PENDAHULUAN
adanya beberapa faktor yang menyebabkan bayi lama dijalan lahir yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada
2014). Adapun yang dikatakan dengan partus lama apabila pada fase laten ≥8 jam,
atau persalinan yang berlangsung ≥12 jam bayi tidak lahir/ jika dikanan garis
yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Kejadian
partus lama ada hubungannya antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu
dukungan yang diperoleh dari suami akan menimbulkan perasaan tenang, senang,
sikap positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya sampai saat persalinan tiba.
on Indonesia Development (INFID) pada tahun 2013, angka kejadian partus lama
1
2
di indonesia adalah 5 % dari seluruh penyebab kematian ibu. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia partus lama pada tahun 2010 mencapai 1,0%,
tahun 2011 mencapai 1,1%, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 1,8%.
Data Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Utara (2012), salah satu penyebab
langsung kematian ibu dan bayi adalah partus lama. Kejadian partus lama yang
tidak. Selain itu kelancaran proses persalinan yang dialami ibu dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu power, passage, pessenger, penolong, dan psikis ibu.
lancar tidaknya proses kelahiran, terutama pada ibu primigravida faktor tersebut
dapat berupa kecemasan, dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan
takut bila bayinya tidak segera lahir, dan takut tidak ada dukungan dari keluarga
terutama dari suami yang memberikan suport moril terhadap ibu sehingga
yang mengatur kelenjar hipofise, reaksi ini menyebabkan produksi hormon yang
mempengaruhi sebagian organ tubuh, seperti jantung yang berdebar, denyut nadi
3
dan nafas yang cepat, keringat berlebih. Selain itu menyebabkan gangguan aliran
serviks melambat. Hal tersebut berpotensi menyebabkan partus lama (Dr. Sugeng
maryanto, 2013).
Menurut penelitian Rista Feny (2013), rasa cemas dan kekhawatiran ibu
bila tidak ditangani secara serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap
fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Dampak tersebut berupa infeksi,
partum yang dapat menyebabkan kematian Ibu, Sedangkan pada janin akan
Berdasarkan hasil penelitian Ida susila (2013), upaya yang dapat dilakukan
untuk partus lama adalah dengan cara memberikan asuhan sayang ibu meliputi
kebutuhan nutrisi agar kuat menghadapi proses persalinan seperti rehidrasi dengan
menganjurkan ibu berjalan kaki atau memilih posisi sesuai dengan keinginannya,
sebagian besar posisi yang digunakan oleh ibu bersalin adalah posisi miring ke
kiri atau posisi setengah duduk, hal ini dapat dilakukan untuk mendapatkan rasa
nyaman dan dapat mempercepat proses persalinan. Selain itu relaksasi juga dapat
sehingga memperlambat proses pembukaan serviks pada kala I fase aktif pada Ibu
Bersalin. Maka penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan Partus Lama di Klinik WIPA jalan Kapten Muslim Gang Jawa Kecamatan
Klinik WIPA jalan Kapten Muslim Gang Jawa Kecamatan Medan Helvetia
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa Mampu
a. Melakukan pengumpulan data dasar, data subjek dan objektif pada ibu
di Klinik WIPA.
kesenjangan teori dan praktek pada ibu bersalin dengan partus lama di
Klinik WIPA.
Adapun Ruang lingkup dari laporan studi kasus ini adalah untuk
kehamilan 35 minggu, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sampai 6 minggu yang
1. Bagi Pasien
persalinan.
TINJAUAN PUSTAKA
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan lebih dari 18 jam pada multi (mochtar, 2010). Partus lama ditandai
dengan fase laten lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau
lebih tanpa kelahiran bayi, dan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada
Berbeda dengan partus tak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang
2.1.2 Etiologi
menjadi 3 yaitu:
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan,
7
8
a. Inersia Uteri
Adanya his yang bersifat, lemah lebih singkat, dan lebih jarang
Disini sifat his berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his
keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia janin.
dalam letak atau bentuk janin (Janin besar atau ada kelainan konginetal
janin)
Kelainan dalam bentuk atau ukuran jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
oleh faktor passage, passanger, power dan penolong, faktor psikis juga sangat
terutama pada ibu primigravida faktor tersebut dapat berupa kecemasan, di mana
kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul bila
9
pembukaannya lama, takut merasakan kesakitan, takut bila bayinya tidak segera
lahir, dan takut tidak ada dukungan dari keluarga terutama dari suami yang
menjadi lama.
mempengaruhi sebagian organ tubuh, seperti jantung yang berdebar, denyut nadi
dan nafas yang cepat, keringat berlebih. Selain itu menyebabkan gangguan aliran
1. Klasifikasi
Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan serviks
multigravida rata-rata 2,5 jam dengan laju dilatasi serviks kurang dari
2. Tanda Klinis
Menurut Mochtar 2011 tanda klinis kala I lama terjadi pada ibu dan juga
a. Pada ibu
mekonium.
b. Pada janin
1. Bagi ibu
(Anik, 2013).
11
b. Sepsis Puerperalis
Infeksi merupakan bahaya serius bagi ibu dan janin pada kasus
c. Ruptur Uterus
(Cunningham, 2013).
e. Dehidrasi
f. Pemeriksaan dalam
2. Bagi janin
kepala (Manuaba,2013).
2.1.3 Patofisiologi
kelainan letak janin seperti letak sungsang, letak lintang, presentasi muka, dahi
dan puncak kepala, Kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD
2.1.4 Diagnosis
2.1.5 Penatalaksanaan
a. Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk
e. Streptomisin : 1 gr intramuscular.
2. Penanganan khusus
berhenti, pasien disebut belum in partu atau persalinan palsu. Jika his
makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk
dalam fase laten. Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-
prostaglandin.
pascapersalinan.
2. Nilai his :
a. Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan
uteri.
b. Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari
ketika terjadi rasa ketidaknyamanan atau cemas, stress fisik dan emosi
persalinan.
ibu memilih sendiri posisi apa saja yang diinginkannya saat bersalin
Partus lama
Data subjektif
Merupakan data yang didapat dari hasil wawancara langsung pada klien dan
keluarga serta dengan tim tenaga kesehatan. Data subjektif pada kasus kala I
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat psikologi
Meliputi gerakan janin, penyulit keluhan utama seperti takut, cemas, nyeri
e. Pola nutrisi
Data objektif
a. Pemeriksaa fisik
pasien dengan Partus lama yang terdiri dari keadaan umum, kesadaran
b. Pemeriksaan panggul
Abdomen
1. Palpasi
2. Auskultasi
Periksa DJJ selama atau segera sesudah his, hitung frekuensinya minimal
2. Interpretasi data
Interpretasi data adalah langkah yang kedua bergerak dari data. Interpretasi
a. Diagnosa
2007). Diagnosa pada ibu dengan partus lama adalah ibu inpartu dengan
b. Masalah
yang sering muncul pada ibu bersalin dengan partus lama yaitu ibu tampak
c. Kebutuhan
2007).
3. Diagnosa Potensial
apapun. Diagnosa potensial yang terjadi pada kasus kala I memanjang adalah
20
terjadinya risiko infeksi dan komplikasi yang mengancam kehidupan ibu dan
pada bayi dapat terjadi asfiksia, serta lamanya proses melahirkan (Varney,
2007).
4. Antisipasi/tindakan segera
Tindakan yang dilakukan berdasarkan data baru yang diperoleh secara terus-
menerus dan evaluasi supaya bidan dapat melakukan tindakan segera dengan
yang dilakukan pada ibu bersalin dengan kala I memanjang yaitu dengan
menaikan insidensi bedah caesar dan jika menunggu persalinan spontan akan
5. Rencana Tindakan
f. Anjurkan ibu untuk tarik napas panjang bila ada kontraksi uterus.
6. Penatalaksanaan
pada langkah perencanaan. Langkah ini dapat dilakukan pada wanita yang
7. Evaluasi
yang terindentifikasi dalam masalah dan diagnosa sudah terpenuhi atau belum
a. Infeksi tidak terjadi dan tanda-tanda vital sign dalam batas normal.
Persalinan
1. Kewenangan Bidan :
memiliki dokter.
a. Ruang lingkup:
b. Kewenangan:
1. Episiotomi
postpartum
a. Ruang lingkup:
2. Pelayanan bayi
b. Kewenangan:
1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
sekolah
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah
penyakit lainnya
terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,
dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.
keruh)
6. Ketuban telah pecah lebih dari 24 jam atau ketuban pecah pada kehamilan
kurang bulan
26
7. Ada tanda gejala infeksi : Suhu tubuh tinggi, menggigil, nyeri perut dan
10. Ada tanda gerakan janin berkurang (10 gerakan dalam 1 hari)
13. Bagian terendah bukan kepala saja, tapi ada bagian lain misalnya
tangan/lengan
15. Syok
16. Anemia
17. Kuning
Menurut Rahardjo dan Gundanto (2011) studi kasus adalah suatu metode
Jenis studi kasus dalam laporan ini adalah studi kasus observasi.
Lokasi studi kasus pada ibu hamil berada di jalan Kapten Muslim dan lokasi
klinik berada di Klinik WIPA jalan Kapten Muslim Gang Jawa Kecamatan Medan
Helvetia 2017.
Objek studi kasus pada Ny. I yang telah bersedia menjadi subjek yang
Instrument yang di pakai dalam penulisan laporan studi kasus ini dengan
27
28
dan alat –alat yang digunakan pada pemantauan persalinan yaitu: tensi meter,
Dalam pengumpulan data pada laporan studi kasus ini merupakan data
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
pasien. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian terhadap ibu bersalin
1. Keluhan Utama :
pinggang sejak pukul 18.00 wib, ibu takut dan cemas menghadapi proses
punggung.
29
30
His : ada, sejak tanggal 24 maret 2017, pukul 18.00 wib dengan frekuensi
3. Pengeluaran pervaginam
Ibu mengatakan tidak ada cairan yang banyak keluar dari vagina.
4. Masalah-masalah khusus
HPHT : 18-06-2016
TTP : 25-03-2017
6. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 19.00 wib dan minum terakhir
8. Pola eliminasi
Ibu BAB terakhir pada pukul 09.00 wib dan BAK terakhir pada pukul
19.00 wib.
9. Psikologi
B. DATA OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36ºc
RR : 26 x/menit
4. Pemeriksaan fisik
a. Abdomen :
Palpasi uterus :
TFU : 34 cm
TBJ : 3565 gr
Presentasi : kepala
b. Auskultasi
bagian terendah : presentasi kepala, UUK dan tidak teraba tali pusat.
32
Ø Obat
Tgl Waktu Ketub
(cm) Pols RR Tem cairan Penur
TD Kontraksi an/
(x/me (x/m p yg Djj unan
mmHg uterus his penyu
nit) enit) (ºC) diberik kpala
supan
an
24/3/17 20.00 4 cm 120/70 100 26 36 - 3x10’30” 140 5/5 +/0
24/3/17 20.30 84 22 3x10’30” 140
24/3/17 21.00 82 22 3x10’30” 135
24/3/17 21.30 86 20 3x10’30” 135
24/3/17 22.00 90 24 3x10’30” 135
24/3/17 22.30 88 24 3x10’30” 130
23.00
24/3/17 85 22 3x10’30” 135
24/3/17 23.30 82 24 3x10’30” 140
24/3/17 00.00 5 cm 120/70 83 24 36,5 3x10’30” 140 5/5 +/0
24/3/17 00.30 84 24 3x10’30” 140
24/3/17 01.00 86 20 3x10’30” 135
24/3/17 01.30 84 20 3x10’30” 135
24/3/17 02.00 82 23 3x10’30” 135
24/3/17 02.30 80 23 3x10’40” 140
24/3/17 03.00 84 22 3x10’40” 140
24/3/17 03.30 84 24 3x10’40” 135
24/3/17 04.00 5 cm 120/70 84 24 36 3x10’40” 138 4/5 +/0
24/3/17 04.30 80 24 3x10’40” 138
24/3/17 05.00 82 25 3x10’40” 138
24/3/17 05.30 80 25 3x10’40” 140
24/3/17 06.00 85 25 3x10’40” 138
24/3/17 06.30 90 24 3x10’40” 135
24/3/17 07.00 83 24 4x10’45” 140
24/3/17 07.30 84 23 4x10’45” 137
24/3/17 08.00 7 cm 120/70 80 23 36 4x10’45” 137 2/5 +/0
24/3/17 08.30 80 24 4x10’45” 135
24/3/17 09.00 80 25 4x10’45” 140
24/3/17 09.30 85 25 4x10’50” 140
24/3/17 10.00 90 25 4x10’50” 135
33
1. Diagnosa
aktif memanjang
2. Masalah :
3. Kebutuhan :
a. Jaga privasi
f. Relaksasi nafas
g. Cara meneran
perdarahan pospartum, kelelahan pada ibu, sedangkan pada janin terjadi risiko
seringkali terbentuk pada bagian kepala yang paling dependen, dan molase
KOLABORASI
Tidak ada
membasuh muka ibu dan mengganti baju ibu jika basah karena keringat
(saifuddin, 2013)
(saifuddin, 2013)
35
6. Ajarkan ibu cara meneran yang dilakukan pada saat his dan telah
lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan ke dada dan minta ibu
V. PELAKSANAAN
membasuh muka ibu dan mengganti baju ibu jika basah karena keringat
(saifuddin, 2013).
(saifuddin, 2013)
36
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang dilakukan pada saat his dan telah
lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan ke dada dan minta ibu
VI. EVALUASI
DJJ : 140x/menit
Pembukaan : 10 cm
Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Pols : 80x/menit
RR : 24x/menit
37
1. Subjektif
Ibu mengeluh perut terasa mules, merasa cemas terhadap kelahiran bayi
2. Obejektif
Nadi : 82x/i
RR : 24x/i
Suhu : 36,5ºc
VT : pembukaan 5 cm
Ketuban : utuh
His : 3x10’20-40”
Djj : 140x/i
3. Assesment
Kebutuhan :
1. Dukungan psikologis
4. Planning :
membasuh muka ibu dan mengganti baju ibu jika basah karena keringat
(saifuddin, 2013)
(saifuddin, 2013)
1. Subjektif
Ibu mengeluh perut terasa mules, merasa cemas karena bayinya belum lahir,
2. Obejektif
Nadi : 84x/i
RR : 24x/i
Suhu : 36ºc
VT : pembukaan 5 cm
Ketuban : utuh
His : 3x10’20-40”
Djj : 138x/i
3. Assesment
Kebutuhan :
1. Dukungan psikologis
patograf
4. Planning :
membasuh muka ibu dan mengganti baju ibu jika basah karena keringat
(saifuddin, 2013)
(saifuddin, 2013)
1. Subjektif
Ibu mengeluh nyeri perut bertambah dan semakin kuat, adanya dorongan
2. Obejektif
Nadi : 80x/i
RR : 23x/i
Suhu : 36ºc
VT : pembukaan 7 cm
Ketuban : utuh
His : 3x10’45”
Djj : 137x/i
3. Assesment
meneran.
Kebutuhan :
1. Dukungan psikologis
2. Bimbingan meneran
42
4. Planning :
b. Mengajari ibu cara meneran yaitu dengan cara menarik nafas ketika ada
perlahan-lahan.
ibu.
1. Subjektif :
dorongan yang kuat saat timbul kontraksi dan ibu merasa ingin BAB.
2. Objektif:
Temp: 36 0C
f. DJJ : 140X/i
3. Assesment :
dorongan yang kuat dan ingin meneran, nyeri dibagian perut dan
Kebutuhan :
a. Dukungan emosional
b. Bimbingan meneran
44
d. Pendampingan keluarga/suami.
4. Planning :
e. Mengajari ibu cara meneran yaitu dengan cara menarik nafas ketika ada
perlahan-lahan.
g. Melahirkan badan bayi dengan sangga susur, pukul 11.15 Wib lahir
pergerakan aktif.
45
1. Subjektif :
Ibu mengatakan senang dan lega setelah bayinya lahir dan mengatakan
merasa perutnya mules, ibu merasa lelah. Pukul 11.25 wib, ada semburan
2. Objektif :
b. uterus membundar.
3. ASSESMENT :
Masalah : ibu mengatakan perut masih merasa mules dan merasa nyeri pada
daerah kemaluan.
Kebutuhan : MAK III, cek kelengkapan plasenta dan robekan jalan lahir
4. PLANNING :
dada ibu tanpa memakai Bra dan selimuti ibu dan bayi.
plasenta.
yang lengkap.
menekan bagian perineum ibu dengan kasa agar darah disekitar perineum
terserap kedalam kasa lalu bidan dapat melihat sumber darahnya dari
mana.
47
1. Subjektif :
Plasenta sudah dikeluarkan dengan metode manajemen aktif kala III dan pada
pukul 11.25 wib plasenta lahir lengkap, ibu mengatakan bahwa perutnya
2. Objektif :
Keadaan umum ibu baik, TTV TD 120/80 mmHg, pols 78 x/i, RR 24 x/i,
tempp 36ºC, kontraksi uterus baik, perdarahan lebih kurang 70 cc, TFU 2 jari
3. Assesment :
Masalah : ibu mengatakan perut masih terasa mules, merasa lelah dan
belum BAK.
Kebutuhan :
d. Pendokumentasian
48
4. Planning :
memasase perut ibu dan mengenali tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayii
lembek dan ibu menggigil serta lemas, sedangkan tanda pada bayi yaitu
sesak.
d. Memberikan ibu makan seperti nasi,roti dan minum air putih, teh manis
f. Melakukan pendokumentasian.
49
a. Umur
untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pada
umur 35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu
hamil pada umur itu kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak
c. Faktor psikologis
adalah kepala. karena bagian terbawah janin lebih lunak sehingga dilatasi
b. kelainan his
inersia uteri yaitu tidak adanya kontraksi uterus yang adekuat sehingga
(prawihardjo, 2014).
c. Janin besar
Ibu dengan TBJ > 4000 gram dapat menyebabkan tidak adanya kemajuan
persalinan pada panggul normal dan his yang kuat sehingga beresiko
4.1.3 Pembahasan
Data subjek : pada data subjek yang menjadi penyebab partus lama pada
Data objektif : pada data objektif yang menjadi penyebab partus lama
yang teratur.
Fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan serviks kurang
dari 1,2 cm perjam pada primigravida dan 6 jam pada multigravida kurang
dari 1,5 cm perjam atau pembukaan serviks melewati kanan garis waspada
pada patograf.
c. Inersia uteri
Kekuatan his yang tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau
d. Disproporsi sefalopelvik
Tidak ada kesesuaian antara kepala janin dengan bentuk dan ukuran
Diagnosa pada kasus Ny. I dengan partus lama sesuai dengan data saubjek
5. Teknik pernafasan
Pada kasus Ny. I kebutuhan yang dilakukan sesuai dengan teori untuk
Pada persalinan dengan partus lama pada ibu potensial terjadi Infeksi
intrapartum, ruptur uteri dan pada janin potensial terjadi asfiksia, kematian janin
Pada kasus Ny.i tidak terjadi diagnosa potensial karena telah dilakukan
Tidak ada
Tindakan segera :
Tidak ada
4.5 Perencanaan
penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan
seizin pasien/ibu untuk tetap menjaga rasa aman dan nyaman (saifuddin,
2013).
2013).
memberi kata-kata pujian disetiap usaha ibu dan meyakinkan ibu bahwa
(saifuddin, 2013)
kontraksi dapat membuat ibu rileks dan mengurangi rasa nyeri ketika
bersalin.
(saifuddin,2013)
4.6 Pelaksanaan
1. Menjaga privasi
penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan
seizin pasien/ibu untuk tetap menjaga rasa aman dan nyaman (saifuddin,
2013)
memberi kata-kata pujian disetiap usaha ibu dan meyakinkan ibu bahwa
(saifuddin, 2013)
kontraksi dapat membuat ibu rileks dan mengurangi rasa nyeri ketika
bersalin.
(saifuddin,2013).
dengan teori.
57
4.7 Evaluasi
2013).
disetiap usaha ibu dan meyakinkan ibu bahwa ibu dapat bersalin dengan
(saifuddin, 2013)
kontraksi dapat membuat ibu rileks dan mengurangi rasa nyeri ketika
bersalin.
58
2013).
Pada kasus Ny.I dengan partus lama sudah dilakukan evaluasi sesuai
dengan teori.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
menggunakan manajemen 7 langkah Helen Varney pada Ny.I dengan partus lama
1. Pengkajian pada kasus ibu bersalin dengan partus lama didapatkan data
2. Interpretasi data pada kasus ibu bersalin dengan partus lama diperoleh
Masalah yang muncul adalah ibu merasa cemas akrena tidak didampingi
oleh suami dan cemas menghadapi proses persalinan anak pertamanya dan
59
60
3. Diagnosa potensian yang dapat terjadi pada kasus ibu bersalin dengan
partus lama yaitu Infeksi intrapartum, ruptur uteri, asfiksia, kematian janin
5. Rencana tindakan pada kasus ibu bersalin dengan partus lama yaitu :
posisi sesuai dengan keinginan ibu, pemenuhan nutrisi seperti makan dan
7. Pada kasus ibu bersalin dengan partus lama didapatkan hasil KU : baik,
8. Pada kasus ibu bersalin dengan partus lama penulis tidak menemukan
5.2 Saran
1. Bagi penulis
rasa kecemasan dan kekhawatiran yang bisa berdampak pada ibu dan
janin.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sugeng.2013. Hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.SIKES Ngudi Waluyo.
Rista Feny.2013. Hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi persalinan.SIKES Ngudi Waluyo.
Saifuddin. (2006). Buku Panduan praktis Pelayanan Kesehatan Materal
Neonatal.
Varney, H (2007). Varney’s Midwifery Text Book Third Edition. London : jn. M
Kribs. Carolyn L. Gergorn..