PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.4 Tujuan Komunikasi Efektif
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami
pesan yang diberikan. Bentuk komunikasi efektif :
a. Komunikasi verbal efektif :
Berlangsung secara timbal balik.
Makna pesan ringkas dan jelas.
Bahasa mudah dipahami.
Cara penyampaian mudah diterima.
Disampaikan secara tulus.
Mempunyai tujuan yang jelas.
Memperlihatkan norma yang berlaku.
Disertai dengan humor.
b. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
Penampilan visik.
Sikap tubuh dan cara berjalan.
Ekspresi wajah.
Sentuhan
4
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan
alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima
informasi cepat tanggap.
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi
harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi,
baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.
1. Hambatan Fisik
b. Gangguan noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Dapat saja ini menjadi faktor penentu materi komunikasi kita tidak
dipahami. Anda terus menyampaikan materi sementara kegaduhan pun
Anda biarkan. Buatlah aturan yang disepakati agar kegaduhan tidak
5
berlangsung tanpa kendali. Tidak apa-apa ada kegaduhan. Namun, jangan
dibiarkan terlalu lama. Gaduh untuk jangka waktu 1 menit. Setelah itu,
fokus lagi dalam pembelajaran.
6
g. Kurang persiapan
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran
dapat optimal jika kita tidak menyiapkan perencanaan dengan baik. Oleh
karena itu, pastikan bahwa kita telah merencanakan pembelajaran.
2. Hambatan psikologis
a. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak
hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang
kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah
yang ingin kita dengar.
c. Menilai sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika
ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh Emosi
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka apakali semua orang.
Kita hendaklah berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa
7
dipahami oleh semua orang. Komunikator curiga pada komunikan
akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tertutup
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam
proses pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab
dalam proses itu diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan
keterlibatan.
g. Destruktif
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita. Jika sikap destruktif itu muncul,
lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang
berlaku.
h. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses
pembelajaran. Bedakan ketika kita berbicara dengan anak-anak, remaja
atau dengan orang yang lebih tua.
i. Kurang respek.
Kurang menghormati. Belajarlah dengan kondisi realitas yang
ada. Bahwa audien adalah manusia yang perlu diakui potensinya, perlu
diapresiasi kemampuannya sekecil apa pun, perlu diselamatkan dari
upaya penghakiman di hadapan individu lainnya. Seseorang tidak
mampu memahami pembelajaran bukan karena tidak mampu, tetapi
ada hambatan psikologi.
8
3. Semantik :
9
f. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu
ditunjang dengan pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas.
Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika Anda menjelaskan, peserta didik
memperhatikan. Ketika Anda meminta mereka menjawab, mereka
memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta didik sedang
menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai
sebaliknya, ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru
saling berbicara. Ketika mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya.
Bahkan Anda dapat menumbuhkan budaya saling koreksi jawaban antar
peserta didik dapat dilakukan di bawah bimbingan Anda.
10
Contoh : ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi
guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya.
11
lapangan terbuka. Sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar,
umumnya tidak dikenal.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
12 maret 2015)
http://armarekhamsik.blogspot.com/2012/03/makalah-komunikasi-efektif-mata
http://nailul-nailul.blogspot.com/2012/08/hambatan-dalam-komunikasi.html
https://faisalarif.wordpress.com/2009/04/21/level-level-komunikasi/ (diunduh
14