KEPERAWATAN KOMUNITAS
“Asuhan Keperawatan pada agregat dalam komunitas: Kesehatan remaja:
Konsep remaja, Kesehatan reproduksi, Perilaku seksual, Napza serta Askep
agregat dalam komunitas Kesehatan pada remaja”
Dosen Pengampu: Ns. Jaka Pradika, M. Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Aryan Roshandi (SR19213011)
Cici Fira Sagita (SR19213010)
Retno Aldita Mellyani (SR19213009)
Siti Hazizah (SR19213008)
Tri Winarni (SR19213012)
Puji dan syukur senantiasa tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, karunia, serta bimbingan-Nya, tim penulis dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan lancar, serta selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun, ditulis, serta
diselesaikan dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas, terlebih membahas mengenai Memeberikan asuhan keperawatan pada agregat
dalam komunitas: Kesehatan remaja: Konsep remaja, Kesehatan reproduksi, perilaku seksual,
napza serta askep agregat dalam komunitas Kesehatan pada remaja.
Dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi
oleh tim penulis. Namun, tim penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini, tidak
lain atas dukungan, doa, serta motivasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung
diucapkan dan diwujudkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, tim
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua masing-masing tim penulis di rumah, yang telah memberikan doa dan
motivasi.
2. Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep , selaku dosen koordinator mata kuliah Keperawatan
Komunitas yang telah memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada tim
penulis.
3. Ns. Jaka Pradika, M. Kep., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan,
masukan, saran dan motivasi kepada tim penulis.
4. Rekan-rekan kelompok, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, kami pun
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah terdapat perkataan yang tidak
berkenaan dihati.
Demikian yang dapat kami sampaikan, sekian terima kasih. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh.
Penyusun
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Menurut WHO (2007) adalah 12 sampai dengan 24 tahun. Remaja merupakan suatu
tahapan seseorang dimana ia berada di fase anak dan menuju ke dewasa yang ditandai
dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi. Dalam perubahannya
dapat ditinjau dari masa pubertasnya, biasanya pada perempuan dapat dilihat pada
usia 12 tahun yang ditandai dengan datangnya haid pertama, selanjutnya pada laki-
laki dapat dilihat pada usia 15-24 tahun dengan ditandainya mimpi basah. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak ke perilaku seksual
dewasa, difase ini perkembangan emosi belum stabil dan memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi, apalagi rasa keingintahuan remaja mengenai sikap seksualitas sehingga
dapat menimbulkan hasrat melakukan seksual terhadap lawan jenisnya, disisi lain
remaja masih kurang dalam pengetahuan seksnya sehingga menjadi rentan dalam
melakukan seks bebas.
Menurut (WHO), remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun, dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia, menurut Sensus Penduduk
2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Sedangkan di Dunia
diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk
dunia. (WHO,2014). Masa perkembangan remaja merupakan, masa perkembangan
setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik,
kognitif, emosi,sosial, moral, dan kesadaran beragama. Masa Remaja adalah Masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001). Remaja berasal dari kata
latin “adolensence”yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
“adolensence” mempunyai arti yang lebih luas lagi yangmencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
3
Permasalahan pada remaja yang terjadi saat ini diantaranya yaitu masalah
seksualitas Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, terinfeksi Penyakit Menular
Seksual (PMS), HIV/ AIDS, kekerasan seksual, serta keterbatasan akses informasi dan
pelayanan kesehatan reproduksi, dimana sumber informasi yang benar mengenai
kesehatan reproduksi masih kurang dari keluarga, penggunaan alkohol, dan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif Lainnya (NAPZA), dan
berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku seksual remaja lainnya. Perilaku seksual
merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,baik bagi lawan
jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual dapat terjadi dalam berbagai bentuk
tingkah laku mulai dari perasaan tertarik terhadap pasangan, berkencan, bercumbu,
dan bersenggama.
Perilaku seksual remaja saat ini sungguh menghawatirkan. Menurut data WHO,
satu dari lima perempuan di dunia telah melahirkan pada usia 18 tahun. Hampir semua
kelahiran yang terjadi pada remaja, sekitar 95% terjadi di negara berpenghasilan
rendah, menengah, atau negara berkembang. Di Amerika Serikat setiap menit
kelompok remaja melahirkan satu bayi dan 50% dari mereka melahirkan anaknya dan
sisanya melanjutkan kehamilan. Sering kali remaja menemui pertentangan dengan
orang tua yang dapat menimbulkan konflik, namun orang tua dalam melalui proses
tersebut harus berusaha meminimalkan konflik dan membantu remaja untuk
mengembangkan kebebasan berfikir dan mengatur dirinya sendiri. (6) Hasil Riskesdas
tahun 2013 menyatakan diantara perempuan 10-54 tahun, 2,6 persen menikah pertama
kali pada usia remaja, dengan umur kurang dari 15 tahun dan 23,9 persen menikah
pada umur 15-19 tahun. Menikah pada usia dini merupakan masalah kesehatan
reproduksi karena semakin muda umur menikah semakin panjang rentang waktu
untuk bereproduksi. Jumlah kehamilan perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen,
terdapat kehamilan pada remaja, dengan umur kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil
(0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97 persen.
4
merangsang pasangannya. Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen
remaja wanita pernah berciuman bibir. Sebanyak 79,6 persen remaja pria dan 71,6
persen remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya. Bahkan dalam
survei tersebut juga terungkap, umur berpacaran pertama kali paling banyak adalah
usia 15-17 tahun, yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47,0 persen remaja wanita.
Dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, hanya 14,8 persen yang mengaku
belum pernah pacaran sama sekali. (10,11) Menurut data SDKI tahun 2012, terjadi
kenaikan proporsi remaja usia 15 – 24 tahun yang aktif secara seksual terutama pada
laki-laki yaitu 5%. Angkat tersebut mengalami kenaikan menjadi 8,3%, sedangkan
untuk perempuan menunjukan kecenderungan yang stabil yaitu 1%. Kelahiran pada
remaja di Indonesia dapat di lihat berdasarkan angka Age Specific Fertility Rate
(ASFR) yaitu angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita pada umur
tertentu., yang mana berdasarkan hasil dari SDKI 2012, di Indonesia Age Specific
Fertility Rate (ASFR) untuk kelompok umur 15-19) secara umum turun tidak
signifikan dari 51 ke 48 per 1000 kelahiran (SDKI 2007 dan SDKI 2012), masih jauh
dari angka yang di harapkan pada Rencana Strategis BKKBN yakni 38 per 1000
kelahiran (tahun 2019). Semua data tersebut, menunjukkan masih tingginya kejadian
kelahiran pada remaja di Indonesia, yang di sebabkan perkawinan dikalangan remaja
masih terjadi, yaitu proporsi remaja usia 15-19 tahun yang sudah melahirkan dan
hamil anak pertama naik dari 8,5% (SDKI 2007) menjadi 9,5% (SDKI 2012). Hal
tersebut sesuai dengan data terbaru dari Annual Review - Unicef Tahun 2014 yang
menunjukan bahwa satu dari empat perempuan di Indonesia menikah sebelum
berumur 18 tahun.
A. Rumusan Masalah
Bagaimanakah memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam komunitas:
Konsep remaja, kesehatan reproduksi, perilaku seksual, napza serta agregat dalam
komunitas kesehatan remaja?
5
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menganalisa memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam
komunitas: Kesehatan remaja: Konsep remaja, Kesehatan reproduksi, perilaku
seksual, napza serta askep agregat dalam komunitas Kesehatan pada remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep remaja, kesehatan
reproduksi, perilaku seksual, napza serta askep agregat dalam komunitas
kesehatan pada remaja.
b. Dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan yang benar pada klien
dengan konsep kesehatan reproduksi, perilaku seksual, napza serta askep
agregat dalam komunitas kesehatan pada remaja.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan
masa ke dewasa, dimulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan yang pesat
dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupunpsikis. Secara harfiyah
pubertas berasal dari bahasalatin pubescene (yang berarti “to grow hairy”), yang
berarti tumbuhnya bulu-bulu, seperti bulu di sekitar kelamin, ketiak, dan muka.
Secara istilah,kata pubertas berarti proses pencapaian kematangan seksual dan
kemampuan untuk bereproduksi.
Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan
seorang individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa
ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan
berlangsung pada dekade keduamasa kehidupan. WHO mendefinisikan remaja
merupakan anak usia 10 – 19 tahun. Undang-Undang No. 4 tahun 1979
mengenai kesejahteraan anak mengatakanremaja adalah individu yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum menikah.
Menurut Undang-Undang Perburuhan, remaja adalah anak yang telah
mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal
sendiri. Departemen Pendidikan danKebudayaan menganggap remaja jika sudah
berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah menengah. Menurut
Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila
sudah cukup matang untuk menikahyaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan
dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
Menurut Hurlock remaja adalah anak dalam rentang usia 12-18 tahun.
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan rentang usia remajasangat bervariasi,
akan tetapi awal darimasa remaja relatif sama sedangkan masa berakhirnya masa
remaja lebih bervariasi. Awal usia masa remaja berkisar 10 tahun dan akhir masa
remaja berkisar 21 tahun.
7
2. Karakteristik Remaja
Menurut Kusmiran (2012) pada usia remaja terdapat masa transisi yang akan
dialami. Masa transisi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Transisi fisik
Berkaitan sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum sepenuhnya
menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan kebingungan peran,
didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurangkonsisten.
8
b. ransisi dalam kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam bentuk tubuh remaja berhubungan erat dengan
peningkatan kehidupan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung.
Tanda-tanda seks primer, yakni berhubungan langsung dengan organ seks seperti
haid dan mimpi basah. Sementara tanda-tanda seks sekunder, pada remaja laki-laki terjadi
perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya
ereksi dan ejakulasi, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di sekitar
kemaluan dan ketiak. Pada remaja putri ditandai dengan payudara membesar, pinggul
melebar, dan tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan.
Perubahan fisik juga dapat dilihat dari perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja
lebih sensitif seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa. Kemudian secara
intelegensia, remaja mampu berpikir abstrak, dan senang memberikan kritik.
Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah keingintahuan anak
remaja terhadap hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba termasuk
perilaku seks pranikah.
Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks
sangatlah rawan karena dapat mengakibatkan dampak buruk yang merugikan masa depan,
terutama remaja perempuan. Akibatnya bagi remaja akan menambah risiko tertular, dan
HIV/AIDS. Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang atau keracunan kehamilan. Dampak lainnya depresi, hilang kesempatan
melanjutkan pendidikan, dan melahirkan bayi kurang sehat.
9
Akibat buruk itu tidak hanya berdampak pada pasangan, tapi juga orang tua,
keluarga, dan masyarakat. Sehingga, perlu pembinaan kesehatan reproduksi remaja untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat
bagi remaja. Dengan pengetahuan yang memadai tentang perubahan fisik, dan akibat
melakukan seks pranikah, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya
agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
B. Kesehatan Reproduksi
1. Definisi
10
a. pengenalan mengenai Sistem proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja
b. remaja mendewasakan usia menikah serta Bagaimana merencanakan kehamilan agar
sesuai dengan keinginan dirinya dan 18 pasangan. Penyakit menular seksual dan
HIV AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
c. penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi. d) bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) juga
minuman keras pada kesehatan reproduksi.
d. pengaruh sosial dan medis terhadap perilaku seksual
e. kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
f. hak-hak reproduksi. Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan
yang menjadi tanggung jawab bersama antar pihak pria maupun wanita. Oleh karena
itu baik pihak pria maupun wanita harus tahu dan mengerti Bagaimana aspek
kesehatan.
Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting terutama bagi
para remaja . Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun
kebiasaan baik terutama dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset sangat penting
dalam jangka panjang khususnya remaja putri.
Pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja
tetapi juga bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup
dengan reproduksi yang sehat agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang
merugikan bagi remaja.
Masalah yang paling menonjol dikalangan remaja saat ini, misalnya masalah
seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan melakukan aborsi. Kemudian rentan
terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan AIDS serta penyalahgunaan
Narkoba. Adanya motivasi dan pengetahuan yang memadai untuk menjalani masa
remaja secara sehat, diharapkan remaja mampu untuk memelihara kesehatan dirinya
sehingga mampu memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi sehat.
11
4. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Hal ini merupakan dasar saat menjaga kesehatan reproduksi. Kebersihan alat
reproduksi ini memiliki jangka panjang karena tidak hanya berpengaruh pada diri
sendiri, tetapi juga berpengaruh pada saat dia berkeluarga. Contohnya seperti
mengeringkan area kelamin dengan handuk lembut dan bersih, ganti pakaian dalam
setidaknya dua kali sehari, membersihkan alat kelamin ketika buang air kecil, hingga
khitan atau sunat untuk laki-laki
12
5. Tidak merokok maupun konsumsi alkohol
Kedua produk satu ini sebaiknya kamu hindari. Baik rokok maupun alkohol
dapat memberikan masalah besar pada kesehatan. Hal ini juga berlaku untuk sistem
reproduksi manusia. Pada wanita yang sering konsumsi rokok maupun minuman
beralkohol dapat mempengaruhi ovulasi. Sedangkan pada laki-laki dapat
mempengaruhi kualitas spermanya. Oleh sebab itu, jangan coba-coba
mengonsumsinya meskipun dalam takaran sedikit.
Tubuh juga perlu istirahat dari keseharian. Dengan adanya relaksasi pada
tubuh, maka dapat memberikan keseimbangan pada hormon tubuh.
C. Perilaku Seksual
13
biasanya masturbasi dilakukan pada bagian tubuh yang sensitif namun tidak sama
pada masing-masing orang seperti puting payudara paha bagian dalam alat kelamin
(bagian wanita terletak pada klitoris dan sekitar vagina sedangkan bagi pria terletak
pada sekitar kepala dan leher penis). misalnya melakukan masturbasi dengan
meraba penis (pada pria) dan menyentuh klitoris (pada wanita) sehingga dapat
menimbulkan perasaan yang sangat menyenangkan atau tumbuhan ejakulasi pada
pria. secara medis masturbasi tidak akan mengganggu kesehatan. orang yang
melakukannya tidak akan mengalami kerusakan pada otak atau bagian tubuh
lainnya. masturbasi juga tidak menimbulkan resiko fisik seperti madu impotensi dan
cacat asal dilakukan secara aman steril serta tidak menimbulkan luka dan infeksi.
resiko fisik Biasanya berupa kelelahan. pengaruh masturbasi biasanya bersifat
psikologis seperti rasa bersalah, berdosa, dan rendah diri, karena melakukan hal-hal
yang tidak disetujui oleh agama dan nilai-nilai budaya sehingga jika sering
dilakukan akan menyebabkan terganggunya konsentrasi pada remaja tertentu.
14
pada celana dalam yang dikenakan wanita apalagi jika langsung mengenai bibir
kemaluan.
D. Napza
A. Pengertian Narkoba
B. Etiologi
a.Faktor keluarga
1. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan
NAPZA
2. Keluarga dengan orang tua yang otoriter.
3. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai
kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.
4. Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang
kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi
sesuatu.
5. Keluarga yang sering berantem
1. Faktor kepribadian
Pada remaja, biasanya penyalahgunaan NAPZA memiliki konsep diri yang
negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.
15
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu
carateman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar
berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak
ada yang mau dikucilkan.
c. Perubahan psikologis
- Mudah tersinggung
- Sulitber konsentrasi
- Emosi tidak terkendali
4. Jenis Napza
a. Narkotika
16
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman / bukan tanaman
baik sintetis, maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan / perubahan
kesadaran,menghilangkan/ mengurangi rasa nyeri. Ada 3 golongan narkotika
menurut pontensinya menyebabkan ketergantungan :
- Narkotika gol 1 : heroin,kokain,ganja
- Narkotika gol 2 :morfin
- Narkotika gol 3: codein
b .Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK),
Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon,
Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis
Diethylamide), dsb.
c. Zat Adiktif
17
- Gangguan kesehatan jiwa (gangguan perkembangan mental-emosional, paranoid).
- Gangguan dalam kehidupan keluarga = sekolah dan sosial (pertengkaran, putus
- sekolah, kriminalitas, dipenjara, dikucilkan)
Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba dan
yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang berpotensi
dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan membantu bekas
korban naroba untuk dapat menghindari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
upaya pencegahan ini antara lain :
- Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok
lingkungannya.
- Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak
terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba.
18
NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung
depresi, juga turut mempengaruhi.
19
kemampuan interpersonalnya, selain itu remaja akan merasa lebih
dihargai dan merasa tidak terisolasi dari lingkungannya.
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang
lain yang merupakan bukti kepercayaan orang tua terhadap remaja,
tentu saja hal ini sangat menunjang perkembangan konsep diri
remaja. Perasaan tidak bebeas dan merasa diintimidasi oleh orang tua
atau orang lain menjadi salah satu alasan mengapa remaja melakukan
hal yang menyimpang (Espeland, 2005)
d. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Untuk mewujudkan
tugas ini, umumnya remaja berusaha mempersiapkan diri dengan
menempuh pendidikan formal maupun non formal. Masa remaja
disebut juga sebagai masa aquisitif yakni masa mencari bekal untuk
39 mewujudkan cita-citanya. Jika saja remaja dapat menjalankan
tugas ini melalui proses pendidikan, kemampuan kognitif, moral dan
interpersonal remaja tentu akan berkembang dengan baik.
e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis. Tuntunan
kemandirian seringkali membuat remaja merasa ingin bebas dari hal-
hal yang mengatur kehidupannya, termasuk aturan orang tua (Dariyo,
2004). Kondisi ini sering menimbulkan konflik antar remaja dengan
orang tuanya dan konflik ini juga akan mendorong remaja melakukan
perilaku yang menyimpang sebagai bentuk proses terhadap kondisi
yang dihapinya (Espeland, 2005).
20
b. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas;
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja. Kegiatan PKPR
dlakukan didalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas.
21
c. Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja
E. Proses Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus Remaja Berikut lima tahapan
proses kep erawatan yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas:
a) Pengkajian
1. Core : jumlah remaja, riwayat atau perkembangan remaja, kebiasaan, perilaku
yang ditampilkan, nilai, keyakinan, dan agama
2. Lingkungan fisik : bagaimana kondisi jalan, bangunan, fasilitas umum seperti
tempat perbelanjaan, sekolah, taman
3. Pelayanan kesehatan dan sosial : bagaimana yankes dan sosial khusus remaja,
seperti ada klinik konsultasi untuk remaja atau adakah kelompok sosial remaja
dan bila ada berapa jaraknya.
4. Ekonomi : bagaimana perekonomian di wilayah tersebut, apakah remaja
dilibatkan bekerja?
5. Transportasi dan keamanan : Apakah wilayah tempat remaja tinggal termasuk
wilayah dengan mobilitas yang tinggi? Fasilitas transportasi yang dapat
digunakan? Kebiasaan remaja menggunakan alat transportasi? Sistem keamanan
terhadap pengaruh luar?
6. Politik dan pemerintahan : bagaimana dukungan pemerintah setempat terhadap
perkembangan remaja? Jenis dukungannya? Apakah ada instruksi/ SK yang
mengatur/melindungi hak dan kewajiban remaja? Bagaimana strategi
pemerintah setempat dalam membina remaja?
22
7. Komunikasi : bagaimana cara remaja berkomunikasi dgn remaja lain atau
dengan keluarga? Media yang digunakan?
8. Pendidikan : sekolah yang ada di sekitar remaja tinggal, kegiatan yang
dilakukan di luar sekolah?peran sekolah?
9. Rekreasi : tempat rekreasi yang sering digunakan remaja? Frekuensi? Orang
yang mendampingi? Tempat rekreasi yang ada didekat wilayah tempat tinggal
remaja?
b)Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA:
1) Risiko terjadinya perilaku maladaptif akibat gangguan perkembangan
remaja : penyalahgunaan NAPZA pada remaja di desa Rotan Kecamatan Jati
berhubungan dengan kurangnya kemampuan remaja dalam melakukan upaya
pencegahan penyalahgunaan NAPZA sekunder terhadap pengaruhlingkungan
dan teman sebaya yang tidak terapeutik
2) Risiko terjadinya penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah pada
remaja di wilayah Kelurahan Cibadak Kecamatan Ragunan berhubungan
dengan tidak efektifnya koping remaja dalam mengatasi masalah atau stres
yang dialaminya.
c) Intervensi Keperawatan
1. Upaya Pencegahan Primer
1) Pendidikan kesehatan pada orang tua dan remaja
2) Melatih remaja dan keluarga tentang teknik komunikasi, cara
menyelesaikan masalah
3) Memberikan dukungan remaja : bentuk kelompok swabantu remaja.
2. . Upaya pencegahan sekunder : deteksi dini, tindakan perawatan segera yang
dilanjutkan dengan pembinaan atau layanan konsultasi remaja, program PKPR
di puskesmas.
3. Upaya pencegahan tersier : melakukan rehabilitasi, pembinaan lanjutan atau
melakukan rujukan
23
d) mplementasi Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah disusun
dengan menggunakan empat pendekatan yaitu :
1) Proses kelompok : Kegiatan dilakukan dengan melibatkan orang lain, seperti
keluarga atau sesama kelompok, contoh : membentuk kelompok peduli remaja
2) Pendidikan Kesehatan Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat
yaitu melalui penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai saluran media
3) Kemitraan Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan untuk mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing
(Departemen Kesehatan RI, 2003), misalnya bermitra dengan BNN, KPAN,
Kemendikbud, dan lain-lain
4) Pemberdayaan masyarakat, melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam
mengatasi masalah remaja. Contoh : pertemuan warga dapat dijadikan media
untuk membahas dan mengatasi masalah remaja.
e) Evaluasi
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan orang pada wilayah tertentu
dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok atau
agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok Remaja yang
tergolong kelompok berisiko (at risk), terhadap timbulnya masalah kesehatan yang
terkait perilaku tidak sehat. Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan
selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,pola perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah.
B. Saran
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang paling
penting bagi remaja yang memelihara kesehatan organ reproduksi remaja mengingat
pentingnya kesehatan.
Serta mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan
perilaku sehat kepada para remaja.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27