Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HOME CARE
KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DAN PASIEN

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1.MHD. QUSYAIRI

2.BAIQ LISA FEBRIAN HANDAYANI

3.HAERIAH

4.NINING ATMAWATI

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN PROVINSI NUSA


TENGGARA BARAT TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari kelompok 8 yang telah bekerja sama dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sakra, 26 februari 2019

Kelompok 8
Daftar Isi

Kata pengantar

Daftar Isi

BAB 1 :pendahuluan1

1.1. Latar Belakan


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat

BAB 2 : Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif


2.2 Membangun Pondasi Komunikasi efektif
2.3 Karakteristik Komunikasi Efektif
2.4 Elemen Komunikasi Efektif
2.5 Strategi Komunikasi Efektif Asuhan Keperawatan
2.6 Membangun Komunikasi Efektif
2.7 Hambatan Komunikasi Efektif

BAB 3 : Pembahasan (Rollplay)

BAB 4 : Penutup

3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui
bahasa, baik verbal mupun nonverbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan
ungkapan emosi.
Komunikasi adalah pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, dan
kesimpulan atau persepsi makna antara individu-individu yang terlibat.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa itu komunikasi efektif ?
b. Bagaimana cara membangun pondasi komunikasi efektif ?
c. Bagaimana karakteristik komunikasi efektif ?
d. Bagaimana elemen dari komunikasi efektif ?
e. Bagaimana strategi efektif asuhan keperawatan ?
f. Bagaimana cara membangun komunikasi efektif ?
g. Bagaimana cara komunikasi efektif dalam proses keperawatan ?
h. Bagaimana komunikasi pada anak sampai remaja ?
i. Bagaimana komunikasi pada lanjut usia ?

1.3 Manfaat
a. Teoritis
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Home Care
2. Mahasiswa mampu mengetahui komunikasi efektif
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara membangun pondasi komunikasi
efektif
4. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik komunikasi efektif
5. Mahasiswa mampumengetahui elemen dari komunikasi efektif
6. Mahasiswa mampumengetahui strategi efektif asuhan keperawatan
7. Mahasiswa mampumengetahui cara membangun komunikasi efektif
8. Mahasiswa mampumengetahui komunikasi pada anak sampai remaja
9. Mahasiswa mampumengetahui komunikasi pada lanjut usia

b. Praktis
1. Mahasiswa dapat menerapkan cara berkomunikasi efektif dengan baik dan
benar.

1.4 Tujuan
a. Dapat mengetahui komunikasi efektif
b. Dapat mengetahui cara membangun pondasi komunikasi efektif
c. Dapat mengetahui karakteristik komunikasi efektif
d. Dapat mengetahui elemen dari komunikasi efektif
e. Dapat mengetahui strategi efektif asuhan keperawatan
f. Dapat mengetahui cara membangun komunikasi efektif
g. Dapat mengetahui komunikasi pada anak sampai remaja
h. Dapat mengetahui komunikasi pada lanjut usia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui
bahasa, baik verbal mupun nonverbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan
ungkapan emosi.
Komunikasi adalah pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, dan
kesimpulan atau persepsi makna antara individu-individu yang terlibat.
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, dapat dimengerti namun tidak efisien.

a. Menurut Wilbur Schramm


Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman
komunikan, dkomunikasi akan berlangsung lancer (efektif). Sebaliknya bila
pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan
timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain
Agar komunikasi efektif, proses penyandingan oleh komunikator harus
bertautan dengan proses penyandingan oleh komunikan. Willbur schramm
melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus di kenal oleh komunikan

2.2 Pondasi Membangun Komunikasi Efektif


Secara berulang kali kita mengakui bahwa komunikasi merupakan aktifitas
penting (important) dalam hidup manusia tanpa kecuali dalam menjalankan roda
kehidupannya.Keterampilan berkomunikasi yang baik, benar dan terarah secara
efektif merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki setiap manusia
terutama para perawat atau profesi kesehatan lainnyadalam melaksanakan
tindakan medis.Untuk membangun komunikasi yang efektif kita harus menguasai
empat keterampilan dasar.

a. keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yakni :


1. Membaca (reading)
2. Menulis (writing)
3. Mendengar (listening)
4. Berbicara (speaking)

Dalam membangun komunikasi yang efektif ada lima pondasi atau dasar
yang penting dipahami dan dipelajari oleh pelaku-pelaku komunikasi dalam
setiap aktivitas komunikasinya.

b. Kelima pondasi membangun komunikasi efektif yaitu :


1. Berusaha secara maksimal benar-benar mengerti orang lain atau lawan
bicara (empatic commucation)
2. Memenuhi atau menepati komitmen atau janji
3. Menjelaskan dan mendeskripsikan harapan atau peluang (opportunities)
4. Meminta maaf dengan tulus saat melakukan kesalahan dengan lawan
bicara
5. Memperlihatkan integritas personal.

Kelima ciri tersebut merupakan dasar atau pondasi dalam meletakkan


dan membangun komunikasi efektif antara komunikator dengan
komunikan atau antara perawat dengan pasien.

Pada saat berkomunikasi, seseorang pasti memiliki persepsi atau


pandangan tertentu pada pendengar begitupun sebaliknya. Kekeliruan yang
sering terjadi dalam aktivitas komunikasi adalah saat seseorang
menyampainkan informasi atau pesan dengan ukurannya sendiri tanpa
melihat dan memahami orang lain. Hal seperti ini harus dihindarkan karena
komunikasi senantiasa melibatkan orang lain dan kita harus memahami
orang lain tersebut.

Jika ingin aktivitas komunikasi berhasil, kita perlu memegangkunci


sederhana dalam proses komunikasi yakni (know your audience)
6. Ketahuilah siapa yang anda ajak bicara. Johanesen 1983 dalam buku etic in
human communication mengatakan bahwa, “seseorang berkomunikator
yang dialogis harus mencoba mengenali dan memperkecil
kecendrungannya terhadap manipulasi, keegoisan, dan objekifitas orang
lain”.

2.3 Karakteristik Komukasi Efektif


Karakteristik komunikasi efektif sebetulnya, kesuliatn berkomunikasi yang
paling besar berada dalam diri kita sendiri.Kurang yakin, kurang percaya diri,
memandang orang lain kurang, lebih mendominasi, apalagi tinggi hati adalah
sesuatu yang harus di switch dan melatih kebalikannya.
Berkomuniksi tiidak semudah yang kita bayangkan, jika seseorang memahami
benar elemen-elemen dasar komunikasi yang baik dan benar agar komunikasi
tersebut mencapai sasaran dan tujuan yang belum dicapai.
Komunikasi tidak dapat dipahami secara sepenggal-sepenggal oleh karna itu
kita perlu memahami dan mengetahui apa saja bentuk dan karakteristik
komunikasi efektif.
Bentuk dan karakteristik komunikasi efektif mengcangkup hal-hal berikut:
1. Komunikasi verbal efektif
a. Jelas dan ringkas
b. Penggunaan contoh untuk membuat penjelasan lebih mudah dipahami
c. Mengulang bagian yang penting. Penerimaan pesan mengetahui ‘apa,
siapa, mengapa, kapan dimana, bagaimana’’
d. Ringkas pendengaran menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide
secara sederhana
e. Arti denotative dan konotatif
f. Intonasi jelas
g. Kecepatan berbicara
h. Humor
2. komunikasi non verbal
a. penampilan fisik (perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat
menimbulkan citra diri yang professional dan positif)
b. sikap tubuh dan cara berjalan (peraway dapat mengetahui informasi yang
bermanfaat dengan mengamati sikap, tubuh dan langkah klien. Langkah
dapat di pengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat atau fraktur).
c. Ekspresi wajah daan kontak mata
d. Sentuhan (kasih sayang, dukungan emosional dan perhatian diberikan
melalui sentuhan dan sesuia dengan norma sosial).

2.4 Elemen komunikasi efektif


Untuk mencapai komunikasi yang efektif juga ada beberapa elemen penting
yang perlu diperhatikan dengan baik. Elemen-elemen atau unsur-unsur dalam
komunikasi efektif tersebut antara lain adalah :
1. Komunikator (pandai menggunakan bahasa, intonasi symbol dan mimic yang
menarik simpatidan empati dari komunikannya)
2. Pesan (cara penyampaian isi pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati oleh
komunikan)
3. Komunikan (latar belakang sosiaal budaya komunikan)
4. Pengaruh atau umpan balik (yang diharapkan atau tujuan penyampaian pesan
atau informasi)

Beberapa elemen komunikasi tersebut saling berhubungan dalam


menyampaikan pesan sehingga tercapainya komunikasi yang efektif.
2.5 Strategi Komunikasi Efektif Asuhan Keperawatan
Sebagaimana diketahui bahwa setiap pasien atau klien selalu menuntut
pelayanan perawat yang prima dan bahkan setiap saat perawat harus ada di
dekatnya saat pasien membutuhkan pertolongan medis. Tidak jarang juga pasien
membuat ulah yang beraneka macam bentuknya dengan berbagai maksud baik
untuk mencari perhatian perawat dan orang sekitarnya maupun hanya menciptakan
sensasional
Pada konteks ini, strategi komunikasi yang dilakukan perawat dalam
menghadapi berbagai macam ragam keadaan pasien penting diterapkan.Strategi
komunikasi mempunyai andil yang sangat besar.Dengan menunjukkan perhatian
yang sepenuhnya, sikap ramah dalam bertutur kata yang lembut diharapkan
seorang perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan.
a. Ada beberapa strategi penting yang dilakukan perawat dalam
menghadapi berbagai macam keadaan atau kondisi pasien diantaranya :
1. Perawat perlu menciptakan suasana atau iklim komunikasi yang baik dan
tepat sesuai dengan kategori pasiennya
2. Perawat harus memperhatikan secara penuh apa yang sedang dibicarakan
pasien agar tidak bertindak diluar harapannya
3. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus sejalan antara
perkataan dan tindakan sehingga tidak menimbulkan interpretasi dari
pasien.
4. Perawat harus yakin dan percaya dengan tindakan yang dilakukan karena
hanya dengan keyakinan kebenaran atas tindakan akan terwujud.

Demi tercapainya strategi tersebut ada empat hal yang penting yang
harus dimiliki perawat sebagai rangkaian dalam aktivitas komunikasi.
Keempat keharusan yang harus dimiliki :
1. Pengetahuan atau kognitif
Perawat harus mengetahui pokok permasalahan yang akan
dibicarakan yang disampaikan dalam aktivitas komunikasi tersebut.
Perawat perlu memiliki pengetahuan yang memadai sehingga mudah
dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan. Meskipun pasien tidak
mengetahui dengan baik tentang asuhan keperawatan (nursing care
plan), namun bila perawat mendiskusikannya dan mengajak kerjasama
dengan pasien tentang tahapan-tahapan yang dilalui dalam tahapan
proses perawatan maka tindakan medis berjalan dengan baik.
2. Ketulusan
Dalam asuhan keperawatan, sekedar hanya mengenal pasien dan
kebutuhannya saja tidak cukup, tanpa adanya rasa ketulusan dalam
melayani pasien penampilan perawat dari aspek nonverbal tercermin
dari sikapnya yang sederhana dan mau mendengarkan keluhan-keluhan
pasien n
3. Semangat
Pengetahuan dan ketulusan dalam asuhan keperawatan belum
cukup dalam membangun komunikasi yang efektif dengan pasien, tanpa
adanya semangat dari dalam diri perawat.Sikap semangat yang
ditunjukkan perawat dapat mempengaruhi semangat juang dan hidup
pasien.Melalui sikap semangat yang diperagakan perawat juga membuat
pasien semakin percaya diri, optimis dan menguatkan harapan hidupnya
bila pasien tersebut dalam kondisi kritis.
4. Praktik
Ketiga faktor penting diatas tidak ada makna dan artinya tanpa
disertai dengan tindakan konkret.Pengetahuan , ketulusan dan semangat
harus disertai dengan tindakan sehingga tidak terkesan hanya mengenal
teori tanpa praktik.

2.6 Cara Membangun Komunikasi Efektif


Saat berinteraksi dengan orang lain pastinya adanya tujuan yang diharapkan.
Tujuan tersebut dapat dicapai bilamana komunikasi dapat berjalan dengan baik,
tidak ada miss komunikasi. Komunikasi merupakan sebuah asset penting sebagai
nilai tambah kepribadian seseorang, oleh karena itu cara berbicara membuat
aktivitas komunikasi efektif.
Berikut merupakan langkah-langkah cara membangun komunikasi efektif yakni :

1. Mengatur kontak mata


Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap
lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan.
2. Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual.Ekspresi wajah
mengungkapkan pikiran yang melintas pada diri seseorang.
3. Postur Fisik
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti di koordinasikan dengan
kekuatan yang dapat ditangakap secara visual daripada verbal.
4. Gaya Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang
berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak menarik
5. Respect
Sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan
6. Empati
Empati adalah kemampuan kita dalam menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
7. Audible
Makna dari audible antara lain :
Dapat didengarkan atau di mengerti dengan baik.
8. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik maka yang terkait
dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
9. Humble
Sikap rendah hati, sikap membangun rasa menghargai orang lain, biasanya di
dasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
Untuk mencapai sebuah komunikasi yang efektif perlulah kita membangun
sebuah komunikasi yang nyaman dan menyenangkanagar mendapat tujuan
yang diharapkan.

2.7 Hambatan Komunikasi


a. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi
b. Sikap yang kurang tepat
c. Kurang pengetahuan
d. Kurang memahami sistem sosial
e. Prasangka yang tidak beralasan
f. Jarak fisik, komunikasi menjadi kurang lancer bila jarak antara komunikator
dengan reseptor berjauhan
g. Tidak ada persamaan persepsi
h. Indera yang rusak
i. Berbicara yang berlebihan
BAB III

PEMBAHASAN (ROLEPLAY)

Fase Prainteraksi

Pada Rumah Sakit (A) di kamar (C) terdapat seseorang pasien bernama Siti Aisyah
umur 21 tahun. Dimana ia sekarang sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu
universitas swasta yang berada di daerah M, di Rumah Sakit tersebut ia ditemani oleh
ibu dan kakaknya yang bernama Ibu Mila dan Santika, dimana Aisyah tersebut sedang
menjalani perawatan luka pasca kecelakaan, disana dia di rawat oleh perawat Yulianto,
Rani dan Ainun.

Fase Orientasi

senin tanggal 16 Oktober 2017 pukul 07:30 WIB.


Perawat (Yulianto & Ainun) : “selamat pagi…..”(tersenyum)
Keluarga (santika & mila) : ia selamat pagi mbak…”(tersenyum)
Perawat (ainun) : permisi ibu. Apa betul ibu ini keluarga dari pasien atas
nama “Siti Aisyah alamat kampong mawar?”………..
Keluarga( Mila) : “iya benar, saya ibu dari saudari Siti Aisyah
Perawat (Ainun) :“ baik kalau begitu kami akan memeriksa saudari
aisyah, sebelumnya apakah saudari Aisyah sering mengeluhkan sesuatu, bu…?
Keluarga( Mila) : “selama saya disini anak saya tidak mengeluhkan
sesuatu dari saya. Mungkin lebih jelasnya lagi mbak bisa langsung memeriksa keadaan
anak saya”
Perawat (yulianto) : “Baiklah ibu kalau begitu saya akan langsung
memeriksa keadaan anak ibu sekarang.
Keluarga : “ia silahkan mbak”.
Perawat (yulianto) : “selamat pagi mbak”.
Aisyah : “ia selamat pagi mas” (tersenyum)
Perawat (yulianto, Rani, Ainun) : “perkenalkan mbak nama sayaYulianto Efendi,
saya Rani Mufaroh, Saya Ainun Yasmin saya mahasiswa dari STIKes NHM, mulai
pagi ini saya akan merawat mbak dari pukul 07:00 sampai 14:00 siang. Kalau boleh
tau nama mbak siapa? Dan senangnya di panggil apa mbak?(humble)
Aisyah : “nama saya Siti Aisyah, anda bisa panggil saya dengan
panggilan Aisyah.”
Perawat (Rani) : “baik mbak aisyah, bagaimana keadaan mbak
aisyah sekarang? Apa yang mbak rasakan?”(respect)
Aisyah : “sejak kecelakaan kemarin luka dibagian lutut saya
masih agak masih sedikit nyeri mbak..”(menyentuh lutut dan merenung)
Perawat (yulianto) : “oh iya mbak itu sudah biasa karena efek dari
luka yang ada di lutut mbak, tetapi tenang saja mbak itu adalah proses dari
penyembuhan dari luka mbak. Sekarang saya akan beri obat anti nyeri agar nyerinya
berkurang ya mbak. Sekarang saya akan mengganti cairan infusnya ya mbak, gunanya
untuk mengganti cairan dalam tubuh mbak, karena mbak mengalami banyak
pengeluaran darah akibat luka tersebut.(clarity dan empathy)
Keluarga (santika) : “oh seperti itu mas, saya baru tau ternyata
gunanya cairan infus ini sebagai pengganti cairan dalam tubuh”.(audible)
Perawat (yulianto) : iya mbak benar. Nah sekarang sudah selesai
tindakannya, apabila ada yang dikeluhkan atau ada yang ingin diperlukan ibu bisa
panggil saya atau perawat yang ada di ruang perawat”.(clarity)
Keluarga (mila) : “ baik mas terimakasih.”
Perawat ( yulianto, ainun dan rani ) : “samasama. Mohon maaf apabila ada perkataan
yang kurang berkenan.Selamat istirahat kembali mbak aisyah”.
Keluarga : iya mas mbak, terimakasih.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mencapai


tujuan yang diinginkan, dapat dimengerti namun tidak efisien.Pondasi dalam
membangun komunikasi efektif yaitu Membaca (reading), Menulis (writing),
Mendengar (listening), Berbicara (speaking).Dan hal-hal penting yang harus
dimiliki seorang perawat yaitu pengetahuan, ketulusan, semangat dan praktik
ke empat nya saling berhubungan.

4.2 Saran

Sebagai seorang perawat sebaiknya kita selalu mengutamakan


kenyaman pasien ketika kita sedang merawatnya, salah satu hal yang sangat
penting yaitu cara berkomunikasi dengan bik dan dapat dimengerti oleh klien,
alangkah baiknya kita sebagai seorang perawat mampu mengaplikasikan cara
berkomunikasi efektif kepada klien agar perawat dan klien dapat terjalan
komunikasi dan tindakan keperawatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Lalongkoe, Maksimus Ramses. 2013, Komunikasi Keperawatan; Metode Berbicara


Asuhan Keperawatan, Yogyakarta: Graha ilmu

Anda mungkin juga menyukai