Anda di halaman 1dari 10

ASKEP PADA USIA LANJUT YG

MENGALAMI PPOM DAN TERAPI MEDIK


YG LAZIM DIGUNAKAN PADA LANSIA

KELOMPOK 7
EEM FITRIANI SR19213087
NURMAYA SR19213083
AGUNG PRAMANA PUTRA SR19213101
PANJI SR19213088
FEBBY OKTAVIANI SR19213085
PUTRI RAHAYU AMANDALYA SR19213056

Dosen Pengampun: Indri Erwhani, M. Pd, M. Kep


Definisis PPOM

PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya periode
ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami
perubahan dalam masa observasi. Dalam PPOM, aliran udara ekspirasi mengalami obstruksi yang kronis
dan pasien mengalami kesulitan dalam bernafas. PPOM sesungguhnya merupakan kategori penyakit
paru-paru yang utama dan penyakit ini terdiri dari beberapa penyakit yang berbeda. Ada dua contoh
penyakit PPOM yang biasa terjadi yaitu penyakit emfisema dan bronchitis kronis, asma, dan
bronkiektasis, dimana penyakit-penyakit tersebut menyebabkan terjadinya perubahan pola pernafasan.

Etiologi PPOM

PPOM disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup, yang sebagian besar bias dicegah. Merokok
diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90% kasus PPOM.Feaktor resiko lainnya termasuk
keadaan social-ekonomi dan status pekerjaaan yang rendah, kondisi lingkungsn yang buruk karena dekat
lokasi pertambangan, perokok pasif, atau terkena polusi udara dan konsumsi alcohol yang berlebihan.
Laki-laki dengan usia antara 30 hingga 40 tahun paling banyak menderita PPOM.  
Patofisiologi PPOM

Patofisiologi PPOM adalah sangat komplek dan komprehensif sehingga mempengaruhi semua sisitem
tubuh yang artinya sama juga dengan mempengaruhi gaya hidup manusia. Dalam prosesnya, penyakit
ini bias menimbulkan kerusakan pada alveolar sehingga bisa mengubah fisiologi pernafasan, kemudian
mempengaruhi oksigenasi tubuh secara keseluruhan. 

Tanda dan gejala yang khas pada pasien PPOM: 

a) Batuk yang sangat produktif, puruken, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalan, udara
dingin, atau infeksi. 
b) Sesak nafas dan dispnea. 
c) Terperangkapnya udara akibat hilangnya elastisitas paru menyebabkan dada mengembang. 
d) Hipoksia dan Hiperkapnea. 
e) Takipnea. 
f) Dispnea yang menetap (Corwin, 2000: 437)
Penatalaksanaan PPOM pada lansia
Penatalaksanaan untuk penderita PPOM usia lanjut, sebagai berikut: 
a. Meniadakan faktor etiologik atau presipitasi 
b. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara. 
c. Memberantas infeksi dengan antimikrobia. Apabila tidak ada infeksi anti mikrobia tidak perlu
diberikan. 
d. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator (Aminophillin dan Adrenalin). 
e. Pengobatan simtomatik (lihat tanda dan gejala yang muncul) - Batuk produktif beri obat
mukolitik/ekspektoran - Sesak nafas beri posisi yang nyaman (fowler), beri O2 - Dehidrasi beri minum
yang cukup bila perlu pasang infus 
f. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul. 
g. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan, O2 harus diberikan dengan aliran lambat: 1-2 liter/menit. 
h. Mengatur posisi dan pola bernafas untuk mengurangi jumlah udara yang terperangkap. 
i. Memberi pengajaran mengenai tehnik-tehnik relaksasi dan cara-cara untuk menyimpan energi. 
j. Tindakan “Rehabilitasi”:
• Fisioterapi
• Latihan pernafasan
• Latihan dengan beban olahraga tertentu
• Vocatianol Suidance
• Pengelolaan psikososial
Konsep Asuhan Keperawatan
Pada Lansia Dengan PPOM
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk ti
kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler dan alveolar

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakaseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen

5. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi v
oksigenasi

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi
Intervensi -  Evaluasi
Lanjut Makalah 
Terapi medik yang lazim digunakan Oleh Lansia

A. Hipertensi 
1.Terapi medik 
a. Diuretic Tiazid
Diuretic dengan potensi menengah yang menurunkan tekanan darah dengan cara
menghambat reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus distal ginjal, meningkatkan
ekskresi sodium dan volume urin.
b. Beta Blocker
Beta Blocker ialah kelas obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. 
c. ACE Inhibator
Angiotensin converting enzyme inhibitor ( ACE ) menghambat secara kompetitif
pembentukan angiotensin & dari precursor angiotensin l yang inaktif, yang terdapat pada
darah, pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal dan otak. 
d. Alpha Blocker
Alpha ‐ blocker (penghambat adrenoseptor alfa ‐1)  memblok adrenoseptor alfa ‐1 perifer,
mengakibatkan efek vasodilatasi karena merelaksasi otot polos pembuluh darah. 
2. Terapi Non Farmakologi
•Kurangi konsumsi garam
•Pengganti garam 
•Pengganti berat badan 
•Pengendalian minum mengandung alkohol
•Melakukan olahraga
•Suplemen potasium
•Konseling stress

B. Asma
1. Terapi Medik
a. Agonis beta -2
b. Kortikosteroid
c. Golongan Xanthine
d. Golongan antileukorien
C. Gangguan berkemih (Inkontensia Urine
1. Terapi Kompkementer
a. Latihan Otot Dasar dan Panggul
b. Stimulasi Listrik
2. Terapi Medik
a. Antikolinergik
b. Estrogen Topikal
c. Impramin
d. Obat obat yang diberikan pada inkontensia urine adalah antikoligernik seperti Oxybutinin.
e. Pada sfingter  relax  diberikan kolinergik agonosis seperti bethanechol atau alfakolinergik antagonis
seperti prazosin untuk stimulasi konstraksi, dan terapi diberikan secara singkat.
f. Pada inkontensia stress diberikan alfa adrenergic agonis, yaitu pseudoephedrine untuk meningkatkan
retensi  uretra.
3. Pemanafaatan Catatan Berkemih
4. Terapi Non Farmakologi
5. Terapi pembedahan
6. Modalitas Lain
7. Pampers
Kesimpulan

PPOM adalah kelaianan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi


paru berupa memanjangkan periode ekspirasi yang disebabkan oleh
adanya penyempitan saluran nafas tidak banyak mengalamai perubahan
dalam masa observasi beberapa waktu.
PPOM terdiri dari kumpulan tiga penyakit yaitu bronkitis kronik,
emfisema paru dan asma.
Faktor resiko dari PPOM adalah merokoksigaret yang berlansung lama,
populasi udara, infeksi paru berulang, umur, defiasi antioksigdan.
Manifestasi penyakit PPOM ini adalah pada lansia

Anda mungkin juga menyukai