Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


“Komunikasi Terhadap Keluarga”
Dosen Pembimbing:
TRIA ENI RAFIKA DEVI SS., M.Kes
RIZKY DWIYANTI YUNITA, S.Psi., S.ST

Disusun oleh :
1. Emilya Ananda Putri (1540120001)
2. Zolan Prananda (1540120006)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLEMORE-BANYUWANGI
2021/2022
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Komunikasi Terhadap Keluarga”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Komunikasi dalam praktik kebidanan.

Ucapan terima kasih sampaikan kepada KA. Prodi Kebidanan, dosen pendamping mata
kuliah Komunikasi dalam praktik kebidanan, orang tua kami dan teman – teman yang secara
langsung maupun yang tidak langsung telah mendukung selesainya makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber berupa
buku dan dari internet. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah ini yang kami
susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Krikilan, 04 Maret 2022

Penulis

1
2

DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

1.3. Tujuan..............................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi Keluarga..............................................................................5


2.2. Bentuk Komunikasi Dalam Keluarga........................................................................6
2.3. Pola komunikasi dan interaksi didalam keluarga......................................................8
2.4. Macam-macam komunikasi keluarga........................................................................10
2.5. Tahap perkembangan komunikasi didalam keluarga................................................8
2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga...............................10
2.7. Hambatan yang terjadi dalam komunikasi keluarga.................................................1

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................................14
3.2. Saran..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

2
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti,
bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua, atau dari anak ke anak. Awal
terjadinya komunikasi karena ada sesuatu pesan yang ingin disampaikan. Pola
komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola
asuh orang tua. Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan tercipta pola asuh
yang baik. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil dengan baik jika pola komunikasi
yang tercipta dilambari dengan cinta dan kasih sayang dengan memposisikan anak
sebagai subjek yang harus dibina, dibimbing, dididik, dan bukan sebagai subjek semata (
Djamarah, 2004: 1).
Menurut Djamarah (2004: 38) pola komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga
adalah model stimulus–respons (S-R), Model ABX, dan Model Interaksional.
Komunikasi yang dibahas pada penelitian ini adalah pola komunikasi interaksional,
karena pola komunikasi interaksional ini, dipilih untuk menjelaskan bahwa kedua belah
pihak (orang tua dengan anak) terlibat dalam komunikasi sama–sama aktif dan kreatif
dalam menciptakan arti terhadap ide atau gagasan yang disampaikan melalui pesan, baik
secara verbal maupun non verbal. Sehingga jalannya komunikasi terkesan lebih dinamis,
komunikatif dan efektif.

1.2. Rumusan Masalah

3
4

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Pengertian Komunikasi


Keluarga.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Bentuk Komunikasi Dalam
Keluarga.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Pola komunikasi dan
interaksi didalam keluarga.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Macam-macam komunikasi
keluarga.
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Tahap perkembangan
komunikasi didalam keluarga.
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi dalam keluarga.
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Hambatan yang terjadi
dalam komunikasi keluarga.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1. Apa pengertian komunikasi keluarga?
2. Apa saja bentuk komunikasi dalam keluarga?
3. Bagaimanaka pola konsumsi dan interaksi di dalam keluarga?
4. Apasaja macam-macam komunikasi keluarga?
5. Bagaimanakah tahap perkembangan komunikasi di dalam keluarga?
6. Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga?
7. Apasajakah hambatan yang terjadi dalam komunikasi keluarga?
1.3.2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mempelajari, memahami dan mengetahui tentang
komunikasi di dalam keluarga.

4
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
2.1. Pengertian komunikasi keluarga.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata
Latin yaitu communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi akan berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Percakapan tersebut akan
dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang
dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan (Effendy, 2011).
Menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid, komunikasi adalah suatu proses di mana dua
orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian mendalam (Cangara,
2014).
Lain halnya dengan Shannon dan Weaver yang mendefinisikan komunikasi sebagai
bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sma lainnya, sengaja
atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Cangara,
2014).
Sebelumnya sudah dijelaskan apa yang dimaksud dengan keluarga yaitu unit
terkecil masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang yang terikat hubungan dan
tinggal bersama dalam satu atap. Dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam keluarga
merupakan interaksi antar anggota keluarga dalam melakukan pertukaran informasi yang
pada gilirannya akan tiba pada saling memiliki kesamaan makna, sehingga dapat
dikatakan komunikatif karena saling mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan
dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-maslah dalam keluarga dengan

5
6

pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaam (Friendly,
2002). Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga
dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.
Komunikasi dalam keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan
keluarga. Tanpa komunikasi, kehidupan keluarga terasa hampa tanpa kehidupan
keluarga dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan hilang. Akibatnya
kerawanan hubungan antara anggota keluarga sukar dihindari, oleh karena itu
komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara orang tua dengan anak perlu
dibangun secara harmonis dalam rangaka membangun hubungan yang baik dalam
keluarga (Djamarah, 2014).
Komunikasi yang terjadi dalam keluarga diharapkan adalah komunikasi yang efektif,
karena komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh
pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Demikian juga dalam lingkungan
keluarga diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak,
sehingga akan terjadi hubungan yang penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan
harmonis antara orang tua dan remaja, diharapkan adanya keterbukaan antara orang tua
dan remaja dalam membicarakan masalah dan kesulitan yang dialami oleh remaja
(Mulandar, 2003).
Komunikasi dalam keluarga dapat terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin
antara ayah, ibu dan anak (Gunarsa, 2006). Akan tetapi, tidak selamanya komunikasi
tersebut dapat berjalan dengan baik, banyak faktor penghambat yang mempengaruhi
dalam komunikasi keluarga, jika komunikasi keluarga tidak berjalan dengan baik dapat
mengakibatkan pertengkaran ataupun perceraian, karena komunikasi merupakan salah
satu aspek dari keharmonisan keluarga. Jadi, seberapa sehatnya kelurga dapat diukur
dari seberapa sehatnya komunikasi dalam keluarga tersebut.
Kalvin dan Brommel memberikan makna komunikasi (komunikasi keluarga) sebagai
suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan pengertian
dalam keluarga.3 Komunikasi dalam keluarga lebih banyak komunikasi antarpribadi.
Relasi antarpribadi dalam setiap keluarga menunjukkan sifat-sifat yang kompleks.
Komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara
dua orang atau kelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik. Setiap

6
7

komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian yang terintegrasi dalam
tindakan komunikasi antarpribadi.
Tujuan komunikasi dalam interaksi keluarga ditinjau dari kepentingan orang tua adalah
untuk memberikan informasi, nasihat, mendidik dan menyenangkan anak-anak. Anak
berkomunikasi dengan orang tua adalah untuk mendapatkan saran, nasihat, masukan
atau dalam memberikan respon dari pertanyaan orang tua. Komunikasi antar anggota
keluarga dilakukan untuk terjadinya keharmonisan dalam keluarga. informasi, ide, sikap,
pikiran dan/atau pendapat.

2.2. Bentuk Komunikasi Dalam Keluarga.


Bentuk komunikasi keluarga ditandai dengan interaksi keluarga satu sama lain.
Ada empat bentuk interaksi keluarga, sebagai berikut (Djamarah, 2014) :
1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga.
2. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di
mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang
terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan
pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana natara orang tua dna anak
berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan
komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati,
dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.
3. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi di sini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah
dalam memberi informasi dan mengarahkan pada pengambilan keputusan pada
anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan menerima.
4. Komunikasi anak dan anak lainnya
Komunikasi terjadi antara anak satu dengan anak lainnya. Di mana anak yang
lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda.
Biasanya dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.

7
8

2.3. Pola komunikasi dan interaksi didalam keluarga.


Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan
keluarga. Tanpa komunikasi pasti akan terasa sepi kehidupan di dalam keluarga dan akan
jauh dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran dan sebagainya. Akibatnya
kerawanan hubungan antara anggota–anggota keluarga pun sukar untuk dihindari. Oleh
karena itu, komunikasi antara suami dan sitri, komunikasi antara ayah, ibu dan anak,
komunikasi antara ayah dan anak, komunikasi antara ibu dan anak dan komunikasi antar
anak dan anak, perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun pendidikan
yang baik dalam keluarga.
Berdasarkan kasusistik perilaku orang tua dan anak yang sering muncul dalam keluarga,
maka pola komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga adalah berkisar di seputar
model Stimulus-Respons (S-R), model interaksional, hubungan antar peran.
1. Model Stimulus–Respons
Pola komunikasi yang biasanya terjadi dalam keluarga adalah model
stimulus-respons (S-R). Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses
“aksi–reaksi” yang sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata
verbal (lisan-tulisan) isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar dan tindakan-
tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan
cara tertentu. Oleh karena itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau
pemindahan informasi atau gagasan, proses ini bersifat timbal balik dan
mempunyai banyak efek.
2. Model Interaksional
Model Interaksional ini berlawanan dengan model S-R. Sementara model
S-R mengasumsikan manusia adalah pasif, model interaksional menganggap
manusia jauh lebih aktif. Komunikasi di sini digambarkan sebagai pembentukan
makna yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta
komunikasi. Berapa konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang
lain, simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.
3. Hubungan antar peran

8
9

Komunikasi dalam keluarga dapat pula dipengaruhi oleh pola hubungan


antar peran hal ini, disebabkan masing-masing peran yang ada dalam keluarga
dilaksanakan melalui komunikasi.
2.4. Macam-macam komunikasi keluarga.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau
kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan efektif
tidaknya suatu kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan kata-kata atau
kalimat dalam mengungkapkan sesuatu.
Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga
setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya., canda dan
tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak.
2. Komunikasi nonverbal
Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal,
tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu, komunikasi nonverbal
suatu ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi
komunikasi nonverbal sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara
verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas.
3. Komunikasi Individual
Komunikasi individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah
interaksi antar pribadi, antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan
anak, antar anak dan anak.
4. Komunikasi kelompok
Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam
keluarga keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara
orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Suadah waktunya orang
tua meluangkan waktu dan kesempatan untuk duduk bersama dengan anak-anak,
berbicara, berdialog dalam suasana santai.

2.5. Tahap perkembangan komunikasi didalam keluarga.

9
10

1. Keluarga dengan anak-anak prasekolah.


Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak–anak ada pada tahun puncak
untuk mempelajari bahasa. Kemampuan berbahasa terutama diperoleh dari keluarga
khususnya dari interaksi anatara anak dan pengasuh utama, ibunya. Anak-anak
memulai kemampuan berbahasa dengan menggunakan kata-kata tunggal. Anatara
usia 18-24 bulan, ungkapan–ungkapan dua kata muncul. Menjelang usia 3 tahun
anak-anak menguasai kira-kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun mereka
memperoleh kira-kira 50 kata setiap bulan.
2. Keluarga dengan anak-anak usia sekolah.
Anak-anak semakin mengalami kebebasan sejalan dengan pertambahan usia.
Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi keluarga yang masih
merupakan kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi dengan pihak-pihak di
luar keluarga. Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi penting,
penerimaan-penolakan dan kontrol otonomi.
3. Keluarga dengan anak-anak remaja.
Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik sehubungan dengan
bertambahya kebebasan anak-anak. Masalah-masalah otonomi dan kontrol menjadi
sangat tajam pada tahun-tahun ini. Anak-anak remaja mulai mengalihkan
komunikasi dari komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan teman-teman
sebaya. Karena perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami remaja, topik-
topik tertentu menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia remaja merupakan
tantangan terbesar bagi komunikasi keluarga. Bila orang tua dan anak dapat
mengatasi badai, komunikasi selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya dapat
disimpulkan dengan pertambahan usia, hubungan kita dengan saudara-saudara
kandung tetap penting. Misalnya, penelitian di Universitas Purdue menunjukkan
bahwa wanita yang mempunyai hubungan akrab dengan seorang saudara
perempuannya mengalami kurang depresi dalam kehidupan lanjutnya. “Klagsbrun”
melaporkan, berdasarkan survey, bahwa wanita lebih cenderung merasa akrab
dengan saudara-saudara perempuannya dibandingkan dengan pria terhadap saudara-
sudara prianya dan bahwa saudara-saudara kandung lebih cenderung akrab sebagai

10
11

orang-orang dewasa bila perbedaan usia mereka tidak lebih dari lima tahun antara
yang satu dengan lainnya.

2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga.


Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi
dengan baik kepada orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat
berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Dalam keluarga, ketika dua orang
berkomunikasi, sebetulnya mereka berada dalam perbedaan untuk mencapai kesamaan
pengertian dengan cara mengungkapkan dunia sendiri yang khas, megungkapkan dirinya
yang tidak sama dengan siapapun. Sekalipun yang berkomunikasi ibu adalah antara
suami dan istri antar ayah dan anak dan antara ibu dan anak, dan diantara anak dan
anak,hanya sebagian kecil mereka itu sama-sam tahu, dan sama pandangan.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti yang akan
diuraikan berikut ini:
1. Citra diri dan citra orang lain.
Citra diri atau merasa diri, maksudnya sama saja. Ketika orang
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, dua mempunyai citra diri dia
merasa dirinya sebagai apa dan bagaimana. Setiap orang mempunyai gambaran-
gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya, kelebihan dan kekurangannya.
Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia bicara, menjadi
menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya
terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri
menentukan ekspresi dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempegaruhi cara dan kemampuan
orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran tentang khas bagi
dirinya. Jika seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah,
ingusan, tak tahu apa-apa, harus diatur, maka ia berbicara secara otoriter.
Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap
melengkapi . perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dan cara komunikasi.
2. Suasana psikologis
Suasana psikologis diakui memperngaruhi komunikasi. Komunikasi sulit

11
12

berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung marah, merasa


kecewa, merasa iri hati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan fisik.
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan
cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda
dengan yang terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda.
Suasana dirumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat
formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena
setiap masyarakat memiliki norma yang harus di taati, maka komunikasi yang
berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan.
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola
kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola
komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk
hubungan-hubungan tersebut.
5. Etika Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat
untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang
digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
6. Perbedaaan usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara
sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara
kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai
dunia masing-masing yang harus dipahami.

2.7. Hambatan yang terjadi dalam komunikasi keluarga.

12
13

Hambatan komunikasi dalam keluarga merupakan salah satu faktor yang


dianggap memberi pengaruh besar terhadap terbentuknya penelantaran anak. Anak-anak
telantar memang memiliki kesempatan sangat terbatas untuk berkomunikasi, khususnya
dengan orang tua mereka. Bahkan ada sejumlah kasus penelantaran anak yang
menunjukkan bahwa orang tua mereka hampir tidak pernah berkomunikasi dengan anak.
Orang tua hanya melakukan komunikasi dengan anak seperlunya saja.
Kadang-kadang kesibukan orang tua dan banyaknya masalah yang dihadapi, perhatian
terhadap anak jadi berkurang. Kalau setiap saat mau menceritakan sesuatu tidak
diperhatian atau dibantah, akibatnya anak tidak mau lagi bercerita. Lama kelamaan akan
timbul gangguan pada anak. Ia akan menutup diri terhadap orang tuanya, sehingga
komunikasi antara orang tua dan anak ini biasanya akan menyebabkan anak bertingkah
laku agresif dan sukar mangadakan kontak dengan orang tuanya apalagi komunikasi
yang melalui sebuah perantara media.
1. Penggunaan media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan,
yang dalam bahasa inggris disebut noise. Gangguan adalah “segala sesuatu yang
menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima
pesan”. Gangguan komunikasi itu meliputi :
Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima
pesan, bau menyengat, udara panas, dan lain-lain.
2. Faktor-faktor pribadi, antara lain, prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap.
Secara umum terdapat empat hambatan komunikasi yang dihadapi kebanyakan orang,
khususnya terkait komunikasi dengan keluarga:
1. Hambatan fisik atau lingkungan. Ini memang dirasakan dan dihadapi banyak
keluarga yang terpaksa terpisah satu sama lain akibat jarak dan pekerjaan.
2. Hambatan situasional, misalnya saat seorang ibu hamil tengah moody dan
akhirnya orang di sekitarnya enggan melakukan komunikasi dengannya akibat
perilakunya yang kurang memberi kenyamanan bagi orang di sekitarnya.
3. Adanya hambatan psikologis, dimana seseorang sudah terlebih dahulu merasa
takut ditolak atau tidak diterima sebelum memulai komunikasi.
4. Hambatan gender yang melihat bahwa wanita dan pria masingmasing memiliki
cara berbeda dalam upaya berkomunikasi.

13
14

BAB III

PENUTUP

3.
3.1. kesimpulan.
1. Komunikasi adalah dimana ada masyarakat yang melakukan hubungan sosial disitu
ada kegiatan komunikasi.
2. Keluarga merupakan sebuah lembaga yang didalamnya hidup bersama pasangan
suami istri secara sah menurut hukum dan norma yang berlaku karena pernikahan.
3. Komunikasi dalam keluarga adalah sebuah penyampaian pesan atau informasi yang
berlangsung dalam keluarga. Disitu diperlukan keterbukaan di dalam berkomunikasi
antar anggota dalam suatu keluarga.
4. Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga akan selalu
mendapatkan proses pendidikan sepanjang anak-anak masih diasah di dalamnya.
3.2. Saran

Peran orang tua sangatlah penting untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik
di dalam keluarga. Dari komunikasi yang baik dalam keluarga antar anak dengan orang
tua dapat diperoleh hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Selain harmonis,
biasanya komunikasi yang baik dari orang tua akan mendidik anak-anaknya ke arah hal
yang lebih baik.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Sih Rini Handajani. 2016. Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan

Endang Purwoastuti,Walyani Elisabeth Siwi. 2015. Komunikasi Dan Konseling Kebidanan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Pres

Djamarah, Syaiful Bahri, 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga,
Jakarta : Rineka Cipta.

http://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/04/04/komunikasi-keluarga. 30 oktober 2015.

http://pondokhikmat.tripod.com/komunikasikelurga_efektif.htm. 30 oktober 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai