Disusun Oleh :
NIM : P07124122019
SAUMLAKI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada dosen mata kuliah “Komunikasi Konseling”
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai komunikasi interpersonal dalam konseling. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi dalam keluarga .......................................................................2
B. Dasar-dasar komunikasi dalam keluarga......................................................................2
C. Pola Komunikasi dan Interaksi dalam Keluarga...........................................................4
D. Aneka Komunikasi dalam Keluarga.............................................................................6
E. Tahap – Tahap Perkembangan Komunikasi Keluarga..................................................7
F. Etika Komunikasi Dalam Keluarga..............................................................................8
G. Faktor –faktor yang mempengaruhi Komunikasi Keluarga..........................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran ...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia
belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya.
Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina,
sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan.
Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari
hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama
untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak. Setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban masing-masing.
Termasuk kewajiban dalam mendengarkan, memahami dan merespon setiap waktu demi
waktu yang dilali bersama. Untuk itu semua, komunikasi adalah cara yang tepat dalam
mengikatkan hubungan menjadi lebih erat. Namun tidak semua orang memiliki komunikasi
yang baik, termasuk dalam keluarganya sendiri. Hal ini terbentuk tidak dalam satu hari
melainkan dari kebiasaan yang dilakukan dari kecil hingga dewasa.
Banyak kita lihat dewasa ini, dimana komunikasi adalah menjadi penyebab keluarga
tercerai berai, suami dan istri yang sibuk bekerja, menjadikan pribadi mereka lupa akan hak
dan kewajiban masing-masing, komunikasi dengan anak-anak mereka pun tidak terbagun
dengan baik. Hal ini menjadikan keluarga bukan lagi tempat yang nyaman untuk berbagi suka
dan duka. Sehingga masalah demi masalah timbul silih berganti karena komunikasi yang
tidak baik.
Untuk memperluas ilmu pengetahuan, maka pada bab pembahasan selanjutnya
menggunakan berbagai sumber lain yang akan memperjelas dari setiap
pembahasan mengenai makna komunikasi dalam keluarga, pentingnya komunikasi dalam
keluarga, sampai pada cara membangun komunikasi yang harmonis dalam keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi keluarga ?
2. Apa dasar-dasar komunikasi dalam keluarga?
3. Bagaimana pola komunikasi dan interaksi dalam keluarga?
4. Bagaimana etika komunikasi dalam keluarga?
5. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga?
C. Tujuan Penulisan
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan
manusia. Mulyana pernah berujar, bahwa tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang
tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan
manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperrilaku tersebut harus dipelajari lewat
pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. Jadi
komunikasi adalah inti dari semua hubungan dengan tingkat kedalaman yang bervariasi yang
ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, pengertian, dan saling percaya di antara kedua belah
pihak. Adapun proses komunikasi dapat di ilustrasikan seperti dibawah ini.
Keluarga adalah sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan.
Didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan.
Pengertian keluarga menurut Noor (1983) adalah suatu unit atau lingkungan
masyarakat yang paling kecil atau merupakan masyarakat yang paling bawah dari satu
lingkungan negara. Posisi keluarga atau rumah tangga ini sangat sentral seperti diungkapkan
oleh Aristoteles (dalam Noor, 1983) bahwa keluarga rumah tangga adalah dasar pembinaan
negara. Dari beberapa keluarga rumah tangga berdirilah suatu kampung kemudian berdiri
suatu kota. Dari beberapa kota berdiri daru propinsi, dan dari beberapa propinsi berdiridatu
negara.[2]
Pada dasaranya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran
untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi dan berpotensi
punya anak akhirnya membentuk komunikasi baru yang disebut keluarga. Karenanya
keluargapun dapat diberi batasan sebagai sebuah group yang terbentuk dari perhubungan
laki-laki dan wanita perhubungan mana sedikit banyak bertsanggung lama untuk menciptakan
dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu
kesatuan sosial yang terdiridari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Ketika sebuah keluarga terbentuk, komunikasi baru karena hubungan darahpun
terbentuk pula. Di dalamnya ada suami, istri dan anak sebagai penghuninya. Saling
berhubungan, saling berinteraksi di antara mereka melahirkan dinamika kelompok karena
berbagai kepentingan, yang terkadang bisa memicu konflik dalam keluarga.
Oleh karena itu, konflik dalam keluarga harus diminimalkan untuk mewujudkan
keluarga seimbang dan bagaimana cara berkomunikasi dalam keluarga dengan baik. Keluarga
seimbang adalah keluarga yang ditandai keharmonisan hubungan (relasi) antara ayah dan ibu
antara ayah dan anak serta antara ibu dan anak. Setiap anggota keluarga tahu tugas dan
tanggung jawab masing-masing dan dapat dipercaya.
Tak dapat dipungkiri, hubunganyang menjadi kepedulian kebanyakan orang adalah
hubungan dalam keluarga, keluarga mewakili suatu konstelasi hubungan yang sangat khusus.
Dilingkungan keluarga, komunikasi juga sangat besar kedudukannya dalam
mempertahankan kelangsungan hidup keluarga yang bersangkutan. Tanpa dibarengi dengan
pelaksanaan komunikasi yang terbuka antar anggota dalam suatu keluarga dipastikan tidak
akan terjadi keharmonisan di dalamnya.
Dalam keluarga juga paling sering terjadinya proses komunikasi dan informasi
pendidikan. Bukanlah pendidikan awalnya dari keluarga? Sebagian besar perilaku orangtua
dan lingkungannya dalam keluarga, akanselalu mendapatkan proses pendidikan sepanjang
anak-anak masih diasuh di dalamnya.
Didalam lingkungan keluarga memang tidak hanya terjadi proses komunikasi
pendidikanlain seperti komunikasi massa (setidaknya sebagai anggota audiens pemirsa dan
pembaca media massa).
Infromasi dalam lingkungan keluarga pun menyertai kehadiran proses komunikasi,
baik langsung ataupun tidak langsung. Seperti halnya proses komunikasi, proses perjalanan
informasi dalam lingkungan keluarga selalu sejalan sebagai penyerta proses komunikasi.[5]
A. Kesimpulan
Dari uraian didalam pembahasan dari kelompok kami dapat menarik kesimpulan :
1. Komunikasi adalah dimana ada masyarakat yang melakukan hubungan sosial disitu ada
kegiatan komunikasi.
Keluarga merupakan sebuah lembaga yang didalamnya hidup bersama pasangan suami istri
secara sah karena pernikahan.
Komunikasi dalam keluarga adalah sebuah penyampaian pesan atau informasi yang
berlangsung dalam keluarga. Disitu diperlukan keterbukaan di dalam berkomunikasi antar
anggota dalam suatu keluarga. Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga
akan selalu mendapatkan proses pendidikan sepanjang anak – anak masih di asah di
dalamnya.
2. Berdasarkan kasuistik yang sering terjadi dalam kehidupan keluarga, maka pola komunikasi
berkisar seputar model sebagai berikut :
a. Stimulus – Respons ( S-R )
b. Model interaksional
c. Hubungan antar peran
Aneka komunikasi dalam keluarga meliputi :
a. Komunikasi verbal
b. Komuniksai nonverbal
c. Komunikasi individual
d. Komunikasi kelompok
3. Etika komunikasi keluarga dalam Islam ada 6 prinsip yaitu :
a. Qawlan Karima (perkataan yang mulia)
b. Qawlan Sadida (perkataan yang benar/lurus)
c. Qawlan ma’rufa (perkataan yang baik/pantas)
d. Qawlan Baligha (perkataan yang efektif)
e. Qawlan Layyina perkataan yang lemah lembut)
f. Qawlan Maisura (perkataan yang pantas)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga adalah
a. Citra diri dan citra orang lain
b. Suasana psikologis
c. Lingkungan fisik
d. Kepemimpinan
e. Bahasa
f. Perbedaan usia
B. Saran
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kritik
terutamannya saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyusunan
makalah kami ke depan yang lebih baik. Atas saran yang diberikan disampaikan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sabuaga, Dwi Pingkan. 2019 . Peran Komunikasi Keluarga dalam Mencegah Perkelahian
Antar Warga. Jurnal :Acta Diurna. Vol.3. No.4.