Disusun Oleh:
1540120001
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan Pada :
Hari :
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan
hidayatnya sehingga laporan pendahuluan pendahuluan ini yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PERSALINAN DENGAN ATONIA UTERI” dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Dalam mengerjakan laporan pendahuluan ini kami banyak memperoleh bantuan dari
bimbingan dari semuapihak baik dosen maupun teman-teman, oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasihkepada dosen setiap mata kuliah.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan laporan pendahuluan ini masih terdapat
banyak kesalahan, kami menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan ssarannya, guna menyempurnakan
laporan pendahuluan ini dan bermanfaat untuk pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan di Indonesia. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Hasnawati, 2009).
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia sangat tinggi
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)
lainnya. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2013, AKI dari 228 pada 2007 menjadi 291 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014
sedangkan target yang ingin dicapai Pemerintah dalam menurunkan AKI pada tahun
2015 yang merupakan sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) yaitu AKI
sebesar 102/100.000 kelahiran hidup, lanjutan dari sasaran MDG’s yaitu Sustainable
Development Goals (SDGs) dimana target AKI pada tahun 2019 sebesar 306/100.000
kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2030 AKI sebesar 70/100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2015).
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian ibu di Indonesia (trias klasik) adalah
perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), faktor lainnya antara lain : komplikasi
masa nifas 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3% dan lain-
lain 11%. Dari angka kematian ibu, sekitar 5-15% disebabkan karena atonia uteri (50-
60%), sisa plasenta (23-24%), retensio plasenta (16-17%), laserasi jalan lahir (4-5%),
kelainan darah (0.5 %-0.8%) (Kemenkes, 2014).
Atonia uteri merupakan kondisi rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik setelah
persalinan, terjadi pada sebagian besar perdarahan pascasalin (Lisnawati, 2013).
Diagnosis atonia uteri ditegakkan apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 menit
setelah dilakukan rangsangan taktil atau massase fundus uteri (Sari dan Rimandini,
2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data di atas, maka penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut
“Bagaimana asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu bersalin denga atonia uteri”
C. Tujuan
1. Tujuan Utama
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin dengan Atonia Uteri,
secara mandiri dan berkolaborasi dengan pendekatan management kebidanan dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data subjektif pada ibu bersalin dengan
atonia uteri di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
b. Mampu melakukan pengumpulan data objektif pada ibu bersalin dengan
atonia uteri di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
c. Mempu mengidentifikasikan analisa data pada ibu bersalin dengan atonia
uteri di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan ibu bersalin dengan atonia uteri di BPM
Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Jenis Persalinan
a. Persalinan Spontan
Adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibunya
sendiridan melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2005), sedangkan menurut
(manuaba, 1998) persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan normal disebut juga putus spontan
yaitu proses lahirnya bayi pada letak belakang kepada dengan letak belakang
kepada dengan tenaga tenaga ibu sendir, tanpabantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yangumumnya berlangsung kurang dari24 jam
(Mochtar, 1998)
b. Persalinan Buatan
Adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga
dari luar, misalnyaekstraksi dengan forcepsatau dilakukan operasi section
caesarea (Prawirohardjo, 2005)
c. Persalinan Anjuran
Adalah bila kekuatan yangdiperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dariluar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitoan dan
prostaglandin (Prawirohardjo, 2005)
3. jenisPersalinan Menurut Lama Kehamilan Dan Berat Janin
a. Abortus
Menurut Eastman, Jeffcoat dan Holmer dalam buku Intranatal Care
(2011). Abortus merupakan terputusnya kehamilan, fetus belum sanggup
diluar uterus, berat janin 400-1000 gram umur kehamilan kurang dari 28
minggu (Estman, 2011). Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi kurang
dari umur kehamilan 28 minggu fetus belum viable by law (Jeffcoat, 2011).
Abortus merupakanterputusnya kehamilan kurang dari umur kehamilan
16minggu proses plasenta belum selesai (Holmer, 2011)
b. Partus Immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu sampai 28
mingguatara bayi dengan berat badan antara 500-999 gram.(Marmi, 2011)
c. Partus Prematurus
Persalinan yang terjadi dalam kurun waktuantara28minggu sampai 36
minggu dengan janin kurang dari 1000-2499 gram (Marmi, 2011)
d. Persalinan Aterm
Persalinan yang terjadi antara umur kehamilan 37 minggu
sampai42 minggu dengan berat janin diatas 2500 gram.(Marmi, 2011)
e. Partus Serotinus atau Postmaturus
1) Menurut Manuaba (1998) Postmaturus merupakan kehamilan yang
melebihi yang diperkirakan yakni waktu42 minggu sebekum terjadinya
persalinan
2) Menurut Mochtar (1998) kehamilan serotinus adalah kehamilan yang
berlangsung lebih dari 42 minggu dihitung berdasarkan rumus haegie
dengan siklushaidrata-rata 28hari
3) Prowirohardjo (2008) kehamilan serotinus adalah kehamilan yang
melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap yang ditandaidengan
bertambahnya berat badan janin dan tanda-tanda postmaturitas.
4) Menurut WHO dan FIGO (1977 dan 1986) kehamilan postterm, disebut
juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu,kehamilan lewat bulan,
prolonged pregnancy, extended pregnancy, post dat/postdatisme atau
pasca maturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu
(294 hari)atau lebih dihitung dari haid pertama haid terakhir.
5) Menurut Cunningham (1995) kehamilan postterm merupakan kehamilan
yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih sejak awal periode haid
yang diikuti oleh ovulasi 2 minggu kemudian.
6) Menurut Marmi (2011) persalinans postterm (serutinus)
Adalah persalinan yang melampaui umur kehamilan 42 minggu dan pada
janin terdapat tanda-tanda post maturities.
Tanda-tanda postmaturitas ini dapat merupakan gangguan pertumbuhan,
dehidrasi,kulit kering,keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),
kuku tangan dan kaki panjang tulang tengkorak lebih keras, hilangnya
verniks kaseosa dan lanugo luar, maserasi kulit terutama daerah lipat
paha dan genital luar, warna coklat kehijauan ataua kekuningan pada kulit
dan tali pusat, maka tampak menderita, dan rambut kepada banyak atau
tebal.
7) Partus Presipiatus
Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam
4. Teori Penyebab Persalinan
Menurut buku obstetri fisiologi fakultas kedokteran UNPAD (1985) dan ilmu
kebidanan, penyakit kandungan dan KB oleh Manuaba (1998) telah disebutkan
beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan, antara lain
a. Teori penurunan kadar prostaglandin
Merupakan hormon penting untuk mempertahankan kehamilan 15 minggu,
yang dikeluarkan oleh desidua. Progesteron berfungsi menurut kontraktilitas
dengan cara meningkatkan potensi membran istirahat pada sel miometrium
sehingga menstabilkan cara membran dan kontraksiberkurang, uteruss rileks
dan tenang
b. Teori penurunan progesteron
Merupakans hormon penting dalams menjaga kehamilan tetap terjadi hingga
masa persalinan. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, yang akan berkurang
seiring terjadinya penuaan plasenta yang terjadi pada usias hamil 28 minggu,
dimana terjadinya penimbunan jaringan ikut pembulu darah mengalami
penyempitan.
c. Teori Rangsangan Esterogen
Merupakan hormon yang dominan saat hamil. Hormon ini memiliki dua
fungs, yaitu meningkatkan sesitivitasotot rahim dan memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar sepertirangsangan oksitosin, rangsangan
protaglandin, dan rangsangan mekanisme. Hal ini mungkin disebabkan
karena peningkatan konsentrasi ocitin-myocin dan adenosin tripospat (ATP)
d. Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Brayton Hicks
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi berlangsung lama
dengan persiapan semakinmeningkatnya reseptor oksitosin
e. Teori Keregangan Otot Rahim
Rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta
f. Teori Fetal Cortisol
Kortisol janin akan mempengaruhi terhadap menigkatnya produksi
prostaglandin, yang menyebabkan iritability miometrium meningkat
g. Teori Fetal Membran
Teori fetal membran phospolipid-arechnoid acid prostaglandin meningkatnya
hormon esterogen menyebabkan terjadinyaesteriifled yang menghasilkan
arachnoidacid, yang membutuhkan prostaglandin danmengakibatkan
kontraksi miometrium
h. Teori hipotalamus- pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan anensefalus sehingga terjadi
keterlambatan dalam persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus
i. Teori Iritasi Mekanin
Dibelakang serviks terdapat ganglion serfikale (fleksus frankenhauser)
bilaganglion ini ditekan dan digeser, misal oleh kepala janin, maka akan
timbul kontraksi
j. Teori Plasenta Sudah Tua
Plasenta menjadi tua dapat menyebabkan menurunnya kadar esterogen dan
progesteron yang menyebabkan, kekejangan pembuluh darah pada vili
chorialis di plasenta, sehingga menyebabkankontraksi pada rahim
k. Teori Tekanan Serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhirnya saraf sehingga
serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi internumyang mengakibatkan SAR
(Segmen Atas Rahim) dan SBR (Segmen Bawah Rahim) bekerja berlawanan
sehingga terjadi kontraksi dan retraksi
l. Induksi Partus (Induction of labur)
Persalinan juga dapat ditimbulkan oleh: gangguan laminaria, amniotomi ,
oksitosin.
5. Tanda-tanda Persalinan
a. Terjadi laghtening: penurunanfundus uteri karena kepala bayi sudah masuk
pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi
b. Terjadi His permulaan: padasuatu kehamilan masi muda yaitu sejak
trimester pertama kehamilan uterus akan sering mengalami kontraksi
ringan.
c. Terjadinya His Persalinan: kontrkasi rahim yang dapat diraba
menimbulkan rasa nyeri diperut sertadapat menimbulkan pembukaan
serviks kontraksi rahim yang dimulai pada 2 face maker yang letaknya
didekat cornu uteri
d. Keluarnya lendir bercampur darah (show)
Lendir berasal dari pembukaan kenalis servikalis. Sedangkan darah
disebabkan oleh robekan pembulu darah walktu serviks membuka.
e. Terkadang disertai ketuban pecah
Ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban
menjelang persalinan. Apabilapersalinan tidak tercapai, misalnya ekstrasi
vakum sectio caesarea
f. Dilatasi dan Effeacement
Terbukanya kanalis sevikalis secara berlangsung akibat pengaruh His,
Effacement adalah pendataran atau pemendekan kenali servikali yang
semula panjang 1-2cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya
astium yang tippis seperti kertas
e. Bloody show
Merupakan tanda persalinan yang akan terjadi dalam 24 hingga 48 jam. Tetapi
bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika pemvagina
sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena teraba lendir bercampur darah selama
waktu tersebut mungkin akibat traumakecilterhadaatau perusakan plak lendir saat
pemeriksaan tersebut dilakukan (Varney, 2008)
f. Tekanan Darah
Pada waktu diantarakontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan.
Nyeri, rasa taku, dan kekhawatirandapat semakin meningkatkan tekanan darah
(Varney, 2008)
g. Metabolisme
Peningkatan aktivitas metabolisme dengan kecepatan tetap. Peningkatan aktivitas
metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah
jantung, dan cairan yang hilang (Varney, 2008)
h. Suhu
Suhu sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan setelah melahirkan
(Varney, 2008)
i. Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung sedikit lebih tinggi dibandingkan selamaperiode menjelang
persalinan, hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama
persalinan (Varney,2008)
b. Uterus
Uterus tebentuk dari pertemuan duktus muller kanan dan kiri digaris tengah
sehingga otot raahim terbentuk dari dua spiral yang saling beranyaman dan
membentuk sudut disebelah kanan dan kirisehingga pembuluh darah dapattertutup
dengan kuat saat terjadi kontraksi (Myles,2009)
c. Pergeseran organ dasar panggul
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan
yang bersama-sama membentuk dasar panggul struktur yang paling penting adalah
melevator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawah yang demi
praktisnya dapat dianggap sebagaidasar panggul
d. Ekspuisi janin
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion untuk
kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirnya
trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya gerakan kelahiran bahu
depan, bahu belakang, badan seluruhnya.
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya plasenta bayi dengan lahirnya plasenta dan
selaputketuban
a. fisiologi kala IV
sejumlah perubahan maternal terjadi pada saat stres. Fisik dan emosional akibat
persalinan dan kelahiran mereda dan ibu memasuki penyembuhan pascapartum dan
bonding
manifestasi fisiologi lain yang terlihat selama periode ini, muncul akibat atau terjadi
setelah akibat atau terjadi setelah stres persalinan
2. Etiologi
Uterus merupakan faktor risiko yang paling sering terjadi akibat atonia
uteri. Overdistensi rahim dapat disebabkan oleh kehamilan ganda, janin
makrosomia, polihidramnion, abnormalitas janin, kelainan struktur uterus,
atau distensi akibat pengumpulan darah di uterus baik sebelum mapun
ditampilkan plasenta lahir.
Pimpinan kala III yang salah, dengan memijat-mijat dan mendorong
uterus. Lemahnya kontraksi miometrium merupakan hasil dari keterlibatan
karena persalinan lama atau persalinan yang membutuhkan tenaga banyak,
umur yang terlalu muda dan terlalu tua, perlu diberikan stimulasi pada ibu.
Selain itu obat-obatan yang dapat digunakan menghambat kontraksi seperti:
anastesi yang terhalogenisasi, nitrat, obat-obatan anti inflamasi nonsteroid,
magnesium sufat dan nipedipin.
Penyakit yang menahun, anemis, atau penyakit yang
menahun.Penyebab lain adalah: plasenta letak rendah, partus lama (terlantar)
toksin bakteri (korioamnionitis, endometritis, septikemia), hipoksia,
hipoperfusi atau uterus couvelaire pada abruptio plasenta.
3. Analisa Data
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Dengan data
dasar kasus atonia uteri dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan analisa data
menjadi misalnya : P1A0 kala IV dengan atonia uteri.
4. Penatalaksanaan
Pelaksanaan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
perdarahan karena atonia uteri menurut Depkes RI (2008), meliputi :
a. Memberi informasi pada ibu tentang keadaannya.
b. Melakukan massase pada uterus.
c. Melakukan kompresi bimanual interna atau eksterna.
d. Memasan infus RL 500ml drip oksitosin 20 unit.
e. Memberikan terapi uterotonika dan antibiotika.
f. Mengobservasi perdarahan, vital sign, tinggi fundus uteri dan kontraksi
uterus.
g. Apabila terdapat robekan jalan lahir lakukan penjahitan pada luka.
h. Mengajari keluarga untuk massase uterus.