Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS
“Asuhan Keperawatan pada agregat dalam komunitas: Kesehatan remaja:
Konsep remaja, Kesehatan reproduksi, Perilaku seksual, Napza serta Askep
agregat dalam komunitas Kesehatan pada remaja”
Dosen Pengampu: Ns. Jaka Pradika, M. Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Aryan Roshandi (SR19213011)
Cici Fira Sagita (SR19213010)
Retno Aldita Mellyani (SR19213009)
Siti Hazizah (SR19213008)
Tri Winarni (SR19213012)

PROGRAM STUDI NERS REGULER A KELAS 6 B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, karunia, serta bimbingan-Nya, tim penulis dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan lancar, serta selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun, ditulis, serta
diselesaikan dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas, terlebih membahas mengenai Memeberikan asuhan keperawatan pada agregat
dalam komunitas: Kesehatan remaja: Konsep remaja, Kesehatan reproduksi, perilaku seksual,
napza serta askep agregat dalam komunitas Kesehatan pada remaja.
Dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi
oleh tim penulis. Namun, tim penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini, tidak
lain atas dukungan, doa, serta motivasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung
diucapkan dan diwujudkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, tim
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua masing-masing tim penulis di rumah, yang telah memberikan doa dan
motivasi.
2. Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep , selaku dosen koordinator mata kuliah Keperawatan
Komunitas yang telah memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada tim
penulis.
3. Ns. Jaka Pradika, M. Kep., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan,
masukan, saran dan motivasi kepada tim penulis.
4. Rekan-rekan kelompok, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, kami pun
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah terdapat perkataan yang tidak
berkenaan dihati.
Demikian yang dapat kami sampaikan, sekian terima kasih. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh.

Pontianak, 1 Maret 2022

Penyusun
Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Masalah..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................4
A. Konsep Remaja..................................................................................................4
B. Kesehatan Reproduksi.......................................................................................6
C. Perilaku Sosial...................................................................................................8
D. Napza................................................................................................................10
E. Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Pada Remaja.....13
BAB III PENUTUP...........................................................................................................18
A. Kesimpulan.......................................................................................................18
B. Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Menurut WHO (2007) adalah 12 sampai dengan 24 tahun. Remaja merupakan suatu
tahapan seseorang dimana ia berada di fase anak dan menuju ke dewasa yang ditandai
dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi. Dalam perubahannya
dapat ditinjau dari masa pubertasnya, biasanya pada perempuan dapat dilihat pada
usia 12 tahun yang ditandai dengan datangnya haid pertama, selanjutnya pada laki-
laki dapat dilihat pada usia 15-24 tahun dengan ditandainya mimpi basah. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak ke perilaku seksual
dewasa, difase ini perkembangan emosi belum stabil dan memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi, apalagi rasa keingintahuan remaja mengenai sikap seksualitas sehingga
dapat menimbulkan hasrat melakukan seksual terhadap lawan jenisnya, disisi lain
remaja masih kurang dalam pengetahuan seksnya sehingga menjadi rentan dalam
melakukan seks bebas.
Menurut (WHO), remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun, dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia, menurut Sensus Penduduk
2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Sedangkan di Dunia
diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk
dunia. (WHO,2014). Masa perkembangan remaja merupakan, masa perkembangan
setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik,
kognitif, emosi,sosial, moral, dan kesadaran beragama. Masa Remaja adalah Masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001). Remaja berasal dari kata
latin “adolensence”yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
“adolensence” mempunyai arti yang lebih luas lagi yangmencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).

3
Permasalahan pada remaja yang terjadi saat ini diantaranya yaitu masalah
seksualitas Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, terinfeksi Penyakit Menular
Seksual (PMS), HIV/ AIDS, kekerasan seksual, serta keterbatasan akses informasi dan
pelayanan kesehatan reproduksi, dimana sumber informasi yang benar mengenai
kesehatan reproduksi masih kurang dari keluarga, penggunaan alkohol, dan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif Lainnya (NAPZA), dan
berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku seksual remaja lainnya. Perilaku seksual
merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,baik bagi lawan
jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual dapat terjadi dalam berbagai bentuk
tingkah laku mulai dari perasaan tertarik terhadap pasangan, berkencan, bercumbu,
dan bersenggama.

Perilaku seksual remaja saat ini sungguh menghawatirkan. Menurut data WHO,
satu dari lima perempuan di dunia telah melahirkan pada usia 18 tahun. Hampir semua
kelahiran yang terjadi pada remaja, sekitar 95% terjadi di negara berpenghasilan
rendah, menengah, atau negara berkembang. Di Amerika Serikat setiap menit
kelompok remaja melahirkan satu bayi dan 50% dari mereka melahirkan anaknya dan
sisanya melanjutkan kehamilan. Sering kali remaja menemui pertentangan dengan
orang tua yang dapat menimbulkan konflik, namun orang tua dalam melalui proses
tersebut harus berusaha meminimalkan konflik dan membantu remaja untuk
mengembangkan kebebasan berfikir dan mengatur dirinya sendiri. (6) Hasil Riskesdas
tahun 2013 menyatakan diantara perempuan 10-54 tahun, 2,6 persen menikah pertama
kali pada usia remaja, dengan umur kurang dari 15 tahun dan 23,9 persen menikah
pada umur 15-19 tahun. Menikah pada usia dini merupakan masalah kesehatan
reproduksi karena semakin muda umur menikah semakin panjang rentang waktu
untuk bereproduksi. Jumlah kehamilan perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen,
terdapat kehamilan pada remaja, dengan umur kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil
(0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97 persen.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyatakan bahwa


perkembangan isu remaja khususnya perilaku remaja saat ini sudah mengindikasi
kearah perilaku berisiko. Hal tersebut berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi
Remaja (SKKR) tahun 2012 yang dilakukan oleh BKKBN yang mendapatkan hasil
beberapa perilaku berpacaran remaja yang belum menikah sangat mengkhawatirkan.
Sebanyak 29,5 persen remaja pria dan 6,2 persen remaja wanita pernah meraba atau

4
merangsang pasangannya. Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen
remaja wanita pernah berciuman bibir. Sebanyak 79,6 persen remaja pria dan 71,6
persen remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya. Bahkan dalam
survei tersebut juga terungkap, umur berpacaran pertama kali paling banyak adalah
usia 15-17 tahun, yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47,0 persen remaja wanita.
Dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, hanya 14,8 persen yang mengaku
belum pernah pacaran sama sekali. (10,11) Menurut data SDKI tahun 2012, terjadi
kenaikan proporsi remaja usia 15 – 24 tahun yang aktif secara seksual terutama pada
laki-laki yaitu 5%. Angkat tersebut mengalami kenaikan menjadi 8,3%, sedangkan
untuk perempuan menunjukan kecenderungan yang stabil yaitu 1%. Kelahiran pada
remaja di Indonesia dapat di lihat berdasarkan angka Age Specific Fertility Rate
(ASFR) yaitu angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita pada umur
tertentu., yang mana berdasarkan hasil dari SDKI 2012, di Indonesia Age Specific
Fertility Rate (ASFR) untuk kelompok umur 15-19) secara umum turun tidak
signifikan dari 51 ke 48 per 1000 kelahiran (SDKI 2007 dan SDKI 2012), masih jauh
dari angka yang di harapkan pada Rencana Strategis BKKBN yakni 38 per 1000
kelahiran (tahun 2019). Semua data tersebut, menunjukkan masih tingginya kejadian
kelahiran pada remaja di Indonesia, yang di sebabkan perkawinan dikalangan remaja
masih terjadi, yaitu proporsi remaja usia 15-19 tahun yang sudah melahirkan dan
hamil anak pertama naik dari 8,5% (SDKI 2007) menjadi 9,5% (SDKI 2012). Hal
tersebut sesuai dengan data terbaru dari Annual Review - Unicef Tahun 2014 yang
menunjukan bahwa satu dari empat perempuan di Indonesia menikah sebelum
berumur 18 tahun.

A. Rumusan Masalah
Bagaimanakah memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam komunitas:
Konsep remaja, kesehatan reproduksi, perilaku seksual, napza serta agregat dalam
komunitas kesehatan remaja?

5
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menganalisa memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam
komunitas: Kesehatan remaja: Konsep remaja, Kesehatan reproduksi, perilaku
seksual, napza serta askep agregat dalam komunitas Kesehatan pada remaja.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep remaja, kesehatan
reproduksi, perilaku seksual, napza serta askep agregat dalam komunitas
kesehatan pada remaja.
b. Dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan yang benar pada klien
dengan konsep kesehatan reproduksi, perilaku seksual, napza serta askep
agregat dalam komunitas kesehatan pada remaja.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan
masa ke dewasa, dimulai dari pubertas, yang ditandai dengan  perubahan yang pesat
dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupunpsikis. Secara harfiyah
pubertas berasal dari bahasalatin  pubescene (yang berarti “to grow hairy”), yang
berarti tumbuhnya bulu-bulu, seperti bulu di sekitar kelamin, ketiak, dan muka.
Secara istilah,kata  pubertas berarti proses pencapaian kematangan seksual dan
kemampuan untuk bereproduksi.
Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan
seorang individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa
ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan
berlangsung pada dekade keduamasa kehidupan. WHO mendefinisikan remaja
merupakan anak usia 10 – 19 tahun. Undang-Undang No. 4 tahun 1979
mengenai kesejahteraan anak mengatakanremaja adalah individu yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum menikah.
Menurut Undang-Undang Perburuhan, remaja adalah anak yang telah
mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal
sendiri. Departemen Pendidikan danKebudayaan menganggap remaja jika sudah
berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah menengah. Menurut
Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila
sudah cukup matang untuk menikahyaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan
dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
Menurut Hurlock remaja adalah anak dalam rentang usia 12-18 tahun.
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan rentang usia remajasangat bervariasi,
akan tetapi awal darimasa remaja relatif sama sedangkan masa berakhirnya masa
remaja lebih bervariasi. Awal usia masa remaja berkisar 10 tahun dan akhir masa
remaja berkisar 21 tahun.

7
2. Karakteristik Remaja

Penyakit menular seksual seperti, gonore, sifilis, herpes simpleks (genitalis),


clamidia, kondiloma akuminata Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012),
karakteristik remaja  berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

Masa remaja awal (10-12 tahun)

a. lebih dekat dengan teman sebaya


b. Ingin bebas
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
d. Mulai berpikir abstrak

1. Masa remaja pertengahan (13-15 tahun)


a. Mencari identitas diri
b. Timbul keinginan untuk berkencan
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d. Mengembangkan kemampuan berpikirabstrak 
e. Berkhayal tentang aktivitas seks

2. Remaja akhir (17-21tahun)


a. Pengungkapan kebebasan diri
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c. Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri
d. Dapat mewujudkan rasa cinta

3. Masa Transisi Remaja

Menurut Kusmiran (2012) pada usia remaja terdapat masa transisi yang akan
dialami. Masa transisi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Transisi fisik 
Berkaitan sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum sepenuhnya
menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan kebingungan peran,
didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurangkonsisten.

8
b. ransisi dalam kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam bentuk tubuh remaja berhubungan erat dengan
peningkatan kehidupan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung.

4. Perubahan Fisik pada Remaja

Perubahan fisik pada masa pubertas terjadi seiring dengan perkembangan


karakteristik seks primer dan sekunder (Rudolph, 2014). Masalah-masalah yang timbul
pada saat menghadapi usia pubertas ini adalah hasil dari perubahan fisik dan hormonal
yang menimbulkan kecemasan, penolakan dan rasa malu (Kartono, 2006), dimana sifat
persepsi tersebut membentuk perilaku seseorang, apabila perilaku tersebut tidak didasari
pengetahuan dan kesadaran, maka akan menimbulkan perilaku yang tidak baik
(Notoadmodjo, 2007). Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik
termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) menuju kematangan.
Perubahan ini dapat dilihat dari tanda-tanda seks primer dan seks sekunder.

Tanda-tanda seks primer, yakni berhubungan langsung dengan organ seks seperti
haid dan mimpi basah. Sementara tanda-tanda seks sekunder, pada remaja laki-laki terjadi
perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya
ereksi dan ejakulasi, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di sekitar
kemaluan dan ketiak. Pada remaja putri ditandai dengan payudara membesar, pinggul
melebar, dan tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan.

Perubahan fisik juga dapat dilihat dari perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja
lebih sensitif seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa. Kemudian secara
intelegensia, remaja mampu berpikir abstrak, dan senang memberikan kritik.

Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah keingintahuan anak
remaja terhadap hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba termasuk
perilaku seks pranikah.

Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks
sangatlah rawan karena dapat mengakibatkan dampak buruk yang merugikan masa depan,
terutama remaja perempuan. Akibatnya bagi remaja akan menambah risiko tertular, dan
HIV/AIDS. Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang atau keracunan kehamilan. Dampak lainnya depresi, hilang kesempatan
melanjutkan pendidikan, dan melahirkan bayi kurang sehat.

9
Akibat buruk itu tidak hanya berdampak pada pasangan, tapi juga orang tua,
keluarga, dan masyarakat. Sehingga, perlu pembinaan kesehatan reproduksi remaja untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat
bagi remaja. Dengan pengetahuan yang memadai tentang perubahan fisik, dan akibat
melakukan seks pranikah, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya
agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.

B. Kesehatan Reproduksi

1. Definisi

Kesehatan Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re yang


berarti kembali dan production yang berarti membuat atau menghasilkan jadi reproduksi
(reproduction) mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan Reproduksi adalah keadaan Sejahtera fisik
mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan
sistem reproduksi (ICPD,1994).

1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Reproduksi adalah sebagai berikut.


a. konseling dan informasi Keluarga Berencana atau KB
b. pelayanan kehamilan dan persalinan termasuk pelayanan aborsi yang aman serta
pelayanan bayi baru lahir dan neonatal
c. pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS)
termasuk pencegahan kemandulan.
d. konseling dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
e. konseling informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan reproduksi mengenai
kesehatan reproduksi.

Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut


sistem,fungsi, dan Proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. pengertian sehat di
sini tidak semata-mata berarti bebas penyakit, atau bebas dari kecacatan, namun juga
sehat secara mental dan sosial budaya. remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi
agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor
yang ada di sekitarnya. pengetahuan dasar yang perlu diberikan pada remaja agar
mereka mempunyai kesehatan reproduksi yang baik adalah sebagai berikut.

10
a. pengenalan mengenai Sistem proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja
b. remaja mendewasakan usia menikah serta Bagaimana merencanakan kehamilan agar
sesuai dengan keinginan dirinya dan 18 pasangan. Penyakit menular seksual dan
HIV AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
c. penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi. d) bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) juga
minuman keras pada kesehatan reproduksi.
d. pengaruh sosial dan medis terhadap perilaku seksual
e. kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
f. hak-hak reproduksi. Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan
yang menjadi tanggung jawab bersama antar pihak pria maupun wanita. Oleh karena
itu baik pihak pria maupun wanita harus tahu dan mengerti Bagaimana aspek
kesehatan.

2. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting terutama bagi
para remaja . Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun
kebiasaan baik terutama dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset sangat penting
dalam jangka panjang khususnya remaja putri.

Pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja
tetapi juga bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup
dengan reproduksi yang sehat agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang
merugikan bagi remaja.

Masalah yang paling menonjol dikalangan remaja saat ini, misalnya masalah
seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan melakukan aborsi. Kemudian rentan
terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan AIDS serta penyalahgunaan
Narkoba. Adanya motivasi dan pengetahuan yang memadai untuk menjalani masa
remaja secara sehat, diharapkan remaja mampu untuk memelihara kesehatan dirinya
sehingga mampu memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi sehat.

11
4. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Selalu bersihkan alat reproduksi

Hal ini merupakan dasar saat menjaga kesehatan reproduksi. Kebersihan alat
reproduksi ini memiliki jangka panjang karena tidak hanya berpengaruh pada diri
sendiri, tetapi juga berpengaruh pada saat dia berkeluarga. Contohnya seperti
mengeringkan area kelamin dengan handuk lembut dan bersih, ganti pakaian dalam
setidaknya dua kali sehari, membersihkan alat kelamin ketika buang air kecil, hingga
khitan atau sunat untuk laki-laki

2. Tidak melakukan aktivitas seksual yang resikonya tinggi

Pada masa pubertas, pendidikan seks memang membuatnya penasaran. Di


sinilah harus diperkenalkan bahaya yang ditimbulkan jika melakukan aktivitas
seksual sebelum waktunya. Contohnya menjelaskan penyakit seksual seperti
HIV/AIDS dan berbagai jenis penyakit lainnya. Jika sudah dijelaskan risiko yang
akan ditimbulkan, maka timbul kesadaran untuk tidak melakukan aktivitas seksual
secara sembarangan.

3. Selalu jaga berat badan

Berat badan juga dapat berpengaruh pada kesehatan organ reproduksi.


Cobalah untuk menjaga berat badan yang termasuk ideal. Maksud dari ideal ini
adalah berat badan proporsional yang artinya tidak kurang maupun berlebihan.
Kondisi berat badan yang ideal erat kaitannya dengan masa kesuburan sistem
reproduksi. Oleh sebab itu, bagian ini juga penting untuk kesehatan reproduksi.

4. Mengonsumsi makanan bergizi

Hal ini juga berhubungan dengan berat badan sebelumnya. Dengan


mengonsumsi makanan bergizi, maka dapat berpengaruh besar pada kesehatan
reproduksi, khususnya bagian kesuburan. Namun, tetap tidak boleh konsumsi
berlebihan agar tidak menjadi penyakit di dalam tubuh.

12
5. Tidak merokok maupun konsumsi alkohol

Kedua produk satu ini sebaiknya kamu hindari. Baik rokok maupun alkohol
dapat memberikan masalah besar pada kesehatan. Hal ini juga berlaku untuk sistem
reproduksi manusia. Pada wanita yang sering konsumsi rokok maupun minuman
beralkohol dapat mempengaruhi ovulasi. Sedangkan pada laki-laki dapat
mempengaruhi kualitas spermanya. Oleh sebab itu, jangan coba-coba
mengonsumsinya meskipun dalam takaran sedikit.

6. Lakukan istirahat yang cukup

Tubuh juga perlu istirahat dari keseharian. Dengan adanya relaksasi pada
tubuh, maka dapat memberikan keseimbangan pada hormon tubuh.

C. Perilaku Seksual

Dorongan seksual bisa diekspresikan dalam berbagai perilaku namun Tentu


saja tidak semua perilaku merupakan ekspresi dorongan seksual seseorang. ekspresi
dorongan seksual atau perilaku seksual ada yang aman dan ada yang tidak aman
baik secara fisik, psikis maupun sosial. setiap perilaku seksual memiliki konsekuensi
berbeda.

Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan


seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari 24 bergandengan
tangan berpelukan bercumbu, bercumbu berat (peeting) sampai berhubungan
seksual. perilaku seksual aman adalah perilaku seksual tanpa mengakibatkan
terjadinya pertukaran cairan vagina dengan cairan sperma misalnya dengan
bergandengan tangan berpelukan dan berciuman. sementara hubungan seksual tanpa
menggunakan kondom bukan merupakan perilaku seksual aman dari kehamilan dan
PMS. jika benar-benar ingin aman tetaplah tidak aktif seksual tetapi jika sudah aktif
Setialah dengan satu pasangan saja atau gunakan kondom dengan mutu yang baik
dan benar agar dapat mengurangi resiko terkena PMS HIV/AIDS dan kehamilan.

Masturbasi adalah menyentuh menggosok dan meraba bagian tubuh sendiri


yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan
seksual (orgasme) baik tanpa menggunakan alat maupun menggunakan alat.

13
biasanya masturbasi dilakukan pada bagian tubuh yang sensitif namun tidak sama
pada masing-masing orang seperti puting payudara paha bagian dalam alat kelamin
(bagian wanita terletak pada klitoris dan sekitar vagina sedangkan bagi pria terletak
pada sekitar kepala dan leher penis). misalnya melakukan masturbasi dengan
meraba penis (pada pria) dan menyentuh klitoris (pada wanita) sehingga dapat
menimbulkan perasaan yang sangat menyenangkan atau tumbuhan ejakulasi pada
pria. secara medis masturbasi tidak akan mengganggu kesehatan. orang yang
melakukannya tidak akan mengalami kerusakan pada otak atau bagian tubuh
lainnya. masturbasi juga tidak menimbulkan resiko fisik seperti madu impotensi dan
cacat asal dilakukan secara aman steril serta tidak menimbulkan luka dan infeksi.
resiko fisik Biasanya berupa kelelahan. pengaruh masturbasi biasanya bersifat
psikologis seperti rasa bersalah, berdosa, dan rendah diri, karena melakukan hal-hal
yang tidak disetujui oleh agama dan nilai-nilai budaya sehingga jika sering
dilakukan akan menyebabkan terganggunya konsentrasi pada remaja tertentu.

Onani mempunyai arti sama dengan masturbasi. namun ada yang


berpendapat bahwa onani hanya diperuntukkan bagi pria sedangkan istilah
masturbasi dapat berlaku pada wanita maupun pria. istilah onani diambil dari
seorang yang bernama Onan yang sejak kecil sering merasa kesepian. untuk
mengatasi rasa kesepiannya ia mencari hiburan dengan membayangkan hal-hal
erotis sambil mengeksplorasi bagian-bagian tubuhnya yang sensitif sehingga
mendatangkan suatu kenikmatan. nama Onan ini berkembang menjadi onani. istilah
onani lainnya yang dipakai dengan arti sama yaitu Swalayan istilah onani lainnya
yang dipakai dengan arti sama yaitu Swalayan, ngocok, auto manipulatif dan
sebagainya macok auto manipulatif dan sebagainya.

Bercumbu berat (pitting) adalah perlakuan hubungan seksual dengan atau


tanpa pakaian tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina, jadi sebatas
digesekkan sajakah alat kelamin wanita. biasanya dilakukan sebagai pemanasan
sebelum melakukan hubungan seksual. walaupun tanpa melepaskan pakaian titik
tetap dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan karena sperma tetap bisa
masuk ke dalam uterus. Hal ini disebabkan karena wanita yang sedang terangsang
akan mengeluarkan cairan yang mempermudah masuknya sperma ke dalam uterus
sperma memiliki kekuatan untuk berenang masuk ke dalam uterus jika tertumpah

14
pada celana dalam yang dikenakan wanita apalagi jika langsung mengenai bibir
kemaluan.

Hubungan seksual yaitu masuknya penis ke dalam vagina. bila terjadi


ejakulasi pengeluaran cairan semen yang didalamnya terdapat jutaan sperma dengan
posisi alat kelamin pria berada dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan
sel telur yang menyebabkan terjadinya pembuahan dan kehamilan

D. Napza

A. Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adaktif


lainya. kadang disebut juga NAPZA. Narkoba merupakan zat-zat yang dapat
memberi efek membuat halusinasi, ketergantugan bahkan kematian.

B. Etiologi

a.Faktor keluarga
1. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan
NAPZA
2. Keluarga dengan orang tua yang otoriter.
3. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai
kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.
4. Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang
kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi
sesuatu.
5. Keluarga yang sering berantem
1. Faktor kepribadian
Pada remaja, biasanya penyalahgunaan NAPZA memiliki konsep diri yang
negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.

2. Faktor kelompok teman sebaya (peer group)

15
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu
carateman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar
berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak
ada yang mau dikucilkan.

3. Tanda Dan Gejala


Ciri-ciri umum
a. Terjadi perubahan perilaku signifikan
- Sulit diajak bicara
- Mudah tersinggung
- Mulai berani membolos sekolah
- Mulai sulit diajak terlibat dalam keluaga
- Perubahan fisik dan lingkungan
- Mata aneh dan berair
- Pola tidur berubah
- Jalan sempoyongan, bicara pelo
- Kamar tidak mau diperiksa

b. Perubahan perilaku social


- Kurang disiplin
- Bengong atau linglung
- Menarik diri
- Berbohong

c. Perubahan psikologis
- Mudah tersinggung
- Sulitber konsentrasi
- Emosi tidak terkendali

4. Jenis Napza

a. Narkotika

16
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman / bukan tanaman
baik sintetis, maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan / perubahan
kesadaran,menghilangkan/ mengurangi rasa nyeri. Ada 3 golongan narkotika
menurut pontensinya menyebabkan ketergantungan :
- Narkotika gol 1 : heroin,kokain,ganja
- Narkotika gol 2 :morfin
- Narkotika gol 3: codein

b .Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK),
Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon,
Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis
Diethylamide), dsb.

c. Zat Adiktif

Zad Adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis


yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu
sistim syaraf pusat, seperti:Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing
(bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama
dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika
aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

5. Dampak Penggunaan Napza

- Gangguan kesehatan jasmani / Fungsi organ – oragn tubuh terganggu


- hati, jantung, paru, otak, dll.
- Penyakit menular karena pemakaian jarum suntik bergantian (HIV – hepatitis)
- Overdosis yang dapat menyebabkan kematian, ketergantungan, yang menyebabkan
- gejala sakit jika pemakaiannya dihentikan atau dikurangi, serta meningkatkan
jumlah
- narkoba yang dikonsumsi..

17
- Gangguan kesehatan jiwa (gangguan perkembangan mental-emosional, paranoid).
- Gangguan dalam kehidupan keluarga = sekolah dan sosial (pertengkaran, putus
- sekolah, kriminalitas, dipenjara, dikucilkan)

6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

a. Pencegahan primer (Primary Prevention );


Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal Narkoba serta
komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan narkoba..
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
- Penyuluhan tentang bahaya narkoba.
- Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba.
- Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.
b. Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-coba menyalah gunakan
Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti
dari penyalahgunaan narkoba. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya
pencegahan ini antara lain :
- Deteksi dini anak yang menyalahgunaan narkoba
- Konseling
- Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah
- Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu
- (life skills) antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak
- tekanan orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik.

c. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention );

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba dan
yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang berpotensi
dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan membantu bekas
korban naroba untuk dapat menghindari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
upaya pencegahan ini antara lain :

- Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok
lingkungannya.
- Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak
terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba.

18
NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung
depresi, juga turut mempengaruhi.

E. Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Pada Remaja

A. Pengorganisasian Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok


Khusus Remaja

Remaja sebagai masa transisi dibagi menjadi 3 periode yaitu : early


adolescence (usia 12-13 tahun), middle adolescence (usia 14 – 16 tahun), dan late
adolescence (usia 17 – 20 tahun). Yang dimaksud dengan remaja awal (early
adolescence) adalah masa yang ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang
cepat, dan sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri. Pada saat ini
remaja mulai mencari identitas diri. Remaja pertengahan (middle adolescence)
ditandai dengan bentuk tubuh 38 yang sudah menyerupai orang dewasa. Oleh karena
itu remaja seringkali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa meskipun
belum siap secara psikis. Pada masa ini sering terjadi konflik karena remaja sudah
mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya yang erat kaitannya dengan pencarian
identitas, dilain pihak mereka masih tergantung dengan orang tua. Sedangkan yang
dimaksud dengan remaja akhir (late adolescence) ditandai dengan melambatnya
pertumbuhan biologis dan meningkatnya kemampuan menyelesaikan masalah.

Mengingat remaja mengalami tumbuh kembang baik secara fisik, kognitif,


mental, moral, dan sosial, maka remajapun mempunyai tugas perkembangan yang
harus diselesaikannya. Perawat komunitas dapat membantu remaja memenuhinya.
Berikut tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam Helms & Turner,
1995; Dariyo, 2004) adalah :

a. Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis dan


psikologis, yang akan berdampak positif terhadap pembentukan
identitas dirinya dan dapat meningkatkan harga dirinya.
b. Mampu belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki atau
perempuan, yang didasari atas saling menghargai dan menghomati.
Kondisi ini membuktikan adanya perkembangan remaja dalam

19
kemampuan interpersonalnya, selain itu remaja akan merasa lebih
dihargai dan merasa tidak terisolasi dari lingkungannya.
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang
lain yang merupakan bukti kepercayaan orang tua terhadap remaja,
tentu saja hal ini sangat menunjang perkembangan konsep diri
remaja. Perasaan tidak bebeas dan merasa diintimidasi oleh orang tua
atau orang lain menjadi salah satu alasan mengapa remaja melakukan
hal yang menyimpang (Espeland, 2005)
d. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Untuk mewujudkan
tugas ini, umumnya remaja berusaha mempersiapkan diri dengan
menempuh pendidikan formal maupun non formal. Masa remaja
disebut juga sebagai masa aquisitif yakni masa mencari bekal untuk
39 mewujudkan cita-citanya. Jika saja remaja dapat menjalankan
tugas ini melalui proses pendidikan, kemampuan kognitif, moral dan
interpersonal remaja tentu akan berkembang dengan baik.
e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis. Tuntunan
kemandirian seringkali membuat remaja merasa ingin bebas dari hal-
hal yang mengatur kehidupannya, termasuk aturan orang tua (Dariyo,
2004). Kondisi ini sering menimbulkan konflik antar remaja dengan
orang tuanya dan konflik ini juga akan mendorong remaja melakukan
perilaku yang menyimpang sebagai bentuk proses terhadap kondisi
yang dihapinya (Espeland, 2005).

Melihat kompleksnya kebutuhan remaja, Pemerintah sebenarnya telah


membuat program yang dikhususkan untuk membantu remaja dalam memenuhi
kesehatannya yaitu program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). PKPR ini
merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh
remaja,menyenangkan,menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai,
menjaga kerahasiaan, peka, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan
remaja.

Adapun PKPR secara umum bertujuan untuk mengoptimalisasi pelayanan


kesehatan remaja di Puskesmas. Tujuan Khususnya adalah

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan remaja;

20
b. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas;
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja. Kegiatan PKPR
dlakukan didalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas.

Kegiatan dalam gedung Puskesmas yaitu : pelayanan konseling, penyuluhan


kesehatan, pelayanan keperawatan dan pengobatan. Pelayanan luar gedung
puskesmas dapat dilakukan dengan memberikan layanan UKS; menjadi nara sumber
dan pelayanan medik; melakukan perluasan jangkauan pelayanan : remaja mesjid,
karang taruna, pramuka, anak jalanan, industri.

B. Masalah Kesehatan yang Lazim Terjadi pada Remaja


a. Gangguan gizi : kelebihan/kekurangan nutrisi menjadi masalah penting bagi
pertumbuhan remaja, dan prevalensi anemia remaja putri (10-14 tahun) :
57,1% (SKRT, 1995).
b. Peningkatan penyalahgunaan Napza : dimulai dengan kebiasaan merokok
diusia dini yaitu usia 10-14 tahun, dan diperkirakan yang menjadi perokok
terbesar usia 15-19 tahun sebesar 59,1% (Susenas, 2001).
c. Peningkatan IMS dan HIV/AIDS : proporsi infeksi HIV (1996-2001)
terbanyak diderita kelompok usia 20-29 yahun sebesar 29,8%.
d. Kehamilan remaja, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Abortus : Survey 2002 di
Jakarta : siswa SMA 8,9% dan siswi SMA 5,3% pernah melakukan hubungan
seks.
e. Kecelakaan : SKRT (2007) penyebab kematian utama usia 10-24 tahun
kecelakaan menempati urutan 1 pada laki-laki dan ke-3 pada perempuan
f. Kenakalan remaja : tawuran, coret-coret, kebut-kebutan.
g. Kekerasan pada perempuan seperti penjualan wanita, dan kekerasan domestik
(rumah tangga). 8)Kesehatan mental : setiap tahun ada 100.000-200.000
remaja bunuh diri (WHO, 1998).

C. Penyebab Masalah Kesehatan Remaja


a. Kurangnya pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan perilaku remaja terhadap
kesehatannya.
b. Kurangnya kepedulian orang tua, masayarakat, serta pemerintah dalam
mengatasai masalahremaja.

21
c. Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja

D. Strategi Intervensi Strategi Intervensi yang dapat digunakan untuk membantu


mengatasi masalah kesehatan remaja yaitu:
a. Peningkatan partisipasi aktif remaja dalam meningkatkan kesehatannya
b. Penigkatan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan
remaja
c. Peningkatan kemitraan antar institusi, lembaga, organisasi dan sektor swasta
dalam upaya meningkatkan kesehatan remaja
d. Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang berkualitas
kepada remaja

E. Proses Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus Remaja Berikut lima tahapan
proses kep erawatan yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas:
a) Pengkajian
1. Core : jumlah remaja, riwayat atau perkembangan remaja, kebiasaan, perilaku
yang ditampilkan, nilai, keyakinan, dan agama
2. Lingkungan fisik : bagaimana kondisi jalan, bangunan, fasilitas umum seperti
tempat perbelanjaan, sekolah, taman
3. Pelayanan kesehatan dan sosial : bagaimana yankes dan sosial khusus remaja,
seperti ada klinik konsultasi untuk remaja atau adakah kelompok sosial remaja
dan bila ada berapa jaraknya.
4. Ekonomi : bagaimana perekonomian di wilayah tersebut, apakah remaja
dilibatkan bekerja?
5. Transportasi dan keamanan : Apakah wilayah tempat remaja tinggal termasuk
wilayah dengan mobilitas yang tinggi? Fasilitas transportasi yang dapat
digunakan? Kebiasaan remaja menggunakan alat transportasi? Sistem keamanan
terhadap pengaruh luar?
6. Politik dan pemerintahan : bagaimana dukungan pemerintah setempat terhadap
perkembangan remaja? Jenis dukungannya? Apakah ada instruksi/ SK yang
mengatur/melindungi hak dan kewajiban remaja? Bagaimana strategi
pemerintah setempat dalam membina remaja?

22
7. Komunikasi : bagaimana cara remaja berkomunikasi dgn remaja lain atau
dengan keluarga? Media yang digunakan?
8. Pendidikan : sekolah yang ada di sekitar remaja tinggal, kegiatan yang
dilakukan di luar sekolah?peran sekolah?
9. Rekreasi : tempat rekreasi yang sering digunakan remaja? Frekuensi? Orang
yang mendampingi? Tempat rekreasi yang ada didekat wilayah tempat tinggal
remaja?

b)Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA:
1) Risiko terjadinya perilaku maladaptif akibat gangguan perkembangan
remaja : penyalahgunaan NAPZA pada remaja di desa Rotan Kecamatan Jati
berhubungan dengan kurangnya kemampuan remaja dalam melakukan upaya
pencegahan penyalahgunaan NAPZA sekunder terhadap pengaruhlingkungan
dan teman sebaya yang tidak terapeutik
2) Risiko terjadinya penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah pada
remaja di wilayah Kelurahan Cibadak Kecamatan Ragunan berhubungan
dengan tidak efektifnya koping remaja dalam mengatasi masalah atau stres
yang dialaminya.

c) Intervensi Keperawatan
1. Upaya Pencegahan Primer
1) Pendidikan kesehatan pada orang tua dan remaja
2) Melatih remaja dan keluarga tentang teknik komunikasi, cara
menyelesaikan masalah
3) Memberikan dukungan remaja : bentuk kelompok swabantu remaja.
2. . Upaya pencegahan sekunder : deteksi dini, tindakan perawatan segera yang
dilanjutkan dengan pembinaan atau layanan konsultasi remaja, program PKPR
di puskesmas.
3. Upaya pencegahan tersier : melakukan rehabilitasi, pembinaan lanjutan atau
melakukan rujukan

23
d) mplementasi Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah disusun
dengan menggunakan empat pendekatan yaitu :
1) Proses kelompok : Kegiatan dilakukan dengan melibatkan orang lain, seperti
keluarga atau sesama kelompok, contoh : membentuk kelompok peduli remaja
2) Pendidikan Kesehatan Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat
yaitu melalui penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai saluran media
3) Kemitraan Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan untuk mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing
(Departemen Kesehatan RI, 2003), misalnya bermitra dengan BNN, KPAN,
Kemendikbud, dan lain-lain
4) Pemberdayaan masyarakat, melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam
mengatasi masalah remaja. Contoh : pertemuan warga dapat dijadikan media
untuk membahas dan mengatasi masalah remaja.

e) Evaluasi

Perawat komunitas bersama komunitas dapat mengevaluasi semua


implementasi yang telah dilakukan dengan merujuk pada tujuan yang telah
ditetapkan yaitu mencapai kesehatan anak usia sekolah yang optimal.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan orang pada wilayah tertentu
dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok atau
agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok Remaja yang
tergolong kelompok berisiko (at risk), terhadap timbulnya masalah kesehatan yang
terkait perilaku tidak sehat. Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan
selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,pola  perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah.

Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut


sistem, fungsi, dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan
reproduksi remaja antara lain : kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan
usia muda, ketergantungan Napza meningkatkan resiko penyakit menular seksual
(termasuk infeksi HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit seksual menular.

B. Saran
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang paling
penting bagi remaja yang memelihara kesehatan organ reproduksi remaja mengingat
pentingnya kesehatan.
Serta mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan
perilaku sehat kepada para remaja.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad., Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: PT Bumi Aksara
Efendi, Ferry, dan Makhfudli. 2009. Teori dan Praktik dalam Keperawatan Komunitas.
Jakarta : Salemba Medika
PKBI.2005. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta :PKBI
Rokom. (2018, December 19). Bagi Para Remaja, Kenali Perubahan Fisik
untuk Menghindari Masalah Seksual. Sehat Negeriku.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181219/2228898/bagi-para-remaja-
kenali-perubahan-fisik-menghindari-masalah-seksual/#:~:text=Pada%20remaja
%20putri%20ditandai%20dengan,cemas%2C%20frustasi%2C%20dan%20tertawa
‌Author, P. (2020, December 17). Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi pada
Masa Pubertas? Pyfa Health. https://pyfahealth.com/blog/bagaimana-cara-menjaga-
kesehatan-reproduksi-pada-masa-pubertas/
‌Lee-chaa-moueiiy. (2015, October 24). Makalah Komunitas Remaja Kel 4. Dokumen.tips;
DOKUMEN.TIPS. https://dokumen.tips/documents/makalah-komunitas-remaja-kel-
4.html
‌Komunitas 2 Agregat Remaja. (2022). Scribd.
https://www.scribd.com/document/419338371/Komunitas-2-Agregat-Remaja

26
27

Anda mungkin juga menyukai