Di susun oleh :
(Kelompok /4 B)
2022 H/1443 H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang
dikehendaki-Nya. Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Komunikasi Antar Pribadi.
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Komunikasi Antar Pribadi,yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta teman-
teman kelompok yang senantiasa saling mendukung dan bekerja sama dalam penyelesaian tugas
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah ini dimasa yang akan datang. Dan
kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami dan pembaca.Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia berkomunikasi karena manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan
kehadiran orang lain, kontak dengan orang lain itu dilakukan dengan berkomunikasi itulah yang
membuat manusia bisa menjaga relasinya
Tanpa adanya komunikasi, tidak akan terjadi aktivitas sosial. Bertegur sapa, berjabat tangan,
berbicara satu sama lain, atau mungkin bertengkar. Namun komunikasi tidak segampang
membalikkan telapak tangan, seseorang akan merasa canggung jika tujuan komunikasi yang di
rencanakan tidak tersampaikan.
Dengan orang lain. dalam berkomunikasi terdapat dua cara pertama komunikasi verbal
yakni komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata atau suara, kedua komunikasi non verbal.
Komunikasi non verbal cendrung kurang dilakukandengan sengaja dan kurang halus apabila
dibandingkan dengan komunikasi verbal namun komunikasi non verbal digunakan lebih awal
sejak kita lahir. Sedangkan komunikasi verbal baru digunakan ketika kita sudah memiliki
pengetahuan tentang itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin kommuncare yang artinya memberitahukan. Kata
tersebut kemudian berkembang dalam bahasa inggris communication yang artinya proses
pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan, perasaan, dan lain-lain antar dua orang atau lebih.
Secara sederhana dapat dikemukakan pengertian komunikasi ialah pengiriman pesan atau
simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seorang
penerima atau komunikan dengan tujuan tertentu.1
1
Suranto,Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.2.
2
Ritonga, S.A., (2017), Analisis Tokoh (Najwa Shihab) Berdasarkan Teori Komunikasi Antarpribadi, SIMBOLIKA, 3
(2): hal 72.
verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca )
bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Contoh : Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media,
contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui
tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses
penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar,
grafik dan lain-lain3
Komunikasi verbal melalui lisan dapat di lakukan secara langsung bertatap muka antara
komunikator dan komunikan seperti berpidato dan berceramah. Selain itu komunikasi secara
verbal melalui lisan juga dapat di lakukan melalui media.
3
Darynto dan Muljo Rahardjo, Teori Komunikasi
4
Yosal Iriantara, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013), hlm. 65
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata
yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai
dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
2. Perbendaharaan kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampun menerjemahkan kata
dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran,
dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu
mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah
yang dimengerti klien.
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu
kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi
perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati
kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata
sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika
menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.
1. Faktor Inteligensi
Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam berbicara, karena kurang
memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan bahasa yang baik. Cara berbicaranya terputus-
putus,bahkan antara kata yang satudengan lainnya tidak/kurang memiliki relevansi. Sebaliknya
dengan yang memiliki inteligensi tinggi.Masalah komunikasi akan muncul apabila orang yang
berinteligensi tinggi tidak mampu beradaptasi dengan orang yang berinteligensi rendah, misalnya
dalam pemilihan pengunaan kata-kata.Contoh: Ada seseorang yang berinteligensi tinggi
sehingga ia mampu menguasai banyak perbendaharaan kata-kata asing. Saat berbicara dengan
orang yang berinteligensi rendah, ia menggunakan kata-kata asing tersebut sehingga sulit
dipahami orang yang yang berinteligensi rendah tadi karena memang perbendaharaan kata-
katanya sangat terbatas.
2. Faktor budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila orang yang berkomunikasi tetap
mempertahankan bahasa daerahnya masing-masing, maka pembicaraan mereka menjadi tidak
efektif. Akibatnya, komunikasi menjadi terhambat atau bahkan timbul kesalahpahaman di antara
mereka. Faktor perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat komunikasi. Sebagai contoh:
Orang Batak terbiasa berbicara keras daripada orang Jawa atau Sunda. Bila orang Jawa atau
5
jurnal modul komunikasi verbal dan nonverbal desak putu yulikurniari ,2016, hal 11
Sunda merasa tersinggung dan mengganggap orang Batak tidak sopan, maka akan terjadi antipati
dari orang Sunda atau Jawa tersebut kepada orang Batak sehingga tidak akan terjadi jalinan
komunikasi.
3. Faktor pengetahuan
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak perbendaharaan kata
yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lebih lancar. Apabila orang-orang
yang berbeda pengetahuan saling berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan pengetahuan di
antara mereka, maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi mereka berdua. Hal
ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai dengan pengetahuannya tanpa
menjelaskan dengan detil, maka seorang yang lain tidak akan paham apa yang dimaksud lawan
bicaranya. Misalnya seorang insinyur sedang berbicara dengan seorang dokter.Dokter tersebut
menjelaskan penyakit yang diderita si insinyur dengan menggunakan istilah-istilah kedokteran.
Bila penjelasan dokter tersebut tidak detil dan runtut serta menggunakan bahasa yang lebih
umum maka si insinyur tersebut pun tidak akan paham maksud si dokter.
4. Faktor kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya kurang lancar
berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa berkomunikasi dengan orang lain. Ia tidak
memiliki pengetahuan yang luas karena kurangnya pergaulan tersebut. Pemahaman dia mengenai
sesuatu hal sangat minim sehingga tidak nyambung dengan teman-temannya.
5. Faktor biologis
Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena ada kelainan pada rahang, bibir, gigi.
Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir (sumbing), rahang, lidah tidak
aktif.6
6
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
1) Itelegensi
Artinya, orang yang intelegensinya tinggi tentu lebih lancar berbicara karena perbendaharaan
kata dan bahasanya relatif lebih banyak, bagitu sebaliknya dengan orang yang intelegasinya
rendah.
2) Pengetahuan
selain intelegensi yang dapat membuat orang lancar berkomunikasi adalah luas
pengetahuannya. Di samping lancar ia dapat memahami berbagai topik lawan bicaranya.
3) Kepribadian
Malu berbuat salah itu baik, namun malu bergaul justru tidak baik, karena hal ini akan
menghambat komunikasi.
4) Biologis
Kelainan fisik, seperti bibir sumbing, kelainan pada gigi, rahang sebagai alat ucap bisa
menjaddi kendala saat bebicara.
5) Pengalaman
Ini berkaitan dengan pengetahuan dan kepribadian semakin banyak bergaul, mengobrol
semakin mudah pula dalam berkomunikasi7
1. Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang mewakili sesuatu
hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata tidak ada pada pikiran orang.
Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata
dan pikiran orang,Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantara
(mediated form of communication),Seringkali kita mencoba membuat kesimpulan terhadap
makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. kata yang kita gunakan adalah abstraksi
7
Cangara, Hafied, 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
yang telah disepakatan maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus
'dibagi' (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
2. BAHASA
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam
komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa lisan, tertulis pada kertas,
ataupun elektronik Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan
komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina
hubungan yang baik antar sesame dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. 8
A. Emotive Speech
Yang dijabarkan sebagai gaya bicara yang mementingkan aspek psikologis karena lebih
mengutamakan pemilihan kata dan didukung oleh pesan non verbal.
B. Pathic Speech
Merupakan gaya komunikasi verbal yang berusaha menciptakan hubungan sosial. Speech model
ini harus dilihat dari 10 kaitannya dengan konteks saat sebuah kata diucapkan dalam suatu
tatanan sosial masyarakat tertentu
C. Cognitive Speech
Yaitu jenis komunikasi verbal yang merujuk secara tegas arti sebuah kata secara denotatif
maupun konotatif.
D. Rhetorical Speech
Sebuah bentuk komunikasi verbal yang memfokuskan pada sifat konatif atau perilaku. Gaya
bicara Rhetorical Speech mencoba untuk membentuk perilaku pendengar sesuai dengan yang
diinginkan pembicara
E. Metalingual Speech
8
Jurnal modul komunikasi verbal dan nonverbal desak putu yulikurniari ,2016, hal 11
Komunikasi secara verbal dan tema pembicaraannya tidak mengacu pada obyek atau peristiwa
dalam dunia nyata melainkan tentang pembicaraan itu sendiri.
F. Poetic Speech
Komunikasi lisan yang berfokus pada penggunaan kata yang tepat melalui pemilihan kata kata
yang indah, ungkapan yang menggambarkan rasa seni dengan gaya yang khas.9
9
Pola komunikasi antara pribadi antara guru dan siswa di panti sosial taman penitipan anak , Suzy Azeharie, Nurul
khotimah
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN