Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah
menganugerahkan kepada kita semua buah kecerdasan yaitu otak, dengan kapasitor memori yang
besar, sehingga kita sebagai khalifah di muka bumi ini, merupakan makhluk yang paling mulia
derajatnya dari sebaik-baik kejadian dari semua makhluk yang diciptakan Allah.
Shalawat dan salam senantiasa terpanjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju dunia yang terang benderang, sampai dengan
saat ini. Alhamdulillahirobbil alamin, dalam kesempatan kali ini kami kelompok 1 menyusun
sebuah makalah yang berjudul “Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Siklus Reflektif Gibs Remaja
Hamil Diluar Nikah” makalah ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah Komunikasi Kesehatan
yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa masalah sosial seperti kehamilan di luar
nikah yang ada di ruang lingkup terkecil di lingkungan sekitar.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Bd.Niasty Lasmy Zaen, SST., M.Kes. selaku
Dosen Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat menambah pemahaman kami tentang pelayanan kebidanan berdasarkan siklus reflektif
gibs remaja hamil diluar nikah.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi Pembaca sekalian dan dapat menambah ilmu
pengetahuan Pembaca tentang permasalahan sosial. Penyusun pun senantiasa mengharapkan
masukan dari Pembaca, baik kritikan ataupun saran. Karena kami tak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Terima Kasih. Selamat Membaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Refleksi diri adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk
dapat menarik lessons learned bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah
action plan untuk mengurangi kesenjangan (gap) yang masih ada antara harapan dan
kenyataan, refleksi diri merupakan suatu upaya untuk belajar dari berbagai pengalaman
berinteraksi dan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain, dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam sebuah tim pelayanan kesehatan interdisiplin.
Cepatnya arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal
dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan
masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga
berdampak negatif. Dampak positifnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi.
Sementara pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas
dan pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas
dan seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah.
Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih
baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan
diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini banyak yang
terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan seks bebas. Buktinya pelajar SMP sampai SMA dan
para mahasiswa banyak yang hamil di luar nikah. Kejadian ini terjadi di kota-kota besar
sampai pelosok desa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari siklus reflektif gibs?
2. Bagaimana perilaku seksual remaja ?
3. Apakah yang dimaksud dengan kehamilan di luar nikah ?
4. Apakah faktor-faktor penyebab remaja hamil di luar nikah ?
5. Bagaimana pengkajian masalah di pelayanan kebidanan dengan analisis gibs?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari siklus reflektif gibs.
2. Untuk mengetahui perilaku seksual remaja.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kehamilan di luar nikah.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab remaja hamil di luar nikah.
5. Untuk mengetahui pengkajian masalah di pelayanan kebidanan dengan analisis gibs.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Hall dalam Sarwono (2020:29) masa remaja (adolescence) : 12-25
tahun, yaitu masa topan badai, yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh
gejolak akibat pertentangan nilai-nilai Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat
disimpukan bahwa remaja adalah mereka yang berusia 12-25 tahun yang mengalami
masa transisi dari anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan kematangan,
baik itu kematangan biologis, sosial dan psikologis.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini
bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan,
bercumbu dan bersenggama.
Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Elizabeth B. Hurlock
dalam (Kumalasari dkk, 2018:18) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual remaja yaitu:
1. Faktor perkembangan yang terjadi dalam diri mereka, yaitu berasal dari keluarga
dimana anak mulai tumbuh dan berkembang.
2. Faktor luar, yaitu mencakup kondisi sekolah/pendidikan formal yang cukup berperan
terhadap perkembangan remaja dalam mencapai kedewasaannya.
3. Faktor masyarakat yaitu adat kebiasaan, pergaulan, dan perkembangan di segala
bidang khususnya teknologi yang dicapai manusia.
Menurut Tanner dalam (Kusmiran, 2020:31) minat seksual remaja
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Minat Dalam Permasalahan yang Menyangkut Kehidupan Seksual
Remaja ingin tahu tentang kehidupan seksual manusia. Untuk itu, mereka mencari
informasi mengenai seks, baik melalui buku, atau gambar-gambar lain yang
dilakukan secara sembunyi sembunyi. Hal ini dilakukan remaja karena kurang
terjadinya komunikasi yang bersifat dialogis antara remaja dan orang dewasa, baik
orangtua maupun guru, mengenai masalah seksual, di mana kebanyakan masyarakat
masih mengganggap tabu untuk membicarakan masalah seksual dalam kehidupan
sehari-hari.
4
2. Keterlibatan Aspek Emosi dan Sosial pada Saat Berkencan
Perubahan fisik dan fungsi biologis pada remaja, menyebabkan daya tarik terhadap
lawan jenis yang merupakan akibat timbulnya dorongan-dorongan seksual. Misalnya,
pada anak laki-laki dorongan yang ada dalam dirinya terealiasai dengan aktivitas
mendekati teman perempuannya, hingga terjalin hubungan. Dalam berkencan,
biasanya para remaja melibatkan aspek emosi yang diekspresikan dengan berbagai
cara. Seperti bergandengan tangan, berciuman, memberikan tanda mata, bunga,
kepercayaan, dan sebagainya.
5
Hamil di luar nikah, atau Married by Accident. Kalimat itu nampaknya saat ini
telah cukup akrab di telinga kita. Saat ini fenomena hamil di luar nikah bukanlah hal yang
aneh, tabu atau bahkan sesuatu yang salah. Entah dikarenakan keadaan zaman yang
mengalami demoralisasi atau penurunan moral, atau karena zaman kian menjauh dari
nilai-nilai dan moral agama, sehingga saat ini banyak sekali pasangan yang masih
berstatus pacaran berani melakukan hal-hal yang merupakan bagian dari hak dan
kewajiban suami istri.
6
merupakan teman yang tidak seumuran baik lebih muda maupun lebih tua dari
remaja itu. Jika anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya secara tidak
langsung pola pikirnya mengikuti mengikuti mereka. Dari pola pikir merambah ke
pola tingkah laku yang cenderung berlaku kasar. Misalnya saja ada remaja yang
bergaul dengan orang yang lebih muda, mesti ia akan berpikir sebagai yang paling
benar, pintar dan berkuasa. Ini yang menjadikan temannya patuh dengan apa yang
dia suruh karena ada perasaan takut atau tidak enak.
4. Peran dari perkembangan IPTEK yang berdampak negative
Zaman sekarang IPTEK sudah maju, dengan majunnya teknologi dibarengi dengan
pemanfaatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Salah satunnya adalah
penggunaan jejaring sosial facebook. Dari jejaring sosial tersebut yang seharusnya
dibuat ajang interaksi atau menambah teman, tetapi disalahgunakan untuk kasus
penipuan atau penculikan remaja. Awalnya yaitu dengan berkenalan kemudian
mengajak ketemuan dan bertemunnya itu tak jarang berakhir dengan pemerkosaan
bahkan pembunuhan. Bukan hanya facebook, internet, televisi, VCD, majalah, dan
lain sebagainya yang berbau IPTEK juga disalah gunakaan sebagai media yang
tidak layak dipertontonkan, misalnya saja pornoografi dan pornoaksi yang secara
gamblang dipertontonkan lewat media. Ini yang menyebabkan remaja penasaran
dan ingin mempraktekkannya, tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
5. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
Bakat-bakat yang dimiliki seorang remaja akan tersimpan dan tidak dapat
disalurkan karena tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya. Ini yang
menyebabkan mereka mencari kegiatan-kegiatan yang kurang jelas, misalnya
nongkrong-nongkrong, pacaran, dan lain sebagainya.
6. Dasar-dasar agama yang kurang
Penanaman agama yang kurang dari kecil ini menyebabkan iman seorang remaja
mudah sekali tergoyahkan, karena yang dari kecil sudah benar-benar dididik
pelajaran agama pun bisa pula goyah. Mereka meyepelekan aturan-aturan agama
karena pengaruh budaya asing yang telah mempengaruhi pola pikir mereka.
7
Misalnya saja budaya POP dari barat ini lebih menarik mereka tiru daaripada
budaya timur yang santun.
8
peraturan itu dijadiakan hal yang biasa saja tanpa rasa bersalah apalagi jera.
Bahkan melah bangga dengan perilaku tersebut.
9
Depresi merupakan suatu bentuk gangguan afektif yang gejala pokoknya adalah
timbulnya perasaan sedih yang berlebihan. Gangguan ini tidak hanya dapat
termanifestasikan pada aspek sosial, tetapi juga pada fisik, kognisi dan motivasional.
Depresi juga dapat terjadi pada siapa saja. Depresi yang banyak terjadi pada usia remaja,
di mana pada usia ini merupakan periode “badai dan stres” yang ditandai dengan
kemurungan, kekacauan di dalam diri dan pemberontakan. Percobaan bunuh diri pada
usia remaja saat ini, merupakan salah satu bukti bahwa mereka tidak dapat menahan
depresi atau kecemasan yang berlarut-larut.
Di lain pihak, sebagian remaja yang mengalami depresi menjadi tertekan karena
suatu keadaan yang berbeda dari kesedihan dan sering kali menyertai masalah-masalah
keperilakuan. Para remaja ini benar-benar tidak bahagia dengan kehidupan mereka dan
cenderung terlibat dalam masalah. Untuk itu remaja hanya mengurung diri di kamar,
memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa memahami dirinya.
Remaja tidak mau berbicara dengan orang-orang, tidak berani berjumpa dengan
orangorang, berpikir yang negatif tentang diri sendiri dan tentang orang lain, sehingga
hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya. Remaja menjadi
pesimis kehilangan rasa percaya diri, semangat hidup, kreativitas, dan antusiasme serta
optimisme. Dampak kesehatannnya sendiri adalah penyakit menular seperti HIV, AIDS,
Penyakit sipilis (penyakit kelamin). Dikarenakan karena sering berganti-ganti pasangan
dalam melakukan hubungan seks. Rasa berdosa terhadap Tuhan dan menganggap kalau
dirinya sudah terhina tidak pantas menghadap kepada Tuhan yang Maha Esa, ini juga
akan selalu bergejolak dalam diri remaja itu. Jadi di sini dari satu masalah semua
mendapatkan dampaknya baik itu pelaku, korban, keluarga, masyarakat, negara, dan
agama.
10
3. Membiarkan anak bergaul dengan teman sebaya yang hanya beda umur 2 atau 3
tahun, baik lebih tua darinnya
4. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi,
internet, radio, dan handphone
5. Perlunnya bimbingan kepribadian sekolah, karena di siswa lebih banyak
menghabiskan waktunnya di lingkungan sekolah.
6. Perlunnya pembelajaran agama, yang dilakukan sejak dini
7. Diajarkan pendidikan sex berdasarkan nilai-nilai agama
G. Pengkajian Masalah di Pelayanan Kebidanan dengan Analisis Gibs
1. Description
Kasus ini diambil dari sebuah praktik mandiri bidan di salah satu kota di
Indonesia. Pada saat itu ada remaja perempuan dan laki-laki datang ke praktik
mandiri bidan dan mengatakan ingin menggugurkan kehamilannya karena belum
siap untuk menikah dan belum lulus sekolah, mereka juga belum bekerja dan
belum siap untuk mempunyai anak. Bidan yang mendengar alasan dari remaja
tersebut sangat prihatin tetapi bidan tersebut menyarankan agar tetap menjaga
kehamilan remaja perempuan tersebut karena jika ingin mengugurkan bidan
tersebut tidak mau membantunya karena bidan mempunyai hak dan wewenang
yang tidak boleh dilangar. Bidan berusaha menasehati kedua remaja tersebut
namun remaja tersebut memilih untuk pergi dan tidak mau mendengar nasihat dari
bidan. Tiga hari kemudian remaja laki-laki tersebut datang kembali ke praktik
mandiri bidan dan mengatakan pasangannya sedang mengalami sakit perut yang
hebat dan perdarahan di rumahnya karena telah melakukan aborsi di bidan lain.
Kemudian bidan dan remaja laki-laki tersebut langsung menemui perempuan di
rumahnya, dan pada akhirnya perempuan itu meninggal karena mengalami
perdarahan yang cukup banyak.
2. Fellings
Saya sebagai calon bidan merasa takut dan khawatir mengetahui keadaan remaja
yang nekat dan meninggal setelah melakukan aborsi di bidan.
3. Evaluation
11
Dalam hal ini, menurut UU No. 4 Tahun 2019 bidan hanya boleh melakukan
pertolongan persalinan secara normal. Seharusnya dengan keadaan remaja yang
seperti itu sebaiknya dibimbing dan dinasehati agar siap dan mampu menjaga
kehamilannya sampai bersalin.
4. Analysis
Bidan melakukan kesalahan dan ketidaksesuaian dalam melakukan tindakan
karena kurang pahamnya dengan batas kewenangan yang boleh dilakukannya.
Sehingga saya sebagai mahasiswa dan calon bidan agar nantinya tidak mewarisi
apa yang dilakukan oleh bidan tersebut yang sudah melakukan tindakan diluar
kewenangan.
5. Conclusion
Dari kejadian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita perlu
memperhatikan batasan-batasan kewenangan dalam mengambil suatu tindakan
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan melanggar ketentuan yang
sudah ditetapkan.
6. Action plan
Jika dihadapkan kembali dengan situasi tersebut, bidan sebaiknya sadar akan hak
dan wewenang yang boleh dilakukan dalam memberikan asuhan pada pasien
sehingga mencegah terjadinya kesalahan maupun kejadian yang tidak diinginkan.
(Novie Issac, 2020)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya pengetahuan Kesehatan Reprduksi Remaja (KRR), bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman, sikap, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan
kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang.
Disinilah siklus reflektif Gibbs berguna. Kita dapat menggunakannya untuk membantu
orang-orang memahami situasi ditempat kerja terlebih dalam pelayanan kebidanan, sehingga
mereka dapat memahami apa yang mereka lakukan dengan baik dan apa yang bisa mereka
lakukan dengan lebih baik dimasa depan.
Remaja hamil di luar nikah disebabkan karena lingkungan yang kurang mendukung
pertumbuhan remaja yang umumnya masih labil, disamping itu orang tua jarang memantau
aktifitas anaknya. Apalagi dengan semakin canggih tekhnologi, memungkinkan anak untuk
bebas berinteraksi dengan dunia luar. Tanpa didasari agama dan iman yang kuat maka,
dikhawatirkan pasangan remaja akan melakukan hubungan seks di luar nikah. Padahal usia
mereka masih sangat dini, tetapi dengan faktor lingkungan yang tidak mendukung dan
pengetahuan agama yang sangat kurang. Apabila sudah terjadi, maka dari pihak pasangan
muda harus menaggung malu. Dan resikonya adalah dikucilkan oleh masyarakat. Solusi agar
tidak terjadi hamil di luar nikah adalah mengajarkan pendidikan seks berdasarkan nilai-nilai
agama terhadap anak kemudian, adannya pengawasan orangtua secara berkala.
B. Saran
Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya calon bidan agar bisa
mengembangkan pengalaman melalui siklus refleksi Gibs guna mempermudah dalam
menganalisis sesuatu sehingga kejadian yang tidak diinginkan bisa kembali diperbaiki dan
menjadi lebih baik kedepannya. Hendaklah kita sebagai warga negara Indonesia ikut andil
membatu pemerintah untuk mencegah dan mengatasi kehamilan di luar nikah di lingkungan
sekitar.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15