Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

Disusun Oleh :

Arfan Fadillah
105641106822
NAUTIKA

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga dengan izin-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan proposal ini. Shalawat dan salam penulis
mohonkan kepada Allah SWT, semoga disampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan jalan yang terang dan petunjuk kepada
kita semua.
Proposal ini sengaja ditulis dengan tujuan untuk melengkapi suatu
kewajiban bagi setiap Taruna dan Taruni Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
Dimana proposal ini merupakan salah satu persyaratan bagi taruna jurusan
Nautika dalam menyelesaikan studi pada program pendidikan Diploma IV
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Adapun proposal yang akan diajukan oleh
penulis yaitu, berjudul ‘Komunikasi Verbal dan Non Verbal.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan, kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan proposal
ini karena keterbatasan kami sendiri sebagai penulis. Untuk itu, sebelumnya
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan yang bersifat membangun atas laporan
proposal ini .
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun kita bersama.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 24 April 2022

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
iii....................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Batasan Masalah.................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Verbal..........................................................3
B. Pengertian Komunikasi Non Verbal..................................................7
C. Komponen-komponen Pencemaran Air Laut Dari Kapal..................8
D. Fungsi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal...................11

Bab III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................15
B. Saran..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup berkembang


dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia
lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia
adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting bagi kehidupan manusia.
Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain,
baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki
peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan
perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang
memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan
sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan mudah dipahami orang
lain, namun terkadang makna itu sangat sulit dan tidak dapat dipahami. Bahkan
bertentangan dengan makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang
dapat menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan
(oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah
memahami pesan-pesan yang disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui lisan
dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang berbicara melalui
telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan cara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-
lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting.
Banyak komunikasi verbal tidak efektif  hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui
komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu hal
tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan

1
berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal
bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non verbal sendiri
di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian
seragam, warna dan intonasi suara.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu komunikasi verbal.?
2. Apa itu komunikasi verbal.?
3. Apa perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.?
4. Apa fungsi komuikasi verbal dan nonverbal.?

C.     Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi vebal dan nonverbal
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan verbal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, dalam
bentuk lisan maupun tulisan komunikasi ini paling banyak dipakai dalam
hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapan perasaan,
emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan

2
informasi serta menjelaskannya saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat, dan bertengkar, Dalam komunikasi verbal bahasa memgegang peranan
penting.
Beberapa pengertian komunikasi verbal menurut para ahli, adalah sebagai
berikut :
1.      Deddy  Mulyana (2005)
Komunikasi verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau
lebih bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.
2.      Harold Lasswell
Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan symbol
atau lambang- lambang.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal yaitu:
a.       Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal lambang bahasa yang di pergunakan
adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas ataupun elektronik. Bahasa
suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu
sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi namun sekukurang-kurangnya ada tiga fungsi
yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, ketiga fungsi
itu :
1.      Untuk mempelajari tentang dunia sekekliling kita melalui bahasa manusia
mempelajari apa saja yang menarik minat. Mulai dari sejarah suatu bangsa yang
hidup pada masa lalu hingga apa yang diramalkan ilmu pengetahuan di masa
depan
2.      Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia. Ringkasnya,
bahasa memungkin individu bergaul dengan orang lain untuk kesenangan dan
mempengaruhi pihak lain.
3.      Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
b.      Kata
Kata merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata, dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.

3
 Prinsip Komunikasi Verbal
 Devito(1978) mengemukakan ada Sembilan prinsip komunikasi verbal.
Prinsip tersebut merupakan prinsip universal yang diambil dari studi tiga orang
peneliti dan ahli bahasa; Robert Pittenger, Charles Hocket, dan John Danehy.
Mereka telah menganalisis hasil wawancara para psikiatris dengan pasiennya
mereka menganalisis setiap kata, ungkapan, kalimat uang diucapkan selang waktu
antara kata yang satu dengan yang lainnya. Hasil penemuan mereka dirumuskan
sebagai berikut :
1.      Rujukan Yang Tetap ( Imanent Reference)
Leornad Bloomfield maupun Charles Hockett (dalam De Vito, 1978)
mengungkapkan pada hakikatnya manusia menggunakan bahasa sebagai suatu
kerangka rujukan tetap untuk membuktikan kepada orang bahwa ia bisa
melakukan percakapan timbal balik. Kerangka rujukan balik itu selalu
menempatkan bahasa untuk menggagas tema pembicaraan yang abstrak maupun
konkret, masa lalu / kini/ yang akan datang. Keduanya mengemukakan bahwa
manusia dapat berbicara tentang ap yang tidak disini namun ada disana. Apa yang
terjadi kemarin namun tidak duilihat oleh orang lain, bahkan mungkin tentang apa
yang akan terjadi besok inilah bentuk verbalisasi manusia. Semua verbalisasi itu
merujuk secara tetap pada suatu waktu konteks khusus yang berhubungan dengan
seorang pembicara dan pendengar. Leornad dan Charless mengatakan untuk
memahami interaksi verbal maka anda cukup menjawab pertanyaan- pertanyaan;
untuk apa komunikasi mengutamakan komunikasi?, Untuk apa komunikasi
memperhatikan pembicaranya?, dengan cara apa suatu pembicara memberikan
komentar terhada pendengarnya?,
2.      Determinisme
 Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat yang diarahkan untuk
memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu seseorang mengucapkan suatu kata maka
terkadang pula apa yang dimaksudkannya. Demikian juga, kalau ia berdiam diri,
maka ia pun mempunyai maksud tertentu. Kata menurut Watzlawick, Jackson,
Beavin, digunakan untuk mengomunikasikan sesuatu. Jika orang yang diam pun
memiliki arti apalagi jika orang itu berbicara, benar ungkapan ketiganya,
‘’manusia tidak bisa menghindari komunikasi’’. Verbalisasi, meskipun memiliki
keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang membedakannya
dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati bersama.
3.      Keadaan Yang Berulang (recurrence)

4
Kitapun melihat dalam komunikasi antarpribadi ada sesuatu yang
ditunjukan orang itu pada kita, orang lain dapat menunujukan bebrapa hal,
misalnya tentang keadaannya sepanjang suatu waktu serta reaksi pribadi apa yang
ia sukai atau yang ia tidak sukai, apa yang diingkinkan dan dibiutuhkan untuk
dipenuhi. Semua itu dapat dilukiskan secara verbal dan berulang kali. Berbagai
pernyataan dalam bentuk kata;kat secara tetap dapat diucapkan dari waktu ke
waktu dan berulang-ulang mengiri perilaku non verbal.
4.       Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan
Untuk setiap tanda bgi suatu pesan ( ketika orang berkomunikasi) perlu di
perhatikan dua syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui dengan pasti jenis
maupun bentuk tanda yang telah dikomunikasikan; (2) penerima pun sebaiknya
mengakui dn memahami tanda yang telah diterimanya.
5.      Tanda Dan Gangguan Itu Relatif
Apa yang dimaksudkan dengan tanda dan gangguan dalam komunikasi
nampaknya telah dijelaskan dalam kepustakaan lain. Tentang dua hal itu memang
batasnya sangat relatif. Anda sedang berbicara dengan seorang kawan yang
sedang batuk pilek. Mungkin sekali setiap tanda bahasa yang diucakannya kurang
memuaskanmu. Ia terus berbicara sambil batuk-batuk. Pesan yang diberikannya
disertai dengan gangguan itu mengandung pesan tertentu. Seandainya ia
memeriksakan diri ke dokter maka dokter akan senang mendengarkannya. Bagi
seorang dokter batuk merupakan suatu tanda yang menyenangkan sehingga ia bisa
memberikan resep yang tepat, bagi dokter batuk adalah tanda ( bukan gangguan)
yang menunjukan ciri – ciri suatu penyakit.
            Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang yang gagap.
Kitapun harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari mulut orang itu.
Apa yang menjadi tanda bagi seorang dalam konteks interaksi antarpribadi bisa
menjadi gangguan dalam konteks yang lain.
6.      Peneguhan / Pengemasan
Dalam sebagian besar kasus interaksi esan ditransmisikan secara simultan
melalui sejumlah saluran yang berbeda. Sering kali disaat kita sedang berbicara
dengan orang lain, kita mengucapkan kata-kata dengan nada, vokal, irama dan
kecepatan. ‘kata-kata’ itu terasa belum cukup sebagai pilihan komunikasi secara
verbal, masih dibutuhkan peneguhan, engemasan agar kata-kata yang diucapkan
(verbal-vokal) lebih bermakna. Apa yang dilakukan? Kita mungkin akan memilih
kata yang meiliki nilai rasa lebih keras, lembut, menyengat dan keras atau

5
memberikan tekanan pada pengucapannya. Hal terakhir inilah menjadi tugas
komunikasi non verbal.
7.      Penyesuaian
Pada tahap pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran sistem
tanda. Tanda, mewakili suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda mengacu secara
denotatif dan simbol pada konotetif  maka setiap bahasa mempunyai sistem
pengaturan yang berbeda.
Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan relevansi terutama
bagi dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda bahasa. Misalnya
orangtua dengan anak, meskipun tidak memiliki perbedaan dalam kosa kata
namun dalam banyak hal secara konvensional setiap bahasa mengatur tatacara
berkomunikasi verbal diantara mereka melalui proses penyesuaian.
8.       Memprioritaskan Interaksi
Salah satu prinsip memhami dan menganalisis interaksi verbal ialah
melihat hakekat interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya sampai pada
tingkat interaksi, mlah menuju ke relasi yang bersifat transaksional. Di sini
terbentuk proses mental, artinya kita akan menaruh harapan, motivasi, terhadap
orang lain. Hanya dengan kata-kata saja kita tidak mampu melihat semuanya
kecuali melalui dukungan komunikasi non verbal.
9.      Paham Analogi Hutan Dan Pohon
Prinsip ini merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan. Prinsip –
prinsip terdahulu telah memusatkan perhatiannya pada kajian yang mikroskopik
atas komunikasi atas komunikasi verbal. Satu hal yang tidak dapat dilupakan
bahwa setiap interaksi yang dilakukan berulang-ulang hasilnya akan lebih
bermutu daripada sekedar satuan interaksi yang lepas. Paham ini dapat
dianalogikan, bahwa kita tidak bisa memahami hutan hanya karena telah
mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak mengenal jenis-jenis pohon
didalamnya.

B.     Pengertian Komunikasi Non Verbal


            Komunikasi non verbal seringkali disebut : Komunikasi tanpa kata
( karena tidak berkata-kata). Studi mengenai komunikasi non verbal relatif masih
baru yang berakar dari Studi Komunikasi antar budaya melalui karya Edward T.
Hall (1959) (dalam Hall 1966) : The Silent  Language. Menurut Hall, budaya
menggambarkan bagaimana cara dan langkah manusia untuk memahami dan
mengoraganisir dunianya. Dunia itu terbentuk oleh sekelompok orang yang

6
melintasi hubungan anatara manusia dan bahkan generasi. Budayalah yang
mempengaruhi sensori manusia ketika memproses kehidupannya, proses itu
bahkan menyusup sampai kepusat sistem saraf. Budaya itu selalu memiliki dua
manifestasi, yakni manisfestasi material dan simbol-simbol yang mewarnai
bahasa, adat kebiasaan, sejarah, organisasi sosal, termasuk pengetahuan; dan
manifestasi kedua, budya diharapkan sebagai identitas kelompok.
              Budaya dinyatakan dalam gaya interaksi verbal dan nonverbal; misalnya
melalui pepatah dan ungkapan, pranata sosial, upacara, ceritera, agama, bahkan
politik.
Dalam suatu kurun waktu yang lama orang menganut paham bahwa komunikasi
secara verbal itulah yang terbaik, namun ternyata pandangan itu keliru. Mengapa?
Setelah melihat perbedaan budaya antarpribadi maka kekuatan komunikasi
ternyata tidak cukup sekedar mengirimkan atau mengalihkan pesan. Dukungan
nonverbal mempunyai kemampuan untuk melengkapi kekurangan dalam
komunikasi verbal. Dalam ulasan komunikasi nonverbal akan menekankan pada
beberapa hal: (1) keheningan / diam; (2) beberapa karakteristik komunikasi
nonverbal.
1. Keheningan / Diam
Ada tiga hal yang menurut Myers (1980) yang berkaitan dengan keheningan /
diamnya seseorang yakni : (a) keheningan itu terjadi dalam setiap komunikasi
antarpribadi, (b) keheningan tidaklah sembarang, (c) keheningan mungkin
meruakan tindakan yang tepat bahkan / tidak tepat.
2. Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Non Verbal
Karakteristik komunikasi non verbal adalah sebagai berikut :
a.       Prinsip umum komunikasi antarpribadi
Prinsip umum komunikasi pribadi  adalah manusia tidak dapat menghindari
komunikasi demikian pun anda tidak mungkin tidak menggunakan pesan non
verbal . Itulah prinsip pertama. Diam juga adalah komunikasi.
b.   Pernyataan perasaan dan emosi
Bahasa verbal biasanya mengacu pada pernyataan informasi kognitif; sedangkan
non verbal mengacu pada pertukaran perasaan, emosi, dengan orang lain dalam
proses human relations    Informasi tentang Isi dan Relasi
Komunikasi nonverbal selalu meliputi Informasi tentang isi dari pesan verbal,
komunikasi nonverbal memberi suatu tanda bahwa memerlukan penjelasan
terhadap pesan verbal. Dengan tanda yang sama untuk menjelaskan isi suatu kata,
dengan tanda yang sama dapat menunjukan keinginan mendapatkan relasi. 

7
  C. Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal

Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal,
kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini

Komunikasi
Vokal Nonvokal
Bahasa Lisan (spoken Bahasa Tertulis (written
Komunikasi verbal
words) words)
Nada Suara (tone of voice). Isyarat (gesture) gerakan
desah (sighs), (movement) penampilan
Komunikasi nonverbal
jeritan (screams), kualitas (appearance), ekspresi
vokal (vocal quality) wajah (facial expression)

Ada tiga perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi


nonverbal, yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat
simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or
message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism).

a.       Kesengajaan (intentinolity)
 Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah
persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting
ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan
Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi
kalau pesan tersebut 1) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan 2) diterima
oleh penerima secara sengaja pula. Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi
oleh niat. atau intent tersebut. Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang
penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab,
komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang
halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi
nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat atau intent
tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik.
Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan sengaja berpakaian
untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar
terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk
memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.

8
b.      Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa
dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna
atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain
(misalnya berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan
ikut berduka cita). Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah
bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Dalam arti
kita mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada
suatu pilihan kata.

c.       Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)


Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan
dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk
komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini
lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku- perilaku fisiologis (refleks)
dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Satu perbedaan
utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap belahan otak.
Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak
berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe
informasinya Iebih berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro
dan Barker juga menjelaskan mengenai hal ini). Berdasarkan pada perbedaan
tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks struktur
pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada
ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding
komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis.
Komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi
berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa
mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain
itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai
konteks di mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru
menciptakan konteks tersebut.

Menurut Knapp (1980) perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi


nonverbal, yakni:

9
1.      Komunikasi verbal mempunyai ciri yang terpisah-pisah, sedangkan ciri
komunikasi nonverbal selalu berkesinambungan. Dalam komunikasi lisan / speech
communications maka pesan nonverbal dimulai dengan suara dari mulut dan
berakhir ketika suara-suara itu berhenti. Dalam komunikasi nonverbal seseorang
tidak bisa menghentikan gerakan anggota tubuh atas perintah tanda-tanda baca.
Namun dalam komunikasi verbal kita berhenti membaca atas perintah tanda-tanda
baca. Komunikasi verbal berlangsung secara berkesinambungan seperti kata-kat
tertulis di atas kertas yang harus diucapkan karena diperintahkan tanda baca.
Komunikasi nonverbal dimulai di saat dua orang secara fisik hadir satu dengan
yang lainnya secara sadar dan terus melibatkan peran secara bersama-sama.
2.      Komunikasi verbal merupakan komunikasi bersaluran tunggal sedangkan
nonverbal bersaluran banyak. Simbol-simbol verbal seperti kata-kata diterima
dalam suatu rentang waktu yang berururt-urutan.
3.       komunikasi verbal selalu berada dibawah pengawasan setiap manusia secara
sadar maupun sukarela, sedangkan komunikasi nonverbal tidak dapat diawasi
dengan baik apalagi sempurna. Kita selalu berpikir atau merencanakan apa yang
hendak dikatakan. Gagasan pikiran dan perasaan itu dalam komunikasi verbal
disusun dengan tatacara pembahasan tertentu, itulah komunikasi verbal. Hal
demikian tidak dapat dilakukan dalam komunikasi nonverbal. Sebagian besar
komunikasi nonverbal manusia bereaksi secara otomatis pada setiap situasi.
Dalam hal seperti merasa malu maka wajah dengan spontan menjadi merah,
ketika terperanjat sebagian kita menjadi pucat atau berkeringat, atau karena
gembira wajah menjadi berseri-seri. Pesan komunikasi nonverbal tidak dapat
dibuat-buat (kecuali dalam drama) sehingga segera ketahuan jika pesan-pesan
nonverbal menjadi semu dan tidak ada artinya sama sekali jika pesannya dibuat-
buat.

D.      Fungsi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal


Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan-
perbedaan, namun keduanya dibutuhkan untuk berlangsungnya tindak komunikasi
yang efektif. Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun nonverbal adalah
untuk memproduksi makna yang komunikatif
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi untuk mengkontradiksikan atau
menegaskan pesan  verbal seperti dalam sarkasme atau sindirian-sindiran tajam.

10
Kadang-kadang, komunikasi nonverbal mengganti pesan verbal. Misalnya, kita
tidak perlu secara verbal menyatakan kata "menang", namun cukup hanya
mengacungkan dua jari kita membentuk huruf `V' (victory) yang bermakna
kemenangan. Artinya makna yang kita katakan diganti dengan simbol-simbol
yang dapat diterjemahkan oleh orang yang melihatnya dan mempunyai persepsi
yang sama antara yang memberi simbol dan yang menerima simbol.
Secara historis, kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan
mengubah pesan verbal melalui lima fungsi: pengulangan (repetition), berlawanan
(contradiction), pengganti (substitution), pengaturan (regulation), penekanan
(accentuation) dan pelengkap (complementation). Pada tahun 1965, Paul Ekman
menjelaskan bahwa pesan nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan
verbal. Misalnya dalam suatu lelang, kita mengacungkan satu jari untuk
menunjukkan jumlah tawaran yang kita minta, sementara secara verbal kila
mengatakan "satu'.

1.      Fungsi Komunikasi  Nonverbal


Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas
maksud dan makna pesan. Fungsi lain dari komunikasi nonverbal adalah
mengatur pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal berfungsi untuk mengendalikan
sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan halus. Dan akhirnya fungsi
komunikasi nonverbal adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan
verbal.
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal
yang dihubungkan dengan pesan verbal:
1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara
verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan
kepala.
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa
sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan
mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”

11
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak
terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal
atau  menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa
jengkelnya anda dengan memukul meja.
Dalam susatu peristiwa komunikasi, ada perilaku nonverbal yang digunakan
secara bersama sama dengan bahasa verbal. Contohnya
a.       perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal misalnya
menyatakan terimakasih dengan senyum.
b.      perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Misalnya
menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "Perpustakaan Universitas Terbuka
terletak di belakang gedung ini", kemudian mengulang pesan yang sama dengan
menunjuk arahnya.
c.       tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya
mengatakan maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang dan agar
lebih percaya, pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka sungguh-
sungguh atau memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
perilaku nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya
menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang
berlinang-linang

Dalam perkembangannya sekarang ini, fungsi komunikasi nonverbal


dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada sebagai sebuah
fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi-fungsi holistik mencakup
identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi dan struktur
percakapan. Karenanya, komunikasi nonverbal terutama berfungsi mengendalikan
(controlling), dalam arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa
yang kita perintahkan. Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi
holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap
percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau kesenangan,
penolakan atau  ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif, peragaan informasi
afektif, penipuan diri (self-deception) dan muslihat terhadap orang lain.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang
sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat

12
dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi
secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi
yang efekti

2.      Fungsi Komunikasi Verbal


Fungsi komunikasi verbal mengatur pesan verbal yang pemakaiannya
menggunakan Bahasa.
Bahasa didefinisikan Seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur
sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Bahasa memiliki banyak fungsi, fungsi yang erat unutk menciptakan  komunikasi
yang efektif, fungsinya yaitu :
a.    Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan  manusia.
b.    Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama  manusia.
c.    Untuk mempelajari  tentang dunia sekeliling kita.
d.    Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
Adapun secara garis
besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap masyarakat dan fungsi
terhadap individu.
 menerut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial yaitu:
- pengawasan lingkungan.
- korelasi antara bagian masyarakat terhadap lingkungannya.
- sosialisai.
- hiburan

sedangkan fungsi terhadap individu ada tujuh, yaitu:


1.      pengawasan terhadap pencarian informasi
2.      mengembangkan konsep diri
3.      fasilitas dalam hubungan sosial
4.      membantu melegakan emosi
5.      pelarian dari ketegangan dan keterasingan
6.      subtitusi dalam hubungan sosial
7.      sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisai

13
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut :

14
1.      Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang bersifat  metakomunikatif yang
sangat penting dalam komunikasi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak akan pernah lepas dari komunikasi nonverbal dan secara tidak sadar
komunikasi nonverbal itu mempertegas dari komunikasi verbal manusia.
2.      Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa dan kata-kata
sebagai produk utamanya. Manusia akan sangat sulit menyampaikan prasaan dan
keinginannya jika tidak menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang
lain.
3.      Jadi baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal sangat erat kaitannya
dengan kehidupan manusia dan fungsi keduanya sangat erat hubungannya. Jadi
tidak mungkin jika manusia hanya mengandalkan komunikasi verbal tanpa
bantuan komunikasi nonverbal.

B.     Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas penyusun menyarankan kita sebagai


manusia khusunya sebagai mahasiswa humas UIN SUNAN GUNUNG DJATI
harus bisa memaksimalkan potensi kita dalam berkomunikasi terutama dalam
komunikasi verbal dan nonverbal. Karena kita sebagai humas harus bisa
mempertegas apa yang kita sampaikan kepada komunikan dengan cara
KOMUNIKASI NONVERBAL supaya dapat dimengerti dengan baik dan tanpa
kesalahan dalam penyampaiannya. Kita juga harus bisa mengolah bahasa dalam
menyampaikan maksud dan tujuan kita maka KOMUNIKASI VERBAL sangat
mempengaruhi kualitas komunikasi kita.

Daftar Pustaka
Internet
diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
https://2011perikananb.wordpress.com/2014/03/25/kelompok-4-komunikasi-
verbal-dan-non-verbal/ diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB

15
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal  diakses pada hari jumat 22
april 2022 09:45 WIB
http://dwimarlianti.blogspot.co.id/2010/03/komunikasi-verbal.html diakses pada
hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB
http://brendafauzia.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-verbal-dan-non-
verbal.html diakses pada hari jumat 22 april 2022 09:45 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai