Anda di halaman 1dari 21

KARYA ILMIAH

PERILAKU ORGANISASI

Dosen Pengampu : Dadar Supriatna, S.Kom., M.M.

Disusun oleh : Kelompok 1

KOMUNIKASI ORGANISASI

Bunga Indah Pertiwi (20201610078)


Deuis Komalasari (20201610079)
Liyana Fratiwi (20201610086)
Sheila ayu sabrina (20201610104)
Sri Fitriannisa (20201610110)
Tubagus Riasnyah (20201610112)
Yopi Sopian (20201610116)

UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA


Jl. Terusan Halimun No.37, Lkr. Sel., Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat
40263
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat
menyelesaikan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Terlebih kami ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan tugas karya ilmiah mata
kuliah “Perilaku Organisasi.”

Kami menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu Kami sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan masukan baik berupa kritikan maupun saran untuk membuat karya
ilmiah ini menjadi lebih baik dari segi isi baik segi yang lainnya. Kami mohon
maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan karya ilmiah ini. Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih.

Bandung, 23 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

KOMUNIKASI ORGANISASI...............................................................................4

A. Definisi Komunikasi.....................................................................................4

B. Media Komunikasi........................................................................................5

C. Gaya Komunikasi..........................................................................................7

D. Omongan Selentingan.................................................................................10

E. Distorsi Komunikasi...................................................................................11

F. Komunikasi Formal dan Informal...............................................................12

G. Komunikasi Yang Efektif dan Efesiensi.....................................................13

H. Kemampuan Komunikasi Mempengaruhi Mobilitas Atas..........................15

(Upward Mobility)..............................................................................................15

I. Model Pemahaman Pendengar....................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
BAB I
KOMUNIKASI ORGANISASI

A. Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan proses mengirim dan menerima simbol-


simbol yang memiliki arti dalam rangka pertukaran informasi agar terjadi
saling pengertian antara dua orang atau lebih. Komunikasi adalah bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain, baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah
tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana
saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi.

Komunikasi Organisasi Menurut Beberapa Ahli

Kreitner dan Kinichi (2000): Komunikasi dalam organisasi di definisikan


sebagai pertukaran informasi antara pengirim dan penerima dan
kesimpulan makna antar individu individu yang terlibat. Analisis
pertukaran ini menyatakan bahwa berkomunikasi adalah proses 2 arah
yang berisi elemen elemen yang di hubungkan secara berurutan.

Keith Davis & John. W. Newstrom (2004): Komunikasi dalam organisasi


merupakan cara menyampaikan fakta, gagasan, pikiran, perasaan, dan
nilai kepada orang lain. Komunikasi adalah jembatan arti diantara orang
orang sehingga mereka dapat berbagi hal hal yang mereka rasakan dan
ketahui.

Derek Torinton (2000): Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu


aktivitas individu di dalam organisasi yang dapat merefleksikan gaya

4
kepribadian, kegiatan persuasi, serta negosiasi dalam situasi latar
belakang berbeda.

Kotter dan James (1992): Komunikasi dalam organisasi merupakan


sumber kehidupan organisasi yang berupa pengendalian motivasi,
pengungkapan emosional dan informasi.

Carpenter dan Kane (1996): Komunikasi dalam organisasi mencangkup


pemindahan dan pemahaman makna diantara anggota anggota dalam
organisasi, melalui satu orang ke orang lain berupa informasi dan
gagasan yang dihantarkan.

B. Media Komunikasi

Media komunikasi adalah suatu alat atau sarana yang digunakan


untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media
dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti
telinga dan mata.

Media Komunikasi Berdasarkan Bentuknya merupakan berbagai macam


barang yang dicetak dan bisa dipakai sebagai sarana untuk
menyampaikan suatu pesan informasi, seperti: surat kabar/koran, brosur,
buletin dan lain sebagainya

Terdapat dua tipe utama dari media komunikasi, yaitu verbal dan
nonverbal.

Komunikasi verbal (verbal communication)

 Interaksi tatap muka (face to face).


 Lisan.
 Tulisan.

Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)

5
 Komunikasi yang dilakukan dengan ekspresi wajah, posisi tubuh,
kontak mata dan bahasa tubuh lainnya.

Macam-Macam Alat Komunikasi Zaman Sekarang

 Telepon Kabel. Macam-macam alat komunikasi zaman sekarang


yang pertama tentunya adalah cikal bakal dari smartphone yang
sekarang kamu gunakan, yaitu telepon kabel.
 Telepon Genggam/Ponsel.
 Radio.
 Koran.
 Televisi.
 Komputer/Laptop.

7 Unsur dalam proses komunikasi

1. Pengirim.
2. Encoding/Penyandian.
3. Pesan.
4. Saluran.
5. Penerima.
6. Penafsiran.
7. Penerimaan umpan balik.

Kemampuan komunikasi
Kemampuan komunikasi adalah penampilan berdasarkan pada
kemampuan individu untuk menggunakan komunikasi secara efektif
dalam berperilaku sesuai dengan suasana yang ada
Ditentukan oleh :

1. Kecakapan dan sifat komunikasi,

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan.

3. Individu-individu

6
Kemampuan komunikasi dapat diperbaiki melalui lima gaya
komunikasi/kecakapan/ciri di bawah pengawasan Anda:
1. Asertivitas,
2. Agresivitas,
3. Nonasertivitas,
4. Komunikasi nonverbal,
5. Mendengarkan secara aktif.

C. Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi


yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam
situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang
digunakan bergantung pula pada maksud si pengirim dan harapan dari
penerima.

Berikut definisi dan pengertian gaya komunikasi dari beberapa sumber


buku:

 Menurut Sendjaja (1996), gaya komunikasi adalah perilaku


komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang
bertujuan untuk mendapatkan feedback dari orang lain terhadap
pesan organisasional yang disampaikan. 
 Menurut Suranto (2011), gaya komunikasi merupakan seperangkat
perilaku antarpribadi yang ter-spesialisasi digunakan dalam suatu
situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan
respons atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung
pada maksud dari sender dan harapan dari receiver.
 Menurut Allen, dkk (2006), gaya komunikasi adalah cara
seseorang dapat berinteraksi dengan cara verbali dan para verbali,

7
untuk memberi tanda bagaimana arti yang sebenarnya harus
dipahami atau dimengerti.

Aspek dan Tipe Gaya Komunikasi

Secara sederhana, gaya komunikasi dibedakan menjadi 3 ( tiga )


macam, yaitu :

1. Gaya komunikasi non asertif

Ciri-ciri komunikasi non asertif adalah tidak mampu


membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang lain,
cenderung takut dan menyimpan keinginan dalam hati, berbicara
pelan bahkan nyaris tidak terdengar, postur tubuh cenderung
bungkuk, lemah atau lemas, muka kemerahan karna menahan
malu, dan memberikan keuntungan tidak adil bagi orang lain.

2. Gaya komunikasi agresif.


Orang yang menggunakan tipe komunikasi ini akan
menciptakan situasi menang-kalah. Individu ini akan menggunakan
intimidasi dan kontrol terhadap orang lain untuk mendapatkan apa
yang diinginkan. Orang dengan tipe ini kurang dihormati dan
cenderung menyakiti orang lain. Orang dengan gaya komunikasi
ini tidak menggunakan perasaannya dan kurang berempati terhadap
orang lain.

Ciri-ciri komunikasi agresif adalah ingin kemauan dan pendapatnya


diikuti, memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin
dilakukan, keras dan bermusuhan, menyerang secara fisik atau
verbal, interuptif, intimidatif, dan ingin menang dengan segala cara,
suka memakai kambing hitam, dan suka memakai figure “Big
Boss”.

3. Gaya komunikasi asertif.

8
Orang yang menggunakan tipe komunikasi yang asertif
akan langsung mengarah pada situasi menang-menang. Gaya ini
menghormati keinginan dan pendapat pribadi, juga keinginan dan
pendapat orang lain. Individu yang asertif menggunakan
kepercayaan bahwa kita semua memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan masalah diri sendiri, dan orang lain hanya
membantu saja. Orang seperti ini akan bertanggungjawab terhadap
keputusan dan perbuatannya sendiri.

Ciri-ciri komunikasi asertif adalah terbuka dan jujur terhadap


pendapat diri dan orang lain, mendengarkan pendapat orang lain
dan dapat memahami, menyatakan pendapat pribadi tanpa
mengorbankan perasaan orang lain, mencari solusi bersama dan
keputusan, menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi
konflik, menyatakan perasaan pribadi, jujur tapi hati-hati serta
mempertahankan hak diri.

Kemampuan berkomunikasi bagi seorang manajer tidak hanya


untuk menyampaikan pesan, tapi juga harus membuat anak buah atau
anggota tim menjadi tidak canggung jika harus berkomunikasi.

Kemampuan komunikasi manajer dapat diperbaiki dengan


mencoba lebih asertif,yang dapat dicapai dengan menerapkan perilaku
nonverbal dan verbal yang saling melengkapi dan menguatkan,yaitu
dengan menggunakan kombinasi dari berbagai elemen-elemen :

 Mendiskripsikan
 Mengekspresikan
 Berempati
 Menetapkan
 Memberikan petunjuk

9
Pertukaran informasi dan pengaruh di antara anggota organisasi, di mana
paling tidak salah satunya memiliki kekuasaan formal untuk memimpin
dan mengevaluasi anggota organisasi lain

D. Omongan Selentingan

Dalam komunikasi organisasi, “ selentingan ” digambarkan sebagai


“ metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak
dapat diperoleh melalui saluran biasa ” (Sten,1967). Meskipun sumbernya
tampak rahasia namun informasi itu sendiri bukan rahasia. Informasi yang
diperoleh lebih memperhatikan apa yang dikatakan dan didengar orang-
orang, daripada apa yang dikeluarkan pemegang kekuasaan secara resmi.
Karena sifatnya yang informal/personal., maka arah aliran informasinya
tidak stabil, bisa mengalir ke atas, ke bawah, kiri, kanan, dan melintasi
saluran dengan hanya sedikit saja yang melewati hubungan posisional.

Salah satu cara untuk mengendalikan selentingan adalah dengan


menjaga saluran komunikasi formal tetap terbuka, kemanapun arahnya.
Sebetulnya selentingan dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga
memberin dampak positif baik bagi perusahaan maupun karyawan itu
sendiri. Misalnya, untuk memperoleh pendapat jujur karyawan/ reaksi
yang mendekati realitas, perusahaan dapat melemparkan isu kebijakan
tertentu (pengangkatan jabatan seorang karyawan misalnya, atau
perekrutan pimpinan tertentu, ataupun dalam penerapan aturan baru)
secara selentingan.

Dalam dunia pemasaran, word of mouth yang biasanya


disampaikan secara tidak resmi melalui saluran tidak resmi (sembarang
media) kadangkala jauh lebih efektif daripada saluran (media) resmi
seperti iklan televisi, koran, radio, atau press conference sekalipun.
Meskipun demikian, selentingan juga dapat dimanfaatkan pesaing untuk
menjatuhkan produk tertentu.

10
Omongan selentingan merupkan sistem komunikasi tidak resmi di
dalam organisasi informal. Dan memiliki fungsi penting sebagai tanda
peringatan awal untuk suatu perubahan organisasi, sebuah media untuk
menghasilkan budaya organisasi, sebuah mekanisme untuk membantu
perkembangan kekompakan kelompok, dan sebuah jalan informal untuk
merangkul ide-ide sehat orang lain.

E. Distorsi Komunikasi

Distorsi komunikasi adalah suatu kondisi dimana terjadinya


perubahan makna informasi, maksud, dan ide antara komunikator dengan
komunikan. Distorsi komunikasi bukanlah miscomunication (kesalahan
pengertian), tapi perubahan arah dari makna informasi yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan. Dampak dari distorsi komunikasi
adalah menghasilkan kesalahan pengiriman pesan, pesan yang tidak untuk
diteruskan malah tersebar, informasi yang salah tersebar dan berbagai
masalah lain yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas informasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya distorsi komunikasi


adalah :

1. Faktor Personal
 Seorang individu akan mengamati apa yang terjadi di
sekelilingnya secara selektif.
 Seorang individu secara konsisten melihat sesuatu sesuai
dengan apa yang mereka percayai.
 Bahasa atau kata yang digunakan untuk mendeskripsikan
sesuatu kadang kurang tepat atau tidak tepat.
 Pesan yang meragukan, baik dari segi arti, maksud, dan
efeknya.

11
2. Faktor Organisasi
 Kedudukan atau posisi dalam organisasi.
 Keterbatasan komunikasi.
 Hubungan yang tidak personal.
 Sistem aturan dan kebijaksanaan.
 Ketidakpedulian pemimpin..

Usaha yang dilakukan untuk mengurangi distorsi komunikasi


organisasi, yaitu :

1. Menetapkan lebih dari satu saluran komunikasi.

2. Menciptakan prosedur untuk mengimbangi distorsi.

3. Menghilangkan gap/jurang pemisah antara pembuat


keputusan dengan pemberi informasi.

4. Mengembangkan pembuktian gangguan pesan.

Cara Mengurangi Distorsi Oleh Manajer, yaitu :

1. Mengurangi perbedaan kekuasaan antara mereka sendiri


dengan bawahan mereka.
2. Meningkatkan kepercayaan melalui proses peninjauan kinerja
yang memberikan penghargaan atas kinerja karyawan yang
sebenarnya.
3. Mendorong respons sifatny dengan menjalankan rapat-rapat
yang lebih kecil dan lebih informal.
4. Menentukan tujuan yang dapat mendorong para karyawan
untuk berfokus pada masalah daripada kepentingan mereka
sendiri.
5. Menganjurkan dialog di antara pihak-pihak yang memiliki
sudut pandang yang berlawanan.

12
F. Komunikasi Formal dan Informal

Komunikasi formal adalah pesan yang disebarkan berkaitan


dengan pekerjaan resmi di dalam organisasi-komunikasi mengikuti jalur
hirarki dalam organisasi.

Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak


berbagai macam posisi/ kedudukan masing-masing sesuai dengan batas
tanggung jawab dan wewenangnya. Pola komunikasi dapat berbentuk
komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas,
komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.

Kekurangan komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya


penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke para
bawahannya.

Komunikasi informal adalah pesan yang disebarkan tidak resmi,


jauh di luar kegiatan formal organisasi-komunikasi terpisah dari struktur
formal dan tidak mengikuti rantai komando.

Komunikasi formal dan informal masuk dalam saluran komunikasi


organisasi. Dua jenis komunikasi ini berfungsi untuk mengetahui
bagaimana pendistribusian informasi antar anggota organisasi.

Efektif atau tidaknya komunikasi formal dan informal berpengaruh pada


penyaluran informasi dan efektivitas organisasi, baik dalam konteks
hubungan maupun pencapaian tujuan organisasi.

G. Komunikasi Yang Efektif dan Efesiensi

Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan


yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan
baik antara pemberi pesan dan penerima pesan.

13
Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang diberitahukan
komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Agar komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan


faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen
dalam bukunya Effective Public Relations, faktor-faktor tersebut disebut
dengan The Seven Communication, yaitu:

1. Credibility.
2. Context.
3. Content.
4. Clarity.
5. Continuity and consistency.
6. Capability of Audience.
7. Channels of Distributions.

Komunikasi yang efesiensi adalah komunikasi yang cara


penyampaiannya itu mudah untuk dilakukan, tidak berbelit-belit, dan
mudah untuk dipahami.

Hambatan Komunikasi
Segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses penyampaian
dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang
disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari
individu itu sendiri.

1. Karakteristik Dari Kekayaan Informasi Untuk Media Yang


Berbeda

14
Kekayaan Media Umpan Saluran Tipe Sumber Bahasa
Informasi Balik Komunikasi

Tinggi Tatap Muka Segera Visual, Pribadi Tubuh, Alami


Lansung Audio

Telepon Cepat Audio Pribadi Alami

Tertulis Lambat Visual Pribadi Alami


Perorangan Terbatas

Tertulis Formal Sangat Audio Impersonal Alami


Lambat Terbatas

Rendah Tertulis Normal Sangat Audio Impersonal Numerik


Lambat Terbatas

2. Model Kontinjensi Dalam Pemilihan Media Komunikasi

H. Kemampuan Komunikasi Mempengaruhi Mobilitas Atas


(Upward Mobility)

15
Mobilitas atas adalah perpindahan masyarakat dari kelas sosial
bawah ke kelas sosial atas. Mobilitas ini sangat di pengaruhi oleh
komunikasi seseorang. Artinya, ketika komunikasi seseorang tersebut
mencapai level yang tinggi maka kedudukan ststus sosialnya bisa
meningkat. Hal ini tidak hanya berlaku dilingkup sosial tetapi berlaku juga
dilingkungan organisasi dan perusahaan.

Tingkat kemampuan seseorang tersebut bisa di ukur dari berbagai


macam sudut pandang, diantaranya yaitu :

1. Kesadaran budaya

Kesadaran budaya adalah kemampuan seseorang dalam melihat


lingkungan sekitarnya dan menyadari nilai-nilai budayanya. Pada
tahap ini, seseorang akan menyesuaikan cara berkomunikasi dengan
lingkungannya tersebut agar dapat di terima dengan baik.

2. Asertivitas
Asertif adalah sikap yang jujur dan tegas dalam berkomunikasi.
Walaupun begitu, sikap asertif ini akan tetap berusaha menjaga
perasaan lawan bicaranya.
3. Agresivitas
Ketika berkomunikasi pasti akan ada perbedaan pendapat, jika
seseorang yang kemampuan komunikasinya rendah maka akan
memunculkan sisi agresif dirinya. Sebaliknya, seseorang yang
memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan mampu meredam
emosi ketika berselisih pendapat sehingga akan menjauhkan dirinya
dari sikap agresif.
4. Menahan diri
Menahan diri dalam berkomunikasi berarti mampu
mengendalikan diri secara teratur baik dari sisi emosional, verbal
dan tindakan.
5. Mendengarkan secara aktif

16
Mendengarkan secara aktif adalah kemampuan berkomunkasi
seseorang dimana ia mampu merespon apa yang lawan bicaranya
sampaikan baik secara verbal ataupun non-verbal agar komunikasi
tetap berjalan secara baik dan lancar.

Kemampuan komunikasi juga di pengarui oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Filosofo perusahaan atas keterbukaan.


2. Kebijakan dan perosedur perusahaan.
3. Iklim organisasi.
4. Lokasi geografis dari organisasi.

Individu yang terlibat dalam komunikasi ini adalah :

1. Teman.
2. Seseorang yang tidak kita percaya.
3. Atasan.
4. Bawahan.

I. Model Pemahaman Pendengar

Dalam berkomunikasi, pembicara dan pendengar adalah dua hal


utama yang tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu, kedua pihak ini harus
saling memahai agar komunikasi berjalan dengan lancar.

Karakteristik pendengar yang baik diantaranya adalah :

1. Kemampuan membaca yang baik.


2. Prestasi akademik.
3. Kosa kata yang tertata.
4. Ketrlibatan ego dengan pembicara atau pesan.
5. Kelelahan.
6. Gender.
7. Motivasi.

17
8. Kemampuan untuk mendengar catatan.

Karakteristik pembicara yang baik diantaranya adalah :

1. Kecepatan berbicara.
2. Kefasihan berbicara bahasa.
3. Visibilitas pembicara.
4. Kredibilitas pembicara.
5. Sikap pembicara yang disukai.

Selain pembicara dan pendengar, dalam komunkasi pasti ada pesan


yang harus disampaikan. Karakterisik pesan agar dapat tersampaikan dan
diterima dengan baik diantaranya adalah :

1. Jelas dan tidak ambigu.


2. Suara yang aktif.
3. Pesan berisi pandangan yang serupa.
4. Diskonfirmasi atas harapan pendengar.

Karakteristik lingkungan juga sangat mempengaruhi komunikasi. Agar


komunikasi bisa berjalan dengan nyaman maka karakteristik
lngkungannya sebagai berikut :

1. Tempreatur yang sesuai.


2. Pengaturan tempat duduk yang nyaman.
3. Jauh dari noise atau gangguan.

Kunci mendengarkan yang efektif :

No. Kunci mendengarkan Pendengar buruk Pendengar baik


yang efektif
1 Menggunakan Cenderung melamun Tetap memperhatikan
kecepatan berfikir pembicara, meringkas
dalam hati,
menimbang bukti dan

18
mendengar apa ang
tersirat
2 Mendengar ide-ide Mendengar akta-fakta Mendengar inti atau
keseluruhan ide
3 Menemukan area Mengabaikan Mendengar segala
kepentingan pembicara aau topik informasi yang
berguna
4 Menilai isi, bukan cara Mengabaikan Menilai isi dengan
menyampaikan pembicara yang mendengarkan pesan
monoton secara keseluruhan
sebelum menilai
5 Mempertahankan Terlalu cepat emosi Menahan penilaian
semangat atau melakukan hingga mendapatkan
sesuatu yang pemahaman yang
dilakukan pembicara menyeluruh
dan masuk dalam
suatu argumen
6 Bekerja keras untuk Sama sekali tidak Memberi perhatian
mendengarkan menggunakan energi penuh pada pembicara
saat mendengarkan
7 Menolak angguan Mudah terganggu Melalawan gangguan
dan fokus
memperhatikan
pembicara
8 Mendengar apa yang Menutup atau Mendengarkan kedua
dikatakan mengingkari komunikasi baik yang
informasi yang tidak menguntungkan atau
menguntungkan yang tidak.
9 Menantang diri sendiri Menolak untuk Memperhatikan
mendengarkan presentasi yang rumit
presentasi mengenai

19
topik yang sukar sebagai latihan berfikir
10 Menggunakan ateri Tidak mencatat atau Mencatat yang
cetakan, poyektor atau memperhatikan dibutuhkan dan
bantuan visual bantuan visual menggunakan bantuan
lainnya. visual untuk
meningkatkan
pemahaman dan
presentasi

DAFTAR PUSTAKA

azzayyan. (2017). Distorsi Komunikasi dalam organisasi. Diambil kembali dari


azzayyan tk: https://www.azzayyan.tk

BKPPD Kabupaten Pohuwato. (2018). Interaksi Dalam Organisasi Dengan Gaya


Komunikasi Asertif. Diambil kembali dari
https://bkppd.pohuwatokab.go.id

Building The Humman Side Of Work Community. (1996). Dalam N. Skinner,


Communication skill (hal. 54-127). Thomson Executive Press.

Dosen Pendidikan 2. (2022). Media Komunikasi. Diambil kembali dari Dosen


Pendidikan: https://www.dosenpendidikan.co.id

20
Fajri, D. L. (2021). 9 Alat Komunikasi Modern dan Cara Kerjanya. Diambil
kembali dari Katadata: https://katadata.co.id

Fatmawati, N. (2021). Berkomunikasi Secara Efektif, Ciri Pribadi yang


Berintegritas Dan Penuh Semangat. Diambil kembali dari Kemenkeu:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id

JAI Press. (1984). A New Approach to Managerial Behavior and Organization


Design. Dalam R. L. Lenger. Greenwich, CT: JAI Press.

Lestari, A. P. (2021). Apa Sih yang Dimaksud dengan Komunikasi? Diambil


kembali dari mediaindonesia: https://mediaindonesia.com

Listening Behavior: Definition and Measerement. (1984). Dalam K. W. Barke,


Communication yearbook 8 (hal. 97-178). Sage publication.

Noer, M. (2016). Manajer yang Baik, Harus Bisa Berkomunikasi Dengan Baik.
Diambil kembali dari PT Presenta Edukreasi Nusantara:
https://presenta.co.id

Putri, V. K. (2021). Komunikasi Formal dan Informal dalam Organisasi. Diambil


kembali dari Kompas.com: https://www.kompas.com

Utami, S. N. (2021). Komunikasi Verbal: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan


Prinsipnya. Diambil kembali dari Kompas.com: https://amp-kompas-com.

Wijaya, B. S. (2009). Plus-Minus selentengan dalam komunikasi organisasi dan


bisnis. Diambil kembali dari Komunikasi ana:
https://komunikasiana.wordpress.com

Wikipedia. (2021). Media komunikasi. Diambil kembali dari Wikipedia project:


https://id.wikipedia.org

21

Anda mungkin juga menyukai