JURNAL
Oleh:
Abstrak
Pendahuluan: Mutu pelayanan kesehatan merupakan derajat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang di berikan oleh Rumah Sakit kepada pasien sesuai dengan standar pelayanan,
sehingga berdampak pada kepuasaan dan loyalitas pasien. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh
dimensi mutu terhadap kepuasan dan minat berkunjung ulang kembali pasien umum rawat jalan di
RSU Sundari Medan Tahun 2021. Metode: Menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di RSU Sundari Medan. Populasi penelitian seluruh
pasien umum rawat jalan yang baru melakukan pengobatan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan
dan sampel sebanyak 68 orang. Hasil: Menunjukkan bahwa variabel responsiveness (daya tanggap)
memiliki nilai p=0,004<0,05, reliability (reliabilitas) p=0,005<0,05, assurance (jaminan)
p=0,018<0,05, emphaty (empati) p=0,014 <0,05, dan tangible (bukti fisik) p=0,600>0,05.
Kesimpulan: ada pengaruh responsiveness (daya tanggap), reliability (reliabilitas), assurance
(jaminan), emphaty (empati) terhadap kepuasan dan minat berkunjung ulang kembali pasien umum
rawat jalan dengan p sig < 0,05, tidak ada pengaruh tangible (bukti fisik) terhadap kepuasan dan
minat berkunjung ulang kembali pasien umum rawat jalan dengan p sig > 0,05. Disarankan agar
petugas kesehatan lebih sigap dalam menanggapi keluhan pasien dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan diberikan.
Kata Kunci : Mutu Pelayanan, Kepuasan dan Minat Kunjung Ulang Pasien Umum Rawat
Jalan
Abstract
Background The quality of health services is the degree of perfection of health services
provided by hospitals to patients in accordance with service standards, so that it has an impact on
patient satisfaction and loyalty. Purpose : To determine the effect of the quality dimension on
satisfaction and interest in revisiting general outpatients at Sundari Hospital Medan in 2021. Method
: Quantitative using a cross-sectional approach. It was conducted at Sundari Hospital. Population
was all general outpatients who had just received treatment at Sundari Hospital with sample of 68
people. Result : The responsiveness variable had p value = .004 <.05, reliability (reliability) p
= .005<.05, assurance (guarantee) p = .018 <.05, empathy (empathy) p = .014<.05, and tangible
(physical evidence) p=.600>.05 Conclusion : there was an effect of responsiveness, reliability,
assurance, empathy on satisfaction and interest in revisiting general outpatients with sig-p <.05, no
tangible effect (physical evidence) on satisfaction and interest in revisiting general outpatients with
sig-p > .05. The advice given is for health workers to be more alert in responding to patient
complaints and improving the quality of services to be provided
.
Keywords : Quality of Service, Satisfaction and Willing Revisiting, General Outpatients.
Alamat Korespondensi:
Markus Sastra Eli Zebua, Desa Tumori, Kecamatan Gunungsitoli Barat, Kota Gunungsitoli,
081262319535, markuszebua4@gmail.com
1
PENDAHULUAN norma, etika, hukum, dan sosial budaya
Rumah Sakit menurut WHO (World dengan memperhatikan keterbatasan dan
Health Organization) adalah bagian integral kemampuan pemerintah, serta masyarakat
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan konsumen. Jadi yang dimaksud dengan mutu
dengan fungsi menyediakan pelayanan pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada
paripurna (komprehensif), penyembuhan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit dalam menimbulkan rasa puas pada diri pasien
(preventif) kepada masyarakat (1). Rumah (6).
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan Kepuasan pasien merupakan suatu
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
perorangan secara paripurna yang akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat diperolehnya setelah pasien
jalan dan gawat darurat (2). membandingkannya dengan apa yang
Rumah Sakit merupakan salah satu diharapkannya. Pasien akan merasa puas
industri jasa pelayanan. Sebagai suatu industri apabila kinerja pelayanan kesehatan yang
jasa maka Rumah Sakit tentunya juga harus diperolehnya sama atau melebihi dari yang
menjalankan fungsi-fungsi bisnis dalam menjadi harapannya dan sebaliknya pasien
manajerialnya, salah satunya adalah akan merasa tidak puas apabila kinerja
bagaimana menghasilkan produk jasa yang pelayanan kesehatan yang diperolehnya itu
bermutu atau berkualitas (3). Pelayanan tidak sesuai dengan harapannya (7). Persepsi
kesehatan yang baik dapat terjadi apabila pasien terhadap mutu jasa pelayanan kesehatan
pelayanan tersebut memiliki kualitas yang tidak lepas dari indikatornya yaitu dimensi
tinggi, aman serta efektif bagi masyarakat mutu pelayanan. Untuk mengukur kualitas jasa
pengguna layanan tersebut. Upaya pelayanan kesehatan digunakan model Serqual
pembangunan kesehatan dapat berhasil jika atau servive quality sebagai landasan konsep
kebutuhan sumber daya kesehatan dapat penelitian yang dikenal dengan dimensi Rater.
terpenuhi. Sehingga untuk tercapainya Lima dimensi kualitas pelayanan tersebut yaitu
pengelolaan pelayanan kesehatan yang Reabilitas, Daya Tanggap, Jaminan, Empati
berkualitas ini pihak pelayanan kesehatan dan Bukti Fisik (8).
harus memenuhi persyaratan mencakup Kepuasan pasien atau pelanggan adalah
ketersediaan, kewajaran, berkesinambungan, inti dari pemasaran. Pelayanan yang
dapat diterima, dapat dijangkau, efisien dan memuaskan dan berkualitas akan membentuk
bermutu (4). loyalitas pasien atau pelanggan dan kepuasan
Menghadapi persaingan di bidang sangat erat hubungannya dengan “Word Of
layanan kesehatan, penyedia jasa pelayanan Mouth” informasi mulut ke mulut, maka
kesehatan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan tersebut juga akan
layanan yang baik untuk meningkatkan mutu mendatangkan pelanggan baru. Efek
pelayanannya supaya kepercayaan pasien selanjutnya akan beranjut pada proses
selalu diberikan kepada penyedia pelayanan terbentuknya citra rumah sakit yang
kesehatan sehingga berdampak pada kepuasan meningkat. Hal ini dikarenakan kondisi
pasien dan loyalitas pasien (5). pesaing yang sangat ketat. Maka setiap Rumah
Mutu pelayanan kesehatan adalah Sakit akan berusaha untuk menempatkan
derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan dirinya sebaik mungkin dimata
yang sesuai dengan standar profesi dan standar pasien/pelanggannya agar dapat dipercaya
pelayanan dengan menggunakan potensi untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang
sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit kesehatan (9).
secara wajar, efisien, dan efektif serta Menurut hasil penelitian yang
diberikan secara aman dan memuaskan secara dilakukan oleh Siti J. F. D Jalias, dkk,
diketahui bahwa setiap dimensi mutu METODE PENELITIAN
pelayanan variabel Responsiveness (Daya Jenis penelitian menggunakan
tanggap), Reliability (Reliabilitas), Assurance kuantitatif berbentuk survei yang bersifat
(Jaminan), Emphaty (Empati) dan Tangible deskriptif analitik dengan pendekatan
(Bukti fisik) berpengaruh positif dan Cross Sectional. Lokasi penelitian dilakukan
signifikan terhadap minat kembali pasien di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Jln.
melalui tingkat kepuasan pasien. Pengaruh T.B. Simatupang (Jln. P.Baris NO 31), Lalang,
langsung kepuasan pasien terhadap minat Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan,
kembali pasien dapat dilihat dalam penelitian Sumatera Utara 20351 pada bulan Mei sampai
ini dengan koefisien sebesar 3,532 dengan Juli 2021.
signifikan 0,000. Artinya nilai koefisien Populasi dalam penelitian ini adalah
bernilai positif dan mempunyai nilai signifikan seluruh pasien umum rawat jalan yang baru
0,000< 0,05. Koefisien tersebut menunjukkan melakukan pada bulan Februari sebanyak 212
bahwa pasien berpengaruh positif dan pasien. Sampel yang digunakan digunakan
signifikan terhadap minat kembali pasien. Ini adalah 68 orang. Penarikan sampel dilakukan
berarti bahwa jika pasien merasa puas dengan dengan accidental sampling yaitu pengambilan
mutu pelayanan maka pasien akan kembali kasus atau responden yang kebetulan ada di
berobat ke tempat layanan kesehatan tersebut bagian rawat jalan RSU Sundari Medan.
jika memiliki keluhan (10). Teknik pengumpulan data terdiri dari
Berdasarkan hasil survei awal yang data primer diperoleh dari observasi,
dilakukan penulis pada 03 Mei 2021 di Rumah wawancara dengan pasien dan kuesioner.
Sakit Umum Sundari Medan dengan Pengumpulan data sekunder diperoleh Rekam
melakukan wawancara dan observasi yang Medik dan data kunjungan pasien. Data tertier
dilakukan kepada 15 pasien baru umum rawat diperoleh dari jurnal dan website dari RSU
jalan, dari hasil wawancara tersebut Sundari Medan. Teknik pengolahan data
didapatkan bahwa 7 orang pasien merasa puas meliputi collecting, checking, coding, entering
dengan mutu pelayanan dan 7 orang pasien dan data processing (11).
tersebut berminat melakukan kunjungan Data yang terkumpul dianalisis secara
berobat kembali di Rumah Sakit, kemudian 8 deskriptif menggunakan program SPSS
orang pasien merasa tidak puas dengan mutu (Statistical Product and Service Solution).
pelayanan dengan 3 orang pasien yang masih Analisa data terdiri dari analisis univariat,
berminat melakukan kunjungan berobat bivariat dan multivariat dengan uji regresi
kembali di Rumah Sakit dan 5 orang pasien logistik (11).
yang tidak berminat melakukan kunjungan
berobat kembali di Rumah Sakit disebabkan HASIL PENELITIAN
karena lamanya waktu menunggu pemeriksaan Analisa Univariat
tidak adanya nomor antrian saat berobat ke Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
poliklinik, tempat duduk di ruang tunggu karakteristik jenis kelamin responden, dari
masih kurang, ketidaktegasan dari petugas jumlah 68 responden yang berjenis laki-laki
pelayanan dalam memberlakukan social ada 20 responden (29,4%) dan perempuan 48
distancing ke pasien sehingga pasien merasa responden (70,6%). karakteristik umur
tidak aman dan nyaman, ruang tunggu yang responden, dapat dilihat 1 responden (1,5%)
tidak memadai, masih ada pasien yang tidak yang berumur 15-20 tahun, 37 responden
menggunakan masker dengan baik dan benar, (54,4%) yang berumur 21-30 tahun, 15
petugas kurang tanggap dalam membantu responden (22,1%) yang berumur 31-40 tahun,
pasien. dan 15 responden (22,1%) yang berumur 41-
50 tahun. Karakteristik pendidikan terakhir
responden, yang mempunyai pendidikan
SLTA/Sederajat sebanyak 35 responden responden (30,9%) tidak bekerja/ ibu rumah
(51,5%), DIII sebanyak 7 responden (10,3%), tangga, pelajar/mahasiswa 5 responden
S1 sebanyak 25 responden (36,8%), dan S2 (7,4%), PNS 2 responden (2,9%),
sebanyak 1 responden (1,5%). Berdasarkan BUMN/swasta 11 responden (16,2%),
tabel 1 juga menunjukkan karakteristik wiraswasta 12 responden (17,6%), dan lainnya
pekerjaan responden, dapat dilihat 21 17 responden (25,0%).
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan di Unit Rawat Jalan RSU Sundari Medan
Karakteristik F Persentase
Jenis Kelamin
Laki-Laki 20 29,4
Perempuan 48 70,6
Umur
<21 1 1,5
21-30 37 54,4
31-40 15 22,1
41-50 15 22,1
Pendidikan Terakhir
SLTA/ Sederajat 35 51,5
DIII 7 10,3
S1 25 36,8
S2 1 1,5
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 21 30,9
Mahasiswa 5 7,4
PNS 2 2,9
BUMN/ Swasta 11 16,2
Wiraswasta 12 17,6
Lainnya 17 25,0
Total 68 100
Variabel F Persentase
Responsiveness (Daya Tanggap)
Ya 52 76,5
Tidak 16 23,5
Reliability (Reliabilitas)
Ya 53 77,9
Tidak 15 22,1
Assurance (Jaminan)
Ya 54 79,4
Tidak 14 20,6
Emphaty (Empati)
Ya 53 77,9
Tidak 15 22,1
Tangible (Bukti Fisik)
Ya 55 80,9
Tidak 13 19,1
Kepuasan dan Minat Berkunjung Ulang Kembali
Berminat 50 73,5
Tidak Berminat 18 26,5
Total 68 100