Anda di halaman 1dari 12

ALAT KOMUNIKASI

(Komunikasi Verbal, Pembicara dan Penerima)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia (penulisan karya ilmiah)

Dosen Pengampu:
Izmawal Pebriani Nasution, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok : 6
Arif Kurniawan Hasibuan (230101090)

PRODI BUDIDAYA PERKEBUNAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul “Alat Komunikasi (Komunikasi Verbal, Pembicara Dan Penerima)”.
Tidak lupa sholawat serta salam selalu kami haturkan kepada junjungan terbaik
baginda Rasul Muhammad Shallallahu ‘Alaihu Wasasallam selaku tauladan terbaik hingga
akhir zaman. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta kepada keluarga,
sahabat, tabi’in dan orang-orang yang selalu mengikuti sunnahnya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan kita semua. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Rantauprapat, 15 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunikasi Verbal..................................................................................... 2

2.2. Unsur-Unsur Komunikasi Verbal................................................................................. 3

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal......................... 4

2.4. Implementasi Komunikasi Verbal Dikelas................................................................... 6

2.5. Pembicara dan Penerima.............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan.................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukan dengan orang lain.
Peran komunikasi yang sangat penting, dapat kita lihat dari bagaimana kehidupan yang
manusia yang selalu membutuhkan komunikasi satu sama lain.

Banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia dan kita mencoba memahami
hal apa itu namun terkadang kita tidak bisa menafsirkan hal itu dengan jelas. Dengan
memahami komunikasi maka kita bisa menafsirkan peristiwa itu lebih luas dan bermanfaat.

Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada


komunikan dengan cara tertulis atau cara lisan. Komunikasi verbal menempati porsi besar
karena pada hakikatnya ide-ide, gagasan-gagasan, atau pendapat-pendapat lebih mudah
disampaikan secara verbal dibandingkan secara non verbal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan mengenai pengertian komunikasi verbal?
2. Jelaskan mengenai unsur-unsur komunikasi verbal?
3. Jelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi
verbal?
4. Jelaskan mengenai implementasi komunikasi verbal dikelas?
5. Jelaskan mengenai Pembicara dan Penerima?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi verbal
2. Mengetahui unsur-unsur komunikasi verbal
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal
4. Mengetahui implementasi komunikasi verbal dikelas
5. Mengetahui Kepribadian Pembicara

iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komunikasi Verbal

Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda tanda atau tingkah laku.
Beberapa ahli mengemukakan defenisi komunikasi diantara Carl Holvand, Janis & Kelley
mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tulisan atau bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik dalam bentuk percakapan
maupun tulisan (speak language). Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan,
emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi
serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting. Komunikasi
Verbal mengandung makna denotative. Media yang sering dipakai yaitu bahasa. Karena,
bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.

Pengertian komunikasi lisan ialah bentuk komunikasi dengan mengucapkan kata-kata


secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya. Biasanya komunikasi lisan (oral
communication), komunikasi yang dilakukan dengan pengucapan kata-kata lewat mulut yang
dikeluarkan komunikator dan dapat dilakukan pada kondisi para personal atau individu yang
berkomunikasi berhadapan langsung. Sedangkan komunikasi tertulis ialah komunikasi yang
dilakukan yang melalui sebuah tulisan yang dilakukan dalam kegiatan surat menyurat yang
melalui pos, telegram, telexaf, fax, email dan sebagainya.

Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefenisikan


sebagai perangkat kata yang telah disusun secara terstruktur sehingga menjadi himpunan
kalimat yang mengandung arti. Larry L Barker mengemukakan bahasa mempunyai tiga
fungsi, yaitu :

A. Fungsi penamaan, yaitu suatu hal yang yang merujuk pada usaha mengidentifikasi
objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
komunikasi

iv
B. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat
menghubungkan antara orang dengan orang lainnya.
C. Fungsi transmisi informasi, yaitu melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada
orang lain.

2.2. Unsur-Unsur Komunikasi Verbal

Adapun beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu


A. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal
dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
a. Keterbatasan Bahasa

Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata komunikasi verbal hanya
memiliki porsi 35%, sisanya adalah komunikasi nonverbal. Dengan porsi demikian pun,
bahasa masih memiliki keterbatasan, yaitu: yang pertama keterbatasan jumlah kata yang
tersedia untuk mewakili objek. Kata-kata adalah kategori untuk merujuk pada pada objek
tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia
untuk merujuk pada objek. Adakalanya kita sulit menamai suatu objek, misalnya mungkin
kita kesulitan mencari kata yang tepat untuk derajat suhu tertentu, yang lebih panas dari
hangat tapi lebih dingin dari panas.
Yang kedua kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual. Dikatakan bersifat ambigu
karena kata-kata mempresentasikan persepsif dan interpretasi orang-orang yang berbeda,
yang menganut latar belakang sosial yang berbeda pula, sehingga terdapat berbagai
kemungkinan untuk memaknai kata-kata tersebut. Sebagai contoh kata “berat” bisa memiliki
makna berbeda bila kita gunakan dalam kalimat yang berbeda seperti batu itu berat, kepala
saya terasa berat, ujian yang berat, dsb.
Yang ketiga adanya pencampuran fakta dan penafsiran. Dalam berbahasa kita sering
mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Contoh saat melihat
seorang wanita sedang menggunting tangkai-tangkai daun bunga (fakta), mungkin seseorang
sedang menyatakan bahwa wanita itu sedang bersantai (penafsiran), sementara orang lain
mungkin menyatakan bahwa wanita tersebut sedang bekerja (penafsiran).

v
Pernyataan yang pertama bisa benar, bila wanita tersebut adalah seorang yang bekerja
dibidang lain yang memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya dengan cara merawat
bunga. Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu memang bekerja dalam bisnis bunga.
B. Kata

Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan.
Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaram Komunikasi Verbal


A. Faktor Inteligensi

Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam berbicara, karena
kurang memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan bahasa yang baik. Cara berbicara yang
terputus-putus, bahkan antara kata yang satu dengan yang lainnya tidak/kurang memiliki
relevansi. Sebaliknya dengan yang memiliki inteligensi yang tinggi.
Masalah komunikasi akan muncul apabila orang yang berinteligensi tinggi tidak mampu
beradaptasi dengan orang yang berinteligensi rendah, misalnya dalam pemilihan penggunaan
kata-kata. Contoh : ada seseorang yang berinteligensi tinggi sehingga ia mampu menguasai
banyak perbendaharaan kata-kata asing. Saat berbicara dengan orang berinteligensi rendah, ia
menggunakan kata-kata asing tersebut sehingga sulit dipahami orang yang berintelingensi
rendah tadi karena memang perbendaharaan kata-katanya sangat terbatas.
B. Faktor Budaya

Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda . apabila orang berkomunikasi tetap
mempertahankan bahasa daerahnya masing-masing, maka pembicaraan mereka menjadi tidak
efektif. Akibatnya, komunikasi menjadi terhambat atau bahkan timbul kesalapahaman
diantara mereka.
Faktor perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat komunikasi. Sebagai contoh:
batak berbicara keras kepada orang Jawa atau Sunda. Bila orang Jawa atau Sunda merasa
tersinggung dan menganggap orang Batak tidak sopan, maka akan terjadi antipati dari orang
Sunda atau Jawa tersebut kepada orang Batak sehingga tidak akan terjadi jalinan
komunikasi.

vi
C. Faktor Pengetahuan

Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak perbendaharaan
kata yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lebih lancar. Apabila orang-
orang yang berbeda pengetahuan saling berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan
pengetahuan diantara mereka, maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi
mereka berdua. Hal ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai dengan
pengetahuannya tanpa menjelaskan dengan detail, maka seorang yang lain tidak akan paham
apa yang dimaksud lawan bicaranya. Misalnya seorang insinyur sedang berbicara dengan
seorang dokter. Dokter tersebut menjelaskan penyakit yang diderita insiyur tersebut dengan
menggunakan istilah-istilah kedokteran. Bila penjelasan dokter tersebut tidak detail dan
runtut serta menggunakan bahasa yang lebih umum maka saja insinyur tersebut pun tidak
akan paham maksud si dokter.

D. Faktor Kepribadian

Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang bergaul, biasanya kurang lancar
berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa berkomunikasi dengan orang lain. Ia tidak
memiliki pengetahuan yang luas karena kurang pergaulan tersebut. Pemahaman dia mengenai
suatu hal sangat minim sehingga tidak nyambung dengan teman-temannya.
E. Faktor Biologis

Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan, seperti: sulit


mengatakan kata desis (lipsing) karena adanya kelainan pada rahang, bibir, dan gigi, dan
berbicara tidak jelas (sluring) yang disebabkan oleh bibir (sumbing), rahang, dan lidah tidak
aktif.
F. Faktor Pengalaman

Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia menghadapi


sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering berbicara di muka umum, akan lancar
berbicara dalam keadaan apapun dengan siapapun. Seorang pembicara atau MC terbiasa
berbicara didepan orang banyak. Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu
ketika ditugaskan sebagai MC, karena pekerjaanya tidak menuntut harus berhadapan dengan
banyak orang. Walaupun dibalik peralatan audio visual dan telepon ia biasa berbicara dengan
orang banyak, namun ia tidak berhadapan secara langsung dengan pembicara.

vii
2.4. Implementasi Komunikasi Verbal di dalam Kelas

Dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi antara guru dan siswa maupun siswa dan
siswa. Komunikasi memiliki peranan penting dalam keberhasilan interaksi proses
pembelajaran. Mengelola kelas membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Dua
aspek utama komunikasi dalam pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara dan mendengar.
Serta media pembelajaran juga membantu dalam komunikasi yang terjadi didalam kelas.
Saat berbicara sebagai komunikasi verbal didalam kelas dan dihadapan siswa guru
dituntut untuk memberikan informasi secara jelas. Kejelasan berbicara merupaka unsur yang
penting dan dari situlah siswa mampu memperoleh pembelajaran yang baik. Penggunaan
media pembelajaran seperti papan tulis, buku, powerpoint, dll yang termasuk dalam
komunikasi verbal juga memiliki peran yang sangat penting.
Adapun hambatan-hambatan dalam berkomunikasi secara verbal yang dialami guru
ketika didalam kelas yaitu:
1. Terkadang penggunaan kata-kata yang kurang dipahami oleh siswa
2. Kondisi kelas ataupun diluar kelas yang tidak kondusif seperti ribut dapat
mempengaruhi proses komunikasi
3. Siswa yang terkadang tidak fokus menyebabkan miss communication
4. Terkadang juga terjadi perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda
5. Kebiasaan menjadi pendengar yang buruk, yang menyebabkan fokus siswa yang
terbagi-bagi didalam kelas

2.5. Pembicara dan Penerima

a. Komunikator atau pengirim pesan atau sumber

Dalam proses komunikasi komponen komunikator ini memiliki peranan penting untuk
menunjang terjadinya proses komunikasi. Apabila pengirim pesan atau komunikator ini tidak
ada, maka tidak akan terjadi proses komunikasi tersebut.

Ada beberapa faktor dalam komunikator yang dapat menentukan efektivitas proses
komunikasi, yaitu sikap komunikator serta pemilihan berbagai macam simbol yang memiliki
makna.

viii
Sikap komunikator artinya, bahwa komunikator tersebut harus memiliki sikap yang
sifatnya adalah positif. Sementara itu, pemilihan berbagai macam simbol yang bermakna
dapat diartikan sebagai pemilihan simbol yang bergantung pada siapa pun yang menjadi
khalayak sasaran serta bagaimana cara situasi lingkungan komunikasi tersebut.

Dari dua faktor yang harus ada dalam diri komunikator, maka ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan dalam menjalankan proses komunikasi, yaitu sebagai berikut.

 Individu yang terlibat dalam komunikasi perlu mengenali siapa yang menjadi
komunikator atau penerima pesan serta khalayak sasaran.
 Pesan yang akan dikirimkan oleh komunikator harus jelas dan tidak ambigu.
 Individu yang terlibat dalam proses komunikasi, perlu memahami alasan komunikator
mengirimkan pesan kepada penerima pesan atau khalayak sasaran.
 Apa hasil yang diharapkan oleh komunikator sebagai pengirim pesan.

Apabila komunikator memenuhi faktor-faktor tersebut, maka proses komunikasi pun akan
rentan untuk menemui kegagalan.

b. Penerima Pesan atau Komunikate (Receiver atau Communicatee)

Proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik dan sukses, apabila tidak ada
penerima pesan dalam prosesnya. Sama halnya dengan komponen komunikator, maka proses
komunikasi tidak akan berjalan, apabila tidak ada penerima pesan.

Penerima pesan memiliki peran yaitu untuk menerima sebuah pesan, menafsirkan
sebuah pesan serta memberikan makna pada pesan yang ia terima dari komunikator. Proses
komunikasi, hanya akan berhasil apabila penerima pesan atau komunikate menerima pesan
sesuai dengan yang apa yang disampaikan atau dimaksudkan oleh komunikator.

Apabila dalam prosesnya, komunikate gagal memahami makna pesan komunikator,


maka proses komunikasi tersebut tidak berjalan dengan sukses. Sehingga dibutuhkan solusi
tambahan untuk memperbaiki proses komunikasi, contohnya komunikator harus memberikan
klarifikasi atau pesan tambahan.

ix
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan


maupun tulisan atau bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik dalam bentuk
percakapan maupun tulisan (speak language). Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan
perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan
informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar.
Adapun beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu bahasa, pada dasarnya
bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Sedangkan
Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan.

Dalam proses komunikasi komponen komunikator ini memiliki peranan penting untuk
menunjang terjadinya proses komunikasi. Apabila pengirim pesan atau komunikator ini tidak
ada, maka tidak akan terjadi proses komunikasi tersebut.

Penerima pesan memiliki peran yaitu untuk menerima sebuah pesan, menafsirkan
sebuah pesan serta memberikan makna pada pesan yang ia terima dari komunikator. Proses
komunikasi, hanya akan berhasil apabila penerima pesan atau komunikate menerima pesan
sesuai dengan yang apa yang disampaikan atau dimaksudkan oleh komunikator.

x
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyana, Dedy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yeti Mulyati, dkk. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka

xi

Anda mungkin juga menyukai