Anda di halaman 1dari 7

FUNGSI ADVOKASI PERAWAT TERKAIT TERKAIT GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULER

1.1 Advokasi
1.1.1 Pengertian advokasi
Arti advokasi menurut (ANA, 1992) adalah melindungi klien atau
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah
yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan siapa pun.
Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien.
Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung dari
hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan
pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan,
keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan
dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi merupakan konsep yang
penting dalam praktik keperawatan, peran perawat sebagai advokat disini
harus bertanggung jawabuntuk melindungi hak pasien mereka dari adanya
penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009).

1.1.2 Peran perawat sebagai advokasi


a. Pengertian peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil (Kozier, 2008).
Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa konsep teori ini dapat
dikatakan bahwa peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap
perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan
asuhan keperawatan yang professional (Baylon and Maglaya (1997)).
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran
Menurut Kozier & Erb (2004) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam :
1. Pengetahuan : merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya
tindakan, merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau
predisposisi suatu perilaku.
2. Eyakinan : menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan
hidup bermasyarakat.
3. Nilai-nilai : nilai-nilai adalah suatu kepercayaan terhadap obyek.

Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan


fisik dan fasilitas institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang
memungkinkan serta fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk
berprilaku atau berperan dalam komunitasnya. Faktor pendorong
(reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap
dan perilaku komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk
bersikap dan berperilaku seperti dia (Kozier & Erb (2004)).

c. Pengertian Perawat
Kozier & Erb (2004) perawat adalah seorang yang memberikan
pelayanan kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut
berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, spiritual yang ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat.Perawat adalah mereka yang
memiliki kemampuan dan kewenangannya melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (Gaffar).Seorang perawat dikatakan profesional
jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan, dan
bertanggung jawab serta berkewenangan melaksanakan asuhan
keperawatan (Gaffar). Perawat professional adalah perawat yang
bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan
keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya.

d. Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan
mempunyai kedudukan dalam suatu system pelayanan (Azis, 2008)
perawat terdiri dari:

1. Care giver/pemberi pelayanan


a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.
b. Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi
diagnosa keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai
masalah psikologis.
c. Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnose
keperawatan yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai dengan komplek.
2. Clien advocate/pembela pasien
Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
prsetujuan (inform consent) atas tidakan keperawatan yang diberikan.
3. Consellor/konseling
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa
lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku
hidup sehat (prubahan pola interaksi)
4. Educator /pendidik
a. Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik
secara spontan (saat interaksi) maupun secara disiapkan.
b. Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai
kondisi dan tindakan yang spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam Nursing care
Planning.
5. Coordinator/coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan,
mengorganisasikan pelayanan dari semua tim kesehatan. Karena klien
menerima banyak pelayanan dari banyak profesional misalnya nutrisi
maka aspek yang harus diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi,
persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi
edukasi dan sebagainya.
6. Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang
diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang
diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian dan
ketrampilan dari berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.
7. Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan
klien dan informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan.
Dengan peran ini dapat dikatakan keperawatan adalah sumber
informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.
8. Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dalam hubungan dengan klien dan cara pemberian
keperawatan kepada klien.

e. Peranan perawat sebagai advocator


Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawatan (Kusnanto, 2004).

Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi


hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi;
pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien
menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal
berikut (Kusnanto, 2004) :
1. Penyakit yang dideritanya
2. Tindakan medik apa yang hendak dilakukan
3. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya
4. Alternatif terapi lain beserta resikonya
5. Prognosis penyakitnya
6. Perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang
dideritanya
7. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur
8. Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
9. Hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya (informed consent)
10. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
11. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
12. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang
mengganggu pasien lain
13. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit
14. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya
15. Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
16. Hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter
17. Hak dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di
rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan
18. Hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit
yang diderita termasuk data-data medisnya
19. Hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opion), terhadap penyakit yang dideritanya
dengan sepengetahuan dokter yang menangani
20. Hak untuk mengetahui isi rekam medik

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz, H. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:


Salemba Medika.

American Nurses Association. (1992). Nursing's Agenda for Health Care Reform.
Washington, D.C: The Author.

Barbara Kozier, 2008, Fundamental of Nursing, Seventh Edition, Vol. 2, Jakarta:


EGC.

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S., 1997. Family Health Nursing: The Process.
Philiphines : UP Collage on Nursing Diliman
Kozier, B. (2004). Fundamental of Nursing : Concepts, Process, and Practice.
Canada: Prentice-Hall.
Kusnanto. (2004). Penghantar Prefesi Dan Praktik Keperawatan Prefesional. Jakarta
EGC.
Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009). Dilema Etik & Pengambilan Keputusan Etis.
Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai