Anda di halaman 1dari 79

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan proses fisiologis yang dihadapi oleh seorang

wanita. Untuk mendapatkan proses persalinan yang lancar diperlukan

persiapan pada saat kehamilan. Oleh karena itu banyak wanita, khususnya

nullipara secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan.

Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua dan

berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang

yang tidak dikenal). Sedangkan wanita multipara memiliki pengalaman

tersendiri dalam kehamilan dalam mempersiapkan diri menghadapi

persalinan kali ini (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2005). Persalinan dibagi

menjadi 4 tahap yaitu kala I (dimulai kontraksi sampai pembukaan lengkap),

kala II (pengusiran janin), kala III (pengeluaran uri) dan kala IV (observasi

2 jam) ( Manuaba, 1998:166). Faktor – faktor penting yang mempengaruhi

persalinan yaitu powers (kekuatan), passenger (penumpang yaitu janin dan

plasenta), passageway (jalan lahir), posisi ibu dan psychologic respon

(respon psikologis) (Bobak, 2005:235). Jika terjadi kelainan pada salah satu

faktor yang mempengaruhi persalinan tersebut maka akan terjadi persalinan

lama (Manuaba, 1998:292).

Senam hamil adalah kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan

(prenatal care) yang akan memberikan suatu hasil / produk asuhan antenatal

atau out come persalinan yang lebih baik yakni persalinan fisiologis

(www.suara.merdeka.com Juni 2000). Senam hamil (prenatal) bertujuan

1
2

untuk dapat melakukan tugas persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan

diri sendiri dibawah bimbingan penolong menuju persalinan normal

(fisiologis) (Bandiyah, 2009 : 68).

Kenyataannya mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin

merupakan masalah besar di negara berkembang. Tahun 1996, WHO

memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal saat hamil

atau bersalin. Di Asia Selatan 1 : 18 ibu meninggal akibat kehamilan atau

persalinan per tahunnya, sedangkan di Afrika 1 : 14 dan di Indonesia

menurut SDKI 2003 Angkatan Kematian Ibu (AKI) 307 : 100.000 kelahiran

hidup. Penurunan AKI dari tahun ke tahun dirasa sangat lambat, sedangkan

target AKI tahun 2010 adalah 125 : 100.000 kelahiran hidup. Menurut Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2000 di Jawa Timur 385 : 100.000

kelahiran hidup.

Berdasarkan studi pendahuluan terhadap ibu bersalin selama bulan April

2010 di Rumah Bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamantan

Prambon Kabupaten Sidoarjo didapatkan data jumlah ibu bersalin 43 orang

sedangkan untuk ibu bersalin yang mengikuti senam hamil 25 orang

(58,14%), dan yang tidak mengikuti senam hamil 18 orang (41,86%). Dari

yang mengikuti senam hamil, lama persalinan kala I cepat 17 orang (68%),

dan yang lama persalinan kala I lambat 8 orang (32%). Sedangkan dari yang

tidak mengikuti senam hamil lama persalinan kala I cepat 8 orang (44,44%)

dan lama persalinan kala I lambat 10 orang (55,56%). Dari data diatas

menyatakan bahwa masih banyak ibu yang tidak ikut senam hamil yang

lama persalinan kala I nya lambat.


3

Dan Oeomo Sofoewan (1998) di Yogyakarta meneliti 100 wanita

primigravida, didapatkan bahwa kejadian partus lama lebih kecil 1,9% di

kalangan wanita yang hamil yang melakukan senam hamil dibandingkan

yang tidak melakukan senam hamil. Secara statistik risiko relatifnya 0,125,

artinya risiko partus lama pada ibu yang melakukan senam hamil 0,125 kali

dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil.

Pada tahun 1993, Jurnal Amerika Health memuat laporan mengenai hasil

penelitian selama 2 tahun New York yang menunjukkan bahwa wanita yang

melakukan senam hamil selama 30 menit, 5 hari dalam seminggu bayi yang

lebih besar dan sehat (Hanton, 2001). Artal (1999) mengutip penelitian yang

mendapatkan hasil bahwa lama persalinan lebih singkat pada wanita yang

melakukan latihan selama kehamilannya dibandingkan yang tidak

melakukan latihan. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab persalinan

memanjang atau partus lama, yaitu tenaga jalan lahir dan janin. Dan sampai

saat ini yang dapat dikendalikan adalah masalah tenaga atau power.

Manfaat senam hamil yaitu dapat meningkatkan konsumsi oksigen untuk

tubuh, sehingga ibu hamil merasa lebih sehat dan tidak sesak nafas dapat

memperpendek kala I dalam persalinan, mengurangi insiden operasi seksio

caesaria dan gawat janin, otot menjadi elastis / kenyal dan mudah regang

sehingga persalinan lebih lancar dan ibu tidak mengalami ketegangan

mental / kecemasan (www.Swara Merdeka.Com Juni 2000).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I di rumah


4

bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon

Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya

adalah

1. Apakah ada hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I

di rumah bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan

Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010?

2. Apakah senam hamil dapat mempengaruhi pada lamanya persalinan kala

I di rumah bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan

Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010?

1.2.2 Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan sedangkan waktu yang tersedia sangat

terbatas, maka penulis membatasi lingkup pembahasan tentang” Apakah ada

hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I di Rumah

Bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon

Kabupaten Sidoarjo tahun 2010?”.


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Hubungan antara senam hamil dengan lama

persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto

Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pelaksanaan senam hamil di rumah bersalin Hj.Tarpiani

Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun

2010.

2. Mengidentifikasi lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj.Tarpiani

Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun

2010.

3. Menganalisis hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala

I di Rumah Bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan

Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan manfaat berupa pengalaman serta pembelajaran

dalam mengidentifikasi tentang hubungan antara senam hamil dengan lama

persalinan kala I.

1.4.2 Bagi Tempat Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi

tempat pelayanan kesehatan (tempat penelitian) untuk dapat lebih


6

memberikan informasi dan pengetahuan tentang hubungan antara senam

hamil dengan lama persalinan kala I.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat memberi manfaat bagi institusi pendidikan

khususnya bagi program studi DIII Kebidanan Mitra Sehat Sidoarjo sebagai

bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan antara senam

hamil dengan lama persalinan kala I.

1.4.4 Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada masyarakat

sehingga masyarakat bersedia melakukan senam hamil secara teratur untuk

mempersiapkan proses persalinan yang dapat mempersingkat dalam

persalinan kala I.
7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan

uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau

dengan jalan lain (Mochtar,1998 : 91).

M Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup didalam uterus melalui vagina kedunia luar (Winkjosastro,2005 :

180).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

(Manuaba, 1998 : 157).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu (Depkes RI, 2007 : 35).

2.1.2 Jenis – Jenis Persalinan

1. Menurut Cara Persalinan

1) Partus normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala

dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai

ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

2) Partus abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat –

alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesaria (Mochtar,

1998 : 91).

7
8

2. Menurut Tua (Umur) Kehamilan

1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin

dapat hidup (viabel),berat janin di bawah 1000 gr, tua kehamilan di

bawah 28 minggu.

2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada

kehamilan 28 -36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat

janin antara 1000-2500 gram.

3) Partus mauturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada

kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.

4) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu partus yang di taksir, janin disebut

postmatur.

5) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin

dikamar mandi dan sebagainya.

6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk

memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalopelvik.

(Mochtar, 1998 : 91)

2.1.3 Sebab – Sebab yang Menimbulkan Persalinan

1. Teori Penurunan Normone

1-2 minggu sebelum partus dimulai terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot –

oto polos polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh

darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.


9

2. Teori Plasenta Menjadi Tua

Menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang

menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan

kontraksi uterus.

3. Teori Iritasi Mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser).

Bila ganglion ini digeser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

4. Teori Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskhemia otot

rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.

5. Teori Oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah oleh karena itu timbul

kontraksi otot-oto uterus.

6. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa – rupanya juga memegang

peranan oleh karena pada annenchepalus, kehamilan sering lebih lama

dari biasanya.

7. Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua adalah salah satu penyebab

permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa

prostaglandin F2/E2 yang menimbulkan kontraksi miometrium pada

setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
10

prostaglandin yang tinggi baik dari air ketuban maupun darah perifer

pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

8. Induksi Persalinan (inductin of labour), partus dapat pula ditimbulkan

dengan jalan :

1) Merangsang fleksus frankenhauser dengan memasukkan beberapa

gagang laminaria dalam kanalis servikalis.

2) Pemecahan ketuban.

3) Penyuntikan oksitosin dan prostaglandin.

(Wiknjosastro, 2005:181)

2.1.4 Tanda dan Gejala Inpartu

1. Penipisan dan pembukaan serviks

2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

3. Cairan lendir bercampur darah (show) dari vagina

(Depkes RI, 2007 : 37)

2.1.5 Faktor yang Berpengaruh Dalam Persalinan

1. Passage (Jalan Lahir)

Menurut Wiknjosastro (2005 : 104 ) jalan lahir terdiri atas jalan lahir

begian tulang dan jalan lahir bagian lunak. Jalan lahir bagian tulang

terdiri dari tulang – tulang panggul dan sendi – sendinya. Sedangkan

bagian lunak terdiri dari otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen. Dalam

persalinan pervaginam janin harus melewati jalan lahir ini.


11

1) Jalan Lahir Bagian Tulang

Secara fungsional terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan

pelvis minor. Pelvis mayor adalah pelvis di atas linea terminalis yang

tidak banyak kepentingannya di dalam obstetri. Sedangkan yang lebih

penting adalah pelvis minor yang dibatasi oleh pintu atas panggul (

inlet) dan pintu bawah panggul (outlet).

Menurut Caldwell Molloy,jenis panggul terdiri dari :

(1) Jenis Ginekoid

Ditemukan pada 45% wanita, panjang diameter antero posterior

hampir sama dengan diameter tranversa.

(2) Jenis Android

Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Pria umumnya

mempunyai panggul jenis ini. Ditemukan pada 15% wanita.

(3) Jenis Anthropoid

Ditemukan pada 35% wanita, bentuk pintu atas panggul agak

lonjong seperti telor.

(4) Jenis Platipelloid

Ditemukan pada 5% wanita.

2) Jalan Lahir Bagian Lunak

(1) Pada persalinan segmen bawah uterus, serviks dan vagina ikut

membentuk jalan lahir bagian lunak.

(2) Muskulus leverotorani merupakan alat yang paling penting di

samping otot-otot lainnya.


12

(3) Bagian dalam dasar panggul merupakan dasar kavum abdoment

yang dilapisi peritoneum.

2. Pasanger (Bayi)

1) Kepala janin berbentuk ovoid yang lebih sempit di bagian depan dan

lebar di belakang (Winkjosastro, 2005 : 104).

2) Sikap (Habitus)

Sikap menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu

janian, biasanya terhadap tulang-tulang punggungnya. Janin umumnya

dalam sikan flexi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam

keadaan flexi, serta lengan bersilang di dada.

3) Letak Janin

Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu

ibu.

4) Presentasi

Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah rahim yang

dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.

5) Posisi

Merupakan indikastor untuk menetapkan arah bagian terbawah janin.

(Mochtar, 1998:68)

3. Power (Tenaga Persalinan)

1) His (kontraksi uterus).

2) Kontraksi otot dinding perut.

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.


13

4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.

(manuaba, 2002 : 160)

5) Psikis ibu

6) Penolong

2.1.6 Mekanisme Persalinan Normal

1. Partus dibagi menjadi 4 kala yaitu :

1) Kala I (kala pembukaan)

Partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan

lendir yang bercampur darah (bloody show). Lendir yang bercampur

darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servik mulai

membuka atau mendatar sedangkan darahnya berasal dari pembuluh

darah kapiler.

Proses pembukaan serviks dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

(1) Fase Laten

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat

sampai menjadi ukuran diameter 3 cm.

(2) Fase Aktif

a. Fase Akselerasi

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm

b. Fase Dilatasi Maksimal

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari

4 cm sampai 9 cm.
14

c. Fase Deselerasi

Pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Mekanisme membuka serviks pada primigravida adalah

serviks membuka dulu baru berdilatasi, sementara pada multipara

adalah penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang

bersamaan. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah

lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13-14 jam,

sedangkan multipara kira-kira 6-7 jam.

(Mochtar, 1998:94)

2) Kala II ( Kala Pengeluaran Janin)

Pada kala pengeluaran janin his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih

lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin sudah masuk di ruang

panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar

panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan.

Wanita merasa ada tekanan pada rektum hendak buang air besar.

Kemudian perineum menonjol dan menjadi lebar dengan anus

membuka. Labia membuka dan tidak lama kemudian kepala janin

tampak dalam vulva pada waktu his dengan his dan kekuatan

mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan subocciput

dibawah simpisis dan diikuti dengan lahirnya seluruh badan janin.

Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada

multipara rata-rata 0,5 jam (Mochtar, 1998:95).


15

3) Kala III ( Kala Pengeluaran Uri)

Manajemen aktif kala III adalah untuk menghasikan kontraksi uterus

yang lebih efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III

persalinan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika

dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.

Manajemen aktif kala III terdiri atas 3 langkah utama :

(1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi

lahir.

(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.

(3) Masase uteri.

Keuntungan – keuntungan manajemen aktif kala III :

(1) Persalinan kala III yang lebih singkat.

(2) Mengurangi jumlah kehilangan darah.

(3) Mengurangi kejadian retensio plasenta.

(Depkes RI, 2007 : 124 )

4) Kala IV ( Kala Pengawasan)

Kala IV dimasukkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

post partum sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang

dilakukan yaitu :

(1) Tingkat kesadaran

(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan

pernafasan.

(3) Kontraksi uterus


16

(4) Jumlah perdarahan

( Manuaba, 1998 : 166 )

2. Mekanisme Persalinan

1) Turunnya Kepala Janin

Turunya kepala janin dibagi dalam :

(1) Masuknya Kepala Janin kedalam Pintu Atas Panggul.

Pada primigranda sudah terjadi pada bulan terakhir dari

kehamilan tetapi pada multipara terjadi pada permulaan

persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul

biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi

yang ringan.

(2) Majunya Kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk

kedalam rongga panggul dan biasany baru mulai pada kala II.

Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala

dalam rongga panggul terjadi bersamaan.

2) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun

kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari

bertambahnya fleksi menyebabkan ukuran kepala yang lebih kecil

melalui jalan lahir. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju

dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,

serviks, dinding panggul atau dasar panggul.


17

3) Putar Paksi Dalam

Putar paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian

rupa sehingga bagian terendah dari bagian terdepan memutar kedepan

kebawah simpisis.

4) Ekstensi

Setelah putar paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul,

terjadilah extensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena

sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas,

sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Jika

tidak terjadi ekstensi, kepala akan tertekan pada perineum dan

menembusnya.

Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah simpisis maka yang

dapat maju karena kekuatan membesar kebawah dan kekuatan tahanan

dasar panggul yang menolaknya keatas adalah yang berhadapan

dengan subocciput (hipomoklion).

5) Putar Paksi Luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putara paksi dalam gerakan ini disebut putaran restitusi.

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan

dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah

putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran

bahu menempatkan diri pada diameter antero posterior dari pintu

bawah panggul.
18

6) Exspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah simpisis dan

menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang, kemudian bahu

depan menyusul dan selanjunya seluruh badan anak lahir searah

dengan paksi luar.

(Winkjosastro, 2005:186)

2.2 Konsep Dasar Persiapan Persalinan (Senam Hamil)

Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan

kesehatan optimal menjelang persalinan. Untuk dapat mencapai keadaan

optimal menjelang persalinan perlu dilakukan dua langkah penting yaitu

melakukan senam hamil yang bertujuan untuk mempersiapkan dan meltih

otot – otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal

dalam persalinan normal ( Manuaba, 1998 : 166).

2.2.1 Pengertian

Senam hamil adalah kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan

(prenatal care) yang akan memberikan suatu hasil / produk asuhan antenatal

atau out come persalinan yang lebih baik yakni persalinan fisiologis

(www.suara.merdeka.com Juni 2000).

Senam hamil (prenatal) bertujuan untuk dapat melakukan tugas

persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan diri sendiri dibawah

bimbingan penolong menuju persalinan normal (fisiologis) (Bandiyah,

2009 : 68).
19

2.2.2 Tujuan Senam Hamil

Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai

berikut :

1. Diperoleh keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan

kekuatan otot dinding perut, otot dasar panggul serta jaringan

penyangga untuk berfungsi saat persalinan berlangsung.

2. Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan persalinan, dapat

memperbaiki kedudukan janin, meningkatkan ketegangan dan

kepercayaan diri menghadapi persalinan

3. Memperoleh pengetahuan dan kemampuan mengatur pernafasan,

relaksasi otot dinding perut, otot sekat rongga badan dan otot dasar

panggul saat persalinan.

4. Meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot

rahim sehingga tercapai hasil optimal menuju jalan lahir.

5. Meningkatkan kesegaran rohani dan jasmani ibu hamil.

(Bandiyah, 2009 : 68).

2.2.3 Manfaat Senam Hamil

1. Membantu perubahan metabolisme tubuh.

2. Meningkatkan konsumsi oksigen dalam tubuh.

3. Membantu fungsi jantung sehingga tidak merasa sesak nafas.

4. Mempercepat proses persalinan terutama Kala II.

5. Mengurangi pengeluaran mekonium.


20

6. Mengurangi terjadinya gawat janin pada waktu persalinan.

7. Periode persalinan aktif pada persalinan pervaginam.

(www.suara.merdeka.com Juni 2000)

2.2.4 Sasaran Senam Hamil

Senam hamil ditujukan pada semua ibu hamil dengan umur kehamilan

mulai 20-22 minggu (Manuaba, 1999: 117).

2.2.5 Syarat Mengikuti Senam Hamil

1. Kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi / izin dari dokter /

bidan.

2. Kehamilan berusia minimal 5 bulan.

3. Kehamilan tidak mempunyai komplikasi (keguguran berulang, kehamilan

dengan bekas operasi)

4. Dengan bimbingan petugas dan di Rumah sakit

(Manuaba, 1999: 117)

5. Berpakaian cukup longgar.

6. Menggunakan matras / kasur.

(Salmah, 2006: 118)

2.2.6 Kontra Indikasi

1. Absolut

1) Penyakit jantung yang aktif

2) Gagal jantung

3) Penyakit rematik

4) Tromboplebitis

5) Emboli paru
21

6) Resiko akut

7) Perdarahan pervaginam

8) Ketuban pecah

9) Gangguan pertumbuhan janin

10) Riwayat kebidanan jelek

11) Hipertensi berat

12) Tidak pernah Antenatal care

13) Gawat janin

2. Relatif

1) Hipertensi esensial

2) Anemis

3) Penyakit tiroid

4) Diabetes Mellitus

5) Letak sungsang pada trimester III

6) Berat Badan berlebihan

7) Berat badan lahir rendah bayi sebelumnya

8) Lingkungan panas

(www.suara.merdeka.com Juni 2000)

2.2.7 Bentuk-Bentuk Senam Hamil

1. Sikap Tubuh Sempurna

Pandangan muka lurus ke depan, badan tegak, tarik otot dinding perut ke

dalam dan ke atas. Kedua tungkai lurus dan kedua lengan lurus

disamping badan.
22

Gambar 2.1 sikap tubuh sempurna dalam senam


hamil(www.suara.merdeka.com Juni 2000)
2. Latihan I

1) Duduk rileks dan badan ditopang tangan di belakang.

2) Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.

3) Gerakan latihan :

(1) Gerakan kaki kanan dan kiri kedepan dan ke belakang

(2) Putar persendian kaki melingkar kedalam dan keluar

(3) Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan

telapak kaki

(4) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut

(5) Kerutkan dan kendorkan otot dubur.

Gambar 2.2 Sikap tubuh latihan I senam hamil


(www.suara.merdeka.com Juni 2000)

Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali setiap gerakan.


23

3. Latihan II

1) Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan di belakang

badan

2) Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat

3) Tujuan latihan

(1) Melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat

persalinan

(2) Meningkatkan peredaran darah alat kelamin bagian dalam

sehingga sirkulasi menuju plasenta (ari-ari) makin sempurna

4) Bentuk latihan

(1) Tempatkan tungkai kanan diatas tungkai bawah kiri, silih berganti

(2) Kembangkan dan kempeskan otot dinding perut bagian bawah

(3) Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur

(4) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali

Gambar 2.3 Sikap tubuh latihan II senam hamil


(manuaba, 1999 : 118)

4. Latihan III

1) Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan di belakang,

tungkai bawah dirapatkan

2) Tidur terlentang dengan kedua kaki merapat


24

3) Tujuan latihan :

(1) Memperkuat otot dinding perut sehingga dapat berfungsi saat

persalinan

(2) Meningkatkan sirkulasi darah menuju alat kelamin bawah,

sehingga darah menuju janin dapat ditingkatkan

4) Bentuk latihan :

(1) Pada sikap duduk, angkat tungkai bawah silir berganti keatas

dengan tinggi semaksimal mungkin.

(2) Pada sikap tidur, kedua tangan dapat di samping tetapi lebih baik

di bawah kepala. Angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan

kiri dengan tinggi semaksimal mungkin.

(3) Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.

5. Latihan IV

1) Sikap duduk bersila dengan tegak

2) Tangan diatas bahu sedangkan siku disamping badan.

3) Tujuan latihan :

(1) Melatih otot perut bagian atas

(2) Meningkatkan kemampuan sekat rongga badan untuk membantu

persalinan.

4) Bentuk latihan :

(1) Lengan diletakkan di depan badan (dada)

(2) Putar keatas dan kesamping, kebelakang dan selanjutnya kembali

kedepan badan (dada)

(3) Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.


25

Gambar 2.4 Sikap tubuh latihan IV senam


hamil(manuaba, 1999 : 119)

6. Latihan V

1) Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain

2) Badan tegak rileks dan paha lemas

3) Kedua tangan dipersendian lutut

4) Tujuan latihan :

(1) Melatih otot punggung agar berfungsi baik

(2) Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam

(3) Melatih agar persendian tulang punggung jangan kaku

5) Bentuk latihan :

(1) Tekanlah persendian lutut dengan berat badan sekitar 20 kali

(2) Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin.

7. Latihan VI

1) Sikap latihan tidur diatas tempat tidur datar

2) Tangan di samping badan

3) Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai

bawah sekitar 80-90 derajat.

4) Tujuan latihan :

(1) Melatih persendian tulang punggung bagian atas


26

(2) Melatih otot perut dan otot tulang belakang

5) Bentuk latihan :

(1) Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki

dan bahu

(2) Pertahankan selama mungkin diatas dan selanjutnya turunkan

perlahan-lahan

Gambar 2.5 Sikap tubuh latihan VI senam hamil


(www.suara.merdeka.com Juni 2000)

8. Latihan VII

1) Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar

2) Badan seluruhnya rileks

3) Tangan dan tungkai bawah lurus dengan rileks

4) Tujuan latihan :

(1) Melatih persendian tulang punggung dan pinggul

(2) Meningkatkan peredaran darah menuju alat kelamin bagian dalam

(3) Meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui plasenta

5) Bentuk latihan :

1) Badan dilemaskan pada tempat tidur

2) Tangan dan tungkai bawah membujur lurus

3) Pinggul diangkat kekanan dan kekiri sambil melatih otot liang

dubur

4) Kembang dan kempeskan otot bagian bawah


27

5) Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15 kali.

9. Latihan Pernapasan

1) Sikap tubuh tidur terlentang di tempat tidur yang datar.

2) Kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut

dan santai.

3) Satu tangan diletakkan diatas perut.

4) Tujuan latihan pernapasan :

(1) Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin

(2) Menghilangkan rasa takut dan tertekan

(3) Mengurangi nyeri saat kontraksi

5) Bentuk latihan :

(1) Tarik napas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru

beberapa saat

(2) Bersamaan dengan tarikan napas tersebut, tangan yang berada

diatas perut ikut serta diangkat mencapai kepala

(3) Keluarkan napas melalui mulut perlahan

(4) Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan

(5) Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8-10 kali dengan tangan silih

berganti.

6) Bentuk gerakan lain :

(1) Tangan yang berada diatas perut dibiarkan mengikuti gerak saat

dilakukan tarikan dan saat mengeluarkannya.

(2) Tangan tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut

untuk memperkuat diafragma (sekat rongga badan).


28

Gambar 2.6 sikap tubuh latihan pernafasan senam hamil


(www.suara.merdeka.com Juni 2000)

10. Latihan Relaksasi

Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot

tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama

sekali relaksasi total

11. Latihan Relaksasi Kombinasi

1) Sikap tubuh seperti merangkak

2) Bersikap tenang dan rileks

3) Badan disangga pada persendian bahu dan tulang paha

4) Tujuan latihan kombinasi :

(1) Melatih melemaskan persendian pinggul dan persendian tulang

paha

(2) Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut, dan otot liang

dubur

5) Bentuk latihan :

(1) Badan disangga persendian bahu dan tulang paha

(2) Lengkungkan dan kendorkan tulang belakang

(3) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut

(4) Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur

(5) Lakukan latihan ini 8-10 kali


29

6) Bentuk latihan yang lain :

(1) Tidur miring dengan kaki membujur

(2) Terlentang dengan disangga bantal pada bagian bawah lutut

(3) Tidur terlentang dengan kaki ditekuk

(4) Tidur miring dengan kaki ditekuk

12. Latihan Relaksasi dengan Posisi Duduk Tengkurap

1) Sikap tubuh duduk menghadap sandaran kursi

2) Kedua tangan disandaran kursi

3) Kepala diletakkan diatas tangan

4) Tujuan relaksasi :

(1) Meningkatkan ketenangan.

(2) Mengurangi pengaruh yang berasal dari luar.

(3) Mengendalikan dan mengurangi rasa nyeri.

(4) Latihan ini dapat dilakukan pada kala pertama (masa

pembukaan pada proses persalinan) sehingga mengurangi

nyeri.

5) Bentuk latihan :

(1) Tarik napas dalam dan perlahan

(2) Dilakukan pada kala pertama

Gambar 2.7 Sikap tubuh latihan Relaksasi dengan


Posisi Duduk (manuaba, 1999 : 122)
30

13. Latihan Menurunkan dan Memasukkan Kepala Janin ke Pintu Atas

Panggul

Pada primigravida (hamil pertama) kepala janin sudah turun dan

masuk pintu atas panggul (PAP) pada minggu ke-36 disebabkan oleh

mengencangnya otot dinding perut ibu hamil, tarikan kuat ligamentum

yang menyangga rahim, bentuk kepala janin sesuai dengan pintu atas

panggul, gaya berat kepala janin, terjadinya kontraksi Braxton Hicks,

dan pada multigravida (lebih dari sekali hamil) kepala masuk

menjelang persalinan.

Bila kepala janin belum masuk pintu atas panggul, terdapat

beberapa kemungkinan yaitu terdapat tali pusat pendek, sejak awal

sudah pendek, terdapat lilitan tali pusat pada leher janin, kelainan

bentuk dan besarnya kepala, kesempitan panggul ibu, atau sebab

lainnya. Dengan masuknya kepala janin ke pintu atas panggul

terutama hamil pertama memberikan petunjuk bahwa tidak terdapat

kesempitan panggul. Untuk mengusahakan agar kepala janin masuk

pintu atas panggul dapat dilakukan latihan sebagai berikut :

1) Sikap badan berdiri tegak dan jongkok

2) Berdiri dengan berpegangan pada sandaran tempat tidur atau kursi

dan jongkok

3) Tujuan latihan :

(1) Dengan jongkok selama beberapa waktu diharapkan tulang

panggul melengkung, sehingga rahim tertekan.


31

(2) Sekat rongga badan menekan rahim sehingga kepala janin

dapat masuk pintu atas panggul.

4) Bentuk latihan :

Lakukan berdiri dan jongkok, tahan beberapa saat sehingga

tekanan pada rahim mencapai maksimal untuk memasukkan

kepala janin ke pintu atas panggul.

5) Bentuk latihan lain :

Membersihkan lantai dengan tangan sambil bergerak sehingga

tekanan sekat rongga badan dan tulang belakang menyebabkan

masuknya kepala janin ke dalam pintu atas panggul.

Gambar 2.8 Sikap tubuh menurunkan dan memasukkan kepala janin ke


pintu atas panggul (www.suara.merdeka.com Juni 2000)

14. Latihan Koordinasi Persalinan

Persalinan adalah proses koordinasi antara tiga “P”, yaitu power

(kekuatan), pasanger (janin dan plasenta), dan passage (jalan lahir).

Jika kepala telah masuk pintu atas panggul, dapat dikatakan hubungan

kepala dan panggul berjalan normal. Kekuatan persalinan, kala

pertama, kala pembukaan, hanya his (kontraksi otot rahim dominan).

Pada kala kedua (pengusiran / pengeluaran bayi) terdapat dua sel

kekuatan yaitu kekuatan kontraksi otot rahim dan refleks mengejan.

Kontraksi otot dasar panggul dan sekat rongga badan dapat


32

dikendalikan dan dilakukan bersamaan dengan kontraksi otot rahim,

sehingga hasil kekuatannya dapat mendorong janin. Dengan latihan

ini diharapkan dapat membiasakan diri saat persalinan berlangsung.

Tujuan latihan pertama, dengan badan melengkung menyebabkan

dorongan maksimal sekat rongga badan terhadap rahim, jalan lahir

dan lengkungan badan seolah-olah menjadi satu, saat mengejan

kontraksi otot dasar panggul mencapai hasil maksimal sebagai

pendorong janin dalam proses persalinan, dan persendian antara

tulang kelangkang dan tulang tungging akan melebar, sehingga

meluaskan jalan lahir. Tujuan kedua napas dalam menahannya

beberapa waktu dan selanjutnya untuk mengejan, ini dapat

mengurangi rasa sakit saat kontraksi, dan hasil kekuatan mempercepat

persalinan. Dan tujuan ketiga dari latihan untuk membiasakan diri saat

proses persalinan berlangsung.

Urutan latihan adalah :

1) Sikap badan dengan dagu diletakkan kearah dada sampai

menyentuhnya.

2) Tulang punggung dilengkungkan.

3) Pinggul ditarik keatas.

4) Paha ditarik kearah badan dengan jalan menarik persendian lutut

dengan tangan sampai mencapai siku.

5) Badan melengkung demikian rupa sehingga terjadi hasil akhir

kekuatan his untuk mengejan.


33

Gambar 2.9 sikap tubuh koordinasi persalinan


(www.suara.merdeka.com Juni 2000)

15. Tahapan Senam Hamil

Suatu sesi persiapan yang umum terdiri dari sesi empat sampai

enam kali dua jam. Sesi dua jam memberi kesempatan bagi ibu untuk

mempraktekkan ketrampilan fisik, sesi penyegaran dan istirahat yang

nyaman, diskusi tentang tugas-tugas orang tua, demontrasi dan / atau

kunjungan. Pada sesi yang pertama, perlu diidentifikasi apakah ada

seseorang yang menderita gangguan fisik, misalnya nyeri punggung

kronis, asma, yang dapat diobservasi oleh berbagai posisi yang

dilakukan saat senam hamil. Oleh karena alasan ini, kelompok ibu

diberikan kebebasan untuk menolak setiap posisi atau aktivitas yang

menurut mereka tidak nyaman atau dibebaskan untuk mencoba posisi

pengganti.

Selama sesi pertama, dengan mendiskusikan tentang perubahan

pada sistem muskuloskeletal dan sirkulasi selama kehamilan,

memunculkan perlunya perawatan area punggung dengan memadai

dan menerapkan senam untuk mencegah masalah kronis di masa yang

akan datang. Mempraktekkan postur tubuh yang nyaman selama


34

melakukan aktivitas sehari-hari, semua materi tersebut dapat

dimasukkan selama sesi ini (Eileen, 2007).

16. Petunjuk Umum untuk Senam yang Aman dan Efektif

1) Senamlah secara teratur, tiga atau empat kali seminggu. Selalu

diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan.

2) Untuk senam di tanah, gunakan permukaan yang kokoh.

3) Pakailah alas kaki pendukung yang benar sesuai dengan jenis

senam dengan permukaan tanah.

4) Senamlah dengan gerakan-gerakan yang lancar, jangan sampai

terpental atau tersendak, atau senam yang berdampak luas

5) Jangan tahan napas anda selama senam karena hal ini dapat

meningkatkan tekanan pada selangkangan dan otot-otot perut

anda atau membuat anda merasa pusing.

6) Jaga lintasan tingkat nadi.

7) Berhentilah senam jika anda merasa nyeri.

8) Untuk menghindari ketegangan dan kelelahan, mulailah dengan

posisi yang paling mudah, kemudian coba yang lain ketika otot-

otot anda mulai keras. Dengan memulai beberapa ulangan, secara

bertahap meningkatkan jumlahnya. Menjelang akhir kehamilan,

anda mungkin perlu mengurangi tingkat senam anda.

9) Perhatikan kalori dan zat cair yang anda konsumsi.

10) Hindari senam yang aktif pada cuaca panas dan lembab, ketika

anda sakit atau demam. Suhu badan tidak boleh melampaui 38OC.
35

11) Periksakan pada dokter atau bidan anda jika anda punya persoalan

menyangkut senam tersebut.

(Bobak, 2005)

17. Kriteria Pelaksanaan Senam Hamil

1) Teratur apabila dilakukan 3-4 kali per minggu.

2) Tidak teratur apabila dilakukan < 3 kali per minggu.

3) Tidak ikut senam selama kehamilan.

(Salmah, 2006: 118)

2.3 Hubungan antara Senam Hamil Dengan Lama Persalinan Kala I

Latihan senam hamil teratur, jika tidak ada keadaan yang patologis akan

dapat menuntun wanita hamil kearah persalinan fisiologis. Olah raga selama

kehamilan akan menguntungkan baik fisik maupun psikologi, mengingat

perasaan takut dan cemas dalam menghadapi kehamilan dan persalinan

dapat menimbulkan ketegangan jiwa dan fisik, yang dapat menyebabkan

kakunya otot-otot persendian sehingga persalinan berjalan tidak wajar.

Keuntungan fisik adalah meningkatkan dan memberbaiki sistem peredaran

darah, khususnya ke otot-otot sehingga meningkatkan kekuatan dan tonus

otot.

Selain itu juga meningkat sirkulasi darah ke utero plasenta sehingga

memperbaiki pertumbuhan otot-otot uterus dan perkembangan janin intra

uteri. Pertumbuhan otot-otot uterus yang optimal akan menyebabkan

kontraksi uteris lebih optimal dari terkoordinasi di saat persalinan.


36

Senam atau latihan selama kehamilan memberikan efek positif terhadap

pembukaan serviks dan aktivitas uterus yang terkoordasi pada saat

persalinan

(Ariyono, 2002).

Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara senam hamil dengan

lama persalinan kala I.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.

(Notoatmojo : 2005)

Faktor-faktor yang mempengaruhi lama kala I :


faktor interna :
1. Jalan lahir
2. Janin
3. Tenaga persalinan
4. Psikis ibu
5. Penolong
Faktor eksterna (saat hamil) :
1. Kebutuhan nutrisi
2. Kebutuhan istirahat
3. Pemeriksaan kehamilan
4. . Persiapan persalinan (senam hamil)

Primigravida:
Lama persalinan Lambat : > 13 jam
kala I Cepat : ≤ 13 jam
Multigravida :
Lambat : > 7 jam
Cepat : ≤ 7 jam
Keterangan :
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Pengaruh
Sumber : Arikunto, 2006
Gambar 2.10 Kerangka konseptual hubungan senam hamil dengan lama persalinan
kala I di Rumah Bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto
Kecamatan Prambon Sidoarjo tahun 2010
37

Penjelasan kerangka konseptual :

Dari kerangka tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa faktor internal

yang berpengaruh pada lama persalinan kala I antara lain : jalan lahir, janin,

tenaga persalinan, psikis, penolong dan faktor eksterna antara lain :

kebutuhan ibu saat hamil yang meliputi : kebutuhan nutrisi, kebutuhan

istirahat, persiapan persalinan (senam hamil), pemeriksaan kehamilan. Dari

faktor eksterna tersebut terdapat persiapan persalinan antara lain senam

hamil yang dapat mempengaruhi dalam lamanya kala I pada persalinan yaitu

pada ibu primigravida, lambat apabila lamanya lebih dari 13 jam dan cepat

apabila lamanya kurang dari 13 jam sedangkan pada multigravida lambat

apabila lamanya lebih dari 7 jam dan cepat apabila kurang dari 7 jam.

Dalam hal ini peneliti ingin mengkaji hubungan antara senam hamil dengan

lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan

antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris

(Notoatmodjo, 2005:74).

Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran

statistik dan interpretasi hasil statistik (Nursalam, 2008 : 59).

Ho dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara senam hamil

dengan lama persalinan kala I.


38

Hipotesis alternative (H1) adalah hipotesis penelitian yang menyatakan

adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau lebih

variabel (Nursalam, 2008 : 59).

H1 dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara senam hamil dengan

lama persalinan kala I.


39

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat

vital dalam penelitian, memungkinkan pengontrol maksimal beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi validitas suatu hasil. Rancangan penelitian juga

dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan

penelitian (Nursalam, 2008 : 77).

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah analitik “Case Control”. Yang

dimaksud dengan analitik case control yaitu desain penelitian yang merupakan

rancang bangun dengan melihat kebelakang dari suatu kejadian yang

berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti dan melakukan pengujian

dengan mencari hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I

(Hidayat, 2007 : 51).

Masa lalu Masa sekarang

Senam hamil (+)


Lama persalinan kala I cepat

Senam hamil (-)

Senam hamil (+)

Lama persalinan kala I lambat


Senam hamil (-)

Gambar 3.1 Desain penelitian hubungan senam hamil dengan lama persalinan kala I
di rumah bersalin Hj.Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan
Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010

39
2

9
40

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi ialah seluruh subjek ( misalnya manusia; klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008 : 89).

Populasi penelitian ini adalah 29 ibu bersalin kala I di Rumah Besalin Hj.

Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten

Sidoarjo tahun 2010.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007 : 60).

sampel penelitian ini adalah 29 ibu bersalin kala I di Rumah Besalin Hj.

Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten

Sidoarjo tahun 2010.

Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dapat menggambarkan

keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2006: 133). Besar sampel

dalam penelitian ini adalah 29 ibu bersalin kala I di Rumah Besalin Hj.

Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten

Sidoarjo tahun 2010.

3.2.3 Teknik Sampling

Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada (Hidayat, 2007: 72).
41

Dalam penelitian ini menggunakan “Accidental sampling” adalah

penelitian sampel dengan mengambil responden yang kebetulan

melahirkan pada bulan juli (Notoatmojo, 2005 : 89).

3.3 Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok yang lain (Notoatmodjo, 2005 : 70).

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain

yaitu senam hamil.

2. Variabel tergantung adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain yaitu lama persalinan kala I.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

atau konstrak dengan cara meberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,

ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005:126).


42

Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I
di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon
Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.
Skala
No
Variabel Definisi Operasional Kriteria
Pengukur

1. Senam Pergerakan fisik yang 1. Dilakukan 3- Nominal


hamil dilakukan oleh ibu hamil 4 kali per minggu
yang dimulai pada umur dan kurang dari 3
kehamilan 22 minggu kali per minggu
dengan melakukan senam
hamil bila dilakukan 3-4 2. Tidak
per minggu dan kurang dari pernah ikut senam
3 kali per minggu selama kehamilan

2. Lama Proses persalinan yang Primigravida : Nominal


persalinan dimulai dari kala I yang Cepat : ≤ 13 jam
kala I terbagi menjadi 2 fase Lambat : > 13 jam
antara lain : fase laten dan Multigravida :
fase aktif yang berjalan Cepat : ≤ 7 jam
dengan normal dibagi Lambat : > 7 jam
menjadi 2 yaitu pada ibu
primigravida dan
multigravida dengan lama
persalinan kala I yang
berlangsung normal apabila
pada primigravida lamanya
maksimal 13 jam dan pada
multigravida lamanya
maksimal 7 jam
43

3.4 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitisn, mulai dari desain

hingga analisis data (Hidayat, 2007:170).


Lokasi Penelitian
Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Kedung Wonokerto Prambon - Sidoarjo

Populasi
29 ibu bersalin kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto
Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010

Tekni sampling
Accidental sampling
acci
Sampel
29 ibu bersalin kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto
Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010

Desain penelitian
Analitik observasional case control

Pengumpulan data
( Dokumen Catatan Medis Kebidanan dan lembar observasi)

Pengolahan data
(Editing, Coding, scoring, tabulating)

Analisa statistik
Chi kuadrat

Penyajian data
Tabel silang

Hasil Penelitian dan Kesimpulan

Gambar 3.2 kerangka kerja penelitian hubungan antara senam hamil dengan lama
persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto
Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.
44

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen/Alat Ukur

Instrumen penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2005:48). Dalam penelitian ini alat atau instrumen yang

digunakan adalah :

1. Untuk senam hamil digunakan instrument penelitian : dokumen catatan

medis dan kebidanan dan lembar observasi.

2. Untuk lama persalinan kala I digunakan instrument penelitian : lembar

observasi.

3.6.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo mulai tanggal 23 Juni

– 11 Juli 2010.

3.6.3 Prosedur Penelitian

Setelah mendapat izin dari institusi pendidikan dan ibu Hj. Tarpiani

selaku kepala bidan di Rumah Bersalin Desa Kedung Wonokerto, penelitian

mengadakan pendekatan dengan responden untuk mendapatkan persetujuan

dari responden sebagai subjek penelitian yaitu ibu dalam proses lamanya

kala I yang berhubungan dengan senam hamil, kemudian melakukan

penelitian pada responden dengan menggunakan instrument lembar

observasi di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto

Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.


45

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui

tahapan editing, coding, tabulating, analisis data.

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

1. Editing Data

Adalah suatu kegiatan yang brtujuan untuk meneliti kembali apakaj

isisan pada lembar pengumpulan data (observasi) sudah cukup baik

sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut

(Nazir, 2005:346).

2. Coding

Adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut criteria

tertentu. Klasifikasi umumnya dimulai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka (Nazir, 2005:348). Kode yang akan digunakan

untuk penelitian ini adalah menggunakan tanda centang (√).

3. Skoring

Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan

skala data nominal dan nominal (Nazir, 2005:334).

4. Tabulating Data

Tabulating data adalah pemasukan data yang telah diediting dan

coding. Tabulasi data dilakukan secara manual.

3.6.2 Analisa Data

Berdasarkan lembar observasi yang telah diisi petugas selanjutnya

melakukan tabulating dan analisa data. Data umum terdiri dari umur,

pendidikan, dan paritas, sedangkan data khusus terdiri dari senam hamil
46

dan lama persalinan kala I. Responden dinyatakan melakukan senam hamil

jika ibu melakukan senam hamil 3-4 kali/ minggu dan ibu yang melakukan

senam hamil < dari 3 kali/ minggu, responden dinyatakan tidak melakukan

senam hamil jika ibu tidak mengikuti senam hamil sama sekali.

Lama persalinan kala I dikatakan cepat apabila pada primigravida

lamanya ≥ 13 jam dan multigravida ≥ 7 jam sedangkan dikatakan lambat

apabila lamanya kala I pada primigravida > 13 jam dan multigravida > 7

jam.

Data yang terkumpul diolah dan selanjutnya dilakukan uji statistik.

Apabila syarat-syarat terpenuhi yaitu masih ada sel dari frekuensi yang

diharapkan harus lebih dari 5 dan kurang dari 20% dari sel yang ada, uji

yang akan digunakan adalah uji chi square dengan rumus :

Keterangan :
O : Frekuensi yang didapat dari data
E : Frekuensi yang diharapkan
(Budiarto, 2001 : 221)

Uji ini dipakai untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen dengan taraf signifikan 0,05. hasil dan perhitungan

dibandingkan dengan tabel χ2 , jika χ 2 hitung < χ 2 tabel maka Ho diterima,

artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Jika χ 2 hitung > χ 2 tabel maka Ho ditolak, yang artinya ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Jika penggunaan chi square tidak memenuhi syarat yaitu masih ada sel

dengan frekuensi yang diharapkan kurang dari 5 lebih dari 20% dari sel
47

yang ada, maka digunakan koreksi yates dengan harga x2 dihitung dengan

rumus :

Keterangan :
O : Frekuensi yang didapat dari data
E : Frekuensi yang diharapkan
(Budiarto, 2001 : 223)

Uji ini merupakan komperasi proporsi dari 2 kelompok sampel. Dalam

penyajian dalam bentuk tabel 2 X 2 yang umumnya mempunyai sampel

kecil.

Setelah data dianalisa kemudian data disajikan dalam bentuk tabel silang

dengan kriteria :

1. Seluruhnya : 100%

2. Hampir seluruhnya : 76 – 99%

3. Sebagian besar : 51 – 75%

4. Setengah dari responden : 50%

5. Hampir setengah dari responden : 25 – 49%

6. Sebagian kecil dari responden : 1 – 24%

7. Tidak ada satupun dari responden : 0%

(Arikunto, 1998 : 347)

3.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dan

pendidikan dan permintaan ijin kepada kepala Rumah Bersalin Hj.Tarpiani

untuk mendapat persetujuan, baru kemudian melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi :


48

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan

serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan

data. Jika ibu bersedia untuk diteliti, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika ibu tersebut menolak

untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak-haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi

nomor pada lembar observasi.

3. Confidentiality

Kerahasiaan ibu bersalin dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu saja.

3.8 Keterbatasan

3.8.1 Jumlah Sampel

Didalam penelitian ini jumlah sampel masih kurang sehingga akan

mempengaruhi ke validitas dan hasil penelitian. Hal ini disebabkan karena

jumlah populasi yang terbatas dan waktu yang terbatas pula.

3.8.2 Waktu

Didalam melakukan suatu penelitian agar hasil yang diharapkan tercapai

baik maka waktu yang diberikan haruslah sesuai dengan jenis penelitian
49

yang dilakukan sedangkan di penelitian ini waktunya terlalu pendek

sedangkan jumlah responden dan sampel juga sangat terbatas.

3.8.3 Kemampuan Peneliti

Peneliti sangatlah menyadari banyak kekurangan dalam hal penelitian.

Hal ini disebabkan karena peneliti masih dalam proses belajar sehingga

hasil uji kurang representatif.


50

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan keseluruhan hasil penelitian yang berjudul

hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I di Rumah

Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon

Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010. Penelitian ini dilakukan pada tanggal

23 juni sampai dengan 11 juli 2010 dengan jumlah sampel 29 ibu bersalin

kala I. Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu

data umum dan data khusus. Data umum meliputi karakteristik ibu bersalin

kala I berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan paritas. Data khusus

meliputi prevalensi ibu bersalin dalam keikutsertaan senam hamil saat masa

kehamilan, lama persalinan kala I, hubungan antara senam hamil dengan

lama persalinan kala I.

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Wilayah Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo.

4.1.2 Luas Wilayah Tempat Penelitian

Secara geografis Rumah Bersalin Hj. Tarpiani terletak di daratan rendah

dengan luas desa 203.385 Ha dan luas Rumah Bersalin 540 m 2 Kecamatan

Prambon Kabupaten Sidoarjo. Fasilitas yang tersedia di Rumah Bersalin Hj.

Tarpiani terdiri dari 3 ruang bersalin terdiri dari 3 bed + 1 meja ginekologi,

2 kamar periksa, 5 kamar nifas terdiri dari 5 bed + 2 kamar mandi,

50
51

sedangkan peralatan terdiri dari 2 tabing oksigen, 1 sterilisator, 7 incubator,

10 almari pasien, 3 wastafel, 8 tempat sampah, 2 tempat memandikan bayi,

1 meja pemeriksaan BBL, 2 timbangan bayi, 2 timbangan dewasa +

pengukur tinggi badan, 3 Doppler, almari yang berisiskan obat – obatan

umum, susu, dokumen, pil KB, dan obat – obatan persalinan, 6 tensi meter,

6 stetoskop, 4 partus set dan heating set, 2 set rawat luka, peralatan suntik, 6

standart infuse. Luas kamar periksa yaitu 18 m 2, luas kamar bersalin 20 m 2,

luas kamar nifas 16 m2.

4.1.3 Batas Wilayah Tempat Penelitian

1. Sebelah Utara :Desa Wonoplintaan Kecamatan

Prambo Kabupaten Sidoarjo

2. Sebelah Timur :Desa Kedung Sugo Kecamatan Prambo Kabupaten

Sidoarjo

3. Sebelah Barat :Desa Kajar Tengguli Kecamatan

Prambon Kabupaten Sidoarjo

4. Sebelah Selatan :Desa Kalimata kecamatan Tarik

Kabupaten Sidoarjo

4.2 Hasil

Hasil penelitian dalam bab ini akan ditampilkan dalam bentuk dua data

meliputi data umum dan data khusus. Data umum yang disajikan pada

penelitian ini berupa gambaran umum data yang mencakup karakteristik

responden berdasarkan umur, pendidikan dan paritas. Sedangkan data khusus

yang disajikan prevalensi ibu bersalin dalam keikutsertaan senam hamil saat

masa kehamilan, lama persalinan kala I ibu bersalin, hubungan antara senam
52

hamil dengan lama persalinan kala I. Data – data tersebut disajikan dalam

bentuk tabel distribusi silang. Sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami.

Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikan frekuensi antar variabel dan

mengukur hubungan yang bermakna akan di uji secara Chi-square dengan

tingkat signifikan adalah α ≤ 0,05.

4.2.1 Data Umum

Pada bab ini akan disajikan data umum yang meliputi karakteristik ibu

bersalin kala I berdasarkan umur, karakteristik ibu bersalin kala I

berdasarkan tingkat pendidikan, karakteristik ibu bersalin kala I

berdasarkan paritas di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.

1. Karakteristik ibu bersalin kala I berdasarkan umur

Untuk penggolongan umur responden di bedakan menjadii 3

kategori > 20 tahun, 20 – 35 tahun, > 35 tahun, dapat dilihat pada tabel

4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik ibu bersalin kala I bedasarkan umur di
Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan
Kabupaten Prambon Sidoarjo 2010
Umur/ tahun Frekuensi (f) Presentase (%)
< 20 tahun 3 10
20 – 35 tahun 26 90
> 35 tahun 0 0,00
Total 29 100
Sumber : Data Primer Penelitian tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 29 ibu

bersalin kala I hampir seluruhnya (90%) yaitu berumur 20 – 35 tahun

sebanyak 26 ibu bersalin kala I.


53

2. Karakteristik ibu bersalin kala I berdasarkan tingkat pendidikan

Untuk penggolongan tingkat pendidikan responden dibedakan

menjadi kategori yaitu SD, SMP, SMA, PT dapat dilihat pada tabel 4.2

ini :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik ibu bersalin kala I berdasarkan pendidikan
di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan
Prambon Kabupaten Sidoarjo 2010
Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
SD 3 10
SMP 6 21
SMA/SMK 18 62
PT 2 7
Total 29 100
Sumber : Data Primer Penelitian tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menyatakan bahwa dari 29 ibu bersalin

kala I sebagian besar (62%) yaitu berpendidikan terakhir SMA/SMK

sebanyak 18 ibu bersalin kala I.

3. Karakteristik ibu bersalin kala I berdasarkan paritas

Untuk penggolongan tingkat pendidikan responden dibedakan

menjadi kategori yaitu Primigravida dan multigravida dapat dilihat

pada tabel 4.3 ini :

Tabel 4.3Distribusi frekuensi karakteristik ibu bersalin kala I berdasarkan paritas di


Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan
Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010
Paritas Frekuensi (f) Presentase (%)
Primigravida 20 69
Multigravida 9 31
Total 29 100
Sumber : Data Primer Penelitian tahun 2010

Dari tabel 4.3 di atas menyatakan bahwa dari 29 ibu bersalin kala I

sebagian besar (69%) yaitu ibu primigravida sebanyak 20 ibu bersalin

kala I.
54

4.2.2 Data Khusus

Pada bab ini akan disajikan data yang merupakan variabel yang diteliti

meliputi prevalensi ibu bersalin kala I berdasarkan keikutsertaan senam

hamil saat masa kehamilan, lama persalinan kala I, hubungan antara senam

hamil dengan lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani desa

Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo.

1. Prevalensi Ibu Bersalin kala I Berdasarkan Keikutsertaan Senam Hamil


Saat Masa Kehamilan

Untuk prevalensi ibu bersalin kala I dalam keikutsertaan senam

hamil saat masa kehamilan dibagi menjadi 2 yaitu mengikuti senam

hamil dan tidak mengikuti senam hamil dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi ibu bersalin kala I berdasarkan keikutsertaan senam
hamil pada masa hamil di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung
Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo 2010
Senam hamil Frekuensi (f) Presentase (%)
Ya 18 62
Tidak 11 38
Total 29 100
Sumber : Data Sekunder Penelitian tahun 2010

Dari tabel 4.4 di atas menyatakan bahwa dari 29 ibu bersalin kala I

sebagian besar (62%) yang melakukan senam hamil sebanyak 18 ibu

bersalin kala I.
55

2. Lama Persalin Kala I Ibu Bersalin

Untuk lama persalinan kala I ibu bersalin menjadi 2 kategori yaitu cepat

dan lambat dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5Distribusi frekuensi lama persalinan kala I ibu bersalin kala I di Rumah
Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon
Kabupaten Sidoarjo 2010
Lama persalinan Jumlah Presentase (%)
Kala I
Cepat 15 52
Lambat 14 48
Total 29 100
Sumber : Data Primer Penelitian tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa dari 29 ibu bersalin

kala I yang sebagian besar (52%) dimana lama persalinan kala I

berlangsung cepat sebanyak 15 ibu bersalin kala I.

3. Hubungan antara Senam Hamil dengan Lama Persalinan Kala I

Untuk mengetahui hubungan antara senam hamil dengan lama

persalinan kala I dikategorikan menjadi 2 yaitu yang mengikuti senam

hamil dan tidak mengikuti senam hamil serta lama persalinan kala I

yang cepat dan lambat dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan
kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan
Prambon Kabupaten Sidoarjo 2010
Lama persalinan kala I
Senam hamil Cepat Lambat Total
F % F % F %
Senam hamil (+) 12 41 6 21 18 62,07
Senam hamil (-) 3 10 8 28 11 37,93
Total 15 51% 14 49% 29 100%
Hasil uji chi Square X 2 hitung : 4,24 > X2 Tabel : 3,84
Sumber : Data Primer dan sekunder Penelitian tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa dari 29 ibu bersalin

kala I yang mengikuti senam hamil hampir setengahnya dari responden


56

(41%) yang lama persalinan kala I cepat sebanyak 12 ibu bersalin kala

I. Dari uji statistik yang dilakukan didapatkan hasil yaitu x2 = 4,24 dari

α = 0,05 yaitu χ 2 hitung (4,24) > χ 2 tabel (3,84) hal ini menandakan

bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara senam

hamil dengan lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani

Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo

tahun 2010.
57

BAB 5
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan disajikan hasil penelitian mengenai jumlah ibu

bersalin yaitu pada lama kala I dan jumlah ibu yang mengikuti senam hamil

selama masa kehamilan dan hubungan antara senam hamil dengan lama

persalinan kala I. penelitian ini dilakukan mulai tanggal 23 juni sampai

dengan 11 juli 2010 di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung Wonoketo

Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo.

5.1 Senam hamil pada ibu bersalin selama masa kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian pada responden di Rumah Bersalin Hj.

Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo

didapatkan sebagian besar (62%) yang melakukan senam hamil sebanyak 18

ibu bersalin kala I saat masa kehamilan seperti pada tabel 4.4 dengan alasan

responden mengerti tentang manfaat dari senam hamil yang dapat bermanfaat

bagi ibu saat persalinan maupun saat hamil. Sedangkan sisanya yaitu

responden yang tidak melakukan senam hamil di karenakan kesibukannya

dan mungkin kurang tahu manfaat senam hamil terhadap proses persalinan.

Latihan senam hamil teratur, jika tidak ada keadaan yang patologis akan

dapat menuntun wanita hamil kearah persalinan fisiologis. Olah raga selama

kehamilan akan menguntungkan baik fisik maupun psikologi, mengingat

perasaan takut dan cemas dalam menghadapi kehamilan dan persalinan dapat

57
58

menimbulkan ketegangan jiwa dan fisik, yang dapat menyebabkan kakunya

otot-otot persendian sehingga persalinan berjalan tidak wajar. Keuntungan

fisik adalah meningkatkan dan memberbaiki sistem peredaran darah,

khususnya ke otot-otot sehingga meningkatkan kekuatan dan tonus otot.

Selain itu juga meningkat sirkulasi darah ke utero plasenta sehingga

memperbaiki pertumbuhan otot-otot uterus dan perkembangan janin intra

uteri. Pertumbuhan otot-otot uterus yang optimal akan menyebabkan

kontraksi uteris lebih optimal dari terkoordinasi di saat persalinan. Senam

atau latihan selama kehamilan memberikan efek positif terhadap pembukaan

serviks dan aktivitas uterus yang terkoordasi pada saat persalinan (Ariyono,

2002).

Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan

kesehatan optimal menjelang persalinan. Untuk dapat mencapai keadaan

optimal menjelang persalinan perlu dilakukan dua langkah penting yaitu

melakukan senam hamil yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih

otot – otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal

dalam persalinan normal ( Manuaba, 1998 : 166). Senam hamil adalah

kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care) yang akan

memberikan suatu hasil / produk asuhan antenatal atau out come persalinan

yang lebih baik yakni persalinan fisiologis (www.suara.merdeka.com Juni

2000).
59

5.2 Lama persalinan kala I

Berdasarkan hasil penelitian pada responden di Rumah Bersalin Hj.

Tarpiani Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo

didapatkan sebagian besar (52%) dimana lama persalinan kala I berlangsung

cepat yaitu sebanyak 15 ibu bersalin kala I itu dikarenakan senam hamil

mempunyai manfaat bagi lama persalinan kala I. Sedangkan untuk ibu

bersalin kala I yang lama persalinan kala I lambat ( 48%) sebanyak 14 ibu

bersalin kala I.

Lama persalinan kala I dikatakan cepat apabila pada primigravida lamanya

≤ 13 jam dan multigravida ≤ 7 jam sedangkan dikatakan lambat apabila

lamanya kala I pada primigravida > 13 jam dan multigravida > 7 jam.

Beberapa literatur mengatakan bahwa wanita hamil yang melakukan

senam hamil akan mengalami resiko persalinan lebih kecil daripada yang

tidak melakukan senam hamil . Wanita hamil yang secara teratur melakukan

tari atau aerobik selama kehamilanya sedikit yang memperoleh tindakan

medis (seperti penggunaan oksitosin, persalinan dengan forsep, dan seksio

sesaria) dan lebih dari 85% persalinannya pervaginam tanpa komplikasi serta

lama persalinannya lebih singkat (Ariyono, 2002). Wanita hamil akan

melewati proses melahirkan lebih singkat. Artal (1999) mengutip penelitian

yang mendapatkan hasil bahwa lama persalinan lebih singkat pada wanita

yang melakukan senam hamil selama kehamilannya dibandingkan yang tidak

melakukan senam hamil.


60

Manfaat senam hamil yaitu dapat meningkatkan konsumsi oksigen untuk

tubuh, sehingga ibu hamil merasa lebih sehat dan tidak sesak nafas dapat

memperpendek kala I dalam persalinan, mengurangi insiden operasi seksio

caesaria dan gawat janin, otot menjadi elastis / kenyal dan mudah regang

sehingga persalinan lebih lancar dan ibu tidak mengalami ketegangan

mental / kecemasan (www.Swara Merdeka.Com Juni 2000).

Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan

kesehatan optimal menjelang persalinan. Untuk dapat mencapai keadaan

optimal menjelang persalinan perlu dilakukan dua langkah penting yaitu

melakukan senam hamil yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih

otot – otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal

dalam persalinan normal ( Manuaba, 1998 : 166).

5.3 Hubungan antara senam hamil dengan lama persalinan kala I

Setelah dilakukan uji chi square didapatkan hasil yaitu x2 = 4,24 dari α =

0,05 yaitu χ 2 hitung (4,24) > χ 2 tabel (3,84) hal ini menandakan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara senam hamil dengan

lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.

Jika senam hamil pada senam hamil dilakukan secara teratur sesuai

dengan petunjuk akan sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil antara lain

meningkatkan tonus otot, meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh,

membuat relaksasi otot yang tegang, dan menurunkan emosi. Varney (1997)

dalam Hanton (2001) menyatakan bahwa wanita yang merupakan senam

hamil secara teratur selama kehamilannya, maka tingkat kehabisan tenaga


61

atau penggunaan tenaga selama proses persalinan akan sangat rendah, dan

lebih cepat sembuh pada masa pasca persalinan.

Dari penelitian yang dilakukan dan setelah ditabulasi telah diketahui

bahwa sebagian besar (41%) yang lama persalinan kala I cepat yaitu 12 ibu

bersalin kala I yang mengikuti senam hamil dikarenakan senam hamil

mempunyai manfaat yaitu memperpendek kala I sepeti dilihat pada tabel 4.6.

Dan didalam tabulasi silang 6 ibu bersalin kala I (21%) yang tidak mengikuti

senam hamil lama persalinan kala I lambat, kemudian untuk ibu yang tidak

mengikuti senam hamil pada masa kehamilan 3 ibu bersalin kala I (10%)

lama persalinan kala I cepat dan 8 ibu bersalin kala I (28%) lama persalinan

kala I lambat.

Menurut teori Rustam Mochtar (1998), senam hamil membuat elastisitas

otot-otot dasar panggul, melonggarkan persendian panggul, membuat diri

menjadi lebih tenang dan menguasai teknik-teknik pernafasan sehingga

persalinan dapat berlangsung normal.

Peningkatan hormon endorfin yang terjadi selama melakukan senam

hamil akan mengurangi tingkat rasa sakit selama proses persalinan sehingga

sangat membantu mempercepat proses persalinan (Artal R, 2003).

Hal ini disebabkan karena pada ibu yang melakukan senam hamil pada

masa hamil telah mempersiapkan tubuhnya untuk menghadapi proses

persalinan dan persiapan mental sebelumnya sehingga ibu lebih tenang dalam

menghadapi proses persalinan, selain itu juga karena ibu telah dilatih cara

meneran dan mengatur nafas pada saat senam hamil.


62

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti kurang sempurna hal

tersebut dikarenakan dari beberapa faktor waktu penelitian sehingga

penelitian kurang bisa optimal, data yang tersedia terbatas, peneliti baru

pertama kali melakukan penelitian dan pengetahuan tentang penelitian masih

kurang sehingga hasil penelitian kurang sempurna dan kurang memuaskan.


63

BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari penelitian hubungan

antara senam hamil dengan lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj.

Tarpiani Desa Kedungwonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo

dan saran yang diberikan oleh peneliti.

6.1 Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa

Kedungwonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo dapat

disimpulkan :

1. Sebagian besar (62%) yang melakukan senam hamil saat masa kehamilan

18 ibu bersalin kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo 2010.

2. Sebagian besar (52%) dimana lama persalinan kala I berlangsung cepat 15

ibu bersalin kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa Kedung

Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo 2010.

3. Dari uji statistik yang dilakukan didapatkan hasil yaitu x2 = 4,23 dari

α= 0,05 yaitu χ 2 hitung (4,24) > χ 2 tabel (3,84) hal ini menandakan

bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara senam


64

hamil dengan lama persalinan kala I di Rumah Bersalin Hj. Tarpiani Desa

Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun 2010.

6.2 Saran 63
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, maka peneliti mempunyai saran

antara lain :

1. Bagi Peneliti

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan faktor – faktor lain yang

mempengaruhi pada lama persalinan kala I dan dilakukan penelitian yang

sama dengan jumlah responden yang lebih banyak sehingga didapatkan

data yang lebih representatif dan lebih valid.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dari hasil penelitian senam hamil sangat berdampak positif dalam

mempercepat lama kala I sehingga diharapkan tenaga kesehatan akan lebih

memotivasi ibu agar melakukan senam hamil secara teratur sesuai

prosedur serta waktu yang tepat saat masa kehamilan dengan memberikan

penyuluhan atau promosi kesehatan tentang pentingnya senam hamil.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Pemberian metode tersendiri mengenai mata ajar senam hamil yang

dapat mempengaruhi pada lama persalinan kala I, sehingga diharapkan

dapat memberikan inspirasi kepada mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra

Sehat Sidoarjo untuk memberikan konseling tentang pentingnya senam

hamil yang dapat mempercepat kala I.


65

4. Bagi Responden

Ibu hamil hendaknya melakukan senam hamil secara teratur sehingga

dapat memperlancar kala I persalinan, sehingga terjadi persalinan yang

aman dan nyaman bagi ibu.

BAB 5

HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan analisis data

tentang “Hubungan antara Senam Hamil dengan Persalinanan Normal Pada

Kala I dan Kala II di BPS Nina Bulak Cumpat Barat Surabaya”. Penelitian

ini dilaksanakan pada 9-15 Juni 2008.

Hasil Penelitian

Senam Hamil

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keikutsertaan Senam

Hamil Pada Masa Hamil Di BPS Nina Bulak Cumpat Barat

Surabaya Tanggal 9-15 Juni 2008.

Senam Hamil Jumlah %

Ya 9 47,37

Tidak 10 52,63

Jumlah 19 100,00%

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008


66

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dijelaskan dari 19 responden

sebagian 10 responden (52,63%) tidak mengikuti senam hamil.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tentang Senam Hamil Yang Dilakukan

Oleh Responden Di BPS Nina Bulak Cumpat Barat

Surabaya Tanggal 9-15 Juni 2008.

Pelaksanan Senam Hamil Jumlah Prosentase

(n) (%)

1. Waktu awal ikut senam hamil

1) Usia kehamilan 20 mg / 5 bulan 0 0,00


67

2) Usia kehamilan 28 mg / 7 bulan 8 88,89

3) Usia kehamilan 31 mg / 8 bulan 1 11,11

4) Usia kehamilan > 35 mg / 9 0 0,00

bulan

9 100,00%

A. Frekuensi senam hamil

1) 1 kali / minggu 9 100,00

2) 2 kali / minggu 0 0,00

3) 3-4 kali / 0 0,00

minggu

9 100,00%

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa dari 9 responden

yang mengikuti senam hamil, sebagian besar 8 responden (88,89%)

mengikuti senam hamil pada usia kehamilan 7 bulan dan semua 9

responden (100,00%) senam hamil dengan frekuensi senam hamil 1 kali

per minggu.

Persalinan Ibu Post Partum Selama Kala I dan Kala II

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Persalinan Kala I Dari Ibu Post Partum

Yang Senam Hamil Pada Masa Hamil Di BPS Nina Bulak

Cumpat Barat Surabaya Tanggal 9-15 Juni 2008.

Persalinan Senam Hamil (+)

Kala I Jumlah (n) Prosentase (%)


68

Normal 8 88,89

Tidak normal 1 11,11

Jumlah 9 100,00%

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa dari 9 ibu post

partum yang telah senam hamil pada masa kehamilannya sebagian besar

8 ibu (88,89%) mengalami persalinan normal pada kala I.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Persalinan Kala I Dari Ibu Post Partum

Yang Tidak Mengikuti Senam Hamil Pada Masa Hamil Di

BPS Nina Bulak Cumpat Barat Surabaya Tanggal 9-15 Juni

2008.

Persalinan Senam Hamil (-)

Kala I Jumlah (n) Prosentase (%)

Normal 4 40,00

Tidak normal 6 60,00

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa 10 ibu post partum

yang tidak senam hamil pada masa kehamilannya sebagian besar 6 ibu

(60,00%) mengalami persalinan tidak normal pada kala I.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Persalinan Kala II Dari Ibu Post Partum

Yang Senam Hamil Pada Masa Hamil Di BPS Nina Bulak

Cumpat Barat Surabaya Tanggal 9-15 Juni 2008.


69

Persalinan Kala Senam Hamil (+)

II Jumlah (n) Prosentase (%)

Normal 9 100,00

Tidak normal 0 0,00

Jumlah 9 100,00

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa dari 9 ibu post

partum yang telah senam hamil pada masa kehamilannya seluruhnya 9

ibu (100,00%) mengalami persalinan normal pada kala II.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Persalinan Kala II Dari Ibu Post Partum

Yang Tidak Senam Hamil Pada Masa Hamil Di BPS Nina

Bulak Cumpat Barat Surabaya Tanggal 9-15 Juni 2008.

Persalinan Senam Hamil (-)

Kala II Jumlah (n) Prosentase (%)

Normal 5 50,00

Tidak normal 5 50,00

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa dari 10 ibu post

partum yang tidak senam hamil pada masa kehamilannya sebagian 5 ibu

(50,00%) mengalami persalinan normal pada kala II.

Hubungan Antara Senam Hamil Dengan Persalinan Normal


70

Dibawah ini disajikan hubungan antara senam hamil dengan proses

persalinan yang meliputi persalinan normal dan persalinan tidak normal.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Senam Hamil Dengan

Persalinan Kala I Di BPS Nina Bulak Cumpat Barat Surabaya

Tanggal 9-15 Juni 2008.

Senam Hamil Senam Hamil


Persalinan Total
(+) (-)
Kala I
n % N % n %

Normal 8 66,67 4 33,33 12 100

Tidak 1 14,29 6 85,71 7 100

normal

Jumlah 9 47,73 10 52,63 19 100,00%

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa dari 12 ibu post

partum yang mengalami persalinan normal kala I, 8 responden (66,67%)

adalah ibu yang mengikuti senam hamil dan 4 responden (33,33%) yang

tidak mengikuti senam hamil pada masa hamil, sedangkan dari 7 ibu post

partum yang mengalami persalinan tidak normal kala I, 1 responden

(14,29%) ibu yang mengikuti senam hamil dan 6 responden (85,71%)

tidak mengikuti senam hamil.


71

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Hubungan Senam Hamil Dengan

Persalinan Kala II Di BPS Nina Bulak Cumpat Barat Surabaya

Tanggal 9-15 Juni 2008.

Senam Hamil Senam Hamil


Persalina Total
(+) (-)
n Kala II
n % n % n %

Normal 9 64,29 5 35,71 14 100,00

Tidak 0 0 5 100,00 5 100,00

normal

Jumlah 9 47,37 10 52,63 19 100,00

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa dari 14 ibu post

partum yang mengalami persalinan normal kala II, 9 responden (64,29%)

adalah ibu yang mengikuti senam hamil dan 5 responden (35,71%) yang

tidak mengikuti senam hamil pada masa hamil, sedangkan dari 5 ibu post

partum yang mengalami persalinan tidak normal kala I adalah ibu yang

tidak mengikuti senam hamil.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Hubungan Senam Hamil Dengan

Persalinan Normal Pada Kala I dan Kala II Di BPS Nina Bulak

Cumpat Barat Surabaya Tanggal 9-15 Juni 2008.

Persalinan Kala I Total


72

Tidak
Senam Normal
Normal
hamil
n % n % n %

Ya 8 88,89 1 11,11 9 100,00

Tidak 4 40,00 6 60,00 10 100,00

Jumlah 12 63,16 7 36,64 19 100,00

Sumber : Data Sekunder, Juni 2008

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa ibu yang mengikuti

senam hamil pada persalinan kala I sebagian besar (88,89%) normal,

sedangkan pada persalinan kala II seluruhnya (100,00%) normal. Ibu yang

tidak mengikuti senam hamil pada persalinan kala I sebagian besar

(60,00%) tidak normal sedangkan pada persalinan kala II separuhnya

(50,00%) normal.

Analisis Hasil Penelitian

Dalam uji hipotesis mencari hubungan antara senam hamil dengan

persalinan normal pada kala I dan kala II menggunakan uji statistik khi-

kuadrat. Setelah dihitung secara manual ternyata tidak memenuhi syarat khi

kuadrat yaitu tidak boleh satu sel pun yang mempunyai frekuensi harapan

kurang dari satu dan nilai E yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%

jumlah sel. Maka uji statistik dilanjutkan dengan uji eksak dari Fisher. Dari

hasil perhitungan diperoleh  pada kala I, 0,0394 dan  pada kala II 0,02

dengan  = 0,05. Kesimpulannya Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada


73

hubungan antara senam hamil dengan persalinana normal pada kala I dan

kala II.

Pembahasan

Pada sub bab ini peneliti akan membahas tentang pelaksanaan senam

hamil yang dilakukan oleh ibu post partum selama hamil dan persalinan

normal kala I dan kala II serta hubungan antara senam hamil dengan

persalinan normal pada kala I dan kala II.

Pelaksanaan Senam Hamil

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 19 responden

yang melaksanakan senam hamil 9 responden dan yang dilakukan pertama

kali pada usia kehamilan 7 bulan sebanyak 8 responden dan senam hamil

tersebut tidak dilanjutkan di rumah hanya di BPS Nina 1 minggu sekali.

Sedang menurut teori, senam hamil akan membawa hasil bila

dilakukan secara teratur 3-4 kali per minggu dan selalu diawali dengan

pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan (Katie Brock, 2004).

Kebanyakan ibu-ibu melakukan senam hamil pada usia kehamilan

7 bulan dan karena adanya kesibukan di rumah sehingga tidak sempat

untuk mengulang kembali gerakan yang sudah diajarkan di rumah. Senam

hamil belum diikuti oleh semua ibu hamil karena kesibukannya dan

mungkin kurang tahu manfaat senam hamil terhadap proses persalinan.

Persalinan Normal Kala I Dan Kala II

Persalinan dikatakan normal, bila lama persalinan pada kala I tidak

melewati garis waspada dan kala II pada primipara < 2 jam dan multipara
74

< 1 jam. Sebaliknya persalinan dikatakan tidak normal bila lama

persalinan kala I melewati garis waspada dan kala II pada primipara > 2

jam dan multipara > 1 jam.

Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa ibu yang mengikuti

senam hamil pada masa hamil, persalinan kala I normal sebanyak 8

responden dari 9 responden dan pada persalinan kala II seluruhnya normal.

Sedangkan ibu yang tidak mengikuti senam hamil pada masa

hamil, persalinan kala I sebagian besar tidak normal sebanyak 6 responden

dari 10 responden dan pada persalinan kala II separuhnya normal.

Beberapa literatur mengatakan bahwa wanita hamil yang

melakukan senam hamil akan mengalami resiko persalinan tindakan yang

lebih kecil daripada yang tidak senam. Wanita hamil yang secara teratur

melakukan tari atau aerobik selama kehamilanya sedikit yang memperoleh

tindakan medis (seperti penggunaan oksitosin, persalinan dengan forsep,

dan seksio sesaria) dan lebih dari 85% persalinannya pervaginam tanpa

komplikasi serta lama persalinannya lebih singkat (Adiyono, 2002).

Ternyata jumlah persalinan normal pada responden yang ikut

senam hamil lebih banyak daripada responden yang tidak ikut senam

hamil. Ini dapat diartikan senam hamil menunjang persalinan normal.

Senam hamil yang dilakukan wanita hamil sebenarnya lebih tertuju untuk

melatih otot-otot yang berperan dalam persalinan serta teknik-teknik

mengejan. Otot yang terlatih akan memiliki kekuatan dan tonus yang baik,

dan dipadu dengan teknik mengejan yang baik, wanita hamil akan

melewati proses melahirkan lebih singkat.


75

Hubungan Antara Senam Hamil dengan Persalinan Nomal Kala I dan Kala

II

Berdasarkan tabel 5.9 ternyata pada ibu yang ikut senam hamil

persalinan normal kala I lebih banyak dibandingkan pada ibu yang tidak

melakukan senam hamil pada masa hamil. Begitu juga pada persalinan

normal kala II. Dan hasil uji hipotesi diperoleh  pada kala I, 0,0394 dan

 pada kala II 0,02 dengan  = 0,05 kesimpulannya Ho ditolak dan H1

diterima, artinya ada hubungan antara senam hamil dengan persalinana

normal pada kala I dan kala II.

Jika latihan fisik pada senam hamil dilakukan secara teratur sesuai

dengan petunjuk akan sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil antara

lain meningkatkan tonus otot, meningkatkan kekuatan dan daya tahan

tubuh, membuat relaksasi otot yang tegang, dan menurunkan emosi.

Varney (1997) dalam Hanton (2001) menyatakan bahwa wanita yang

merupakan senam hamil secara teratur selama kehamilannya, maka tingkat

kehabisan tenaga atau penggunaan tenaga selama proses persalinan akan

sangat rendah, dan lebih cepat sembuh pada masa pasca persalinan.

Menurut teori Rustam Mochtar (1998), senam hamil membuat

elastisitas otot-otot dasar panggul, melonggarkan persendian panggul,

membuat diri menjadi lebih tenang dan menguasai teknik-teknik

pernafasan sehingga persalinan dapat berlangsung normal.

Peningkatan hormon endorfin yang terjadi selama melakukan

senam hamil akan mengurangi tingkat rasa sakit selama proses persalinan
76

sehingga sangat membantu mempercepat proses persalinan (Artal R,

2003).

Hal ini disebabkan karena pada ibu yang melakukan senam hamil

pada masa hamil telah mempersiapkan tubuhnya untuk menghadapi proses

persalinan dan persiapan mental sebelumnya sehingga ibu lebih tenang

dalam menghadapi proses persalinan, selain itu juga karena ibu telah

dilatih cara meneran dan mengatur nafas pada saat senam hamil.

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka peneliti

menyimpulkan sebagai berikut :

Senam hamil yang dilakukan ibu post partum pada masa kehamilannya

sejak usia kehamilan 7 bulan sebanyak 88,89% dengan frekuensi senam

hamil 1 kali seminggu dan senam hamil tersebut tidak dilanjutkan di

rumah.

Persalinan normal pada kala I dan kala II lebih banyak dibandingkan

dengan persalinan tidak normal pada kala I dan kala II.

Persalinan normal kala I dan kala II pada ibu post partum yang ikut senam

hamil selama kehamilannya lebih besar dibandingkan pada ibu post

partum yang tidak senam hamil selama kehamilannya. Dari uji eksak
77

Fisher  pada kala I = 0,0394 dan kala II 0,02 lebih kecil dari  (0,05). Ini

berarti hipotesis ditolak, kesimpulannya adalah hubungan antara senam

hamil dengan persalinan normal pada kala I dan kala II.

Berdasarkan sumber yang ada serta fakta dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa aktifitas senam hamil yang dilakukan oleh ibu hamil

pada masa hamil memberikan dampak positif pada saat persalinan yaitu

persalinan normal. Karena ibu telah melakukan persiapan fisik dan mental

untuk menghadapi persalinan.

Saran

Bagi Peneliti

Agar lebih mendalami tentang topik yang diteliti dengan menggunakan

waktu secara efisien sehingga dapat melaksanakan penelitian dengan

maksimal dan hasil yang memuaskan.

Bagi IPTEK

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan agar data lebih valid.

Bagi Profesi

Perlu ditingkatkannya pelaksanaan senam hamil oleh tenaga kesehatan.

Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Perlu adanya penyuluhan tentang senam hamil pada ibu hamil dan perlu

peningkatan dengan pendekatan komunikasi, informasi, edukasi dan

motivasi (KIEM).
78

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Azis. 2003. Riset Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV Salemba.

Arikunto, S, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta

Depkes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI

Eileen, B. 2007. Senam Hamil & Nifas. Pedoman Praktis Bidan. Jakarta :

EGC

Gill Thorn. 2004. Kehamilan Sehat : Panduan Praktis Diet, Olahraga, Relaksasi

bagi Ibu hamil. Jakarta : Erlangga.

Manuaba IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC.

Manuaba IBG, 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Mirriam Shoppard. 2007. Buku Pintar Kehamilan. Magelang : Pustaka Horizon.

Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologis. Jakarta : EGC

Notoatmodjo. S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam S. 2001. Pendekatan Praktis Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan :

Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.


79

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.

Saifudin AB. 2001. Alvon Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta, YBSP.

Salmah, Rusmiati, Maryanah dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta :

EGC.

Sholihah, Lutfiatus : 2007. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Jogjakarta : Diva

Press.

www.suara.merdeka.com Juni 2000 – Internet

Anda mungkin juga menyukai