Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4:

1. Arum Putri Nata


2. Laksmi Rosyidah
3. Ryan Jawardi Tuah Talino

Komunikasi Pada Pasien Terminal


Definisi Penyakit Terminal
Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu.
(Carpenito, 2004) Penyakit terminal merupakan
penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju
kearah kematian contohnya seperti penyakit
jantung, dan kanker atau penyakit terminal ini
dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis,
tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah
give up (menyerah) dan seperti yang dikatakan
di atas tadi penyakit terminal ini mengarah
kearah kematian.
Berikut Teknik-Teknik Komunikasi Pada
Pasien Dengan Penyakit Terminal
“ 1.Tahap-tahap Berduka
Tahap-tahap berduka menurut Kubler-Ross,
(1969) dalam Purwanto, (2011) yaitu :
a. Menolak (Denial) Pada tahap ini pasien
tidak siap menerima keadaan yang
sebenarnya terjadi dan menunjukkan reaksi
menolak.
b.Marah (Anger) Kemarahan terjadi karena
kondisi pasien mengancam kehidupannya
dengan segala hal yang telah diperbuatnya
sehingga menggagalkan cita-citanya.
c. Menawar (Bargaining) Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda
dan pasien dapat menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa
yang terjadi dengan dirinya.
d. Kemurungan (Depresi) Selama tahap ini, pasien cenderung untuk
tidak banyak bicara dan mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi
perawat untuk duduk dengan tenang disamping pasien yang
sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
e. Menerima atau Pasrah (Acceptance) Pada fase ini terjadi proses
penerimaan secara sadar oleh pasien dan keluarga tentang kondisi
yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini
sangat membantu apabila pasien dapat menyatakan reaksi-reaksinya
atau rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal.
2.Teknik komunikasi pada pasien dengan penyakit terminal
menurut Stuart & Sundeen (2009), adalah sebagai berikut :

1. Denial
Pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik komunikasi :
Listening
a) Dengarkan apa yang diungkapkan pasien, pertahankan kontak mata dan observasi komunikasi
non verbal.
b) Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan suasana tenang.
2. Silent
a)Duduk bersama pasien dan mengkomunikasikan minat perawat pada pasien secara non verbal.
b)Menganjurkan pasien untuk tetap dalam pertahanan dengan tidak menghindar dari situasi
sesungguhnya.
3.Broad opening
a) Mengkomunikasikan topik/ pikiran yang sedang dipikirkan pasien.
b) Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara mananyakan tentang
kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan perasaan-perasaannya.
 
 
2. Angger
 Pada tahap ini kita dapat mempergunakan tehnik
komunikasi listening : perawat berusaha dengan sabar
mendengarkan apapun yang dikatakan pasien lalu
diklarifikasikan.
 Membiarkan pasien untuk mengekspresikan keinginan,
menggambarkan apa yang akan dan sedang terjadi pada
mereka.
 Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah
injuri.
 Biasanya pasien akan merasa berdosa telah
mengekspresikan perasaannya yang marah.
Perawat perlu membantunya agar mengerti
bahwa marah merupakan hal yang normal
dalam merespon perasaan kehilangan
menjelang kamatian. Akan lebih baik bila
kemarahan ditujukan kepada perawat
sebagai orang yang dapat dipercaya,
memberikan rasa aman dan akan menerima
kemarahan tersebut, serta meneruskan
asuhan sehingga membantu pasien dalam
menumbuhkan rasa aman.
3.Bargaining
 Focusing
a) Bantu pasien mengembangkan topik atau hal yang penting
b)Ajarkan pasien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya
yang bermakna.
 Sharing perception
a) Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan
untuk meluruskan kerancuan.
b) Dengarkan pasien pada saat bercerita tentang hidupnya.
4. Depresi
 Perlakukan pasien dengan sabar, penuh perhatian
dan tetap realitas.
 Kaji pikiranr dan perasaan serta persepsi pasien jika
ada asal pengertian harusnya diklarifikasi.
 Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan
mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien.
Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non
verbal yaitu duduk dengan tenang disampingnya
dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien
sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
5. Acceptance
 Informing
 Membantu dalam memberikan pendidikan
kesehatan tentang aspek yang sesuai
dengan kesejahteraan atau kemandirian
pasien.
 Broad opening
 Komunikasikan kepada pasien tentang apa
yang dipikirkannya dan harapan-
harapannya.
3. Focusing
Membantu pasien mendiskusikan hal yang mencapai topik
utama dan menjaga agar tujuan komunikasi tercapai. Fase ini
ditandai pasien dengan perasaan tenang dan damai. Kepada
keluarga dan teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa
pasien telah menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal
mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai