Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
inIyang berjudul “MAKALAH SEKSUALITAS REMAJA DAN KEHAMILAN PADA
REMAJA ” Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam
rangka mnegembangkan pengetahuan tentang keperawatan maternitas I yang berkaitan
dengan seksualitas pada remaja,kehamilan pada remaja dan menjadi orang tua pada masa
remaja.
Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan.Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi kontribusi
positif bagi pengembangan wawasan pembaca.Akhirnya kami menyadari dalam penulisan
makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih.Semoga
laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Pernikahan di usia muda hanyalah sepenggal realitas sosial yang dihadapi masyarakat
saat ini. Pada kalangan remaja, pernikahan di usia muda ini dianggap sebagai jalan keluar
untuk menghindari seks bebas. Ada juga yang melakukannya karena terpaksa dan karena
hamil di luar nikah. Pendapat tersebut mungkin ada benarnya, namun pernikahan tentunya
bukan hanya sekedar menyatukan diri dalam suatu perkawinan sebagai jawaban atas
permasalahan hidup yang sedang dihadapi. Pernikahan merupakan suatu bekal hidup yang
harus dipersiapkan dengan matang.
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami konsep seksualitas pada remaja,menjelaskan mengenai
kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dan mampu menjelaskan mengenai
menjadi orang tua pada masa remaja.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan Seksualitas
Tujuan umun : meningkatkan kesejahteraan kesehat masyarakat
Tujuan khusus :
1. Prokreasi (menciptakan atau meneruskan keturunan).
2. Rekreasi (memperoleh kenikmatan biologis atau seksual).
5
pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pembesaran suara, tumbuh bulu dada,
kaki serta kumis. (Kusmiran, 2012)
Kematang seksual remaja ini menyebabkan munculnya minat seksual dan
keingintahuan remaja tentang seksual. Menurut Tanner (1990) minat seksual remaja
antara lain sebagai berikut.
Minat dalam permasalahan yang menyangkut kehidupan seksual
Remaja mulai ingin tau tentang kehidupan seksual manusia. Untuk itu, mereka mencari
informasi mengenai sek, baik melalui buku, flim, atau gambar-gambar lain yang
dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Keterlibatan aspek emosi dan sosial pada saat berkencan
Perubahan fisik dan fungsi fisiologi pada remaja, menyebabkan daya tarik terhadap
lawan jenis yang merupakan akibat timbulnya dorongan-dorongan seksual. Dalam
berkencan biasanya melibatkan aspek emosi yang diekspresikan dengan berbagai
cara,seperti bergandengan tangan,berciuman,memberi tanda
mata,bunga,kepercayaan,dan sebagainya.
Minat dalam keintiman secara fisik
Dengan adanya dorongan-dorongan seksual dabn rasa ketertarikan terhadap lawan jenis
kelaminya, perilaku remaja mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis
kelaminya. Dalam rangka mencari pengetahuan mengenai sek, ada remaja yang
melakukanya secara terbuka bahkan mulai mencoba mengada eksperimen dalam
kehidupan seksualnya. Misalnya dalam berpacaran merka mgeksperesikan perasaannya
dalam bentuk-bentuk perilaku yang menurut keintiman secara fisik dengan
pasangannya, seperti berciuman, bercumbu, dan lain-lain.
6
menjadi masalah namun, bagi remaja perempuan yang berlangsung terus menerus
sampai saat ini dapat menimbulkan masalah tertentu. Perubahan-perubahan nilai dan
norma tentang seks yang terjadi saat ini dapat menimbulkan persoalan bagi
remaja(pelacuran,penyakit kelamin menular,penyimpangan seksual,kehamilan diluar
nikah,dan sebagainya).
7
Faktor-faktor yang mepengaruhi perilaku seksual remaja antara lain:
1. Perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal dapat
menimbulakn perilaku seksual;
2. Kurangnya pengaruh orang tau melalui komunikasi anatar orang tau dan remaja seputar
masalah seksual dapat memperkuat munculnya penyimpangan perilaku seksual;
3. Pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku
seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya;
4. Remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah cenderung lebih sering
memunculkan aktivitas seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik
disekolah (perspektif akademik);
5. Perspektif sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan keputusan yang
menyediakan pemahaman perilaku seksual kalangan remaja.
8
Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Hal ini dapat dilihat dari siklus
mentruasi yang belum teratur. Ketidakteraturan tersebut dapat berdampak jika terjadi
kehamilan. Kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi pendarahan,dan terjadilah
abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang
rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat meningkatkan resiko kanker leher rahim
dikemudian hari.
9
5. Kehamilan akibat pemerkosaan, diantaranya pemerkosaan oleh teman kencannya(date
rape).
2. Psikologis
a. Rasa bersalah
b. Depresi
c. Marah dan agresif
d. Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil
3. Psikososial
a. Ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah.
b. Tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut.
c. Dikucilkan dari masyarakan dan hilang kepercayaan diri.
4. Masa depan remaja dan janin
a. Terganggunya kesehatan.
b. Resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi.
c. Pernikahan remaja dan pengguguran kadungan.
d. Putus sekolah
e. Bila bayi dilahirkan, masa depan anak mungkin saja terlantar.
f. Perkembengan bayi yang tertahan
g. Bayi terlahir dengan berat rendah.
10
2.3 MENJADI ORANG TUA PADA MASA REMAJA
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 802) pengertian orang tua adalah ayah ibu
kandung; orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb). Sejalan dengan pendapat
tersebut, Soelaeman (1994:179) menganggap bahwa istilah orang tua hendaknya tidak
pertama-tama diartikan sebagai orang yang tua, melainkan sebagai orang yang
dituakan, karenanya diberi tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anaknya
menjadi manusia dewasa.
Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis (Yani Widyastuti,2009)
Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat
kelamin manusia mencapai kemantangannya.Secara anatomis berarti alat-alat kelamin
khususnya dan keadan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna
dan alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula.pada akhir dari
peran perkembangan fisik ini aknan terjadi seorang pria yang berotot dan berkumis
/berjanggut yang mampu menghasilkan beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa)
setiap kali berejakulasi (memancarkan air mani), atau seorang wanita yang berpayudara
dan berpinggul besar yang setiap bulannya mengeluarkan sebuah sel telur dari indung
telurnya (Sarlito W. Sarwono, 2010)
Faktor faktor yang menyebabkan menjadi orang tua pada masa remaja
Selama ini perkawinan di bawah umur terjadi dari dua aspek:
1. Sebab dari Anak.
a. Faktor Pendidikan.
Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang anak
putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja. Saat
ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk
menghidupi diri sendiri.
Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur. Dalam
kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang
11
tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika
diluar kontrol membuat kehamilan di luar nikah.
b. Faktor telah melakukan hubungan biologis.
Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan
hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak
perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak
gadis ini, bahwa karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib.
Tanpa mengenyampingkan perasaan dan kegalauan orang tua, saya menganggap ini
sebuah solusi yang kemungkinan di kemudian hari akan menyesatkan anak-anak.
Ibarat anak kita sudah melakukan suatu kesalahan yang besar, bukan memperbaiki
kesalahan tersebut, tetapi orang tua justru membawa anak pada suatu kondisi yang
rentan terhadap masalah. Karena sangat besar di kemudian hari perkawinan anak-anak
tersebut akan dipenuhi konflik.
c. Hamil sebelum menikah
Ini kami pisahkan dari faktor penyebab di atas, karena jika kondisi anak perempuan
itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan anak-anak
tersebut. Bahkan ada beberapa kasus, walau pada dasarnya orang tua anak gadis ini
tidak setuju dengan calon menantunya, tapi karena kondisi kehamilan si gadis, maka
dengan terpaksa orang tua menikahkan anak gadis tersebut.
Bahkan ada kasus, justru anak gadis tersebut pada dasarnya tidak mencintai calon
suaminya, tapi karena terlanjur hamil, maka dengan sangat terpaksa mengajukan
permohonan dispensasi kawin. Ini semua tentu menjadi hal yang sangat dilematis. Baik
bagi anak gadis, orang tua bahkan hakim yang menyidangkan.
Karena dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas perkawinan yang akan dilaksanakan
bukan lagi sebagaimana perkawinan sebagaimana yang diamanatkan UU bahkan
agama. Karena sudah terbayang di hadapan mata, kelak rona perkawinan anak gadis ini
kelak. Perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan rasa cinta saja kemungkinan di
kemudian hari bias goyah,apalagi jika perkawinan tersebut didasarkan keterpaksaan
2. Sebab dari luar Anak
a. Faktor Pemahaman Agama.
Kami menyebutkan ini sebagai pemahaman agama, karena ini bukanlah sebagai
doktrin. Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak menjalin
hubungan dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama. Dan sebagai orang tua
wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan anak-anak tersebut.
12
Ada satu kasus, dimana orang tua anak menyatakan bahwa jika anak menjalin
hubungan dengan lawan jenis merupakan satu: “perzinahan”. Oleh karena itu sebagai
orang tua harus mencegah hal tersebut dengan segera menikahkan. Saat mejelishakim
menanyakan anak wanita yang belum berusia 16 tahun tersebut, anak tersebut pada
dasarnya tidak keberatan jika menunggu dampai usia 16 tahun yang tinggal beberapa
bulan lagi. Tapi orang tua yang tetap bersikukuh bahwa pernikahan harus segera
dilaksanaka. Bahwa perbuatan anak yang saling sms dengan anak laki-laki adalah
merupakan “zina”. Dan sebagai orang tua sangat takut dengan azab membiarkan anak
tetap berzina
b. Faktor ekonomi.
Kita masih banyak menemui kasus-kasus dimana orang tua terlilit hutang yang
sudah tidak mampu dibayarkan. Dan jika si orang tua yang terlilit hutang tadi
mempunyai anak gadis, maka anak gadis tersebut akan diserahkan sebagai “alat
pembayaran” kepada si piutang. Dan setelah anak tersebut dikawini, maka lunaslah
hutang-hutang yang melilit orang tua si anak.
Kasus ini baru-baru ini mencuat terjadi di Maros (Sulawesi Selatan). Dimana
seorang kakek erusia 60 tahun menikah dengan anak berusia 12 tahun. Orang tua anak
tersebut sudah cuup senang, karena selain hutang-hutangnya bisa terbayarkan juga
karena anaknya tersebut telah diberikan HP. Sebuah kisah yang sangat ironis.
c. Faktor adat dan budaya.
Di beberapa belahan daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa pemahaman
tentang perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil telah dijodohkan orang tuanya.
Dan akan segera dinikahkan sesaat setelah anak tersebut mengalami masa menstruasi.
Padahal umumnya anak-anak perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka
dapat dipastikan anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah batas
usia minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan UU.
Dari kedua penyebab pernikahan dini, maka pernikahan dini yang terjadi bukan
karena si anak, yang menjadi korban adalah anak-anak perempuan. Budaya ini harus
kita kikis, demi terwujudnya kesaaan hak antara anak laki-laki dan anambangan
Remaja dk perempuan. Dan wajib kita syukuri juga, budaya ini terjadi di daerah, bukan
di daerah yang sudah maju.
Perkembangan Remaja dan Tugasnya sesuai dengan tumbuh dan berkembangnya
suatu individu , dari masa anak-anak sampai dewasa , individu memiliki tugas masing-
masing pada setiap tahap perkembangannya . Yang dimaksud tugas pada setiap tahap
13
perkembangan adalah bahwa setiap tahapan usia, individu tersebut mempunyai tujuan
untuk mencapai suatu kepandaian .
14
tersebut terkena nifas. Banyak bakteri bisa masuk ke dalam organ reproduksinya dan
menimbulkan infeksi.
6. Kurangnya Perawatan Kehamilan
Tingkat pendidikan yang rendah bisa menyebabkan gadis muda yang sedang hamil
kurang dalam merawat kehamilannya. Tidak hanya itu saja, masyarakat terpencil juga
belum tahu bagaimana caranya merawat kehamilan dengan benar, hal itu semakin
memperparah kondisi ibu muda yang sedang hamil. Kehamilan pun menjadi rawan
terutama di saat awal-awal kehamilannya.
7. Hipertensi
Wanita muda yang hamil akan memiliki terkena hipertensi dalam kehamilan lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia cukup. Kondisi itu dalam dunia
medis dikenal dengan pregnancy induced hypertension. Tekanan darah tinggi adalah
pemicu timbulnya pre eklamsia, sehingga remaja muda yang hamil sangat rentan untuk
bisa terkena pre eklamsia. Pre eklamsia bisa disebut kombinasi dari penyakit darah
tinggi,darah tinggi juga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan. Misalnya
saja ibu muda mengalami gangguan jantung, kolesterol dan masih banyak lagi penyakit
lainnya.
8. Prematur
Remaja yang mengalami kehamilan di usia muda bisa membuat remaja tersebut
mengalami kelahiran prematur. Usia kehamilan yang matang adalah antara 38 minggu
sampai dengan 40 minggu, sedangkan remaja yang mengalami kehamilan sangat rentan
untuk melahirkan di usia sebelum 37 minggu. Penyebabnya adalah kondisi rahim yang
masih belum siap untuk mengandung membuat bayi tersebut dilahirkan premature.
Bayi yang dilahirkan secara prematur akan memiliki berbagai macam masalah
kesehatan diantaranya adalah masalah di sistem pencernaan, masalah di pernafasan
karena paru-paru yang belum berkembang, syaraf mata yang belum berkembang secara
sempurna sehingga penglihatan tergenggu juga masalah kesehatan yang lainnya.
9. Bayi Memiliki Berat Badan Rendah
Bahaya kehamilan di usia muda adalah ibu bisa melahirkan bayi dengan berat
badan yang rendah. Alasannya adalah bayi tidak bisa mendapatkan energi dan gizi yang
cukup selama di dalam rahim. Kelahiran prematur juga bisa menyebabkan bayi yang
dilahirkan memiliki berat badan yang rendah. Bayi yang dilahirkan kurang dari usia 37
minggu bisa membuat berat badan bayi kurang dari 2.500 gram.
10. Terkena PMS
15
Hamil dengan usia yang masih sangat muda bisa menyebabkan ibu dan bayinya
terkena PMS. Penyakit yang akan mengintai remaja adalah penyakit kelamin yang
disebabkan oleh bakteri klamidia dan juga HIV. PMS ini bisa menular melalui mulut
rahim setelah virus itu sampai ke dalam rahim, bakteri atau virus tersebut akan
menganggu pertumbuhan dan juga kesehatan bayi yang ada di dalam rahim.
11. Depresi
Remaja yang belum siap mental dan belum siap fisik untuk hamil bisa mengalami
depresi. Depresi itu bisa menyerang remaja sehabis melahirkan bayinya. Depresi itu
ditandai dengan perasaan rendah diri, sedih dan juga tidak mau mengurus bayinya
setelah dilahirkan. Depresi tersebut bisa berubah menjadi sindrom baby blues. Jika
sudah terkena baby blues maka diperlukan perawatan khusus dari pihak medis terutama
untuk mengobati psikologis remaja tersebut.
12. Tekanan Psikologis
Remaja yang hamil muda dan melahirkan di usia yang sangat muda akan
mendapatkan tekanan psikologis dari masyarakat. Remaja tersebut mendapatkan
tekanan psikologis berupa rasa sendirian dan juga rasa dikucilkan oleh orang-orang di
sekitarnya. Dari pihak keluarga sendiri, khusus kasus MBA remaja tersebut merasa
terkucilkan di lingkungan keluarga. Merasa malu karena tidak bisa menjaga diri dan
masih banyak lagi lainnya.
13. Anemia
Remaja yang mengalami hamil di usia muda bisa menyebabkan dirinya terkena
anemia atau kekurangan darah. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga akan
kebutuhan zat besi / gizi saat kehamilan bisa menyebabkan remaja tersebut terkena
anemia. Anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan pendarahan
saat kehamilan.
14. Keracunan Kehamilan
Gangguan kehamilan seperti keracunan mungkin saja bisa terjadi. Gabungan antara
organ reproduksi yang belum matang dan juga resiko terkena anemia bisa
menyebabkan remaja tersebut terkena keracunan kehamilan.
16
Peran Perawat dalam menghadapi bahaya pasien yang menjadi orang tua pada masa
remaja
1. Conselor
Membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah
sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik antar keluarga.Sehingga
pasien mempunyai panadangan yang lebih baik dari sebelumnya dan dapat menerima
peran sebagai orang tua diusia remaja.
2. Client Advocate (Pembela Klien).
a. membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan kesehatan
b. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
3. Care Giver
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien mengenai hal-hal yang dibutuhkan
pasien dan juga memberikan dorongan semangat untuk menjalani peran sebagai orang
tua diusia remaja.
4. Perawat memberikan eduksi tentang dampak menjadi orang tua diusia
remaja,sehingga klien dapat mempunyai wawasan tentang bahanya menjadi orang tua
diusia remaja misalnya tentang belum matangnya sistem reproduksi.
Penanganan yang dilakukan untuk mengadapi dampak menjadi orang tua pada
usia remaja
1. Memberikan penyuluhan atau bimbingan kepada remaja mengenai berbagai permasalahan
sosial terutama tentang risiko pernikahan di usia muda melalui pendidikan seks dini, konseling
kesehatan reproduksi juga memberikan kesadaran kepada para remaja untuk menghindari seks
pranikah yang bisa mengakibatkan kehamilan.
2. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada dan pengembangan potensi dan skill yang lebih
baik.
3. Keluarga harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai yang baik sejak dini kepada remaja,
serta memberikan bimbingan, perlindungan, dan pengawasan agar remaja tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas yang dapat mengarah pada menjadi orang tua pada masa remaja.
4. Pemerintah maupun kalangan masyarakat harus terus mengembangkan pendidikan dan
membuka lapangan kerja agar perempuan dan laki-laki mempunyai alternatif kegiatan lain
sehingga menikah muda bukan satu-satunya pilihan hidup. Misalnya mengembangkan program
17
pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus sekolah
diberikan pendidikan keterampikan agar tidak segera memasuki jenjang pernikahan.
5. mengupayakan sosialisasi kepada keluarga untuk menyekolahkan anak-anak mereka hingga
tamat SMA /SMK. (BKKN, 2002)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seks berarti jenis kelamin. Segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin
disebut dengan seksualitas. Menurut Masters,Johnson,dan Kolodny(1992),seksualitas
menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas ,diantaranya adalah dimensi
biologis,psikologis,sosial,dan kultural.
Sejak masa remaja, pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan
pada bentuktuuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Pematangan
kelenjar pituitari berpengaruh pada proses pertumbuhan tubuh sehingga remaja
mendapatkan ciri-cirinya sebebagai perempuan dewasa atau laki-laki dewasa.
Masa remaja diawali pada masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-
perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh)
dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan tubuh ini disrtai
dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik
seksual sekunder.
Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi,
sedangkan karekteristik sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesui jenis
kelamin, misalnya : pada remaja putri ditandai dengan pembesaran buah dada dan
pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pembesaran suara, tumbuh bulu dada,
kaki serta kumis.
Kematang seksual remaja ini menyebabkan munculnya minat seksual dan
keingintahuan remaja tentang seksual.
Kehamilan pada remaja mempunyai resiko medis yang cukup tinggi,karena pada masa
remaja ini, alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya.
Rahim(uterus) baru siap melaukukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada
usia ini fungsi hormon melewati masa kerja yang maksimal. Rahim pada seorang
wanita mulai mengalami kematangan sejak umur 14 tahun yang di tandai dengan
menstruasi. Pematangan rahim dapat pula dilihat dari perubahan ukuran rahim secara
19
anatomis pada seorang wanita,ukuran rahim berubah sejalan dengan umur dan
perkembangan hormonal.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 802) pengertian orang tua adalah ayah
ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb). Sejalan dengan
pendapat tersebut, Soelaeman (1994:179) menganggap bahwa“...istilah orang tua
hendaknya tidak pertama-tama diartikan sebagai orang yang tua, melainkan sebagai
orang yang dituakan, karenanya diberi tanggung jawab untuk merawat dan mendidik
anaknya menjadi manusia dewasa”.
Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis (Yani Widyastuti,2009). Sedangkan Faktor faktor yang menyebabkan
menjadi orang tua pada masa remaja
1. Sebab dari Anak.
a. Faktor Pendidikan
b. Faktor telah melakukan hubungan biologis
c. Hamil sebelum menikah
2. Sebab dari luar Anak
a. Faktor Pemahaman Agama.
b. Faktor ekonomi
c. Faktor adat dan budaya
Dampak yang muncul menjadi orang tua pada masa remaja
a. Rusaknya Organ Reproduksi
b. Keguguran
c. Cacat Fisik
d. Kanker Serviks
e. Mudah Terkena Infeksi
f. Kurangnya Perawatan Kehamilan
g. Hipertensi
h. Prematur
i. Bayi Memiliki Berat Badan Rendah
j. Terkena PMS
k. Depresi
l. Tekanan Psikologis
m. Anemia
20
n. Keracunan Kehamilan
Peran Perawat dalam menghadapi bahaya pasien yang menjadi orang tua pada masa
remaja.
a. Conselor
b. Client Advocate (Pembela Klien).
c. Care Giver
d. Perawat memberikan eduksi
3.2 Saran
Diharapakan mahasiswa keperawatan bisa menjadikan makalah ini sebagai sumber
pembelajaran dan dapat diterapkan dalam profesi keperawatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: salemba medika.
22