Diajukan kepada:
Disusun oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas dalam memahami dan menggali lebih dalam
tentang komunikasi interpersonal. Dalam era yang penuh dengan dinamika hubungan manusia,
pemahaman yang mendalam tentang komunikasi interpersonal menjadi semakin penting. Dengan
komunikasi interpersonal yang efektif, individu mampu membangun hubungan yang baik,
mengatasi konflik, dan menciptakan koneksi yang kuat dengan orang lain.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca
dalam memahami kompleksitas komunikasi interpersonal dan bagaimana hal tersebut
memengaruhi hubungan antarindividu di berbagai konteks kehidupan.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
pemahaman tentang komunikasi interpersonal.
Penulis (1)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...2
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………8
3.2. Saran………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan munikasi verbal adalah proses transmisi pesan dengan menggunakan bahasa
dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Kata-kata yang kita
ucapkan merupakan isyarat verbal yang digunakan untuk tujuan komunikasi. Komunikasi
verbal sering dianggap sebagai bagian utama dari komunikasi. Komunikasi verbal sebagian
besar terjadi dalam situasi tatap muka langsung. Namun, komunikasi verbal kini semakin luas
dengan memanfaatkan instrumen atau perangkat elektronik seperti telepon dan surat elektronik
(email).
Komunikasi verbal dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi verbal membaca dan
mendengarkan, lalu satu lagi menulis dan berbicara.
2
- Faktor Biologis: Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.
- Faktor Pengalaman: Orang yang banyak berkomunikasi secara baik dengan orang lain,
individu atau massa bisa berbicara secara lancar.
A. Pemberian Makna: Simbol verbal digunakan untuk menyampaikan pesan dan memberi
makna kepada orang lain melalui kata-kata, frasa, dan kalimat yang dipilih dengan
cermat (DeVito, 2009).
B. Ekspresi Emosi: Melalui simbol verbal, individu dapat mengungkapkan dan
mengekspresikan emosi mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam
interaksi interpersonal (Wood, 2019).
C. Membangun Hubungan: Penggunaan simbol verbal yang tepat dapat membantu dalam
membangun hubungan yang baik dengan orang lain, karena komunikasi yang efektif
merupakan kunci dalam menjalin hubungan interpersonal yang positif (Beebe, Beebe,
& Redmond, 2018).
D. Menyelesaikan Konflik: Simbol verbal juga dapat digunakan untuk mengelola dan
menyelesaikan konflik antarindividu dengan cara menyampaikan pendapat, keinginan,
dan harapan secara jelas dan terbuka (Floyd, 2016).
Simbol verbal meliputi berbagai bentuk, mulai dari kata-kata sederhana hingga kalimat
kompleks. Ada beberapa jenis simbol verbal yang umum digunakan dalam komunikasi, antara
lain:
1. Kata: Unit dasar bahasa yang memiliki makna. Kata-kata digunakan untuk menyampaikan
ide, informasi, dan perasaan. Contoh: "rumah", "makan".
2. Frasa: Kombinasi kata yang membentuk unit makna yang lebih besar dari kata tunggal.
Frasa dapat berupa frase kata benda, frase kata kerja, atau frase kata sifat. Contoh: "di
sekolah", "memakan buah".
3. Kalimat: Kumpulan kata yang membentuk pikiran atau informasi lengkap. Kalimat dapat
berupa pernyataan, pertanyaan, atau perintah. Contoh: "Saya pergi ke pasar."
4. Jenis simbol verbal
A. Pertanyaan Yes-No:
B. Pertanyaan Wh-Question:
3
C. Pertanyaan Tag:
D. Pertanyaan Rhetorikal:
-Duduklah di sini.
B. Permintaan (Request):
-Mohon duduk.
-"Kasihan sekali."
B. Kebahagiaan:
4
-"Senang sekali bisa bertemu denganmu!"
-"Sungguh menyenangkan!"
C. Kekecewaan:
D. Ketakutan:
E. Terima Kasih:
7. Simbol verbal pujian dan kritik adalah ekspresi yang digunakan untuk menghargai atau
menilai sesuatu. Berikut adalah beberapa contoh:
A. Pujian:
B. Kritik:
5
Namun, simbol verbal memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan nuansa emosi,
intonasi, dan bahasa tubuh. Kata-kata seringkali tidak mampu sepenuhnya menyampaikan
ekspresi emosi dengan akurat, dan pesan tertulis atau lisan mungkin terbatas dalam
mengekspresikan rasa humor, kekecewaan, atau kegembiraan secara utuh. Selain itu, simbol
verbal juga tidak dapat menyampaikan informasi non-verbal seperti bahasa tubuh, ekspresi
wajah, atau intonasi suara, yang seringkali memberikan konteks tambahan dalam komunikasi
interpersonal.
Pengaruh budaya dalam simbol verbal sangat signifikan. Simbol verbal, seperti bahasa,
merupakan bagian dari sistem simbol yang digunakan manusia untuk berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Budaya memberikan konteks di mana
simbol-simbol ini diciptakan dan digunakan, sehingga makna di balik simbol verbal sering kali
bersifat konvensional dan arbitrer, namun juga dapat bersifat denotatif, konotatif, dan mitis.
Dalam konteks antropologi sosial, simbol verbal berperan penting dalam menjelaskan
fenomena sosial kebudayaan. Pendekatan interpretivisme simbolik, misalnya, berfokus pada
interpretasi makna di balik simbol-simbol yang diciptakan dan digunakan dalam kehidupan
manusia. Ini menunjukkan bahwa budaya mempengaruhi cara manusia memberi makna pada
dunia mereka, yang tercermin dalam simbol-simbol verbal yang mereka gunakan.
Secara lebih spesifik, dalam kajian komunikasi, simbol dan interaksi sosial tidak dapat
dipisahkan. Penggunaan simbol-simbol verbal selalu hadir dalam setiap proses komunikasi dan
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Pola perubahan interaksi sosial di
kalangan masyarakat akan membawa perubahan pada makna simbol verbal yang terkandung
di dalamnya. Oleh karena itu, simbol verbal tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi
tetapi juga sebagai representasi dari nilai-nilai dan norma-norma budaya yang berlaku dalam
suatu masyarakat.
Peran konteks dalam simbol verbal sangat penting dalam memahami dan
menginterpretasikan ujaran. Konteks membantu pembicara dan pendengar untuk memahami
makna ujaran dengan lebih tepat, karena kata-kata dan frasa dapat berubah maknanya
berdasarkan konteks dan situasi di mana mereka digunakan. Selain itu, Konteks komunikasi
juga melibatkan situasi, hubungan interpersonal, dan lingkungan fisik, dapat memberikan
makna tambahan pada simbol verbal yang digunakan.
Sebagai contoh, dalam situasi yang berbeda, penggunaan kata yang sama dapat
memiliki makna yang berbeda. Misalnya dalam konteks situasi, ketika seseorang berkata
"dingin" di musim dingin, maknanya mungkin adalah suhu yang rendah. Namun, jika kata
"dingin" digunakan dalam konteks hubungan interpersonal, seperti "sikapnya terasa dingin,"
maknanya bisa berarti ketidakramahan atau ketidakpedulian. Sebagai contoh lain di
Lingkungan Fisik, Ketika kata "komunikasi" disebutkan dilingkungan luar kampus, maknanya
6
mungkin bisa saja berbicara atau membicarakan. Namun ketika kata "komunikasi" disebutkan
dilingkungan kampus, maknanya mungkin merujuk pada program studi Ilmu Komunikasi.
Konsep tersebut sejalan dengan teori Competence dan Performance. Chomsky, dalam
(Mar'at Samsunuwiyati, 2005: 18) Competence adalah kapasitas kreatif dari pemakai bahasa,
sedangkan perfomance adalah penggunaan bahasa secara aktual yang meliputi mendengarkan,
berbicara, berpikir dan menulis. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa kita
secara langsung terkait dengan fungsi-fungsi kognitif di otak kita. Ini berarti, semakin kita
mengasah kemampuan bahasa, semakin kita meningkatkan fungsi otak kita.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Naseri, M. (2017). The Role and Significance of Context and Delxis in Verbal
Communication. Department of English, Kabul University.
Harianja, N. (2009). Hubungan Bahasa dengan Otak. Jurnal Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Medan.
Hendro. P. E. (2020). Simbol: Arti, Fungsi, dan Implikasi Metodologisnya. Jurnal Ilmiah
Kajian Antropologi. Universitas Diponegoro.
Amalia A., Haris A. (2018). Makna dan Simbol dalam Proses Interaksi Sosial. Jurnal
Risalah, Volume 29, Nomor 1. Universitas Muhammadiyah Riau.
Yakin A., Rahmi, Mayangsari R. Y. (2021). Makna Komunikasi Simbolik Seni Tari Buja
Kadanda di Sanggar Seni Wadu Nocu Penana’E Kota Bima. Jurnal Komunikasi dan
Kebudayaan. Volume 8, Nomor 1, Januari - Juni 2021.