MAKALAH
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL
DOSEN PENGAMPU : SYUKRI, S.SOS., M.Si
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Andi Sabilillah 105651101421
Khusnul khatimah 105651102721
Magfira Ayunda 105651102321
Nur Hasnawiyah 105651101621
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sampai saat
ini masih memberikan kita berkat, nikmat, taufik, rahmat, dan hidayah-Nya
yang tidak terkira besarnya hingga kita diberi kesempatan yang luar biasa
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya, yang telah menyampaikan petunjuk Allah
Subhanahu Wa Ta’ala untuk kita semua, berupa sebuah petunjuk yang
paling benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu- satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
tugas mata kuliah umum Al- islam kemuhammadiyahan Selain itu,
makalah ini juga ditujukan untuk menambah atau memperdalam wawasan
mengenai jurnalistik. Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil tanpa
bantuan dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak: SYUKRI, S.SOS., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI
sekaligus pembimbing penyusunan makalah yang telah menjelaskan
betapa pentingnya Dasar-dasar jurnalistik dalam program studi Ilmu
Komunikasi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
ii
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Verbal ............................................... 3
B. Pengertian Komunikasi Non Verbal ....................................... 7
C. Komponen-komponen Pencemaran Air Laut Dari Kapal ....... 8
D. Fungsi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal .......... 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu
kesimpulan mengenai suatu hal tentang berbagai macam persaan orang, baik
rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu
komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non
verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-
simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu komunikasi verbal.?
2. Apa itu komunikasi verbal.?
3. Apa perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.?
4. Apa fungsi komuikasi verbal dan nonverbal.?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi vebal dan
nonverbal
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan
verbal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia.
Ringkasnya, bahasa memungkin individu bergaul dengan orang lain untuk
kesenangan dan mempengaruhi pihak lain.
3. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
b. Kata
Kata merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah lambang
yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang,
kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau
keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada
hubungan langsung antara kata, dan hal. Yang berhubungan langsung
hanyalah kata dan pikiran orang.
4
pertanyaan- pertanyaan; untuk apa komunikasi mengutamakan
komunikasi?, Untuk apa komunikasi memperhatikan pembicaranya?,
dengan cara apa suatu pembicara memberikan komentar terhada
pendengarnya?,
2. Determinisme
Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat yang diarahkan
untuk memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu seseorang mengucapkan
suatu kata maka terkadang pula apa yang dimaksudkannya. Demikian
juga, kalau ia berdiam diri, maka ia pun mempunyai maksud
tertentu. Kata menurut Watzlawick, Jackson, Beavin, digunakan untuk
mengomunikasikan sesuatu. Jika orang yang diam pun memiliki arti
apalagi jika orang itu berbicara, benar ungkapan ketiganya, ‘’manusia
tidak bisa menghindari komunikasi’’. Verbalisasi, meskipun memiliki
keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang
membedakannya dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.
3. Keadaan Yang Berulang (recurrence)
Kitapun melihat dalam komunikasi antarpribadi ada sesuatu yang
ditunjukan orang itu pada kita, orang lain dapat menunujukan bebrapa hal,
misalnya tentang keadaannya sepanjang suatu waktu serta reaksi pribadi
apa yang ia sukai atau yang ia tidak sukai, apa yang diingkinkan dan
dibiutuhkan untuk dipenuhi. Semua itu dapat dilukiskan secara verbal dan
berulang kali. Berbagai pernyataan dalam bentuk kata;kat secara tetap
dapat diucapkan dari waktu ke waktu dan berulang-ulang mengiri perilaku
non verbal.
4. Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan
Untuk setiap tanda bgi suatu pesan ( ketika orang berkomunikasi)
perlu di perhatikan dua syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui
dengan pasti jenis maupun bentuk tanda yang telah dikomunikasikan; (2)
penerima pun sebaiknya mengakui dn memahami tanda yang telah
diterimanya.
5. Tanda Dan Gangguan Itu Relatif
Apa yang dimaksudkan dengan tanda dan gangguan dalam
komunikasi nampaknya telah dijelaskan dalam kepustakaan lain. Tentang
dua hal itu memang batasnya sangat relatif. Anda sedang berbicara
5
dengan seorang kawan yang sedang batuk pilek. Mungkin sekali setiap
tanda bahasa yang diucakannya kurang memuaskanmu. Ia terus
berbicara sambil batuk-batuk. Pesan yang diberikannya disertai dengan
gangguan itu mengandung pesan tertentu. Seandainya ia memeriksakan
diri ke dokter maka dokter akan senang mendengarkannya. Bagi seorang
dokter batuk merupakan suatu tanda yang menyenangkan sehingga ia
bisa memberikan resep yang tepat, bagi dokter batuk adalah tanda (
bukan gangguan) yang menunjukan ciri – ciri suatu penyakit.
Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang yang
gagap. Kitapun harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari
mulut orang itu. Apa yang menjadi tanda bagi seorang dalam konteks
interaksi antarpribadi bisa menjadi gangguan dalam konteks yang lain.
6. Peneguhan / Pengemasan
Dalam sebagian besar kasus interaksi esan ditransmisikan secara
simultan melalui sejumlah saluran yang berbeda. Sering kali disaat kita
sedang berbicara dengan orang lain, kita mengucapkan kata-kata dengan
nada, vokal, irama dan kecepatan. ‘kata-kata’ itu terasa belum cukup
sebagai pilihan komunikasi secara verbal, masih dibutuhkan peneguhan,
engemasan agar kata-kata yang diucapkan (verbal-vokal) lebih bermakna.
Apa yang dilakukan? Kita mungkin akan memilih kata yang meiliki nilai
rasa lebih keras, lembut, menyengat dan keras atau memberikan tekanan
pada pengucapannya. Hal terakhir inilah menjadi tugas komunikasi non
verbal.
7. Penyesuaian
Pada tahap pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran
sistem tanda. Tanda, mewakili suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda
mengacu secara denotatif dan simbol pada konotetif maka setiap bahasa
mempunyai sistem pengaturan yang berbeda.
Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan relevansi
terutama bagi dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda
bahasa. Misalnya orangtua dengan anak, meskipun tidak memiliki
perbedaan dalam kosa kata namun dalam banyak hal secara
konvensional setiap bahasa mengatur tatacara berkomunikasi verbal
diantara mereka melalui proses penyesuaian.
8. Memprioritaskan Interaksi
6
Salah satu prinsip memhami dan menganalisis interaksi verbal ialah
melihat hakekat interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya
sampai pada tingkat interaksi, mlah menuju ke relasi yang bersifat
transaksional. Di sini terbentuk proses mental, artinya kita akan menaruh
harapan, motivasi, terhadap orang lain. Hanya dengan kata-kata saja kita
tidak mampu melihat semuanya kecuali melalui dukungan komunikasi non
verbal.
9. Paham Analogi Hutan Dan Pohon
Prinsip ini merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan.
Prinsip – prinsip terdahulu telah memusatkan perhatiannya pada kajian
yang mikroskopik atas komunikasi atas komunikasi verbal. Satu hal yang
tidak dapat dilupakan bahwa setiap interaksi yang dilakukan berulang-
ulang hasilnya akan lebih bermutu daripada sekedar satuan interaksi yang
lepas. Paham ini dapat dianalogikan, bahwa kita tidak bisa memahami
hutan hanya karena telah mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak
mengenal jenis-jenis pohon didalamnya.
7
Dalam suatu kurun waktu yang lama orang menganut paham bahwa
komunikasi secara verbal itulah yang terbaik, namun ternyata pandangan
itu keliru. Mengapa? Setelah melihat perbedaan budaya antarpribadi
maka kekuatan komunikasi ternyata tidak cukup sekedar mengirimkan
atau mengalihkan pesan. Dukungan nonverbal mempunyai kemampuan
untuk melengkapi kekurangan dalam komunikasi verbal. Dalam ulasan
komunikasi nonverbal akan menekankan pada beberapa hal: (1)
keheningan / diam; (2) beberapa karakteristik komunikasi nonverbal.
1. Keheningan / Diam
Ada tiga hal yang menurut Myers (1980) yang berkaitan dengan
keheningan / diamnya seseorang yakni : (a) keheningan itu terjadi dalam
setiap komunikasi antarpribadi, (b) keheningan tidaklah sembarang, (c)
keheningan mungkin meruakan tindakan yang tepat bahkan / tidak tepat.
2. Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Non Verbal
Karakteristik komunikasi non verbal adalah sebagai berikut :
a. Prinsip umum komunikasi antarpribadi
Prinsip umum komunikasi pribadi adalah manusia tidak dapat
menghindari komunikasi demikian pun anda tidak mungkin tidak
menggunakan pesan non verbal . Itulah prinsip pertama. Diam juga
adalah komunikasi.
b. Pernyataan perasaan dan emosi
Bahasa verbal biasanya mengacu pada pernyataan informasi kognitif;
sedangkan non verbal mengacu pada pertukaran perasaan, emosi,
dengan orang lain dalam proses human relations Informasi tentang Isi
dan Relasi
Komunikasi nonverbal selalu meliputi Informasi tentang isi dari pesan
verbal, komunikasi nonverbal memberi suatu tanda bahwa memerlukan
penjelasan terhadap pesan verbal. Dengan tanda yang sama untuk
menjelaskan isi suatu kata, dengan tanda yang sama dapat menunjukan
keinginan mendapatkan relasi.
Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non
verbal, kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini
8
Komunikasi
Vokal Nonvokal
Bahasa Lisan (spoken Bahasa Tertulis (written
Komunikasi verbal
words) words)
Isyarat (gesture)
Nada Suara (tone of
gerakan (movement)
voice). desah (sighs),
Komunikasi penampilan
jeritan (screams),
nonverbal (appearance), ekspresi
kualitas vokal (vocal
wajah (facial
quality)
expression)
a. Kesengajaan (intentinolity)
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal
adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi
lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael
Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal
adalah komunikasi kalau pesan tersebut 1) dikirimkan oleh sumber
dengan sengaja dan 2) diterima oleh penerima secara sengaja pula.
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut.
Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah
cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi
nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus
apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi
nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat
atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk
penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita
dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali
seorang teman memberi komentar terhadap penampilan kita? Persepsi
receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan
guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
9
b. Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena
beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai
pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami
sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan warna
hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita). Komunikasi
verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba
mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu
pilihan kata.
10
Menurut Knapp (1980) perbedaan antara komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal, yakni:
1. Komunikasi verbal mempunyai ciri yang terpisah-pisah, sedangkan ciri
komunikasi nonverbal selalu berkesinambungan. Dalam komunikasi lisan /
speech communications maka pesan nonverbal dimulai dengan suara dari
mulut dan berakhir ketika suara-suara itu berhenti. Dalam komunikasi
nonverbal seseorang tidak bisa menghentikan gerakan anggota tubuh
atas perintah tanda-tanda baca. Namun dalam komunikasi verbal kita
berhenti membaca atas perintah tanda-tanda baca. Komunikasi verbal
berlangsung secara berkesinambungan seperti kata-kat tertulis di atas
kertas yang harus diucapkan karena diperintahkan tanda baca.
Komunikasi nonverbal dimulai di saat dua orang secara fisik hadir satu
dengan yang lainnya secara sadar dan terus melibatkan peran secara
bersama-sama.
2. Komunikasi verbal merupakan komunikasi bersaluran tunggal sedangkan
nonverbal bersaluran banyak. Simbol-simbol verbal seperti kata-kata
diterima dalam suatu rentang waktu yang berururt-urutan.
3. komunikasi verbal selalu berada dibawah pengawasan setiap manusia
secara sadar maupun sukarela, sedangkan komunikasi nonverbal tidak
dapat diawasi dengan baik apalagi sempurna. Kita selalu berpikir atau
merencanakan apa yang hendak dikatakan. Gagasan pikiran dan
perasaan itu dalam komunikasi verbal disusun dengan tatacara
pembahasan tertentu, itulah komunikasi verbal. Hal demikian tidak dapat
dilakukan dalam komunikasi nonverbal. Sebagian besar komunikasi
nonverbal manusia bereaksi secara otomatis pada setiap situasi. Dalam
hal seperti merasa malu maka wajah dengan spontan menjadi merah,
ketika terperanjat sebagian kita menjadi pucat atau berkeringat, atau
karena gembira wajah menjadi berseri-seri. Pesan komunikasi nonverbal
tidak dapat dibuat-buat (kecuali dalam drama) sehingga segera ketahuan
jika pesan-pesan nonverbal menjadi semu dan tidak ada artinya sama
sekali jika pesannya dibuat-buat.
11
komunikasi yang efektif. Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun
nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi untuk mengkontradiksikan
atau menegaskan pesan verbal seperti dalam sarkasme atau sindirian-
sindiran tajam. Kadang-kadang, komunikasi nonverbal mengganti pesan
verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal menyatakan kata
"menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk
huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Artinya makna yang kita
katakan diganti dengan simbol-simbol yang dapat diterjemahkan oleh
orang yang melihatnya dan mempunyai persepsi yang sama antara yang
memberi simbol dan yang menerima simbol.
Secara historis, kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan
mengubah pesan verbal melalui lima fungsi: pengulangan (repetition),
berlawanan (contradiction), pengganti (substitution), pengaturan
(regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap
(complementation). Pada tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa
pesan nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal.
Misalnya dalam suatu lelang, kita mengacungkan satu jari untuk
menunjukkan jumlah tawaran yang kita minta, sementara secara verbal
kila mengatakan "satu'.
12
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya
tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan
dengan mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman
dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang
hebat.”
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan
nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat
penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal
atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan
betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Dalam susatu peristiwa komunikasi, ada perilaku nonverbal yang
digunakan secara bersama sama dengan bahasa verbal. Contohnya
a. perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal
misalnya menyatakan terimakasih dengan senyum.
b. perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Misalnya
menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "Perpustakaan Universitas
Terbuka terletak di belakang gedung ini", kemudian mengulang pesan
yang sama dengan menunjuk arahnya.
c. tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya
mengatakan maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang dan
agar lebih percaya, pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka
sungguh-sungguh atau memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
perilaku nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya
menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata
yang berlinang-linang
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Daftar Pustaka
Internet
diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
https://2011perikananb.wordpress.com/2014/03/25/kelompok-4-
komunikasi-verbal-dan-non-verbal/ diakses pada hari jumat 22 april 2022
09:45 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal diakses pada hari
jumat 22 april 2022 09:45 WIB
http://dwimarlianti.blogspot.co.id/2010/03/komunikasi-verbal.html diakses
pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
http://brendafauzia.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-verbal-dan-non-
verbal.html diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
17