Anda di halaman 1dari 29

PERUBAHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-

SPIRITUAL-KULTURAL YANG LAZIM


TERJADI PADA PROSES MENUA

LUTFI NURDIAN ASNINDARI


TEORI KONSEKUENSI FUNGSIONAL PADA LANSIA

Perubahan yang
berhubungan Faktor Resiko
dengan usia

Konsekuensi
Fungsional :
Negatif dan Positif
• Konsep Dalam Teori Konsekuensi Fungsional
– Konsekuensi Fungsional
Efek yang bisa dilihat karena adanya tindakan/perlakuan,
faktor resiko, perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan usia yang mempengaruhi kualitas hidup usia lanjut
atau aktivitas hari ke hari usia lanjut
TINDAKAN → intervensi yang memiliki tujuan
yang dilakukan oleh dokter, perawat atau
caregiver yang lain

FAKTOR RESIKO → Lingkungan, Pengaruh


faktor fisiologis atau psikologis
 Konsekuensi Fungsional Negatif
Segala sesuatu yang menurunkan tingkat keberfungsian
seseorang atau kualitas hidupnya

 Konsekuensi Fungsional Positif


Segala sesuatu yang memfasilitasi munculnya kemampuan
maksimal lansia dan meminimalisasi jumlah ketergantungan
The functional consequences model of
gerontology Nursing. Age related
changes and additional risk factors
combine to cause negative functional
consequences. The shading
simbolizes that age related changes
have less impact than risk factors, but
together these factors have a
cumulative effect. Nurses Asses the
age related changes, risk factors, and
negative functional consequances, and
initiate interventions to counteract or
minimize their effects. The out come of
these intervention are positive
functional consequences
We organize the study of adult development and aging using the biopsychosocial model
1. A person’s appearance may change, but he or she still feels the “same.”

Robert L. Zentmaier/Photo
Robert L. Zentmaier/Photo Researchers, Inc.
Robert L. Zentmaier/Photo Researchers, Inc.
Researchers, Inc.
2. Only the survivors grow old

Source: Adapted from Kamimoto, L. A., Easton, A. N., Maurice, E.,Husten, C. G., & Macera, C. A. (1999). Surveillance for five health risks among older adults—United States, 1993–1997. Morbidity and Mortality
Weekly Reports, 48(SSO8), 89–130.

Survivors managed to avoid these 5 major threats to a long life


3. Volume of hippocampus in people in their 70s may be same as that of people in their 20s.

Source: Reprinted by permission from Macmillan Publishers Ltd: Nature Reviews Neuroscience. Hedden, T., & Gabrieli, J. D. (2004). Insights into the ageing mind: A view from cognitive
neuroscience. Nature Review Neuroscience, 5, 87–96.

11
4. Normal aging is different from disease
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA
Perubahan Sistem Pencernaan

1. Hilangnya kuncup rasa → perubahan sensasi


rasa dan peningkatan penggunaan garam atau
gula untuk mendapatkan rasa yang sama
kualitasnya.
2. Bibir dan gusi tampak tipis kerena penyusutan
epitelium dan mengandung keratin.
3. Dilatasi esofagus, penurunan refleks muntah →
peningkatan terjadinya risiko aspirasi
4. Atrofi mukosa lambung → penurunan sekresi
asam hidroklorik sebesar 11% sampai 40% →
perlambatan dalam mencerna makanan
5. Penurunan motilitas lambung → penurunan
absorbsi obat-obatan, zat besi, kalsium, vitamin
B12, dan konstipasi sering terjadi
Perubahan Pada Sistem
Cardiovaskuler
1. Penebalan dinding ventrikel kiri karena
peningkatan densitas kolagen dan hilangnya
fungsi serat-serat elastis → ketidakmampuan
jantung untuk distensi dan penurunan kekuatan
kontraktil.
2. Jumlah sel-sel peacemaker mengalami penurunan
dan berkas his kehilangan serat konduksi yang
membawa impuls ke ventrikel → terjadinya
disritmia.
3. Sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan
tidak lurus karena peningkatan serat kolagen dan
hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri
→ penumpulan respon baroreseptor dan
penumpulan respon terhadap panas dan dingin.
4. Vena meregang dan mengalami dilatasi → Vena
gagal dalam menutup secara sempurna sehingga
mengakibatkan terjadinya edema pada
ekstremitas bawah dan penumpukan darah.
Perubahan Pada Sistem Unrinari

1. Membran basalis glomerulus mengalami


penebalan, total permukaan glomerulus
mengalami penurunan, panjang dan volume
tubulus proksimal berkurang, dan penurunan aliran
darah renal → filtrasi menjadi kurang efisien

2. Penurunan massa otot yang tidak berlemak,


peningkatan total lemak tubuh, penurunan cairan
intra sel, penurunan sensasi haus, penurunan
kemampuan untuk memekatkan urine →
penurunan total cairan tubuh dan risiko dehidrasi

3. Penurunan kapasitas kandung kemih, peningkatan


kontraksi kandung kemih yang tidak di sadari, dan
atopi pada otot kandung → peningkatan risiko
inkotinensia
Perubahan pada Sistem Respirasi
1. Paru-paru kecil dan kendur, hilangnya rekoil
elastis, dan pembesaran alveoli →
penurunan daerah permukaan untuk difusi
gas
2. Pengerasan bronkus dengan peningkatan
resistensi → dispnea saat aktivitas.
3. Kalsifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang
iga pada kondisi pengembangan →
Emfisema sinilis, pernapasan abnominal,
hilangnya suara paru pada bagian dasar
4. Hilangnya tonus otot toraks, kelemahan
kenaikan dasar paru → atelektasis.
5. Kelenjar mukus kurang produktif →
akumulasi cairan, sekresi kental dan sulit
dikeluarkan.
6. Penurunan sensitivitas kemoreseptor → tidak
ada perubahan dalam PaCO2 dan kurang
aktifnya paru-paru pada gangguan asam
basa.
Perubahan pada Tulang
1. Otot mengalami atrofi → berkurangnya
aktivitas, gangguan metabolik, atau
enervasi saraf

2. Perusakan dan pembentukan tulang


melambat → berkurangnya hormon
estrogen dan vitamin D

3. Penyempitan diskus intervertebral dan


penekanan pada kolumna vertebralis →
TB menurun dan postur bungkuk

4. Reabsorbsi tulang → Tulang kehilangan


calcium → penurunan produksi material
untuk matriks tulang → tulang menjadi
lebih lemah
Perubahan pada Sendi

1. Pecahnya komponen kapsul


sendi dan kolagen → nyeri,
inflamasi, penurunan mobilitas
sendi dan deformitas

2. Kekakuan ligamen dan sendi →


peningkatan risiko cedera.
Perubahan pada Otot

1. Waktu untuk kontraksi dan relaksasi


muskular memanjang → perlambatan
waktu untuk bereaksi, pergerakan
yang kurang aktif

2. Otot mengalami atrofi sebagai akibat


dari berkurangnya aktivitas, gangguan
metabolik, atau denervasi saraf
Perubahan Sistem Integumen
Kulit

Kelembaban menurun → Kering, kulit lebih tipis →


penurunan produksi beberapa hormon (estrogen
dan progesteron)

Jumlah melanosit menurun → lebih pucat


Ekstrapigmentasi lokal → bintik2 coklat → lentigo
senilis

Penurunan jumlah pembuluh darah → nutrisi kulit


menurun
Pembuluh darah rapuh → Perdarahan lokal dalam
kulit → senilis purpura

Penurunan jumlah kolagen, jaringan subkutan


menurun → Berkerut
Perubahan Sistem Integumen
RAMBUT DAN KUKU

Folikel rambut kurang aktif → rambut


menjadi lebih tipis

Penurunan akses vaskuler pada kuku →


kuku menjadi tebal dan → Pertumbuhan
kuku lebih lambat

KELENJAR MINYAK DAN KERINGAT

Kelenjar minyak dan keringat atropi →


menurunnya lubrikasi
Kelenjar keringat jumlahnya menurun →
menurunnya prespirasi
Kelenjar minyak → ukurannya bertambah besar
tapi fungsi menurun → menurunnya produksi
sebum → Kulit kering
Perubahan Sistem Reproduksi

PRIA
1. Testis masih dapat memproduksi
spermatozoa meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur
2. Hiperplasia prostat

WANITA
Penurunan estrogen yang bersikulasi →
adalah atrofi jaringan payudara dan
genital.
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA USIA LANJUT

Sumber : Stresor psikososial


paling berat : kematian
Gangguan keseimbangan
pasangan hidup, kematian
Masalah Psikososial pada Psikologis : misalnya
sanak keluarga dekat,
lansia bingung, panik, depresif,
terpaksa berurusan
apatis dsb
dengan penegak hukum,
atau trauma psikis
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA USIA LANJUT

Faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi


kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut :

a. Penurunan Kondisi Fisik


b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
c. Perubahan Aspek Psikososial
d. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
e. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
PERUBAHAN ASPEK PSIKOSOSIAL

Perubahan Fungsi Kognitif → proses belajar, persepsi,


pemahaman, pengertian, perhatian Dll → reaksi dan perilaku
lansia menjadi makin lambat

Perubahan Fungsi Psikomotorik (konatif) → hal-hal yang


berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan,
tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi
kurang cekatan

Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia


juga mengalami perubahan aspek psikososial yang
berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia
Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :

Ketergantungan pada orang


lain (sangat memerlukan
pelayanan orang lain)

Mengisolasi diri atau menarik diri dari


kegiatan kemasyarakatan karena berbagai
sebab, diantaranya setelah menajalani masa
pensiun, setelah sakit cukup berat dan
lama, setelah kematian pasangan hidup
Perubahan dalam Peran Sosial
Perubahan dalam peran sosial di masyarakat → akibat berkurangnya fungsi
indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik →gangguan fungsional atau
bahkan kecacatan pada lansia. → sering menimbulkan keterasingan

Dicegah dengan : selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama


yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau
diasingkan
TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai