Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI

MAKALAH
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL
DOSEN PENGAMPU : SYUKRI, S.SOS., M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Andi Sabilillah 105651101421
Khusnul khatimah 105651102721
Magfira Ayunda 105651102321
Nur Hasnawiyah 105651101621

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sampai saat
ini masih memberikan kita berkat, nikmat, taufik, rahmat, dan hidayah-Nya
yang tidak terkira besarnya hingga kita diberi kesempatan yang luar biasa
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya, yang telah menyampaikan petunjuk Allah
Subhanahu Wa Ta’ala untuk kita semua, berupa sebuah petunjuk yang
paling benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu- satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
tugas mata kuliah umum Al- islam kemuhammadiyahan Selain itu,
makalah ini juga ditujukan untuk menambah atau memperdalam wawasan
mengenai jurnalistik. Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil tanpa
bantuan dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak: SYUKRI, S.SOS., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI
sekaligus pembimbing penyusunan makalah yang telah menjelaskan
betapa pentingnya Dasar-dasar jurnalistik dalam program studi Ilmu
Komunikasi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

ii
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 24 April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Batasan Masalah ................................................................... 2

Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Verbal ............................................... 3
B. Pengertian Komunikasi Non Verbal ....................................... 7
C. Komponen-komponen Pencemaran Air Laut Dari Kapal ....... 8
D. Fungsi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal .......... 11

Bab III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup


berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja
sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan
bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting bagi kehidupan
manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya
dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama
sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia,
karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang
dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya
sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat
jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu sangat sulit
dan tidak dapat dipahami. Bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya.
Dengan memahami komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara
lebih fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written)
atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan
secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik
pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, contoh seseorang yang berbicara melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan cara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan
lain-lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi
penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya

1
tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu
kesimpulan mengenai suatu hal tentang berbagai macam persaan orang, baik
rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu
komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non
verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-
simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu komunikasi verbal.?
2. Apa itu komunikasi verbal.?
3. Apa perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.?
4. Apa fungsi komuikasi verbal dan nonverbal.?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi vebal dan
nonverbal
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan
verbal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata,
dalam bentuk lisan maupun tulisan komunikasi ini paling banyak dipakai
dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka
mengungkapan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud
mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya
saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar,
Dalam komunikasi verbal bahasa memgegang peranan penting.
Beberapa pengertian komunikasi verbal menurut para ahli, adalah sebagai
berikut :
1. Deddy Mulyana (2005)
Komunikasi verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu
kata atau lebih bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.
2. Harold Lasswell
Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan
symbol atau lambang- lambang.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal yaitu:
a. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang
memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal lambang
bahasa yang di pergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis
pada kertas ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal
dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi namun sekukurang-kurangnya ada tiga
fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang
efektif, ketiga fungsi itu :
1. Untuk mempelajari tentang dunia sekekliling kita melalui bahasa manusia
mempelajari apa saja yang menarik minat. Mulai dari sejarah suatu
bangsa yang hidup pada masa lalu hingga apa yang diramalkan ilmu
pengetahuan di masa depan

3
2. Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia.
Ringkasnya, bahasa memungkin individu bergaul dengan orang lain untuk
kesenangan dan mempengaruhi pihak lain.
3. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
b. Kata
Kata merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah lambang
yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang,
kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau
keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada
hubungan langsung antara kata, dan hal. Yang berhubungan langsung
hanyalah kata dan pikiran orang.

Prinsip Komunikasi Verbal


Devito(1978) mengemukakan ada Sembilan prinsip komunikasi
verbal. Prinsip tersebut merupakan prinsip universal yang diambil dari
studi tiga orang peneliti dan ahli bahasa; Robert Pittenger, Charles
Hocket, dan John Danehy. Mereka telah menganalisis hasil wawancara
para psikiatris dengan pasiennya mereka menganalisis setiap kata,
ungkapan, kalimat uang diucapkan selang waktu antara kata yang satu
dengan yang lainnya. Hasil penemuan mereka dirumuskan sebagai
berikut :
1. Rujukan Yang Tetap ( Imanent Reference)
Leornad Bloomfield maupun Charles Hockett (dalam De Vito, 1978)
mengungkapkan pada hakikatnya manusia menggunakan bahasa sebagai
suatu kerangka rujukan tetap untuk membuktikan kepada orang bahwa ia
bisa melakukan percakapan timbal balik. Kerangka rujukan balik itu selalu
menempatkan bahasa untuk menggagas tema pembicaraan yang abstrak
maupun konkret, masa lalu / kini/ yang akan datang. Keduanya
mengemukakan bahwa manusia dapat berbicara tentang ap yang tidak
disini namun ada disana. Apa yang terjadi kemarin namun tidak duilihat
oleh orang lain, bahkan mungkin tentang apa yang akan terjadi besok
inilah bentuk verbalisasi manusia. Semua verbalisasi itu merujuk secara
tetap pada suatu waktu konteks khusus yang berhubungan dengan
seorang pembicara dan pendengar. Leornad dan Charless mengatakan
untuk memahami interaksi verbal maka anda cukup menjawab

4
pertanyaan- pertanyaan; untuk apa komunikasi mengutamakan
komunikasi?, Untuk apa komunikasi memperhatikan pembicaranya?,
dengan cara apa suatu pembicara memberikan komentar terhada
pendengarnya?,
2. Determinisme
Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat yang diarahkan
untuk memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu seseorang mengucapkan
suatu kata maka terkadang pula apa yang dimaksudkannya. Demikian
juga, kalau ia berdiam diri, maka ia pun mempunyai maksud
tertentu. Kata menurut Watzlawick, Jackson, Beavin, digunakan untuk
mengomunikasikan sesuatu. Jika orang yang diam pun memiliki arti
apalagi jika orang itu berbicara, benar ungkapan ketiganya, ‘’manusia
tidak bisa menghindari komunikasi’’. Verbalisasi, meskipun memiliki
keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang
membedakannya dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.
3. Keadaan Yang Berulang (recurrence)
Kitapun melihat dalam komunikasi antarpribadi ada sesuatu yang
ditunjukan orang itu pada kita, orang lain dapat menunujukan bebrapa hal,
misalnya tentang keadaannya sepanjang suatu waktu serta reaksi pribadi
apa yang ia sukai atau yang ia tidak sukai, apa yang diingkinkan dan
dibiutuhkan untuk dipenuhi. Semua itu dapat dilukiskan secara verbal dan
berulang kali. Berbagai pernyataan dalam bentuk kata;kat secara tetap
dapat diucapkan dari waktu ke waktu dan berulang-ulang mengiri perilaku
non verbal.
4. Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan
Untuk setiap tanda bgi suatu pesan ( ketika orang berkomunikasi)
perlu di perhatikan dua syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui
dengan pasti jenis maupun bentuk tanda yang telah dikomunikasikan; (2)
penerima pun sebaiknya mengakui dn memahami tanda yang telah
diterimanya.
5. Tanda Dan Gangguan Itu Relatif
Apa yang dimaksudkan dengan tanda dan gangguan dalam
komunikasi nampaknya telah dijelaskan dalam kepustakaan lain. Tentang
dua hal itu memang batasnya sangat relatif. Anda sedang berbicara

5
dengan seorang kawan yang sedang batuk pilek. Mungkin sekali setiap
tanda bahasa yang diucakannya kurang memuaskanmu. Ia terus
berbicara sambil batuk-batuk. Pesan yang diberikannya disertai dengan
gangguan itu mengandung pesan tertentu. Seandainya ia memeriksakan
diri ke dokter maka dokter akan senang mendengarkannya. Bagi seorang
dokter batuk merupakan suatu tanda yang menyenangkan sehingga ia
bisa memberikan resep yang tepat, bagi dokter batuk adalah tanda (
bukan gangguan) yang menunjukan ciri – ciri suatu penyakit.
Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang yang
gagap. Kitapun harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari
mulut orang itu. Apa yang menjadi tanda bagi seorang dalam konteks
interaksi antarpribadi bisa menjadi gangguan dalam konteks yang lain.
6. Peneguhan / Pengemasan
Dalam sebagian besar kasus interaksi esan ditransmisikan secara
simultan melalui sejumlah saluran yang berbeda. Sering kali disaat kita
sedang berbicara dengan orang lain, kita mengucapkan kata-kata dengan
nada, vokal, irama dan kecepatan. ‘kata-kata’ itu terasa belum cukup
sebagai pilihan komunikasi secara verbal, masih dibutuhkan peneguhan,
engemasan agar kata-kata yang diucapkan (verbal-vokal) lebih bermakna.
Apa yang dilakukan? Kita mungkin akan memilih kata yang meiliki nilai
rasa lebih keras, lembut, menyengat dan keras atau memberikan tekanan
pada pengucapannya. Hal terakhir inilah menjadi tugas komunikasi non
verbal.
7. Penyesuaian
Pada tahap pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran
sistem tanda. Tanda, mewakili suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda
mengacu secara denotatif dan simbol pada konotetif maka setiap bahasa
mempunyai sistem pengaturan yang berbeda.
Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan relevansi
terutama bagi dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda
bahasa. Misalnya orangtua dengan anak, meskipun tidak memiliki
perbedaan dalam kosa kata namun dalam banyak hal secara
konvensional setiap bahasa mengatur tatacara berkomunikasi verbal
diantara mereka melalui proses penyesuaian.
8. Memprioritaskan Interaksi

6
Salah satu prinsip memhami dan menganalisis interaksi verbal ialah
melihat hakekat interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya
sampai pada tingkat interaksi, mlah menuju ke relasi yang bersifat
transaksional. Di sini terbentuk proses mental, artinya kita akan menaruh
harapan, motivasi, terhadap orang lain. Hanya dengan kata-kata saja kita
tidak mampu melihat semuanya kecuali melalui dukungan komunikasi non
verbal.
9. Paham Analogi Hutan Dan Pohon
Prinsip ini merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan.
Prinsip – prinsip terdahulu telah memusatkan perhatiannya pada kajian
yang mikroskopik atas komunikasi atas komunikasi verbal. Satu hal yang
tidak dapat dilupakan bahwa setiap interaksi yang dilakukan berulang-
ulang hasilnya akan lebih bermutu daripada sekedar satuan interaksi yang
lepas. Paham ini dapat dianalogikan, bahwa kita tidak bisa memahami
hutan hanya karena telah mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak
mengenal jenis-jenis pohon didalamnya.

B. Pengertian Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal seringkali disebut : Komunikasi tanpa kata (
karena tidak berkata-kata). Studi mengenai komunikasi non verbal relatif
masih baru yang berakar dari Studi Komunikasi antar budaya melalui
karya Edward T. Hall (1959) (dalam Hall 1966) : The Silent Language.
Menurut Hall, budaya menggambarkan bagaimana cara dan langkah
manusia untuk memahami dan mengoraganisir dunianya. Dunia itu
terbentuk oleh sekelompok orang yang melintasi hubungan anatara
manusia dan bahkan generasi. Budayalah yang mempengaruhi sensori
manusia ketika memproses kehidupannya, proses itu bahkan menyusup
sampai kepusat sistem saraf. Budaya itu selalu memiliki dua manifestasi,
yakni manisfestasi material dan simbol-simbol yang mewarnai bahasa,
adat kebiasaan, sejarah, organisasi sosal, termasuk pengetahuan; dan
manifestasi kedua, budya diharapkan sebagai identitas kelompok.
Budaya dinyatakan dalam gaya interaksi verbal dan nonverbal;
misalnya melalui pepatah dan ungkapan, pranata sosial, upacara, ceritera,
agama, bahkan politik.

7
Dalam suatu kurun waktu yang lama orang menganut paham bahwa
komunikasi secara verbal itulah yang terbaik, namun ternyata pandangan
itu keliru. Mengapa? Setelah melihat perbedaan budaya antarpribadi
maka kekuatan komunikasi ternyata tidak cukup sekedar mengirimkan
atau mengalihkan pesan. Dukungan nonverbal mempunyai kemampuan
untuk melengkapi kekurangan dalam komunikasi verbal. Dalam ulasan
komunikasi nonverbal akan menekankan pada beberapa hal: (1)
keheningan / diam; (2) beberapa karakteristik komunikasi nonverbal.
1. Keheningan / Diam
Ada tiga hal yang menurut Myers (1980) yang berkaitan dengan
keheningan / diamnya seseorang yakni : (a) keheningan itu terjadi dalam
setiap komunikasi antarpribadi, (b) keheningan tidaklah sembarang, (c)
keheningan mungkin meruakan tindakan yang tepat bahkan / tidak tepat.
2. Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Non Verbal
Karakteristik komunikasi non verbal adalah sebagai berikut :
a. Prinsip umum komunikasi antarpribadi
Prinsip umum komunikasi pribadi adalah manusia tidak dapat
menghindari komunikasi demikian pun anda tidak mungkin tidak
menggunakan pesan non verbal . Itulah prinsip pertama. Diam juga
adalah komunikasi.
b. Pernyataan perasaan dan emosi
Bahasa verbal biasanya mengacu pada pernyataan informasi kognitif;
sedangkan non verbal mengacu pada pertukaran perasaan, emosi,
dengan orang lain dalam proses human relations Informasi tentang Isi
dan Relasi
Komunikasi nonverbal selalu meliputi Informasi tentang isi dari pesan
verbal, komunikasi nonverbal memberi suatu tanda bahwa memerlukan
penjelasan terhadap pesan verbal. Dengan tanda yang sama untuk
menjelaskan isi suatu kata, dengan tanda yang sama dapat menunjukan
keinginan mendapatkan relasi.

C. Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal

Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non
verbal, kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini

8
Komunikasi
Vokal Nonvokal
Bahasa Lisan (spoken Bahasa Tertulis (written
Komunikasi verbal
words) words)
Isyarat (gesture)
Nada Suara (tone of
gerakan (movement)
voice). desah (sighs),
Komunikasi penampilan
jeritan (screams),
nonverbal (appearance), ekspresi
kualitas vokal (vocal
wajah (facial
quality)
expression)

Ada tiga perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi


nonverbal, yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the message),
tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in
the act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing
mechanism).

a. Kesengajaan (intentinolity)
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal
adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi
lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael
Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal
adalah komunikasi kalau pesan tersebut 1) dikirimkan oleh sumber
dengan sengaja dan 2) diterima oleh penerima secara sengaja pula.
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut.
Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah
cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi
nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus
apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi
nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat
atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk
penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita
dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali
seorang teman memberi komentar terhadap penampilan kita? Persepsi
receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan
guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.

9
b. Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena
beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai
pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami
sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan warna
hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita). Komunikasi
verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba
mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu
pilihan kata.

c. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)


Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal
berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi
termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita
menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan
perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari
dan perilaku sosial). Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah
dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan
otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan
dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe
informasinya Iebih berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah,
Malandro dan Barker juga menjelaskan mengenai hal ini). Berdasarkan
pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda
dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang
terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secara
nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang
mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi
nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi
berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa
mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa
mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah
pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut terjadi,
sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

10
Menurut Knapp (1980) perbedaan antara komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal, yakni:
1. Komunikasi verbal mempunyai ciri yang terpisah-pisah, sedangkan ciri
komunikasi nonverbal selalu berkesinambungan. Dalam komunikasi lisan /
speech communications maka pesan nonverbal dimulai dengan suara dari
mulut dan berakhir ketika suara-suara itu berhenti. Dalam komunikasi
nonverbal seseorang tidak bisa menghentikan gerakan anggota tubuh
atas perintah tanda-tanda baca. Namun dalam komunikasi verbal kita
berhenti membaca atas perintah tanda-tanda baca. Komunikasi verbal
berlangsung secara berkesinambungan seperti kata-kat tertulis di atas
kertas yang harus diucapkan karena diperintahkan tanda baca.
Komunikasi nonverbal dimulai di saat dua orang secara fisik hadir satu
dengan yang lainnya secara sadar dan terus melibatkan peran secara
bersama-sama.
2. Komunikasi verbal merupakan komunikasi bersaluran tunggal sedangkan
nonverbal bersaluran banyak. Simbol-simbol verbal seperti kata-kata
diterima dalam suatu rentang waktu yang berururt-urutan.
3. komunikasi verbal selalu berada dibawah pengawasan setiap manusia
secara sadar maupun sukarela, sedangkan komunikasi nonverbal tidak
dapat diawasi dengan baik apalagi sempurna. Kita selalu berpikir atau
merencanakan apa yang hendak dikatakan. Gagasan pikiran dan
perasaan itu dalam komunikasi verbal disusun dengan tatacara
pembahasan tertentu, itulah komunikasi verbal. Hal demikian tidak dapat
dilakukan dalam komunikasi nonverbal. Sebagian besar komunikasi
nonverbal manusia bereaksi secara otomatis pada setiap situasi. Dalam
hal seperti merasa malu maka wajah dengan spontan menjadi merah,
ketika terperanjat sebagian kita menjadi pucat atau berkeringat, atau
karena gembira wajah menjadi berseri-seri. Pesan komunikasi nonverbal
tidak dapat dibuat-buat (kecuali dalam drama) sehingga segera ketahuan
jika pesan-pesan nonverbal menjadi semu dan tidak ada artinya sama
sekali jika pesannya dibuat-buat.

D. Fungsi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal


Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan-
perbedaan, namun keduanya dibutuhkan untuk berlangsungnya tindak

11
komunikasi yang efektif. Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun
nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi untuk mengkontradiksikan
atau menegaskan pesan verbal seperti dalam sarkasme atau sindirian-
sindiran tajam. Kadang-kadang, komunikasi nonverbal mengganti pesan
verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal menyatakan kata
"menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk
huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Artinya makna yang kita
katakan diganti dengan simbol-simbol yang dapat diterjemahkan oleh
orang yang melihatnya dan mempunyai persepsi yang sama antara yang
memberi simbol dan yang menerima simbol.
Secara historis, kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan
mengubah pesan verbal melalui lima fungsi: pengulangan (repetition),
berlawanan (contradiction), pengganti (substitution), pengaturan
(regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap
(complementation). Pada tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa
pesan nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal.
Misalnya dalam suatu lelang, kita mengacungkan satu jari untuk
menunjukkan jumlah tawaran yang kita minta, sementara secara verbal
kila mengatakan "satu'.

1. Fungsi Komunikasi Nonverbal


Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang
memeperjelas maksud dan makna pesan. Fungsi lain dari komunikasi
nonverbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal
berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang
sesuai dan halus. Dan akhirnya fungsi komunikasi nonverbal adalah
pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan verbal.
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan
nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan
secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya
menggelengkan kepala.

12
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya
tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan
dengan mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman
dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang
hebat.”
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan
nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat
penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal
atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan
betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Dalam susatu peristiwa komunikasi, ada perilaku nonverbal yang
digunakan secara bersama sama dengan bahasa verbal. Contohnya
a. perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal
misalnya menyatakan terimakasih dengan senyum.
b. perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Misalnya
menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "Perpustakaan Universitas
Terbuka terletak di belakang gedung ini", kemudian mengulang pesan
yang sama dengan menunjuk arahnya.
c. tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya
mengatakan maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang dan
agar lebih percaya, pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka
sungguh-sungguh atau memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
perilaku nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya
menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata
yang berlinang-linang

Dalam perkembangannya sekarang ini, fungsi komunikasi


nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada
sebagai sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi-
fungsi holistik mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen
kesan, muslihat, emosi dan struktur percakapan. Karenanya, komunikasi
nonverbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam arti kita
13
berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan.
Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik tersebut
dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap
percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau
kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi
kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-deception) dan
muslihat terhadap orang lain.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang
sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak
dapat dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang
dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan
guna mencapai komunikasi yang efekti

2. Fungsi Komunikasi Verbal


Fungsi komunikasi verbal mengatur pesan verbal yang
pemakaiannya menggunakan Bahasa.
Bahasa didefinisikan Seperangkat kata yang telah disusun secara
berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Bahasa memiliki banyak fungsi, fungsi yang erat unutk menciptakan
komunikasi yang efektif, fungsinya yaitu :
a. Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan
manusia.
b. Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama
manusia.
c. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
d. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
Adapun secara garis
besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap masyarakat dan f
ungsi terhadap individu.
menerut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial yaitu:
- pengawasan lingkungan.
- korelasi antara bagian masyarakat terhadap lingkungannya.
- sosialisai.
- hiburan

sedangkan fungsi terhadap individu ada tujuh, yaitu:


14
1. pengawasan terhadap pencarian informasi
2. mengembangkan konsep diri
3. fasilitas dalam hubungan sosial
4. membantu melegakan emosi
5. pelarian dari ketegangan dan keterasingan
6. subtitusi dalam hubungan sosial
7. sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisai

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, penyusun dapat menyimpulkan


sebagai berikut :
1. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang bersifat metakomunikatif
yang sangat penting dalam komunikasi manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi nonverbal dan
secara tidak sadar komunikasi nonverbal itu mempertegas dari komunikasi
verbal manusia.
2. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa dan
kata-kata sebagai produk utamanya. Manusia akan sangat sulit
menyampaikan perasaan dan keinginannya jika tidak menggunakan
bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
3. Jadi baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal sangat erat
kaitannya dengan kehidupan manusia dan fungsi keduanya sangat erat
hubungannya. Jadi tidak mungkin jika manusia hanya mengandalkan
komunikasi verbal tanpa bantuan komunikasi nonverbal.

16
Daftar Pustaka
Internet
diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
https://2011perikananb.wordpress.com/2014/03/25/kelompok-4-
komunikasi-verbal-dan-non-verbal/ diakses pada hari jumat 22 april 2022
09:45 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal diakses pada hari
jumat 22 april 2022 09:45 WIB
http://dwimarlianti.blogspot.co.id/2010/03/komunikasi-verbal.html diakses
pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
http://brendafauzia.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-verbal-dan-non-
verbal.html diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai