gangguan fisik,
juga dapat kembali berpartisipasi dalam komunitas baru menjalani amputasi anggota tubuh tertentu, hingga
masyarakat maupun kembali bekerja. penderita stroke. Tindakan fisioterapi penting dilakukan
untuk mengurangi risiko terjadinya kecacatan yang
Pelayanan rehabilitas medik ini diberikan oleh tim permanen atau bisa mengurangi masalah yang berkaitan
rehabilitasi medik yang terdiri dari Dokter Spesialis dengan fungsi organ tubuh.

12 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


BENEFIT
Selain fisioterapi, jenis pelayanan rehabilitasi medik
lainnya yaitu terapi wicara, terapi okupasi, hingga
layanan ortosis-prostesis. Pelayanan rehabilitasi medis
ini dilaksanakan melalui pendekatan sistem pelayanan
satu pintu (one gate system). Artinya setiap pasien
yang memerlukan pelayanan rehabilitasi medik harus
mendapatkan pengkajian, penegakan diagnosis medis
dan fungsional, prognosis, penetapan goal atau tujuan,
serta penetapan tatalaksana rehabilitasi medik oleh
SpKFR.

Pendekatan ini sangat penting, sebab pelayanan


rehabilitasi medik merupakan tindakan yang
membutuhkan waktu yang cukup panjang. Sehingga
apabila tidak dilakukan dengan tepat akan membuat
pasien menghabiskan waktu yang lama tanpa hasil terapi
yang jelas. Di sisi lain tentu ini membutuhkan biaya yang
tidak sedikit, sehingga pengelolaan tindakan rehabilitasi
medik yang tepat dapat memberikan kemanfaatan
yang besar bagi pasien dan menjaga keberlangsungan
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR)
Program JKN-KIS.
dr Sudarsono
Terapi Mandiri
syaratnya. Artinya kondisi pasien atau penyakitnya itu
Sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan Presiden tidak menimbulkan risiko apabila melakukan rehabilitasi
Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, mandiri di rumah atau lingkungan. Tetapi apabila
peserta JKN-KIS bisa mendapatkan pelayanan rehabilitasi timbul risiko ganguan lain yang menyebabkan penyakit
medik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan ulangan atau kondisi yang lebih berat, kita tidak akan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) merekomendasikan latihan mandiri dan harus tetap
seperti rumah sakit melalui sistem rujukan berjenjang. dalam pengawasan atau panduan tim rehabilitasi medik,”
Di FKTP, pasien bisa mendapatkan pelayanan rehabilitasi ujar dr. Sudarsono.
medik dasar yang mencakup aspek promotif dan
preventif primer maupun sekunder, dan akan dirujuk ke Pada kondisi pasien yang sudah stabil dan tidak berisiko,
rumah sakit apabila kondisinya memang harus dirujuk ke setelah dilakukan evalusasi, bentuk-bentuk program
Sp.KFR sesuai dengan ketentuan yang berlaku. rehabilitasi mandiri akan diberikan untuk bisa dilakukan
di rumah dengan bimbingan keluarga. “Untuk melakukan
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan program rehabilitasi mandiri, biasanya dari faskes
Rehabilitasi Indonesia (Perdosri), dr. Sudarsono SpKFR lanjutan akan kita kembalikan ke faskes primer. Nantinya
menyampaikan, pelayanan rehabilitasi ini umumnya faskes primer yang akan memberikan bentukan latihan
dilakukan dalam beberapa tahap dengan pengawasan dan pengawasan. Bila sudah bisa dibentuk, misalnya
tim rehabilitasi medik. Namun jenis dan lama waktu pendamping yang mengerti program ini, baru diserahkan
tindakan rehabilitasi medik pada masing-masing pasien ke rumah. Sehingga proses rehabilitasinya bisa
sangat bervariasi. Peran terapis fisioterapi, terapis wicara berkelanjutan atau berkesinambungan, dan kondisinya
dan terapis okupasi sebagai bagian dari tim rehabilitasi tidak sampai menurun lagi,” paparnya.
medik menjadi sangat penting untuk melakukan aktivitas
tindakan terapi berdasarkan permintaan pelaksanaan Di beberapa tempat dan wilayah, saat ini juga sudah
tindakan rehabilitasi medik dari hasil assessment SpKFR. dikembangkan program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
(RBM). Pengembangan RBM ini merupakan upaya
“Kemandirian pasien merupakan salah satu target terobosan dalam menyelesaikan masalah pelayanan
dari program rehabilitasi medik. Ada beberapa kasus rehabilitasi medik yang belum terjangkau oleh pelayanan
yang bisa tercapai 100 persen sehingga tidak perlu lagi rumah sakit, ataupun yang sudah dilayani, tetapi masih
bergantung pada faskes, tetapi ada juga yang masih memerlukan kelanjutan yang bisa ditangani oleh keluarga
harus bergantung. Misalnya penderita stroke yang dan masyarakat. Secara operasional, RBM adalah upaya
harus menjalani beberapa kali program terapi,” ujar dr. rehabilitasi sederhana dan pencegahan kecacatan yang
Sudarsono. dilakukan di dalam keluarga dan masyarakat melalui
perubahan perilaku individu difabel, keluarga dan
Selain di fasilitas kesehatan, pada kasus-kasus tertentu masyarakat agar berperan aktif secara optimal dalam
program rehabilitasi medik juga bisa dilakukan secara memandirikan individu difabel dengan menggunakan
mandiri di rumah atau lingkungan masyarakat, terutama sumber daya dan sumber dana yang ada di masyarakat.
apabila kondisi pasien sudah stabil dan tidak berisiko. Pembinaan program RBM ini dilakukan oleh FKTP.
Namun ditegaskan dr. Sudarsono, tindakan ini juga harus
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada tim rehabilitasi Sama halnya dengan pelayanan kesehatan lainnya dalam
medik untuk menghindari risiko yang bisa terjadi. Program JKN-KIS, pelayanan rehabilitasi medik juga tidak
dikenakan iur biaya selama mengikuti ketentuan dan
“Ada kasus-kasus yang bisa diserahkan kepada lingkungan prosedur yang berlaku.
rumah atau program rehabilitasi mandiri, tetapi ini ada
EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 13
PELANGGAN

Mobile JKN
Punya Fitur Antrian Online

14 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


PELANGGAN

B
PJS Kesehatan terus melakukan inovasi dan menggunakan sistem android versi 4.0 ke atas dan
terobosan melalui berbagai cara dalam rangka sistem iOS 10.
memberi kemudahan kepada peserta Jaminan
Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat Setelah aplikasi itu terpasang, peserta harus melakukan
(JKN-KIS) untuk mengakses layanan kesehatan. Salah registrasi pada menu yang tersedia di aplikasi Mobile
satu upaya yang dilakukan yakni meluncurkan Mobile JKN. Setelah berhasil, peserta bisa masuk dalam aplikasi
JKN yang dapat diunduh melalui telepon pintar. dan memanfaatkan semua fitur yang tersedia. Aplikasi
yang dapat dioperasikan melalui telepon pintar itu berisi
Mobile JKN memuat banyak fitur yang membantu banyak fitur yang berguna bagi peserta JKN-KIS.
peserta untuk mendapatkan layanan seperti pindah
fasilitas kesehatan (faskes), mengubah data kepesertaan, Setelah mengunduh aplikasi Mobile JKN dan terpasang
pendaftaran peserta, dan skrining kesehatan. Sekarang, di telepon pintar, hal pertama yang perlu dilakukan
Mobile JKN dilengkapi dengan fitur antrian online (daring) yakni melakukan registrasi atau pendaftaran. Pilih menu
yang ada dalam menu Pendaftaran Pelayanan. registrasi, kemudian isi setiap kolom yang tersedia
sesuai dengan data anda. Pastikan pengguna punya
Sistem antrian online melalui aplikasi Mobile JKN ini satu surel (email) aktif karena setelah semua kolom diisi,
merupakan solusi untuk mengatasi antrian peserta yang sistem secara otomatis akan mengirim nomor verifikasi
menumpuk pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ke email tersebut.
(FKTP). Selama ini peserta yang datang ke FKTP tidak
mendapat kepastian waktu kapan akan dilayani sehingga Setelah menerima nomor verifikasi melalui surel, aplikasi
waktu peserta terbuang sia-sia untuk menunggu. akan meminta pengguna menulis nomor verifikasi
tersebut. Kemudian, akan muncul keterangan apakah
Dengan adanya sistem antrian online ini diharapkan berhasil atau tidak dalam melakukan verifikasi. Jika tidak
peserta dapat mengetahui perkiraan waktu pelayanan berhasil, peserta bisa meminta aplikasi untuk mengirim
di FKTP, sehingga peserta dapat datang ke FKTP tepat kembali nomor verifikasi. Jika berhasil, hanya perlu
waktu tanpa harus menunggu terlalu lama. mengisi alamat surel atau nomor kartu BPJS Kesehatan
dan kata sandi setiap kali masuk ke aplikasi.
Tak hanya memberi kemudahan dan kepastian waktu
untuk peserta, fitur antrian online ini juga membantu
faskes dan tenaga kesehatan. Melalui fitur ini faskes
terbantu karena dapat memangkas penumpukan antrian.
Begitu pula tenaga kesehatan, dapat mengetahui apa
saja pengaduan peserta yang sudah mengantri secara
online.

Antrian online ini juga berkaitan dengan sistem rujukan


online. Sehingga FKTP dapat merujuk secara online
peserta yang membutuhkan penanganan tingkat lanjut
ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)
seperti di RS.

Tapi perlu diingat, untuk menggunakan sistem antrian


online tersebut peserta harus mengunduh aplikasi Mobile
JKN terlebih dahulu dan melalukan registrasi. Setelah
masuk aplikasi Mobile JKN peserta dapat memilih Menu
Pelayanan pada tampilan utama. Dalam menu pelayanan
tersebut terdapat beberapa pilihan fitur yang terdiri dari
Fitur Riwayat Pelayanan, Fitur Pendaftaran Pelayanan,
dan Fitur Skrining.

Kemudian peserta dapat memilih Fitur Pendaftaran


Pelayanan pada FKTP terdaftar. Setelah melakukan
pendaftaran pelayanan, peserta akan mendapat nomor
antrian dengan estimasi waktu pelayanan. Untuk
sementara fitur ini bisa digunakan apabila FKTP tempat
peserta terdaftar sudah menerapkan sistem antrian
online.

Aplikasi Mobile JKN

Untuk menggunakan aplikasi Mobile JKN syaratnya


sangat mudah, peserta hanya perlu mengunduh
aplikasi melalui Google Play Store dan Apple Store.
Aplikasi ini direkomendasikan untuk telepon pintar yang

EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 15


TESTIMONI

Terapi Mandiri
Bantu Percepat Proses Pemulihan

S
troke merupakan salah satu penyakit berbahaya “Kejadiannya mendadak, tiba-tiba saja tubuh saya terasa
yang membunuh secara diam-diam atau kaku. Waktu itu saya hanya bisa duduk saja di kursi.
sering disebut silent killer. Penyakit ini bisa Padahal sehari sebelumnya tidak merasakan keluhan
menyebabkan kecacatan pada penderitanya dan fisik apa pun,” cerita Maid Prana kepada Info BPJS
kerap terjadi secara mendadak, meskipun sebetulnya Kesehatan.
gejala awal dari penyakit ini bisa dikenali.
Melihat keluhan yang dialami Maid, anak-anaknya curiga
Seperti pengalaman Maid Prana (68 tahun), peserta kalau ayah mereka baru saja terserang stroke. Saat itu juga
Mandiri Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Maid langsung dibawa ke rumah sakit untuk memastikan
Indonesia Sehat (JKN-KIS) asal Cimanggis, Depok. Di dugaan tersebut. Benar saja, hasil pemeriksaan dokter
tahun 2016 saat baru selesai memberikan pakan ternak di rumah sakit menyatakan kalau Maid memang terkena
ayam perliharaannya, Maid bercerita kalau tubuhnya stroke dan harus dirawat di rumah sakit.
tiba-tiba saja terasa kaku. Untuk bicara pun sulit karena
mulutnya seperti terkunci.

16 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


TESTIMONI

“Waktu itu saat diminta dokter untuk minum air pakai


sedotan, saya masih bisa melakukan. Tetapi untuk hal-
hal lain sudah tidak bisa lagi, misalnya bersalaman,”
ungkapnya.

Kondisi Maid semakin parah setelah terjatuh di lantai


rumah sakit ketika dipapah istrinya saat hendak ke kamar
kecil. Tubuh istrinya yang kecil tak mampu memapah
Maid yang bertubuh besar, hingga akhirnya terjatuh.
“Habis jatuh itu, saya sudah tidak bisa berdiri. Duduk
bersandar di dinding pun lemah, hanya bisa tidur-tiduran
saja,” kenang Maid.

Setelah keluar dari rumah sakit, serangan stroke yang


pernah dialaminya itu kembali terulang di tahun 2017.
Maid harus kembali menjalani serangkaian pengobatan
yang panjang. "Stroke itu tidak enak sekali. Hidup kita
jadi bergantung pada orang lain. Mungkin ini karena
kesalahan saya di masa lalu yang tidak menjaga
kesehatan. Makanya saya selalu berpesan kepada anak-
anak untuk jaga kesehatan supaya tidak kena stroke
seperti saya," ujar Maid.

Terapi Mandiri

Untuk membantu proses pemulihan penyakitnya itu,


selain minum obat secara rutin yang diresepkan dokter,
Maid juga melakukan fisioterapi di rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan geraknya, supaya nanti Maid
bisa hidup lebih mandiri dan tidak mengalami gangguan
gerak pasca stroke.

Sejak kejadian yang tiba-tiba itu, sebagian fungsi


tubuh Maid memang menurun. Tak bisa lagi berjalan Peserta JKN-KIS
dan menggerakkan lengannya dengan leluasa seperti Maid Prana
dulu. Beruntung Maid dikelilingi keluarga yang selalu “Keinginan saya untuk sembuh dan tidak lagi merepotkan
menguatkannya dalam menghadapi masa-masa sulit itu. keluarga sangat besar. Setiap pagi dan sore hari, saya
pun rutin latihan berjalan di depan rumah. Mulai dari
Selain melakukan fisioterapi di rumah sakit, Maid dibantu pakai bantuan alat, sampai benar-benar bisa jalan sendiri.
istri dan anak-anaknya juga rajin melakukan fisioterapi Intinya tidak boleh malas dan menyerah dengan keadaan.
secara mandiri di rumah dengan mengulang latihan- Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa melakukan
latihan yang diberikan fisioterapis. Dengan disiplin kegiatan sehari-hari, sudah bisa berjalan normal,
melakukan terapi mandiri, Maid merasakan progres meskipun tidak bisa secepat dulu. Bulan Ramadan
kesembuhan yang lebih cepat. Kemampuan geraknya kemarin, saya juga sudah bisa shalat tarawih sebulan
semakin baik mendekati kondisi sebelum terserang penuh,” ujar Maid.
stroke.
Menghadapi kenyataan dirinya terkena stroke diakui Maid
“Layanan fisioterapi di rumah sakit sudah bagus, tapi memang cukup berat. Namun, di sisi lain, Maid merasa
kadang antrenya lama sekali karena memang banyak bersyukur karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN-
pasien yang juga membutuhkan terapi. Dengan kondisi KIS, sehingga bisa langsung mendapatkan penanganan
fisik yang waktu itu masih terbatas, sebetulnya lelah juga medis di rumah sakit tanpa dipusingkan oleh masalah
karena harus bolak balik ke rumah sakit. Jadi setelah biaya.
kondisi saya sudah lebih stabil, saya mulai rutin terapi
mandiri di rumah dengan bimbingan keluarga supaya “Kalau dulu, untuk berobat saja kita harus jual-jual barang.
tidak sering bolak-bailk rumah sakit,” ujar Maid. Kadang ya sakitnya ditahan-tahan saja sampai sembuh
sendiri karena memang tidak punya uang untuk berobat.
Tentunya Maid juga berkonsultasi terlebih dahulu dengan Alhamdulillah, waktu terserang stroke kemarin, saya
tenaga tim rehabilitasi medik di rumah sakit mengenai sudah jadi peserta BPJS Kesehatan, jadi bisa langsung
latihan yang aman dilakukan sendiri di rumah dan bisa ditangani dengan baik dan tidak lagi pusing mikirin biaya,”
membantu mempercepat proses pemulihan. Dalam ujar Maid.
proses ini, Maid banyak dibantu oleh istri dan anak-
anaknya. Beberapa alat kesehatan juga dibelinya untuk
mendukung kelancaran program terapi.

EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 17


INSPIRASI

Mengawal Akses Perempuan


terhadap Layanan Kesehatan di Era JKN-KIS

P
erempuan perlu mendapat perhatian yang
lebih dalam mengakses layanan kesehatan.
Peran perempuan sangat penting karena terkait
kualitas generasi penerus di masa depan. Oleh
karenanya perempuan perlu memahami tentang layanan
kesehatan terutama di era Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Pemerintah dan BPJS Kesehatan tidak bisa sendirian


dalam menyelenggarakan layanan kesehatan untuk
kaum perempuan. Butuh peran serta banyak pihak mulai
dari penyedia layanan kesehatan, tenaga kesehatan,
dan masyarakat secara luas. Salah satu organisasi
masyarakat sipil yang fokus membidangi isu kesehatan
untuk perempuan yakni Yayasan Kesehatan Perempuan
(YKP). Yayasan yang didirikan tahun 2001 ini dipimpin
mantan komisioner Komnas HAM, Zumrotin K. Susilo.

YKP menilai tingkat kesadaran terhadap kesehatan


reproduksi di Indonesia masih rendah. Tercatat setiap
satu jam ada 6 orang yang meninggal. Selaras itu angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi, data Survei
Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 menunjukkan
angka kematian ibu sebanyak 305 per 100 ribu kelahiran
hidup. Menurut Zumrotin, akses perempuan terhadap
layanan kesehatan menjadi salah satu kunci untuk
mengatasi berbagai persoalan kesehatan yang dihadapi
perempuan.

Bergulirnya JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan sejak


tahun 2014 membuka peluang besar bagi masyarakat
Indonesia, khususnya perempuan untuk mengakses
layanan kesehatan. Sayangnya, sebagian masyarakat
belum mendapat informasi yang memadai terkait
layanan kesehatan di era JKN-KIS terutama terkait
reproduksi perempuan. Pemerintah, BPJS Kesehatan,
Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan
tenaga kesehatan, penyedia layanan kesehatan dan Zumrotin K Susilo
semua pihak harus aktif untuk menyebarkan informasi ini
kepada masyarakat luas.
ungkapnya.
“Masyarakat sangat merasakan kehadiran program
Menurut Zumrotin, hal paling penting yang harus dilakukan
JKN-KIS. Program ini sudah bagus tapi harus terus
saat ini yakni menginformasikan secara luas layanan
disempurnakan,” kata Zumrotin kepada Media Info BPJS
kesehatan apa saja yang dijamin JKN-KIS khususnya
Kesehatan.
terkait kesehatan perempuan. Jika menginginkan
generasi yang bagus, sejak awal perempuan harus
Zumrotin mengatakan saat ini masyarakat secara umum
mendapat layanan kesehatan yang baik. “Kesehatan
telah merasakan manfaat program JKN-KIS. Program
perempuan menentukan kualitas generasi mendatang.
ini diakui juga sangat membantu perempuan, misalnya
Anak akan lahir dengan baik jika ibunya sejak masa
menjamin persalinan dan layanan kesehatan lainnya
kehamilan mendapat layanan kesehatan yang baik,”
sesuai prosedur dan peraturan perundang-undangan
urainya.
yang berlaku. Tapi masih banyak yang harus dibenahi,
misalnya penjaminan untuk KB baik di Fasilitas Kesehatan
Sampai saat ini YKP terus aktif melakukan pendampingan,
Tingkat Pertama (FKTP) dan lanjutan (RS).
advokasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat
tentang pentingnya kesehatan perempuan. Sekaligus
“Selain itu pemerintah dan BPJS Kesehatan harus
menekankan pentingnya program JKN-KIS bagi seluruh
mengedepankan program promotif dan preventif agar
masyarakat Indonesia terutama untuk kaum perempuan.
pembiayaan program JKN-KIS tidak kebobolan terus,”

18 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


PERSEPSI

Katanya JKN Gratis, Tapi Kok Bayar Lagi?

P
rogram Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Penting untuk diingat, Peraturan Presiden Nomor 82
Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, Pasal 52 khusus
BPJS Kesehatan terus mengalami memuat ketentuan tentang Manfaat yang Tidak Dijamin
perkembangan. Tercatat jumlah peserta JKN-KIS oleh BPJS Kesehatan, antara lain tidak menjamin
per September 2019 sebanyak 222.044.088 jiwa. Jumlah pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan
peserta terbesar yakni kategori Penerima Bantuan Iuran ketentuan. Misalnya, pelayanan kesehatan di fasilitas
(PBI) yang dibiayai APBN 96.714.233 jiwa dan dibiayai kesehatan (faskes) yang tidak bekerja sama dengan BPJS
APBD 37.004.496 jiwa. Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat. Jika peserta
mendapat pelayanan kesehatan yang tidak dijamin BPJS
Sebagian orang berpendapat peserta JKN-KIS kategori Kesehatan, maka peserta harus menanggung sendiri
PBI tidak perlu membayar iuran rutin setiap bulan alias biayanya.
“gratis.” Selain itu ada yang mengeluhkan kenapa PBI
yang katanya “gratis” itu tapi masih harus membayar Peserta juga harus menanggung sendiri biaya akibat
pelayanan kesehatan tertentu. Begitu pula kategori peningkatan perawatan yang lebih tinggi dari haknya.
peserta lain yang bukan PBI, ada yang berpandangan Misalnya, hak peserta yakni di ruang rawat inap kelas
kenapa peserta harus membayar ongkos biaya tertentu 2, tapi peserta minta naik menjadi ruang rawat inap
atas pelayanan kesehatan yang diterimanya, padahal kelas 1. Pembayaran selisih ini bisa dilakukan melalui
setiap bulan sudah membayar iuran JKN-KIS. tiga mekanisme. Pertama, peserta membayar sendiri
selisihnya. Kedua, selisih ditanggung pemberi kerja.
Pada prinsipnya, setiap peserta JKN-KIS wajib membayar Ketiga, peserta ikut asuransi kesehatan tambahan.
iuran. Yang mampu membayar sendiri iurannya, yang Selisih yang dibayar besarannya yakni selisih biaya yang
tidak mampu dibayarkan oleh Pemerintah. Untuk peserta dijamin BPJS Kesehatan dengan biaya akibat peningkatan
kategori Pekerja Penerima Upah (PPU), iuran ditanggung pelayanan. Tapi perlu diingat, ketentuan selisih biaya ini
pekerja dan pemberi kerja. Peserta kategori mandiri dikecualikan untuk peserta PBI dan peserta PPU yang
seperti Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan baru saja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pekerja (BP) menanggung sendiri iurannya. Sedangkan
bagi peserta PBI iurannya ditanggung pemerintah melalui Pengaturan mengenai peningkatan perawatan tersebut
APBN atau APBD, sehingga peserta yang bersangkutan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kesehatan
tidak perlu merogoh kocek pribadi untuk membayar iuran (Permenkes) No.51 Tahun 2018 tentang Pengenaan
setiap bulan. Urun Biaya dan Selisih Biaya Dalam Program Jaminan
Kesehatan. Regulasi ini sebagai acuan dalam pengenaan
BPJS Kesehatan menanggung semua biaya pelayanan urun biaya dan selisih biaya sebagai bagian upaya
kesehatan yang diberikan fasilitas kesehatan kepada kendali mutu dan kendali biaya serta pencegahan
peserta mengacu ketentuan dan perundang-undangan penyalahgunaan pelayanan di faskes. Sekaligus untuk
yang berlaku. Pelayanan yang dijamin program JKN-KIS meningkatkan kualitas dan kesinambungan program
meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, jaminan kesehatan.
dan rehabilitatif termasuk obat, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan medis.
EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 19
S E H AT & G AYA H I D U P

Yuk, Terapi Mandiri di Rumah

U
ntuk mengembalikan fungsi dan gerakan dan penilaian untuk dapat ditentukan program fisioterapi
tubuh seseorang akibat hilangnya kemampuan yang dibutuhkan. Sebab pada masing-masing kasus
tubuh, sakit atau luka, perawatan yang membutuhkan penanganan yang berbeda.
diberikan dokter spesialis kedokteran fisik
dan rehabilitasi salah satunya adalah fisioterapi. Dengan Setiap program fisioterapi akan dilakukan dalam beberapa
melakukan terapi ini, pasien akan dilatih untuk mengatasi sesi yang dipandu oleh fisioterapis. Tidak harus di rumah
keterbatasan gerak yang dialami, terutama pada pasien sakit, pada kasus-kasus tertentu fisioterapi juga bisa
yang baru mengalami cedera, gangguan fisik, baru dilakukan di rumah dengan bimbingan anggota keluarga,
menjalani amputasi anggota tubuh tertentu, hingga terutama untuk yang kondisinya sudah stabil dan tidak
penderita stroke. berisiko. Tentunya hal ini juga harus dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada tim rehabilitasi medik untuk
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan menghindari risiko yang bisa terjadi.
Rehabilitasi Indonesia (Perdosri), dr. Sudarsono SpKFR
menyampaikan, sebelum menjalani program terapi “Untuk fisioterapi, memang ada beberapa kasus yang
yang dibantu oleh fisioterapis sebagai bagian dari tim bisa diserahkan ke lingkungan rumah atau program
rehabilitasi medik, pasien harus menjalani pemeriksaan rehabilitasi mandiri. Tetapi sebelumnya harus dilakukan

20 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78


SEHAT & GAYA HIDUP

penilaian apakah kondisi pasien atau penyakitnya itu atas kursi, kemudian luruskan kaki sesuai kemampuan,
tidak memberikan risiko apabila bentuk rehabilitasinya lalu turunkan kaki secara perlahan ke lantai. Ulangi
dilakukan mandiri di rumah dengan bimbingan keluarga,” gerakan tersebut pada kaki yang sebelah, atau bila
ujar dr. Sudarsono. memungkinkan bisa juga dilakukan berbarengan. Pada
tahap pertama, gerakan ini bisa dilakukan lima sampai 10
Ada banyak faktor yang biasanya dijadikan penilaian untuk kali hitungan, kemudian istirahat, lalu ulangi lagi sampai
memberikan rekomendasi program rehabilitas mandiri. tiga sesi.
Misalnya untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan
jantung, perlu diperhatikan apakah terapi yang dilakukan “Latihan ini relatif aman dan simple untuk menguatkan
tersebut bisa meningkatkan tekanan darah atau nadi otot. Bila sudah tahap lanjut, bisa ditambahkan dengan
yang berisiko pada fungsi jantungnya. Jika iya, terapi beban di kaki mulai dari yang ringan terlebih dahulu dan
harus tetap dalam pengawasan tenaga tim rehabilitasi makin lama semakin berat,” kata dr. Sudarsono.
medik. Namun apabila kondisinya sudah stabil dan tidak
ada lagi risiko yang berat, tim rehabilitasi medik akan Saat berbaring pun pasien juga bisa tetap melakukan
memberikan bentuk-bentuk latihan atau terapi yang bisa terapi mandiri. Misalnya dengan menggerakakan
dilakukan secara mandiri dengan bimbingan keluarga. punggung kaki ke arah depan dan belakang. Apabila
kondisi pasien memungkinkan untuk melakukan latihan
“Risiko lainnya apabila latihan yang dilakukan tersebut yang lebih berat, bisa dengan cara melakukan gerakan
bisa mengganggu alat gerak dan membuat cedera. duduk-berdiri. Awali latihan ini dalam posisi duduk di atas
Kondisi ini tentunya harus dalam pengawasan. Tetapi kursi dengan posisi tangan memegang sisi kursi sebagai
apabila dinilai sudah tidak lagi berisiko, latihan mandiri tumpuan saat berdiri. Latihan untuk melatih sendi dan
di rumah bisa dilakukan. Jadi memang setiap kasus otot serta keseimbangan ini bisa dilakukan sampai 10 kali
berbeda-beda dan harus ditentukan oleh tim rehabilitasi hitungan dalam tiga sesi yang diselingi dengan istirahat.
medik,” ungkap dr. Sudarsono.
“Kalau masih bisa berjalan tanpa ada keluhan, silahkan
Gerakan Dasar Terapi Mandiri latihan berjalan. Awalnya mungkin dari jarak yang dekat,
tetapi harapannya makin lama bisa semakin jauh. Untuk
Pada prinsipnya, program fisioterapi secara mandiri yang sudah berusia lanjut, jalannya tidak perlu terburu-
di rumah apabila dilakukan dengan cara-cara yang buru. Yang penting bergerak saja dan tidak sampai
benar memang bisa membantu mempercepat proses menimbulkan gangguan pernafasan atau jantung. Intinya
pemulihan. Apalagi untuk pasien yang kesulitan jangan sampai terjadi imobilisasi dan harapannya tidak
mengakses fasilitas kesehatan dalam jangka waktu lama ada lagi gangguan fungsi dan bisa lebih mandiri,” pesan
dan sering karena misalkan lokasinya yang jauh, terapi dr. Sudarsono.
mandiri bisa menjadi pilihan.

Beberapa latihan sederhana yang aman dilakukan


misalnya knee extensions untuk melatih otot tungkai.
Jenis latihan ini dapat dilakukan dengan cara duduk di
EDISI 78 INFO BPJS KESEHATAN 21
K O N S U LTA S I

01
Benarkah ada peserta BPJS
yang sudah mengalami
kenaikan iuran pada bulan
September 2019? Kenapa
naiknya tinggi sekali? IG:
@mimiXXXX

JAWAB :
Saat ini keputusan penyesuaian iuran JKN-KIS masih menunggu regulasi resmi yang ditetapkan dan diterbitkan oleh pemerintah. Faktanya,
besaran iuran yang baru bagi peserta mandiri kelas 3, sebenarnya tidak sampai Rp. 2.000 per hari. Hampir sama seperti bayar parkir motor
per jam di mall. Sama juga seperti ke kamar kecil di tempat-tempat umum. Bahkan, untuk peserta mandiri kelas 1, iurannya kurang lebih Rp
5.000 per hari. Bandingkan dengan buat beli rokok per hari yang bisa menghabiskan lebih dari Rp5.000. Beli kopi di kafe sudah pasti lebih
dari Rp 5.000. Besaran iuran yang akan disesuaikan tersebut, tidak sebanding dengan besarnya manfaat yang diberikan Program JKN-KIS
ketika ada peserta yang sakit atau membutuhkan layanan kesehatan.

02
Katanya BPJS tidak
menanggung biaya untuk
persalinan ibu melahirkan
lagi ya? Ini hoax atau
benar? IG: @azzam.XXXX

JAWAB :
BPJS Kesehatan menjamin semua jenis persalinan, baik persalinan normal (baik dengan penyulit maupun tanpa penyulit), maupun
tindakan bedah caesar. Penjaminan biaya oleh BPJS Kesehatan ini termasuk pelayanan untuk bayi baru lahir yang dapat ditagihkan fasilitas
kesehatan dalam satu paket persalinan dengan ibunya. Namun apabila sang bayi membutuhkan pelayanan kesehatan khusus, maka
fasilitas kesehatan dapat menagihkan klaim ke BPJS Kesehatan di luar paket persalinan.

Selama peserta JKN-KIS mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, serta tindakan medis yang diperoleh peserta berdasarkan indikasi
medis yang jelas, maka fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik iur biaya apapun kepada peserta yang bersangkutan.

22 INFO BPJS KESEHATAN EDISI 78

Anda mungkin juga menyukai